Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1. Identifikasi Masalah
Pandemi COVID-19 yang melanda seluruh negara di dunia termasuk
Indonesia telah memaksa terjadinya berbagai perubahan di sisi kehidupan manusia
tak terkecuali pada dunia pendidikan. Pemerintah melalui Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan telah menerapkan berbagai kebijakan untuk
menyiasati pendemi tersebut, seperti menerapkan metode belajar dari rumah,
pembelajaran jarak jauh dalam jaringan, pembelajaran jarak jauh luar jaringan,
dan pembelajaran tatap muka terbatas. Setiap kebijakan tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangan tertentu dalam pelaksanaannya. Pada awal pandemi,
SD Negeri 17 Kauman Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman menerapkan
model pembelajaran belajar dari rumah seperti ketetapan pemerintah pada saat itu.
Beberapa bulan kemudian, pembelajaran dilaksanakan dengan metode
pembelajaran jarak jauh luar jaringan dengan teknik pemberian bahan ajar dan
tugas setiap minggu sekali oleh orang tua peserta didik dan dikerjakan oleh
peserta didik di rumah.
Situasi pembelajaran tersebut menyebabkan munculnya fenomena learning
loss, dimana peserta didik mengalami kemunduran kemampuan akademik baik
pada ranah afektif, kognitif maupun psikomotor peserta didik. Untuk
membendung fenomena tersebut agar tidak berkelanjutan dan memberikan
dampak yang lebih buruk, pemerintah menerapkan metode pembelajaran tatap
muka terbatas sejak awal tahun 2021 hingga saat ini.
Fenomena learning loss juga penulis temukan pada peserta didik yang penulis
ajar. Pada pembelajaran tatap muka terbatas, penulis dapat mengamati secara
langsung terjadinya kemunduran akademik pada peserta didik setelah sekian lama
tidak mengikuti pembelajaran di sekolah. Hal ini terlihat dari rendahnya hasil
belajar peserta didik, rendahnya tingkat keaktifan peserta didik dalam belajar dan
memburuknya sikap yang ada dalam diri peserta didik.

1
Kemunduran yang paling menonjol yaitu rendahnya hasil belajar peserta
didik, termasuk dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Hal ini dibuktikan
dengan rendahnya tingkat ketuntasan peserta didik dalam materi sistem
pernapasan manusia dimana hanya 3 dari 10 orang peserta didik yang hasil
belajarnya mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
ditetapkan yaitu 70.
2. Analisis Masalah
Permasalahan rendahnya hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan
manusia seperti yang diuraikan diatas disebabkan oleh beberapa hal berikut :
1. Menurunnya kemampuan akademik siswa setelah sekian lama tidak
melaksanakan pembelajaran di sekolah.
2. Model pembelajaran yang diterapkan guru masih bersifat konvensional
sehingga belum mampu memicu kembalinya kemampuan akademik
siswa.
3. Tidak tersedianya buku penunjang yang cukup untuk dijadikan bahan
pengembangan oleh peserta didik.
Dari tiga penyebab permasalahan tersebut, penyebab permasalahan yang
harus diselesaikan dan sesuai dengan kapasitas penulis yaitu terkait masih
konvensionalnya model pembelajaran yang diterapkan oleh penulis.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dari penyebab permasalah tersebut, alternatif permasalahan yang mungkin
untuk memecahkan masalah tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan mampu menuntut
keterampilan berpikir tingkar tinggi siswa
b. Menggunakan media pembelajaran yang mampu menarik perhatian
siswa.
c. Menerapkan metode penugasan terhadap materi yang akan dilakukan
perbaikan pembelajaran.
Berdasarkan alternatif permasalah tersebut, prioritas pemecahan masalah
yang penulis anggap tepat untuk memecahkan permasalahan yaitu : Menggunakan

2
model pembelajaran yang inovatif dan mampu menutut keterampilan berpikir
tingkat tinggi siswa.
Terhadap prioritas pemecahan tersebut, penulis menganalisis model
pembelajaran yang sesuai dengan kriteria pemecahan masalah. Berdasarkan hasil
analisis penulis dan pendapat ahli model pembelajaran yang sesuai dengan kriteria
pemecahan masalah tersebut yaitu model pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning)

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan menjadi fokus penelitian yaitu : bagaimana
meningkatkan hasil belajar materi cara memelihara organ pernapasan manusia
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)
pada siswa kelas 5?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut judul penelitian yang akan penulis
angkat yaitu : “Peningkatan Hasil Belajar Materi Cara Memelihara Organ
Pernapasan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) pada siswa kelas 5 SD Negeri 17 Kauman Kecamatan Rao Selatan
Kabupaten Pasaman”
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan penelitian perbaikan pembelajaran yang penulis lakukan yaitu :
a. Mendeskripsikan penerapan penggunaan model pembelajaran berbasis
masalah dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 pada materi cara
memelihara organ pernapasan manusia.
b. Menganalisis dampak penggunaan model pembelajaran berbasis masalah
terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas 5 pada materi cara
memelihara organ pernapasan manusia.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Manfaat dari penelitian perbaikan pembelajaran ini yaitu :
a. Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi cara memelihara organ
pernapasan

3
b. Meningkatkan kemampuan mengelola pembelajaran penulis
c. Menjadi referensi perbaikan pembelajaran bagi teman sejawat
terhadap permasalahn yang sama.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Karakteristik Siswa SD
Peserta didik sekolah dasar (SD) umumnya berkisar antara 6 atau 7 tahun
sampai 12 atau 13 tahun, mereka berada pada fase operasional konkret (Heruman,
2013:1). Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam
proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih
terikat dengan objek yang bersifat konkret. Objek konkret tersebut yang dapat
ditangkap oleh panca indra.
Piaget dalam Susanto (2015:77) menyatakan bahwa setiap tahapan
perkembangan kognitif pada anak, mempunyai karakteristik berbeda.secara garis
besar dikelompokkan menjadi empat tahap, yaitu:
1. Tahap sensori motor (usia 0-2 tahun), pada tahap ini anak belum memasuki
usia sekolah;
2. Tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun), pada tahap ini kemampuan
kognitifnya masih terbatas. Anak masih suka meniru perilaku orang lain
(khususnya orang tua dan guru) yang pernah ia lihat dan anak 14
3. mulai mampu menggunakan kata-kata yang benar dan mampu
mengekspresikan kalimat-kalimat pendek secara efektif;
4. Tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun), pada tahap ini anak sudah mulai
memahami aspek-aspek komulatif materi, mempunyai kemampuan
memahami cara mengkombinasikan beberapa golongan benda yang bervariasi
tingkatannya, selain itu anak sudah mampu berpikir sistematis mengenai
benda-benda dan peristiwa yang konkret;
5. Tahap operasional formal (usia 11-15 tahun), pada tahap ini anak sudah
menginjak usia remaja, perkembangan kognitif peserta didik pada tahap ini
telah memiliki kemampuan mengkordinasikan dua ragam kemampuan
kognitif secara simultan (serentak) maupun berurutan.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik
peserta didik sekolah dasar yang umumnya berusia antara 7-12 tahun yaitu mulai
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dengan cara menyelidiki, mencoba, dan

5
bereksperimen mengenai suatu hal yang dianggap menarik bagi dirinya, serta
peserta didik sudah mampu memahami cara mengkombinasikan beberapa
golongan benda yang bervariasi tingkatannya, selain itu peserta didik sudah
mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa yang konkret.
Anak-anak usia sekolah dasar, memiliki karakteristik yang berbeda dengan
anak-anak yang usianya lebih muda. Mereka senang bermain, senang bergerak,
senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu
secara langsung. Oleh karena itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran
yang mengandung unsur permainan, mengusahakan peserta didik berpindah atau
bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan
untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.
B. Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu mengenai
alam Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa
Inggris yaitu natural science, yang artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Karena
berhubungan dengan alam dan science artinya adalah ilmu pengetahuan, jadi ilmu
pengetahuan alam (IPA) atau science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu
pengetahuan alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di
alam ini (Usman Samatowa, 2010: 3).
C. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Komalasari (2013:58-59) pembelajaran berbasis masalah adalah
model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi siswa utuk belajar tentang berfikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang
esensi dari mata pelajaran.
Model pembelajaran berbasis masalah menurut Suradijono (dalam Pitriani,
2014:32) adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal
dalam mengumpulkan data dan mengintegrasikan pengetahuan baru.
Adapun pendapat Bern dan Erickson (dalam Komalasari, 2001:5)
pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa
dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasi berbagai konsep dan

6
keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Strategi ini meliputi mengumpulkan dan
menyatukan informasi, dan mempresentasikan penemuan.

7
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, dan Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini yaitu muatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi
cara memelihara organ pernapasan manusia.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 17 Kauman Kecamatan Rao Selatan
Kabupaten Pasaman.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 18 Oktober 2021 sampai dengan
tanggal 02 November 2021
4. Pihak yang Membantu
Pihak yang membantu pelaksanaan penelitian ini yaitu kepala SD Negeri 17
Kauman dan teman sejawat
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Desain penelitian perbaikan pembelajaran yang digunakan adalah penelitian
tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus meliputi kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan refleksi.
C. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data dari hasil observasi yang telah terkumpul digunakan
teknik analisis deskriptif kuantitatif, pada tahap ini peneliti melakukan analisa
terhadap keaktifan belajar dan hasil belajar siswa. Dalam analisa data
menggunakan rumus masing-masing, sebagai berikut:
1. Analisis keaktifan siswa
Untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa selama proses pembelajara
berlangsung dilakukan analisis dengan menganalisa dalam bentuk tabulasi,
persentase dan desktiptif keaktifan siswa.
2. Hasil belajar siswa

8
Untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa dilakukan analisis terhadap hasil
belalajar melalui hasil evaluasi pembelajaran.
Analisis dilakukan untuk mencari jumlah dan persentase peserta didik yang
mempunyai hasil belajar tuntas denan persamaan:
P= X 100

Keteranga:
P = persentase
n= banyaknya siswa yang memperoleh nilai tuntas
N = jumlah seluruh siswa

D. Deskripsi Per Siklus


a. Siklus I
1. Perencanaan
Perencanaan yang penulis lakukan pada siklus 1 yaitu :
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
2) Menyediakan alat dan media pembelajaran sesuai RPP
3) Membuat Bahan Ajar
4) Membuat Lembar Kerja Peserta Didik
5) Membuat lembar evaluasi pembelajaran
6) Membuat instrumen observasi guru
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober
2021. Kegiatan perbaikan diawali dengan kegiatan pendahuluan berupa
membuka pembelajaran, berdo’a, menanyakan keadaaan peserta didik,
presensi, menyanyikan lagu nasional, menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberi motivasi.
Kegiatan inti dilaksanakan sesuai dengan sintagmatik model pembelajaran
berbasis masalah yang diuraikan sebagai berikut :

9
a. Fase 1 : orientasi peserta didik terhadap masalah
Pada fase ini, peserta didik mencermati masalah yang penulis sajikan
dalam bentuk teks yang ditampilkan melalui powerpoint. Kemudian peserta
didik bersama sama merumuskan masalah yang terdapat pada teks untuk yang
kemudian akan dicarikan solusi atau pemecahan masalahnya.
b. Fase 2 : mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
Pada fase ini guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok, setiap
kelompok menerima bahan ajar dan lembar kerja peserta didik yang akan
digunakan dalam proses penyelidikan pemecahan masalah.
c. Fase 3 : membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
Pada fase ini penulis menjelaskan materi yang dapat dijadikan sebagai
bahan pendukung dalam kegiatan diskusi pemecahan masalah yang akan
dilakukan siswa.
d. Fase 4 : mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Pada fase ini peserta didik berdiskusi memecahkan masalah dan
mengerjakan LKPD. Setelah pemecahan masalah dan LKPD selesai
dikerjakan, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan hasil
pemecahan masalahnya di depan kelas.
e. Fase 5 : mengevaluasi proses pemecahan masalah
Pada fase ini penulis memberikan penguatan terhadap proses pemecahan
masalah yang telah dilakukan, serta mengonfimasi kebenaran atas pemecahan
masalah yang telah didiskusikan oleh siswa. Pada fase ini juga diberikan
kesempatan kepada setiap kelompok untuk memperbaiki hasil pemecahan
masalahnya.
Pada kegiatan penutup, penulis melakukan refleksi pembelajaran yang
kemudian dilanjutkan dengan pengerjaan soal evaluasi oleh peserta didik untuk
mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran diakhiri
dengan penyempaian materi pembelajaran selanjutnya, menyampaikan pesan
moral dan do’a syukur.

10
c. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan oleh penulis pada pembelajaran siklus 1 yaitu berupa
penilaian sikap (afektif), penilaian pengetahuan (kognitif), dan penilaian
keterampilan (psikomotor).
Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi menggunakan lembar jurnal
sikap. Sikap yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung terdiri dari
aspek religius, integritas, disiplin, mandiri dan kerjasama.
Penilaian pengetahuan dilakukan oleh penulis mengunakan alat evaluasi berupa
tes tertulis. Tes tertulis tersebut memuat soal pilihan ganda dan uraian.
Penilaian pengetahuan yang dilakukan oleh penulis dengan teknik penilaian unjuk
kerja. Aspek yang dinilai yaitu berupa keaktifan, keseriusan, kebenaran konsep
dan kebenaran jawaban.
Penulis kemudian melakukan analisis hasil belajar terhadap capaian siswa pada
siklus 1 ini, hasil dari analisis ini dijadikan salah satu acuan untuk melakukan
kegiatan perbaikan pada siklus 2.
d. Refleksi
Pada siklus 1, penulis melakukan refleksi terhadap rencana pelaksanaan
pembelajaran dan proses pembelajaran serta hasil pembelajaran. Refleksi
dilakukan mengacu kepada pertanyaan yang ada pada lembar refleksi. Hasil
refleksi siklus 1 digunakan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan
pembelajaran siklus 2.

b. Siklus II
1. Perencanaan
Perencanaan yang penulis lakukan pada siklus 1 yaitu :
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan
merancang beberapa perbaikan berdasarkan refleksi pembelajaran
pada siklus 1.
2) Menyediakan alat dan media pembelajaran sesuai RPP
3) Membuat Bahan Ajar

11
4) Membuat Lembar Kerja Peserta Didik
5) Membuat lembar evaluasi pembelajaran
6) Membuat instrumen observasi guru
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan siklus 2 dilaksanakan pada tanggal November 2021.
Kegiatan perbaikan diawali dengan kegiatan pendahuluan berupa membuka
pembelajaran, berdo’a, menanyakan keadaaan peserta didik, presensi,
menyanyikan lagu nasional, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi
motivasi.
Kegiatan inti dilaksanakan sesuai dengan sintagmatik model pembelajaran
berbasis masalah yang diuraikan sebagai berikut :
a. Fase 1 : orientasi peserta didik terhadap masalah
Pada fase ini, peserta didik mencermati masalah yang penulis sajikan dalam
bentuk video pembelajaran, hal ini merupakan salah satu perbaikan dari
pembelajaran siklus 1 yang penulis lakukan. Kemudian peserta didik bersama
sama merumuskan masalah yang terdapat pada teks untuk yang kemudian akan
dicarikan solusi atau pemecahan masalahnya.
b. Fase 2 : mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
Pada fase ini guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok, setiap
kelompok menerima bahan ajar dan lembar kerja peserta didik yang akan
digunakan dalam proses penyelidikan pemecahan masalah.
c. Fase 3 : membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
Pada fase ini penulis memberikan materi menggunakan video pembelajaran,
kegiatan ini juga merupakan perbaikan pembelajaran dari siklus 1 yang mana
sebelumnya penulis menyampaikan materi secara verbal. Materi tersebut yaitu
materi yang dapat dijadikan sebagai bahan pendukung dalam kegiatan diskusi
pemecahan masalah yang akan dilakukan siswa.
d. Fase 4 : mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Pada fase ini peserta didik berdiskusi memecahkan masalah dan mengerjakan
LKPD. Setelah pemecahan masalah dan LKPD selesai dikerjakan, setiap

12
kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan hasil pemecahan masalahnya di
depan kelas.
e. Fase 5 : mengevaluasi proses pemecahan masalah
Pada fase ini penulis memberikan penguatan terhadap proses pemecahan
masalah yang telah dilakukan dengan menggunakan video pembelajaran, kegiatan
ini juga merupakan perbaikan dari pembelajaran pada siklus 1. Penulis juga
mengonfimasi kebenaran atas pemecahan masalah yang telah didiskusikan oleh
siswa. Pada fase ini juga diberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk
memperbaiki hasil pemecahan masalahnya.
Pada kegiatan penutup, penulis melakukan refleksi pembelajaran yang
kemudian dilanjutkan dengan pengerjaan soal evaluasi oleh peserta didik untuk
mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran diakhiri
dengan penyempaian materi pembelajaran selanjutnya, menyampaikan pesan
moral dan do’a syukur.
c. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan oleh penulis pada pembelajaran siklus 1 yaitu berupa
penilaian sikap (afektif), penilaian pengetahuan (kognitif), dan penilaian
keterampilan (psikomotor).
Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi menggunakan lembar jurnal
sikap. Sikap yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung terdiri dari
aspek religius, integritas, disiplin, mandiri dan kerjasama.
Penilaian pengetahuan dilakukan oleh penulis mengunakan alat evaluasi berupa
tes tertulis. Tes tertulis tersebut memuat soal pilihan ganda dan uraian.
Penilaian pengetahuan yang dilakukan oleh penulis dengan teknik penilaian unjuk
kerja. Aspek yang dinilai yaitu berupa keaktifan, keseriusan, kebenaran konsep
dan kebenaran jawaban.
Penulis kemudian melakukan analisis hasil belajar terhadap capaian siswa pada
siklus 2 ini, hasil dari analisis ini dijadikan salah satu acuan apakah diperlukan
perbaikan siklus 3 atau tidak.

13
d. Refleksi
Pada siklus 2, penulis melakukan refleksi terhadap rencana pelaksanaan
pembelajaran dan proses pembelajaran serta hasil pembelajaran. Refleksi
dilakukan mengacu kepada pertanyaan yang ada pada lembar refleksi. Hasil
refleksi siklus 2 digunakan sebagai acuan apakah diperlukan perbaikan siklus 3
atau tidak.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Siklus
Siklus 1 yang dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2021 dilatarbelakangi
oleh rendahnya hasil belajar siswa pada muatan pelajaran IPA khususnya materi
cara memelihara organ pernapasan manusia yang disebabkan model pembelajaran
yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional. Atas dasar tersebut penulis
melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning). Kegiatan perbaikan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran ini terdiri dari lima fase sesuai dengan
sintagmatiknya yaitu : orientasi masalah terhadap peserta didik,
mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, membimbing penyelidikan
individu, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah. Selama proses perbaikan pembelajaran, penulis melakukan
penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan. Penulis juga
melakukan refleksi terhadap proses perbaikan pembelajaran dan menganalisis
hasil belajar siswa. Hasil refleksi dan hasil analisis belajar tersebut yang penulis
jadikan acuan dalam merancang perbaikan pembelajaran siklus 2.
Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran dan hasil analisis belajar siswa pada
siklus 1, penulis melakukan beberapa perbaikan pembelajaran pada kegiatan
perbaikan pembelajaran siklus 2. Perbaikan pada siklus 2 yang dilaksanakan pada
tanggal November 2021 ini lebih menekankan pada penggunaan media
pembelajaran berupa video pembelajaran agar dapat lebih menarik perhatian siswa
dan meningkatkan konsentrasi siswa dalam mengikuti kegiatan perbaikan
pembelajaran. Video pembelajaran yang dimaksud terdapat pada fase orientasi
masalah, fase membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, dan fase
mengevaluasi proses pemecahan masalah. Untuk kegiatan pembelajaran lainnya
menerapkan model pembelajaran berbasis masalah yang tidak jauh berbeda
dengan pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus 1.

15
B. Pembahasan dari Setiap Siklus
1. Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan penulis pada kegiatan perbaikan pembelajaran
siklus 1, penulis menemukan beberapa perubahan prilaku siswa dibandingkan
dengan kegiatan pembelajaran sebelumnya. Perubahan prilaku tersebut mengarah
kepada perbaikan capaian belajar siswa pada ketiga ranah kemampuan siswa yaitu
ranah sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).
Capaian hasil belajar pada ranah sikap (afektif) yang penulis temukan selama
pelaksanaan perbaikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah (problem based learning) sebagaimana yang penulis tuangkan pada tabel
berikut :

Nasionalis

Integritas
Religius

Predikat
Santun
Sopan

Kerja

Total
sama
No Nama

1 Abdul Hafiz 4 4 4 4 3 19 A
2 Aldi 4 2 2 2 4 14 B
3 Dinda Aulia 4 4 4 4 4 20 A
4 Halisa 4 2 2 2 4 14 B
5 Mukhlis 3 4 4 4 4 19 A
6 Nayara Humayro 4 4 4 4 3 19 A
7 Nella Hajijah 4 4 4 4 4 20 A
8 Parlin Amansyah 4 4 4 4 4 20 A
9 Pausan Aditia 4 3 2 2 4 15 B
10 Putri Lestari 4 4 4 4 3 19 A
Keterangan :
0 =E
1–5 =D
6 – 10 =C
11 – 15 =B
16 – 20 =A

16
Capaian hasil belajar di atas menunjukkan terjadinya perubahan prilaku siswa
pada berupa peningkatan hasil belajar siswa pada ranah sikap (afektif) jika
dibandingkan dengan hasil belajar pada kegiatan pembelajaran sebelumnya,
sebagaimana yang tertuang pada tabel berikut :

Pra Siklus Siklus 1

No Nama
Total Total
Nilai Predikat Nilai Predikat
Sikap Sikap

1 Abdul Hafiz 14 B 19 A
2 Aldi 10 C 14 B
3 Dinda Aulia 14 B 20 A
4 Halisa 12 B 14 B
5 Mukhlis 15 B 19 A
6 Nayara Humayro 15 B 19 A
7 Nella Hajijah 16 A 20 A
8 Parlin Amansyah 15 B 20 A
9 Pausan Aditia 13 B 15 B
10 Putri Lestari 15 B 19 A

Capaian belajar pada ranah pengetahuan (kognitif) menunjukkan adanya


peningkatan hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan pembelajaran
sebelumnya. Pada kegiatan pembelajaran sebelumnya dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional, hanya 3 dari 10 siswa atau hanya 30% dari
seluruh siswa yang berhasil mencapai nilai ambang batas atau lebih dari Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 70. Pada kegiatan
perbaikan pembelajaran siklus 1 dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning) ini, secara keseluruhan siswa
mengalami peningkatan hasil belajar meskipun baru 7 dari 10 siswa yang berhasil

17
mencapai nilai ambang batas atau lebih dari KKM yang telah ditetapkan.
Peningkatan hasil belajar tersebut penulis tuangkan kedalam tabel berikut ini :

Pra Siklus Siklus 1

No Nama

Nilai Nilai
Keterangan Keterangan
Pengetahuan Pengetahuan

1 Abdul Hafiz 70 Tuntas 82 Tuntas


2 Aldi 60 Tidak 70 Tuntas
Tuntas
3 Dinda Aulia 64 Tidak 72 Tuntas
Tuntas
4 Halisa 52 Tidak 64 Tidak
Tuntas Tuntas
5 Mukhlis 65 Tidak 78 Tuntas
Tuntas
6 Nayara 70 Tuntas 90 Tuntas
Humayro
7 Nella Hajijah 70 Tuntas 80 Tuntas
8 Parlin 50 Tidak 60 Tidak
Amansyah Tuntas Tuntas
9 Pausan Aditia 52 Tidak 65 Tidak
Tuntas Tuntas
10 Putri Lestari 55 Tidak 70 Tuntas
Tuntas

Capaian hasil belajar pada ranah keterampilan (psikomotor) yang penulis


temukan selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran menggunakan model

18
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) yaitu sebagaimana yang
dituangkan pada tabel berikut :

Keikutdertaan
dalam diskusi
Mengerjakan
Kebenaran

Kebenaran
kelompok
Ketelitian

Jawaban

Predikat
Konsep

dalam

Total
No Nama

1 Abdul Hafiz 4 4 4 4 16 A
2 Aldi 2 2 2 2 8 C
3 Dinda Aulia 3 3 4 4 14 A
4 Halisa 3 2 2 2 9 B
5 Mukhlis 3 4 4 4 15 A
6 Nayara Humayro 4 4 4 4 16 A
7 Nella Hajijah 4 4 4 4 16 A
8 Parlin Amansyah 4 4 4 4 16 A
9 Pausan Aditia 3 3 2 2 10 B
10 Putri Lestari 3 3 3 4 13 A

Keterangan :
0 =E
1–4 =D
5–8 =C
9 – 12 =B
13 – 16 =A

Capaian di atas menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa pada


ranah keterampilan (psikomotor) setelah menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah. Peningkatan tersebut jika dibandingkan dengan pembelajaran
tersebut dapat diidentifikasi sebagaimana yang tertuang pada tabel berikut :

19
Pra Siklus Siklus 1

No Nama

Total Nilai Total Nilai


Predikat Predikat
Keterampilan Keterampilan

1 Abdul Hafiz 9 B 16 A
2 Aldi 4 D 8 C
3 Dinda Aulia 10 B 14 A
4 Halisa 6 C 9 B
5 Mukhlis 15 A 15 A
6 Nayara Humayro 15 A 16 A
7 Nella Hajijah 16 A 16 A
8 Parlin Amansyah 10 B 16 A
9 Pausan Aditia 10 B 10 B
10 Putri Lestari 8 C 13 A

Berdasarkan capaian hasil belajar siswa pada ketiga ranah penilaian tersebut,
penulis dapat mengidentifikasi kelebihan yang diperoleh dalam pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus 1 menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah (problem based learning) yaitu :
1. Meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah afektif, kognitif dan psikomotor.
2. Menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
Sedangkan kelemahan dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yaitu :
1. Membutuhkan alokasi waktu pembelajaran yang cukup lama.
2. Pada saat memberikan orientasi masalah melalui teks, siswa agak kesulitan
dalam memahami permasalahan yang terdapat pada teks.
3. Dalam beberapa kegiatan siswa terlihat mengantuk, yaitu pada saat guru
memberikan materi pendukung diskusi, dan materi penguatan pembelajaran.

20
2. Siklus II
Untuk mengatasi kelemahan yang terdapat pada pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus 1, penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus 2
pada tanggal 01 November 2021 sesuai dengan rancangan perbaikan yang telah
disusun sebelumnya. Skenario perbaikan pada siklus 2 ini lebih menekankan
kepada penggunaan media video pembelajaran pada model pembelajaran berbasis
masalah yang bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan alokasi waktu,
meningkatkan pemahaman siswa terhadap masalah yang diorientasikan, dan
menarik perhatian siswa agar tidak mengantuk.
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil analisis penulis terhadap capaian
hasil belajar siswa pada siklus 2 terhadap ketiga ranah penilaian berupa ranah
afektif, kognitif dan psikomotor, dapat diidentifikasi bahwa adanya peningkatan
hasil belajar jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada siklus 1.
Capaian hasil belajar pada ranah sikap (afektif) yang penulis temukan selama
pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning) sebagaimana yang penulis tuangkan
pada tabel berikut :
Nasionalis

Integritas
Religius

Predikat
Santun
Sopan

Kerja

Total
sama

No Nama

1 Abdul Hafiz 4 4 4 4 4 20 A
2 Aldi 4 3 4 4 4 19 A
3 Dinda Aulia 4 4 4 4 4 20 A
4 Halisa 4 4 4 2 4 18 A
5 Mukhlis 4 4 4 4 4 19 A
6 Nayara Humayro 4 4 4 4 3 19 A
7 Nella Hajijah 4 4 4 4 4 20 A
8 Parlin Amansyah 4 4 4 4 4 20 A
9 Pausan Aditia 4 3 4 4 4 19 A
10 Putri Lestari 4 4 4 4 4 20 A

21
Keterangan :
0 =E
1–5 =D
6 – 10 =C
11 – 15 =B
16 – 20 =A
Capaian hasil belajar di atas menunjukkan terjadinya perubahan prilaku siswa
pada berupa peningkatan hasil belajar siswa pada ranah sikap (afektif) jika
dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus 1, sebagaimana yang tertuang pada
tabel berikut :

Siklus 1 Siklus 2

No Nama
Total Total
Nilai Predikat Nilai Predikat
Sikap Sikap

1 Abdul Hafiz 19 A 20 A
2 Aldi 14 B 19 A
3 Dinda Aulia 20 A 20 A
4 Halisa 14 B 18 A
5 Mukhlis 19 A 19 A
6 Nayara Humayro 19 A 19 A
7 Nella Hajijah 20 A 20 A
8 Parlin Amansyah 20 A 20 A
9 Pausan Aditia 15 B 19 A
10 Putri Lestari 19 A 20 A

Capaian belajar pada ranah pengetahuan (kognitif) menunjukkan adanya


peningkatan hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan pembelajaran
sebelumnya. Pada perbaikan pembelajaran siklus 1, hanya 7 dari 10 siswa atau

22
hanya 70% dari seluruh siswa yang berhasil mencapai nilai ambang batas atau
lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 70.
Pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 2 dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) ini, secara keseluruhan
siswa mengalami peningkatan hasil belajar yang dibuktikan dengan 10 dari 10
siswa atau 100% siswa berhasil mencapai nilai ambang batas atau lebih dari KKM
yang telah ditetapkan. Peningkatan hasil belajar tersebut penulis tuangkan
kedalam tabel berikut ini :

Siklus 1 Siklus 2

No Nama

Nilai Nilai
Keterangan Keterangan
Pengetahuan Pengetahuan

1 Abdul Hafiz 82 Tuntas 100 Tuntas


2 Aldi 70 Tuntas 90 Tuntas
3 Dinda Aulia 72 Tuntas 84 Tuntas
4 Halisa 64 Tidak 78 Tuntas
Tuntas
5 Mukhlis 78 Tuntas 88 Tuntas
6 Nayara 90 Tuntas 100 Tuntas
Humayro
7 Nella Hajijah 80 Tuntas 94 Tuntas
8 Parlin 60 Tidak 70 Tuntas
Amansyah Tuntas
9 Pausan Aditia 65 Tidak 76 Tuntas
Tuntas
10 Putri Lestari 70 Tuntas 88 Tuntas

23
Capaian hasil belajar pada ranah keterampilan (psikomotor) yang penulis
temukan selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) yaitu sebagaimana yang
dituangkan pada tabel berikut :

Keikutdertaan
dalam diskusi
Mengerjakan
Kebenaran

Kebenaran
kelompok
Ketelitian

Jawaban

Predikat
Konsep

dalam

Total
No Nama

1 Abdul Hafiz 4 4 4 4 16 A
2 Aldi 4 4 2 4 14 A
3 Dinda Aulia 4 3 4 4 15 A
4 Halisa 3 4 4 4 15 A
5 Mukhlis 3 4 4 4 15 A
6 Nayara Humayro 4 4 4 4 16 A
7 Nella Hajijah 4 4 4 4 16 A
8 Parlin Amansyah 4 4 4 4 16 A
9 Pausan Aditia 3 3 4 4 14 A
10 Putri Lestari 4 4 3 4 15 A

Keterangan :
1 =E
1–4 =D
5–8 =C
9 – 12 =B
13 – 16 =A

Capaian di atas menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa pada


ranah keterampilan (psikomotor) setelah menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah. Peningkatan tersebut jika dibandingkan dengan pembelajaran
tersebut dapat diidentifikasi sebagaimana yang tertuang pada tabel berikut :

24
Siklus 1 Siklus 2

No Nama

Total Nilai Total Nilai


Predikat Predikat
Keterampilan Keterampilan

1 Abdul Hafiz 16 A 16 A
2 Aldi 8 C 14 A
3 Dinda Aulia 14 A 15 A
4 Halisa 9 B 15 A
5 Mukhlis 15 A 15 A
6 Nayara Humayro 16 A 16 A
7 Nella Hajijah 16 A 16 A
8 Parlin Amansyah 16 A 16 A
9 Pausan Aditia 10 B 14 A
10 Putri Lestari 13 A 15 A

Berdasarkan capaian hasil belajar siswa pada ketiga ranah penilaian tersebut,
penulis dapat mengidentifikasi kelebihan yang diperoleh dalam pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus 2 menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah (problem based learning) yaitu :
1. Meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah afektif, kognitif dan psikomotor.
Seluruh siswa berhasil mencapai nilai ketuntasan minimal.
2. Menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
3. Menciptakan pembelajaran yang menuntut keterampilan tingkat tinggi
4. Mengatasi masalah rendahnya hasil belajar siswa
Sedangkan kelemahan dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah hampir tidak ditemukan lagi.

25
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian dan analisa terhadap data yang diperoleh
selama penelitian, dapat disimpulkan:
a. Selama perbaikan pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 siswa
memperlihatkan peningkatan hasil belajar yang sangat baik.
b. Sebelum dilaksanakan perbaikan pembelajran, persentase siswa yang
mencapai nilai ambang batas atau lebih dari KKM hanya 30%
c. Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus 1 menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning),
persentase siswa yang mencapai nilai ambang batas atau lebih dari KKM
sebanyak 70%
d. Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus 2 menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dan
menggunakan media video pembelajaran, persentase siswa yang
mencapai nilai ambang batas atau lebih dari KKM berjumlah 100%
e. Model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) berhasil
mengatasi masalah rendahnya hasil belajar IPA siswa Kelas V SDN 17
Kauman.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian dapat penulis sampaikan saran-saran sebagai


berikut:

a. Bagi guru yang akan melakukan penelitian tindakan kelas agar memilih
tindakan yang tepat dan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran
b. Untuk meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa dapat
menerapkan model pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning).
c. Hasil penelitian penulis ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan
perbandingan untuk peneliti selanjutnya.

26
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M Taufiq. 2012. Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning.
Jakarta: Prenada Media Group.
Annurahman. 2010. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: ALFABETA.
Bilgin, Ibrahim dkk. 2009. “The Effect of Problem-Based Learning Instruction
on University Students’ Performance of Conceptual and Quantitative
Problems in Gas Concepts”, Eurasia Journal of Mathematics, Science
and Technology Education/ Vol 5 No. 2, 153-164.
Bistari. 2010. “Pengembangan Kemandirian Belajar Nilai untuk meningkatkan
Komunikasi Matematik”, Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA/ Vol.
1No. 1, 11-23.
Broad, James. 2006. “Interpretations of independent learning in
furthereducation”, Journal of Further and Higher Education/ Vol. 30
No. 2,119-143.
Dwi, I.M., H. Arif, dan K. Sento. 2013. “Pengaruh Strategi Problem Based
Learning Berbasis ICT Terhadap Permahaman Konsep dan
Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika”, Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia/ Vol. 9 No. 8, 8-17.
Graff, Erik De dan Anette Kolmos. 2003. “Characteristics of Problem-Based
Learning”, International Journal Engng /Vol. 19, No. 5, 657-662.
Gunantara, Gd dan Pt. Nanci Riastini. 2014. “Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa Kelas V”, Jurnal Mimbar PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha/ Vol: 2 No. 1, 1-10.

27
LAMPIRAN

RANCANGAN SATU SIKLUS


Siklus : II (Dua)
Tema : Udara Bersih bagi Kehidupan
Kelompok : SD Kelas V
Tanggal : 02 November 2021 s/d 06 November 2021

TUJUAN PERBAIKAN
Meningkatkan hasil belajar materi cara memelihara organ pernapasan manusia
pada siswa kelas V dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning).

IDENTIFIKASI MASALAH
1. Rendahnya hasil belajar siswa pada materi cara memelihara organ pernapasan
manusia yang dibuktikan dengan hanya 3 dari 10 orang siswa yang
memeroleh nilai mencapai KKM
2. Rendahnya tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran materi
cara memelihara organ penapasan manusia
3. Rendahnya tingkat kesadaran peserta didik dalam memakai masker.

ANALISIS MASALAH
Dari ketiga masalah yang telah teridentifikasi, prioritas masalah yang harus
segera dipecahkan yaitu masalah rendahnya hasil belajar siswa pada materi cara
memelihara organ pernapasan manusia. Melalui kegiatan pembelajaran
menggunakan model pembelajara berbasis masalah (problem based learning)
diharapkan dapat meingkatkan kemampuan berpikir kritis siswa sehingga akan
berdampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

28
PERUMUSAN MASALAH
Bagaimana meningkatkan hasil belajar materi cara memelihara organ pernapasan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas V SD
Negeri 17 Kauman?

RENCANA KEGIATAN
RKH Pembukaan (30 Inti (60 Menit) Penutup (30 Menit)
ke Menit)
I Guru Siswa mendiskusikan Setiap kelompok
mengorientasikan mana permasalahan mempresentasikan
beberapa yang berkaitan dengan hasil diskusinya
permasalahan gangguan pernapasan
II Guru Siswa mendiskusikan Setiap kelompok
mengorientasikan penyebab gangguan mempresentasikan
masalah tentang pernapasan tersebut hasil diskusinya
gangguan pernapasan
III Guru meminta setiap Kelompok lain Setiap kelompok
kelompok mencari mendiskusikan cara mempresentasikan
permasalahan yang memelihara organ hasil diskusinya
berkaitan dengan pernapasan sesuai
gangguan pernapasan masalah yang diberikan
kelompok lainnya.
IV Guru memberikan Siswa mendiskusikan Setiap kelompok
beberapa contoh mana aktivitas yang mempresentasikan
aktivitas kehidupan dapat merusak organ hasil diskusinya
manusia pernapasan
V Siswa mencermati Siswa berdiskusi secara Setiap kelompok
orientasi masalah kelompok memecahkan mempresentasikan
melalui video masalah hasil diskusinya
pembelajaran tentang

29
kebakaran hutan dan
permasalahnnya.

30
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 1

Satuan Pendidikan : SDN 17 KAUMAN


Kelas / Semester : V/1
Muatan Pembelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi : Cara Memelihara Organ Pernapasan
Pertemuan ke : 1
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

I. KOMPETENSI INTI (KI)


1. Menerima dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.

II. KOMPETENSI DASAR


3.2 Menjelaskan organ pernapasan dan fungsinya pada hewan dan
manusia, serta cara memelihara kesehatan organ pernapasan manusia.
4.2 Membuat model sederhana organ pernapasan manusia

31
III. INDIKATOR
3.2.1 Mengaitkan penyebab penyakit pada organ pernapasan dengan cara
memelihara organ pernapasan manusia.
4.2.1 Membuat poster cara memelihara organ pernapasan manusia.

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN


1) Dengan menganalsis penyebab penyakit pada organ pernapasan
manusia, peserta didik mampu mengaitkan penyebab penyakit dengan
cara memelihara organ pernapasan manusia secara sistematis. (C4)
2) Setelah mengaitkan penyebab penyakit pada organ pernapasan dan cara
memeliharanya, peserta didik mampu membuat poster tentang cara
memlihara organ pernapasan manusia dengan menarik. (P5)

V. TUJUAN PERBAIKAN
1) Meningkatkan hasil belajar siswa materi cara memelihara organ
pernapasan
2) Melaksanakan penelitian terhadap peningkatan hasil belajar
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning)

VI. MATERI AJAR


1. Pengetahuan Konseptual
1) Cara memelihara organ pernapasan.
2. Pengetahuan Prosedural
1) Pembuatan poster

VII. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN


1. Pendekatan : Saintifik berbasis TPACK
2. Model : Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)
3. Metode : Diskusi, penyelidikan, penugasan.

32
VIII. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1) Peserta didik berdo’a menurut agama dan 15 menit
keyakinan masing-masing. Religius
2) Peserta didik menyatakan kehadiran dan
mempersiapkan diri untuk mengikuti
pembelajaran. Integritas
3) Peserta didik bersama sama menyanyikan
lagu Padamu Negeri. Nasionalisme
4) Peserta didik menyimak pesan tentang
protokol kesehatan. Communication
5) Peserta didik menyimak apersepsi tekait
materi yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya. Comunication
6) Peserta didik mencermati tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Comunication
7) Peserta didik menyimak motivasi yang
disampaikan oleh guru. Communication
Inti Fase 1 : Orientasi Peserta Didik Terhadap 40 menit
Masalah
8) Peserta didik mencermati teks orientasi
masalah tentang kebakaran hutan yang
ditayangkan pada power point. Mengamati,
TPACK
9) Peserta didik melakukan tanya jawab terkait
masalah yang diorientasikan. Menanya,
Communication
10) Peserta didik menyimpulkan rumusan

33
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
masalah yang yang harus dipecahkan
berdasarkan teks yang telah diamati.
Mengasosiasikan, Critical Thinking

Fase 2 : Mengorganisasikan Peserta Didik


Untuk Belajar
11) Peserta didik bergabung bersama anggota
kelompoknya masing masing. Collaboration
12) Setiap kelompok mencermati bahan ajar dan
LKPD yang telah dibagikan. Mengamati
13) Peserta didik menyimak informasi petunjuk
pengerjaan LKPD. Mengamati,
Communication

Fase 3 : Membimbing Penyelidikan Individu


Maupun Kelompok
14) Peserta didik menyimak materi pendukung
diskusi yang disampaikan oleh guru.
Mengamati, Communication
15) Peserta didik mempersiapkan bahan untuk
diskusi dengan mencari referensi dari
berbagai sumber online dan offline.
Mengumpulkan informasi, TPACK

Fase 4 : Mengembangkan Dan Menyajikan


Hasil Karya
16) Peserta didik menganalisis macam macam
penyakit dan penyebabnya berdasarkan teks
tentang penyakit pada organ pernapasan dan
penyebabnya dan mengaitkan penyebab
penyakit pada organ pernapasan tersebut

34
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
dengan cara memeliharanya. Crititcal
Thinking.
17) Setelah mengaitkan penyebab penyakit
pernapasan dengan dengan cara
memeliharanya, setiap kelompok membuat
poster cara memelihara organ pernapasan.
Creativity Thinking.
18) Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi dan hasil karya di depan kelas.
Communication.
Fase 5 : Menganalisis Dan Mengevaluasi Proses
Pemecahan Masalah
19) Peserta didik menyimak penguatan
pembelajaran tentang cara memelihara organ
pernapasan. Mengamati
20) Peserta didik menyimpulkan proses
pemecahan masalah yang telah dilakukan.
Mengomunikasikan, Communication
21) Siswa diberi kesempatan untuk memperbaiki
hasil karya sesuai dengan yang telah
disimpulkan.

Penutup 22) Peserta didik melakukan refleksi terhadap 15 menit


pembelajaran yang telah dilakukan.
Communication
23) Peserta didik mengerjakan soal evaluasi
untuk mengukur tingkat capaian tujuan
pembelajaran. Mandiri, Critical thinking

35
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
24) Peserta didik menyimak informasi terkait
materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya. Communication
25) Peserta didik menyimak pesan kesehatan dan
moral. Communication
26) Peserta didik berdoa untuk mengakhiri
pembelajaran. Religius

IX. ALAT, BAHAN DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1. Alat
1) Laptop
2) LCD
2. Bahan Pembelajaran
1) Teks pada power point tentang gangguan pernapasan dan
penyebabnya.
2) Teks pada power point tentang cara memelihara organ pernapasan
3. Sumber Pembelajaran
1) Buku Siswa Tema : Udara Bersih bagi Kesehatan Kelas V (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
2) Internet.

X. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Penilaian Sikap
1) Prosedur : Selama proses pembelajaran dan di luar pembelajaran
2) Teknik : nontes
3) Bentuk : observasi
4) Instrumen : lembar jurnal sikap (terlampir)

36
b. Penilaian Pengetahuan
1) Prosedur : akhir pembelajaran
2) Teknik : tes tertulis
3) Bentuk : esai/uraian, PG, Isian
4) Instrumen : kisi-kisi soal, soal, kunci jawaban, penskoran (terlampir)
c. Penilaian keterampilan
1) Prosedur : dalam proses pembelajaran
2) Teknik : nontes
3) Bentuk : lembar observasi
4) Instrumen : rubrik dan kunci rubrik (terlampir)
2. Instrumen Penilaian
a. Lembar Pengamatan sikap : terlampir
b. Lembar Pengamatan Keterampilan : terlampir
c. Lembar Evaluasi : terlampir

Mengetahui, Kauman, 20 Oktober 2021


Kepala SDN 17 Kauman Guru Kelas 5

NELPI AIDA, S.Pd.SD MAISYAROH, S.Pd


NIP. 196801121993112001 NIP. …………………………

37
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 2

Satuan Pendidikan : SDN 17 KAUMAN


Kelas / Semester : V/1
Muatan Pembelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi : Cara Memelihara Organ Pernapasan
Pertemuan ke : 1
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

I. KOMPETENSI INTI (KI)


5. Menerima dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya.
6. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
7. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
8. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.

II. KOMPETENSI DASAR


3.2 Menjelaskan organ pernapasan dan fungsinya pada hewan dan
manusia, serta cara memelihara kesehatan organ pernapasan manusia.
4.2 Membuat model sederhana organ pernapasan manusia
III. INDIKATOR
3.2.1 Mengaitkan penyebab penyakit pada organ pernapasan dengan cara
memelihara organ pernapasan manusia.
4.2.1 Membuat poster cara memelihara organ pernapasan manusia.

38
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
3) Dengan menganalsis penyebab penyakit pada organ pernapasan
manusia, peserta didik mampu mengaitkan penyebab penyakit dengan
cara memelihara organ pernapasan manusia secara sistematis. (C4)
4) Setelah mengaitkan penyebab penyakit pada organ pernapasan dan cara
memeliharanya, peserta didik mampu membuat poster tentang cara
memlihara organ pernapasan manusia dengan menarik. (P5)
V. TUJUAN PERBAIKAN
3) Meningkatkan hasil belajar siswa materi cara memelihara organ
pernapasan
4) Melaksanakan penelitian terhadap peningkatan hasil belajar
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning)
VI. MATERI AJAR
3. Pengetahuan Konseptual
2) Cara memelihara organ pernapasan.
4. Pengetahuan Prosedural
2) Pembuatan poster
VII. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN
4. Pendekatan : Saintifik berbasis TPACK
5. Model : Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)
6. Metode : Diskusi, penyelidikan, penugasan.
VIII. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 27) Peserta didik berdo’a menurut agama 15 menit
dan keyakinan masing-masing.
Religius
28) Peserta didik menyatakan kehadiran
dan mempersiapkan diri untuk
mengikuti pembelajaran. Integritas

39
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
29) Peserta didik bersama sama
menyanyikan lagu Padamu Negeri.
Nasionalisme
30) Peserta didik menyimak pesan tentang
protokol kesehatan. Communication
31) Peserta didik menyimak apersepsi
tekait materi yang telah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya.
Comunication
32) Peserta didik mencermati tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Comunication
33) Peserta didik menyimak motivasi
yang disampaikan oleh guru.
Communication
Inti Fase 1 : Orientasi Peserta Didik 40 menit
Terhadap Masalah
34) Peserta didik mencermati video
orientasi masalah tentang kebakaran
hutan yang ditayangkan pada power
point. Mengamati, TPACK
35) Peserta didik melakukan tanya jawab
terkait masalah yang diorientasikan.
Menanya, Communication
36) Peserta didik menyimpulkan rumusan
masalah yang yang harus dipecahkan
berdasarkan video yang telah diamati.
Mengasosiasikan, Critical Thinking

40
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Fase 2 : Mengorganisasikan Peserta
Didik Untuk Belajar
37) Peserta didik bergabung bersama
anggota kelompoknya masing masing.
Collaboration
38) Setiap kelompok mencermati bahan
ajar dan LKPD yang telah dibagikan.
Mengamati
39) Peserta didik menyimak informasi
petunjuk pengerjaan LKPD.
Mengamati, Communication

Fase 3 : Membimbing Penyelidikan


Individu Maupun Kelompok
40) Peserta didik menyimak materi
pendukung diskusi yang disampaikan
oleh guru melalui video pembelajaran.
Mengamati, Communication
41) Peserta didik mempersiapkan bahan
untuk diskusi dengan mencari
referensi dari berbagai sumber online
dan offline. Mengumpulkan
informasi, TPACK

Fase 4 : Mengembangkan Dan


Menyajikan Hasil Karya
42) Peserta didik menganalisis macam
macam penyakit dan penyebabnya
berdasarkan teks tentang penyakit
pada organ pernapasan dan

41
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
penyebabnya dan mengaitkan
penyebab penyakit pada organ
pernapasan tersebut dengan cara
memeliharanya. Crititcal Thinking.
43) Setelah mengaitkan penyebab
penyakit pernapasan dengan dengan
cara memeliharanya, setiap kelompok
membuat poster cara memelihara
organ pernapasan. Creativity
Thinking.
44) Setiap kelompok mempresentasikan
hasil diskusi dan hasil karya di depan
kelas. Communication.
Fase 5 : Menganalisis Dan Mengevaluasi
Proses Pemecahan Masalah
45) Peserta didik menyimak penguatan
pembelajaran tentang cara memelihara
organ pernapasan melalui video
pembelajaran. Mengamati
46) Peserta didik menyimpulkan proses
pemecahan masalah yang telah
dilakukan. Mengomunikasikan,
Communication
47) Siswa diberi kesempatan untuk
memperbaiki hasil karya sesuai
dengan yang telah disimpulkan.

Penutup 48) Peserta didik melakukan refleksi 15 menit

42
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan. Communication
49) Peserta didik mengerjakan soal
evaluasi untuk mengukur tingkat
capaian tujuan pembelajaran.
Mandiri, Critical thinking
50) Peserta didik menyimak informasi
terkait materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya.
Communication
51) Peserta didik menyimak pesan
kesehatan dan moral. Communication
52) Peserta didik berdoa untuk
mengakhiri pembelajaran. Religius

IX. ALAT, BAHAN DAN SUMBER PEMBELAJARAN


4. Alat
3) Laptop
4) LCD
5. Bahan Pembelajaran
3) Teks pada power point tentang gangguan pernapasan dan
penyebabnya.
4) Teks pada power point tentang cara memelihara organ pernapasan
6. Sumber Pembelajaran
3) Buku Siswa Tema : Udara Bersih bagi Kesehatan Kelas V (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
4) Internet.

43
X. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Penilaian Sikap
5) Prosedur : Selama proses pembelajaran dan di luar pembelajaran
6) Teknik : nontes
7) Bentuk : observasi
8) Instrumen : lembar jurnal sikap (terlampir)

d. Penilaian Pengetahuan
5) Prosedur : akhir pembelajaran
6) Teknik : tes tertulis
7) Bentuk : esai/uraian, PG, Isian
8) Instrumen : kisi-kisi soal, soal, kunci jawaban, penskoran (terlampir)
e. Penilaian keterampilan
5) Prosedur : dalam proses pembelajaran
6) Teknik : nontes
7) Bentuk : lembar observasi
8) Instrumen : rubrik dan kunci rubrik (terlampir)
2. Instrumen Penilaian
a. Lembar Pengamatan sikap : terlampir
b. Lembar Pengamatan Keterampilan : terlampir
c. Lembar Evaluasi : terlampir

Mengetahui, Kauman, 01 November 2021


Kepala SDN 17 Kauman Guru Kelas 5

NELPI AIDA, S.Pd.SD MAISYAROH, S.Pd


NIP. 196801121993112001 NIP.

44
…………………………

45

Anda mungkin juga menyukai