Anda di halaman 1dari 40

Penelitian tindakan Kelas

88

BAB. III PELAKASANAAN PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian merupakan langkah ke


tiga, dan merupakan langkah yang sangat menentukan
keberhasilan. Hal yang perlu dipersiapkan sebelum
pelaksanaan yang menyangkut bahan dan alat
pembelajaran (rencana program pembelajaran, lembar
kerja siswa, pedoman observasi, media/alat pelajaran
yang akan digunakan, materi evaluasi belajar, dan
lainnya), harus dilakukan. Langkah ini kita sebut sebagai
persiapan pelaksanaan yang sebenarnya dapat
merupakan bagian perencanaan, tetapi dapat pula kita
tempatkan sebagai bagian awal dari pelaksanaan.
Namun sebelum mengimplementasikan tindakan perlu
dipahami permasalahan khusus PTK, yaitu sebagai
berikut:
 Kegiatan penelitian yang tidak saja bertujuan
memecahkan masalah, tetapi juga mencari
dukungan ilmiahnya.
 Merupakan bagian penting dari upaya mengem
bangkan profesional guru, karena PTK mampu
membelajarjkan guru untuk berpikir kritis dan
sistematis, mampu membiasakan menulis dan
membuat catatan.
 Masalah yang dikaji berasal dari adanya masalah
nyata yang terjadi di kelas, yang dirasakan paling
merisaukan oleh guru, bukan masalah yang
sangat teoritis dan bebas konteks.
Setelah persiapan ini mantap barulah dimulai
Penelitian tindakan Kelas
89

implementasi pelaksanaannya di kelas. Marilah kita


kaji tahapan berikut.

3.1 Persiapan Pelaksanaan Tindakan.


Dalam menyiapkan pelaksanaan tindakan ini
ada beberapa langkah yang perlu disiapkan, agar
pelasanaan tindakan dapat berjalan dengan baik, dan
data hasil perbaikan dapat drekam secara lengkap dan
menyeluruh. Kelemahan persiapan dapat berakibat
akan lemahnya pelaksanaan tindakan. Adapun
langkah-langkah itu adalah sebagai berikut:
a. Membuat rencana pembelajaran beserta skenario
tindakan yang akan dilaksanakan. Skenario
mencakup langkah-langkah yang dilakukan oleh
guru dan siswa dalam kegiatan tindakan atau
perbaikan pembelajaran. Terkait dengan rencana
pembelajaran, guru tentu perlu menyiapkan
berbagaibahan yang dipilih, alat peraga, media
pemeblajaran, serta buku yang relevan
b. Menyiapkan fasilitas atau sarana pendukung
yang diperlukan, misalnya alat peraga, gambar-
gambar, meja tempat mengumpulkan tugas,
meja tempat dikusi kelompok, serta sarana
terkait yang akan digunakan.
c. Menyiapkan cara merekam dan menganalisis data
yang berkaitan dengan proses dan hasil
perbaikan. Dalam hal ini, guru harus menetapkan
yang harus direkam, bagaimana cara
merekamnya, dan kemudian bagaimana cara
menganalisisnya. Agar dapat melakukan hal ini,
Penelitian tindakan Kelas
90

guruharus menatapkan indikator keberhasilan.


Misalnya, sikap siswa ketika diberi tugas,
persentase siswa yang mengumpulkan tugas tepat
waktu, kualitas penyelesaian tugas siwa,
persentase kehadiran siswa, sertanilai siswa dalam
tes formatif. Jika indikator telah dapat ditetapkan
maka guru akan lebih mudah cara merekam dan
menganalisis data.
d. Untuk lebih memantapkan diri guru dapat
mengadakan simulasi pelaksanaan tindakan.
Untuk pelaksanaan simulasi ini guru dapat
kolaborasi dengan teman sejawat. Dengan
demikian kekurangan yang mungkin terjadi dapat
diminimalisir.
e. Periksa urutan kegiatan yang sudah dirancang.
Mulai dari kegiatan awal sampai dengan akhir
kegiatan.
f. Pikirkan hal-hal yang mungkin dapat menganggu
pelaksanaan pembelajaran, seperti: keributan
ketiga peragaan berlangsung, pembentukan
kelompok yang sesuai dengan keinginan anak,
pertanyaan yang tidak dapat dijawaboleh siswa,
atau ada siswa yang tidak tertarik pada pelajaran
yang berlangsung. Rancang antisipasi, apa yang
akan dilakukan jika hal-hal itu benar-benar terjadi.
g. Periksa ketersediaan alat pengumpul data, seperti
lembar observasi, yang telah dipersiapkan dan
disepakati teman sejawat yang akan membantu.
3.2. Melaksanakan Penelitian Tindakan.
Langkah berikutnya merupakan langkah yang
Penelitian tindakan Kelas
91

paling menentukan adalah bagaimana peneliti/guru


dalam mengimplementasikan perencanaan yang telah
disiapkan. Kekacauan dalam pelaksanaan akan
berakibat proses pembelajaran tidak sesuai dengan
harapan, perubahan yang terjadi tidak membawa
dampak positif terhadap perbaikan mutu
pembelajaran. Untuk itu guru dalam melaksanakan
rancangan penelitian harus mempunyai kesiapan baik
sarana, materi pelajaran, penguasaan secara utuh
metode/model pembelajaran yang akan dilakukan,
serta konsentrasi penuh terhadap kegiatan yang akan
dilakukan.
Sejak guru masuk kelas tindakan,
pelaksanaan dengan model baru telah dimulai. Ingat
baik-baik langkah-langkah yang harus dilakukan
dengan model/metode baru. Menyiapkan pola
rekaman yang digunakan untuk semua komponen
yang mungkin timbul akibat tindakan yang dilakukan.
Utama sesudah masuk ke pelajaran inti,
membutuhkan kecermatan ekstra dalam merekam
perubahan yang terjadi, baik melalui pedoman
observasi maupun dengan alat perekam khusus.
Waktu guru mengakhiri kegiatannya
(menutup pelajaran), dicoba untuk mengetahui
dampak penguasaan materi pelajaran dan
kesungguhan siswa mengikuti pelajaran, dengan
memberi pertanyaan secara sample kepada beberapa
siswa. Dari hail ini akan dapat diketahui bagaimana
perubahan yang terjadi akibat tindakan tersebut.
Penelitian tindakan Kelas
92

Agar tindakan yang dilakukan serta perubahan


selama proses baru pembelajaran tidak banyak yang
terlupakan, maka guru sesudah selesai melaksanakan
tindakan, di ruang guru sesegera mungkin untuk
menulis langkah serta tindakan yang dilakukan serta
perubahan yang terjadi selama proses pembelajaran.
Kebiasaan yang terjadi guru sesudah instirahat di
ruang guru melalakukan hal-hal yang tidak akademik.
Dengan langkah ini guru tidak akan mengalami
kesulitan pada waktu menyusun laporan.
3. 2.1. Hal yang perlu diperhatikan
Sesuai dengan perencanaan yang dirancang
pada proposal penelitian, pada pelaksanaannya
harus terfokus dan mengikuti program yang sudah
dipersiapkan. Proposal memberikan arah kepada
peneliti kemana arah jalan yang harus dilalui.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya terdapat empat
hal penting dalam pelaksanaan PTK yakni:
a) PTK merupakan penelitian yang
mengikutsertaan secara aktif peran guru dan
siswa dalam berbagai tindakan1
b) PTK merupakan penelitian yang menekankan
proses, maka semua perubahan yang terjadi
akibat tindakan yang dilakukan guru harus
direkam sebagai bahan pokok laporan.
c) Kegiatan refleksi (perenungan, pemikiran dan
evaluasi) terhadap kelemahan apa yang telah
1
Penelitian tindakan Kelas
93

dilakukan berdasarkan pertimbangan rasional


(menggunakan konsep teori) yang mantap dan
valid guna melakukan perbaikkan tindakan
dalam upaya memecahkan masalah yang terjadi.
d) Tindakan upaya perbaikan terhadap situasi dan
kondisi pembelajaran dilakukan dengan segera
dan dilakukan secara praktis (dapat dilakukan
dalam praktik pembelajaran)
Dalam melaksanakan PTK hendaknya selalu
memperhatikan hal-hal berikut ini:
a) PTK tidak boleh mengganggu tugas proses
pembelajaran dan tugas mengajar guru.
b) PTK tidak boleh mengganggu pelaksanaan
kurikulum, atau materi pelajaran yang harus
disampaikan kepada siswa.
c) PTK tidak boleh terlalu banyak menghabiskan
waktu, karena itu PTK sudah harus dirancang
dan dipersiapkan dengan rinci dan matang
d) Pelaksanaan tindakan hendaknya konsisten
dengan rancangan yang telah dibuat. Perlu
selalu diingat bahwa dalam pelaksanaan PTK
dari siklus ke siklus metode/ model/teknik
pembelajaran yang diterapkan harus sama,
makin besar siklus makin sempurna metode
yang dilaku-kan untuk perbaikan pembelajaran.
e) Masalah yang dikaji harus merupakan masalah
yang benar-benar ada dan dihadapi oleh guru
Penelitian tindakan Kelas
94

dalam kesehari annya, dan berasal dari kelas


dimana guru mengajar.
f) Pelaksanaan PTK harus selalu dengan mengikuti
etika kerja yang berlaku (memperoleh ijin dari
kepala sekolah, membuat laporan, dll)
g) Harus selalu menjadi fokus bahwa PTK bertujuan
untuk menjadikan adanya perubahan atau
peningkatan mutu proses dan hasil belajar,
melalui serangkaian bentuk tindakan-tindakan
pembelajaran. Karena itu adanya kemauan dan
kemampuan untuk berubah menjadi sangat
penting.
h) PTK juga dimaksudkan untuk kegiatan
membelajaran guru agar meningkat dalam
kemauan dan kemampuan berpikir kritis dan
sistematis
i) PTK juga bertujuan untuk lebih membiasakan
atau membelajaran guru untuk menulis,
membuat catatan, dan berbagai kegiatan
akademik-ilmiah yang lain.
j) PTK hendaknya dimulai dari permasalahan yang
sederhana, nyata, jelas dan tajam.
PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus yang berulang
yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama
kegiatan yaitu:
(a) perencanaan,
(b) tindakan,
Penelitian tindakan Kelas
95

(c) pengamatan, dan


(d) refleksi.
Dengan demikian tidak dimungkinkan dalam
penelitian hanya ada satu siklus, kenapa? Kalau
hanya satu siklus, maknanya sama dengan
pembelajaran biasa, belum merubah sikap,
tingkah laku, dan memperbaiki model yang dilaku-
kan. Guru belum mengetahui kekurangan/
kelemahan dari metode/model/teknik yang
digunakan. Hal ini sama dengan melanggar prinsip
PTK, karena PTK merupakan pembelajaran yang
menggunakan siklus berkelanjutan.
3.2.2. Siklus Pelaksanaan
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya PTK
terdiri rangkaian empat kegiatan yang dilakukan
dalam siklus berulang. Apakah yang selalu diulang?
Yang harus diulang pada siklus ke siklus adalah
metode pembelajaran yang baru diterapkan. Jadi
yang diulang-ualng adalah metodenya, strategi
mengajarnya. Salah dan tidak boleh kalau pada
siklus satu dan kedua metode/ strategi atau model
mengajarnya yang berubah-ubah. Perubahan itu
pada materi atau bahan ajar yang disampaikan,
bukan pada metode.
Agar diingat bahwa siklus II, merupakan
perbaikan dari siklus pertama. Akibat masih dijumpai
adanya kelemahan atau kekurangan pada siklus I,
maka perlu ada perencanaan yang lebih dari metode
Penelitian tindakan Kelas
96

pembelajaran yang baru dilakukan. Untuk


memudahkan perencanaan pada siklus ke II, peneliti
perlu mengidentifikasi secara lengkap kelemahan
serta kekurangan yang dialami selama tindakan
siklus I. Sedangkan pelaksanaan setiap siklus tidak
tepat kalau hanya satu kali pertemuan, mengapa?
Karena satu pertemuan belum mampu memperbaiki,
sikap, tingkah laku, serta pola pikir para siswa.
Empat kegiatan utama yang ada pada setiap
siklus adalah (a) perencanaan, (b) tindakan, (c)
pengamatan, dan (d) refleksi yang dapat
digambarkan sebagai berikut:
Perencanaan Pelaksanaan
permasalaha tindakan I Tindakan I
n

Siklus I
Pengamatan/
Refleksi I Pengumpulan data I

Permasalahan Pelaksanaan
Perencanaan
baru hasil Tindakan II
tindakan II
refleksi

Pengamatan/
Pengumpulan data
Refleksi II
II

Bila Dilanjutkan ke
permasalahan Dilanjutkan ke
siklus berikutnya..
Siklus II belum siklus berikutnya..
terselesaikan..
Penelitian tindakan Kelas
97

Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus yang


pertama yang terdiri dari empat kegiatan atau
tahapan. Pelaksanaan siklus pertama ini agar
memperhatikan rincian tiap tahapan yang
disampaikan pada bagian proposal penelitian.
Sesudah diperoleh data dari pelaksanaan siklus
pertama, perlu dilakukan analisis. Apabila dapat
dijumpai letak keberhasilan dan hambatan dari
tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama
tersebut, guru (bersama peneliti lain, bila PTKnya
tidak dilakukan sendiri oleh guru)baru kemudian
menentukan rancangan untuk siklus kedua.
Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa
kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya
bila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan , atau
untuk meyakinkan atau menguatkan hasil. Tapi
umumnya kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua
mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari
tindakan terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk
memperbaiki atau penyempurnaan dari siklus
sebelumnya dengan ditemukannya berbagai
hambatan atau kesulitan dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Dengan menyusun rancangan untuk siklus
kedua, maka guru dapat melanjutkan dengan tahap
kegiatan-kegiatan seperti yang terjadi dalam siklus
pertama, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Penyusunan tahapan pada
siklus ke dua ini sangat dipengaruhi oleh kelemahan
Penelitian tindakan Kelas
98

atau kekurangan yang dijumpai pada siklus pertama.


Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan
guru belum merasa puas, dapat melanjutkan dengan
siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama
dengan siklus terdahulu. Perlu diingat bahwa setiap
akhir siklus harus diadakan refleksi, yaitu mencoba
menanalisis kekurangan atau kelemahan tindakan
yang dilakukan.
Tidak ada ketentuan tentang berapa kali
siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung
dari kepuasan peneliti sendiri, namun ada saran,
sebaiknya tidak kurang dari dua siklus. Setiap siklus
jangan hanya dilakukan satu pertemuan, mengapa?
Karena satu pertemuan belum membawa tampak
adanya perubahan tingkah laku, sikap, motivasi atau
minat siswa, maka setidaknya 3 pertemuan.
Dipahami bahwa guru dalam satu tahun maksimum
hanya boleh melakukan 2 (dua) penelitian tindakan
kelas. Hal ini berarti setiap penelitian diperlukan
waktu 6 (enam) bulan atau satu semester, maka
pelaksaan penelitian diprediksi 1,5 bulan untuk
menyusun proposal, 2,5 bulan pelaksanaan, dan 2
bulan penyusunan laporan.
Dalam pelaksanaan dari siklus-kesiklus yang
perlu mendapat perhatian khusus adalah waktu
proses tindakan berlangsung. Apa yang harus diamati
pada waktu proses tindakan berlangsung? Peneliti
harus mengamati semua perubahan yang terjadi
misalnya kondisi klas, aktifitas siswa, perhatian siswa,
Penelitian tindakan Kelas
99

kedisiplinan siswa, semangat belajar siswa, serta


aspek lain yang dapat diamati oleh peneliti/guru.
Aspek lain yang tidak boleh dilupakan adalah
kemampuan menguasai materi pelajaran atau hasil
belajaran. Untuk mengetahui aspek yang terakhir ini
peneliti umumnya menggunakan tes hasil be;ajar.
Sedangkan untuk menghasilkan data lain yang berupa
kondisi klas, aktifitas siswa dan lainnya digunakan
pedoman observasi serta pedoman wawancara.
3.2.3. Rincian Kegiatan PTK
Ciri utama penelitian tindakan kelas adalah
adanya tahapan dalam penelitian, penelitiannya
dilaksanakan dengan cara berulang-ulang dalam
wujud siklus penelitian. Tiap siklus selalu terdiri dari 4
(empat) tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Siklus berikutnya sangat
dipengaruhi hasil, kelemahan, kekurangan siklus
sebelumnya. Dari siklus ke satu ke siklus kedua,
materi pela-jaran sesuai dengan kurikulum yang
berlaku, sedangkan metode/model pembelajaran
sama, namun perlu adanya penyempurnaan
metode/modelnya.
Rincian kegiatan pada setiap tahapan adalah sebagai
berikut:
1. Merencanakan :
Tahapan ini berupa menyusun rancangan
tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
Penelitian tindakan Kelas
100

tersebut akan dilakukan.


Pada PTK bilamana akan dilaksanakan oleh
peneliti dan guru yang mengalami masalah
pembelajaran orangnya (peneliti orang berbeda
misalnya pengawas), dalam tahap menyusun
rancangan harus ada kesepakatan antara
keduanya. Rancangan harus dilakukan bersama
antara guru yang akan melakukan tindakan dengan
peneliti yang akan mengamati proses jalannya
tindakan. Hal tersebut untuk mengurangi unsur
subyektivitas pengamat serta mutu kecermatan
amatan yang dilakukan.
Pada tahap perencanaan peneliti menentu
kan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan
perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat
sebuah instrumen pengamatan untuk merekam fakta
yang terjadi selama tindakan berlangsung. Secara
rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan
sebaga berikut:
a) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah, yaitu
secara jelas dapat dimengerti masalah apa yang
akan diteliti. Masalah tersebut harus benar-benar
faktual, terjadi di lapangan, masalah bersifat
umum di kelasnya. Masalahnya juga harus
penting dan bermanfaat pada peningkatkan mutu
hasil pembelajaran. Serta masalah itu harus
dalam jangkauan kemampuan si peneliti.
Penelitian tindakan Kelas
101

b) Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut


dilakukan, apa penyebab utama yang
melatarbela-kangi PTK ini.
c) Merumuskan masalah secara jelas, jelas baik
dengan kalimat tanya maupun kalimat
pernyataan.
d) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk
menemukan jawaban, yang berupa tindakan atau
metode pembelajaran baru, sehingga akhirnya
dapat dirumusan hipotesis tindakan. Umumnya
peneliti mencari dengan menetapkan berbagai
alternatif tindakan pemecahan masalah, yang
kemudian dipilih salah satu jenis tindakan yang
paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat
dilakukan guru.
e) Menentukan cara untuk dapat menguji hipotesis
tindakan, dengan menjabarkan indikator-indikator
keberhasilannya, serta berbagai instrumen
pengumpul data yang akan dapat dipakai untuk
menganalisis indikator keberhasilan itu.
f) Membuat secara rinci rancangan tindakan.
Berikut disajikan contoh ringkasan
permasalahan PTK yang mempunyai rumusan
masalah : Apakah metode pembelajaran
konstruktivistik mampu meningkatkan aktifitas belajar
pada mata pelajaran X pada pokok bahasan/materi
tertentu pada siswa SMP kelas VIII ?
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan antara
Penelitian tindakan Kelas
102

seorang peneliti dengan kolaborasi dengan guru lain


yang mengampu mata pelajaran yang sejenis.
Dengan melakukan diskusi berdasar kepada kedaan
senyatanya yang ada di kelas, si peneliti dan guru
merancang PTK dengan kegiatan utama sebagai
berikut:
 merancang bagian isi mata pelajaran dan bahan
belajarnya yang disesuaikan dengan konsep
kontruktivistik, dalam hal ini isi mata pelajaran
disusun dengan berbasis kontektual yang
mengacu pada a) belajar berbasis masalah, b)
pengajaran autentik, c) belajar berbasis inkuiri, d)
belajar berbasis kerja, e) belajar berbasis proyek
atau penugasan dan f) belajar kooperatif.
 merancang strategi/teknik dan skenario
penerapan pembelajarannya, yang menggunakan
prinsip pembelajaran konstruktivistik, seperti
mengaktifan proses bertanya, penemuan,
pemodelan, dan lain-lain, yang dibuat dengan
rinci.
 Menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun
instrumen pengumpul data.
2. Melaksanakan Tindakan:
Pada tahapan ini rancangan strategi dan
skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan.
Tentu saja rancangan tindakan tersebut telah
”dilatihkan” kepada si pelaksana tindakan (bila tidak
akan dilaksanakan oleh peneliti sendiri). untuk dapat
Penelitian tindakan Kelas
103

menerapkan meode baru di dalam kelas sesuai dengan


skenarionya. Skenario dari tindakan harus
dilaksanakan benar-benar, namun harus tampak dan
berlaku wajar.
Pada PTK yang dilakukan oleh guru sendiri
sebagai peneliti, pelaksanaan tindakan umumnya
dilakukan dalam waktu antara 2 (dua) sampai 3
(tiga) bulan. Waktu tersebut dibutuhkan untuk dapat
menyesaikan sajian beberapa pokok bahasan dari
mata pelajaran tertentu.
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, peran
guru pelaksana PTK sangat berbeda dengan peran
guru yang hanya bertugas mengajar. Jika guru
mengajar hanya memfokuskan diri pada
pembelajaran, maka guru pelaksana PTK mempunyai
peran lain, yaitu sebagai peneliti. Sebagai pengajar ia
harus memfokuskan diri pada pembelajaran
kemudian sebagai peneliti, ia juga harus
memfokuskan diri pada pengumpulan data. Jika dia
tidak mampu mengumpulkan data sendiri, maka dia
dapat meminta bantuan teman sejawat atau
menggunakan alat perekam yang memungkinkan ia
mendapat data yang diinginkan.
Selama mengajar, agar pembelajaran berjalan
sesuai dengan rencana dan agar data dapat
dikumpulkan dengan cermat. Penyesuaian
transaksional adalah penyesuaian yang dilakukan guru
dalam pelaksanaan pembelajaran, ketika antara guru
dan siswa sedang berlangsung. Penyesuaian tersebut
Penelitian tindakan Kelas
104

bertujuan untuk membuat pembelajaran menjadi lebih


efektif. Misalnya; ketika guru menjelaskan, banyak
siswa yang mengantuk, maka guru mungkin
menghentikan penjelasan tersebut sejenak, bertanya
kepada siswa atau mengungkapkan sesuatu yang
mampu menarik perhatian siswa. Ketika pertanyaan
guru tidak dapat dijawab oleh siswa, guru dapat
melakukan penyesuaian dengan berbagai cara,
misalnya: menjelaskan kembali materi yang
ditanyakan, member tuntunan, atau menyuruh siswa
mendiskusi kannya. Semua hal ini dilakukan guru agar
suasana pembelajaran tetap terpelihara dan hasil
belajar siswa meningkat. Bilamana guru pelaksana PTK
dalam situasi tertentu guru lalai melakukan
penyesuaian ini akan berdampak pada hasil penelitian.
Pengumpulan data yang dilakukan oleh guru
sendiri selama ngajar, misalnya hasil ulangan siswa,
suasana kelas selama guru mengajar, peristiwa
penting yang muncul selama pembelajaran, jawaban
siswa yang mengundang perhatian, dan sebagainya.
Semua data ini seyogianya mampu diingat oleh guru
ketika ia mengajar, sehingga setelah mengajar dia
mampu merekamnya. Atau, jika memungkinkan, guru
menyempatkan diri mencatat peristiwa penting yang
terjadi, sehingga tidak tercecer selama melakukan
seleksi. Idealnya memang ada orang lain yang
membantu guru namun jika tidak mungkin, maka guru
harus mampu merekam data sendiri.
Berikut ini akan diuraikan sejumlah aspek yang
Penelitian tindakan Kelas
105

perlu menjadi perhatian baru pelaksana PTK, mulai


dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir.
Kajian ini senagai contoh, anda dapat memperkaya
contoh inidari pengalaman anda melaksanakan PTK.
a. Kegiatan awal: Kegiatan pembelajaran dimulai
dengan apersepsi yang maksudnya menarik
perhatian peserta didik menghadapi pelajaran yang
akan disajikan. Bilamana guru berhasil menarik
perhatian peserta didik, proses pembelajaran akan
berjalan lancar, peserta didik akan bersemangat
untuk mendapatkan ilmu pengetahuan,
keterampilan baru dan juga nilai dan sikap yang
akan disampaikan akan tumbuh dengan baik.
Mereka akan tenang dan senang melaksanakan
kegiatan sampai akhir pertemuan pada jam
pelajaran tersebut, sehingga kemungkinan
kompetensi yang diharapkan dapat dikuasai.
Dengan kondisi kelas seperti ini guru dan peserta
didik akan mendapatkan manfaat antara lain guru
merasa puas karena apa yang direncanakan
terlaksana dengan baik, sedangkan peserta didik
merasakan banyak tambahan ilmu dan keterampilan
serta perasaan rasa senang dengan pelajaran
tersebut. Namun, tidak mustahil akan terjadi
kebalikan dari kondisi yang diuraikan di atas yaitu
karena apersepsi tidak tidak ada atau tidak menarik.
Hal ini berakibat pada pelaksanaan pembelajaran
yang kacau, amburadul , guru tidak dapat
menenangkan kelas sehingga jangankan
menyelesaikan rencana pembelajaran, guru sendiri
Penelitian tindakan Kelas
106

kebingungan, dan murid tidak memperoleh sesuatu


yang berarti. Sebelum terjadi kekacauan seperti ini,
guru seharusnya menyampaikan apersepsi yang
lebih menarik. Dengan kata lain dalam pelaksanaan
PTK guru benar-benar mempersiapkan beberapa
apersepsi yang lebih menarik. Hal ini akan tercapai,
jika guru telah melaksanaka apersepsi tersebut
dengan cermat dan rinci di dalam RP. Artinya, guru
tidak hanya menuliskan kata-kata “Guru
menyampaikan apersepsi”, tetapi menulis dengan
rinci apa yang akan dilakukan guru ketika membuka
pelajaran. Perhatikan contoh berikut.
Kegiatan awal:
1. Menanyakan salam dan keadaan anak.
2. Menunjukan sebuah balon yang sudah ditiup, kemudian
mengajukan pertanyaan:
a. Lihat anak-anak, apa yang ibu pegang hari ini?
b. Bagaimana warna balon ini?
Berikut disajikan contoh ringkasan rencana (skenario)
c. Mengapa balon ini menjadi besar?
3. Meminta seorang anak untuk memecahkan balon tersebut,
kemudian bertanya:
a. Bunyi apa itu?
b. Kenapa balon sekarang menjadi kempis?
4. Berdasarkan jawaban anak-anak, guru menyampaikan
tujuan, kegiatan, dan topic pelajaran hari ini, yaitu Udara
dan anak-anak diharapkan mampu menyebutkan sifat dan
manfaat udara, melalui berbagai penelitian.

Anda tentu dapat mendapatkan contoh yang lebih


bagus dari contoh di atas. Dengan merancang
secara cermat kegiatan yang akan dilakukan, guru
lebih menjadi siap dan semakin percaya bahwa
perbaikan yang akan dilakukannya akan berhasil.
Penelitian tindakan Kelas
107

Agar keefektifan rencana tersebut dapat diketahui,


selama melaksanakan pembelajaran, guru perlu
mengikuti rencana tersebut untuk secara cermat.
Namun, jika ada yang tidak sesuai, guru harus
melakukan penyesuaian transaksional. Kejadian ini
(penyesuaian transaksional yang dilakukan guru)
haruslah dicatat dan menjadi bahan refleksi, yang
akan dimanfaatkan untuk rencana perbaikan
berikutnya. Dari contoh kegiatan awal di atas anda
tentu dapat menerka bahwa suasana kelas akan
menjadi ramai, tetapi menyenangkan. Perhatian
anak-anak akan tertumpah kepada balon karena
merupakan permainan menarik. Tentu saja selama
melakukan kegiatan awal, guru merekam secara
cermat respons siswa. Rekaman ini dilakukan dalam
ingatan guru, dan tentu saja jika waktu luang
segera ditulis.
b. Kegiatan inti:
Kegiatan inti pada dasarnya merupakan kegiatan
untuk mencapai kompetensi/TIK yang dirancang di
dalam RP. Agar kegiatan ini benar-benar terarah
guru seyogyianya merancang dengan cermat dan
rinci urutan kegiatan, mulai dari kegiatan untuk
mencapai TIK yang paling mudah dan mendasar,
sampai dengan yang paling sungkar. Tentu saja
jenis kegiatan dirinci secara cermat, misalnya: guru
menjelaskan sambil melakukan peragaan dengan
menggunakan globe dan lampu senter, Tanya jawab
secara klasikal, diskusi kelompok untuk menjawab
Penelitian tindakan Kelas
108

pertanyaan mengapa terjadi siang dan malam, dan


laporan hasil diskusi. Selama melaksanakan kegiatan
ini, tugas guru pelaksana PTK sabgat kompleks, ia
harus mengingat langkah mana yang lancar, mana
yang tersendat, atau bahkan tidak jalan. Sebagai
contoh, dalam rencana perbaikan, guru
mencantumkan salah satu tujuan perbaikan adalah
menyebarkan pertanyaan kepada minimal 10 orang
siswa. Oleh karena itu, ketika melaksanakan
pembelajaran, guru harus mengingat dan
mengumpulkan data tentang perbaikan yang
diinginkannya. Ia dapat mengingat-ingat berapa
orang siswa yang mendapat kesempatan untuk
menjawab pertanyaan. Kalau ini terlampaui
kompleks, ia dapat meminta teman sejawat untuk
melakukan observasi, atau bertanya keppada siswa
pada akhir pelajaran.
c. Kegiatan Penutup:
Kegiatan penutup bertujuan untuk memeriksa
pemahaman siswa dan menindaklanjuti hasil belajar.
Oleh karena itu, anda pasti ingat bahwa kegiatan
penutup biasanya diisi dengan merangkum, member
tes, dan member tindak lanjut. Sehubungan dengan
itu, sambil melaksanakan kegiatan penutup, guru
harus mengingat kegiatan apa yang ia lakukan dan
bagaimana respons siswa. Misalnya, apakah ketika
merangkum siswa dilibatkan secara aktif, apakah tes
yang diberikan dapat dikerjakan oleh siswa, dan
apakah PR yang diberikan sesuai dengan konsep yang
Penelitian tindakan Kelas
109

sedang dikaji.
Berikut disampaikan ilustrasi dari seorang
guru yang melaksanakan PTK mulai dri masuk kelas
sampai melakukan tindakan, melakukan pengamatan,
merefleksi hasil tindakan sampai persiapan untuk
tindakan pada siklus ke dua, atara lain sebagai
berikut:
Untuk melaksanakan langkah melaksanakan
tindakan perbaikan pembelajaran disampaikan berikut:
Pak Surya melaksanakan perbaikan pembelajaran IPA
SD dengan pokok bahasan tata surya.
“Setelah mengucapkan selamat pagi dan dijawab oleh
siswanya dengan slamat pagi pula. Pak Surya mulai melakukan
Tanya jawab berikut. Surya: “Tadi malam udara sangat cerah.
Siapa yang sempat melihat ke langit?”
Beberapa anak mengacungkan tangannya. “ Apa yang kalian lihat
di langit?” Anak-anak menjadi gaduh dan menjawab tanpa
dikomando. Ada yang mengatakan bintang, bulan, awan, dan ada
pula yang mengatakan melihat pesawat terbang. Pak surya
menennagkan suasana kelas,kemudian bertanya: “kalau siang
hari apa yang anak-anak lihat di langit?” “Banyak Pak” Jawab
Tono. “Misalnya apa?” kembali pak Surya meminta penegasan
kepada Tono. “Kapal terbang, burung, laying-layang, matahari,
awan” jawab Tono kembali. “Baik anak-anak, sekarang coba
pikirkan baik-baik mengapa ada siang dan malam?” Anak-anak
terdiam sesaat, kemidian Siti menjawa:”Karena ada matahari
Pak”. “Juga karena ada bulan” jawab Nita yang duduk di sebelah
Siti.
“Baik anak-anak, pelajaran hari ini adalah tentang tata
surya. Perhatikanlah baik-baik, bertanya-lah jika kurang jelas,
lakukan kegiatan yang diinginkan sehingga mampu menjelaskan
apa yang disebut dengan tata surya, menyebutkan nama-nama
Penelitian tindakan Kelas
110

planet dalam tata surya, mengapa ada siang dan ada malam, dan
planet mana saja yang ada kehidupan.”
Anak-anak kelihatan serius menatap ke depan kelas. Di
depan kelas di atas meja sudah dipajang globe dan lampu senter.
Pak Surya minta batuan dua orang anak untuk memajang gambar
tata surya di papan tulis. Anak-anak kelihatan sangat tertarik
dengan gambar tersebut. Beberapa anak kelihatan mulai
mengeluarkan gambar yang dibawanya/yang ada pada buku
pelajaran, dan membandingkan dengan gambar yang dipanjang
dipapan tulis. Pak Surya segera meminta anak-anak memasukkan
gambarnya ke dalam laci dan meminta untuk memperhatikan ke
papan tulis.
Dengan menggunakan gambar tata surya, Pak surya mulai
menjelaskan apa yang dimaksud dengan tata surya. Sekali-kali
Pak Surya mengajukan pertanyaan untuk melihat apakh siswa
memahmi akan apa yang dijelaskannya. Kwmudian pak surya
minta beberapa siswa secara acak untuk mnunjukkan dan
menyebutkan nama planet dalam tata surya. Akhirnya untuk
memeriksa ingatan anak-anak, Pak Surya menunjuk satu planet
dan menyryh siswa menuliskan nama planet tersebut.
Selanjutnya Pak surya meminta dus orang anak maju ke depan.
Seorang memegang senter dan sorang memegang globe. Globe
yang berputar perlahan-lahan kena sinar lampu senter, yang
dimisalkan sebuah matahari. Selama peragaan berlangsung pak
surya mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan peragaan.
Setelah itu anak-anak iminta berdiskusi dalam kelompok yang
terdiri dari lima orang. Kelas menjadi rebut, anak-anak berebut
meilih teman kelompok, namun ada yang diam saja di tempat
duduknya. Akhirnya Pk surya membantu menyusun kelompok.
Setelah kelompok terbentuk, Pak surya meminta setiap kelompok
mendiskusikan “mengapa terjadi siang dan malam” dan mengapa
di bumi ada kehidupan, dengan mngingat kembali hasil peragaan
tadi”
Setelah kelompok selesai berdiskusi, satu kelompok diminta
membacakan hasilnya ke depan kelas. Kelompok lain diminta
Penelitian tindakan Kelas
111

mencocokkan hasilnya dengan laporan tersebut dan memberi


tanggapan. Akhirnya, Pak Surya mengajak anak-anak menyim-
pulkan pelajaran hari ini dan kemudian memberikan lima buah
pertanyaan untuk menjawab secara tertulis. Hasil pekerjaan
anak-anak dikumpulkan dan pelajarandiskhiri.
Itulah gambaran tindakan yang dilakukan Pak Surya dalam
melakukan tindakan perbaikan pembalajaran. Tindakan yang
dilakukan Pak Surya harus sesuai dengan perencanaan yang
disusun pada perencanaan perbaikan.
Untuk mengetahui perubahan akibat tindakan dari Pak
Surya memanggil beberapa siswa dan menanyakan bagaimana
pendapatnya tentang pelajaran yang baru diselesaikan. Dengan
kompak anak-anak menjawab bahwa pelajaran itu sangat
menyenangkan. Sementara itu Pak Dedi sebagai pengamat sudah
siap dengan data yang dikumpulkan, sedangkan Pak Surya juga
sudah mendapatkan data kemampuan siswa tentang materi yang
diberikan. Berdasarkan hasil pengamatan mereka dapat
disimpulkan bahwa:
a. hanya tujuh orang siswa yang mendapat kesempatan
menjawab pertanyaan guru. Ketujuh orang siswa tersebut
duduk di nwja paling depan dan belakang.
b. Dari tujuh orang yang menjawab, lima orang sudah
menjawab dengan benar.
c. Ketika percobaan dilakukan, terjadi keributan kecil karena
semua anak ingin mencoba. Gambar tata surya yang dibawa
oleh anak-anak tidak sempat digunakan.
Berdasarkan data yang terkumpul tersebut, Pak surya melakukan
penelahan dan mencoba menyilpukan hasil tindakan yang telah
dilakukan. Kesimpulan menunjukkana bahwa penguasaan siswa
sudah meningkat meskipun belum maksimal (18 dari 30 orang
siswa menjawab dengan benar semua pertanyaan yang
disampaikan). Target menyebarkan pertanyaan kepada minimal
10 orang siswa belum dimanfaatkan. Berdasarkan kesimpulan
Penelitian tindakan Kelas
112

tersebut Pak Surya kemudian melakukan refleksi dengan


mengajukan pertanyaan berikut kepada dirinya sendiri:
a. Mengapa saya (pak Surya) tidak dapat menyebarkan
pertanyaan kepada minimal 10 orang siswa.
b. Apakah hanya terpaku kepada anak-anak yang duduk di
depan dan paling belakang saja? Apakh anak-anak yang
duduk ditengah tidak pernah dipanggil?
c. Mengapa saya tidak member kesempatan kepada anak-anak
untuk membandingkan gambarnya denga yang ada di papan
tulis? Apakah karena kurang waktu? Apakh anak-anak
kecewa sudah membaw gambar tetapi tidak diberi kesempat-
an menggunakannya.
d. Mengapa belum semua siswa mampu menjawab kelima
pertanyaan dengan benar? Apakah penjelasan yang diberikan
terlalu abstrak, pada hal sudah menggunakan peragaan?
Apakah peragaan tersebut membantu pemahaman siswa?
e. Mengapa pemebentukan kelompok membuat kelas rebut?
Apakah karena tidak memberikan pengarahan dalam
pembentukan kelompok?
f. Kalau kondisi dan masih banyaknya kekuangan pada siklus
pertama, apa yang harus diperbaiki dalam tindakan
perbaikan di siklus kedua?
Berdasarkan keadaan tersebut, maka Pak Surya memutuskan
untuk perbaikan pada siklus kedua, sebagai berikut:
a. dalam pelaksanaan siklus ke dua harus diusahakan untuk
lebih merata.
b. Jumlah pertanyaan disiapkan lebih banyak
c. Anak-anak diberi kesempatan untuk membandingkan gambar
atau benda lain yang dibawanya.
d. Sebelum membentuk kelompok, guru akan memnyampaikan
syarat pembentukan kelompok (msalnya dua meja menjadi
Penelitian tindakan Kelas
113

satu meja, sehingga tinggal memutar tempat duduk agar


dapat berhadapan). Kelompok dibentuk sebelum tindkan
perbaikan dimulai.
e. Setiap kelompok diminta membawa alat peraga berupa model
globe dan senter.
f. Setelah peragaan di depan kelas, setiap kelompok diberi
kesempatan untuk melakukan perbaikan I dalam kelompok”
(Wardani, IGAK, 2007; ).

Setelah persiapan terhadap pelaksnaan siklus ke dua


dipantikan tidak mengalami masalah, barulah tindakan
siklus kedua yang merupakan perbaikan dari siklus
pertama dilaksanakan. Jalannya pelaksanaan ini perlu
dicatat secara lengkap.
Tahap Pasca Pembelajaran
Setelah pembelajaran usai, guru yang
melakukan tindakan mengajar (pelaksana PTK) tidak
mungkin segera dapat beristirahat, namun masih
banyak yang segera harus dilakukan. Cobalah anda
pikirkan apa yang harus dilakukan oleh guru
pelaksana PTK setelah pelajaran selesai, kemudian
cocokkan pendapat anda dengan uraian berikut.
Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan
oleh guru pelaksana PTK, segera setelah pelajaran
selesai.
a. Menghimpun/menerangkan catatan yang dibuat
selama pembelajaran.
b. Berdialog dengan siswa jika diperlukan.
c. Berdiskusi dengan teman sejawat untuk
Penelitian tindakan Kelas
114

membahas data yang dikumpulkan.


d. Melakukan refleksi, untuk mengungkap apa yang
sebenarnya terjadi, dan apa dampaknya bagi
siswa.
e. Merangkum hasil perbaikan pembelajaran, yang
mencangkup apa yang sudah tercapai dan apa
yang belum tercapai.
f. Menerangkan penyebab belum tercapainya
perbaikan yang dirangkum pada butir e.
Setelah semua itu dikerjakan oleh guru, maka
selanjutnya ia harus mengakomodasikan hasil
perbaikan dalam perencanaan perbaikan berikutnya.
Dengan perkataan lain, ia membuat revisi atas
rencana perbaikan berikutnya, yang mungkin sudah
disiapkan.
Berikut disampaikan contoh pelaksanaan
tindakan yang dilakukan pada satu PTK:
Dirancang penerapan metode tugas dan diskusi
dalam pembelajaran IPA untuk pokok bahasan :
A, B, C dan D di klas VIII SMP
Format tugas : pembagian kelompok kecil
(maksimal terdiri dari 5 orang) sesuai jumlah
pokok bahasan, pilih ketua, sekretaris kelompok,
oleh dan dari anggota kelompok, bagi topik
bahasan untuk kelompok dengan cara random,
dengan cara yang menyenangkan.
Kegiatan kelompok: mengumpulkan bacaan,
Penelitian tindakan Kelas
115

melalui diskusi anggota kelompok bekerja/belajar


memahami materi, menuliskan hasil diskusi dalam
tranparansi untuk persiapan presentasi
Presentasi dan diskusi pleno: masing-masing
kelompok menyajikan hasil kerjanya dalam pleno
kelas, guru sebagai moderator, lakukan diskusi,
ambil kesimpulan sebagai hasil pembelajaran
Jenis data yang dikumpulkan: Makalah kelompok,
lembar tranparansi hasil kerja kelompok, siswa
yang aktif dalam diskusi, dll
3. Melakukan Pengamatan atau Observasi:
Tahapan ini, sebenarnya berjalan bersamaan
dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan
pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya
berlangsung dalam waktu yang sama.
Pada tahapan ini, si peneliti (atau guru
apabila ia bertindak sebagai peneliti) melakukan
pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang
diperlukan dan terjadi selama pekasanaan tindakan
berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan
dengan menggunakan format observasi / penilaian
yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan
secara cermat pelaksanaan skenario tindakan, dari
waktu ke waktu dan dampaknya terhadap proses
dan hasil belajar siswa.
Data yang dikumpulkan dapat berupa data
kuantitatif (hasil tes, hasil kuis, presensi, nilai tugas,
dan lain-lain) tetapi juga data kualitatif yang
Penelitian tindakan Kelas
116

menggambarkan keaktifan siswa, atusias mereka,


mutu diskusi yang dilakukan, dan lain-lain.
Instrumen yang umum dipakai adalah (a)
soal tes, kuis, (b) rubrik, (c) lembar observasi, dan
(d) cacatan lapangan yang dipakai untuk
memperoleh data secara obyektif yang tidak dapat
terekam melalui lembar observasi, seperti misalnya
aktivitas siswa selama pemberian tindakan
berlangsung, reaksi mereka, atau pentunjuk-
petunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan
dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.
Sebagai contoh pada satu usulan PTK akan
dikumpulkan data sebagai berikut : (a) skor tes
esai tanpa rubrik, (b) skor tes esai dengan rubrik, (c)
skor kualitas (kualitatif) dalam pelaksanaan diskusi
dan jumlah pertanyaan dan jawaban yang terjadi
selama proses pembelajaran dan (d) hasil observasi
dan catatan lapangan yang berkaitan dengan
kegiatan siswa. Untuk itu akan dipakai instrumen (a)
soal tes yang berbentuk esai, yang akan diskor
tanpa rubrik maupun dengan rubrik, (b) rubrik yaitu
pedoman dan kriteria penilaian/skoring baik dari tes
esai maupun untuk pertanyaan dan jawaban lisan
selama diskusi, (c) lembar observasi guna
memperoleh data aktivitas diskusi yang diskor
dengan rubrik, dan (d) catatan lapangan.
Data yang dikumpulkan hendaknya dicek
untuk mengetahui keabsyahannya. Berbagai teknik
dapat dilakukan untuk tujuan ini, seperti misalnya
Penelitian tindakan Kelas
117

teknik triangulasi, member-check dengan


membandingkan data yang diperoleh dengan data
dari sumber lain, atau kriteria tertentu yang telah
baku, dan lain sebagainya.
Data yang telah terkumpul memerlukan
analisis untuk dapat mempermudah penggunaan
maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk itu
berbagai teknik analisis statistika dapat digunakan,
yang paling banyak digunakan statistik deskriptif.
Bagaimana hubungan indikator keberhasilan
dengan kegiatan pengamatan? Kegiatan
pengamatan pada hakikatnya dilakukan untuk dapat
mengetahui apakah tujuan PTK tercapai atau belum.
Untuk itu sangat penting untuk menjabarkan
terlebih dahulu apa indikator utama dari kegiatan
PTK yang dirancangkan.
Berikut disajikan contoh indikator utama dan
rinciannya, dari suatu kegiatan PTK yang dilakukan
olah sorang guru di sebuah satuan pendidikan
menengah, sebagai berikut. Misalnya seorang guru
ingin meningkatkan efektifitas belajar melalui
metode pemberian tugas dan balikan pada materi
persamaan kwadrad mata pelajaran matematika,
siswa SMP X

Indikator Rincian (sub indikator)


keberhasilan keberhasilan:
PTK
Penelitian tindakan Kelas
118

Siswa mampu …….


1 Semakin Menggunakan waktu konsultasi
efektifnya dengan guru secara teratur
waktu belajar Menyelesaikan tugas dengan
oleh siswa tepat waktu
Menggunakan waktu secara
efektif , efisien untuk
mengerjakan tugas
Menunjukkan kemajuan dari
waktu ke waktu
Menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar
2 Semakin Belajar/berdiskusi dengan teman
efektifnya dalam membahas tugas yang
kegiatan diberikan. Siswa akan
belajar siswa menunjuk- kan sikap tingkah
dengan pihak laku serta tindakan yang
lain dilakukan setiap siswa.
Belajar/berdiskusi dengan orang
lain yang memiliki kecakapan
dalam upaya membahas sesuai
dengan tugas yang diberikan
Belajar melalui media
pembelajaran lain (internet,
perpustakaan, media lain seperti
mass media, jurnal dll) dalam
penyelesaikan tugas yang
diberikan
Kemampuan dalam membahas
Penelitian tindakan Kelas
119

tugas dalam berdikusi lebih


terarah dan terfokus.
3 Semakin Belajar dalam kelompok semakin
efektifnya meningkat dengan ditandai
kegiatan PBM dengan peningkatan
yang kemampuan memahami materi
dilakukan tugas
siswa Mengembangkan data-data dan
bahan secara mandiri,
Mengembangkan sifat
kolaboratif satu dengan yang
lain
Mampu untuk mengkontruksi,
menganalisis, berkontribusi dan
melakukan sintesis informasi
Belajar yang diarahkan oleh dan
untuk diri sendiri, dan
menunjukkan kemampuan, dan
keberanian.
Bekerja secara mandiri dalam
kelompok
4 Meningkatnya Berupaya melakukan penilaian
kemampuan mandiri terhadap target waktu
melakukan penyelesaian tugas yang telah
penilaian ditetapkan
terhadap diri Melakukan penilaian mandiri
sendiri terhadap kuantitas dan kualitas
tugas yang telah dikerjakan. Di
samping itu menilai diri dalam
Penelitian tindakan Kelas
120

memberikan sumbangan dalam


kelompok.
Dari rincian sub indikator di atas, dirancang
format-format yang akan dipakai dalam pengumpulan
data.
Apabila dicermati sebagian terbesar dari data
yang akan dikumpulan dari contoh di atas, adalah data
kuantitatif. Menggunakan data terkumpul tersebut
dilakukan analisis dan refleksi terhadap tindakan yang
telah dilakukan.
4. Melakukan Refleksi:
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji
secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan
pada setiap siklus, berdasar data yang telah
terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna
menyempurnakan tindakan yang berikutnya.
Refleksi dalam PTK mencakup analisis,
sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan
atas tindakan yang dilakukan. Hasil refleksi digunakan
untuk dasar perbaikan dalam menyusun perencanaan
pada siklus berikutnya. Jadi yang diperbaiki pada
siklus berikutnya, sesudah siklus pertama bukan
materi pelajaran tetapi metode/strategi/teknik /model
yang diterapkan untuk perbaikan pembelajaran. Maka
dari siklus kesilkus metode/ tekniknya sama, namun
selalu diupayakan untuk dilakukan perbaikkan, tidak
boleh sama persis antara tindakan siklus pertama dan
dengan kedua, atau dengan siklus ketiga.
Penelitian tindakan Kelas
121

Kegiatan refleksi umumnya adalah sebagai


berikut:
Merenungkan kembali mengenai kekuatan dan
kelemahan tindakan yang telah dilakukan. Dengan
mendasarkan data hasil pengamatan atau tes.
Menjawab penyebab situasi dan kondisi yang
terjadi selama pelaksanaan tindakan, terutama
yang berkaitan dengan kurang maksimalnya hasil
yang dicapai.
Memperkirakan solusi atau keluhan yang muncul,
untuk dasar perbaikan pada siklus berikutnya
Mengidentikasi kendala/ancaman yang mungkin
dihadapi dan memperkirakan akibat dan implikasi
dari tindakan yang direncanakan. Usahakan hal-
hal yang diperkirakan menyebabkan dampak
negative dapat dihindari.
Dengan demikian jika terdapat masalah
adanya kekurangan atau kelemahan dalam
pelaksanaan tindakan pada siklus pertama, maka
dilakukan analisis/refleksi apa penyimpangan yang
dilakukan waktu tindakan pertama. Maka dilakukan
proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya
yang meliputi kegiatan : perencanaan ulang, tindakan
ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan
dapat teratasi (Hopkins, 1993).
3.2.4 Aspek dalam pelaksanaan tindakan
Pada saat proses tindakan berlangsung
guru/peneliti harus aktif mencatat semua perubahan
Penelitian tindakan Kelas
122

yang terjadi akibat tindakan yang dilakukan,


kelebihan dan kekurangan pada diri siswa atau guru
yang sedang melaksanakan tindakan. Semua aspek
yang mengalami perubahan akibat tindakan
direkam/dicatat secara teliti dan lengkap. Umpama
aspek yang menyangkut kondisi kelas, aktifitas siswa,
kedisiplinan siswa mngikuti pelajaran, dan
kemampuan memahami materi pelajaran. Untuk itu
perlu ada instrumen pengumpul data yang telah
disiapkan waktu merencanakan sesuai dengan
rumusan masalahnya akan dapat mempermudah baik
bagi guru/peneliti maupun kolaborator/guru lain yang
membantu.
Walaupun guru meneliti tujuan pokoknya ingin
meningkatkan prestasi belajar, namun aspek lain
yang menyangkut kreativitas siswa, minat belajar
siswa, kondisi kelas, kedisiplinan siswa, keberanian
mengajukan pendapat, dan motivasi mengikuti
pelajaran, tetap menjadi perhatian.
Karena inti dari penelitian tindakan kelas adalah
pada analisis data selama proses tindakan, maka
peneliti secara maksimal harus berupaya untuk
mampu merekan semua kejadian yang terjadi, agar
dapat diketahui kelebihan/perubahan pada diri siswa
maupun guru akibat pelaksanaan metode baru
tersebut
.
Contoh: Seorang guru ingin meningkatkan
kemampuan memahami pokok bahasan X pada
pelajaran IPS melalui model pembelajaran diskusi
Penelitian tindakan Kelas
123

kelas pada siswa Klas VI Sekolah Dasar. Maka


langkah-langkah penyelenggaraan Diskusi Kelas
adalah sebagai berikut:

Tahapan Kegiatan Guru


Tahap I Guru menyampaikan tujuan
Menyampaikan pembelajaran khusus dan
tujuan dan menga- menyiapkan siswa untuk
tur setting berpartisipasi. Untuk menarik
perhatian diberikan apersepsi
terhadap pelajaran sebelumnya.
Tahap 2 Guru mengarahkan fokus diskusi
Mengarahkan dengan menguraikan aturan
diskusi dasar, mengajukan pertanyaan
awal, menyajikan situasi yang
tidak boleh dilakukan pada waktu
diskusi, atau menyampaikan isu
diskusi, serta jalan diskusi yang
baik.
Tahap 3 Guru memonitor antar aksi, dan
Menyelenggarakan reaksi pada waktu mengajukan
diskusi pertanyaan, system mendengar
kan gagasan siswa, menanggapi
siswa, pola dalam menanggapi
gagasan, melaksanakan aturan
dasar, membuat catatan diskusi,
menyampaikan gagasan sendiri
Tahap 4 Guru menutup diskusi dengan
Tahap 4 merangkum atau mengungkapkan
Mengakhiri diskusi makna atau mengungkapkan
Penelitian tindakan Kelas
124

makna dan hasil diskusi yang


telah diselenggarakan kepada
siswa.
Tahap 5 Guru menyuruh para siswa untuk
Melakukan tanya memeriksa proses diskusi dan
jawab singkat langkah berpikir siswa. Dilatih
tentang proses untuk berani mengemukakan
diskusi kelemahan dan kebaikan diskusi.

Untuk mengembangkan hasil penelitiannya guru


dapat menindak-lanjuti pada semester berikutnya.
Dengan demikian guru dituntut selalu kreatif dan
inovatif dalam memperbaiki proses pembelajaran.
Dalam pelaksanaan penelitian berikutnya, guru dapat
mengembangkan dari diskusi kelas menjadi diskusi
kelompok (cooperative learning). Untuk melanjutkan
penelitian ke dua ini guru harus menyusun kegiatan
dari awal lagi, yaitu menyusun proposal penelitian.
Dalam menyusun proposal perlu mengikuti kaidah-
kaidah penyusunan proposal, atau melakukan
langkah pertama melaksanakan penelitian.
Sebelum ke langkah pelaksanaan peneliti guru)
perlu mempersiapkan semua bahan yang akan
dilakukan dalam penelitiannya, termasuk materi
diskusi yang akan disampaikan kepada siswa.
Sebelum membagi materi diskusi guru telah
menetapkan siswa menjadi kelompok-kelompok yang
tiap kelompok terdiri dari 5 orang. Kalau modelnya
menjadi kooperatif learning, langkah-langkah model
pembelajarannya sebagai berikut:
Penelitian tindakan Kelas
125

Tahap Tingkah Laku Guru


Tahap 1 Guru menyampaikan semua
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin
tujuan dan memoti dicapai pada pelajaran tersebut
vasi siswa dan memotivasi siswa belajar
Tahap 2 Guru menyajikan informasi
Menyajikan kepada siswa dengan jalan
informasi simulasi/ demontrsi atau lewat
bahan bacaan.
Tahap 3 Guru menjelaskan kepada siswa
Mengorganisasikan bagaimana langkah-langkah dan
siswa ke dalam caranya membentuk kelompok
kelompok belajar dan membantu setiap
kooperatif kelompok agar melakukan transisi
pendapat/gagasan secara efesien
Tahap 4 Guru membimbing kelompok-
Membeimbing kelompok belajar pada saat
kelom pok bekerja mereka mengerjakan tugas
dan belajar utamanya bagi kelompok yang
tampak mengalami kesulitan atau
jalannya diskusi macet/kurang
mengembirakan.
Tahap 5 Guru mengevaluasi hasil belajar
Evaluasi tentang materi yang telah
dipelajari tiap kelompok atau
masing-masing kelompok
mempresenta sikan hasil kerjanya.
Tahap 6 Guru mencari cara untuk
Memberikan menghargai baik upaya maupun
Penelitian tindakan Kelas
126

penghargaan hasil belajar secara individu dalam


kerja kelompok maupun kepada
kelompok yang kompak dan
berhasil.

Pada waktu pelaksanaan PTK guru harus


memperhatikan semua perubahan yang terjadi.
Sesudah proses belangsung sesegera mungkin
mencatat, menulis semua kejadian yang terjadi,
jangan ditunda setelah semua siklus selesai. Misalnya
dalam satu siklus dilaksanakan 3 kali pertemuan,
maka setelah selesai pertemuan pertama siklus satu,
langsung ditulis semua tindakan guru dan perubahan
yang terjadi, pertemuan kedua, dan seterusnya.
Penelitian tindakan Kelas
127

Anda mungkin juga menyukai