Anda di halaman 1dari 5

NAMA : RISKA ADILAH NASUTION

NIM : 21179014

1. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Menurut Stringer (1996) terdapat 6 prinsip penelitian tindakan kelas. Prinsip-prinsip
tersebut adalah sebagai berikut.
a. PTK Tidak Boleh Mengganggu Tugas Mengajar
Sebagai seorang guru yang pekerjaan utamanya adalah mengajar, seyogyanya PTK
yang dilakukan tidak mengganggu komitmennya sebagai pengajar. Ada dua hal
penting terkait dengan prinsip ini.
 Pertama, mungkin metode pembelajaran yang diterapkannya dalam PTK tidak
segera dapat memperbaiki pembelajarannya, atau hasilnya tidak jauh berbeda
dengan metode yang digunakan sebelumnya. Sebagai pertanggungjawaban
profesional, seorang guru hendaknya selalu secara konsisten menemukan
sebabnya, mencari jalan keluar terbaik, atau menggantinya agar mampu
memfasilitasi para siswa dalam belajar dan meningkatkan hasil belajar secara
lebih optimal.
 Kedua, banyaknya siklus yang diterapkan hendaknya mengutamakan pada
ketercapaian kriteria keberhasilan, misalnya pembentukan pemahaman yang
mendalam (deep understanding) ketimbang sekadar menghabiskan kurikulum
(content coverage), dan tidak semata-mata mengacu pada kejenuhan informasi
(saturation of information).
b. Teknik Pengumpulan Data Sederhana
Teknik pengumpulan data tidak menuntut waktu dan cara yang berlebihan. Sedapat
mungkin hendaknya dapat diupayakan prosedur pengumpulan data yang dapat
ditangai sendiri, sementara guru tetap aktif sebagai mana biasanya. Teknik
pengumpulan data diupayakan sesederhana mungkin, asal mampu memperoleh
informasi yang cukup signifikan dan dapat dipercaya secara metodologis.
c. Metode Penelitian Jelas
Metodologi yang digunakan hendaknya dapat dipertanggung jawabkan yang
memungkinkan Guru dapat mengidentifikasi dan merumuskan hipotesis secara
meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelas, serta
memperoleh data yang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis tindakannya.
Jadi, walaupun terdapat kelonggaran secara metodologis, namun PTK mestinya tetap
dilaksanakan atas dasar taat kaidah keilmuan. PTK hakikatnya adalah penelitian
eksperimen yang bernapaskan kualitatif.
d. Meneliti Untuk Menyelesaikan Masalah Pembelajaran
Masalah yang terungkap adalah masalah yang benar-benar membuat guru galau,
sehingga atas dasar tanggung jawab profesional, dia didorong oleh hatinya untuk
memiliki komitmen dalam rangka menemukan jalan keluarnya melalui PTK.
Komitmen tersebut adalah dorongan hati yang paling dalam untuk memperoleh
perbaikan secara nyata proses dan hasil pelayanannya pada siswa dalam menjalankan
tugas-tugas kesehariannya dibandingkan dengan proses dan hasil-hasil sebelumnya.
Dengan demikian, mengajar adalah penelitian yang dilakukan secara berkelanjutan
dalam rangka mengkonstruksi pengetahuan sendiri agar mampu melakukan perbaikan
praktiknya.
e. Harus Mensosialisasikan Pelaksanaan PTK
Pelaksanaan PTK seyogyanya mengindahkan tata krama kehidupan berorganisasi.
Artinya, PTK hendaknya diketahui oleh kepala sekolah, disosialisasikan pada rekan-
rekan guru, dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan, dilaporkan hasilnya
sesuai dengan tata krama penyusunan karya tulis ilmiah, dan tetap mengedepankan
kepentingan siswa layaknya sebagai manusia.
f.Melibatkan Pihak Lain
Permasalahan yang hendaknya dicarikan solusinya lewat PTK hendaknya tidak
terbatas hanya pada konteks kelas atau mata pelajaran tertentu, tetapi tetap
mempertimbangkan perspektif sekolah secara keseluruhan. Dalam hal ini, pelibatan
lebih dari seorang pelaku akan sangat mengakomodasi kepentingan tersebut.

2. Contoh Penelitian Tindakan Kelas


Salah satu keberhasilan guru dalam mengajar siswanya bisa dilihat melalui nilai.
Semakin banyak siswa yang bisa melampaui KKM, semakin besar tingkat
keberhasilan guru dalam mengajar. Hal itu berlaku untuk semua mata pelajaran.
Adapun contoh PTK adalah sebagai berikut.
Misalnya, guru A mengampu mata pelajaran Matematika di SMP B kelas VII, dari
hasil penilaian selama tengah semester, rata-rata perolehan nilai Matematika di kelas
VII C hanya 6,0. Sementara itu, KKM yang diharapkan adalah 7,5. Dari 30 siswa
kelas VIIC, hanya 5 anak yang berhasil mendapatkan nilai di atas 7,5.
Dari kondisi ini, tentu terjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Sebagai
guru yang mengampu mata pelajaran terkait, guru A tidak bisa tinggal diam. Guru A
harus melakukan berbagai tindakan untuk meningkatkan hasil belajar Matematika
siswa kelas VIIC. Tindakan itu bisa berupa penerapan media pembelajaran seperti
visualisasi, permainan, alat peraga, dan sebagainya.
3. Syarat-syarat PTK
Untuk mencapai tujuan PTK, maka terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi
dalam pelaksanaan PTK, yaitu:
1. PTK harus dilakukan dengan tekad dan komitmen untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dan komitmen itu terwujud dalam keterlibatan mereka
dalam seluruh kegiatan PTK secara proporsional.
2. Peneliti dituntut untuk bertanggung jawab atas peningkatan yang akan
dicapai.
3. Tindakan yang dilakukan hendaknya didasarkan pada pengetahun, baik
pengetahuan konseptual dari tinjauan pustaka teoretis, maupun pengetahuan
teknis prosedural, yang diperoleh lewat refleksi kritis dan dipadukan dengan
pengalaman orang lain dari tinjauan pustaka hasil penelitian tindakan),
berdasarkan nila-inilai yang diyakini kebenarannya.
4. Penelitian tindakan melibatkan pengajuan pertanyaan agar dapat melakukan
perubahan melalui tindakan yang disadari dalam konteks yang ada dengan
seluruh kerumitannya.
5. Secara sistematik perhatikan arah dan jenis perbaikan yang diperlukan dalam
pelaksanaan PTK
6. Dalam pelaksanaa PTK perlu membuat deskripsi otentik objektif (bukan
penjelasan) tentang tindakan yang dilaksanakan dalam riwayat faktual,
perekaman video and audio, riwayat subjektif yang diambil dari buku harian
dan refleksi dan observasi pribadi, dan riwayat fiksional.
7. Laporan hasil PTK dalam berbagai bentuk termasuk: (1) tulisan tentang hasil
refleksi-diri, dalam bentuk catatan harian dan dialog, yaitu percakapan dengan
dirinya sendiri; (2) percakapan tertulis, yang dialogis, dengan gambaran jelas
tentang proses percakapan tersebut; (3) narasi dan cerita; dan (4) bentuk visual
seperti diagram, gambar, dan grafik.
8. Keberhasilan tindakan dikritis dengan mencocokkan pernyataan dengan bukti
(data mentah), baik dilakukan sendiri maupun bersama teman (validasi-diri),
meminta teman sejawat untuk memeriksanya dengan masukan dipakai untuk
memperbaikinya (validasi sejawat), dan terakhir menyajikan hasil seminar
dalam suatu seminar (validasi publik). Perlu dipastikan bahwa temuan validasi
selaras satu sama lain karena semuanya berdasarkan pemeriksaan terhadap
penyataan dan data mentah. Jika ada perbedaan, pasti ada sesuatu yang masih
harus dicermati kembali.
4. Sasaran atau Objek Penelitian Tindakan Kelas
Objek penelitian tindakan kelas harus merupakan sesuatu yang aktif dan dapat
dikenai aktivitas, bukan objek yang sedang diam atau tanpa gerak.
1. Unsur Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan
sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas/
lapangan/laboratorium/bengkel, maupun ketika sedang asyik mengerjakan
pekerjaan rumah dengan serius, atau ketika mereka sedang mengiuti kerja
bakti di luar sekolah.
2. Unsur Guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar di
kelas.
3. Unsur Materi Pelajaran, dapat dicemati dalam GBPP dan yang sudah
dikembagkan dalam rencana tahunan, semesteran, dan Analisis materi
pelajaran.
4. Unsur Peralatan atau Sarana Pendidikan, meliputi peralatan, baik yang
dimiliki oleh siswa secara perorangan, peralatan yang disediakan oleh
sekolah, ataupun peralatan yang disediakan dan digunakan di kelas dan
laboratorium.
5. Unsur Hasil Pembelajaran, dikarenakan hasil belajar merupakan produk
yang harus ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain.
6. Unsur Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang
melingkungi siswa di rumahnya.
7. Unsur Pengelolaan, misalnya cara dan waktu mengelompokkan siswa ketika
guru memberikan tugas, pengaturan urutan jadwal, pengaturan tempat duduk
siswa, pnempatan papan tulis, penataan peralatan milik siswa, pengontrolan
peralatan secara rutin menggunakan model regu yang dipantau oleh ketua
regu, dan sebagainya.

5. Bedah sebuah tesis dengan metode penelitian tindakan kelas


Judul Tesis: Penerapan Model Flipped Learning Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Sma Negeri 7
Padang
a. Metode yang digunakan
Metode yang digunakan yaitu melakuka penelitian kooferatif
penelitian tindakan kelas yang ditandai dengan adanya kerja sama
antara peneliti dengan guru bidang studi. Peneliti memiliki peranan
sebagai pembelajar sementara guru bidang studi berperan sebagai
pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam
penelitian ini guru saling bekerjasama dalam melakukan evaluasi
terhadap hasil penelitian yang diperoleh sehingga dapat dilakukan
perbaikan pada pertemuan berikutnya.
b. Sasaran dan objek penelitian
Sasaran dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA
Negeri 7 Padang tahun ajaran 2020/2021 dengan jumlah seluruh
siswa adalah 35 orang, siswa laki-laki 17 dan siswa perempuan 18.
Alasan peneliti memilih kelas XI IPS 2 sebagai objek penelitian
karena nilai kelas XI IPS 2 lebih rendah dari kelas XI IPS lainya
seperti XI IPS 1, XI IPS 3 dan XI IPS.
Objek penelitian ini adalah SMA Negeri 7 Padang
c. Prinsip penelitian
Yaitu tekhnik pengumpulan data melalui observasi, tes, catatan
wawancara, angket
d. Hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis peroleh dari materi
Pertumbuhan Dan Perkembangan Ekonomi, dengan melihat hasil
pengelolaan databahwa rata-rata klasikal siswa kelas XI IPS 2 mata
pelajaran ekonomi meningkat dari siklus I ke siklus II. Rata-rata
klasikal siswa pada siklus I adalah 69. Sedangkan rata-rata klasikal
siswa pada siklus II adalah 79. Kemudian pada siklus I siswa yang
tuntas sebanyak 17 dengan persentase ketuntasan klasikal adalah
48,57% dan yang tidak tuntas sebanyak 18 dengan persentase
51,43%. Sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas adalah 27
dengan persentase ketuntasan klasikal adalah 77,14% dan yang tidak
tuntas adalah sebanyak 8 dengan persentase 22,86%. Selisih
persentase ketuntasan klasikal siklus 1 dan siklus 2 adalah 28,57.
Dengan demikian berarti sudah mencapai indikator keberhasilan
yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 75% siswa mencapai nilai
80. Jadi dapat disimpulkan bahwa “hasil belajar siswa dengan
penerapan moodel flipped learning pada mata pelajaran ekonomi
kelas XI IPS 2 di SMAN 7 Padang adalah meningkat

Anda mungkin juga menyukai