Anda di halaman 1dari 29

CHAPTER 10

Penelitian Tindakan

M etode yang digunakan dalam penelitian pendidikan juga mengacu pada


metodologi yang lazim digunakan di berbagai bidang ilmu tersebut, yakni
mengacu pada pendekatan behavioral science. Berbagai konsep seperti
intelegensi, peran, status, norma, konsep diri, keefektifan biaya juga dikaji dalam
penelitian pendidikan dengan menggunakan pendekatan tersebut. Metodologi
penelitian pendidikan pada mulanya berorinetasi pada pendekatan behavioristik.
Hal ini tampak jelas dari pengaruh disiplin ilmu psikologi yang digunakan untuk
uji – uji pengukuran berbagai aspek belajar mengajar.
Kompleksitas masalah pendidikan merupakan pembatas karena fenomena
– fenomena yang muncul dalam metodologi penelitian pendidikan merupakan
dampak interaksi antar pelaku yang ada dalam dunia pendidikan itu sendiri (dalam
hal ini adalah orang tua, siswa, guru, masyarakat, dan sebagainya). Keterbatasan
selanjutnya dalam dunia penelitian pendidikan adalah metodologi yang
digunakan. Karena keterbatasan metodologi ini, beberapa penelitian pendidikan
bahkan kadang harus ditunda karena alat ukur yang valid masih belum tersedia.

Chapter 10 – Penelitian Tindakan 183


A. Pengertian Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan adalah penelitian sesuatu penelitian yang
dilakukan oleh satu atau beberapa individu atau kelompok untuk tujuan
meneyelesaikan permasalahan praktis atau untuk memperoleh informasi yang
bermanfaat bagi perbaikan atau peningkatan praktek profesi.
Orang yang terlibat dalam penelitian tindakan, umumnya ingin
menyelesaikan denan segera beberapa masalah sehari-sehari yang dihadapi
oleh pendidik atau tenaga kependidikan adalah : bagaimana mengurangi
insiden vandalisme di kalangan siswa, bagaimana memotivasi siswa yang
apatis, bagaimana menggunakan teknologi untuk meningkatkan
pembelajaran, bagaimana meningkatkan efisiensi pengelolaan sekolah dan
sebagainya.
Penelitian tindakan berakar pada kepentingan dan kebutuhan praktis,
kemmis (1983 ) mendefenisikan penelitian tindakan dalam bidang pendidikan
sebagai sesuatu bentuk penelaahan atau inkuri melalui refleksi diri yang
dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu (misal guru atau kepala
sekolah ) dalam situasi sosial ( termasuk pendidikan ) untuk memperbaiki
rasionalitas dan kebenaran serta keabsahan dari beberapa pembahasan.

B. Karakteristik Penelitian Tindakan


Penelitian tindakan merupakan penelitian praktis dengan mengkaji
masalah-masalah yang dihadapi guru dalam kelas dan akan dilakukan
tindakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Beberapa karakteristik penelitian tindakan yang perlu dipahami oleh
guru dan mahasiswa program studi kependidikan adalah sebagai berikut.

1. Penelitian tindakan merupakan penelitian kelas yang dirancang dan


dilakukan oleh guru untuk menanggulangi masalah-masalah yang
ditemukan di kelas
2. Penelitian tindakan dilakukan dengan menerapkan tindakan ( action )
tertantu untuk memperbaiki Pembelajaran di kelas.

184 Chapter 10 – Penelitian Tindakan


3. Penelitian tindakan dilakukan secara evaluatif dan reklektif untuk
memahami permasalahan dan dampak tindakan yang diterapkan dalam
pembelajaran.
4. Penelitian tindakan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja guru,
terutama peningkatan kemampuan guru dan kegiatan belajar mengajar.
5. Penelitian tindakan dapat dilakukan secara fleksibel dan dapat disesuaikan
dengan keadaan yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar.
6. Hasil penelitian tindakan tidak dapat digeneralisasikan karena bersifat
kontektual dan situasional sesuai dengan kondisi di dalam kelas yang di
teliti.
7. Penelitian tindakan dapat dilaksanakan secara indivisual oleh guru, atau
secara kolaboratif oleh beberapa orang guru.
8. Penelitian tindakan merupakan penelitian yang bersifat informal, proses
pelaksanaan penelitian tindakan dari mulai perancangan, pelaksanaan,
refleksi dan penyusunan laporan.

C. Jenis-Jenis Penelitian Tindakan


Secara umum, orang dapat membedakan dua jenis penelitian tindakan,
yaitu.
a. Penelitian tindakan praktis
Penelitian tindakan praktis dilakukan untuk mengatasi masalah
spesifik di kelas, sekolah atau lingkungan lain nya.
b. Penelitian tindakan partisipatif
Penelitian tindakan partisipatif, dilakukan dengan berbagai fokus
pada isu ;okal yang sfesifik dan menggunakan temuan untuk
melaksanakan tindakan.

Penelitian tindakan menurut Kemmis dan Tagart (1988) dibai ke dalam


empat jenis, yaitu:
1. Penelitian tindakan diagnosis

Peneliti masuk ke dalam situasi yang telah ada serta mendiagnosis


situasinya. Selanjutnya peneliti membuat beberapa rekomendasi mengenai

Chapter 10 – Penelitian Tindakan 185


tindakan perbaikannya. Rekomendasi itu sendiri tidak diuji sebelumnya,
namun dihasilkan berdasarkan kumpulan pengalaman masa lalu dan hasil
diagnosis saat itu.
2. Penelitian tindakan partisipan
Orang yang akan melaksanakan penelitian tindakan harus terlibat
dalam proses penelitian dari awal, sehingga dpat disadari perlunya
melaksanakan program tindakan tertentu dan dapat menghayatinya. Tanpa
kolaborasi ini diagnosis dan rekomendasi tindakan untuk mengubah situasi
tidak akan mendorong adanya perubahan yang diharapkan.
3. Penilitian tindakan empiris

Melakukan sesuatu dan membakukan apa yang dilakukan dan apa


yang terjadi. Proses penelitian intinya berkenaan dengan penyimpanan
catatan dan pengumpulan pengalaman dalam pekerjaan sehari-sehari.
4. Penelitian eksperimental

Dalam penelitian ini, teknik tindakan terkontrol secara efektif.


Penelitian ini memiliki nilai potensi tinggi untuk kemajuan pengetahuan
ilmiah. (Zuriah: 86)

D. Syarat Kesuksesan Penelitian Tindakan

1. PTK harus dilakukan dengan tekad dan komitmen untuk meningkatkan


kualitas pembelajaran dan komitmen itu terwujud dalam keterlibatan
mereka dalam seluruh kegiatan PTK secara proporsional.

2. Peneliti dituntut untuk bertanggung jawab atas peningkatan yang akan


dicapai.

3. Tindakan yang dilakukan hendaknya didasarkan pada pengetahun, baik


pengetahuan konseptual dari tinjauan pustaka teoretis, maupun
pengetahuan teknis prosedural, yang diperoleh lewat refleksi kritis dan
dipadukan dengan pengalaman orang lain dari tinjauan pustaka hasil
penelitian tindakan), berdasarkan nila-inilai yang diyakini kebenarannya.

186 Chapter 10 – Penelitian Tindakan


4. Penelitian tindakan melibatkan pengajuan pertanyaan agar dapat
melakukan perubahan melalui tindakan yang disadari dalam konteks yang
ada dengan seluruh kerumitannya.

5. Secara sistematik perhatikan arah dan jenis perbaikan yang diperlukan


dalam pelaksanaan PTK

6. Dalam pelaksanaa PTK perlu membuat deskripsi otentik objektif (bukan


penjelasan) tentang tindakan yang dilaksanakan dalam riwayat faktual,
perekaman video and audio, riwayat subjektif yang diambil dari buku
harian dan refleksi dan observasi pribadi, dan riwayat fiksional.

7. Laporan hasil PTK dalam berbagai bentuk termasuk: (1) tulisan tentang
hasil refleksi-diri, dalam bentuk catatan harian dan dialog, yaitu
percakapan dengan dirinya sendiri; (2) percakapan tertulis, yang dialogis,
dengan gambaran jelas tentang proses percakapan tersebut; (3) narasi dan
cerita; dan (4) bentuk visual seperti diagram, gambar, dan grafik.

8. Keberhasilan tindakan dikritis dengan mencocokkan pernyataan dengan


bukti (data mentah), baik dilakukan sendiri maupun bersama teman
(validasi-diri), meminta teman sejawat untuk memeriksanya dengan
masukan dipakai untuk memperbaikinya (validasi sejawat), dan terakhir
menyajikan hasil seminar dalam suatu seminar (validasi publik). Perlu
dipastikan bahwa temuan validasi selaras satu sama lain karena semuanya
berdasarkan pemeriksaan terhadap penyataan dan data mentah. Jika ada
perbedaan, pasti ada sesuatu yang masih harus dicermati kembali.

E. Perinsip-Perinsip Penelitian Tindakan


Secara umum prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) tersebut adalah :
1. Tidak mengganggu komitmen guru sebagai pengajar;
2. Metode pengumpulan data tidak menuntut waktu yang berlebihan;
3. Metodologi yang digunakan harus reliable sehingga memungkinkan guru
mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan;

Chapter 10 – Penelitian Tindakan 187


4. Masalah berawal dari kondisi nyata di kelas yang dihadapi guru;
5. Dalam penyelenggaraan penelitian, guru harus memperhatikan etika
profesionalitas guru;
6. Meskipun yang dilakukan adalah di kelas, tetapi harus dilihat dalam
konteks sekolah secara menyeluruh;
7. Tidak mengenal populasi dan sampel;
8. Tidak mengenal kelompok eksperimen dan control;
9. Tidak untuk digeneralisasikan.

Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto (2006) yaitu :

1. Kegiatan Nyata dalam Situasi Rutin


Penelitian yang dilakukan peneliti tidak boleh mengubah suasana
rutin, penelitian harus dalam situasi yang wajar, sehingga hasil penelitian
dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini berkaitan erat dengan profesi guru
yaitu melaksanakan pembelajaran, sehingga tindakan yang cocok
dilakukan oleh guru adalah yang menyangkut pembelajaran.

2. Adanya Kesadaran Diri Untuk Memperbaiki Kerja


Kegiatan penelitian tindakan kelas dilakukan bukan karena
keterpaksaan, akan tetapi harus berdasarkan keinginan guru, guru
menyadari adanya kekurangan pada dirinya atau pada kinerja yang
dilakukannya dan guru ingin melakukan perbaikan. Guru harus
berkeinginan untuk melakukan peningkatan diri untuk hal yanglebih baik
dan dilakukan secara terus menerus sampai tujuannya tercapai

3. SWOT Sebagai Dasar Berpijak


Penelitian tindakan dimulai dengan melakukan analisis SWOT,
yang terdiri atas unsur-unsur, yaitu :
- Strength : Kekuatan
- Weaknesses : Kelemahan
- Opportunity : Kesempatan
- Threat : Ancaman

188 Chapter 10 – Penelitian Tindakan


Empat hal tersebut dilihat dari sudut guru yang melaksanakan
maupun siswa yang dikenai tindakan. Dengan berpijak pada hal-hal
tersebut penelitian tindakan dapat dilaksanakan hanya bila ada kesejalanan
antara kondisi yang ada pada guru dan juga siswa. Kekuatan dan
kelemahan yang ada pada diri peneliti dan subjek tindakan diidentifikasi
secara cermat sebelum mengidentifikasi yang lain.

4. Upaya Empiris dan Sistemik


Dengan telah dilakukannya analisis SWOT, tentu saja apabila guru
melakukan penelitian tindakan, berarti guru sudah mengikuti prinsip
empiris (terkait dengan pengalaman) dan sistemik, berpijak pada unsur-
unsur yang terkait dengan keseluruhan sistem yang terkait dengan objek
yang sedang digarap. Pembelajaran adalah sebuah sistem, yang
keterlaksanaannya didukung oleh unsur-unsur yang kait mengkait. Jika
guru mengupayakan cara mengajar baru, harus juga memikirkan tentang
sarana pendukung yang berbeda, mengubah jadwal pelajarandan semua
yang terkait dengan hal-hal yang baru diusulkan tersebut.

5. Ikuti Prinsip SMART dalam Perencanaan


Ketika guru menyusun rencana tindakan, hendaknya mengingat hal
-hal yang terkandung dalam SMART, yaitu:
- Spesifik : khusus, permasalahan tidak terlalu umum
- Managable : dapat dikelola, dilaksanakan. Penelitian tindakan kelas
hendaknya tidak sulit, baik dalam menentukan lokasi, mengumpulkan
hasil, mengoreksi, atau kesulitan dalam bentuk lain
- Acceptable : dapat diterima, dalam konteks ini dapat diterima oleh subjek
yang dikenai tindakan, artinya siswa tidak mengeluh gara-gara guru
memberikan tindakan-tindakan tertentu dan juga lingkungan tidak
terganggu.
- Realistic : operasional, tidak di luar jangkauan. Penelitian tindakan kelas
tidak menyimpang dari kenyataan dan jelas bermanfaat bagi diri guru dan
siswa.

Chapter 10 – Penelitian Tindakan 189


- Time-Bound : diikat oleh waktu, terencana, artinya tindakan-tindakan
yang dilakukan terhadap siswa sudah tertentu jangka waktunya. Batasan
waktu ini penting agar guru mengetahui betuk hasil yang diberikan
kepada siswanya.
Ketika guru menyusun rencana tindakan, harus mengingat hal-hal
yang disebutkan dalam SMART. Tindakan yang dipilih peneliti harus :
a. Khusus specific, masalah yang diteliti tidak terlalu luas, ambil satu
aspek saja sehingga langkah dan hasilnya dapat jelas dan spesifik.
b. Mudah dilakukan, tidak sulit atau berbelit, misalnya kesulitan dalam
mencari lokasi mengumpulkan hasil, mengoreksi dan lainnya.
c. Dapat diterima oleh subjek yang dikenai tindakan, artinya siswa tidak
mengeluh gara-gara guru memberikan tindakan dan juga lingkungan
tidak terganggu karenanya.
d. Tidak menyimpang dari kenyataan dan jelas bermanfaat bagi dirinya
dan subjek yang dikenai tindakan.

F. Fungsi Dan Manfaat Penelitian Tindakan


Penelitian tindakan dapat berfungsi sebagai cara untuk
meningkatakan kualitas pelaksanaan pembelajaran kelas, secara khusus,
penelitian tindakan dapat difungsikan sebagai berikut :
a. Cara unutk mengatasi masalah-masalah yang ditentukan atau di diagnisus
dalam situasi pembelajaran di kelas
b. Cara memperbaiki PBM agar berdampak positif terhadap perilaku siswa
dan meningkatkan hasil belajar
c. Cara menguji model/strategi/model/teknik pembelajaran yang lebih efisien
untuk di terapkan dalam pembelajaran.
d. Cara membantu guru untuk meningkatkan kemampuan melakukan refleksi
driri guna memperbaiki proses belajar mengajar.
e. Cara membantu guru dalam membuat kerangka kerja atau program
pembelajaran untuk mencoba suatu inovasi pembelajaran.

190 Chapter 10 – Penelitian Tindakan


f. Cara membantu guru untuk memilih dan memutuskan penggunaan
aktivitas belajar mengajar.
g. Metode pelatihan dalam jabatan untuk membekali guru dengan
keterampilan, teknik, metode dan strategi dam mendorong timbulnya
kesadaran diri.
h. Metode belajar mandiri dan meningkatkan rasa percaya diri.

Dari penjelasan di atas, tentu telah mengenal bahwa dalam PTK ada
3 (tiga) komponen yang harus menjadi sasaran utama PTK, yaitu siswa /
pembelajaran, guru dan sekolah. Tiga komponen itulah yang akan menerima
manfaat dari PTK:
1. Manfaat bagi siswa dan pembelajaran
Dengan adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan kesulitan dalam
proses pembelajaran (baik strategi, teknik, konsep dan lain-lain) akan
dengan cepat dianalisis dan didiagnosis, sehingga kesalahan dan kesulitan
tersebut tidak akan berlarut-larut. Jika kelasalahan yang terjadi dapat
segera diperbaiki, maka pembelajaran akan mudah dilaksanakan, menarik
dan hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat. Ini menunjukkan
adanya hubungan timbal balik antara pembelajaran dan perbaikan haisl
belajar siswa. Kuduanya akan dapat terwujud, jika guru memiliki
kemampuan dan kemauan untuk melakukan PTK.
2. Manfaat bagi guru Beberapa manfaat PTK bagi guru antara lain:
a. Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui
suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.
Keberhasilan dalam perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi
guru, karena ia telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi siswanya
melalui proses pembelajaran yang dikelolanya.
b. Dengan melakukan PTK, guru dapat berkembang dan meningkatkan
kinerjanya secara professional, karena guru mampu menilai, merefleksi
diri dan mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dalam
hal ini, guru tidak lagi hanya seorang praktisi yang sudah merasa puas

Chapter 10 – Penelitian Tindakan 191


terhadap apa yang dikerjakan selama ini, namun juga sebagai peneliti
dibidangnya yang selalu ingin melakukan perbaikan-perbaikan
pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
c. Melakukan PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif
dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru
tidak hanya menjadi penerima hasil perbaikan dari orang lain, namun
guru itu sendiri berperan sebagai perancang dan pelaku perbaikan
tersebut, sehingga diharapkan dapat menghasilkan teori-teori dan
praktik pembelajaran.
d. Dengan PTK, guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu
merefleksi diri, melakukan evaluasi diri dan menganalisis kinerjanya
sendiri dalam kelas, tentu saja akan selalu menemukan kekuatan,
kelemahan dan tantangan pembelajaran dan pendidikan masa depan dan
mengembangkan alternative masalah / kelemahan yang ada pada
dirinya dalam pembelajaran. Guru yang demikian adalah guru yang
memiliki kepercayaan diri yang kuat.
3. Manfaat bagi sekolah.
Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk melakukan
perubahan atau perbaikan kinerjanya secara professional, maka sekolah
tersebut akan berkembang pesat. Sekolah tidak akan berkembang, jika
gurunya tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri.
Kaitannya dengan PTK, jika sekolah yang para gurunya memiliki
keterampilan dalam melaksanakan PTK tentu saja sekolah tersebut akan
memperoleh manfaat yang besar, karena meningkatkan kualitas
pembelajaran mencerminkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.
PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk
memperbaiki layanan pendidikan yang harus diselenggarakan dalam
konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah
secara keseluruhan. Hal itu dapat dilakukan meningkatkan tujuan
Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan
praktik dan pembelajaran di kelas secara berkesinambungan.

192 Chapter 10 – Penelitian Tindakan


Manfaat yang dapat dipetik jika guru mau dan mampu melaksanaan
penelitian tindakan kelas itu terkait komponen pembelajaran antara lain:
1. Inovasi pembelajaran.
2. Pengembangan kurikulum ditingkat sekolah dan tingkat kelas.
3. Peningkatan profesionalisme guru.
Dari beberapa penjelasan diatas, maka adapun manfaat Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) Secara umum, yaitu :
1. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan
panduan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil-
hasil PTK yang dilaporkan dapat menjadi bahan artikel ilmiah atau
makalah untuk berbagai kepentingan, antara lain disajikan dalam forum
ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah.
2. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti
dan menulis artikel ilmiah di kalangan guru. Hal ini telah ikut
mendukung profesionalisme dan karir guru.
3. Mampu mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antar-
guru dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama
memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu
pembelajaran.
4. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum
atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal,
sekolah, dan kelas. Hal ini memperkuat dan relevansi pembelajaran
bagi kebutuhan siswa.
5. Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan , kegairahan,
ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan guru. Hasil belajar
siswa pun dapat meningkatkan.
6. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik,
menantang, nyaman, menyenangkan, dan melibatkan siswa karena
strategi, metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam
pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.

Chapter 10 – Penelitian Tindakan 193


G. Langkah-Langkah Persiapan Dalam Penelitian Tindakan
1. Planning (Rencana)
Rencana merupakan kegiatan pokok pada tahap awal yang harus
dilakukan guru sebelum melakukan PTK. Dengan perencanaan yang baik
guru pelaksana PTK akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitan dan
mendorong guru untuk bertindak dengan lebih efektif. Sebagai bagian
dari perencanaan, guru sebagai peneliti harus berkolaborasi (bekerja
sama) dan berdiskusi dengan sejawat untuk membangun kriteria dan
kesamaan bahasa dan persepsi dalam merancang tindakan perbaikan.
Tahapan yang dilaksaksanakan pada tahap perencanaan meliputi
Identifikasi masalah, analisis masalah, perumusan masalah, dan
formulasi tindakan dalam bentuk hipotesis tindakan.
2. Identifikasi Masalah
Pertanyaan yang mungkin timbul bagi guru pemula PTK adalah :
bagaimana memulai Penelitian Tindakan Kelas ? Untuk dapat menjawab
pertanyaan tersebut, pertama-tama yang harus dimiliki guru adalah
perasaan ketidakpuasan terhadap praktek pembelajaran yang selama ini
dilakukannya. Manakala guru merasa puas terhadap apa yang ia lakukan
terhadap proses pembelajaran di kelasnya. Meskipun sebenarnya terdapat
banyak hambatan yang dialami dalam pengelolaan proses pembelajaran,
sulit kiranya bagi guru untuk memunculkan pertanyaan seperti di atas,
yang kemudian dapat memicu dimulainya sebuah PTK.
Dengan kata lain, permasalahan yang diangkat dalam PTK harus
benar-benar merupakan masalah-masalah yang dihayati oleh guru dalam
praktek pembelajaran yang dikelolanya, bukan permasalahanyang
disarankan, apalagi ditentukan oleh pihak luar. Permasalahan tersebut
dapat berangkat (bersumber) dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum,
interaksi, pembelajaran dan hasil belajar siswa. Menurut Hopkins (1993)
guru dapat menemukan permasalahan tersebut bertitik tolak dari
gagasan-gagasan yang masih bersifat umum mengenai keadaan yang
perlu diperbaiki, untuk mendorong pikiran dalam mengembangkan fokus

194 Chapter 10 – Penelitian Tindakan


permasalahan, kita dapat bertanya pada diri sendiri.
Berbekalkan kejujuran dan kesadaran untuk mengidentifikasi masalah,
beberapa contoh pertanyaan yang diajukan guru pada diri sendiri
(Wardani, dkk, 2007).
a. Apa yang sedang terjadi di kelas saya ?
b. Masalah apa yang ditimbulkan oleh kejadian itu ?
c. Apa pengaruh masalah tersebut bagi kelas saya?
d. Apa yang terjadi jika masalah tersebut saya biarkan?
e. Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut?
Pada tahap ini, yang paling penting adalah menghasilkan
gagasan-gagasan awal mengenai permasalahan aktual yang dialami oleh
guru di kelas. Dengan berangkat dari gagasan-gagasan awal tersebut,
guru dapat berbuat sesuatu untuk memperbaiki keadaan dengan
menggunakan PTK.
3. Analisis Masalah
Setelah memperoleh permasalahan-permasalahan melalui proses
identifikasi tersebut, maka guru peneliti selanjutnya melakukan analisis
terhadap masalah-masalah tersebut untuk menentukan urgensi
penyelesaiannya. Dalam hubungan ini, akan ditemukan permasalahan
yang sangat mendesak untuk diatasi seperti misalnya penguasaan materi
pelajaran pada topik pewarisan sifat, sikap siswa dalam berdiskusi atau
sikap siswa dalam melakukan percobaan. Permasalahan tersebut jika
tidak segera diselesaikan akan menimbulkan dampak negatif yang besar
(Tidak tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal, kurang kerjasama
dalam diskusi dan eksperimen). Walaupun demikian, tidak semua
permasalahan dalam pembelajaran yang dapat diatasi dengan PTK
(seperti kesalahan-kesalahan faktual dan/atau konseptual yang terdapat
dalam buku paket).
4. Perumusan Masalah
Setelah mengidentifikasi dan menganalisisnya, maka guru
selanjutnya perlu merumuskan permasalahan secara lebih jelas, spesifik,

Chapter 10 – Penelitian Tindakan 195


dan operasional. Perumusan masalah yang jelas akan membuka peluang
bagi guru untuk menetapkan tindakan perbaikan (alternatif solusi) yang
perlu dilakukannya, jenis data yang perlu dikumpulkan termasuk
prosedur pengumpulan data serta cara menginterpretasikannya.
Disamping itu, penetapan tindakan perbaikan yang akan dicobakan itu
juga memberikan arahan kepada guru untuk melakukan berbagai
persiapan. Termasuk yang berbentuk latihan guna meningkatkan
keterampilan untuk melakukan tindakan perbaikan yang dimaksud.
Perumusan permasalahan yang lebih tajam itu dapat dilakukan diagnosis
kemungkinan-kemungkinan penyebab yang lebih cermat, sehingga
terbuka peluang untuk menjajaki alternatif-alternatif tindakan perbaikan
yang diperlukan. Perumusan Masalah harus jelas, dinyatakan dengan
kalimat tanya. (dijelaskan lebih lanjut pada bagian penyusunan proposal
PTK).
5. Formulasi Solusi dalam Bentuk Hipotesis Tindakan
Alternatif perbaikan yang akan ditempuh dirumuskan dalam
bentuk hipotesis tindakan yaitu dugaan mengenai perubahan perbaikan
yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Jadi hipotesis adalah
alternatif yang diduga dapat memecahkan masalah yang ingin diatasi
dengan penyelenggaraan PTK. Bentuk rumusan hipotesis tindakan
berbeda dengan rumusan hipotesis ”penelitian formal”. Jika hipotesis
penelitian formal menyatakan adanya hubungan antara dua kelompok
atau lebih, maka hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara
terbaik untuk mengatasi masalah.
6. Persiapan Pelaksanaan Tindakan
Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti perlu melakukan
berbagai persiapan sehingga komponen yang direncanakan dapat dikelola
dengan baik. Langkah-langkah persiapan yang perlu ditempuh adalah
sebagai berikut :
Menentukan Jadwal dan Materi pembelajaran.; Membuat
perangkat dan skenario pembelajaran (Silabus, RPP, LKS, dll) yang

196 Chapter 10 – Penelitian Tindakan


berisikan langkah-langkah yang dilakukan guru, disamping bentuk-
bentuk kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka implementasi
tindakan perbaikan yang telah direncanakan.; Mempersiapkan fasilitas
dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas seperti gambar-gambar
dan alat-alat peraga, dll.; Mempersiapkan cara merekam dan
menganalisis mengenai proses dan hasil tindakan perbaikan, kalau perlu
juga dalam bentuk pelatihan-pelatihan; Melakukan simulasi pelaksanaan,
sehingga dapat menumbuhkan serta mempertebal kepercayaan diri dalam
pelaksanaan yang sebenarnya. dan Sebagai pelaku PTK, guru harus
terbebas dari rasa gagal dan takut berbuat kesalahan.
7. Action (Pelaksanaan Tindakan)
Jika semua perencanaan tindakan telah disiapkan, maka langkah
selanjutnya adalah melaksanakan skenario tindakan perbaikan yang telah
direncanakan dalam situasi yang aktual. Kegiatan pelaksanakan tindakan
dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan dan pada saat yang
bersamaan kegiatan pelaksanaan tindakan ini juga diikuti dengan
kegiatan observasi.
8. Observation (Pengamatan)
Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan
pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil
pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga
pengamatan yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan yang
sesungguhnya. Dalam pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat oleh
peneliti adalah proses dari tindakan, efek-efek tindakan, lingkungan dan
hambatan-hambatan yang muncul.
9. Reflection (Refleksi)
Refleksi disini meliputi kegiatan: analisis, sistesis, penafsiran
(penginterprestasian), menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari
refleksi adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah
dilaksanakan, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru
pada pertemuan selanjutnya. Refleksi dalam PTK adalah upaya untuk

Chapter 10 – Penelitian Tindakan 197


mengkaji apa yang telah terjadi dan/atau tidak terjadi, apa yang telah
dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan dengan tindakan
perbaikan yang telah dilakukan. Hasil refleksi itu digunakan untuk
menetapkan langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK .
dengan kata lain, refleksi merupakan kajian terhadap keberhasilan atau
kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara, dan untuk menentukan
tindak lanjut dalam rangka pencapaian berbagai tujuan sementara
lainnya.

H. Model Tahap Penelitian Tindakan


1. Perencanaan Tindakan.
Berdasarkan identifikasi masalah pada tahap pra-PTK, rencana
tindakan disusun untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan yang
ditentukan. Recana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan secara
rinci.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini merupakan realisasi dari segala teori pendidikan dan
teknik mengajar yang telah disiapkan sebelumnya dalam perencanaan.
Dalam tahap ini guru dituntut agar konsisten dengan segala perencanaan
yang telah dibuat. Hal yang harus diperhatikan adalah menyelaraskan
relevansi antara tahap perencanaan dengan tahap pelaksanaan agar sejalan
dengan maksud awal.
3. Pengamatan Tindakan
Kegiatan pengamatan atau observasi dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi
tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta
dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan
dengan alat bantu atau instrumen pengamatan yang dikembangkan
peneliti.

198 Chapter 10 – Penelitian Tindakan


4. Refleksi Terhadap Tindakan
Tahapan ini merupakan tahapan untuk memposes data yang didapat
pada saat melakukan pengamatan. Data yang dianalisis, lalu disentesiskan.
Dalam beberapa proses pengkajian data ini, dimungkinkan untuk
melibatkan orang luar sebagai kolabulator, seperti halnya pada saat
observasi.

I. Validitas Penelitian Tindakan


1. Validitas demokratik
Validitas demokratik berkenaan dengan keajekan peran yang
diberikan setiap kelompok yang terlibat serta berbagai saran dan
pertimbangan yang diberikan oleh kelompok yang terlibat tersebut
berkaitan dengan perlakuan atau tindakan yang dilakukan oleh peneliti,
yaitu guru itu sendiri serta pengaruh-pengaruh yang ditimbulkannya. Salah
satu syarat untuk timbulnya validitas demokratik adalah keterbukaan dari
guru sebagai pelaksana PTK. Guru perlu menerima berbagai masukan dan
saran yang diberikan oleh setiap orang yang terlibat. Guru juga perlu
mendorong agar setiap orang bicara mengemukakan pandangan dan
penilaiannya secara bebas. Melalui keterbukaan dari sertiap orang yang
terlibat, memungkinkan keajekan proses penelitian akan terjamin.
2. Validitas hasil
Validitas hasil berkenaan dengan kepuasan semua pihak tentang
hasil penelitian. PTK adalah penelitian yang membentuk siklus. Oleh
karena itu, valididtas hasil juga ditandai dengan mucnulnya masalah baru
setelah terselesaikan suatu masalah yang menjadi fokus penelitian.
3. Validitas proses
validitas proses berhubungan dengan proses tindakan yang
dilakukan guru. SEbelum melakukan tindakan guru perlu mengakji
konsep-konsep baik secara teoritis maupun secara praktis yang berkaitan
dengan alternatif tindakan. Di samping itu, validitas proses juga

Chapter 10 – Penelitian Tindakan 199


berhubungan dengan kemampuan guru dalam proses pengumpulan dan
analisis data, misalnya kemampuan melakukan observasi, kemampuan
membuat catatan lapangan, kemampuan mendeskripsikan dan memetakan
data yang terkumpul. Kemampuan ini dapat mempengaruhi proses dan
kualitas penelitian.
4. Validitas Katalitik
Validitas ini berkaitan dengan cara dan peran baru sesuai dengan
tindakan yang dilakukan untuk memecahkan masalah. Validitas katalitik
ditentukan oleh setiap orang yang terlibat untuk terus-menerus
memperdalam pemahamannya baik secara teoritis maupun praktis yang
berkaitan dengan tindakan yang dilakukan guru atau peneliti. Validitas
katalitik sangat diperlukan PTK, sehubungan dengan perlunya penerapan
hal-hal baru dalam pross pembelajaran. Dengan demikian validitas
katalitik erat kaitannya dengan proses pembaruan.
5. Validitas dialogis
Validitas ini berkaitan dengan upaya meminimalisir unsur
subyektivitas baik dalam proses maupun hasil penelitian. Validitias
dialogis dilakukan dengan meminta teman sejawat untuk menilai dan
memberi pandangan tentang tindakan yang dilakukan guru untuk
memperbaiki proses pembelajaran. Validitas dialogis ditentukan oleh
kemampuan guru sebagai peneliti untuk melakukan dialog secara kritis
khususnya dengan teman sejawat untuk memberikan kritikan terhadap
yang telah dilakukannya.

J. Keuntungan Penelitian Tindakan


1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi yang aktual.
2. Kerangka kerjanya teratur.
3. Berdasarkan pada observasi nyata dan objektif.
4. Fleksibel dan adaptif.
5. Dapat digunakan untuk inovasi pembelajaran.

200 Chapter 10 – Penelitian Tindakan


6. Dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum tingkat kelas.
7. Dapat digunakan meningkatkan kepekaan atau profesionalisme guru.

K. Rangkuman
Penelitian tindakan adalah penelitian sesuatu penelitian yang
dilakukan oleh satu atau beberapa individu atau kelompok untuk tujuan
meneyelesaikan permasalahan praktis atau untuk memperoleh informasi yang
bermanfaat bagi perbaikan atau peningkatan praktek profesi.
Secara umum, orang dapat membedakan dua jenis penelitian tindakan,
yaitu.
1. Penelitian tindakan praktis
Penelitian tindakan praktis dilakukan untuk mengatasi masalah
spesifik di kelas, sekolah atau lingkungan lain nya.

2. Penelitian tindakan partisipatif


Penelitian tindakan partisipatif, dilakukan dengan berbagai fokus pada
isu lokal yang sfesifik dan menggunakan temuan untuk melaksanakan
tindakan.

Chapter 10 – Penelitian Tindakan 201


202 Chapter 10 – Penelitian Tindakan
Chapter 10 – Penelitian Tindakan 203
204 Chapter 10 – Penelitian Tindakan
Chapter 10 – Penelitian Tindakan 205
206 Chapter 10 – Penelitian Tindakan
Chapter 10 – Penelitian Tindakan 207
208 Chapter 10 – Penelitian Tindakan
Chapter 10 – Penelitian Tindakan 209
210 Chapter 10 – Penelitian Tindakan
TAGIHAN PERKULIAHAN “PERORANGAN”
1. Masing-masing mahasiswa mencari contoh Penelitian Tindakan lalu
mengkaji, menuliskan, Menguraikan bagian-bagian tentang:
• Perenecanaan Tindakan
• Pelaksanaan Tindakan
• Pengamatan / Observasi
• Refleksi Tindakan
2. Uploan Sampula dan Halaman Pengesahannya

Chapter 10 – Penelitian Tindakan 211

Anda mungkin juga menyukai