Anda di halaman 1dari 11

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama : Endang Sulastri, S.Pd.I


B. Judul Modul : PENGEMBANGAN PROFESI GURU
C. Kegiatan Belajar : PTK, KARYA DAN PUBLIKASI ILMIAH, BEST PRACTICE
(KB 4)

D. Refleksi :

BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI

PTK,KARYA DAN
PUBLIKASI
ILMIAH,BEST PRACTICE

KONSEP DASAR PROSEDUR KONSEP KARYA BEST PRACTICE


PENELITIAN PELAKSANAAN DAN PUBLIKASI SEBAGAI KARYA
TINDAKAN KELAS PTK ILMIAH ILMIAH

A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


1. Pengertian
Penelitian diartikan sebagai “Suatu usaha untuk menemukan,
mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, dan usaha-
usaha itu dilakukan dengan metode ilmiah” (Sutrisno Hadi, 2001). Dalam
1 Konsep
(Beberapa perkembangannya penelitian didefinisikan sebagai sebuah upaya
istilah dan menemukan jawaban secara ilmiah dari sebuah masalah yang dihadapi
definisi) di manusia.
KB Ilmiah diartikan sebagai berlandaskan atas bangunan ilmu tertentu.
Dengan demikian pengetahuan yang bersifat ilmiah diperoleh melalui
sebuah proses pendekatan ilmiah yang disebut penelitian ilmiah dan
dibangun di atas teori tertentu. Teori yang berkembang melalui penelitian
yang sistematis dan terkendali akan dapat diuji validitas dan
reliabilitasnya, artinya jika penelitian tersebut dilakukan oleh orang lain
dengan metode dan kondisi yang sama akan diperoleh hasil yang sama
pula.
Pengetahuan dapat dimiliki berkat adanya pengalaman atau melalui
interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Setelah data terkumpul
maka dilakukan pengolahan data dan mengorganisasikannya dalam
ukuran-ukuran kuantitatif atau kualitatif, yang kemudian dianalisis serta
disimpulkan hasilnya. Selanjutnya hasil penelitian dilaporkan dalam
bentuk yang sistematis, mengandung penjelasan masalah, tujuan, jenis
penelitian, pengumpulan data, analisis dan kesimpulan.
Penelitian Tindakan atau action research memiliki ruang lingkup yang
lebih dari PTK, karena objek penelitian tindakan tidak hanya terbatas di
dalam kelas, tetapi bisa di luar kelas, seperti sekolah, organisasi,
komunitas, dan masyarakat. (Kunandar: 2011), Di Indonesia, model
penelitian tindakan saat ini dikenal dengan istilah PTK
Berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi tentang Penelitian
Tindakan kelas (PTK):
1. Penelitian untuk mengujicobakan ide-ide ke dalam praktek dalam
rangka memperbaiki/mengubah sesuatu agar memperoleh dampak
nyata dari situasi. (Kemmis, 1983)
2. Bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif dilakukan oleh
peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan
keadilan praktik pendidikan dan sosial serta pemahaman mengenai
praktik dan situasi tempat dilakukannya. (Taggart, 1988)
3. Bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, dilakukan
untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan
mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman
terhadap tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi
praktik pembelajaran yang dilakukan. (Proyek PGSM Diknas, 1999).

Ada tiga prinsip dasar yang menjadi ciri PTK, yaitu:


1) adanya partisipasi dari peneliti dalam suatu program kegiatan;
2) adanya tujuan untuk meningkatkan kualitas suatu program atau
kegiatan melalui penelitian tindakan; dan
3) adanya tindakan (treatment) untuk meningkatkan kualitas suatu
program atau kegiatan.
PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Tujuan utama PTK
adalah memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan
meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembangan
profesinya.

2. Tujuan Penelitian Tindakan


Tujuan utama dari PTK adalah terjadinya suatu peningkatan kualitas
pembelajaran dalam proses pembelajaran.
a. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas
yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang
sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan
menumbuhkan budaya akademik dikalangan para guru. Mutu
pembelajaran dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa, baik
yang bersifat akademis yang tertuang dalam nilai ulangan harian
(formatif), ulangan tengah semester (sub-sumatif) dan ulangan akhir
semester (sumatif) maupun yang bersifat non akademik, seperti
motivasi, perhatian, aktivitas, minatt, dan lain sebagainya.
b. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus-
menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat.
c. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan
proses pembelajaran.
d. Sebagai alat training in-service, yang memperlengkapi guru dengan
skill dan metode baru, mempertajam kekuatan analisisnya dan
mempertinggi kesadaran dirinya.
e. Sebagai alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif
terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya
menghambat inovasi belajar siswa.
f. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
g. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah,
sehingga tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan mutu
pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.
h. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan atau
perbaikan proses pembelajaran di samping untuk meningkatkan
relevansi dan mutu hasil pendidikan juga ditunjukkan untuk
meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang
terintegrasi di dalamnya.

3. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas


Tumbuhnya budaya meneliti yang merupakan dampak dari
pelaksanaan tindakan secara berkesinambungan memberi manfaat pada
munculnya inovasi pendidikan, karena para guru semakin diberdayakan
untuk mengambil berbagai prakarsa professional secara mandiri. Sikap
mandiri tersebut akan memicu lahirnya “percaya diri” untuk mencoba hal-
hal yang baru yang diduga dapat menuju perbaikan sistem pembelajaran.
Sikap ingin selalu mencoba akan memicu peningkatan kinerja dan
profesionalisme seorang guru secara berkesinambungan.

4. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Tindakan Kelas


PTK memiliki kelebihan berikut (Shumsky, 1982): (1) tumbuhnya rasa
memiliki melalui kerja sama dalam PTK; (2) tumbuhnya kreativitas dan
pemikiran kritis lewat interaksi terbuka yang bersifat reflektif/evaluatif
dalam PTK; (3) dalam kerja sama ada saling merangsang untuk berubah;
dan (4) meningkatnya kesepakatan lewat kerja sama demokratis dan
dialogis dalam PTK.
PTK juga memiliki kelemahan: (1) kurangnya pengetahuan dan
keterampilan dalam teknik dasar penelitian pada guru itu sendiri karena
terlalu banyak berurusan dengan hal-hal praktis, (2) rendahnya efisiensi
waktu karena guru harus punya komitmen peneliti untuk terlibat dalam
prosesnya sementara guru masih harus melakukan tugas rutin; (3)
konsepsi proses kelompok yang menuntut pemimpin kelompok yang
demokratis dengan kepekaan tinggi terhadap kebutuhan dan keinginan
anggota-anggota kelompoknya dalam situasi tertentu, padahal tidak
mudah untuk mendapatkan pemimpin demikian.

4. Berbagai Model Penelitian Tindakan


a. Participatory Action Research (PAR) Model penelitian ini biasanya
dilakukan sebagai strategi transformasi sosial yang menekankan
pada keterlibatan masyarakat, rasa ikut memiliki program, dan
analisis masalah sosial berbasis masyarakat.
b. Critical Action Research (CAR) Penelitian model ini biasanya
dilakukan oleh kelompok tertentu yang secara kolektif mengkritisi
masalah praksis, dengan penekanan pada komitmen untuk
bertindak menyempurnakan situasi, misalnya hal-hal yang terkait
dengan ketimpangan gender atau ras.
c. Institutional Action Research (IAR) Penelitian model ini biasanya
dilaksanakan oleh pihak manajemen atau organisasi untuk
meningkatkan kinerja, proses dan produktivitas dalam suatu
lembaga.
d. Classroom Action Research Biasanya dilakukan oleh guru di kelas
atau sekolah tempat ia mengajar, dengan penekanan pada
penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis
pembelajaran

5. Langkah-langkah dalam Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas


Tahapan Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi dan perumusan masalah penelitian tindakan kelas
harus terlihat bahwa masalah diidentifikasi secara kolaborasi
b. Susunan organisasi tim penelitian tindakan kelas adalah anggota
penuh tim penelitian termasuk didalamnya kolaborator.
c. Implementasi tindakan intervensi, peneliti bertindak sebagai aktor
utama dan kolaborator terlibat dalam pengumpulan data untuk
cross checking, dan Bersama-sama melakukan refleksi sebelum
dan sesudah pembelajaran.
d. Laporan hasil penelitian, secara formal guru yang berperan sebagai
mitra tim peneliti (kolaborator) sekaligus tim dalam penyusunan
laporan.

B. Prosedur Pelaksanaan PTK


Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilakukan dalam
Penelitian tindakan Kelas, yaitu:
(1) perencanaan (planning),
(2) pelaksanaan (acting),
(3) pengamatan (observing), dan
(4) refleksi (reflecting),

1. Penyusunan Rencana Penelitian Tindakan


Perencanaan selalu mengacu kepada tindakan apa yang dilakukan,
dengan mempertimbangkan keadaan dan suasana obyektif dan
subyektif. Penyusunan proposal merupakan langkah awal dalam
kegiatan penelitian. Substansi secara umum, sistematika proposal
penelitian tindakan kelas terdiri dari komponen-komponen berikut:
(1) judul, (2) latar belakang masalah, (3) identifikasi masalah, (4)
pembatasan dan perumusan masalah, (5) cara pemecahan masalah,
(6) tujuan tindakan, (7) manfaat tindakan, (8) kerangka konseptual
dan hipotesis tindakan, (9) metode penelitian. Metode penelitian
mencakup unsur-unsur: (a) subjek dan objek penelitian, (b)
rancangan penelitian, yang mencakup: perencanaan, tindakan,
pengamatan, refleksi, perencanaan ulang, (c) instrumen penelitian
dan teknik pengumpulan data, (d) analisis data dan kriteria
keberhasilan.
2. Pengumpulan Data
Banyak teknik yang dapat digunakan untuk melakukan pemantauan
dalam penelitian tindakan kelas. Penggunaan setiap teknik tentu
saja ditentukan oleh sifat dasar data yang akan dikumpulkannya.
Teknik-teknik yang dimaksud disajikan berikut ini.
a. Catatan anekdot
b. Catatan lapangan
c. Deskripsi perilaku ekologis
d. Analisis dokumen
e. Catatan harian
f. Logs
g. Kartu cuplikan butir
h. Portofolio
i. Angket
j. Wawancara
k. Metode sosiometri
l. Jadwal dan daftar tilik (checklist)
m. Rekaman pita
n. Rekaman video
o. Foto dan slide
p. Penampilan subyek penelitian

3. Pengolahan dan Analisis Data


Data yang telah dikumpulkan harus dianalisis. Analisis hanya
bersifat kualitatif. Jika ada data kuantitatif, analisisnya paling banyak
menggunakan statistik deskriptif dengan penyimpulan lebih
mendasarkan diri pada nilai rata-rata dan simpangan baku amatan
atau persentase amatan
4. Penyusunan Laporan
Pembiayaan yang termasuk dalam bagian ini adalah penyusunan
konsep laporan, review konsep laporan, penyusunan konsep
laporan akhir. Seminar local hasil penelitian, seminar nasional hasil
penelitian, dan sebagainya. Juga termasuk dalam pembiayaan adalah
penggandaan dan pengiriman laporan hasil PTK, serta pembuatan
artikel hasil PTK dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggri
C. Karya dan Publikasi Ilmiah
1. Pengertian Karya Ilmiah
Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang disusun berdasarkan fakta atau
analisa, disajikan dengan menggunakan bahasa baku dan memberikan
informasi yang bersifat obyektif dan rasional
2. Bentuk Tulisan
Secara umum ada dua bentuk karya tulis yang sering dipublikasikan,
yaitu bentuk tulisan populer dan nonpopuler. Yang dimaksud dengan
tulisan populer adalah tulisan yang disajikan dengan gaya bahasa
sederhana dengan tidak secara ketat memperhatikan unsur-unsur karya
akademik seperti disebutkan di atas. Semengtara tulisan non-populer
adalah tulisan yang disusun untuk konsumsi kalangan tertentu dan
memenuhi kriteria tertentu. Karya ilmiah termasuk kategori tulisan non-
populer, karena ia dibuat untuk kalangan akademik dan memiliki aturan-
aturan menyangkut isi dan teknik penulisan.aturan tersebut dapat diamati
dari cara menyajikan argumen dalam tulisannya. Karangan ilmiah
biasanya menyajikan fakta secara objektif yang ditulis dengan cermat dan
akurat.
a. Makalah
Makalah adalah sebuah karya tulis yang dibuat untuk keperluan
presentasi maupun diskusi.
b. Artikel
Jurnal Ilmiah Artikel dapat ditulis untuk berbagai kepentingan
publikasi. Sebuah tulisan di koran atau majalah popular, misalnya,
disebut artikel, tetapi tidak dapat dikategorikan sebagai karya tulis
ilmiah
c. Buku akademik
Buku adalah sarana seseorang untuk mengekspresikan pikirannya
secara elaboratif. Berbeda dengan makalah dan artikel jurnal yang
dibatasi oleh jumlah kata ataupun halaman, buku tidak membatasi
penulis untuk mengemukakan ide dan gagasannya.
d. Review Buku/Artikel
Review adalah pembahasan tentang sebuah hasil karya akademik.
Biasanya karya karya akademik yang telah dipublikasikan dibahas oleh
akademisiakademisi yang lain untuk mengapresiasi atau mengkritik
karya yang telah dihasilkan.
e. Laporan Penelitian
Laporan penelitian adalah karya ilmiah yang disusun untuk
mengungkapkan sebuah proses penelitian dari awal hingga akhir.
3. Isi Tulisan dan posisi penulis
Ciri utama dari sebuah karya tulis ilmiyah adalah objektivitas.
Obyektivitas berarti melihat sesuatu, baik itu fakta ataupun masalah
secara jernih dan jujur, tanpa menunjukkan keberpihakan. Hal ini penting
sehingga pembaca mendapatkan informasi yang utuh dan tidak terjebak
pada kepentingan tertentu. Obyektivitas isi tulisan mencerminkan posisi
penulis dalam menjelaskan sebuah persoalan atau mendeskripsikan fakta.
Isi tulisan biasanya diawali dengan mengungkapkan persoalan atau
masalah yang dianggap penting oleh penulis.
4. Karakteristik Karya Ilmiah
a. Karya ilmiah adalah tulisan yang disusun secara sistematis, logis
dan rasional yang didukung oleh fakta, yaitu berupa fakta umum
yang dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah dengan
mengikuti metodologi penulisan ilmiah yang benar.
b. Karya ilmiah menerapkan teori-teori yang dilandasi oleh hasil
pengamatan, penelitian dan/atau pemikiran yang mendalam.
c. Karya ilmiah dapat merekomendasikan pemecahan masalah
dengan berbagai cara atau metode sesuai dengan masalah yang
menjadi pokok bahasan penelitian, biasanya menggunakan
deduksi atau induksi.
Ketiga karakteristik ini setidaknya dapat menjadi bekal dalam
menentukan perbedaan dengan karya tulis lainnya, dan yang lebih penting
adalah, tidak terjadi ekspektasi berlebihan terhadap sebuah karya ilmiah.
5. Penggunaan Bahasa dalam Karya Ilmiah
Dengan mempertimbangkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi
tertulis dalam penulisan karya ilmiah, maka bahasa yang digunakan harus
mengikuti kaidah-kaidah logis dan definisi bermakna tunggal. Tujuannya,
adalah supaya hasil karya yang ditulis dapat dipahami dengan mudah dan
tepat serta kebenarannya dapat dimengerti dengan baik dan logis sesuai
dengan yang diinginkan oleh penulis
6. Sifat dan Ciri Bahasa Tulis Ilmiah
Sedangkan untuk ciri-cirinya di antaranya adalah:
a. Bahasanya adalah bahasa resmi
b. Sifatnya formal dan objektif
c. Nadanya tidak emosional
d. Keindahan bahasanya tetap diperhatikan
e. Kemubaziran dihindari
f. Isinya lengkap, ringkas, meyakinkan, dan tepat.
Dengan memperhatikan beberapa ciri tulis ilmiah ini, penulisan karaya
ilmiah yang akan ditulis dapat memenuhi kelayakan sebagai karya tulis
yang informatif, argumentatif dan dapat dengan mudah dipahami oleh
banyak orang, terutama orang awam sekalipun
7. Struktur Tulisan Karya Ilmiah
sebuah karya tulis ilmiah setidaknya memiliki struktur demikian:
pendahuluan, isi karangan, dan penutup.
8. Penggunaan Rujukan
Salah satu karya tulis dapat dikategorikan sebagai karangan ilmiah
dapat dilihat dan dinilai dari rujukannya. Rujukan dalam karya ilmiah
menjadi indikator kekuatan pengarang dalam menguasi pokok
permaslahaan yang dihubungkan dengan teori dan konsep yang dijadikan
rujukan. Selain itu, pencantuman rujukan juga dapat dinilai sebagai
bentuk penghargaan terhadap penulis sebelumnya yang dijadikan
rujukan dalam menguatkan argumen dalam tulisan yang dibuat. Namun,
dalam prakteknya, mengutip dan pencantuman rujukan dalam karya
ilmiah memiliki aturan tersendiri.
9. Cara Merujuk dalam Menulis Karya Ilmiah
Salah satu bagian terpenting dalam menulis karya ilmiah adalah bagian
rujukan, karena dengannya sebuah tulisan dapat diukur akurasinya.
Terdapat tiga hal penyebab terjadinya plagiarisme, di antaranya adalah:
a. Penulis tahu dia harus mengakui gagasan atau informasi yang
dipinjamnya, tetapi sengaja tidak mengakui
b. Penulis tidak tahu bila dia harus mencantumkan gagasan atau
informasi yang dipinjamnya
c. Penulis secara tidak sengaja salah mencantumkan suatu gagasan
atau informasi yang dipinjamnya sehingga seakan-akan gagasan
atau informasinya tersebut miliknya.
10. Penulisan rujukan dengan catatan kaki atau footnote
Catatan kaki atau footnote dalam halaman karya tulis, bertujuan untuk
menyatakan sumber dari kutipan yang dimanfaatkan dalam memperkuat
argumen penulis, yang berisi pendapat, buah pikiran, fakta-fakta dan
lainnya. Dalam pencantuman footnote ditempatkan pada halaman yang
sama dengan kutipan tersebut dan diletakkan pada bagian bawah yang
dipisah dengan garis pembatas antara tulisan dalam halaman dengan
penulisan sumber di bagian bawahnya setelah paragraf terakhir paling
bawah.
11. Penulisan Daftar Pustaka
Bagian pelengkap dalam karangan ilmiah adalah daftar pustaka. Dalam
penyajiannya, terdapat beberapa bentuk penulisan daftar pustaka, namun
unsur yang lazim digunakan dalam mencantumkan daftar rujukan
meliputi: nama penulis (nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa
gelar akademik), tahun penerbitan, judul termasuk anak judul (subjudul),
kota tempat penerbitan, dan nama penerbit. Sedangkan penyusunannya
secara keseluruhan dari sumber rujukan yang disajikan daftar pustaka
diurutkan berdasarkan alfabet.

D. Best Practice sebagai Karya Ilmiah


1. Pengertian Best Practice
Salah satu jenis kegiatan untuk menunjang profesionalisme guru
adalah pendidikan dan pelatihan karya ilmiah yang yang disebut praktik
terbaik (Best Practice). Unsur kegiatan Pengembangan Keprofesian terdiri
dari tiga macam kegiatan, yaitu:
a. Pengembangan Diri, yang terdiri dari:
1) Kegiatan Kolektif Kepala Sekolah
2) Diklat Fungsional
b. Menyusun Karya Tulis, yang terdiri dari:
1) Hasil Karya Tulis Ilmiah atau Gagasan Inovatif.
2) Buku
3) Pengalaman Lapangan Bidang Pendidikan (Best Practice)
c. Melaksanakan Karya Inovatif, yang terdiri dari:
1) Membuat Alat Pelatihan/Pembimbingan bagi Guru
2) Membuat Karya Teknologi Tepat Guna
3) Menciptakan Karya Seni
4) Mengikuti pengembangan bidang pendidikan.
Best Practice adalah sebuah karya tulis yang menceritakan pengalaman
terbaik dalam menyelesaikan sebuah permasalahan yang dihadapi oleh
guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan tenaga kependidikan
sehingga mereka mampu memperbaiki mutu layanan pendidikan dan
pembelajaran di sekolah (Apandi, 2018). Sumber lain dinyatakan bahwa
Best Practice adalah cerita keberhasilan terbaik dari guru kepala sekolah,
pengawas sekolah, dan tenaga kependidikan dalam menyelesaikan
masalah ketika melaksanakan tugas. Cerita keberhasilan terbaik bukan
laporan hasil Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) atau Penelitian Tindakan
Kelas (PTK), tetapi fokus pada keberhasilan guru dalam melaksanakan
tugasnya. Tugas pengawas sekolah meliputi pengawasan akademik dan
manajerial. Istilah best practice mengandung arti “pengalaman terbaik”
dari keberhasilan seseorang
atau kelompok dalam melaksanakan tugas, termasuk dalam mengatasi
berbagai masalah dalam lingkungan tertentu. Suatu pengalaman dapat
dikategorikan sebagai best practice karena memiliki pertanda khas
sebagai berikut (Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan 2016.
Pedoman Lomba Penulisan Best Practice Bagi Pengawas
Sekolah/Madrasah)
1) mengembangkan cara baru dan inovatif dalam mengatasi suatu
masalah dalam pendidikan khususnya pembelajaran
2) memberikan sebuah perubahan atau perbedaan sehingga sering
dikatakan hasilnya luar biasa (outstanding result);
3) mengatasi persoalan tertentu secara berkelanjutan (keberhasilan
lestari atau berlangsung lama) atau dampak dan manfaatnya
berkelanjutan (tidak sesaat);
4) menjadi model dan memberi inspirasi dalam membuat kebijakan
(pejabat) serta inspiratif perorangan, termasuk murid;
5) cara dan metode yang digunakan bersifat ekonomis dan efisien.
Suatu pengalaman dikategorikan Best Practice jika memiliki ciri ciri
atau indikator sebagai berikut (Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan. 2019. Penulisan Laporan dan Penilaian Best Practice
Kepala Sekolah);
1) Hasil luar biasa (outstanding result);
2) cara penyelesaian masalah menggambarkan rangkaian kegiatan
yang jelas sehingga dapat dilakukan pengulangan oleh kepala
sekolah lain, dan hasil yang dicapai bersifat berkesinambungan,
bukan sesaat);
3) inovatif, hasil yang dicapai mengandung ide kebaharuan, bukan
hasil pengulangan atau peniruan (ide gagasan sendiri), dan hasil
yang dicapai berkaitan dengan peningkatan kualitas profesi kepala
sekolah;
4) keberhasilannya lestari (berkelanjutan);
5) inspiratif, topik bahasan dapat memberikan inspirasi bagi kepala
sekolah, dan topik bahasan memberikan inspirasi terhadap
pembuatan kebijakan);
6) mampu menjadi model;
7) ekonomis dan efisien; dan
8) mendapatkan pengakuan dari masyarakat atau lingkungannya
serta tidak bertentangan dengan moralitas.
2. Karakteristik Laporan Best Practice Karakteristik
Laporan best practice adalah sebagai berikut;
a. Orisinalitas; topik dan bahasan merupakan ide yang memuat keaslian
maupun kreativitas dengan memadukan sejumlah gagasan maupun
ide-ide baru tanpa mengurangi keaslian sumber utamanya. Pedoman
Lomba Best Practice bagi Pengawas Sekolah/Madrasah Berprestasi
Tahun 2016 7 dari 28 Halaman .
b. Inovatif; hasil yang dicapai memuat ide kebaruan atau novelty, bukan
jiplakan atau peniruan apa adanya, dan berkaitan dengan
peningkatan kualitas kinerja pengawas sekolah yang lebih terampil,
elegan, dan bermakna.
c. Elaboratif; kepiawaian seseorang dalam menguraikan, merinci,
menghubungkan suatu konsep/data satu dengan lainnya sehingga
menghasilkan gagasan/karya baru yang lebih kompleks tetapi
terurai.
d. Inspiratif; memberikan dorongan dan motivasi maupun spirit dalam
melaksanakan tugas pangawas sekolah bagi orang lain.
e. Empirik; menunjukkan bukti nyata kinerja berbasis pengalaman,
dalam supervisi manajerial maupun akademik untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
f. Aplikatif; hasil best practice dapat direflikasi, dimanfaatkan, dan atau
dikembangkan baik di sekolah sendiri maupun di sekolah lain.

3. Isi Laporan Best Practice


Laporan Best Practice yang disusun dan ditulis oleh pengawas sebagai
peserta lomba harus berisi tentang hal-hal sebagai berikut;
a. Bagian Awal Bagian ini terdiri atas halaman judul, halaman
pernyataan keaslian naskah lomba bermaterai cukup, halaman
lembar persetujuan dari atasan langsung dan atau pejabat terkait,
kata pengantar, abstrak atau ringkasan, daftar isi, daftar tabel,
daftar gambar, dan daftar lampiran.
b. Bagian Isi Bagian ini berisi paparan tentang hal-hal sebagai berikut:
1) Pendahuluan, berisi paparan latar belakang, masalah,
tujuan, dan manfaat Best Practice yang dilaporkan.
2) Metode Pemecahan Masalah, berisi paparan teori atau
pengalaman yang dijadikan rujukan dalam menyelesaikan
masalah, dan metode atau cara yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah beserta langkah-langkah rinci dari
metode atau cara tersebut.
3) Pelaksanaan dan Hasil yang dicapai, berisi tentang paparan
tentang pelaksanaan Best Practice terkait tempat, waktu,
dan perangkat atau instrumen yang digunakan ketika Best
Practice dilakukan serta hasil yang diperoleh dari
pelaksanaan pemecahan masalah yang telah dilakukan
disertai dengan data dan informasi yang mendukung.
c. Bagian Akhir Bagian ini berisi tentang simpulan, refleksi dan
rekomendasi.
d. Daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Daftar materi Deskripsi Perilaku Ekologis


pada KB
2
yang sulit
Kartu cuplikan
dipahami Contoh Karya Ilmiah yang menunjukkan Best Practice

Daftar materi
yang sering
mengalami
3 Perbedaan antara Penelitian Formal dengan Penelitian Tindakan Kelas
miskonsepsi
dalam
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai