Anda di halaman 1dari 13

Nama : Margaretha

Nim : 858399843
Mata Kuliah : Penelitian Tindakan Kelas

BAB  I
KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Munculnya istilah Penelitian Tindakan Kelas atau “classroom action


research” sebenarnya diawali dari istilah “action Research”  atau penelitian tindakan.
Secara umum “Action Research”  digunakan untuk menemukan pemecahan permasalahan
yang dihadapi seseorang didalam tugasnya sehari-hari dimana pun tempatnya baik di kantor,
di rumah sakit, di kelas,, maupun di tempat-tempat tugas lain. Dari sini dapat dilihat bahwa
dari ruang lingkup, tujuan, metode dan praktiknya, “action research”  dapat dianggap
sebagai penelitian ilmiah mikro yang bersifat partisipatif dan kolaboratif. Dikatakan bersifat
partisipatif karena “action research” dilakukan sendiri oleh peneliti mulai dari penentuan
topik, perumusan masalah,  perncanaan, pelaksanaan, analisis dan pelaporannya. Dikatakan
kolaboratif karena pelaksanaannya dapat melibatkan teman sejawat. Walaupun bersifat
mikro, action research berbeda dengan studi kasus karena tujuan dan sifat kasus yang
terdapat pada action research tidaklah unik sebagaimana keunikan yang terdapat p[ada studi
kasus.. namun keduanya mempunayi kesamaan, yaitu peneliti tidak berharap hasil
penelitiannya akan dapat digeneralisasikan atau berlaku secara umum. Sebab sejak awal
kedua penelitian ini bertujuan untuk memeceahkan masalah yang dihadapi.

 
Istilah action research sangat dikenal dalam penelitian pendidikan bahkan sudah merupakan
aliran tersendiri. Untuk membedakan dengan action reserch pada bidang lain para peneliti
pendidikan sering menggunakan istilah “classroom action reserch”  aatu “classroom
research” dari sinilah istilah “penelitian tindakan kelas” atau “PTK” muncul. Dengan
penambahan “classroom” pada “action research” kegiatan lebih diarahkan pada pemecahan
masalah pembelajaran melalui penerapan langsung dikelas, walaupun istilah “kelas” perlu
dipahami secara lebih luas, yaitu tidak hanya diruang kelas tetapi di tempat mana saja guru
melaksanakan tugas-tugas pembelajaran.
Terkait dengan pengertian PTK, ada beberapa rumusan definisi PTK yang perlu
dipahamai yaitu:

1.      Hopkins (1993), PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan
oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tinddakan-
tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi
dalam praktek pembelajaran.
2.      Kemmis dan Mc. Taggart (1988): PTK adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki
diri sendiri, pengalaman kerja sendiri yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan
dengan sikap mawas.
3.      Rochman Natawijaya (1977): PTK adalah pengkajian terhadap permasalahan praktis
yang bersifat situasional dan kontekstual, yang ditujukan untuk menentukan tindakan
yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi, atau memperbaiki sesuatu.
4.      Suyanto (1997): PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/ atau meningkatkan
praktik-praktik pembelajaran dikelas secara profesional.
5.      Tim PGSM (1999): PTK sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka
dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang
dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktek pembelajaran tersebut dilakukan.
Dari kelima rumusan tersebut di atas ditemukan kata-kata kunci yang terkait dengan
PTK, yaitu
a.       PTK bersifat reflektif. Maksudnya adalah PTK diawali dari proses perenungan atas
dampak tindakan yang selama ini dilakukan guru terkait dengan tugas-tugas
pembelajaran dikelas. Dari perenungan ini akan diketahui apakah tindakan yang selama
ini telah dilakukan telah berdampak positif dalam pencapaian tujuan pembelajaran atau
tidak.
b.      PTK dilakukan oleh pelaku tindakan. Maksudnya adalah PTK dirancang, dilaksanakan,
dan dianalisis oleh guru yang bersangkutan dalam rangka ingin memecahkan masalah
pembelahjaran yang dihadapinya dikelas. Kalaupun dilakukan secara kolaboratif, pelaku
utama PTK tetap oleh guru yang bersangkutan
c.       PTK dilakukan untuk meningkatkan kulaitas pembelajaran. Maksudnya adalah dengan
PTK ini diharapkan dapat meningkatkan berbagai aspek pembelajaran sehingga
kompetensi yang menjadi target pembelajaran dapat tercapai secara maksimal (efektif
dan efesien)
d.      PTK dilaksanakan secara sistematis, terencana dan dengan sikap mawas
diri. Maksudnya adalah setiap langkah yang dilakukan  dalam PTK harus dilakukan
dengan terprogram dan penuh kesadaran sehingga dapat diketahui aspek-aspek mana
yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki demi ketercapaian kompetensi yang ditargetkan.
e.       PTK bersifat situasional dan kontekstual. Maksudnya adalah PTK selalu dilakukan
dalam situasi dan kondisi tertentu, untuk kelas dan topik mata pelajaran tertentu sehingga
simpulan atau hasilnyapun hanya diarahkan pada konteks yang bersangkutan, bukan
untuk konteks lain.

Berdasarkan pengertian di atas, PTK bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan


kulaitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan
masalah pembelajaran disekolah.

Adapun manfaat yang dapat dipetik dari pelaksanaan PTK adalah:

1.      Dapat meningkatkan kompetensi guru dalma mengatasi masalah pembelajaran yang


menjadi tugas utamanya.
2.      Dapat meningkatkan sikap profersional guru
3.      Dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja belajar dan kompetensi siswa
4.      Dengan pelaksanakan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kualitas proses
pembelajaraan di kelas
5.      Dengan pelaksanakan PTK akan terjadi perbaikan dan /atau penggunaan kualitas
penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainnya.
6.      Dengan pelaksanakan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kualitas
prosedur dan alat evaluasi yang di gunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar
siswa.
7.      Dengan pelaksanakan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau pengembangan pribadi
siswa di sekolah
8.      Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kualitas
penerapan kurukulum.
Mengapa guru dianggap paling tepat untuk melakukan PTK?
Ada beberapa bukti pembenar bahwa gurulah yang paling tepat untuk melakukan PTK.
1.      Guru mempunyai hak otonom untuk menilai kinerjanya. Sebab, hanya gurulah yang
dapat merasakan “kondisi objektif” kiat-kiat pembelajaran yang di lakukan dalam rangka
pencapaian kompetensi siswa
2.      Guru merupakan sosok yang paling akrab dengan dikelasnya. Kenyataan ini dapat
dimaklumi karena berlangsungan masa pembelajaran yang cukup lama akan membuka
pemahaman dan wawasan gurubatas “pernak-pernik” yang berada di kelasnya.
3.      Interaksi antara guru dan siswa berlangsung secara unik. Hal ini dibuktikan dengna
perlakuan khas guru setiap menghadapi individu siswa yang mempunyai karakteristik
tertentu.
4.      Temuan penelitian tradisional sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran
5.      Ketrerlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat pengembangan
mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan PTK di kelasnya.
Apa Karakteristik PTK?
Karakteristik PTK dapat dijabarkan sebagai berikut.
1.      Masalah PTK  berawal dari guru
PTK harus diilhami oleh permasalahn praktis yang dihayati oleh guru sebagai pelaku
pembelajaran di kelas. Guru merasakan ada masalah di kelasnya ketikan dia mengajar. Guru
berysaha untuk mengatasi masalah di kelas itu denga sebuah penelitian yang disebut PTK.
PTK bukanlah penelitian yang dilakukan oleh pihak luar yang tidak tahu tentang seluk beluk
yang terjadi di kelas. PTK bukan penelitian yang disarankan oleh pihak lain kepada guru,
melainkan muncul dalam diri guru yang merasakan adnya masalah.
2.      Tujuan PTK adalah memperbaiki pembelajaran
Dengan PTK, guru akan berupaya untuk memperbaiki praktik pembelajaran agar menjadi
lebih efektif. Oleh karena itu, guru tidak boleh mengorbankna proses pembelajaran karena
melakukan PTK. PTK tidak boleh menjadikan proses pembelajaran terganggu. Guru tidak
perlu mengubah jadwal rutin di kelas yang sudah di rencanakan hanya untuk PTK. PTK
haruslahsejalan dengan rencana rutin Anda sebagai guru. Bahkan, PTK juga diharapkan tidak
lagi memberikan beban tambahan yang lebih berat bagi anda. PTK justru harus dikerjakan
terintegrasi dengan kegiatan sehari-hari dikelas
3.      PTK adalah penelitian yang berisifat kolaboratif
Guru tidak harus sendirian salam upaya memperbaiki praktik pembelajaran di kelas. Namun,
dapat anda laksanakn dengan cara berkolaborasi dengan dosen LPTK maupun denga teman
sejawat. Denga cara itu, sebagai guru,  Anda akan banyak menerima masukan masukan
tentang prosedur PTK yang benar. Dosen dapat bertindak sebagai mitra diskusi yang baik
untuk merumuskan masalah yang tepat, menentukan hipotesis  tindakan yang baik, serta
membantu analisis data penelitian. Sebaliknya, dosen LPTK dapat memperoleh masukan
yang berharga dari orang yang benar-benar berkecimpung di kancah yang tahu secara persis
tentang permasalahan yang terjadi di kelasnya. Hal yang penting lagi ialah terbentuknya
hubungan kesejawatan yang harmonis antara guru dengan guru ataupun antara guru dosen
LPTK. Kehadiran dosen LPTK adalah sebagai mitra sejawat dan bukan sebagai sosok yang
mahatahu yang akan guru dalam penelitian
4.      PTK adalah jenis penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu untuk
memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.
Tindakan-tindakan tertentu tersebut dapat berupa penggunaan metode pembelajaran tertentu,
penerapan strategi pembelajaran tertentu, pemakaian media dan sumber belajara tertentu,
jenis pengelolaan kelas tertentu, atau hal-hal yang berifat inovatif lainnya. Oleh karena
otu,penelitian di kelas yang tanpa memberikan tindakan apa-apa di kelas untuk perbaikan
praktik pembelajaran bukanlah PTK.
5.      PTK dapat menjembatani kesenjangan anbtara teori dan praktik pendidikan
Hal ini dapat karena setelah Anda meneliti kegiata-sendiri di kelas Anda-dengan melibatkan
siswa-Anda akan memperoleh balikan yang bagus dan sistematis untuk perbaikan praktik
pembelajaran. Dengan demikian, Anda dapat membuktikan apakah suatu teori pembelajaran
dapat diterapkan dengan baik atau tidak di kelas. Anda juga  dapat mengadaptasi atau
mengadopsi teori tersebut untuk diterapkan di kelas agar pembelajarannya efektif dan efisien,
optimal, serta fungsional.
BAB. II
MENGEMBANGKAN FOKUS MASALAH DAN TUJUAN PTK

Dalam pelaksanaannya, PTK diawali dengan mendiagnosis masalah, yaitu kesadaran


akan permaslahan yang dirasakan dan dianggap mengganggu dan menghalangi pencapaian
tujuan pembelajaran atau tujuan pendidikan sehingga ditengarai telah berdampak kurang baik
terhadap proses dan/atau hasil belajar siswa, dan/atau implementasi program sekolah.
Setelah diadakan diagnosa berbagai macam masalah maka langkah selanjutnya adalah
melakukan identifikasi masalah.
Permasalahan yang telah diidentifikasi biasanya masih dianggap kabur. Oleh karena itu
masalah-masalah tersebut harus difokuskan agar lebih tajam, mengkhusus dan mengarah.
Kalau perlu kumpulkan data lapangan secara lebih sistematis dan lakukan kajian pustaka
yang relevan sehingga maslah tersebut memiliki “payung” keilmuan. Untuk lebih
memantapkan fokus masalah maka dapat didiskusikan dengan teman sejawat
Dari rumusan fokus permasalahan tersebut, tentu ada satu fokus yang dianggap lebih
mendapat prioritas dari yang lain untuk dapat dipecahkan.
Prioritas pemecahan fokus masalah dapat didasarkan pada pertimbangan sebagai
berikut:
a.       Fokus masalah tersebut sudah tidak dapat ditolerir, dan harus segera dicarikan jalan
keluarnya.
b.      Fokus masalah tersebut sudah mendapatkan perhatian umum sehingga perlu segera
mendapatkan jawaban pemecahannya.
c.       Fokus masalah tersebut cukup signifikan dalam pencapaian tujuan pembelajaran bila
dibanding dengan fokus masalah lain.
d.      Fokus masalah tersebut dapat dengan segera dicarikan jalan pemecahannya oleh guru
yang bersangkutan bila dibanding dengan fokus masalah lain.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka saatnya untuk ditentukan satu fokus
masalah yang segera dapat dilakukan perbaikan pembelajaran dalam program PTK.
Setelah menentukan satu prioritas, selanjutnya dilakukan diagnosis kemungkinan-
kemungkinan penyebab permaslahan secara lebih cermat dan teliti. Penyebab masalah dapat
dilakukan dengan cara menjawab pertanyaan “kegiatan apa yang telah saya lakukan dalam
pembelajaran, yang mengakibatkan munculnya masalah tersebut?”
Berdasarkan temuan penyebab permasalahan tersebut, maka diadakan penjajakan
alternatif-alternatif tindakan perbaikannya sabagai upaya pemecahan masalah. Untuk
menentukan alternatif yang tepat diperlukan data lapangan yang akurat dan kajian pustaka
yang relevan.
BAB. III
PROSEDUR PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan


kemampuan siswa dalam menulis karangan. Proses pelaksanaan tindakan dimulai dari (1)
perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan evaluasi, serta (4) analisis
dan refleksi.

a.     Perencanaan tindakan
Pada tahap ini peneliti secara kolaboratif mengadakan  kegiatan  sebagai     berikut.
1)      Mengamati tekhnik pembelajaran yang digunakan guru
2)      Mengindentifikasi faktor-faktor hambatan dan kemudahan
3)      Merumuskan alternatif tindakan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran
4)      Menyusun rancangan pembelajaran
b.    Pelaksanaan tindakan
Dalam tahap pelaksanaa tindakan, peran peneliti adalah
1)      Merancang pelaksana pembelajaran
2)      Bekerja sama denga teman sejawat dalam melaksanakan tindakan yang direncanakan
3)      Pelaksanaan yang didampingi teman sejawat untuk memberi pengarahan, motivasi, dan
stimulus agar praktis dapat melaksanakan perannya berdasarkan rencana.
Eksplorasi adalah tahap pembelajaran ketika guru berusaha menggali konsep awal siswa
melalui suatu fenomena. Tahap selanjutnya adalah invansi tentang topik yag dibahas
berdasarkan hasil eksprimen siswa dan akhirnya siswa menemukan konsep baru yang
merupakan hasil bentukan dari siswa sendiri. Setelah siswa menemukan konsep maka tahap
selanjutnya adalah ekspansi/penerapan konsep. Pada akhir pembelajaran, guru mengadakan
evaluasi dengan tujuan untuk menguji apakah konsep yang diterima oleh siswa itu benar.
Pelaksaan penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang pelaksanaan
tindakannya terdiri  atas beberapa siklus. Setiap siklus terdiri atas tahap terdiri ataas
pengamatan, pendahuluan/perencanaan, dan pelaksanaan tindakan. Perencanaan tindakan,
pemberian tindakan, observasi, dan refleksi. Tahap-tahap penelitian dan masing-masing
tindakan terjadi secara berulang dan akhirnya menghasilkan beberapa tindakan dalam
penelitian tindakan kelas.
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan secara berdaur (siklus) ulang.
Apabila pada tindakan I sudah bisa mencapai tujuan yang diinginkan maka langsung dapat
ditarik kesimpulan, tetapi jika masih ada perbaikan, atau metode yang digunakan tidak
berhasil maka dilanjutkan dengan tindakan selanjutnya.
c.       Pemantauan dan Evaluasi
Setelah tindakan dilakukan, peneliti melakukan pemantauan dan evaluasi secara
komprehensif terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan instrumen pengumpul
data yang telah disediakan sehingga diperoleh data empiris pelaksanaan pembelajaran,
kendala yang dihadapi, serta kesempatan dan peluang yang berkaitan dengan media
pembelajaran.
d.      Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan
penyimpulan data. Reduksi data adalah proses penyederhanaan data diperoleh melalaui
pengamatan dengan cara memilih data sesuai dengan kebutuhan penelitian. Dari pemilihan
data tersebut, kemudian dipaparkan lebih sederhana menjadi paparan yang berurutan berupa
paparaan data dan akhirnya ditarik kesimpulan  dalam bentuk pernyataan kalimat yang
singkat dan padat, tetapi mengandung pengertian yang luas. Data yang akan dianalisis
selanjutnya diolah melalui tahapan sebagai berikut:
1.      Seleksi data
2.      Pengoreksian data
3.      Pembobotan data, dan
4.      Penyimpulan data.
e.       Refleksi
Setelah pengamatan selesai dilakukan, kemudian peneliti bersama teman sejawat melakukan
kegiatan refleksi pada akhir tiap tindakan. Pada kegiatan refleksi, peneliti dan teman sejawat
mendiskusikan hasil pengamatan tindakan yang dilaksanakan. Hal-hal yang dibahas adalah
(1) analisis tentang tindakan yang dilakukan, dan (2) melakukan intervensi, pemaknaan dan
penyimpulan data yang telah diperoleh, serta melihat hubungan dengan teori dan rencana
yang telah ditetapka.
BAB. IV
MELAKSANAKAN DAN MENGOBSERVASI TINDAKAN

Pelaksanaan tindakan hendaknya dituntun oleh rencana tindakan yang telah dibuat.
Akan tetapi, perlu diingat juga bahwa tindakan itu tidak secara mutlak dikendalikan oleh
rencana, mengingat dinamika proses pembelajaran di kelass guru menuntut atau melakukan
penyesuaian. Oleh karena itu, guru perlu bersikap fleksibel dan siap mengubah rencana
tindakan sesuai dengan keadaan yang ada. Semua perubahan/penyesuaian yang terjadi perlu
dicatat kelak harus dilaporkan. Dalam tahap pelaksanaan tindakan, guru berperan sebagai
pengajar dan pengumpul data, baik melalui pengamatan langsung maupun melalui telaah
dokumen, bahkan juga melalui wawancara dengan siswa setelah pembelajaran selesai. Guru
juga dapat meminta bantuan kolega guru lainnya untuk melakukan pengamatan selamaa guru
melakukan tindakan perbaikan.
Observasi tindakan kelas berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan dan
prosesnya. Observasi berorientasi ke depan tetapi meberikan dasar bagi refleksi sekarang.
Hal-hal yang diamati dalam tindakan kelas adalah (a) prose tindakannya, (b) pengaruh
tindakan (yang disenganja dan tidak disengaja), (c) keadaan dan kendala tindakan, (d)
bagaimana keadaan dan kendala tersebut menghambat atau mempermudah tindakan yang
telah direncanakan dan pengaruhnya serta (e) persoalan lain yang timbul.
Bentuk dan alat observasi dapat berupa pedoman observasi belajar menagajar, soal
tes,, format penilaian kepuasan (angket), umpan balik siswa, perekam elektronik dan
sejenisnya, bergantung pada tujuan dan tipe observasi.
Adapun metode observasi yang dapat diterapkan yaitu, terbuka, terfokus, terstruktur
dan sistematis. Untuk teknik yang dapat digunakan untuk melakukan pemantauan dalam
penelitian tindakan kelas adalah catatan anekdot, catatan lapangan, analisis dokumen, catatan
harian, kartu cuplikan butir, portofolio, angket, wanacara, metode sosiometrik, jadwal dan
daaftar tilik (checklist) interaksi, rekaman pita, rekaman video, foto dan slide, penampilan
subjek pada kegiatan penilaian.
BAB V
MENGANALISIS DAN MEREFLEKSI HASIL TINDAKAN
Hasil observasi yang telah dilakukan dalam PTK pada dasarnya merupakan data
penelitian tindakan. Data penelitian tindakan dapat difungsikan sebagai landasan refleksi.
Data peenelitian tindakan diperoleh dari hasil observasi situasi nyata pelaksanaan
tindakan dan seluruh unsur-unsur yang ada. Data tersebut dapat berupa semua catatan tentang
hasil amatan.
Analisis data pada dasarnya adalah upaya memilih, memilah, membuang, dan
menggolongkan data.
Secara teknis, langkah yang dilakukan adalah (1) mengidentifikasi data yang
ditemukan, (2) menentukan pola data yang ada dan (3) menginterpretasikannya.
Dalam menganalis data yang kompleks, anda menggunakan analisis kualitatif dengan
teknik analisis interaktif, yaitu teknis analisis yang terdiri atas tiga komponen kegiatan yang
saling terkait, yaitu reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan.
Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus, menyderhanakan,
meringkas, dan mengubah bentuk data ‘mentah’ yang ada dalam catatan lapangan.
Paparan data adalah penjabaran data sedemikian rupa sehingga dapat dipahami secara
jelas. Beberapa data dapat berbentuk narasi yang diikuti dengan matriks, grafik, dan/atau
diagram.
Penarikan kesimpulan merupakan upaya memberikan penilaian atau interpretasi
berdasarkan paparan data yang telah dilakukan. Analisis data dilakukan sepanjang proses
pelaksanaan tindakan penelitian.
Setelah peniltian tindakan data dilaksanakan maka tahap selanjutnya adalah refleksi.
Refleksi adalah mengulas data secara kritis, terutama yangberkaitan dengan perubahan yang
terjadi pada tindakan kelas, baik pada diri siswa, suasana kelas, maupun pada diri guru.
Lewat refleksi dapat diingat dan direnungi kembali suatu tindakan persis yang telah dicatat
dalam observasi.
Dalam melakukan refleksi sebaiknya diadakan diskusi untuk menghasilkan
rekonstruksi makna situasi pembelajaran kelas yang telah dilakukan dan memberikan dasar
perbaikan rencana siklus berikutnya.
BAB VI
MENYUSUN LAPORAN PTK

Setelah melaksanakan tindakan kelas, mengobservasi, menganalisis, dan


merefleksikannya, kegiatan berikutnya adalah melaporkannya. Pelaporan ini dimaksudkan
agar PTK yang dilakukan dapat diketahui oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Suatu
penelitian akan bermakna jika hasilnya dilaporkan secara memadai melalui laporan
penelitian.

Secara umum laporan penelitian pada hakikatnya berisi tiga hal pokok, yaitu bagian
awal, bagian isi atau tubuh laporan dan bagian akhir.

1.      Bagaian awal laporan PTK terdiri atas:


a.       Halaman judul
b.      Halaman pengesahan
c.       Kata pengantar
d.      Daftar isi
e.       Daftar tabel (jika ada)
f.       Daftar grafik (jika ada)
g.      Daftar gambar (jika ada)
h.      Daftar lambang/singkatan jika ada)
i.        Daftar lampiran
2.      Bagian isi atau tubuh berisi atas:

Bagian ini terdiri atas empat , yakni:

a.       Bab I Pendahuluan yang meliputi:


1)      Latar belakang masalah
2)      Rumusan masalah
3)      Tindakan yang dipilih
4)      Tujuan
5)      Lingkup penelitian
6)      Manfaat atau signifikansi penelitian
b.      Bab II Kajian teori
Dalam bagian ini perlu dipaparkan secara ringkas, tetapi tajam tentang kajian dan berbagai
bahan pustaka yang relevan yang dapat mendukung kesenjangan antara harapan dan
kenyataan yang dilontarkan oleh peneliti.
c.       Bab III Prosedur penelitian tindakan
Dalam bagian ini terdapat subbab (a) setting penelitian, dan (b) prosedur penelitian.
d.      Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan
Pada bagian ini berisi sajian hasil penelitian atau temuan penelitian setelah tindakan
diterapkan, baik terkait sdengan tindakan guru maupun kegiatan siswa. Pembahasana
hendaknya dapat memberikan penjelasan tentang kegagalan atau keberhasilan tndakan yang
telah dilakukan dalam penelitian tersebut.
e.       Bab IV Simpulan dan saran 
Bagian ini berisi dua subbagian, yakni simpulan dan saran. Dalam kegiatan simpulan peneliti
menyimpulkan hasil penelitian secara lengkap sesuai dengan masalah yang diteliti. Simpulan
tidak boleh menyimpang dari masalah yang diangkat dalam penelitian.
Adapun saran yang disampaikan peneliti selayaknya juga tetap mengacu pada permasalahan
serta simpulan. Saran dapat berupa penerapan hasil penelitian dan kemungkinan penelitian
lanjutan di masa yang akan datang. Saran dapat juga berisi rekomendasi
3.      Bagian akhir laporan terdiri atas Daftar pustaka dan lampiran.
Laporan PTK dapat bergam bentuk atau formatnya . hal ini sangat tergantung pada tuntutan
lembaga sponsor yang mendukung. Meski beragam bentuk dan formatnya namun secara
mendasar laporan PTK sama dalam hal tuntutan isi, struktur dan bahasannya sebagimana
diuraikan di atas.

Anda mungkin juga menyukai