Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar belakang
Salah satu cara yang digunakan untuk memperbaiki suatu proses pembelajaran,
yaitu melakukan penelitian tindakan kelas. Kelas pada prinsipnya adalah penegasan
yang mencerminkan tempat penelitian berlangsung. Penelitian tindakan di bidang
pendidikan dapat dilakukan dikelas, sekolah, atau tempat lain yang berkaitan dengan
kegiatan sekolah. Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu jenis penelitian
pendidikan yang penting untuk dipahami oleh para guru. Penelitian Tindakan Kelas
secara langsung berkorelasi dengan upaya guru untuk memperbaiki atau
meningkatkan kualitas kinerjanya, utamanya dalam proses pembelajaran dikelas.
Penelitian tindakan kelas (PTK) semakin lebih dikenal oleh para guru dan para
pendidik, serta para pengambil kebijakan pendidikan karena penelitian tindakan kelas
memang mempunyai kelebihan nyata, yaitu mampu memberikan ide, perlakuan atau
treatment nyata yang berupa tindakan perbaikan praktis yang bisa dirasakan langsung
oleh para responden yaitu guru atau siswa yang diteliti.
Guru sebagai pendidik diharapkan dapat menjadi lebih peka terhadap permasalahan
pembelajaran, banyak sekali persoalan yang dihadapi guru dalam suasana
pembelajaran yang ia hadapi, yang jika masalah tersebut tidak dapat diatasi, maka
akan menghambat tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Untuk itulah dibutuhkan
suatu penelitian pendidikan yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki
kinerjanya.
Keberhasilan proses pembelajaran sebagai proses pendidikan di suatu sekolah
dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang dimaksud misalnya guru, siswa,
kurikulum, lingkungan sosial, dan lain-lain. Namun dari faktor-faktor itu, guru dan
siswa faktor terpenting. Pada kenyataanya pendidikan telah dilaksanakan semenjak
adanya manusia, hakikatnya pendidikan merupakan serangkain peristiwa yang
komplek yang melibatkan beberapa komponen antara lain: tujuan, peserta didik,
pendidik, isi/bahan cara/metode dan situasi/lingkungan. Hubungan keenam faktor
tersebut berkait satu sama lain dan saling berhubungan dalam suatu aktifitas satu
pendidikan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi penelitian tindakan kelas ?
2. Apakah tujuan dan manfaat penelitian tindakan kelas (PTK) ?
3. Apakah karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK) ?
4. Apa saja prinsip – prinsip penelitian tindakan kelas (PTK) ?
5. Apa saja jenis - jenis penelitian tindakan kelas (PTK) ?
6. Apa saja metodologi penelitian tindakan kelas ?
7. Apa saja model - model penelitian tindakan kelas ?
8. Apa perbedaan karakteristik penelitian tindakan kelas dengan penelitian
tradisional ?
9. Apa saja kelebihan dan kelemahan penelitian tindakan kelas ?
10. Apa saja hambatan dalam penelitian tindakan kelas ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang definisi penelitian tindakan kelas (PTK)
2. Menjelaskan tentang tujuan dan manfaat penelitian tindakan kelas (PTK)
3. Menjelaskan tentang karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK)
4. Menjelaskan tentang prinsip – prinsip penelitian tindakan kelas (PTK)
5. Menjelaskan tentang jenis – jenis penelitian tindakan kelas (PTK)
6. Menjelaskan tentang metodologi penelitian tindakan kelas
7. Menjelaskan tentang model – model penelitian tindakan kelas
8. Menjelaskan tentang perbedaan karakteristik penelitian tindakan kelas dengan
penelitian tradisional
9. Menjelaskan tentang kelebihan dan kemurahan penelitian tindakan kelas
10. Menjelaskan tentang hambatan dalam penelitian tindakan kelas

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Penelitian Tindakan Kelas


Menurut Suyanto dan Sukarnyana penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan
bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu
dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di
kelas secara lebih profesional.
Menurut Milles dan Huberman penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai
penyelidikan yang sistematis yang dilakukan oleh guru dan kepala sekolah untuk
mengetahui praktik pembelajarannya.
Menurut Hopkins dalam (Kusnandar 2010), penelitian tindakan kelas (PTK)
merupakan penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi permasalahan yang
dihadapi secara praktis dan membantu mencapai tujuan ilmu pengetahuan yang telah
disepakati bersama.
Secara lebih luas, penelitian tindakan kelas (PTK) dapat diartikan sebagai penelitian
yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau
pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat
keberhasilan atau akibat tindakan, kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat
penyempurnaan dengan situasi dan kondisi, sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Tujuan utama penelitian tindakan kelas (PTK) ialah untuk memecahkan
permasalahan yang terjadi di kelas, serta merumuskan solusi berupa tindakan dari
permasalahan tersebut. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru
dalam pengembangan profesinya. Tujuan khusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai
persoalan demi terciptanya perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran di kelas.
Secara lebih rinci, berikut adalah tujuan dari PTK diantaranya:
1. Meningkatkan mutu, isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah
2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah
pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas
3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan

3
4. Menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga
tecipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan maupun
pembelajaran secara berkelanjutan
Hasil yang di harapkan melalui PTK adalah peningkatan atau perbaikan kualitas
proses dan hasil pembelajaran yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Peningkatan atau perbaikan kinerja siswa dalam belajar dan kinerja guru dalam
mengajar di sekolah
2. Peningkatan atau perbaikan mutu proses pembelajaran di kelas
3. Peningkatan atau perbaikan kualitas penggunaan media, alat bantu, dan sumber
belajar lainnya
4. Peningkatan atau perbaikan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan
untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa
5. Peningkatan atau perbaikan masalah-masalah pendidikan anak di sekolah
6. Peningkatan atau perbaikan kualitas dalam penerapan kurikulum dan
pengembangan kompetensi siswa di sekolah.
Dengan memperhatikan tujuan dan hasil yang dicapai memlaui PTK, maka
terdapat beberapa manfaat PTK diantaranya:
1. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan bagi
para guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, hasil-hasil
PTK yang dilaporkan dapat dijadikan sebagai bahan artikel ilmiah atau makalah
untuk berbagai kepentingan yang dapat di sajikan dalam forum ilmiah dan
diterbitkan ke jurnal ilmiah
2. Menumbuh kembangkan kebiasaan, budaya, dan tradisi meneliti dan menulis
artikel ilmiah di kalangan para guru. Hal ini dapat mendukung profesionalisme
dan karier guru
3. Mewujudkan kerja sama, kolaborasi, dan sinergi antar pendidik dalam satu
sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah
dalam pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran
4. Meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya menjabarkan kurikulum atau
program pembelajaran sesuai dengan tuntuan atau program pembelajaran sesuai
dengan tuntutan dan konteks local, sekolah, dan kelas. Hal ini turut memperkuat
relevansi pembelajaran bagi kebutuhan siswa
5. Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan,
kenyamanan, dan kesenangan siswa karena strategi, metode, teknik, dan media
4
yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara
teliti
6. Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang,
nyaman, menyenangkan, serta melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik,
dan media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih
secara teliti
C. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
PTK merupakan bentuk penelitian tindakan yang diterapkan dalam aktivitas
pembelajaran di kelas. Karakteristik khusus PTK adalah tindakan nyata yang di lakukan
sebagai bagian dari kegiatan penelitian dalam rangka memecahkan suatu masalah.
Tindakan tersebut dilakukan pada situasi alami, serta bertujuan untuk memecahkan
masalah praktis. Tindakan yang diambil merupakan kegiatan yang sengaja dilakukan
atas dasar tujuan tertentu. Tindakan dalam PTK dilakukan dalam suatu siklus kegiatan.
Terdapat beberapa karakteristik yang merupakan ciri khas PTK disbanding dengan
penelitian pada umumnya, diantaranya sebagai berikut:
1. PTK merupakan kegiatan yang tidak hanya berupaya memecahkan masalah,
tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiah atas pemecahan masalah tersebut
2. PTK merupakan bagian penting sebagai upaya pengembangan profesi guru
melalui aktivitas berfikir kritis dan sistematis, serta mengajarkan guru untuk
menulis dan membuat catatan
3. Persoalan yang dipermasalahkan dalam PTK bukan dihasilkan dari kajian
teoretik dan penelitian terdahulu, tetapi berasal dari adanya permasalahn yang
nyata dan actual dalam pembelajaran di kelas. PTK berfokus pada pemecahan
masalah praktis bukan masalah teoretis.
4. PTK di mulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam
mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas
5. Adanya kolaborasi antara praktisi (guru dan kepala sekolah) dengan meneliti
dalam hal pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan
keputusan yang pada akhirnya melahirkan kesamaan tentang tindakan
6. PTK dilakukan hanya apabila keputusan kelompok dan komitmen untuk
pengembangan bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru, alasan
pokok ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan dan bertujuan untuk
memperoleh pengetahuan serta sebagai upaya pemecahan masalah.

5
Dalam praktiknya, boleh saja guru melakukan PTK tanpa kolaborasi dengan
peneliti lain. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa PTK yang dilakukan oleh guru
tanpa kolaborasi dengan peneliti lain mempunyai kelemahan, karena para praktisi
umumnya kurang akrab dengan teknik-teknik dasar penelitian. Di samping itu, guru
pada umumnya tidak memiliki waktu untuk melakukan penelitian, sehubungan dengan
padatnya kegiatan pemebelajaran yang dilakukan. Akibatnya, hasil PTK kurang
memenuhi kriteria validitas metodologi ilmiah. Dalam konteks kegiatan pengawasan
sekolah, seorang pengawas sekolah dapat berperan sebagai kolaborator bagi guru dalam
melaksanakan PTK.
D. Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Menurut Arikunto terdapat lima prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
PTK diantaranya sebagai berikut:
1. Kegiatan nyata dalam situasi rutin
PTK yang dilakukan guru hendaknya tidak mengubah situasi rutin. Hal ini di
karenakan apabila PTK dilakukan dalam situasi lain, maka hasilnya tidak bisa
di jamin dapat di terapkan lagi dalam situasi aslinya. Berdasarkan prinsip ini,
PTK tidak perlu mengadakan waktu khusus serta tidak perlu mengubah jadwal
pelajaran yang sudah dibuat sebelumnya. PTK dilakukan secara terintegrasi
dengan kegiatan pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah ada. Kelebihan
dari prinsip ini adalah saat guru melakukan PTK tidak akan membuat repot
kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum untuk mengubah
jadwal pelajaran
2. Kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja
Dalam konteks PTK, guru yang melakukan penelitian hendaknya didasari atas
kesadaran untuk memperbaiki kinerjanya yang timbul dari diri sendiri. Dengan
kesadaran diri tersebut, guru yang melakukan PTK akan merasa senang,
dilandasi kesukarelaan, dan bersikap sungguh-sungguh untuk mewujudkan
proses dan hasil pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya. Guru yang
melakukan PTK ialah guru yang sadar bahwa di dalam dirinya masih terdapat
kekurangan pada saat melaksanakan tugas mengajar dan memiliki komitmen
yang kuat untuk memperbaiki kinerjanya agar dapat menjadi guru profesional
3. Analisis SWOT sebagai dasar berpijak,
PTK harus dimulai dengan melakukan analisis SWOT sebagai dasar berpijak.
Analisis SWOT perlu dilakukan terhadap guru sebagai peneliti dan siswa
6
sebagai subjek tindakan. Dengan berpijak pada analisis SWOT, kesejalanan dan
kesepahaman kondisi guru dan siswa sangat diperlukan agar PTK dapat
dilaksankan dengan baik.
Kekuatan dan kelemahan yang ada dalam diri guru dan siswa diidentifikasi
terlebih dahulu guna meminimalkan kelemahan dan menutupi kelemahan
tersebut dengan kekuatan yang ada sehingga pelaksanaan PTK dapat berjalan
dengan baik. Selain itu, unsur kesempatan dan ancaman yang berada di luar diri
guru dan siswa hendaknya diperhatikan dengan benar kesempatan apa saja yang
dapat di manfaatkan. Demikian juga sebaliknya, unsur ancaman apa saja yang
dapat menggangu pelaksanaan PTK sehingga dapat mendatangkan risiko.
4. Upaya empiris dan sistematis
Proses pembelajaran yang dilakukan guru sesungguhnya merupakan sebuah
system yang melibatkan banyak komponen. Komponen-komponen yang
terlibat dalam proses pembelajaran seperti media pembelajaran, alat
pembelajaran, kesiapan siswa, dan jadwal pelajaran merupakan komponen
empiris yang tidak boleh dilupakan begitu saja. Komponen tersebut ialah suatu
system satu kesatuan yang harus melekat dalam proses pembelajaran yang
dilakukan guru ketika mengajar. Oleh karena itu, agar PTK yang dilakukan guru
dapat memperbaiki proses dan hasil pembelajaran, harus memperhatikan
keseluruhan komponen yang saling terkait dalam suatu proses pembelajaran.
Selain itu, dalam pelaksanaannya harus runtut mengikuti rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah dibuat.
5. Menjalankan prinsip SMART dalam perencanaan
SMART ialah singkatan dari Specific (khusus, tidak terlalu umum),
Manageable (dapat dikelola, dilaksanakan), Acceptable (dapat diterima) atau
Achievable (dapat di jangkau), Realistic (sesuai kemampuan), dan Time Bound
(terikat oleh waktu)
a) Specific artinya khusus dan tidak terlalu umum. Saat guru merencanakan
untuk melakukan PTK, hendaknya merencanakan tindakan yang bersifat
khusus dan tidak meluas. Sebagai contoh, seorang guru bahasa inggris akan
melakukan PTK, maka ada baiknya guru tersebut hanya memfokuskan pada
salah satu keterampilannya yang akan di perbaikinya, misalnya reading skill
ataupun Listening skill. Hal ini bertujuan agar guru dapat melakukan PTK
tidak mengalami kesulitan yang berarti dan siswa dapat lebih fokus.
7
b) Manageable artinya dapat dikelola dan dilaksanakan.dengan mudah. Guru
dalam merencanakan PTK hendaknya harus memilih yang mudah di
laksanakan. Tujuannya ialah agar guru maupun pihak sekolah tidak
mengalami kesulitan. Misalnya, harus menggunakan media atau alat
pembelajaran yang mahal harganya sehingga guru dan pihak sekolah tidak
mampu menyediakan.
c) Acceptable atau Achievable artinya dapat diterima atau dijangkau. Ini
artinya bahwa guru sebagai peneliti yang melakukan PTK dapat diterima
oleh siswa sebagai subjek yang dikenai tindakan. Dalam konteks PTK,
siswa sebagai subjek tindakan justru harus merasa senang dan bersemangat
terhadap tindakan yang diberikan guru pada saat melakukan PTK. Oleh
karena itu, perlu ada kesepakatan antara guru dan siswa dalam bentuk
diskusi ketika akan merencanakan PTK. Tujuannya ialah agar siswa dapat
menerima dan tidak merasa keberatan terhadap tindakan yang akan
dilakukan.
d) Realistic artinya harus sesuai dengan kemampuan siswa. Guru dalam
melakukan PTK tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada siswa. Guru
harus pandai melihat kemampuan yang dimiliki siswa sebagai subjek yang
dikenai tindakan. Dalam pelaksanaannya, PTK harus realistis dan tidak
menyimpang dari kenyataan yang ada di sekolah. PTK yang dilakukan guru
harus bermanfaat bagi peningkatan kualitas siswa. Artinya, dengan
pelaksanaan tindakan yang tidak terlalu rumit, tetapi dapat memperbaiki
proses dan hasil pembelajaran.
e) Time Bound artinya terikat oleh waktu atau dibatasi waktu. Guru dalam
merencanakan PTK hendaknya membuat perencanaan waktu yang jelas.
Perencanaan waktu ini menjadi sangat penting agar pelaksanaan PTK dapat
berjalan sebagaimana mestinya. Tujuannya ialah agar kegiatan PTK tidak
melebihi batas waktu yang sudah direncanakan dan kualitas proses serta
hasil pembelajaran bisa diperkirakan dengan jelas. Sebagai contoh, guru
sosiologi akan melakukan PTK selama satu semester, maka guru tersebut
harus membuat jadwal rincian kegiatan PTK secara jelas yang di mulai dari
perencanaan awal, merumuskan tindakan, melakukan pengamatan,
menganalisis, melakukan refleksi, melakukan pemaknaan hasil, melakukan

8
perencanaan pada siklus berikutnya sehingga sampai pada tahap
penyusunan laporan hasil penelitian.
Berdasarkan prinsip PTK yang dikemukan diatas, maka dapat di simpulkan
bahwa guru yang melakukan PTK hendaknya memperhatikan beberapa prinsip,
diantaranya sebagai berikut:
1. Tidak boleh menggangu tugas utama guru dalam mengajar. Artinya PTK
yang dilakukan guru harus sejalan dengan jadwal mengajar yang telah
ada sehingga tidak perlu mengubah situasi aslinya
2. Tidak boleh terlalu menyita waktu sehingga diperlukan perencanaan
waktu agar PTK berjalan dengan baik
3. Perlu adanya diskusi antara guru sebagai peneliti dengan siswa sebagai
subjek yang dikenai tindakan dalam merencanakan PTK sehingga siswa
tidak mengeluh karena ada tindakan yang diberikan guru pada saat
melakukan PTK
4. Tidak menyimpang dari kenyataan dan jelas harus bermanfaat bagi guru
dan siswa untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran
5. Mudah dilaksanakan, tidak sulit atau berbelit sehingga mempermudah
pelaksanaan PTK bagi guru maupun siswa
6. Aspek yang diteliti atau dikaji harus bersifat khusus dan jangan terlalu
luas. Tujuannya ialah agar fokus penelitian menjadi terarah dan guru
tidak mengalami kesulitan
7. Metodologi yang digunakan harus tepat dan terpercaya
8. Permasalahan yang diteliti dalam PTK harus benar-benar ada dan
dihadapi oleh guru di kelasnya sendiri sehingga menuntut guru untuk
mengupayakan perbaikan terhadap permasalahan pembelajaran
9. Komitmen guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang
baik dan berkualitas
10. Meskipun terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran, PTK yang
dilakukan guru harus didasari pada alur dan kaidah ilmiah yang dimulai
dari identifikasi dan perumusan masalah, perumusan tindakan,
perumusan hipotesis tindakan, penetapan scenario tindakan, penetapan
prosedur pengumpulan data, analisis data dan refleksi, serta
penyimpulan hasil penelitian.

9
E. Jenis-Jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Ada empat jenis PTK, yaitu: (1) PTK diagnostic, (2) PTKpartisipan, (3) PTK
empiris., (4) PTK eksperimental (Asrori & Rusman, 2020), (Mettetal, 2002) (Khasinah,
2013) (Juanda, 2014). Untuk lebihjelas, berikut penjabaran mengenai keempat jenis
PTK tersebut :

1. PTK Diagnostik
PTK Diagnostik adalah penelitian yang dirancang dengan menentukanpeneliti
ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosis dan memasuki
situasi yang terdapat di dalam latar penelitian. Sebagai contohnya ialah apabila
peneliti berupaya menangani perselisihan, pertengkaran, konflik yang dilakukan
antar siswa yang terdapat di suatu sekolah atau kelas.
2. PTK Partisipan
PTK partisipan adalah apabila orang yang akan melaksanakan penelian harus
terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil
penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak penencanan panelitian
peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencacat, dan
mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan
hasil panelitiannya. PTK partisipasi dapat juga dilakukan di sekolah seperti
halnya contoh pada butir a di atas. Hanya saja, di sini peneliti dituntut
keterlibatannya secara langsung dan terus-menerus sejak awal sampai berakhir
penelitian.
3. PTK Empiris
PTK empiris adalah apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan
atau aksi dan membukakan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi
berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitinya berkenan dengan penyimpanan
catatan dan pengumpulan pengalaman penelti dalam pekerjaan sehari-hari.
4. PTK Eksperimental
PTK eksperimental adalah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya
menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam
suatu kegiatam belajar-mengajar. Di dalam kaitanya dengan kegitan belajar-
mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategi atau teknik yang
ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan diterapkannya

10
PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang paling efektif
dalam rangka untuk mencapai tujuan pengajaran.
F. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas
Metodologi penelitian secara singkatnya dapat disebutkan sebagai deskripsi dari
prosespenelitian. Sehingga diharapkan peneliti dapat menguraikan dan menuliskan
langkah-langkah secara jelas dan padat.
Peneliti tindakan kelasa dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian ini kemudian
dijadikan dasaruntuk mengatasi masalah tersebut. Dalam prosespelaksanaan rencana
yang telah disusun, kemudian dilakukan sesuatu observasi dan evaluasi yang dipakai
sebagai masukan untuk melakukan refleksi ini kemudian melandasi upaya perbaikan
dan penyempurnaan rencana tindakan berikutnya. (Mustafa et al, 2020). Komponen-
komponen yang ada pada Metodologi Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai
berikut:
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini perlu diberitahukan kepada pembaca bahwa jenis penelitian
yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelasa dengan mencantumkan
salah satu model penelitian tindakan kelas.
2. Setting Penelitian
Dalam penentuan setting penelitian ini perlu diberitahukan kepada pembaca
tentang:
a. Tempat penelitian
b. Waktu penelitian
c. Subyek penelitian
Sebagai contoh: Penelitian ini di lakukan di SMK Negeri 2 Malang. Waktu
pelaksanaan pada bulan Agustus sampai bulan September 2022. Subyek penelitian
adalah siswa kela XI Konsentrasi Keahlian Asisten Keperawatan dan Careviger tahun
pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 23 orang siswa.
1. Desain penelitian
Pada desain penelitian tindakan kelas aka dijelaskan tentaang tahapan dalam siklus
penelitian yang terdiri dari dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data penelitian tindakan kelas terdiri dari teknik pengumpulan data
dan instrumen. Dalam sebuah penelitian, pengumpulan data merupakan kegiatan
yang penting, sebab tanpa data maka penelitian tidak akan berhasil. Teknik
11
pengumpulan data dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama proses tindakan
(Mu’alimin & Cahyadi, 2014)
Data pengumpulan dengan berbagai teknik antara lain sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah kegiaatan pengamatan pada saat melaksanakan PTK. Obsevasi
bisa dilakukan oleh guru sendiri maupun oleh guru yang lain. Pengamatan
ditekankan pada proses belajara dan tindakan. Adapun yang dipersiapkan yaitu
melakukan perekaman terhadap proses pembelajaran.
b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang serimg dilakukan dalam
penelitian kualitatif. Namun dalam penelitian tindakan wawancara juga memiliki
peranan yang sangat penting. Tujuan wawancara adalah untuk menggali
informasi dari yang diteliti.
c. Angket
Angket atau kuesioner dapat digunakan untu menjaring pendapat siswa tentang
pembelajaran, asalkan dibuat secara sederhana dan membuat pertanyaan yang
dapat direspon oleh siswa secara terbuka (bebas0.
d. Catatan harian
Menurut Sukardi (2013) catatan harian guru yang biasa disebut dengan fieldnote
dibuat ole guru setelah pembelajaran selesai. Kegunaan catatan harian ini untuk
mencatat kegiatan atau peristiwa-peristiwa penting dalam pembelajaran. Catatan
harian dapat dibedakan menjadi dua yaitu catatan harian guru dan catatan harian
siswa. Catatan harian guru bisa berupa buku catatan sedangkan catatan harian
siswa yaitu berbentuk ide, reaksi, dan pendapat siswa tentang umpan balik mereka
setelah menerima perlakuan dari tim peneliti (Juanda,2014).
e. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan informasi yang penting bagi peneliti. Dokumen
memiliki arti sesuatu yag tertulis atau dicetak untuk digunakan sebagai suatu
catatan atau bukti. Dokumen yang dimaksudkan adalah semua catatan harian
siswa, guru, kepala sekolah yang berhubungan dengan penelitian.
3. Analisis data
Analisis data artinya mengolah data dalam bentuk kuantitatif atau kualitatif yang
selanjutnya dapat diambil kesimpulan. Analisis data menurut Moleong (2004)
adalah sebuah proses mengatur urutan data, mrngorganisasikan ke dalam suatu pola.,
12
kategiri dan satuan uraian dasar, menurut Tanzeh, (2009) adalah kegiatan
penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran, dan verifikasi data
agarsebuah data memiliki nilai sosial, akademis, dan ilmiah. Menurut Sugiono,
(2015) adalah mengelompokan data berdasarkan variable dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variable dari seluruh respoden, menyajikan data tiap
variable yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yan telah
diajukan (Mustafa etal, 2022)
4. Indikator kinerja
Indicator kinerja adalah kriteria minimal keberhasilan, indicator keberhasilan PTK
merupakan ukuran dalam menentukan apakah penelitian yang dilaksanakan berhasil
tidaknya. Bagaimana suatu proses belajar mengajar dapatdikatakan berhasil?.
Pertanyaan tersebut tergantung setiap guru, karena guru memiliki pandangan
masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan presepsi
sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini.

G. Model-Model Penelitian TindakanKelas


Ada beberapa model Penelitian Tindakan Kelas yang sampai saat ini sering digunakan
dalam dunin pendidikan, diantaranya sebagai berikut :
1. Model Kurt Lewin
Model ini adalah model yang mendasari model yang lain yang berawal dari action
research. Kurt Lewin menjelaskan bahwa ada empat hal yang harus di lakukan
dalam proses penelitian tindakan kelas. Yaitu : perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi. Pelaksanaan tindakan kelas yaitu proses yang terjadi dalam suatu
lingkaran yangterus menerus.
Tindakan adalah perlakuan yang di laksanakan oleh peneliti sesuai dengan
perencanaan yang telah di susun oleh peneliti. Observasi Yaitu pengamaan yang di
lakukan untuk mengetahui efektifitas tindakan atau mengumpulkan informasi
tentang berbagai kelemahan (kekurangan) tindakan yang telah dilakukan dan
refleksi adalah kegiatan analisis tentang hasil observasi sehingga memunculkan
program atau perencanaan baru.
2. Model John Elliot
Model penelitian yang di kembangkan oleh John Elliot ini yaitu model yang
menekankan kepada proses untuk mencobakan hal-hal baru dalam proses
pembelajaran. Langkah yang pertama yaitu menentukan dan mengembangkan

13
gagasan umum yang dilannjutkan dengan melakukan eksplorasi yakni studi untuk
mempertajam gagasan atau ide. Selanjtnya, yaitu melakukan rencana secara
menyeluruh dan berdasarkan rencana tersebut selanjutnya melaksanakan tindakan
pertama yang selama pelaksanaannya dilakukan monitoring atau eksplorasi. Hasil
dari monitoring dan eksplorasi dapat melakukan tindakan kedua atau kembali
merevisi rencana.
3. Model Dave Ebbut
Penelitian tindakan ini dikatakan model Ebbut sebab di kembangkan oleh Ebbut
pada tahun 1985. Ebbut beranggapan bahwa suatu penelitian tindakan harus dimulai
dengan adanya gagasan awal. Gagasan awala adalah didorong oleh keinginan
peneliti untuk melakukan perbaikan proses untuk menghasilkan sesuatu yang lebih
optimal. Berdasarkan gagasan awal itu, kemudian penelitian berupaya menemukan
berbagai tindakan apa saja yang harus di lakukan untuk menyelesaikannya.
4. Model Kemmis dan McTaggart
Penelitian tindakan ini dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc.
Taggart tidak terlalu berbeda dengan model Kurt Lewin. Dikatakan demikian
karena di dalam satu siklus atau putaran terdiri atas empat komponen seperti yang
dilaksanakan Lewin. Sesudah satu siklus selesai diimplementasikan, khususnya
sesudah ada refleksi, diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan
dalam bentuk siklus tersendiri. Demikian seterusnya atau dengan beberapa kali
siklus.
5. Model Siklus
Dalam model ini lebih menonjolkan kegiatan yag harus di laksanakan oleh setiap
peneliti misalnya guru dalam setiap kali putaran. Prosedur penelitian berdasarkan
model PTK dalam bentuk siklus diatas adalah sebagai berikut :
a. Penelitian Tindakan Kelas dimulai dengan melakukan refleksi awal, yaitu proses
kegiatan menganilisis pembelajaran yang berlangsung. Hasil dari refleksi awal
adalah peneliti merasakan adanya masalah mendesak yang harus di cari jalan
keluarnya. Refleksi bukan hanya dilakukan dengan berpikir saja, akan tetapi
dilakukandengancaramenganalisiskejadianyangdidasarkanpadasecaraempiris,
sehingga hasil refleksi awal inilah yang selanjutnya di jadikan dasar perlunya
dilakukan Penelitian Tindakan Kelas.
b. Melakukan studi pendahuluan dengan mengkaji literatur dan melakukan
konsultasi dengan orang yang di anggap memiliki keahlian dalam proses
14
pembelajaran. Studi pedahuluan tersebut dilakukan untuk:
1) Lebih menajamkan permasalahan.
2) Mengkaji berbagai tindakan yang dapat dilakukan sesuai dengan
permasalahan.

3) Merumuskan hipotesis tindakan.


c. Menyususn perencanaan awal tentang tindakan sesuai dengan hasil studi
pendahuluan, yang menyangkut:
1) Tahapan kegiatan, berbagai alat, media, dan sumber belajara yang dapat
digunakan, termasuk waktu yang diperlukan.
2) Instrumen , khususnya observasi sebagai alat, pengumpul data untuk
mengumpulkan informasi tentang efek yang di timbulkan dari perlakuan
atau tindakan yang dilakukan olehguru.
d. Melakukan tindakan pada putaran pertama sesuai dengan perencanaan awal.
Pada putaran pertama sesuai dengan perencanaan awal. Pada putaran ini
dilakukan tiga kegiatan yakni:
1) Mengimplimentasikan tindakan sesuai perencanaan awal.
2) Melakukan observasi selama selama tindakan berlangsung sesuai dengan
instrumenpenelitian.
3) Melakukan refleksi, yakni kegiatan diskusi dengan observer untuk mengkaji
dan menganalisis proses kegiatan hingga ditemukannya berbagaai kelemahan
tindakan serta mengkaji informasi tentang efek yang ditimbulkannnya dari
adanya tindakan.
e. Menyusun rencana tahap dua, yakni rencana hasil refleksi pada putaranpertama.
f. Melakukan tindakan putaran kedua sesuai dengan rencana tahap dua, seperti
yang dilakukan pada tahapsatu.
H. Perbedaan Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas dengan Penelitian
Tradisional
1. Karakteristik Penelitian PTK
Kombinasi dari berbagai definisi PTK yang ada pada hakikatnya memunculkan tiga
karakteristik utama yaitu:
a. Dilakukan oleh praktisi (guru kelas)
b. PTK bersifat kolaboratif
c. Ditunjukkan untuk mengubah sesuatu.

15
Menurut Suyadi (2011: 121) secara lebih terperinci menjelaskan enam
karakteristik diantaranya yaitu:
a. PTK terfokus pada tujuan praktis, dalam pengertian diarahkan untuk
mengidentifikasi dan memecahkan masalah aktual yang spesifik, dengan
demikian PTK digunakan peneliti untuk memperoleh manfaat langsung bagi
dirinya dan pihak lain yang terlibat dalam penelitian tersebut.
b. PTK merupakan penelitian yang reflektif diri, refleksi merupakan ciri khas PTK
yang paling esensial. Refleksi yang dimaksud disini adalah refleksi dalam
pengertian melakukan intropeksi diri, seperti guru mengingat kembali apa saja
tindakan yang telah dilakukan di dalam kelas.
c. PTK bersifat kolaboratif karena dilaksanakan oleh individu dengan bantuan
orang lain (minimal sebagai Obsever) atau oleh sekelompok kolage, praktisi
atau peneliti.
d. PTK merupakan sebuah proses yang dinamis dan fleksibel yang melibatkan
pengulangan-pengulangan aktivitas (sehingga membentuk pola spiral) yang
maju mundur diantara refleksi penjaringan data dan tindakan.
e. PTK dilakukan didalam kelas, kelas yang dimaksud disini tidak sebatas ruangan
tertutup yang dibatasi dinding dan pintu. Kelas yang sesungguhnya adalah
sebuah tempat dimana terjadinya proses pembelajaran antara guru dan murid.
2. Karakteristik Penelitian Tradisional
a. Pengelolaan pembelajaran ditentukan oleh guru.
b. Peran siswa hanya melakukan aktivitas sesuai dengan petunjuk guru.
c. Model tradisional ini lebih menitik beratkan upaya atauproses menghabiskan
materi pelajaran sehingga model tradisional lebih berorientasi pada teks materi
pembelajaran.
d. Gaya belajar siswa juga individual bukan bersifat kelompok karena siswa hanya
diposisikan sebagai penerima informasi.
e. Metode tradisional hanya cocok terhadap pembelajaran yang bersifat teoritis
tidak pada tataran praktis.
f. Kegiatan penelitian tradisional terjadi pada tempat dan waktu tertentu.
g. Tujuan utama kegiatan penelitian tradisional adalahpenguasaan materi
pembelajaran.
Dari masing-masing ciri penelitian tradisional dan penelitian tindakan kelas kita
dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa penelitian tradisional itu bersifat teoritis
16
sedangkan pada penelitian tindakan kelas praktis, peneltian tradisional itu
pembelajaran lebih dominasi ke individual tetapi pada penelitian tindakan kelas
selain pembelajaran dilakukan individual juga dilakukan secara berkelompok,
(Anonim. 2011).
I. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1. Kelebihan Penelitian Tindakan Kelas
Menurut kunandar (2010: 69) kelebihan PTK adalah sebagai berikut:
a. Kerjasama dengan PTK menimbulkan rasa memiliki
b. Kerjasama dalam PTK mendorong kreatifitas dan pemikiran kritis dalam hal
ini guru yang sekaligus sebagai peneliti
c. Melalui kerjasama, kemungkinan untuk berubah meningkat
d. Kerjasama dalam PTK meningkatkan kesepakatan dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi.

Sedangkan menurut Sanjaya (2009: 37) kelebihan PTK adalah sebagai berikut:

a. PTK tidak dilaksanakan oleh seorang saja akan tetapi dilaksanakan secara
kolaboratif dengan melibatkan berbagai pihakantara lain guru sebagai
pelaksana tindakan sekaligus sebagai peneliti, obsevasi baik yang dilakukan
oleh guru lain sebagai teman sejawat atau oleh orang lain, ahli peneliti yang
biasanya orang-orang LPTK dan siswa itu sendiri. Kerjasama semacam itu
akan memberikan kepercayaan, khususnya untuk guru dalam menghasilkan
sesuatu yang lebih berarti.
b. Kerjasama sebagai ciri khas PTK, memungkinkan dapat menghasilakan
sesuatu yang lebih kreatif dan inovatif, sebab yang terlibat memiliki
kesempatan untuk memunculkan pandangan-pandangan kritisnya.
c. Hasil atau simpulan yang diperoleh adalah hasil kesepakatan semua pihak
khususnya antara guru sebagai peneliti dengan mitranya, demikian akan
meningkatkan validitas dan reabilitas hasil penelitian.
d. PTK berangkat dari masalah yang dihadapi guru secara nyata, dengan demikian
kelebihan PTK adalah hasil yang diperoleh dapat secara langsung diterapkan
oleh guru, (Sanjaya, 2009: 37).

17
2. Kelemahan Penelitian Tindakan Kelas
Sementara itu kelemahan PTK sebagai berikut:
a. Kurangnya keterampilan dan pengetahuan dalam teknik dasar PTK pada pihak
peneliti (guru). Para praktisi ini biasanaya berurusan dengan hal-hal yang
praktis, mereka kurang dilengkapi dengan pengaetahuan dan keterampilan
tentang teknik dasar PTK. Hal ini diperparah oleh perasaan bahawa kegiatan
penelitian hanya layak dilakukan oleh masyarakat kampus yang begelut
dengan kegiatan ilmiah, sehingga para praktisi (guru) pada umumnya kurang
tertarik untuk melakukan penelitian,
(Kunandar, 2010: 69)
b. PTK adalah penelitian yang berangkat dari masalah praktis Yng dihadapi oleh
guru, dengan demikian
simpulan yang dihasilkan tidak bersifat universal yang berlaku secara umum,
(Anonim: 2012)
c. Berkenaan dengan waktu. Karena PTK memerlukan komitmen peneliti untuk
terlibat dalam prosesnya, faktor waktu ini dapat menjadi kendala yang cukup
besar. Hal ini disebabkan belum optimalnya pembagian waktu antara untuk
kegiatan rutinnya dan aktivitas PTK. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan
mengelola waktu yang optimal sehingga kegiatan rutin dan aktivitas penelitian
dapat dilaksanakan secara efektif, sebab pada hakikatnya kegiatan PTK dapat
dilakukan bersama-sama tanpa saling mengganggu dengan tugas rutin
(mengajar). Disamping itu, perlu juga ditanamkan keinginan atau komitmen
yang tinggi untuk melakukan perubahan. Pada umumnya orang menentang
perubahan, karena perubahan berarti kerja keras dan perubahan melalui PTK
benar-benar menuntut penyediaan tenaga, pikiran dan waktu serta sikap yang
baru. Selama orang merasa sudah mapan dengan situasi kerjanya, selama itu
pula mereka diajak untuk berubah, padahal PTK menghendaki dan menuntut
sikap guru untuk berubah melalui tindakan-tindakan baru yang kreatif dan
inovatif dalam pembelajaran dikelas, (Kunandar, 2010: 69).
J. Hambatan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Menurut Hamzah (2011: 95) hambatan itu sangat banyak dan kompleks serta lebih
banyak muncul dibandingkan keuntungannya. Oleh karena itu, jalan yang harus dilalui
oleh guru adalah membuang hambatan menjadi sebuah kesempatan. Berikut ini
beberapa hambatan dan pemecahan dalam melaksanakan PTK, yaitu:
18
1. Malas melakukan oleh karena guru tidak pernah melaksanakan PTK sebelumnya,
terkadang muncul rasa malas melakukan. Alasan yang diberikan adalah banyak
tugas lain, terlalu ribet dan tidak dapat melakukannya. PTK belum menjadi
kewajiban penuh.
2. Merasa tidak bisa yang dipakai sebagai alasan kedua oleh banyak guru adalah kata-
kata “saya tidak bisa”, padahal guru belum mencobanya. Ketika mendengar PTK
lalu terbayang ketebalan laporan, guru menyerah seperti kalah perang. Apalagi
dalam dirinya terbayang selama ini tidak pernah menulis apapun yang menjadi
permasalahan kelasnya.
3. Takut diketahuinya bahwa PTK itu syaratnya harus kolaboratif atau kerja sama
dengan guru lain. Saat guru lain itu membantu melakukan PTK, guru yang
bersangkutan takut ketahuan keburukannya.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengertian penelitian tindakan kelas (PTK) dapat diartikan sebagai penelitian yang
berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau
pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat
keberhasilan atau akibat tindakan, kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat
penyempurnaan dengan situasi dan kondisi, sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.
2. Tujuan utama penelitian tindakan kelas (PTK) ialah untuk memecahkan permasalahan
yang terjadi di kelas, serta merumuskan solusi berupa tindakan dari permasalahan
tersebut. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam
pengembangan profesinya. Tujuan khusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai
persoalan demi terciptanya perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran di kelas.
3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas: perencanaan tindakan (planing), penerapan tindakan
(action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and
evaluation). Dan melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan
atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).
4. Tujuan utama PTK adalah untuk mengubah perilaku pengajaran guru, perilaku murid-
murid anda di kelas, dan mengubah kerangka kerja melaksanakan pembelajaran kelas.
5. Manfaat PTK sebagai inovasi pendidikan yang tumbuh dari bawah, karena guru adalah
ujung tombak pelaksana lapangan.
6. Karakteristik PTK, yaitu: Fokus Penelitian Tindakan yang Praktis, Pendidik-Peneliti
Memiliki Kegiatan Praktis, Kolaboratif, Suatu Proses yang Dinamis, Suatu Rencana
Tindakan, Penelitian Bersama.
7. Perbedaan Action Research dengan Penelitian Formal, yaitu: Penelitian formal,
bertujuan menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum (general).
Action research lebih bertujuan memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual, dan
hasilnya tidak untuk digeneralisasi.
8. Peran kerja sama (kolaborasi) sangat menentukan keberhasilan PTK terutama pada
kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan penelitian
(melaksanakan tindakan, observasi, merekam data evaluasi dan refleksi), menganalisis
data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir. Apabila tidak ada kolaborasi

20
antara guru dengan peneliti pada proses PTK, akibatnya hasil PTK menjadi kurang
memenuhi kriteria validitas ilmiah.

21
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2011). Perbedaan Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tradisional. [Online]
Tersedia: http://garduguru.blogspot.com/2011/05/. (08 Oktober 2022).

Anonim. (2012). Kelebihan dan Kekurangan PTK [Online] Tersedia:

Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi
Aksara

Asrori & Rusman (2020). Classroom Actiion Research Pengembangan Kompetensi guru. In
Pena Persada
Hamzah. (2011). Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: Bumi Aksara.

http://sapasayaa.blogspot.co.id/2012/03/.html. (08 Oktober 2022).

Juanda, Anda. (2016). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Yogyakarta:
Deepublish.

Kunandar. (2010). Langkah Muda Penelitian Tindakan Kelas Sebagaimana Pengembangan


Profesi Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Oja dan Smulyan (Suyanto, 1997; Soesilo, 2014)


Sanjaya, W. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Sanjaya,Wina. 2013. Penelitian Pendidikan. Jakarta : Kencana


Suyadi. (2011). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press.

Wiriatmadja, Rochiati. 2014. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung Remaja Rosdakarya

22

Anda mungkin juga menyukai