Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH

METODE KUANTITATIF

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Penelitian

Dosen Pengampu Dr. H. Jamiludin Hidayat, S. Pd., M. Sc.

Disusun Oleh :

− Anisa Rahmawati
− Enung Fauziah
− Fachrudin
− Fajri Ramadhan
− Jamaludin Hakim
− M Fahmi Ibrohim
− Rispa Maqdisyashr
− Salwa Sabila
− Syahrul Mubarok
− Tia Fitriani

SEMESTER VII
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL MA’ARIF CIAMIS
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode kuantitatif adalah suatu penelitian yang analisisnya secara umum
memakai analisis statistik. Penelitian kuantitatif dikembangkan oleh penganut
positivisme yang dipelopori oleh Auguste Conte. Aliran ini berpendapat bahwa untuk
memacu perkembangan ilmu-ilmu sosial, maka metode-metode IPA harus diadopsi
kedalam riset-riset ilmu sosial (Harahap, 1992).
Karenanya dalam metode kuantitatif pengukuran terhadap gejala yang diamati
menjadi penting, sehingga pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar
pertanyaan berstruktur (angket) yang disusun berdasarkan pengukuran terhadap
variabel yang diteliti yang kemudian menghasilkan data kuantitatif.
Dengan demikian metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Dalam hal ini metode kuantitatif ada dua macam, yaitu metode eksperimen dan
metode survei. Metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu dalam kondisi yang terkontrol. Penelitian survei
pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang
tidak mendalam. Walaupun metode survei ini tidak memerlukan kelompok kontrol
seperti halnya pada metode eksperimen, namun generalisasi yang dilakukan bisa
lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif (David Kline, 1980).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian metode penelitian survei?
2. Apa itu Penelitian Eksperimen?
3. Apa itu Landasan Teori, Kerangka Berfikir Dan Pengajuan Hipotesis?

1
4. Apa yang dimaksud dengan Populasi dan Sampel?
5. Apa yang dimaksud dengan Skala Pengukuran dan Instrument Penelitian?
6. Bagaimana Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kuantitatif?
7. Apa yang dimaksud dengan Analisis Data dalam Penelitian Kuantitatif?
8. Bagaimana Contoh Analisis Data dan Pengujian Hipotesis?
9. Bagaimana Penyusunan Proposal Penelitian Kuantitatif?
10. Bagaimana Penyusunan Laporan Penelitian Kuantitatif?

C. Manfaat Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Metode Penelitian Survei.
2. Untuk mengetahui apa itu Penelitian Eksperimen.
3. Untuk memahami sampai mana ruang lingkup terkait Landasan Teori, Kerangka
Berfikir dan Pengajuan Hipotesis.
4. Untuk memahami Pengertian Dari Populasi dan Sampel.
5. Untuk memahami Skala Pengukuran dan Instrument Penelitian.
6. Untuk memahami Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kuantitatif
7. Untuk mengetahui Analisis Data dalam Penelitian Kuantitatif.
8. Untuk memahami Contoh Analisis Data dan Pengujian Hipotesis.
9. Untuk memahami Bagaimana Penyusunan Proposal Penelitian Kuantitatif.
10. Untuk mengetahui Penyusunan Laporan Penelitian Kuantitatif.

2
BAB II

METODE KUANTITATIF

A. Metode Penelitian Survei


1. Pengertian Metode Penelitian Survei
Menurut Prof. Dr. Sugiyono, metodologi penelitian adalah cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah
berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu
rasional, empiris, dan sistematis.
Metode penelitian atau metode ilmiah adalah prosedur atau langkah-
langkah dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Jadi metode
penelitian adalah cara sistematis untuk menyususn ilmu pengetahuan.
Sedangkan teknik penelitian adalah cara untuk melaksanakan metode
penelitian. Metode penelitian biasanya mengacu pada bentuk-bentuk
penelitian.
Salah satu metode penelitian kuantitatif adalah metode survei. Sugiyono
(2018) menyatakan bahwa metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Kerlinger (1973) menyatakan bahwa "Penelitian survei adalah penelitian
yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, untuk
menemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan
antar variabel sosiologis, maupun psikologis.

Asmadi Alsa (2004), Definisi penelitian survei adalah prosedur dimana


peneliti melaksanakan suvei atau memberikan angket atau skala pada satu
sampel untuk mendeskripsikan sikap, opini, perilaku atau karakteristik

3
responden penelitian. Dari hasil survei ini, peneliti membuat klaim tentang
kecenderungan yang ada dalam populasi.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka mulai


dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta terhadap hasilnya (Ari
Kunto, 1992).

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat dikemukakan bahwa


metode penelitian survei adalah metode penelitian kuantitatif yang digunakan
untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau atau saat ini, tentang
keyakinan, pendapat, karakteristik, perilaku, hubungan variabel, dan untuk
menguji beberapa hipotesis tentang variabel sosiologis, dan psikologis dari
sampel yang diambil dari populasi tertentu, teknik pengumpulan data dengan
pegamatan (wawancara atau kuesioner) yang tidak mendalam, dan hasil
penelitian cenderung untuk digeneralisasikan.
2. Proses Penelitian Survei
Setiap penelitian selalu berangkat dari masalah. Dalam penelitian
kuantitatif masalah yang dibawa oleh peneliti harus sudah jelas.

Setelah masalah diidentifikasikan, dan dibatasi, maka selanjutnya


masalah tersebut dirumuskan. Rumusan masalah pada umumnya dinyatakan
dalam kalimat pertanyaan. Dengan pertanyaan ini maka akan dapat memandu
peneliti untuk kegiatan penelitian. Berdasarkan rumusan masalah tersebut,
maka peneliti menggunakan berbagai teori untuk memperjelas masalah dan
menjawabnya. Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru menggunakan
teori tersebut dinamakan hipotesis.

Hipotesis yang masih merupakan jawaban sementara terhadap rumusan


masalah tersebut, selanjutnya akan dibuktikan kebenarannya secara empiris
berdasarkan data dari lapangan. Untuk itu peneliti melakukan pengumpulan
data. Pengumpulan data dilakukan populasi tertentu yang telah ditetapkan
oleh peneliti. Bila populasi terlalu luas, sedangkan peneliti memiliki
keterbatasan waktu, dana dan tenaga, maka peneliti dapat menggunakan

4
sampel yang diambil dari populasi tersebut Bila peneliti bermaksud membuat
generalisasi, maka sampel yang diambil harus representatif, dengan teknik
random sampling.

Meneliti adalah mencari data yang teliti/akurat. Untuk itu peneliti perlu
menggunakan instrumen penelitian. Dalam ilmu-ilmu alam, teknik, dan ilmu-
ilmu empirik lainnya, instrumen penelitian seperti termometer untuk
mengukur suhu, timbangan untuk mengukur berat, semuanya sudah ada,
sehingga tidak perlu membuat instrumen, tetapi dalam penelitian sosial
seperti pendidikan, sering instrumen yang akan digunakan untuk meneliti
belum ada, sehingga peneliti harus membuat atau mengembangkan diri. Agar
instrumen dapat dipercaya, maka harus diuji validitas dan reliabilitasnya.

Setelah instrumen teruji validitas dan reliabilitasnya, maka dapat


digunakan untuk mengukur variabel yang telah ditetapkan untuk diteliti.
Instrumen untuk pengumpulan data dapat berbentuk test dan non test. Untuk
instrumen yang berbentuk non test, dapat digunakan sebagai kuesioner,
pedoman observasi dan wawancara. Dengan demikian teknik pengumpulan
data selain berupa test dalam penelitian ini dapat berupa kuesioner, observasi,
dan wawancara.

Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis. Analisis diarahkan


untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Dalam
penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik Data hasil analisis
selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Setelah hasil penelitian
diberikan pembahasan, maka selanjutnya dapat disimpulkan. Kesimpulan
berisi jawaban singkat terhadap semua rumusan masalah Karena peneliti
melakukan penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah, maka peneliti
berkewajiban untuk memberikan saran-saran.
3. Masalah
Setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari
masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian merupakan hal
yang paling sulit dalam proses penelitian (Tuckman, 1998).

5
Sumber masalah:

a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan.


b. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan
kenyataan.
c. Ada pengaduan.
d. Ada kompetisi.
4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah suatu pertanyaan penelitian yang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.
Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian:
a. Rumusan masalah Deskriptif
b. Rumusan masalah Komparatif.
c. Rumusan masalah Asosiatif.
d. Rumusan masalah Komparatif-Asosiatif.
e. Rumusan masalah Struktural.
5. Variabel Penelitian
a. Pengertian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
b. Macam-macam Variabel
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka
macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
1) Variabel Independen sering disebut sebagai variabel bebas.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat).
2) Variabel Dependen sering disebut sebagai variabel output,
kriteria, konsekuen, juga sering disebut variabel terikat. Yaitu
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas.

6
3) Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi antara
variabel independen dengan variabel dependen.
4) Variabel intervening adalah faktor-faktor secara teoritis
mempengaruhi fenomena yang diteliti tetapi tidak dapat diukur
dan dimanipulasi.
5) Variabel Kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap
dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
6. Model Hubungan Antar Variabel (Paradigma Penelitian)
a. Paradigma Sederhana
Penelitian ini terdiri atas satu variabel independen dan dependen.

X r
Y

X= Kualitas alat
Y= Kualitas barang yang dihasilkan
Berdasarkan model hubungan antar variabel tersebut, maka dapat
ditentukan:
1) Jumlah rumusan masalah
a) Rumusan masalah deskriptif ada dua:
• Bagaimana/seberapa besar nilai X? (Kualitas alat)
• Bagaimana/seberapa besar nilai Y? (Kualitas barang yang
dihasilkan)
b) Rumusan masalah assosiatif/hubungan (satu)
• Bagaimanakah hubungan atau pengaruh kualitas alat dengan
kualitas barang yang dihasilkan.
2) Teori yang digunakan ada dua, yaitu tentang alat-alat kerja dan tetang
kualitas barang
3) Hipotesis yang dirumuskan ada dua macam hipotesis deskriptif dan
hipotesis asosiatif.
a) Dua hipotesis deskriptif

7
• Kualitas alat yang digunakan oleh lembaga tersebut telah
mencapai 70% baik.
• Kualitas barang yang dihasilkan oleh lembaga tersebut telah
mencapai 99% dari yang diharapkan.
4) Teknis analisis data
a) Untuk hipotesis deskriptif, bila datanya berbentuk interval dan
ratio, maka pengujian hipotesis menggunakan t-test one sample.
Untuk hipotesis assosiatif, bila data ke dua variabel berbentuk interval
atau ratio, maka menggunakan teknik Statisyik Korelasi Product
Moment.
b. Paradigma Sederhana Berurutan
Dalam paradigma ini terdapat lebih dari variabel, tetapi hubungannya
masih sederhana.

X1 X2 X3 Y1

X1 = Kualitas input

X2 = Kualitas output

X3 = Kualitas proses

Y1 = Kualitas outcome

c. Model Ganda dengan Dua Variabel Independen


d. Model Hubungan Ganda dengan Tiga Variabel Independen
e. Model Hubungan Variabel Ganda dengan Dua Variabel Dependen
f. Model Hubungan Variabel Ganda dengan Dua Variabel Independen dan
Dua Variabel Dependen
g. Model Jalur
7. Menemukan Masalah
Untuk menemukan masalah dapat dilakukan dengan melakukan analisis
masalah. Melalui analisis masalah dapat diketahui mana masalah yang

8
penting, yang kurang penting, yang tidak penting, dan juga akar-akar
permasalahannya.

B. Metode Penelitian Eksperimen


1. Pengertian Eksperimen
Metode Eksperimen adalah metode penelitian yang bertujuan untuk
menjelaskan hubungan sebab-akibat (kausalitas) antara satu variabel dengan
lainnya (variabel X dan variabel Y). Untuk menjelaskan hubungan kausalitas
ini, peneliti harus melakukan kontrol dan pengukuran yang sangat cermat
terhadap variabel- variabel penelitiannya.
2. Bentuk Desain Eksperimen
a. Pre-Experimental designs (Nondesigns)
Pada desain penelitian pre-eksperimental, baik satu atau berbagai
kelompok variable terikat diamati untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh dari aplikasi suatu variable bebas yang sebelumnya dianggap
dapat menyebabkan perubahan. Dalam desaign ini karena tidak
menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diambil
secara random, maka analisis datanya menggunakan statistik deskriptif
bukan statistik inferensial. Desain penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu
One-shot Case Study Research Design, One-group Pretest-posttest
Research Design, dan Static-group Comparison.
b. True Experimental Research Design
Desain penelitian ini bergantung pada analisis statistik untuk
menerima atau menolak hipotesis. True experimental research
design merupakan desain penelitian eksperimen yang paling akurat dan
dapat dilakukan dengan atau tanpa pretest pada paling tidak 2 kelompok
subjek variabel terikat yang dipilih secara acak.

True experimental research design harus memiliki kelompok


kontrol, variabel yang dapat dimanipulasi oleh peneliti, dan distribusinya
harus secara acak atau random. Ada dua bentuk design true experimental

9
yaitu: The Posttest-Only Control Group Design dan The Pretest-Posttest
Control Group Design.

c. Factorial Design
Menurut Sugiyono (2017, hlm. 113) eksperimen desain factorial
merupakan modifikasi dari true eksperimental design, yakni dengan
memperhatikan kemungkinan adanya variable moderator yang
mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil variabel
(dependen).
d. Quasi Experimental Design
Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Dalam desain ini karena tidak
menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok control yang diambil
secara random, maka analisis datanya menggunakan statistik deskriptif
bukan statistic inferensial seperti t-test dan analisis varians (ANOVA).
Tidak ada uji signifikansi terhadap pengaruh treatmen (nilai sebelum dan
sesudah ada treatment). Pada quasi-eksperimen, partisipan tidak dipilih
secara acak, sehingga desain penelitian ini digunakan pada kondisi
dimana randomisasi sulit atau tidak mungkin dilakukan. Ada dua bentuk
desain quasi eksperimen yaitu Time-Series Design Dan Nonequivalent
Control Grup Design.

C. Landasan Teori, Kerangka Berfikir dan Pengajuan Hipotesis


Landasan teori disebut "literatur review". Menurut Cresweel (2012) studi
literatur/studi kepustakaan yaitu ringkasan tertulis dari jurnal, artikel, buku-
buku, dan dokumen lain yang berisi tentang uraian informasi masalalu atau
sekarang yang relevan dengan judul penelitian.
Kegunaannya adalah untuk menjelaskan tentang pentingnya penelitian
dan masalah penelitian, dan sebagai panduan untuk membuat pertanyaan
penelitian dan merumuskan hipotesis.
1. Pengertian Teori

10
Menurut Willian Wiersma (1986), teori adalah generalisasi atau
kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai
fenomena secara sistematik.

Menurut Neuman (2003), teori adalah seperangkat konsep/konstruk.


definisi, dan proposi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara
sistematik

Macam-macam teori:

a. Teori yang deduktif, yaitu cara menerangkan dari teori ke data


b. Teori yang induktif, yaitu cara menerangkan dari data ke teori
c. Teori yang fungsional, yaitu teori yang mempengaruhi data dan data
yang mempengaruhi teori

Fungsi teori:

a. Menjelaskan (explanation)
b. Meramalkan (prediction)
c. Pengendalian (control) suatu gejala.
2. Tingkatan dan Fokus Teori
Neuman (2003) membagi teori menjadi 3 tingkatan yang disebut dengan
level of theory, diantaranya yaitu:
a. Micro: irisan kecil waktu,ruang, atau sejumlah orang. Konsepnya
b. Meso: biasanya upaya tidak menghubungkan terlalu abstrak. level makro
dan mikro dan beroperasi
c. Macro: pada level menyangkut menengah.oprasi agregat yang lebih
besar seperti institusi sosial, seluruh sistem budaya dan seluruh
masyarakat. Ini menggunakan lebih banyak konsep yang abstrak.
Adapun fokus teori juga terbagi menjadi 3 macam, diantaranya yaitu:
a. Substantif
b. Formal
c. Middle range theory

11
Teori yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji
melalui pengumpulan data adalah teori substansif, karena teori ini lebih fokus
pada objek yang akan diteliti.

3. Kegunaan Teori dalam Penelitian


a. Teori mempersempit rentang fakta yang perlu dipelajari
b. Teori menyarankan pendekatan penelitian mana yang cenderung
memiliki makna terbesar
c. Teori menyarankan suatu sistem agar penelitian memaksakan data untuk
mengklasifikationnya dengan cara yang paling bermakna
d. Teori merangkum apa yang diketahui tentang objek penelitian dan
menyatakan keseragaman yang berada diluar pengamatan langsung
e. Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta lebih lanjut yang harus
ditemukan.

4. Deskripsi Teori

Merupakan uraian sistematis tentang teori dan bukan sekedar pendapat


pakar/penulis buku.

Deskripsi teori berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang


diteliti melalui pendefinisian, uraian lengkap dan mendalam dari berbagai
referensi.

Adapun langkah-langkah mendeskripsikan teori yaitu:

a. Tetapkan nama dan jumlah variabel yang diteliti


b. Cari sumber-sumber bahasan sebanyak banyaknya dan relevan
c. dengan setiap variabel yang diteliti
d. Lihat daftar isi setiap buku dan pilih topik yang relevan
e. Cari definisi setiap variabel pada sumber yang berbeda dan bandingkan
f. Baca, teliti, analisa, renungkan dan bunt rumysan masalah dengan bahasa
sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca .

12
g. Deskripsikanteori-teori dari berbagai sumber dan buat kedalam bahasa
sendiri
5. Kerangka Berfikir
Merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah dudentifikasi sebagai masalah yang
penting.

Langkah-langkah:

a. Mentapkan variabel yang akan diteliti


b. Membaca buku dan hasil penelitian
c. Deskripsi teori dan hasil penelitian
d. Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian
e. Analisis komparatif (membandingkan) terhadap teori dan hasil penelitian
f. Sintesa kesimpulan
g. Kerangka berfikir
h. Hipotesis
Kerangka berfikir yang baik harus:
a. Variabel-variabel yang dianalisis harus dijelaskan
b. Diskusi dalam kerangka berfikir harus menjelaskan hubungan antar
variabel dan teori yang mendasari
c. Diskusi harus menjelaskan hubungan antar variabel dari positif dan
negatif,simetris, kausal atauinteraktif Dinyatakan dalam bentuk diagram
6. Hipotesis

Hipotesis adalah langkah ketiga dalam jawaban sementara terhadap


rumusan jawaban baru didasari oleh teori yang relevan, empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data.

Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah kuantitatif.Berbeda


dengan kualitatif,tidak di rumuskan hipotesis, namun harus menemukan
hipotesis.

Macam-macam hipotesis

13
a. Hipotesis deskriptif, yaitu jawaban sementara terhadap masalah
deskriptif, yaitu berkenaan dengan variabel mandiri.
b. Hipotesis komparatif, yaitu jawaban sementara terhadap rumusan
masalah komparatif. Variabel sama, populasi dan sampel berbeda.

c. Hipotesis asosiatif, yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah


asosiatif yaitu menanyakan hubungan 2 variabel atau lebih
d. Hipotesis komparatif asosiatif, yaitu menayakan perbandingan, korelasi
antar 2 variabel atau lebih pada sampel dan populasi yang berbeda.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek


yang mempunyai kuantitas dan karaktreristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan bendabenda alam
yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek
yang dipelajari. Tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh
subyek atau obyek itu.

Misalnya akan melakukan penelitian di lembaga X, maka sekolah X ini


merupakan populasi. Lembaga X mempunyai sejumlah orang/subyek yang lain.
Hal ini populasi dalam arti jumlah/kuantitas. Tetapi lembaga X juga mempunyai
karakteristik orang-orangnya, misalnya motivasi kerjanya, disiplin kerjanya,
kepemimpinannya, iklim organisasinya dan lain-lain; dan juga mempunyai
karakteristik obyek yang lain, misalnya yang dihasilkan dan lain-lain. Yang
terakhir berarti populasi dalam arti karakteristik.

Satu orang-pun dapat di gunakan sebagai populasi karena, satu orang itu
mempunyai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadinya, hobi,
cara bergaul,gaya kepemimpinannya dan lail-lain. Misalnya akan melakukan

14
penelitian tentang kepemimpinan presisden Y. Maka kepemimpinan itu
merupakan sampel dari semua karakteristik yang dimiliki presiden Y.

Dalam bidang kedokteran, satu orang sering bertindak sebagai populasi.


Darah yang ada pada setiap orang adalah populasi, kalau akan diperiksa cukup
diambil sebagai darah yang berupa sempel. Data yang teliti dari sampel tersebut
selanjutnya diberlakukan ke seluruh darah yang dimiliki orang tersebut.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dan, tenaga, waktu,
maka peneliti dapat menguankan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa
yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi haru betul-betul
representatif (mewakili).

Bila sampel tidak representatif, maka ibarat lima orang yang ditutup mata
disuruh menyimpulkan karakteristik gajah. Orang pertama memegang telinga
gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti kipas. Orang kedua memegang
badan gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti tembok besar. Orang
ketiga memegang ekornya, maka ia menyimpulkan gajah itu kecil seperti seutas
tali. Orang keempat memegang kaki gajah, maka ia menyimpulkan gajah seperti
sebatang pohon. Orang kelima memegang belalai, maka orang itu
menyimpulkan gajah seperti pipa.

Begitulah kalau sampel yang dipilih tidak representatif, maka ibarat lima
orang yang tadi. Mereka tidak mampu memilih sampel yang representatif,
sehingga membuat kesimpulan yang salah tentang gajah.

3. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan. Secara skematis, teknik Macam-
macam sampling dibagi sebagai berikut:

15
a. Probability Sampling

Probability adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan


peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple random sampling, proportionate
stratifeid random sampling, Disproportinate stratified random sampling, area
(cluster) sampling (sampling menurut daerah).

a) Simple Random Sampling


Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu.Cara demikian dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen.
b) Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang
mempunya pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka
populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1 =
45, S2 = 30, SMA = 900, SMEA = 400, SD = 300.
c) Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi
berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unti kerja
tertentu mempunyai 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1,
800 orang SMA, 700 orang SMP, maka sebagai orang lulusan S3 dan S2
itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu
kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU dan SMP.
d) Cluster sampling (Area Sampling)
Ada yang mempunyai hutan banyak ada yang tidak, ada yang
kaya bahan tambang ada yang tidak, karakteristik semacam ini perlu
diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi itu
dapat ditetapkan.

16
Misalnya di Indonesia terdapat 33 provinsi , dan sampelnya akan
menggunakan 15 provinsi, maka pengambilan 15 provinsi itu dilakukan
secara random. Tetapi perlu diingat, karena provinsi-provinsi do
Indonesia itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan sempelnya perlu
menggunakan stratified random sampling .Provinsi di Indonesia ada
yang penduduknya padat, ada yang tidak, ada yang mempunyai hutan
banyak ada yang tidak, ada yang kayak bahan tambang ada yang tidak,
karakteristik semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan
sampel menurut strata populasi itu tidak ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap,
yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya
menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.
b. Nonprobability Sampling
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi, sampling sistematis,
kuota, aksidental purposive, jenuh, snowball.

E. Skala Pengukuran Dan Instrument Penelitian


1. Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai
acuan untuk menentukan panjang pendek nya interval yang ada dalam alat
ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan
menghasilkan data kuantitatif. Sebagai contoh, meteran sebagai instrumen
untuk mengukur panjang dibuat dengan skala mm, dan akan menghasilkan
data kuantitatif panjang dengan satuan mm.
Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dalam
intrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan
lebih akurat, efisien dan komunikatif.

17
Berbagai skala sikap yang dapat digunkaan untuk penelitian
manajemen/administrasi, pendidikan, dan sosial antara lain:

a. Skala Likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sifat, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skla
likert, maka variabel yang akan dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa penyataan atau pertanyaan.

Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai


gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-
kata antara lain:

a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
b. Skala Guttman
Skala ini mengenai “ya – tidak “benar-salah dan lain-lain, maka pada
skala guttman hanya ada dua interval yaitu “ setuju atau tidak setuju”.
Penelitian dengan skala guttman ini dilakukan bila ingin mendapatkan
jawaban yang tegas terhadap suatu permasalajan.
c. Semantik Diferensial
Skala difefensial ini digunakan untuk mengukur sikap, hanya saja
bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu
garis kontinum yang jawabannya sangat positif terletak pada bagian kanan
garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak pada bagian kiri garis, atau
sebaliknya.
d. Rating Scale
Rating ini adalah alat pengukur data yang digunakan dalam observasi
untuk menjelaskan, menggolongkan, menilai individu atau situasi rating scale

18
adalah alat pengumpul data yang berupa suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah
laku/sifat yang harus dicatat secara bertingkat. Adapun jenis-jenis rating sebagai
beriku :
1) Skala Grafis
Menggunakan garis lurus horizontal ataupun kadang vertikal dalam
penyajiannya. Misalnya :
Membantu ketika diminta

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak


pernah
Menawarkan bantuan (proaktif)

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak


pernah
Inisiatif memperkenalkan diri

Selalu Sering Kadang Jarang Tidak


pernah
2) Skala Numeris
Angka dalam kebanyakan skala rating digunakan sebagai anchor,
tetapi penggunaan angka ini harus didefinisikan secara jelas.
1. ___ Bila tidak ada permintaan tidak berinisiatif untuk memberikan bantuan
2. .___ Ada inisiatif dan memahami kebutuhan/permasalahan, tindak lanjut belum maksimal
3. .___ “Jemput bola”, melakukan tindak lanjut dengan segera
4. ___ Mengadakan pertemuan internal untuk membahas kebutuhan dan ide-ide solusi yang
terbaik
5. .___ Mengadakan Focus group meeting dengan pihak-pihak terkait
6. ___ Proaktif memperbaharui informasi yang diperlukan, membuat jadwal untuk
mendiskusikan masalah dan solusinya

3) Standard Rating
Bentuk rating ini sering juga disebut sebagai skala presentase.
Anchor presentase meminta observer merating subjek kedalam suatu
kontinum yang bergerak dari 0 s/d 100, dalam perbandingan dengan
subjek amatan lain atau kelompok khusus. Misalnya mengukur
interpersonal persuasiveness ability :

19
Atribut 1% 5% 10 25 50 50% 25% 10% 5%
Ata ata % % % bawa bawa bawa bawa
s s atas atas Atas h h h h

Menyampaika
n pesan secara
epektif
Menanggapi
secara
Menanggapi
dengan empati
Mengatasi
keberatan dan
memperoleh
dukungan

4) Cumulated Points Rating


Item yang disusun merupakan indikator suatu trait yang akan
diukur. Skor akhir skala merupakan penjumlahan keseluruhan aitem.
Misalnya, bagaimana seorang pemilik toko mengobservasi
kemampuan pegawainya dalam memberikan pelayannya pada
konsumen :
A B
___ Memberikan bantuan secara sukarel ___ Tidak kooperatif dan tidak responsif
sebatas apa yang diminta oleh pada lingkungan sekitarnya.
oranglain
___ Mencari cara-cara yang epektif untuk ___ Tidak memiliki kesadaran akan
meningkatkan pelayanan pada orang pentingnya peningkatan kualitas
lain dan mendorong oranglain pelayanan
mengembangkan sikap kepedulian
___ dst. ___ dst.

5) Force Choice Rating


Biasanya ini digunakan dalam bidang militer atau bisnis.
Observer diminta memilih kalimat yang menggambarkan kondisi
subjek amatan. Misalnya :
Ketika berla beraksi dalam kelompok kerja, pegawai ini lebih cenderung:
______ Mendorong unit kerjanya untuk memenuhi standar kerja yang
tinggi;

20
_______ Tanggap dalam situasi genting
_______ Mengembangkan mekanisme evaluasi
_______ Membuat Perencanaan kerja dengan baik

6) Semantic Diferential
Skala ini menggunakan pasangan kata sifat yang berlawanan
dalam memberikan rating. Secara ringkas penyesunan skala sebagai
berikut :
➢ Pilih suatu konsep yang akan diamati
➢ Tentukan pasangan kata sifat yang akan digunakan
➢ Susun kutub pasangan kata tersebut secara random
2. Instumen Penelitian
Instrumen penelitian yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang di amati. Secara spesifik semua fenomena
ini disebut variabel penelitian.
1. Cara menyusun instrument
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun instumen
penelitian antara lain :
a) Masalah dan variabel yang diteliti termasuk indikator variabel, harus
jelas dan spesifik, sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis-jenis
instrumen yang diperlukan.
b) Sumber data atau informasi baik jumlah maupun keragamanya harus
diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan dasar dalam menentukan isi,
bahasa, sistematika dan sistematika item dalam instrumen penelitina.
c) Keterangan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpul data
baik dari keajekan, kesahihan, maupun objektivitasnnya
d) Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instumen harus jelas,
sehingga peneliti dapat memperkirakan cara analisis dan guna
memecahkan peneliitian.
e) Mudah dan praktis digunakan, tetapi dapat menghasilkan daya yang
diperlukan.
3. Langkah-Langkah Menyusun Instrumen Penelitian

21
Dalam menyusun ini disarankan mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Analisis Variabel Penelitian
2. Menetapkan Jenis Instrumen
3. Menyusun kisi-kisi atau layout instrument
4. Menyusun Item Instrumen
5. Mengujicobakan Instrumen
4. Validitas dan Reabilitas Instrumen
Hasil penelitian dikatakan valid billa terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya yang terjadi pada objek yang diteliti.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
( mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Meteran yang valid dapat digunkan
untuk mengukur panjang dengan teliti, karena memang alat untuk pengukur
panjang. Meteran tersebut akan tidak valid jika digunakan untuk mengukur
berat.
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama maka akan menghasilkan data yang sama.
5. Pengujian Validitas Dan Reabilitas Instrumen
1. Validitas Instrumen
a. Validitas Kontruksi
Untuk menguji validasi kontruksi dapat digunakan pendapat para ahli
setelah instrumen telah dikontruksi tentang aspek-aspek yang akan
diukur dengan berlandaskan teori tertentu. Jumlah ahli yang digunakan
minimal tiga orang dan umumnya mereka telah bergelar doktor sesuai
dengan lingkup yang diteliti. Setelah itu instrumen diuji cobakan pada
sampel dari populasi yang diambil. Jumlah anggota sampel yang
digunakan untuk pengujian sekitar 30 orang. Setela data ditabulasikan,
maka pengujian validasi kontruksi dilakukan dengan analisis faktor,
yaitu dengan mengkorelasikan antara skor instrumen dalam suatu faktor
dengan skor total.

22
b. Pengujian Validitas Isi
Pengujian validasi ini dapat dilakukan dengan membandingkan isi
instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.
c. Validitas Eksternal
Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan antara
kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi
dilapangan.
2. Reabilitas Instrumen
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara :
a. Internal
• Test-retest
Pengujian test-retest dilakukan dengan cara mencoba instrumen
beberapa kali pada responden. Jadi dalam hal ini instrumen sama,
responden sama dan waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari
koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang
berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka
instruneb tersebut sudah dinyatakan reliabel.
• Ekuivalen
Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa
berbeda, tetapi maksudnya sama.
➢ Gabungan
Pengujian reabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua
instrumen yang aquivalen itu beberapa kali, ke responden yang
sama. Jadi cara ini merupakan gabungan pertama dan kedua.
➢ Internal Consitency
Pengujian reliabilitas dengan internal consitency, dilakukan dengan
cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang
diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat
digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Pengujian
reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari
Spearman Brown (split half ).

23
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian salah satu komponen kyang penting dalam penelitian
adalah proses peneliti dalam pengumpulan data. Kesalahan dilakukan dalam
pengumpulan data akan membuat proses analisis menjadi sulit. Selain itu hasil
dan kesimpulan yang akan didapatpun akan menjadi rancu apabila pengumpulan
data dilakukan tidak dengan benar.
Masing-masing peneliti memiliki proses pengumpulan data yang
berbeda, tergantung dari jenis penelitian yang hendak dibuat oleh peneliti.
Pengumpulan data kualitatif pastinya akan berbeda dengan pengumpulan data
kuantitatif. Pengumpulan data statistik juga tidak bisa disamakan dengan
pengumpulan data analisis.
Pengumpulan data penelitian tidak boleh dilakukan secara sembarangan.
Terdapat langkah pengumpulan data yang harus diikuti. Tujuan dari langkah
pengumpulan data yang valid, sehingga hasil dan kesimpulan penelitian pun
tidak akan diragukan kebenarannya.
1. Definisi Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian Sebelum melakukan
penelitian, seorang peneliti biasanya telah memiliki dugaan berdasarkan teori
yang ia gunakan, dugaan tersebut disebut dengan hipotesis (Baca juga:
Pengertian Hipotesis dan Langkah Perumusan Hipotesis). Untuk
membuktikan hipotesis secara empiris, seorang peneliti membutuhkan
pengumpulan data untuk diteliti secara lebih mendalam.
Proses pengumpulan data ditentukan oleh variabel-variabel yang ada
dalam hipotesis. Pengumpulan data dilakukan terhadap sampel yang telah
ditentukan sebelumnya. Data adalah sesuatu yang belum memiliki arti bagi
penerimanya dan masih membutuhkan adanya suatu pengolahan. Data bisa
memiliki berbagai wujud, mulai dari gambar, suara, huruf, angka, bahasa,
simbol, bahkan keadaan. Semua hal tersebut dapat disebut sebagai data
asalkan dapat kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek,

24
kejadian, ataupun suatu konsep. Data dapat dibedakan dalam beberapa
kategori, diantaranya:
A. Menurut cara memperolehnya:
➢ Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh
peneliti langsung dari subjek atau objek penelitian.
➢ Data sekunder, yaitu data yang didapatkan tidak secara langsung dari
objek atau subjek penelitian.
B. Menurut sumbernya

➢ Data internal, yaitu data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan


dalam sebuah organisasi.
➢ Data eksternal, yaitu data yang menggambarkan duatu keadaan atau
kegiatan di luar sebuah organisasi.
C. Menurut sifatnya
➢ Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka pasti.
➢ Data kualitatif, yaitu data yang bukan berbentuk angka.
D. Menurut waktu pengumpulannya
➢ Cross section/insidentil, yaitu data yang dikumpulkan hanya pada
suatu waktu tertentu.
➢ Data berkala/ time series, yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke
waktu untuk menggambarkan suatu perkembangan atau
kecenderungan keadaan/ peristiwa/ kegiatan.
2. Metode Atau Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan
penelitian. Sementara itu instrumen pengumpulan data merupakan alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen
pengumpulan data dapat berupa check list, kuesioner, pedoman wawancara,
hingga kamera untuk foto atau untuk merekam gambar.

25
Ada berbagai metode pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam
sebuah penelitian. Metode pengumpulan data ini dapat digunakan secara
sendiri-sendiri, namun dapat pula digunakan dengan menggabungkan dua
metode metode atau lebih. Beberapa metode pengumpulan data antara lain:
a. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber.
Seiring perkembangan teknologi, metode wawancara dapat pula
dilakukan melalui media-media tertentu, misalnya telepon, email, atau
skype. Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur.
➢ Wawancara terstruktur

Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti


informasi apa yang hendak digali dari narasumber. Pada kondisi ini,
peneliti biasanya sudah membuat daftar pertanyaan secara sistematis.
Peneliti juga bisa menggunakan berbagai instrumen penelitian seperti
alat bantu recorder, kamera untuk foto, serta instrumen-instrumen lain.

➢ Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas. Peneliti tidak


menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan
spesifik, namun hanya memuat poin-poin penting dari masalah yang
ingin digali dari responden.

b. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena
melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode
pengumpulan data observasi tidak hanya mengukur sikap dari
responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai
fenomena yang terjadi. Teknik pengumpulan data observasi cocok
digunakan untuk penelitian yang bertujuan untuk mempelajari perilaku
manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam. Metode ini juga tepat

26
dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak terlalu besar. Metode
pengumpulan data observasi terbagi menjadi dua kategori, yakni:

➢ Participant observation
Dalam participant observation, peneliti terlibat secara langsung
dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai
sumber data.
➢ Non participant observation
Berlawanan dengan participant observation, non participant
observation merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara
langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.

c. Angket (Kuesioner)
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan metode
pengumpulan data yang lebih efisien bila peneliti telah mengetahui
dengan pasti variabel yag akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari
responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah
responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.
Berdasarkan bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dikategorikan
dalam dua jenis, yakni kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup.
Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang memberikan kebebasan
kepada objek penelitian untuk menjawab. Sementara itu, kuesioner
tertutup adalah kuesioner yang telah menyediakan pilihan jawaban
untuk dipilih oleh objek penelitian. Seiring dengan perkembangan,
beberapa penelitian saat ini juga menerapkan metode kuesioner yang
memiliki bentuk semi terbuka. Dalam bentuk ini, pilihan jawaban telah
diberikan oleh peneliti, namun objek penelitian tetap diberi kesempatan
untuk menjawab sesuai dengan kemauan mereka.
d. Studi Dokumen
Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan
langsung kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis

27
pengumpulan data yang meneliti berbagai macam dokumen yang
berguna untuk bahan analisis. Dokumen yang dapat digunakan dalam
pengumpulan data dibedakan menjadi dua, yaitu :
➢ Dokumen primer
Adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung
mengalami suatu peristiwa, misalnya, autobiografi
➢ Dokumen skunder
Adalah dokumen yang ditulis berdasarkan laporan atau cerita
orang lain, misalnya biografi.

G. Analisi Data
1. Pengertian Analisis Data Kuantitatif
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul. Adapun kegiatan analisis data diantaranya :
• Mengelompokkan data
• Mentabulasi data
• Menyiapkan data yang diteliti
• Melakukan perhitungan untuk rumusan masalah
• Melakukan perhitungan untuk uji hipotesis
2. Teknik Analisis Data Kuantitatif
Teknik analisis data kuantitatif menggunakan statistik. Adapun statistik yang
akan digunakan yaitu :
a. Statistik Deskriptif dan Inferensial
➢ Statistik deskriptif yaitu untuk menganalisis data dengan cara
menggambarkan tanpa kesimpulan.
➢ Statistik inferensial yaitu untuk menganalisis data sampel dan
hasilnya diberlakukan untuk populasi.
b. Statistik Parametris dan Non parametris
➢ Statistik parametris yaitu statistik yang digunakan untuk menguji para
meter populasi melalui statistik dan menguji ukuran populasi melalui
data sampel.

28
➢ Statistik non parametris yaitu statistik yang digunakan untuk menguji
distribusi.
3. Uji Hipotesis
a. Macam data ( nominal, ordinal, interval dan rasio )
b. Bentuk hipotesis ( deskriptif, komparatfi dan asosiatif )
4. Judul Penelitian dan Statistik yang digunakan Untuk Analisis
Contoh
a. Judul Penelitian
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP
PRESTASI KERJA PEGAWAI DI PEMERINTAHAN PROVINSI JAWA
BARAT
b. Bentuk Hubungan Variabel

X Y

X= Kecerdasan emosional
Y= Prestasi kerja pegawai
Keterangan :
- 1 variabel indevenden dan 1 variabel dependen
- 2 rumusan masalah deskriptif, 1 rumusal masalah asosiatif
- 2 hipotesis deskriptif, 1 hipotesis asosiatif
- 2 hipotesis deskriptif itu diuji dengan statistik yang sama
- Menghitung hipotesis menggunakan koefisien determinasi
- Koefisien determinasi dihitung dengan mengkuadratkan koefisien korelasi
yang ditemukan, dikali 100%
- Besarnya pengaruh kecerdasan emosional 0,7 lalu dikuadratkan 0,72 = 0,49
= 0,49% = kecerdasan emosional ; 51% diluar kecerdasan emosional, seperti
IQ, kedisiplinan, rajin, dll.

c. Rumusan Masalah, Hipotesis dan teknik statistik dalam analisis data


• Rumusan masalah :

29
Bagaimana pengaruh kecerdasan emosional terhadap prstasi kerja
pegawai ?
• Hipotesis :
Kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap prestasi kerja
pegawai
• Statistik untuk uji hipotesis
Koefisien tederminasi dan analisis regresi sederhana

5. Konsep Dasar Pengajuan Hipotesis


a. Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan
penelitian.
b. Kebenaran hipotesis harus dinuktikan melalui data yang terkumpul
c. Secara statistik, hipotesis adalah pernyataan mengenai kebenarannya
berdasarkan data yang diperoleh melalui data sampel ( Statistik )

Dalam statistik, yang diuji adalah hipotesis 0


Hipotesis terbagi menjadi 2 yaitu ;
a) Hipotesis 0, yaitu tidak adanya perbedaan antara parameter dengan
statistik. Dilambangkan dengan “Ho”
b) Hipotesis alternatif, yaitu adanya perbedaan antara parameter dengan
statistik. Dilambangkan dengan “Ha”
d. Taraf Kesalahan
Menguji hipotesis adalah menaksir parameter populasi berdasarkan dua
sampel. Cara menaksirnya ada 2 macem, yaitu ;
• A point estimate/ titik taksiran, yaitu suatu taksiran parameter
populasi berdasarkan satu nilai dari rata-rata data sampel.
Contoh : daya tahan kerja orang Indonesia adalah 10 jam / hari
• Interval estimate/ taksiran interval, yaitu suatu taksiran parameter
populasi berdasarkan nilai interval rata-rata data sampel.
Contoh : daya tahan kerja orang Indonesia adalah 8-12 jam /hari
• Risiko kesalahan

30
Semakin besar interval taksirannya, maka akan semakin kecil
kesalahannya.
Contohnya : 6-14 jam/hari = kecil kesalahannya jika dibanding
8-12 jam/hari
e. Dua kesalahan dalam menguji hipotesis
• Kesalahan tipe I, yaitu kesalahan jika menolak Ho yang benar.
Dinyatakan dengan lambang a (alpha)
• Kesalahan tipe II, yaitu kesalahan jika menerima hipotesis yang
salah. Dinyatakan dengan lambang 𝛽 (beta).

Kedua kesalahan ini kemudian disebut dengan “level of significani”


f. Macam pengujian hipotesis
a) Uji dua pihak yaitu digunakan bila Ho “sama dengan “ dan Ha “tidak
sama dengan”(Ho = ; Ha ≠)Contoh : Ho: 𝜇 1 = 400 jam ; 𝜇 2 ≠ 400 jam.
b) Uji pihak kiri yaitu apabila Ho “lebih besar atau sama dengan ≥” dan
Ha “lebih kecil <” contoh: Ho ≥ 400 jam ; Ha < 400 jam.
c) Uji pihak kanan yaitu apabila Ho “lebih kecil atau sama dengan ≤ “
dan Ha “lebih besae > “ contoh : Ho ≤ 400 jam ; Ha > 400 jam.
H. Contoh Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Dalam melakukan penyusunan penulisan ataupun penelitian ilmiah ada
beberapa tahapan yang perlu diperhatikan. Berikut contoh analisis data dan
pengujian hipotesis :
1. Judul Penelitian
Pengaruh gaya kepeminpinan dan situasi kepeminpinan terhadap iklim
kerja organisasi di kabupaten pringgodani.
2. Variabel Penelitian
Dalam penelitian itu variabel penelitiannya adalah : gaya kepeminpinan
(X1) dan situasi kepeminpinan (X2) sebagai variabel independen dan
iklim kerja organisasi (Y) sebagai variabel dependen

31
3. Model Hubungan Atar variabel

X1

Y
X2

X1 : Kepeminpinan
X2 : Situasi kepeminpinan
Y : Iklim kerja organisasi

4. Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah semua pegawai yang menduduki
jabatan eselon IV sampai dengan II dengan jumlah 50 orang.
Berdasarkan tingkat kesalahan 5% maka ukuran sampel ditemukan 44
orang terdiri 30 orang pria dan 14 orang wanita. Sedangkan pembagian
anggota sampel menurut eselon adalah sebagai berikut :
a. Eselon II diambil sebanyak 10 orang dengan 6 orang pria dan 4 orang
Wanita
b. Eselon III diambil sebanyak 14 orang dengan 10 orang pria dan 4
orang Wanita
c. Eselon IV diambil sebanyak 20 orang dengan 14 orang pria dan 6
orang wanita.
5. Rumusan Masalah
a. Rumusan Masalah Deskriptif
1) Seberapa baik gaya kepeminpinan para eselon di kabupaten
pringon?
2) Seberapa baik situasi kepeminpinan di kabupaten pringgodani?
3) Seberapa baik iklim kerja organisasinya?
b. Rumusan Masalah Asosiatif (hubungan)
1) Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya
kepeminpinan dengan iklim kerja organisasi ?

32
2) Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara situasi
kepeminpinan dengan iklim organisasi ?
3) Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya
kepeminpinan dengan situasi kepeminpinan ?
4) Adakah hubungan antara gaya kepeminpinan dan situasi
kepeminpinan secara bersama-sama dengan iklim organisasi?
c. Rumusan Masalah Komperatif
1) Adakah perbedaan gaya kepeminpinan secara signifikan antara
eselon II, III dan IV ?
2) Adakah perbedaan antara situasi kepeminpinan secara signifikan
antara eselon II, III dan IV ?
3) Adakah perbedaan iklim kerja organisasi secara signifikan antara
organisasi yang dipimpin oleh eselon II, III dan IV ?
4) Adakah perbedaan gaya kepeminpinan yang signifikan antara
pimpinan seselon pria dan wanita ?
5) Adakah perbedaan situasi kepeminpinan yang signifikan antara
organisasi yang dipimpin oleh pria dan wanita ?
6) Adakah perbedaan iklim kerja organisasi yang signifikan antara
organisasi yang dipimpin oleh pria dan wanita ?
6. Hipotesis (jawaban sementara terhadap rumusan masalah diatas)
a. Hipotesis Deskriptif
1) Gaya kepeminpinan para eselon di kabupaten pringodani sama
dengan 75% dari yang diharapkan.
2) Rata-rata situasi kepeminpinan paling rendah 40% dari yang
diharapkan.
3) Iklim kerja organisasi di kabupaten pringgodani paling tinggi
60% dari yang diharapkan.
b. Hipotesis Assosiatif
1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya
kepeminpinan dan iklim kerja organisasi.

33
2) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara situasi
kepeminpinan dengan iklim kerja organisasi.
3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya
kepemininan dengan situasi kepeminpinan.
4) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya
kepeminpinan secara bersama-sama dengan iklim organisasi.
c. Hipotesis Komparatif
1) Terdapat perbedaan gaya kepeminpinan secara signifikan antara
eselon II, III dan IV ?
2) Terdapat perbedaan situasi kepeminpinan secara signifikan
antara eselon II, III dan IV ?
3) Terdapat perbedaan iklim kerja organisasi secara signifikan
antara organisasi yang dipimpin oleh eselon II, III dan IV ?
4) Terdapat perbedaan gaya kepeminpinan gaya yang signifikan
antara pimpinan eselon pria dan wanita ?
5) Terdapat perbedaan situasi kepeminpinan yang signifikan antara
organisasi yang dipimpin oleh pria dan wanita ?
6) Terdapat perbedaan ikim kerja organisasi yang signifikan antara
organisasi yang dipimpin oleh pria dan wanita ?
7. Instrumen Penelitian
Terdapat tiga instrumen, yaitu instrumen gaya kepeminpinan
dengan 3 indikator dan 18 butir, situasi kepeminpinan dengan 3 indikator
dan 18 butir, dan iklim organisasi dengan 7 indikator dan 14 butir
pernyataan/pernyataan.
8. Tabulasi Data Hasil Penelitian
Berdasarkan data yang terkumpul dari 44 responden yang
ditetapkan sebagai sampel, masing-masing variabel yakni variabel gaya
kepeminpinan, variabel setuasi kepeminpinan dan variabel iklim kerja
kemudian ditabulasikan dengan tabel.

34
9. Uji Normalitas Data
Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik
parametris, antara lain dengan menggunakan t-test untuk dua sampel.
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dulu akan
dilakukan pengujian normalitas data antara lain dengan kertas pemulang
dan chi kuadrat.
Langkah-langkah pengujian normalitas data dengan chi kuadrat
asalah sebagai berikut:
1) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya.
Dalam hal ini data gaya kepeminpinan, sotuasi kepeminpinan dan
iklim kerja organisasi yang ada pada tabel 8.1, 8.2 dan 8.3
dirangkum kedalam tabel 8.4
2) Menentukan jumlah kelas interval. Dalam hal ini jumlah kelas
intervalnya = 6, karena luar kurve normal dibagi menjadi enam,
yang masing-masing luasnya adalah : 2,7% ; 13,34% ; 33,96% ;
33,96% ; 13,34% ; dan 2,7%
3) Menentukan panjang kelas interval yaitu (data terbesar – data
terkecil ) dibagi dengan jumlah kelas interval (6)
4) Menyusun kedalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus
merupakan tabel penolong untuk menghitung harga chi kuadrat
5) Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh), dengan cara
mengalihkan presentase luas tiap bidang kurve normal dengan
jumlah anggota sampel
6) Memasukan harga – harga fh, sekaligus mengihitung harga-harga
(fo – fh) 2 (fo – fh) 2
(fo-fh) dan ( ) dan menjumlahkannya. Harga ( ) adalah
fh fh

merupakan harga chi kuadrat (𝑥ℎ2 ) hitung.


7) Membandingkan harga Chi kuadrat hitung dengan Chi kuadrat tabel.
Bila harga Chi kuadrat tabel ( 𝑋ℎ2 ≤ 𝑋𝑡2 ), maka distribusi data
dnyatakan normal, dan bila lebih besar (>) dinyatakan tidak normal.

35
10. Teknik Statistik untuk Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Analisis data diserahkan untuk menjawab rumusan masalah,
singga tidak menguji hipotesis. Analisis dilakukan dengan cara
melakukan perhitungan sehingga setiap rumusan masalah dapat
ditemukan jawabannya secara kuantitatif. Data hasil analisis deskriptif
dapat disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi, grafik batang,
grafik garis, dan pie chart.
a. pengajuan hipotesis deskriptif
Terdapat tiga hipotesis deskriptif dan untuk menguji ke tiga
hipotesis tersebut digunakan t – test satu sampel dengan rumus
sebagai berikut:

X−μ
t= s °
√𝑛

Keterangan :
t = nilai t yang dihitung
x = nilai rata – rata
μσ = nilai yang dihipotesiskan
s = simpangan baku sampel
n = jumlah anggota sampel
b. Pengajuan Hipotesis Assosiatif
Hipotesis asosiatif diuji dengan teknik korelasi. Terdapat
berbagai macam teknik korelasi, yaitu Korelasi Person Product
Moment (r), Korelasi Rasio (n), Korelasi Spearman Rank ( 𝜌 ),
Korelasi Tetrachoric ( 𝑟𝑡 ), Korelasi Biserial ( 𝑟𝑏 ), Korelasi Point
Biserial (𝜑), Korelasi Kontinency (C) dan korelasi kendall ‘s Tau
( 𝜏) , Korelasi Ganda, Korelasi Parsial. Teknik korelasi tersebut
digunakan tergantung jenis data yang dikorelasikan serta jumlah
variabel yang akan dikorelasikan.

36
c. Uji Hipotesis Komparatif
Terdapat enam rumusan hipotesis komparatif. Hipotesis No. 10,
20, dan 30 diuji dengan menggunakan t-test dan hipotesis No. 4), 5)
dan 6) diuji dengan analisis varian satu jalur. Analisis varian dapat
digunakan apabila varian ke tiga kelompok data tersebut homogen.
Oleh karena itu sebelum analisis varian sigunakan untuk pengujian
hipotesis, maka perlu dilakukan pengujian homogenitas varian
terlebih dahulu dengan uji F dengan rumus :

F = Varian terbesar
Varian terkecil
Selanjutnya untuk perhitungan anova dapat dilakukan dengan
menggunakan tabel penolong. Hasil perhitungan melalui tabel
dimasukan kedalam tabel ringkasan anova, kemudian dilakukan
perhitungan. Dari hasil tersebut secara keseluruhan dapat ditarik
kesimpulan atas jawaban dari hasil penelitian yang dilakukan.

I. Menyusun Proposal Penelitian Kuantitatif


Proposal penelitian adalah ringkasan yang koheren dari penelitian yang
kita usulkan. Ini menetapkan isu-isu sentral atau pertanyaan yang ingin kita
tangani. Proposal menguraikan wilayah studi umum penelitian kita yang
mengacu pada keadaan pengetahuan saat ini dan setiap perbedaan baru-baru
ini tentang topik yang menunjukan orisinalitas dari penelitian yang kita
usulkan.
Penelitian kuantitatif sebagian besar dilakukan dalam ilmu sosial
menggunakan metode statistic yang digunakan untuk mengumpulkan data
kuantitatif dari studi penelitian. Dalam metode penelitian ini, peneliti dan ahli
statistik menggunkan kerangka dan teori matematika yang berhubungan
dengan keuantitas yang dipertanyakan.
Jadi, tujuan dalam melakukan penelitian kuantitatif adalah unutuk
menentukan hubungan antara satu hal (variabel bebas) dan variabel lain
(variabel terikat atau hasil) dalam suatu populasi. Desain penelitian kuantitatif

37
baik desktiftif atau eksperimental, suatu studi deskriptif menetapkan hanya
asosiasi antar variabel penelitian, sebuah studi eksperimental menetapkan
kualitas.
A. Sistematika Proposal Penelitian Kuantitatif
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Identifikasi Masalah
c. Batasan Makalah
d. Rumusan Masalah
e. Tujuan Penelitian
f. Kegunaan Hasil Penelitian
II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
a. Deskripsi Teori
b. Kerangka Berpikir
c. Hipotesis
III. PROSEDUR PENELITIAN
a. Metode
b. Populasi dan Sampel
c. Instrumen Penelitian
d. Teknik Pengumpulan Data
e. Teknik Analisi Data
IV. ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN
a. Organisasi Penelitian
b. Jadwal Penelitian
V. BIAYA YANG DIPERLUKAN

38
B. Isi Dalam Kerangka Proposal Penelitian
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berisi tentang sejarah dan peristiwa-peristiwa yang sedang
terjadi berkenaan dnegan variabel dependen pada suatu obyek
penelitian.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi semua permasalahan yang diduga mempengaruhi
variabel dependen.
C. Batasan Masalah
Batasan masalah bisa mengambil dari sebagian masalah yang
telah diidentifikasikan atau membatasi dari luasnya tempat
penelitian.
D. Rumusan Masalah
Setelah masalah yang akan ditelitu itu dibatasi, maka masalah
yang akan diteliti itu perlu dirumuskan secara spesifik.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah, maka
tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hasil pengujian dari
rumusan masalah.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Merupakan dampak dari tercapainya tujuan.
II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
Deskripsi Teori adalah uraian teori-teori yang relevan dan
mutakhir yang dapat digunakan untuk menjelaskan variabel
yang akan diteliti.
B. Kerangka Berpikir
Merupakan kesimpulan dari kajian teori yang tersusun dalam
bentuk hubungan antara dua variable atau lebih.

39
C. Hipotesis
Dugaan atau jawaban sementara tentang apa yang menjadi
rumusan masalah.
III. PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Perlu ditetapkan metode penelitian apa yang akan digunakan,
apakah metode survei atau eksperimen.
B. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang akan
digunakan sebagai sumber data atau obyek yang diteliti. Bila
hasil penelitian akan digeneralisasikan maka sampel yang
digunakan harus representatif.
C. Instrumen Penelitian
Jumlah instrument yang akan digunakan tergantung jumlah
variabel yang diteliti.
D. Teknik Pengumpulan Data
Merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Teknik pengumpulan data dapat menggunakan beberapa cara
yaitu interview, kuesioner,observasi, dokumentasi dan gabungan.
E. Teknik Analisis Data
Untuk penelitian kuantitatif survei, teknik analisis data ini
berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan.
IV. ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN
A. Organisasi Penelitian
Bila penelitian dilakukan berkelompok, maka perlu adanya
organisasi pelaksana penelitian.
B. Jadwal Penelitian
Setiap rancangan penelitian perlu adanya jadwal kegiatan yang
akan dilaksanakan.

40
V. BIAYA YANG DI PERLUKAN
Biaya merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian,
jumlah biaya yang diperlukan tergantung pada tingkat
profesionalisme tenaga peneliti dan pendukungnya.

J. Menyusun Laporan Penelitian Kuantitatif


Laporan Penelitian merupakan laporan ilmiah, untuk itu harus dibuat
secara sistematis dan logis pada setiap bagian, sehingga pembaca mudah
memahami langkah-langkah yang telah ditempuh dalam penelitian dan hasilnya.
Karena sifatnya ilmiah maka harus replicable, yaitu harus bisa diulangi oleh
orang lain yang akan membuktikan hasil penemuan dalam Penelitian tersebut.
Titik tolak penyusunan laporan penelitian adalah rancangan penelitian
yang telah dibuat. Maka dari itu, kedudukan rancangan penelitian sangatlah
penting. Sedangkan dalam laporan penelitian ini berisi laporan pelaksanaan dan
hasil rancangan penelitian.
A. Sistematika Laporan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Identifikasi Masalah

C. Batasan Masalah

D. Rumusan Masalah

E. Tujuan Penelitian

F. Kegunaan Hasil Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori

B. Kerangka Berfikir

C. Hipotesis Pengajuan

41
BAB III PROSEDUR PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

B. Instrumen Penelitian

C. Teknik Pengumpulan Data

D. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN, PENGUJIAN HIPOTESIS DAN


PEMBAHASAN

A Deskripsi Hasil Penelitian

B. Hasil Pengujian Hipotesis

C. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Lampiran instrument penelitian,


2. Lampiran hasil pengujian validitas dan realibilitas instrument,
3. Lampiran data mentah;
4. Lampiran analisis data termasuk perhitungan pengujian hipotesis,
5. Lapiran yang lain seperti perijinan dan lain-lain
B. Keterkaitan dalam Kerangka Laporan Penelitian
a. Tujuan penelitian ditulis berangkat dari rumusan masalah, misal
"Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Di
Pemerintah Provinsi Jawa Barat"

42
b. Maka Tujuannya adalah "Untuk mengetahui apakah ada hubungannya
anatara Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Di
Pemerintah Provinsi Jawa Barat".
c. Rumusan Hipotesis juga berangkat dari rumusan masalah. Hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
Hipotesisnya "Kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap
prestasi kerja pegawai Di Provinsi Jawa Barat"
d. Kesimpulan Penelitian merupakan jawaban dari tujuan penelitian dan
dilihat dari hasil pengujian hipotesisnya.
e. Saran yang diberikan pada laporan harus didasarkan pada data hasil
penelitian dan dalam hal ini berdasarkan pada kesimpulan.

Pada Umumnya setiap lembaga mempunyai pedoman penulisan laporan


penelitian sendiri. Untuk itu contoh yang diberikan tidak harus diikuti, tetapi
ada pada dasarnya pola umum laporan penelitian kuantitatif adalah sama,
yaitu: Masalah - Berteori - Berhipotesis -Pengumpulan Data - Analisis Data
- Kesimpulan - Saran.

43
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Metode kuantitatif adalah suatu penelitian yang analisisnya secara umum
memakai analisis statistik. Penelitian kuantitatif dikembangkan oleh
penganut positivisme yang dipelopori oleh Auguste Conte. Aliran ini
berpendapat bahwa untuk memacu perkembangan ilmu-ilmu sosial, maka
metode-metode IPA harus diadopsi kedalam riset-riset ilmu sosial
(Harahap, 1992).
2. Metode penelitian survei adalah metode penelitian kuantitatif yang
digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau atau saat
ini, tentang keyakinan, pendapat, karakteristik, perilaku, hubungan variabel,
dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang variabel sosiologis, dan
psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu, teknik
pengumpulan data dengan pegamatan (wawancara atau kuesioner) yang
tidak mendalam, dan hasil penelitian cenderung untuk digeneralisasikan.
3. Metode Eksperimen adalah metode penelitian yang bertujuan untuk
menjelaskan hubungan sebab-akibat (kausalitas) antara satu variabel dengan
lainnya (variabel X dan variabel Y).
4. Teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau sistem
pengertian ini diperoleh melalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus
dapat diuji kebenarannya. Teori berkenaan dengan konsep, asumsi dan
generalisasi yang logis, berfungsi untuk mengungkapkan, menjelaskan dan
mempridiksi perilaku yang memiliki keteraturan seta sebagai stimulan dan
panduan untuk mengembangkan pengetahuan.
5. Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992) mengemukakan
bahwa kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah penting.

44
6. Hipotesis adalah langkah ketiga dalam jawaban sementara terhadap
rumusan jawaban baru didasari oleh teori yang relevan, empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data.
7. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kuantitas dan karaktreristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
8. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.
9. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan
untuk menentukan panjang pendek nya interval yang ada dalam alat ukur,
sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran
akanmenghasilkan data kuantitatif. Sebagai contoh, meteran sebagai
instrumen untuk mengukur panjang dibuat dengan skala mm, dan akan
menghasilkan data kuantitatif panjang dengan satuan mm.
10. Instrumen penelitian yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang di amati. Secara spesifik semua
fenomena ini disebut variabel penelitian.
11. Data adalah sesuatu yang belum memiliki arti bagi penerimanya dan masih
membutuhkan adanya suatu pengolahan. Data bisa memiliki berbagai
wujud, mulai dari gambar, suara, huruf, angka, bahasa, simbol, bahkan
keadaan. Semua hal tersebut dapat disebut sebagai data asalkan dapat kita
gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian, ataupun
suatu konsep.
12. Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul.

45
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar metodologi: Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan,


(Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1996)

https://fatkhan.web.id/jenis-jenis-penelitian-eksperimen/https://serupa.id/metode-
penelitian-eksperimen/ (Diakses pada tanggal 05 Oktober 2022)

https://tambahpinter.com/penelitian-eksperimen/ (Diakses pada tanggal 06 Oktober


2022)

46
47

Anda mungkin juga menyukai