Disusun Oleh :
Hasan 20193016
SEMESTER VII
PEDAHULUAN
A. Latar belakang
Penelitian tindakan kelas (PTK) semakin lebih dikenal oleh para guru dan
para pendidik, serta para pengambil kebijakan pendidikan karena penelitian
tindakan kelas memang mempunyai kelebihan nyata, yaitu mampu memberikan
ide, perlakuan atau treatment nyata yang berupa tindakan perbaikan praktis yang
bisa dirasakan langsung oleh para responden yaitu guru atau siswa yang diteliti.
1
semenjak adanya manusia, hakikatnya pendidikan merupakan serangkain
peristiwa yang komplek yang melibatkan beberapa komponen antara lain: tujuan,
peserta didik, pendidik, isi/bahan cara/metode dan situasi/lingkungan. Hubungan
keenam faktor tersebut berkait satu sama lain dan saling berhubungan dalam suatu
aktifitas satu pendidikan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
6. Menjelaskan tentang metodologi penelitian tindakan kelas
3
BAB II
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
4
dituntut memiliki kepekaan terhadap setiap permasalahan dalam proses belajar
mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak
untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi, maka sulit bagi guru untuk
memperbaiki kinerjanya, terlebih memperbaiki sistem yang ada.
5
pembelajaran yang muncul; (3) Melalui PTK guru akan terlatih untuk
mengembangkan secara kreatif kurikulum di kelas atau sekolah; dan (4)
Kemampuan reflektif guru serta keterlibatan guru yang dalam terhadap upaya
inovasi dan pengembangan kurikulum pada akhirnya akan bermuara pada
tercapainya peningkatan kemampuan profesionalismeguru.
(3) Masalah nyata dihadapi guru; (4) Dimulai dari hal-hal yang sederhana; (5)
Metodenya andal, yaitu identifikasi dan rumusan hipotesis → meyakinkan dan
strategi dapat diterapkan di kelas; (6) Pilihan tindakan dapat dilaksanakan; (7)
Terikat oleh waktu (terencana); (8) Konsisten terhadap prosedur etika; (9)
Berorientasi pada perbaikan masalah; (10) Proses belajar sistematik; (11) Guru
perlu membuat jurnal untuk mencatat perubahan; dan (12) Guru memiliki
kemampuanreflektif.
Ada beberapa model Penelitian Tindakan Kelas yang sampai saat ini sering
digunakan dalam dunin pendidikan, diantaranya sebagai berikut :
6
1. Model Kurt Lewin
Model ini adalah model yang mendasari model yang lain yang berawal dari
action research. Kurt Lewin menjelaskan bahwa ada empat hal yang harus di
lakukan dalam proses penelitian tindakan kelas. Yaitu : perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Pelaksanaan tindakan kelas yaitu proses yang terjadi
dalam suatu lingkaran yangterus menerus.
Model penelitian yang di kembangkan oleh John Elliot ini yaitu model yang
menekankan kepada proses untuk mencobakan hal-hal baru dalam proses
pembelajaran. Langkah yang pertama yaitu menentukan dan mengembangkan
gagasan umum yang dilannjutkan dengan melakukan eksplorasi yakni studi untuk
mempertajam gagasan atau ide. Selanjtnya, yaitu melakukan rencana secara
menyeluruh dan berdasarkan rencana tersebut selanjutnya melaksanakan tindakan
pertama yang selama pelaksanaannya dilakukan monitoring atau eksplorasi. Hasil
dari monitoring dan eksplorasi dapat melakukan tindakan kedua atau kembali
merevisi rencana.
7
keinginan peneliti untuk melakukan perbaikan proses untuk menghasilkan sesuatu
yang lebih optimal. Berdasarkan gagasan awal itu, kemudian penelitian berupaya
menemukan berbagai tindakan apa saja yang harus di lakukan untuk
menyelesaikannya.
Penelitian tindakan ini dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc.
Taggart tidak terlalu berbeda dengan model Kurt Lewin. Dikatakan demikian
karena di dalam satu siklus atau putaran terdiri atas empat komponen seperti yang
dilaksanakan Lewin. Sesudah satu siklus selesai diimplementasikan, khususnya
sesudah ada refleksi, diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan
dalam bentuk siklus tersendiri. Demikian seterusnya atau dengan beberapa kali
siklus.
5. Model Siklus
Dalam model ini lebih menonjolkan kegiatan yag harus di laksanakan oleh
setiap peneliti misalnya guru dalam setiap kali putaran. Prosedur penelitian
berdasarkan model PTK dalam bentuk siklus diatas adalah sebagai berikut :
8
2) Mengkaji berbagai tindakan yang dapat dilakukan sesuai dengan
permasalahan.
3) Merumuskan hipotesis tindakan.
c. Menyususn perencanaan awal tentang tindakan sesuai dengan hasil studi
pendahuluan, yang menyangkut:
1) Tahapan kegiatan, berbagai alat, media, dan sumber belajara yang dapat
digunakan, termasuk waktu yang diperlukan.
2) Instrumen , khususnya observasi sebagai alat, pengumpul data untuk
mengumpulkan informasi tentang efek yang di timbulkan dari perlakuan
atau tindakan yang dilakukan olehguru.
d. Melakukan tindakan pada putaran pertama sesuai dengan perencanaan awal.
Pada putaran pertama sesuai dengan perencanaan awal. Pada putaran ini
dilakukan tiga kegiatan yakni:
1) Mengimplimentasikan tindakan sesuai perencanaan awal.
2) Melakukan observasi selama selama tindakan berlangsung sesuai dengan
instrumenpenelitian.
3) Melakukan refleksi, yakni kegiatan diskusi dengan observer untuk
mengkaji dan menganalisis proses kegiatan hingga ditemukannya
berbagaai kelemahan tindakan serta mengkaji informasi tentang efek yang
ditimbulkannnya dari adanya tindakan.
e. Menyusun rencana tahap dua, yakni rencana hasil refleksi pada
putaranpertama.
f. Melakukan tindakan putaran kedua sesuai dengan rencana tahap dua, seperti
yang dilakukan pada tahap satu.
C. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Tindakan Kelas
9
3) Melalui kerjasama, kemungkinan untuk berubah meningkat
4) Kerjasama dalam PTK meningkatkan kesepakatan dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi.
Sedangkan menurut Sanjaya (2009: 37) kelebihan PTK adalah sebagai berikut:
1) PTK tidak dilaksanakan oleh seorang saja akan tetapi dilaksanakan secara
kolaboratif dengan melibatkan berbagai pihakantara lain guru sebagai
pelaksana tindakan sekaligus sebagai peneliti, obsevasi baik yang dilakukan
oleh guru lain sebagai teman sejawat atau oleh orang lain, ahli peneliti yang
biasanya orang-orang LPTK dan siswa itu sendiri. Kerjasama semacam itu
akan memberikan kepercayaan, khususnya untuk guru dalam menghasilkan
sesuatu yang lebih berarti.
2) Kerjasama sebagai ciri khas PTK, memungkinkan dapat menghasilakan
sesuatu yang lebih kreatif dan inovatif, sebab yang terlibat memiliki
kesempatan untuk memunculkan pandangan-pamdangan kritisnya.
3) Hasil atau simpulan yang diperoleh adalah hasil kesepakatan semua pihak
khususnya antara guru sebagai peneliti dengan mitranya, demikian akan
meningkatkan validitas dan reabilitas hasil penelitian.
4) PTK berangkat dari masalah yang dihadapi guru secara nyata, dengan
demikian kelebihan PTK adalah hasil yang diperoleh dapat secara langsung
diterapkan oleh guru, (Sanjaya, 2009: 37).
1) Kurangnya keterampilan dan pengetahuan dalam teknik dasar PTK pada pihak
peneliti (guru). Para praktisi ini biasanaya berurusan dengan hal-hal yang
praktis, mereka kurang dilengkapi dengan pengaetahuan dan keterampilan
tentang teknik dasar PTK. Hal ini diperparah oleh perasaan bahawa kegiatan
penelitian hanya layak dilakukan oleh masyarakat kampus yang begelut
dengan kegiatan ilmiah, sehingga para praktisi (guru) pada umumnya kurang
tertarik untuk melakukan penelitian, (Kunandar, 2010: 69)
10
2) PTK adalah penelitian yang berangkat dari masalah praktis Yng dihadapi oleh
guru, dengan demikian simpulan yang dihasilkan tidak bersifat universal yang
berlaku secara umum, (Anonim: 2012)
3) Berkenaan dengan waktu. Karena PTK memerlukan komitmen peneliti untuk
terlibat dalam prosesnya, faktor waktu ini dapat menjadi kendala yang cukup
besar. Hal ini disebabkan belum optimalnya pembagian waktu antara untuk
kegiatan rutinnya dan aktivitas PTK. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan
mengelola waktu yang optimal sehingga kegiatan rutin dan aktivitas penelitian
dapat dilaksanakan secara efektif, sebab pada hakikatnya kegiatan PTK dapat
dilakukan bersama-sama tanpa saling mengganggu dengan tugas rutin
(mengajar). Disamping itu, perlu juga ditanamkan keinginan atau komitmen
yang tinggi untuk melakukan perubahan. Pada umumnya orang menentang
perubahan, karena perubahan berarti kerja keras dan perubahan melalui PTK
benar-benar menuntut penyediaan tenaga, pikiran dan waktu serta sikap yang
baru. Selama orang merasa sudah mapan dengan situasi kerjanya, selama itu
pula mereka diajak untuk berubah, padahal PTK menghendaki dan menuntut
sikap guru untuk berubah melalui tindakan-tindakan baru yang kreatif dan
inovatif dalam pembelajaran dikelas, (Kunandar, 2010: 69).
D. Hambatan dalam Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Hamzah (2011: 95) hambatan itu sangat banyak dan kompleks serta
lebih banyak muncul dibandingkan keuntungannya. Oleh karena itu, jalan yang
harus dilalui oleh guru adalah membuang hambatan menjadi sebuah kesempatan.
Berikut ini beberapahambatan dan pemecahan dalam melaksanakan PTK, yaitu:
11
kalah perang. Apalagi dalam dirinya terbanyang selama ini tidak pernah
menulis apapun.
3) Takut diketahui belangnya PTK itu syaratnya harus kolaboratif atau kerja
sama dengan guru lain. Nah, saat guru lain itu membantu, guru yang
bersangkutan takut ketahuan keburukannya. Kalau keburukan diketahui oleh
orang lain, celakalah dunia guru yang bersangkutan.
E. Tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas
12
Tahap-tahap di atas, yang membentuk satu siklus, dapat dilanjutkan ke siklus
berikutnya dengan rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi ulang berdasarkan
hasil yang dicapai pada siklus sebelumnya. Jumlah siklus dalam suatu penelitian
tindakan bergantung pada apakah permasalahan penelitian yang dihadapi sudah
dapat dipecahkan. Pengembangan terhadap model dasar tersebut dapat dilihat
pada Gambar 2 di bawah ini.
ModelPTK(pengembangan)
plan plan
d st.
reflect act reflect act
observe
observe
Gambar3.ModelDasarPenelitianyangDikembangkan
a. Merasakan AdanyaMasalah
Hal yang sangat diperlukan agar Anda dapat menerapkan PTK sebagai upaya
memperbaiki dan/atau meningkatkan layanan pembelajaran secara lebih
profesional, Anda dituntut untuk berani mengatakan secara jujur mengenai
beberapa sisi lemah yang masih terdapat dalam implementasi program
pembelajaran yang Anda kelola. Dengan kata lain, Anda harus mampu merefleksi,
merenung, berpikir balik, mengenai apa saja yang telah dilakukan dalam proses
pembelajaran dalam rangka mengidentifikasikan sisi-sisi lemah yang mungkin
ada. Dalam proses perenungan itu, terbuka peluang bagi Anda untuk menemukan
kelemahan-kelemahan praktik pembelajaran yang selama ini mungkin Anda
lakukan secara tanpa Anda sadari.
13
Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa permasalahan yang Anda angkat
dalam PTK harus benar-benar merupakan masalah-masalah yang Anda hayati
sebagai guru dalam praktik pembelajaran, bukan praktik yang disarankan, apalagi
ditentukan oleh pihak luar termasuk oleh kepala sekolah yang menjadi mitra.
Permasalahan tersebut dapat berangkat (bersumber) dari siswa, guru, bahan ajar,
kurikulum, interaksi pembelajaran, dan hasil belajar siswa.
c. Analisis Masalah
14
Setelah identifikasi masalah dapat dilakukan, Anda sebagai peneliti—secara
individu atau bermitra dengan guru lain—melakukan analisis terhadap masalah-
masalah tersebut untuk menentukan urgensi pengatasan. Dengan kegiatan tersebut
akan dapat ditemukan permasalahan yang sangat mendesak untuk diatasi. Tidak
perlu ditekankan lebih kuat lagi bahwa analisis masalah perlu dilakukan secara
cermat sebab keberhasilan pada tahap analisis masalah akan menentukan
keberhasilan keseluruhan pelaksanaan PTK. Jika PTK berhasil dilaksanakan
dengan membawa kemanfaatan yang dapat Anda rasakan dan dapat dirasakan
pula oleh sekolah (intrinsically rewarding), keberhasilan ini akan menjadi
motivasi bagi Anda untuk meneruskan usaha di masa-masa yang akan datang. Di
samping itu, temuan-temuan yang dihasilkan melalui PTK itu akan menarik bagi
guru lain yang belum mengikuti program PTK untuk juga mencoba
melaksanakannya.
d. Perumusan Masalah
2. Perencanaan Tindakan
15
Alternatif tindakan perbaikan juga dapat dilihat sebagai hipotesis dalam arti
mengindikasikan dugaan mengenai perubahan dalam arti perbaikan yang bakal
terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Misalnya, Jika kebiasaan membaca
ditingkatkan melalui penugasan mencari kata atau istilah serapan, perbendaharaan
kata akan meningkat rata-tara 10% setiap bulannya. Dari contoh ini, hipotesis
tindakan merupakan tindakan yang diduga akan dapat memecahkan masalah yang
ingin diatasi dengan penyelenggaraan PTK.
16
realistis dalam menghadapi kenyataan keseharian dunia sekolah tempat ia berada
dan melaksanakantugasnya.
Hipotesis tindakan harus dapat diuji secara empirik. Itu berarti bahwa baik
proses “implementasi” tindakan yang dilakukan maupun dampak yang
diakibatkannya dapat diamati oleh guru yang merupakan aktor dalam PTK
maupun mitra kerjanya. Sebagian dan gejala-gejala yang dapat diamati itu dapat
dinyatakan dengan angka-angka namun sebagian lagi hanya dapat diberikan
secara kualitatif.
c. Persiapan Tindakan
17
Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian terdahulu, sangatlah beralasan
untuk beranggapan bahwa PTK dilakukan oleh seorang guru atas prakarsanya
sendiri, meskipun memang terbuka peluang bagi pelaksana PTK secara
kolaboratif itu berarti bahwa observasi yang dilakukan oleh guru sebagai aktor
PTK tidak dapat digantikan oleh pengamat luar atau oleh sarana perekam,
betapapun canggihnya.
a. Pelaksanaan Tindakan
Jika semua tindakan persiapan telah selesai, skenario tindakan perbaikan yang
telah direncanakan itu dapat Anda laksanakan dalam situasi yang aktual. Kegiatan
pelaksanaan tindakan perbaikan ini nmerupakan tindakan pokok dalam siklus
PTK, dan sebagaimana telah diisyaratkan di atas, pada saat yang bersamaan
kegiatan pelaksanaan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi
serta diikuti dengan kegiatan refleksi.
Observasi adalah segala upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang
terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu.
18
Yang penting dicatat pada kesempatan ini adalah kadar interpretasi yang terlibat
dalam rekaman hasil observasi. Sesuai dengan hakikat data yang dikehendaki
observasi harus dilakukan secara bersamaan dengan interpretasi. Sebagai contoh,
interpretasi itu perlu dilakukan pada saat yang bersamaan dengan pelaksanaan
observasi seperti yang lazim diperlukan dalam mengamati dan/atau tindakan
profesional Anda dalam interaksi pembelajaran. Observasi semacam ini
dinamakan observasi yang berinferensi tinggi (high-inference observation) yang
merupakan pendekatan interpretatif dalam observasi yang digunakan dalam
rangka penerapan alat penilai kemampuan guru (APKG) sebagai piranti
penyusunan pengumpulan data mengenai kinerja calon guru dalam pelaksanaan
PPL.
c. Diskusikan Balikan
19
dilaksanakan. Dengan bermodalkan kemampuan dan wawasan kependidikan.
Anda dapat membuat rancangan pembelajaran berdasarkan serentetan keputusan
situasional dengan menggunakan apa yang telah belajar dari titik berangkat
(Imam, 2004).
Lebih lanjut dijelaskan oleh Imam dkk. (2004) bahwa untuk dapat melakukan
secara efektif, pengambilan keputusan sebelum, sementara, dan setelah program
pembelajaran dilaksanakan, Anda sebagai guru dan terlebih–lebih ketika juga
berperan sebagai pelaksanaan PTK, melakukan refleksi. Artinya, Anda
merenungkan secara intens apa yang telah terjadi dan tidak terjadi, mengapa
segala sesuatu terjadi dan/atau tidak terjadi, serta menjajaki alternatif-alternatif
solusi yang perlu dikaji, dipilih, dan dilaksanakan untuk dapat mewujudkan apa
yang dikehendaki. Secara teknis, refleksi dilakukan dengan melakukan analisis
dan sintesis, di samping induksi dan deduksi. Suatu proses analitik terjadi jika
objek kajian diuraikan menjadi bagian- bagian, serta dicermati unsur-unsurnya.
Sementara itu, suatu proses sintetik terjadi apabila berbagai unsur objek kajian
yang telah diuraikan tersebut dapat ditemukan kesamaan esensinya secara
konseptual sehingga dapat ditampilkan sebagai suatu kesatuan.
a. Analisis Data
Berbeda dari interpretasi data hasil tiap observasi yang dijadikan bahan tiap
diskusi balikan sebagai tindak lanjut dan suatu observasi sebagaimana telah
digunakan sebelumnya, menurut Imam dkk. (2004), analisis data dalam rangka
refleksi setelah implementasi suatu paket tindakan perbaikan mencakup proses
dan dampak seperangkat tindakan perbaikan dalam suatu siklus PTK sebagai
keseluruhan. Dalam hubungan ini analisis data adalah proses menyeleksi,
menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksikan, mengorganisasikan data
secara sistematik dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat
digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuanPTK.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu
reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses
20
penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian
data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data adalah proses
penampilan data secara sederhana dalam bentuk paparan naratif, representasi
b. Refleksi
Refleksi dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah dan/atau
tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan oleh
tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasil refleksi itu digunakan untuk
menetapkan langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK. Dengan
perkataan lain, refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau
kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara dan untuk menentukan tindak
lanjut dalam rangka mencapai tujuan akhir yang mungkin ditetapkan dalam
rangka pencapaian berbagai tujuan sementara lainnya. Apabila dicermati, dalam
proses refleksi tersebut dapat ditemukan komponen-komponen sebagai berikut.
Hasil analisis dan refleksi akan menentukan apakah tindakan yang telah
dilaksanakan dapat mengatasi masalah yang memicu penyelenggaraan PTK atau
belum. Jika hasilnya belum memuaskan atau masalahnya belum terselesaikan,
21
maka dilakukan tindakan perbaikan lanjutan dengan memperbaiki tindakan
perbaikan sebelumnya atau, dengan menyusun tindakan perbaikan yang betul-
betul baru untuk mengatasi masalah yang ada.
Jika masalah yang diteliti belum tuntas atau belum memuaskan pengatasannya,
maka PTK harus dilanjutkan pada siklus ke-2 dengan prosedur yang sama seperti
pada siklus ke-1, yaitu perumusan masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan interpretasi, dan analisis-refleksi. Jika pada siklus ke-2 ini
permasalahannya sudah terselesaikan (memuaskan), maka tidak perlu dilanjutkan
dengan siklus ke-3. Namun, Jika pada siklus ke-2 masalahnya belum
terselesaikan, maka perlu dilanjutkan dengan siklus ke-3, dan seterusnya.
Judul
I. PENDAHULUAN
A. Kajian Teori
B. Kerangka Berpikir
22
C. Hipotesis Tindakan
A. Setting Penelitian
B. Subjek Penelitian
C. Data dan Sumber Data
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Validitas Data
F. Teknik Analisis Data
G. Indikato Kinerja/Keberhasilan
H. Prosedur Penelitian
DAFTARPUSTAKA
1. Judul Penelitian
2. Pendahuluan
23
a. Latar BelakangMasalah
b. Perumusan Permasalahan
Contoh:
24
(1) Bagaimanakah penerapan strategi komposisi terkendali dan terarah untuk
meningkatkan kemampuan menulis?
(2) Apakah penerapan strategi komposisi terkendali dan terarah dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis?
(3) Apakah penerapan strategi komposisi terkendali dan terarah dapat
meningkatkan kemampuan menulissiswa?
c. Tujuan Penelitian
25
Tujuan umum dan khusus dikemukakan secara jelas sehingga dapat diukur tingkat
pencapaian keberhasilannya.
Contoh:
3. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka menguraikan teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang
diperoleh dari acuan (buku atau jurnal-jurnal ilmiah), yang dijadikan landasan
untuk melakukan penelitian yang diusulkan. Kemukakan kajian teori yang relevan
dengan variabel masalah maupun variabel tindakan. Berdasarkan urutan,
kemukakan terlebih dahulu kajian teori yang gayut dengan variabel masalah dan
baru kemudian kajian teori yang gayut dengan variabel tindakan. Sejalan dengan
contoh judul yang telah dikemukakan, peneliti menguraikan kajian teori tentang
Kemampuan Menulis dan selanjutnya teori tentang Strategi Kompoisisi
26
Terkendali dan Terarah. Uraian dalam Tinjauan Pustaka dibawa untuk menyusun
kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam hubungan ini
hendaknya diusahakan pustaka yang relevan dan terbaru. Dengan demikian, dalam
bagian ini hendaknya dikemukakan hipotesistindakan.
a. Deskripsi Teori
27
baik, peneliti harus mengetahui sumber-sumber bacaan. Sumber-sumber bacaan
dapat berupa buku-buku teks, kamus (khususnya kamus istilah), ensiklopedia,
jurnal ilmiah, internet, dan hasil-hasil penelitian.
Sumber bacaan yang baik harus memenuhi tiga kriteria, yaitu relevansi,
kelengkapan, dan kemutakhiran (kecuali penelitian sejarah, penelitian ini justru
menggunakan sumber-sumber yang lama). Relevansi berkenaan dengan
kecocokan antara variabel yang diteliti dengan teori yang dikemukakan,
kelengkapan berkenaan dengan banyaknya sumber yang dibaca, kemutakhiran
berkenaan dengan dimensi waktu. Makin baru sumber yang digunakan, makin
mutakhir teori tersebut.
b. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir yang baik antara lain memuat (1) variabel-variabel yang
akan diteliti harus dijelaskan dan (2) diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat
menunjukkan dan menjelaskan pertautan/hubungan antarvariabel yang diteliti dan
ada teori yang mendasari. Dalam PTK, berdasarkan kajian teori yang telah
dilakukan, penyusun proposal harus mampu menjelaskan bahwa bentuk tindakan
yang akan dilakukan dapat mengatasi permasalahan.
c. Perumusan Hipotesis
28
Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa tinjauan pustaka menguraikan
teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuan (buku atau
jurnal-jurnal ilmiah), yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian yang
diusulkan. Uraian dalam tinjauan pustaka dibawa untuk menyusun kerangka atau
konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Berdasarkan teori dan kerangka
berpikir itulah selanjutnya dikemukakan hipotesis tindakan atau hipotesis kerja.
Contoh:
4. Metode Penelitian
a. Setting Penelitian
Contoh:
Pemilihan tempat itu didasarkan pada pertimbangan (1) .......... , (2) , dsb.
29
Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, yaitu September sampai
dengan November 2003. Rincian kegiatan penelitian tersebut adalah sbb.:
persiapan penelitian, koordinasi persiapan tindakan, pelaksanaan (perencanaan,
tindakan, monitoring dan evaluasi, dan refleksi), penyusunan laporan penelitian,
seminar hasil penelitian, penyempurnaan laporan berdasarkan masukan seminar,
serta penggandaan dan pengiriman laporan penelitian.
b. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa dan guru yang terlibat dalam pelaksanaan
pembelajaran. Hal ini sangat bergantung pada setting penelitian dan peneliti. Jika
peneliti melakukan penelitian PTK di kelas yang diampunya, maka subjek
penelitian adalah siswa di kelas itu. Namun, jika seorang peneliti melaukan PTK
di kelas yang tidak diampunya dan peneliti tersebut melibatkan guru kelas sebagai
kolaborator, maka subjek penelitiannya meliputi siswa dan guru (guru kelas atau
guru mata pelajaran).
Contoh:
Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas VII F SMP Negeri 10
Surakarta. Siswa kelas VII F berjumlah 35 orang, yang terdiri atas 20 siswa
perempuan dan 15 siswa laki-kali.
Contoh lain:
Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa dan guru Bahasa Indonesia SMP
Negeri 10 Surakarta. Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa
kelas III F. Dengan perkataan lain, kelas III F ditetapkan sebagai setting kelas.
Sementara itu, guru BI yang dijadikan subjek penelitian ini adalahSy.
30
Pada bagian ini hendaknya dikemukakan jenis data apa saja yang
dibutuhkan serta sumber data tersebut. Jenis data yang dijelaskan disesuaikan
dengan fokus penelitian.
Contoh:
Sejalan dengan data yang akan dikumpulkan serta sumber data yang ada
selanjutnya dikemukakan teknik pengumpulan data.
Contoh:
(1) Pengamatan
(2) Wawancara ataudiskusi
(3) Kajiandokumen
31
(4) Angket
(5) Tes
e. Teknik Pemeriksaan Validitas Data
32
deskriptif komparatif) dan teknik analisis kritis. Taknik statistik deskriptif
komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil
antarsiklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada
akhir setiap siklus. Misal: membandingkan rerata nilai kemampuan menulis siswa
pada kondisi sebelum tindakan, setelah siklus I, setelah siklus II, dan seterusnya.
Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis kritis
mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa
dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria normatif yang
diturunkan dari kajian teoretis maupun dari ketentuan yang ada. Hasil analisis
tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap
berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersamaan
dan/atau setelah pengumpulan data.
g. Indikator Kinerja
Pada bagian ini perlu dikemukakan atau dirumuskan indikator sebagai tolok ukur
keberhasilan penelitian yang dilakukan. Indikator kinerja merupakan rumusan
kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau
keefektifan penelitian.
Contoh:
h. Prosedur Penelitian
33
Tujuan penulisan laporan penelitian adalah untuk mengomunikasikan hasil-
hasil penelitian kepada pihak lain. Selain itu, laporan penelitian dimaksudkan
sebagai bentuk pertanggungjawaban peneliti kepada pihak tertentu atas proses dan
hasil penelitian yang telah dilakukan. Berkenaan itu, peneliti haruslah menyadari
untuk siapakah laporan penelitian itu ditulis atau disampaikan. Jawaban terhadap
pertanyaan ini mempengaruhi hampir semua bagian atau aspek dalam laporan
penelitian. Laporan yang ditulis dan ditujukan kepada lembaga pemberi dana
penelititan tentu harus disusun sesuai dengan format dan segala ketentuan yang
digariskan. Lain lagi kalau laporan itu berupa skripsi, tesis atau disertasi yang
ditulis orang seorang mahasiswa. Laporan penelitian yang ditulis dalam bentuk
artikel untuk sebuah jurnal ilmiah tentu berbeda dengan artikel yang disusun
dalam bentuk makalah, buku, atau yang akan dipublikasikan di surat kabar
ataumajalah.
Bagian Awal
PENGESAHAN ABSTRAK
34
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
Bagian Pokok
Bab I : PENDAHULUAN
A. KajianTeori
B. Temuan Hasil Penelitian Relevan
C. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
A. Setting Penelitian
B. Subjek Penelitian
C. Data dan Sumber Data
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Validitas Data
F. Teknik Analisis Data
G. Indikator Kinerja
H. Prosedur Penelitian
35
A. HasilPenelitian
1. Siklus I
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Pengamatan
d. Refleksi
2. Siklus II
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Pengamatan
d. Refleksi
3. dst.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
A. Simpulan
B. Saran
Bagian Akhir
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
a. Abstrak
Pada bagian ini dituliskan dengan ringkas hal-hal pokok tentang (a)
permasalahan, khususnya rumusan masalah atau tujuan penelitian (b)
metode penelitian, dan (c) hasil penelitian.
b. Pendahuluan
36
Bagian ini memuat unsur latar belakang masalah, data awal tentang
permasalahan pentingnya masalah dipecahkan, perumusan masalah, tujuan
penelitian, dan manfaat penelitian.
c. Tinjauan Pustaka
Bagian ini menguraikan teori terkait dan temuan penelitian yang relevan,
yang memberi arah pada pelaksanaan PTK dan usaha peneliti membangun
argumen teoretis bahwa dengan tindakan tertentu dimungkinkan dapat
ditingkatkan mutu proses hasil pendidikan dan pembelajaran, bukan untuk
membuktikan teori. Bab ini diakhiri dengan hipotesis tindakan.
d. Metode Penelitian
Bagian ini menguraikan setting penelitian (deskripsi tempat atau lokasi
dan waktu penelitian sesuai dengan kenyataan yang ada), menguraikan
subjek penelitian (termasuk menguraikan karakteristik subjek penelitian
secara rinci), menjelaskan data yang diperlukan sesuai dengan
permasalahan penelitian dan sumber datanya, menjelaskan teknik
pengumpulan data beserta instrument yang digunakan, menjelaskan upaya
peneliti untuk memperoleh data yang valid (validitas data), menjelaskan
teknik analisis data, mengemukakan indicator kinerja atau keberhasilan
sebagaimana telah dirumuskan dalam proposal penelitian, dan
menguraikan prosedur penelitian.
e. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bagian ini mengemukakan pelaksanaan penelitian serta hasil penelitian
dan pembahasannya.
Pelaksanaan Penelitian
Pada bagian ini dijelaskan pelaksanaan penelitian pada setiap siklus:
perencanaan, tindakan, cara pemantauan beserta jenis instrumen, dan cara
analisis dan refleksi. Tindakan yang dilakukan bersifat rasional dan
feasible serta collaborative. Uraian masing-masing siklus menyajikan data
lengkap, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi
yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang
terjadi. Perlu ditambahkan hal yang mendasar, yaitu hasil perubahan
37
(kemajuan) pada diri siswa, lingkungan, guru sendiri, motivasi, dan
aktivitas belajar, situasi kelas, dan hasil belajar. Kemukakan grafik dan
tabel secara optimal, hasil analisis data yang menunjukkan perubahan yang
terjadi disertai pembahasan secara sistematis dan jelas.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kemukakan grafik dan tabel secara optimal, hasil analisis data yang
menunjukkan perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara
sistematis dan jelas. Penjelasan hasil menggunakan perspektif teori
tertentu maupun norma atau ketentuan yang berlaku.
f. Kesimpulan dan Saran
Bagian ini menyajikan simpulan hasil penelitian (potret kemajuan) sesuai
dengan tujuan penelitian. Berikan saran tindak lanjut berdasarkan
pembahasan hasil penelitian.
g. Daftar Pustaka
Bagian ini memuat semua sumber pustaka yang digunakan dalam
penelitian secara alfabetis.
h. Lampiran-lampiran
Memuat instrumen penelitian, personalia tenaga peneliti, riwayat hidup
masing-masing peneliti, data penelitian, dan bukti lain pelaksanaan
penelitian.
38
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beberapa model Penelitian Tindakan Kelas yang sampai saat ini sering digunakan
dalam dunin pendidikan, diantaranya sebagai berikut :
39
penelititan tentu harus disusun sesuai dengan format dan segala ketentuan yang
digariskan.
40
DAFTAR PUSTAKA
Imam dkk. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa Indonesia. Jakarta: Dit.
PLP Ditjen Dikdasmen Depdiknas.
Akademika
Pressindo.
41
. 2003b. “Penelitian Tindakan Kelas sebagai Strategi Pengembangan
Profesi Guru”, Makalah dipresentasikan pada Pendidikan dan Pelatihan
Manajemen Sekolah bagi Kepala SLTP Kabupaten Wonogiri yang
diselenggarakan BKD Pemkab Wonogiri, 8-26 September2003.
42
FORM LATIHAN PEMBUATAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN
KELAS
I. PENDAHULUAN
Komponen Deskripsi Masing-masing Subbagian
Judul
Latar belakang 1. Kondisi yangdiharapkan
masalah 2. Kondisi riil yang dihadapiguru
3. Masalah (kesenjangan antara harapan dankenyataan)
4. Faktor-faktor penyebabmasalah
5. Tindakan untuk mengatasimasalah
Perumusan
Masalah
Tujuan
Penelitian
Manfaat Bagi siswa
penelitian Bagi guru
Bagi sekolah
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
TINJAUAN Konsep Variabel 1
PUSTAKA Konsep Variabel 2
dan seterusnya
Kerangka 1. Deskripsi Kerangka Berpikir Penelitian
Berpikir 2. Skema Kerangka Berpikir
Hipotesis
Tindakan
III. Metode Penelitian
Subjek Penelitian
Setting Penelitian
43