Disusun oleh :
- Dede Nisa (PBA/20193009)
- Deviartini (MPI/20192002)
- Dwi Adjie Ratiana (MPI/20192003)
- Mulyani Nur Syipa (Eksyar/20191006)
- M.Idzharuddin Assabiq (PBA/)
- Nurul Anwar (MPI/20192018)
- Rexi Ridwanulloh M (MPI/20192020)
- Rilla Syiria Kirti (Eksyar/20191009)
- Tesa Andrian Masnudi (Eksyar/20191014)
- Tiara Aminatusshalihah (PBA/20193026)
SEMESTER VII
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-MA’ARIF CIAMIS
TAHUN 2022 M/1443H
Jln. Umar Soleh Imbanagara Raya Ciamis Jawa Barat 46211
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui penelitian dengan menggunakan metode kombinasi
(mixed method).
1
1.4. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metode Penelitian disamping itu diharapkan makalah ini dijadikan referensi bagi
para pembaca dalam melakukan metode penelitian mixed method.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Metode penelitian kombinasi merupakan pendekatan dalam penelitian yang
mengkombinasikan atau menghubungkan antara metode penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Hal itu mencakup landasan filosofis, penggunaan pendekatan kualitatif
dan kuantitatif, dan mengkombinasikan kedua pendekatan dalam penelitian.
Menurut Tasakkori dan Teddlie (1998)2 sejarah penelitian campuran
(mixed methods research) sudah dikembangkan pada masa Campbell dan Fiske
(1959) hingga pada masa Johnson and Onwuegbuzie (2004) yang berusaha
memposisikan penelitian mixed methods sebagai pelengkap bagi penelitian
tradisional sebelumnya, yaitu kualitatif dan kuantitatif yang berlangsung selama
berabad-abad tidak bisa diakurkan satu sama lain. Hadirnya mixed methods
reseach merupakan paradigma baru yang berusaha mencari titik temu, dan
mengatasi pertikaian dari dua metode penelitian sebelumnya. (Tashakkori, A., &
Teddlie, C. Mixed Methodology: Combining qualitative and quantitative
approaches, Thousand Oaks, CA: Sage.)
a. Landasan Filsafat
Metode penelitian kombinasi adalah metode penelitian yang
menggabungkan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif. Oleh karena itu
untuk dapat melakukan penelitian dengan metode kombinasi (Met Kom), maka
harus difahami terlebih dulu karakteristik kedua metode tersebut.
Dalam Penelitian kuantitatif memandang bahwa, suatu gejala dianggap
relatif tetap, tidak berubah dalam waktu tertentu. Dengan demikian hasil
penelitian kuantitatif dapat dinyatakan valid dan reliabel dalam waktu yang relatif
lama. Karena hasil penelitian berlaku untuk waktu yang relatif lama, maka
peneliti kuantitatif dapat melakukan prediksi secara lebih akurat.
Peneliti kuantitatif dalam memandang gejala adalah bebas nilai. Bebas
nilai adalah data yang diperoleh tidak dipengaruhi faktor subyektif peneliti dan
sumber data. Hal ini terjadi karena antara peneliti dengan sumber data sering
tidak berinteraksi. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan
kuesioner dan sampel yang diambil secara random, sehingga peneliti tidak ada
kontak langsung dengan sumber data. Dengan demikian data yang diperoleh
adalah data yang obyektif dan bebas nilai.
4
Metode kualitatif berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau
enterpretive. Filsafat ini berpandangan bahwa suatu gejala bersifat holistik, belum
tentu dapat diamati dan diukur, hubungan gejala bersifat reciprocal, data bersifat
dinamis dan terikat nilai. Gejala yang holistik adalah gejala yang menyeluruh,
baik fakta maupun perasaan tidak dapat dipisah-pisahkan/diklasifikasikan.
Dengan demikian peneliti dalam melakukan penelitian, tidak meneliti hanya
beberapa variabel saja, tetapi seluruh aspek yang ada pada obyek yang diteliti
atau oleh Spradley disebut "situasi sosial". Situasi sosial meliputi, orang, tempat
dan aktivitas orang tersebut dalam tempat itu.
Penelitian kualitatif berlandaskan pada filsafat enterpretif, karena melihat
gejala peneliti kualitatif harus menginterpretasikan terlebih dulu terhadap data
yang ditemukan. Peneliti kualitatif tidak dalam boleh "menelan mentah-mentah"
dalam membuat kesimpulan terhadap gejala yang ditemukan, tetapi harus diberi
interpretasi sehingga ditemukan makna dan mengujinya melalui uji keabsahan
data. Sebagai contoh, peneliti melihat orang menangis jangan langsung
disimpulkan bahwa, orang tersebut sedang mengalami kesedihan, tetapi harus
dapat dipastikan, orang tersebut menangis disebabkan oleh apa, apakah karena
sedang susah atau bahagia.
Peneliti kualitatif memandang tidak semua gejala dapat diamati dan
diukur. Gejala yang mengandung makna tidak dapat diamati, tetapi dapat
dirasakan. Makna adalah data di balik data yang tampak. Orang mancing ikan
adalah data yang bisa mengandung makna. Kegiatan mancing tidak semata-mata
mencari ikan tetapi mungkin untuk hiburan. Karena banyak data kualitatif yang
mengandung makna, dan data tersebut bersifat kualitatif dan dinamis (tidak
tetap), maka data tersebut sulit diukur. Karena data sulit diukur dengan instrumen
secara kuantitatif, maka peneliti kualitatif akan menjadi instrumen utama dalam
penelitian.
Metode kombinasi tidak harus di tengah-tengahnya, tetapi bisa, lebih berat
ke kuantitatif atau ke kualitatif. Melalui kajian kritis dan pengalaman praktik-
praktik penggunaan berbagai metode penelitian lapangan, ternyata kedua metode
penelitian tersebut dapat dikombinasikan atau digabungkan. Dengan
5
mengkombinasikan kedua metode penelitian tersebut, maka metode penelitian
kuantitatif dapat melengkapi kekurangan yang ada pada metode kualitatif dan
metode kuantitatif. Namun dengan menggunakan metode kombinasi, proses
penelitian memerlukan waktu yang relatif lama, dan peneliti harus memahami
karakteristik masing-masing metode dan mampu mengkombinasikan untuk
digunakan dalam suatu penelitian.
b. Varian Metode Kombinasi
Equal Status
I II
QUAL
Paradigm Emphatis + QUAN
Decision QUAL → QUAN
III
Dominan Status
QUAL → quan
IV
Qual → QUAN
QUAL + quan
QUAN + qual
QUAN → qual
Quan → QUAL
6
Metode kombinasi model sequental dimana pada tahap pertama
penelitian menggunakan metode kualitatif dengan bobot yang lebih
rendah daripada metode KUANTITATIF. (qual → QUAN)
Metode kombinasi model sequential dimana pada tahap pertama
penelitian menggunakan metode KUANTITATIF dengan bobot
yang lebih tinggi daripada metode kualitatif. (OUAN → qual)
Metode kombinasi model sequential dimana pada tahap pertama
penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan bobot yang lebih
rendah daripada metode KUALITATIF. (OUAN → qual)
4) Kuadran IV:
Metode kombinasi model concurrent (campuran) dengan bobot
metode KUALITATIF yang lebih tinggi daripada metode kuantitatif,
(QUAL + quan)
Metode kombinasi model concurrent (campuran) dengan bobot
metode kuantitatif yang lebih tinggi daripada metode KUALITATIF.
(QUAN + qual)
5) Model Metode Penelitian Kombinasi
a. Model Seguential Creswell (2009) mengatakan bahwa metode
kombinasi Seguential suatu prosedur penelitian dimana peneliti
mengembangkan hasil penelitian dari satu metode dengan metode
yang lain.
1. Seguential Explanatory Design
2. Seguential Exploratory Design
3. Seguential Transformative Strategy
b. Model Concurrent
1. Concurrent Triangulation Strategy
2. Concurrent Embedded Strategy
3. Concurrent Transformatif Strategy
7
B. Metode Kombinasi Model Sequential Explanatory
Metode ini dikatakan sequential, karena penggunaan metode
dikombinasikan secara berurutan. Bila urutan pertama menggunakan metode
kuantitatif, dan urutan kedua menggunakan kualitatif, maka metode tersebut
dinamakan kombinasi model sequential explanator dan bila urutan pertama
menggunakan metode kualitatif dan urut kedua menggunakan metode kuantitatif,
maka metode tersebut dinamakan metode penelitian kombinasi exploratory.
Creswell (2009) mengemukakan tentang metode kombinasi mode
sequential adalah sebagai berikut "Sequential Mixed Methods procedure are
those in which the researcher seeks to elaborate on expand on the finding of one
method with another methods" Metode kombinasi model sequential adalah suatu
prosedur penelitian dimana peneliti mengembangkan hasil penelitian dari satu
metode dengan metode yang lain.
Dalam Desain penelitian explanatory merupakan desain penelitian mixed
method yang terdiri dari dua fase, yaitu desain penelitian yang dimulai dengan
pengumpulan dan analisis data. Fase pertama ini diikuti dengan bagian
pengumpulan dan analisis data kuantitatif. Fase kedua, fase penelitian kualitatif
dirancang mengikut hubungan atau hasil kuantitatif pada fase pertama. Karena,
desain explanatory ini dimulai dengan kuantitatif, maka para peneliti
menempatkan penekanan yang lebih besar pada metode kuantitatif daripada
metode kualitatif. Tujuan desain explanatory ini secara keseluruhan adalah bahwa
data kuantitatif membantu menjelaskan atau membangun hasil penelitian
kuantitatif. Varian atau model desain explanatory ini terdiri dari dua model, yaitu:
(1) Follow-up Explanation Model (menekankan kuantitatif),
(2) Participant Selection Model (menekankan kualitatif). Masing-masing model
explanatory ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Follow-up Explanation Model (menekankan kuantitatif)
Tahapan model ini diawali dengan pengumpulan data kuantitatif, kemudian
data tersebut dianalisis secara kuantitatif, dan hasilnya bersifat kuantitatif.
Dari hasil tersebut diidentifikasi hasilnya untuk ditindaklanjuti (follow up).
Bentuk follow up tersebut dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara
8
kualitatif, dianalisis secara kualitatif pula, dan hasilnya bersifat kualitatif.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa model ini menjelaskan bahwa
interpretasi hasil kuantitatif sebagai data utama, dianalisis sehingga
menghasilkan kesimpulan secara kualitatif.
b. Participant Selection Model (menekankan kualitatif)
Adapun tahapan model participant selection model ini diawali dengan
pengumpulan data kuantitatif, kemudian data tersebut dianalisis secara
kuantitatif, dan hasilnya bersifat kuantitatif. Dari hasil tersebut selanjutnya
dilakukan seleksi partisipan secara kualitatif untuk memperoleh data melalui
pengumpulan data secara kualitatif, kemudian data yang terkumpul dianalisis
secara kualitatif pula, sehingga hasilnya bersifat kualitatif. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa model ini menjelaskan bahwa interpretasi hasil
kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data utama secara kualitatif.
1. Langkah-langkah penelitian desain Sequential Explanatory
a. Metode Kuantitatif
Langkah-langkah dalam metode kuantitatif adalah menentukan
masalah/potensi dan membuat rumusan masalah, melakukan kajian teori
dan merumuskan hipotesis.
b. Metode Kualitatif
Kalau dalam penelitian kuantitatif, penelitian akan berakhir setelah
hipotesis terbukti atau tidak terbukti. Tetapi dalam penelitian kombinasi
model seguential explanatory, penelitian tidak berhenti pada pengujian
hipotesis, tetapi masih dilanjutkan lagi dengan menggunakan metode
kualitatif.
2. Contoh Penelitian
a. Judul Penelitian Judul tersebut adalah judul, penelitian kuantitatif, dan
akan terlihat sebagai paradigma penelitian kombinasi seguential
explanatory dengan diberi kotak yang ada titik-titiknya.
b. Rumusan Masalah
c. Landasan Teori
d. Pengumpulan Data dan Analisa Data Kuantitatif
9
e. Penentuan Sumber Data Untuk Penelitian Kualitatif
f. Pengumpulan Data dan Analisis Data Kualitatif
10
member check. Hasil penelitian yang benar pasti yang telah diuji
kredibilitasnya.
Analisis data kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan meliputi: analisis
data gaya kepemimpinan, situasi kepemimpinan, iklim kerja organisasi dan
pengaruh variabel gaya kepemimpinan dan situasi kepemimpinan secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama terhadap iklim kerja organisasi. Serta
Analisis kuantitatif dan kualitatif hubungan antar variabel.
11
sehingga dapat ditemukan “penyakit” yang ada pada unit kerja tertentu dan
selanjutnya berdasarkan penyakit tersebut ditemukan hipotesis tindakan.
Selanjutnya pada penelitian kedua adalah menguji apakah hipotesis tindakan
tersebut efektif dalam meningkatkan kinerja atau tidak.
5. Proposal penelitian
Yaitu langkah-langkah rasional dan sistematis yang akan dilakukan dalam
penelitian proposal penelitian model atau desain kombinasi seguential
explanatory, berisi rencana dua kegiatan penelitian yang berkesinambungan,
dimana kegiatan pada tahap pertama menggunakan metode kuantitatif dan
tahap kedua menggunakan metode kualitatif,
6. Laporan Penelitian
12
model pengembangan taksonomi (taxonomy development model). Masing-
masing model desain penelitian exploratory ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
13
Populasi dan Pengumpulan Kesimpilan
Analisis Data
Sampel Data dan Saran
2. Contoh Penelitian
a. Judul penelitian
b. Rumusan masalah
c. Kajian teori
d. Pengumpulan data dan analisis data kualitatif
e. Hasil penelitian kualitatif (temuan hipotesis)
f. Penentuan populasi dan sampel untuk menguji hipotesis
g. Pengumpulan data dan analisis data kuantitatif
h. Analisis data kuantitatif
i. Kesimpulan dan saran
3. Contoh judul penelitian sguental exploratory
a. Deskriptif
Contoh: Profil rakyat miskin di desa
b. Komparatif
Contoh: Perbandingan profil rakyat miskin di kota dan di desa
c. Asosiatif
Contoh: Pengaruh anak terhadap penghasilan
d. Tindakan
Contoh: Penelitian prestasi belajar siswa
e. Research dan development (penelitian dan pengembangan)
Contoh: Daun salam untuk pengobatan sakit gula
4. Proposal penelitian
Proposal penelitin merupakan rancangan penelitian yang berisi
langkahlangkah rasional dan sistematis yang akan dilakukan dalam
penelitian.
14
5. Laporan penelitian Laporan penelitian terdiri atas 5 bab, yaitu Bab
Pendahuluan, Kajian Teori, Metode Penelitian, Hasil Penelitian,
Kesimpulan Dan Saran.
15
d. Subyek dan sumber data penelitian Sumber data penelitian adalah kedua
kelompok karyawan, dokumentasi produk kerja, supervisor dan kepala
departemen permesinan.
e. Teknik pengumpulan data
f. Hasil penelitian
- Profil pekerjaan
- Sistem evaluasi kinerja karyawan (operator mesin)
- Perbandingan kanannya kerja.
g. Kesimpulan dan saran
- Kesimpulan Hasil penelitian kombinasi dengan model concurtent
triangulation dapat disimpulkan sebagai berikut (Kesimpulan
menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang telah di rumuskan).
- Saran
2. Contoh judul penelitian kombinasi desain concurrent triangulation
16
diteliti dengan metode kualitatif dan efektivitas hasil diuji dengan
eksperimen.
c. Penelitian dan pengembangan (Research and Development R&D)
Metode penelitian dan pengembangan dalam hal ini digunakan untuk menguji
efektivitas proses dan hasil dari suatu produk tertentu. Efektivitas proses
diteliti dengan metode kualitatif dan efektivitas hasil diuji dengan
eksperimen.
3. Proposal penelitian
Proposal penelitian merupakan rancangan penelitian yang berisi
langkahlangkah rasional dan sistematis yang akan dilakukan dalam penelitian.
Proposal penelitian model desain kombinasi concurrent triangulation
(campuran kuantitatif dan kualitatif berimbang) berisi rencana dua kegiatan
penelitian yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan, independen dan
digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang sama atau sejenis.
4. Laporan penelitian
Laporan penelitian merupakan tugas akhir dari setiap kegiatan penelitian.
Laporan penelitian merupakan laporan ilmiah, terdapat dua macam
sistematika dalam laporan penelitian kombinasi model concurent
triangulation yaitu laporan penelitian yang berangkat dari rumusan masalah
kualitatif dan rumusan masalah kuantitatif. Penelitian dengan rumusan
masalah kualitatif menggunakan pola pikir induksi, sedangkan penelitian
dengan rumusan masalah kuantitatif menggunakan pola pikir deduksi.
17
data kualitatif dan kuantitatif untuk menjawab pertanyaan penelitian pada studi
kualitatif dan kuantitatif yang besar. Desain Penelitian ini secara khusus berguna
ketika para peneliti perlu menyocokkan komponen kualitatif dengan desain
kuantitatif seperti kasus-kasus eksperimental atau desain korelasi. Sebagai contoh
dalam eksperimental, para investigator memasukkan data kualitatif untuk
beberapa alasan seperti mengembangkan penilaian (treatment), untuk menguji
proses intervensi atau mekanisme yang berhubungan dengan variabel, atau untuk
mengembangkan hasil eksperimen. Prosedur desain embedded dilakukan dengan
mencampur perangkat data yang berbeda, dengan jenis data yang berbeda yang
dicocokkan dengan kerangka metodologi pada jenis data yang lain. Sebagai
contoh, peneliti dapat menyocokkan data kualitatif dengan metodologi
kuantitatif, seperti yang mungkin dilakukan dalam desain eksperimental, atau
data kuantitatif dapat dicocokkan dengan metodologi kualitatif, sebagaimana
dapat dilakukan dalam desain fenomenologi. Desain embedded meliputi
pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif, tetapi salah satu dari jenis data
tersebut berperan sebagai data suplemen dalam desain penelitian secara
keseluruhan.
1. Langkah-langkah penelitian
Setelah masalah di rumuskan maka, selanjutnya penelitian memilih teori
yang dapat digunakan untuk memperjelas masalah, merumuskan hipotesis
dan menyusun instrumen penelitian. selanjutnya diuji validitas dan
reliabilitasnya. selanjutnya digunakan untuk mengumpulkan data guna
menjawab rumusan masalah kuantitatif dan menguji hipotesis yang telah
dirumuskan. Pengumpulan data kuantitatif (primer) dilakukan bersamaan
dengan pengumpulan data kualitatif (sekunder). Pengumpulan data kuantitatif
dilakukan dengan menggunakan instrumen dan pengumpulan data kualitatif
dengan observasi, dan wawancara. Data kuantitatif diperoleh berdasarkan
sampel penelitian yang diambil secara random dan pengumpulan data
kualitatif dikumpulkan dengan sampel purposive dan Snowball.
2. Contoh penelitian model concurrent embedded
a. Landasan teori, kerangka berpikir, dan hipotesis
18
Kualitas pelayanan
Kotler (2003:64) menyatakan bahwa kualitas adalah sebagai berikut.
”Quality is the totality of features and characteristic.
Loyalitas pelanggan
Loyalitas pelanggan, menurut Sheth & Mittal (2004) adalah komitmen
pelanggan terhadap sesuatu merk atau pemasok, berdasarkan sikap
yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang
konsisten. Menurut Dick & Basu (1994) loyalitas pelanggan memiliki
konsekuensi motivational perceptual dan behavioral.
b. Metode penelitian
1) Metode
Untuk menjawab rumusan masalah seperti yang telah dikemukakan,
digunakan metode penelitian kombinasi model concurrent embedded
dengan metode primernya, adalah metode kuantitatif.
2) Populasi dan sampel
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayan
rumah sakit dewa husada terhadap kepuasan pasien khususnya pasien
rawat inap. Oleh karena itu populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pasien yang telah dan sedang dirawat inap. Sampel adalah
sebagian dari populasi tersebut.
3) Instrumen penelitian
Dalam penelitian ini terdapat suatu variabel independen, yaitu kualitas
pelayanan rumah sakit dan satu variabel dependen yaitu loyalitas
pasien. Dengan demikian instrumental penelitian yang digunakan
untuk pengumpulan data kuantitatif ada dua yaitu instrumen untuk
mengukur kualitas pelayanan dan loyalitas pasien.
4) Teknik pengumpulan data
Dalam penelituan kombinasi model ini, pengumpulan data kuantitatif
dan kualitatitif dilakukan dalam waktu yang bersamaan, dan
bergantian dalam selang waktu yang tidak terlalu lama. Teknik
pengumpulan data yang utama dengan cara memberikan instrumen
19
yang telah teruji validitas dan reabilitasnya kepada sampel pasien.
Dengan teknik pengumpulan data ini akan diperoleh data kuantitatif
tentang pelayanan, loyalitas pasien, dan hubungan serta pengaruh
pelayanan terhadap loyalitas pasien.
5) Analisis data
Penelitian ini adalah penelitian kombinasi model concurrent
embedded, dengan metode kuantitatif sebagai metode primer dan
metode kualitatif sebagai metode sekunder. Oleh karena itu analisis
data yang di gunakan untuk metode kuantitatif adalah dengan
statistik,untuk metode kualitatif dengan analisis kualitatif,dan untuk
data yang di kombinasikan dengan analisis statistik dan analisis
kualitatif.
6) Deskripsi data
Kualitas pelayanan RSDH
Tangible
Skor tertinggi tiap butir instrumen — 5. Jumlah butir instrumen -
34, jumlah responden — 371. Dengan demikian skor ideal — 5 x
34 x 371 - 63.070. selanjutnya skor data yang diperoleh dari 371
responden — 45.662. dengan demikian nilai persentase pelayanan
pada aspek tangibel menurut responden - 45.662: 63.070 — 0,728
atau 72,8Y0. Jadi kualitas pelayanan yang terjadi pada aspek
tangibel telah mencapai 72,8”4 dari yang diharapkan. Hal ini
berarti secara kualitatif kualitas pelayanan pada indikator rangibel
termasuk dalam kategori baik.
Reliability
Skor tertinggi tiap butir instrumen — 5. Jumlah butir instrumen -
6. Jumlah responden — 371. Jadi skor ideal - 5 x 6 x 371 —
11.130. selanjutnya skor data yang diperoleh dari 371 responden
— 7.834. dengan demikian nilai pelayanan pada aspek reliability
menurut responden — 7.834: 11.130 — 0,704 atau 70,40 dari
yang diharapkan. Jadi kualitas pelayanan yang terjadi pada aspek
20
reliability telah mencapai 76,04”4 dari yang diharapkan (untuk
skor tertinggi 100).
Responsiveness
Skor tertinggi tiap butir instrumen - 5. jumlah butir instrumen
responsiveness — 6, jumlah responden - 371. jadi skor ideal - 5 x
7 x 371 — 12985. selanjutnya skor data yang diperoleh dari 371
responden - 10372. dengan demikian nilai reliability menurut
responden - 10372: 12985 — 0,684 atau 68,4Y4 dari yang
diharapkan. jadi kualitas pelayanan yang terjadi pada aspek
responsiveness telah mencapai 68,490 dari yang diharapkan
(untuk skor tertinggi 100).
Assurance
Skor tertinggi tiap butir instrumen - 5. Jumlah butir instrumen
Assurance - 7, jumlah responden - 371. Jadi skor ideal - 5 x 7 x
371 2 12. 985. Selanjutnay skor data yang diperoleh dari 371
responden - 8.829. Dengan demikian nilai Assurance menurut
responden - 9,828: 12.935 = 0,68 atau 68% dari yang
diharapkan. Jadi kualitas pelayanan yang terjadi pada aspek
Assurance mencapai 68% dari yang diharapkan (untuk skor
tertinggi 100).
Emphaty
Skor tertinggi tiap butir instrumen - 5. jumlah butir instrumen
Emphaty — 7, jumlah responden - 371. jadi skor ideal - 5 x7 x
371 “ 12. 985. Selanjutnya skor data yang diperoleh dari 371
responden - 9141. Dengan demikian nilai Emphaty menurut
responden - 9.141:12.985 — 0,704 atau 70,4” dari yang
diharapkan. bila dibuat ke dalam skor tertinggi 5 - 103.88:7:371 -
3,52 jadi kualitas pelayanan yang terjadi pada aspek Emphaty
telah mencapai 70Yo dari yang diharapkan (untuk skor tertinggi
100) dan mencapai 3,52 untuk skor tertinggi 5.
7) Penguji Hipotesis
21
8) Kesimpulan dan saran
c. Contoh Judul Penelitian
Kombinasi Desain Concurrent Embedded Penelitian kombinasi model
merupakan metode penelitian campuran yang tidak seimbang metode.
Berikut ini diberikan contoh-contoh judul penelitian kombinasi
desain/modal Concurrent Embedded.
1) Penelitian untuk Pengembangan Ilmu
Penelitian Deskriftif
Judul: Profil Petani Sukses
Penelitian Komperatif
Judul: Kinerja Guru Sebelum dan Sesudah Memperoleh Tunjangan
Profesi
Penelitian Asosiatif
Judul : pengaruh pengunjung tokok dan kualitas pelayanan terhadap
jumlah pembeli.
22
Menurut Cresswell (2011) kelebihan penelitian campuran adalah sebagai
berikut.
a. Mixed method research menghasilkan fakta yang lebih komprehensif dalam
meneliti masalah penelitian, karena peneliti memiliki kebebasan untuk
menggunakan semua alat pengumpul data sesuai dengan jenis data yang
dibutuhkan. Sedangkan kuantitatif atau kualitatif hanya terbatas pada jenis
alat pengumpul data tertentu saja.
b. Mixed method research dapat menjawab pertanyaan penelitian yang tidak
dapat dijawab oleh penelitian kuantitatif atau kualitatif. Contoh: apakah
pendapat partisipan yang diperoleh dari wawancara dan hasil pengukuran
dengan instrument tertentu harus dipisah? (pertanyaan inilah yang akan
dijawab oleh mixed method research, bahwa alat pengumpul data tidak
hanya terbatas pada satu alat saja. “Apa yang dapat menerangkan atau
memperjelas hasil penelitian kuantitatif? (mixed method research
menjawab, data kualitatif menerangkan/memperjelas hasil penelitian
kuantitatif).
c. Mixed method research mendorong peneliti untuk melakukan kolaborasi,
yang tidak banyak dilakukan oleh penelitian kuantitatif maupun kualitatif.
Kolaborasi dimaksud adalah kolaborasi social, behavioral, dan kolaborasi
humanistic.
d. Mixed method research mendorong untuk menggunakan berbagai
pandangan atau paradigma.
e. Mixed method research itu “praktis” karena peneliti memiliki keleluasaan
menggunakan metode untuk meneliti masalah.
Disamping itu, penelitian campuran kuantitatif dan kalitatif juga memiliki
kelemahan. Menurut Morse (2010) dalam praktiknya peneliti dapat kurang ketat
menerapkan prosedur-prosedur yang ada sehingga data yang diperolehnya
menjadi dipertanyakan dan menimbulkan ancaman serius terhadap validitas
penelitian karena asumsi-asumsi dasar dari kedua metode rawan dilanggar ketika
memadukan atau mengcampurkannya. Selain itu, kelemahan dari penelitian ini
23
1. dibutuhkan pengetahuan prasyarat yang baik dan mendalam terkait dengan
metode kuantitatif serta kualitatif karena keduanya digunakan dalam satu
penelitian,
2. diperlukan pengambilan banyak data dalam penelitiannya, menghabiskan
banyak waktu dan tenaga dalam proses penelitiannya.
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum metode penelitian kombinasi digunakan apabila peneliti ingin untuk
memperoleh data dan informasi yang lenkap, valid, reliabel dan obyektif.
25
DAFTAR PUSTAKA
Caracelli, V. J., Greene, J. C.. 1997. Crafting mixed method evaluation design. In
Creswell dan Clark. 2007. Designing and Conducting Mixed Methods
Research, CA: Sage, hal. 67
Creswell, J. W, Plano Clark, V..L, Gutmann, M., & Hanson, W. 2003. Advanced
mixed methods research designs. In A. Tashakkori & D. Teddlie (Eds.),
Handbook of mixed methods in Social and behavioral research (pp.209-
240). Thousand Oaks, CA: Sage
John W. Creswell and Vicki L. Plano Clark, Designing and Conducting Mixed
Metods Research, USA: Sage Publication, 2007, hal. 5.
Morgan, D.L. 1998. Practical strategies for combining qualitative and quantitative
methods: Applications to health research. Qualitative Health Research, 8
(3), 362-376
Aini, Nur Rohmatul. 2020. ”Makalah Desain Penelitian Mixed Method (Metodologi
Penelitian)”,https://www.researchgate.net/publication/346606460_MAKALA
H_DESAIN_PENELITIAN_MIXED_METHOD_METODOLOGI_PENELI
TIAN, diakses pada jumat 7 oktober 2022 Pukul 09.40.
26