Anda di halaman 1dari 26

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penelitian Campuran
Penelitian campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan antara
penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif untuk menyelesaikan masalah penelitian
(Creswell, 2012). Menurut Sugiyono (2016), metode penelitian campuran merupakan metode
penelitian dengan mengkombinasikan antara dua metode penelitian kualitatif dan kuantitatif
dalam suatu kegiatan penelitian sehingga akan diperoleh data yang lebih komprehensif, valid,
reliabel, dan objektif. Desain penelitian campuran adalah suatu prosedur untuk mengumpulkan,
menganalisis dan menggabungkan antara metode kualitatif dan kuantitatif dalam satu studi
atau penelitian untuk menyelesaikan masalah penelitian (Creswell, 2012). Menurut Fraenkel
& Wallen (2009), metode penelitian campuran melibatkan penggunaan metode kuantitatif dan
kualitatif dalam satu penelitian, kedua metode memberikan pemahaman yang lebih lengkap
tentang masalah-masalah penelitian.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian campuran adalah metode penelitian
kombinasi antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam satu kegiatan penelitian
untuk menyelesaikan masalah penelitian dengan ditandai adanya data yang lebih
komprehensif, valid, reliabel, dan objektif. Penelitian campuran menghasilkan fakta yang lebih
komprehensif dalam meneliti masalah penelitian. Hal tersebut disebabkan oleh kebebasan
peneliti untuk menggunakan semua alat pengumpul data sesuai dengan jenis data yang
dibutuhkan. Sedangkan kuantitatif atau kualitatif hanya terbatas pada jenis alat pengumpul data
tertentu saja (Creswell, 2012).
Asumsi dasar yang digunakan antara metode kualitatif dan kuantitatif adalah
penggabungan kelebihan dari masing-masing metode untuk memperoleh pemahaman yang
lebih baik dalam menyelesaikan permasalahan penelitian dan menjawab pertanyaan dalam
penelitian. Mixed methods berfokus pada pengumpulan dan analisis data kuantitatif dan
kualitatif yang dipadukan. Oleh karena itu, penelitian mixed methods terdiri dari
penggabungan, perpaduan, hubungan, dan kelekatan dari keduanya. Data yang diperoleh
merupakan data kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan metode
penelitian metode campuran adalah untuk menemukan hasil penelitian yang lebih baik
dibandingkan dengan hanya menggunakan salah satu pendekatan saja, misalnya menggunakan
pendekatan kuantitatif saja atau dengan pendekatan kualitatif saja (Creswell, 2012).
2.2 Sejarah Penelitian Metode Campuran
Penelitian metode campuran pertama kali digunakan pada tahun 1950 an ketika ada
bebrapa hal penting yang ingin dikembangkan menggunakan lebih dari satu metode penelitian.
Pada tahun 1957, sebagai contoh, Trow berpendapat bahwa “ setiap tukang sepatu berpikir
bahwa kulit merupakan satu-satuny bahan. Sebagian besar ilmuwan social memiliki metode
favorit dimana mereka lebih familiar dan memiliki lebih banyak kemampuan yang digunakan.
Saya menduga kita akan lebih memilih menginvestigasi masalah ini. Tetapi, kita seharusnya
mencoba untuk tidak sepicik dari tukang sepatu. Seharusnya kita bisa menggunakan metode
observasi dan wawancara untuk menyelesaikan masalah seperti ini. Campbell dan Fiske (1959)
menganjurkan pengukuran ciri-ciri dengan beberapa ukuran, sehingga memungkinkan untuk
varians terpisah karena sifat dari varians karena metode yang digunakan untuk mengukur sifat
tersebut. Campbell dan Fiske bekerja secara ketat dalam domain kuantitatif, tetapi matriks
multitrait-multimethod mereka menyarankan pentingnya memisahkan fenomena yang diteliti
dari alat yang digunakan untuk mempelajarinya.
Denzin (1978) dan Jick (1979) keduanya dikreditkan dengan menerapkan istilah
triangulasi untuk metode penelitian. Triangulasi (atau lebih tepatnya metode triangulasi)
melibatkan menggunakan metode dan/atau tipe data yang berbeda untuk mempelajari
pertanyaan penelitian yang sama. Jika hasilnya masuk kesepakatan, mereka membantu
memvalidasi temuan masing-masing. Denzin menggunakan triangulasi ketika dia
menggunakan banyak data sumber untuk mempelajari fenomena yang sama. Jick berdiskusi
penggunaan triangulasi dalam satu metode (kuantitatif atau kualitatif) dan lintas metode
(keduanya kuantitatif dan kualitatif). Dia mencatat bagaimana kekuatan satu metode bisa
mengimbangi kelemahan metode lain.
Telah ditunjukkan bahwa kuantitatif dan peneliti kualitatif berbeda dalam set keyakinan
atau asumsi yang memandu cara mereka mendekati penyelidikan mereka, dan bahwa asumsi
ini terkait dengan mereka pandangan dunia — yaitu, pandangan yang mereka pegang tentang,
antara lain, sifat realitas dan prosesnya penelitian. Seperti yang kami sebutkan di sana,
pendekatan kuantitatif dikaitkan dengan filsafat positivisme. Metodologi kualitatif, di sisi lain,
melakukan advokasi lebih "artistik" pendekatan untuk penelitian, mengikuti yang lain
pandangan dunia (seperti postmodernisme).
Perbedaan-perbedaan ini telah menyebabkan banyak peneliti percaya bahwa metode
penelitian kuantitatif dan kualitatif adalah dikotomi: sebuah proposisi atau baik tanpa jalan
tengah. Selama tahun 1970-an dan 1980-an, pada kenyataannya, banyak peneliti di kedua sisi
masalah berpendapat dengan kuat bahwa dua metode (sering disebut sebagai "paradigma")
tidak bisa digabungkan. Banyak peneliti masih berpegang pada pandangan ini. Pada tahun
1985, Rossman dan Wilson merujuk pada mereka yang menyatakan paradigma itu tidak bisa
dicampur, mereka yang bisa beradaptasi metode mereka untuk hal-hal khusus dari suatu situasi,
mereka disebut situasionis.
Paradigma dapat dimanfaatkan dalam penelitian, mereka disebut pragmatis. Meskipun
pertanyaan mencampuradukkan paradigma masih ada, lebih banyak peneliti yang memeluk
pragmatisme sebagai landasan filosofis terbaik untuk penelitian metode campuran. Pragmatis
mengusulkan bahwa para peneliti harus menggunakan apa pun yang berhasil. Unsur terpenting
dalam pembuatan keputusan tentang metode atau metode penelitian mana mempekerjakan
harus menjadi pertanyaan penelitian di tangan. Pandangan dunia dan preferensi tentang metode
harus diambil kursi belakang, dan peneliti harus memilih penelitian pendekatan yang paling
mudah menerangi pertanyaan penelitian. Pendekatan penelitian itu mungkin kuantitatif,
kualitatif, atau kombinasi keduanya. Pertimbangkan sebuah contoh: Pengawas yang besar
distrik sekolah menyewa konsultan untuk melakukan telepon survei untuk menanyakan kepada
responden serangkaian pertanyaan terkait berapa banyak mereka akan bersedia membayar
peningkatan pajak untuk pengeluaran tertentu (misalnya, hal-hal seperti itu ukuran kelas yang
lebih kecil, kenaikan gaji untuk guru, atletik yang diperluas program, dan sebagainya). Dia
kecewa menemukan keengganan pada pihak yang disurvei mendanai salah satu opsi yang
mereka cantumkan di dekat jumlah yang dibutuhkan. Jadi dia memutuskan untuk memilikinya
konsultan melakukan kelompok fokus untuk mencoba mencari tahu mengapa. Apakah kedua
jenis informasi ini pada dasarnya tidak kompatibel? Dengan tidak bermaksud. Setiap jenis
memasok distrik Inspektur dengan informasi yang berguna. Kuantitatif data mengatakan
padanya apa yang akan diterima publik, sementara kelompok fokus memberi tahu dia mengapa
mereka menanggapi seperti yang mereka lakukan, dengan demikian membantu untuk
mengklarifikasi tanggapan negatif.
2.3 Tujuan Penelitian Campuran
Tujuan metode penelitian campuran meliputi tujuan penelitian secara keseluruhan, informasi
mengenai unsur penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif, dan alasan atau rasionalisasi
mencampur dua unsur tersebut guna meneliti suatu isu atau masalah penelitian. Secara umum
tujuan dari penggunaan metode penelitian campuran, yaitu:
1. Untuk lebih memahami isu atau masalah penelitian dengan mengtriangulasikan data
kualitatif yang berupa perincian-perincian deskiriptif dengan data kuantitatif yang
berupa angka-angka.
2. Untuk mendapatkan hasil-hasil statistik kuantitatif dari suatu sampel tertentu, kemudian
menindaklanjutinya dengan mengobservasi atau mewawancarai sejumlah individu
guna memperoleh penjelasan lebih mendalam tentang hasil statistik yang sudah
didapatkan.
3. Untuk mengeksplorasi suatu pandangan partisipan (kualitatif) untuk selanjutnya
dianalsis berdasarkan sampel yang luas (kuantitatif) (Creswell, 2012).

2.4 Karakteristik Penelitian Campuran


Penelitian mixed methods memiliki karakter yang berbeda dengan penelitian lain.
Berikut beberapa karakter dari penelitian mixed methods menurut Creswell (2012).
1. Provide a rationale for the design
Pada penelitian yang menggunakan metode kombinasi, peneliti harus memberikan
kerangka dan alasan yang jelas mengapa memilih desain penelitian campuran (kuantitatif dan
kualitatif). Kerangka atau penjelasan ini biasanya disebutkan di awal sebelum penelitian
dilakukan. Alasan untuk melakukan studi metode campuran adalah untuk menjelaskan secara
lebih rinci melalui penelitian statistik kuantitatif awal yang diperoleh dari data sejumlah besar
orang dan menyamaratakan hasil, sedangkan kualitatif memungkinkan eksplorasi mendalam
terhadap beberapa individu.
2. Include collecting quantitative and qualitative data
Data dalam penelitian mixed methods, terdiri dari data kuantitatif dan kualitatif. Metode
pengumpulan data dikaitkan dengan angka atau data numerik dan kata-kata atau teks dan data
gambar. Metode atau teknik pengambilan data seperti pada gambar 2.2 berikut.

Gambar 2.1 Metode Pengambilan Data dan Jenis Data


(Sumber: Creswell, 2012)
3. Consider priority
Penentuan prioritas pada kedua data yang diperoleh dalam penelitian mixed method
tergantung pada tujuan penelitian yang akan dilakukan. Prioritasnya adalah bahwa dalam
desain metode campuran, peneliti lebih menekankan pada satu jenis data daripada jenis data
lain dalam penelitian dan laporan tertulis. Penekanan ini dapat dihasilkan dari pengalaman
pribadi dengan pengumpulan data, kebutuhan untuk memahami satu bentuk data sebelum
melanjutkan tahap berikutnya.
4. Consider sequence
Penggunaan data kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian kombinasi memungkinkan adanya
data pengurutan dalam penggunaan kedua jenis data. Ada beberapa kemungkinan pengurutan
dalam pengumpulan data pada metode penelitian kombinasi, yaitu: (1) data kuantitatif dan data
kualitatif diambil secara bersamaan; (2) data kuantitatif diambil terlebih dahulu sebelum data
kualitatif; (3) data kualitatif dikumpulkan terlebih dahulu sebelum data kuantitatif.
5. Match the data analysis to a design
Metode penelitian kombinasi memiliki tantangan yang cukup sulit terutama dalam menganalisa
data dari metode kuantitatif dan kualitatif. Analisis data pada penelitian kombinasi harus
disesuaikan dengan model penelitian kombinasi yang dipilih.
6. Diagram the procedure
Metode penelitian kombinasi memiliki diagram khas yang menunjukkan proses penggunaan
kedua jenis data (kuantitatif dan kualitatif), urutan penggunaan data, serta menunjukkan
prioritas data yang digunakan dalam penelitian.
2.5 Perkembangan Penelitian Campuran
Perkembangan metode penelitian campuran menurut Creswell (2012) diuraikan
dalam beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Menggabungkan (Mixing) Beberapa Data Kuantitatif
Sejak tahun 1930-an, peneliti bidang pendidikan dan sosial mengumpulkan beberapa
metode pengumpulan data. Pada tahun 1959, Campbell dan Fiske memperkenalkan
multimethod. Penelitian ini menggunakan beberapa metode dalam satu penelitian. Mereka
tidak memperkenalkan metode kombinasi, sebaliknya mereka mengembangkan sifat
psikologis yang valid dengan mengumpulkan berbagai bentuk data kuantitatif. Untuk
mengembangkan data seperti ini, mereka menyarankan peneliti untuk mengumpulkan
beberapa langkah dari beberapa ciri-ciri dan menilai setiap langkah dengan dua metode.
Ketika mereka mengkorelasikan skor yang diperoleh dan meletakkan dalam suatu matriks,
sebuah multimethod akan meghasilkan multimatriks. Seorang penulis dapat menentukan
apakah data yang diperoleh dengan multimethod menghasilkan data yang saling berkorelasi
lebih tinggi satu sama lain dari pada data yang diperoleh menggunakan metode terpisah. Hasil
dari korelasi ini dapat memberikan informasi tentang validitas data. Pada tingkat yang lebih
luas, penggunaan multimethod mendorong peneliti untuk mengumpulkan data lebih dari satu
jenis data, bahkan jika data hanya data kuantitatif untuk menilai skor tes dan tes asosiasi kata.
Sisi lain perkembangan pengumpulan data sampai sekarang terdiri dari data kuantitatif dan
data kualitatif.
2. Menyatukan (Combining) Data Kuantitatif dan Kualitatif
Pada tahun 1973, Sieber menyarakan kontribusi kasus dalam survei “gaya baru dari
penelitian” dan “integrasi” teknik penelitian dalam studi tunggal. Beberapa tahun kemudian,
Jick (1979) menggunakan kombinasi metode survei, wawancara semi terstuktur, observasi
dan bahan-bahan arsip untuk memberikan sebuah gambar karya dan komprehensif dari
kecemasan dan ketidakpuasan kerja organisasi. Jick (1979) melakukan studi, dimana dalam
artikelnya menggunakan embedded data. Embedded adalah suatu istilah yang diambil dari
ilmu militer angkatan laut, yang merupakan suatu proses dimana pelaut menggunakan
beberapa referensi yang menunjukkan posisi yang tepat objek di laut. Hal itu berarti bahwa
peneliti dapat meningkatkan penyelidikan mereka dengan mengumpulkan dan menyatukan
(atau mengintegrasikan) berbagai jenis data yang terkait dengan fenomena yang sama
(Creswell, 2012).
3. Pandangan Dunia tentang Integrasi berbagai Pertanyaan dan Metode
Masalah muncul apakah penelitian kuantitatif dan kualitatif dapat dikoombinasikan
karena masing-masing pendekatan memiliki asumsi filosofis yang berbeda. Persoalannya,
apakah seorang peneliti yang menggunakan metode tertentu juga memerlukan kompatibilitas
antara pandangan dunia dan metode. Pandangan dunia adalah asumsi filosofis yang luas yang
digunakan para peneliti dalam melakukan penelitian. Pandangan dunia memiliki filosofi yang
luas dimana peneliti menggunakan asumsi ketika mereka melakukan studi, meski beberapa
peneliti tidak mengenalinya mereka membuat asumsi tentang pengetahuan dan bagaimana
pengetahuan tersebut diperoleh.
4. Pengembangan Prosedur Penelitian Campuran
Faktor lain yang menenangkan perdebatan adalah meningkatnya minat dalam aspek
prosedural melakukan penelitian metode campuran. Penulis mengeksplorasi "tujuan"
penelitian metode campuran, mengidentifikasi desain alternatif untuk digunakan, dan
menetapkan sistem notasi dan model visual untuk desain ini. Ide triangulasi sudah
memperkenalkan satu tujuan untuk metode penelitian campuran, mengintegrasikan beberapa
basis data untuk memahami fenomena dan masalah penelitia. Peneliti dapat mengumpulkan
data kuantitatif dan kualitatif secara terpisah dalam dua fase sehingga data dari satu sumber
dapat meningkatkan, menguraikan, atau melengkapi data dari sumber lain. Dalam desain yang
lebih rumit, pengumpulan data dapat diperpanjang dari dua hingga tiga fase atau dikumpulkan
dari berbagai tingkatan dalam suatu organisasi, seperti distrik, sekolah, guru, dan siswa
(Creswell, 2012).
Inti pemikiran ini tentang model atau desain yang berbeda adalah visualisasi prosedur
dan penggunaan sistem notasi yang dirancang oleh Morse (1991). Sistem ini, ditunjukkan pada
gambar 2.1, adalah cara untuk menggambarkan prosedur dalam desain metode campuran.
Label singkatan untuk kuantitatif (quan) dan kualitatif (qual). Gambar 2.1 juga
menggambarkan dua desain sampel, seperti ditunjukkan dalam Studi #1, peneliti menempatkan
penekanan pada data kuantitatif dan kualitatif dan mengintegrasikan atau menggabungkan data
dalam penelitian. Dalam Studi # 2, penyidik menekankan data kuantitatif pada fase pertama
penelitian, diikuti oleh penekanan kecil pada data kualitatif pada fase kedua penelitian.
Kemudian di bab ini kita mempertimbangkan nama untuk desain ini dan mengeksplorasi
beberapa variasi dari mereka.

Gambar 2.2 Sistem Notasi Metode Penelitian Campuran


(Sumber: Creswell, 2012)
5. Advokasi untuk Desain Berbeda
Adanya prosedur yang muncul, sistem notasi, dan desain khusus, diskusi telah berubah
untuk melihat penelitian metode campuran sebagai desain yang terpisah dan berbeda. Untuk
eksperimen, survei, grounded theory, dan lainnya, telah ditambahkan metode penelitian
campuran ke dalam desain ini yang berbeda. Selain itu, penyempurnaan berlanjut dalam proses
analisis data dalam penelitian metode campuran, penggunaan program komputer untuk
menggabungkan program statistik kuantitatif dengan program analisis teks (Bazeley, 2010),
dan identifikasi serta diskusi dari berbagai metode penelitian campuran yang dilaporkan dalam
literatur ilmiah (Creswell, 2012).
6. Periode Reflektif
Dalam 5 sampai 7 tahun terakhir, metode campuran telah memasuki periode sejarah baru dalam
evolusi. Periode ini ditandai dengan dua tema besar yaitu penilaian saat ini atau pemetaan
lapangan dan munculnya kritik konstruktif yang menantang. Pemetaan lapangan terdiri dari
membangun prioritas untuk penelitian dalam metode campuran (Tashakkori & Teddlie, 2003)
mengidentifikasi domain penyelidikan (Greene, 2007) dan topik meringkas sedang ditangani
sehingga dapat menambah diskusi yang sedang berlangsung (Creswell, 2012).
2.6 Prinsip Penelitian Campuran Kuantitatif dan Kualitatif (Mix Method)
Penelitian campuran Kuantitatif dan Kualitatif memiliki prinsip seperti penelitian pada
umunya. Prinsip penelitian campuran kuantitatif dan kualitatif menurut Morse (2010) sebanyak
2 prinsip. 2 prinsip tersebut sebagai berikut.
2.6.1 Mengenali arah teoretis proyek penelitian.
Cara utama yang ditempuh peneliti dalam mengkaji secara tuntas tema penelitian di
sebut dengan arah teoretis. Arah teoretis tersebut dapat berciri induktif (untuk tujuan
penemuan) atau deduktif (untuk tujuan pengujian).
1) Arah teoretis induktif adalah ketika peneliti bekerja dengan tujuan untuk menemukan
jawaban, misalnya, apa yang menyebabkan gelembung udara yang dihasilkan pada proses
fotosintesis di tempat terang berbeda dengan di tempat rindang? Apakah yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi? Bagaimana faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman padi bekerja? Seluruh arah induktif tidak berubah meskipun terdapat
bagian-bagian kecil dalam penelitian yang berusaha untuk melakukan konfirmatoris seperti
dalam arah deduktif.
2) Jika penelitian dilakukan untuk menguji suatu teori atau hipotesis, untuk menjawab seberapa
besar, untuk menentukan hubungan dan tujuan sejenis lainnya maka arah teoretisnya berciri
deduktif. Pertanyaan yang biasa diajukan dengan arah teoretis seperti ini antara lain: Apakah
ada perbedaan kemampuan motorik antara anak yang tinggal di daerah pesisir dengan di
gunung? Apakah terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan pelatih dengan disiplin
atlet?.
2.6.2 Menyadari akan dominasi yang ada dalam proyek penelitian.
Dalam rancangan mixed methods kita akan menemui istilah dominan (dominant) seperti
yang digunakan Morse (2010) serta Tashakkori & Teddlie (2010) atau prioritas (priority) dari
Morgan (1998) yang menunjukkan tentang kadar atau bobot dalam desain penelitian.
Kesadaran akan bobot tersebut menjadi penting agar proyek penelitian dapat berjalan dengan
lancar dan tidak menimbulkan kerancuan dalam praktiknya. Morse (2010), Creswell (2010;
2012), dan Creswell et al (2010), memberikan notasi huruf besar dan kecil untuk menunjukkan
metode mana yang lebih dominan atau yang memiliki bobot (weighting) lebih tinggi. Ketika
peneliti menggunakan metode kualitatif lebih dominan sedangkan kuantitatif sebagai
suplementer maka peneliti dapat memberikan notasi KUAL + kuan. Sebaliknya, ketika metode
kuantitatif lebih dominan dibanding dengan kualitatif maka kita
dapat memberikan notasi KUAN + kual.

2.7 Perbandingan Penelitian Campuran Kuantitatif dan Kualitatif dengan Penelitian


Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif
No Aspek Penelitian Penelitian Penelitian Kualitatif
Pembeda Campuran Kuantitatif
1. Didasari oleh filsafat pandangan filsafat konstruktivisme
konstrukti- Postpositivisme
visme
2. Metodologi pendekatan sebuah teori menggunakan pandangan
penelitian dirumuskan partisipan untuk membentuk
dikombinasi- hipotesis, tema-tema yang
kan antara pengumpulan lebih luas dan
berfikir data, dan dari data menggeneralisasikan suatu teori
deduktif dan dikontradiksikan berdasarkan
berfikir dengan teori interkoneksi atau menghubungkan
induktif. antara tema-tema yang
Peneliti terbentuk.
“mixes”
(memadu-kan)
data kuantitatif
dandata
kualitatif
3. Pengumpulan instrument informasi yang informasi yang bersifat open-
open bersifat ended (jawaban terbuka) yang
ended dan closeended dikumpulkan oleh peneliti melalui
close ended, (jawaban interview dengan partisipan. Data
dengan alas an tertutup). kualitatif dikumpulkan melalui
menggunakan Misalnya: observasi, memperoleh dokumen
kombinasi atau pengukuran sikap, pribadi partisipan (missal : catatan
perpaduan perilaku, atau harian (diary), dokumen yang
open dan close instrument bersifat umum (lamanya suatu
ended lebih pengukuran pertemuan), atau mengumpulkan
baik dari pada perilaku yang dokumen individual
hanya lain. Kadang- (video, artefaks).
memperoleh kadang
dari sumber informasi/data
data kuantitatif
dokumen. diperoleh dari
dokumen, catatan
hasil sensus,
catatan kehadiran.
4. Analisis data Analisis data Analisis data kata, kalimat, image, pendapat
kuantitatif dan kuantitatif dikelompokkan sesuai jenisnya
kualitatif. menggunakan menurut kelompok
analisis statistic informasi (kategori kata atau
berdasarkan skor image) atau kelompok
yang terkumpul berbagai ide yang diperoleh
dari instrument selama pengumpulan data
(checklist,
dokumen,
hipotesis).
(diadaptasi dari Cresswell (2011).

2.8 Model Penelitian Campuran Kuantitatif dan Kualitatif


Menurut Cresswell (2011), model penelitian campuran kuantitatif dan kualitatif dibagi
menjadi enam model antara lain:
1) The Convergent Parallel Design.
Tujuan dari model convergent parallel design adalah untuk mengumpulkan data
kuantitatif dan kualitatif dan menggunakannya secara bersama-sama untuk digunakan
dalam memahami permasalahan dalam penelitian yang dilakukan. Desain penelitian
campuran model convergent parallel design dapat digambarkan melalui gambar
berikut.

Gambar 2.3 Model Convergent Parallel Design (Sumber: Creswell, 2011)

Kelebihan dari model penelitian campuran ini adalah menggabungkan keunggulan


dari kedua data yang dicampurankan, yaitu data kuantitatif yang dapatdigunakan
untuk menggeneralisasikan dan data kualitatif yang dapat digunakan
untukmenjelaskan konteksnya. Model penelitian campuran ini memungkinkan
penelitiuntuk memperoleh informasi melalui metode terbaik yang ditawarkan oleh
teknik pengumpulan data baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Kelemahan
dari model penelitian campuran ini adalah terletak pada pengcampuranan dua
bentuk data yang berbeda serta bagaimana menilai hasil penelitian yang menyimpang.

2) The Explanatory Sequantial Design.

Model penelitian campuran explanatory sequential design diawali dengan


pengumpulan data kuantitatif kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data
kualitatif untuk membantu menjelaskan dan menguraikan hasil yang diperoleh
olehdata kuantitatif, sehingga hasil penelitian model penelitian ini bersifat
explanatory atau menjelaskan suatu gambaran umum (generalisasi). Hal yang
mendasari model penelitian ini adalah bahwa data kuantitatif yangdiperoleh pada
tahap pertama dapat memberikan gambaran umum (generalisasi) tentang masalah
penelitian, untuk analisis lebih lanjut maka diperlukan data kualitatif untuk
menjelaskan gambaran umum tersebut (Creswell, 2011). Desain penelitian campuran
model explanatory sequential design dapat digambarkan melalui gambar berikut.

Gambar 2.4 Model The Explanatory Sequantial Design (Sumber: Creswell, 2011)

Metode penelitian campuran model explanatory sequential design memiliki kelebihan


yaitu data kuantitatif dan kualitatif dapat diidentifikasi dengan sangat jelas,sehingga
memudakan bhagi pembaca dan peneliti lain yang berencana untukmendesign
penelitian dengan menggunakan model ini. Model penelitian campuran
inimemerlukan keahlian peneliti dalam menentukan aspek apa pada data kuantitatif
yang perlu ditindaklanjuti dengan menggunakan data kualitatif, sehingga untuk
melakukan penelitian diperlukan waktu yang cukup lama.
3) The Exploratory Sequantial Design.
Model penelitian campuran exploratory sequential design diawali dengan
pengumpulan data kualitatif kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data
kuantitatif. Tujuan dari pengumpulan data kualitatif di tahap pertama adalah untuk
mengeksplorasi fenomena yang ada terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan
pengumpulan data kuantitatif untuk menjelaskan hubungan variable yang ditemukan
dalam data kualitatif (Creswell, 2011). Peneliti menggunakan desain ini ketika ada
instrumen, variabel, dan langkah-langkah mungkin tidak diketahui atau tersedia untuk
populasi yang diteliti.

Gambar 2.5 Model exploratory sequential design (Sumber: Creswell, 2011).


Salah satu keuntungan dari model penelitian campuran ini adalah bahwa hal itu
memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi langkah-langkah sebenarnya
didasarkan pada data kualitatif yang diperoleh dari peserta penelitian. Peneliti dapat
membuat gambaran awal mengenai masalah penelitian melalui pendapat peserta
(objek penelitian) tanpa melalui pendekatan untuk menentukan variabel yang belum
diketahui. Kelemahan dari model ini adalah diperlukan waktu yang sangat lama
terutama untuk mengumpulkan data serta validasi instrumen baik data kualitatif
maupun kuantitatif.
4) The Embedded Design.
Model penelitian campuran embedded design merupakan model penelitian campuran
yang mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama atau
berurutan dimana salah satu bentuk data memainkan peran pendukung bagi bentuk
data yang lain (Creswell, 2011). Pada model penelitian campuran ini tidak melihat
bagaimana urutan pengumpulan datanya, namun lebih menekankan pada dominasi
bobot data (data utama dan data pendukung). Data pendukung biasanya memiliki
proporsi yang kecil dalam penelitian campuran dengan tujuan untuk menambah atau
mendukung bentuk utama dari data. Sebagai contoh selama penelitian korelasional
(kuantitatif), peneliti dapat mengumpulkan data kualitatif sekunder untuk membantu
memahami alasan-alasan untuk hasil korelasional. Desain penelitian campuran model
embedded design dapat digambarkan melalui gambar berikut.

Gambar 2.6 Model Embedded Design (Sumber: Creswell, 2011).


Kelebihan dari model penelitian ini adalah bahwa dapat menggunakan kelebihan dari
masing-masing bentuk data dalam proses analisis data. Penelitian campuran ini
memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data kualitatif dengan desain penelitian
yang lebih menekankan pada desain kuantitatif, sehingga data kuantitatif (data utama)
yang diperoleh lebih mudah dianalisa dan diidentifikasi dengan dukungan data
kualitatif. Tantangan dalam menggunakan model penelitian ini antara lain terletak
pada kejelasan data pendukungnya, pengcampuranan atau penggabungan kedua data
yang berbeda, serta dimungkinkan terjadinya interferensi hasil penelitian oleh data
pendukung.
5) The Transfomative Design.
Model penelitian campuran transformative design merupakan model penelitian
campuran yang menggunakan salah satu dari keempat model sebelumnya
(convergent, explanatory, exploratory, embedded) yang didesain menggunakan suatu
kerangka transformatif atau lensa (Creswell, 2011). Kerangka transformatif ini
bertujuan untuk mengatasi masalah sosial yang terjadi pada suatu populasi yang
terpinggirkan (kurang terwakilkan) yang masih terlibat dalam penelitian yang
membawa perubahan. Menurut Greene dalam Creswell (2011), kekuatan dari model
penelitian campuran ini adalah berbasis pada nilai dan ideologinya. Kerangka
transformatif yang sering digunakan dalam mixed methods antara lain mengenai
feminisme, ras, etnis, disabilitas, gay, atau lesbian. Tantangan dalam model penelitian
campuran ini adalah mengintegrasikan kerangka transformatif menjadi suatu
penelitian campuran. Desain penelitian campuran model transformative design dapat
digambarkan melalui gambar berikut.

Gambar 2.7 Transfomative Design (Sumber: Creswell, 2011).


6) The Multiphase Design.
Model penelitian campuran multiphase design merupakan model penelitian campuran
yang berdasar pada model convergent, explanatory, exploratory,
Dan embedded. Penelitian campuran dapat dikatakan sebagai multiphase design
jika peneliti melakukan penelitian melalui serangkaian tahapan atau penelitian secar
terpisah yang memiliki satu program tujuan penelitian (Creswell, 2011). Desain
penelitian campuran model multiphase design dapat digambarkan melalui gambar
berikut.

Gambar 2.8 Multiphase Design (Sumber: Creswell, 2011).


Model penelitian campuran multiphase design memiliki memiliki kelebihan yaitu
dapat memahami secara lebih baik dari suatu penelitian melalui beberapa program
yang dilakukan secara bersama-sama. Tantangan yang muncul dalam model
penelitian campuran ini adalah kerja sama tim peneliti dalam mengintegrasikan
proyek atau program secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama serta
lamanya waktu yang diperlukan selama proses penelitian.
4. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Campuran Kuantitatif dan Kualitatif (Mix Method).
Jones (1997) menyatakan bahwa dengan menggunakan penelitian campuran ini. Peneliti
dapat menjelaskan lebih komprehensif serta mendalam tentang objek yang dikaji. Selain
itu, pertanyaan yang diajukan juga dapat dieksplor lebih luas dan tajam lagi. Creswell
(2010) ikut berpendapat bahwa penelitian campuran dapat berguna ketika metode
kuantitatif atau kualitatif secara sendiri-sendiri kurang mumpuni untuk memahami
permasalahan penelitian Menurut Teddlie & Tashakkori (2010) penelitian campuran
kuantitatif dan kualitatif memiliki kelebihan antara lain:
1) sanggup menjawab pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh metodologi yang lain,
2) memberikan proses pengambilan simpulan yang lebih baik atau akurat,
3) memberikan peluang untuk menyajikan beragam pandangan yang komprehensif.

Putra (2017) juga menyebutkan beberapa kelebihan yang dimiliki oleh penelitian
campuran kuantitatif dan kualitatif sebagai berikut:

1) dimungkinkan mengajukan pertanyaan penelitian yang kompleks,


2) dapat memperoleh data yang lebih kaya dan komprehensif,
3) hasil penelitian akan memliki kredibilitas yang tinggi karena adanya triangulasi.
Triangulasi adalah untuk mencapai konvergensi dari hasil yang diperoleh melalui
kuantitatif dan pendekatan kualitatif, sehingga hasil ini lebih dapat diandalkan.
Menurut Cresswell (2011) kelebihan penelitian campuran adalah sebagai berikut.
1) Mixed method research menghasilkan fakta yang lebih komprehensif dalam meneliti
masalah penelitian, karena peneliti memiliki kebebasan untuk menggunakan semua alat
pengumpul data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Sedangkan kuantitatif atau
kualitatif hanya terbatas pada jenis alat pengumpul data tertentu saja.
2) Mixed method research dapat menjawab pertanyaan penelitian yang tidak dapat
dijawab oleh penelitian kuantitatif atau kualitatif. Contoh : apakah pendapat partisipan
yang diperoleh dari wawancara dan hasil pengukuran dengan instrument tertentu harus
dipisah ? (pertanyaan inilah yang akan dijawab oleh mixed method research, bahwa alat
pengumpul data tidak hanya terbatas pada satu alat saja. “Apa yang
dapat menerangkan atau memperjelas hasil penelitian kuantitatif ? (mixed method
research menjawab, data kualitatif menerangkan/memperjelas hasil penelitian
kuantitatif).
3) Mixed method research mendorong peneliti untuk melakukan kolaborasi, yang tidak
banyak dilakukan oleh penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Kolaborasi dimaksud
adalah kolaborasi social, behavioral, dan kolaborasi humanistic.
4) Mixed method research mendorong untuk menggunakan berbagai pandangan atau
paradigma.
5) Mixed method research itu “praktis” karena peneliti memiliki keleluasaaan
menggunakan metoda untuk meneliti masalah.

Disamping itu, penelitian campuran kuantitatif dan kalitatif juga memiliki kelemhan.
Menurut Morse (2010) dalam praktiknya peneliti dapat kurang ketat menerapkan
prosedur-prosedur yang ada sehingga data yang diperolehnya menjadi dipertanyakan dan
menimbulkan ancaman serius terhadap validitas penelitian karena asumsiasumsi dasar dari
kedua metode rawan dilanggar ketika memadukan atau mengcampurankannya. Selain itu,
kelemahan dari penelitian ini antara lain:

1) dibutuhkan pengetahuan prasayarat yang baik dan mendalam terkait dengan metode
kuantitatif serta kualitatif karena keduanya digunakan dalam satu penelitian,
2) diperlukan pengambilan banyak data dalam penelitiannya, menghabiskan banyak
waktu dan tenaga dalam proses penelitiannya.

2.9 Langkah–langkah penelitian Campuran


2.9.1 Langkah Penelitian Campuran Model Sequential Explanatori
Metode kombinasi sequential explanatory, memiliki karakteristik dimana tahap
pertama penelitian menggunakan metode kuantitatif dan tahap kadua menggunakan metode
kualitatif. Dengan demikian, penelitian kombinasi dilakukan untuk menjawab rumusan
masalah yang berbeda, tetapi saling melengkapi.
2.9.1.1 Metode Kuantitatif
Langkah dalam metode kuantitatif adalah menentukan masalah dan membuat
rumusan masalah, melakukan kajian teori dan merumuskan hipotesis, mengumumpulkan dan
analisis data untuk menguji hipotesis, selanjutnya menyusun kesimpuan berdasarkan hasil
pengujian hipotesis.
1. Menentukan Masalah
Penelitian kuantitatif dimulai dari masalah yang sudah jelas. Masalah adalah penyimpangan
dari apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi (das sein dan das solen). Misalnya,
penyimpangan antara kebijakan dengan pelaksanaan atau penyimpangan antara
perencanaan dan pelaksanaan di lapangan. Namun, ada suatu penelitian yang bisa diangkat
dari adanya potensi. Penelitian yang dimulai dari potensi cenderung lebih baik daripada
penelitian yang berangkat dari masalah. Jika penelitian berangkat dari masalah, maka hasil
penelitian lebih berguna untuk memecahakan masalah, sedangkan jika penelitian berangkat
dari potensi, hasil penelitian berguna untuk pengembangan atau peningkatan kemajuan.
Potensi adalah segala sesuatu yang bila dikembangkan akan dapat meningkatkan nilai
tambah. Sebagai contoh, potensi sumber daya pertanian di Indonesia yang dapat dijadikan
sumber energi alternatif.
2. Landasan Teori dan Hipotesis
Setelah menentukan masalah, peneliti mencari dan memilih teori yang relevan sehingga
dapat digunakan untuk memperjelas masalah, memberi definisi operasional, merumuskan
hipotesis dan mengembangkan instrumen. Jumlah teori yang digunakan tergantung pada
jumlah variabel yang diteliti. Hipotesis yang dikemukakan dapat berbentuk hipotesis
deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
3. Pengumpulan dan Analisis Data Kuantitatif
Setelah hipotesis dirumuskan, maka hipotesis tersebut selanjutnya dibuktikan kebenarannya
berdasarkan data. Untuk itu sebelum dikumpulkan, perlu ditetapkan populasi dan sampelnya
beserta instrumen penelitiannya. Jumlah instrumen tergantung pada variabel yang diteliti.
Sebelum digunakan, instrumen juga perlu diuji validitas dan reabilitasnya. Setelah data
terkumpul, selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis
yang telah dirumuskan.
4. Hasil Pengujian Hipotesis
Tahap ini merupakan langkah akhir dari metode kuantitatif. Data kuantitatif yang telah
dianalisis dan hipotesis yang telah diuji selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, grafik,
gambar, dan narasi singkat. Penyajian data meliputi deskripsi data kuantitatif nilai setiap
variabel, setiap indikator, bahkan setiap butir instrumen. Dengan demikian nilai setiap
variabel, setiap indikator dan setiap butir instrumen dapat diketahui.
2.9.1.2 Metode Kualitatif
Jika dalam penelitian kuantitatif, penelitian berakhir setelah hipotesis terbukti atau
tidak terbukti. Pada penelitian campuran model sequential explanatory, penelitian masih
berlanjut dengan metode kualitatif dengan tujuan untuk membuktikan, memperkuat,
memperdalam, memperluas, memperlemah, dan mengugurkan data kuantitatif yang telah
diperoleh pada tahap awal.
1. Penentuan Sumber Data
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian kuantitatif pada tahap awal, selanjutnya
peneliti menentukan sumber data yang diharapkan agar dapat memberi informasi untuk
melengkapi data kuantitatif yang telah diperoleh pada penelitian tahap I. Sesuai dengan
metodenya, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara kualitatif, misalnya melaui
purposive (narasumber yang paling tahu tentang informasi yang dibutuhkan) dan bersifat
snowball (jumlahnya berkembang semakin banyak).
2. Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif
Setelah sumber data ditetapkan, selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan data dengan
metode kualitatif seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dan
pengujian kredibilitas data dapat dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data dan
setelah selesai pengumpulan data. Berdasarkan hasil analisis kualitatif diharapkan akan
diperoleh data kualitatif yang kredibel untuk melengkapi data kuantitatif.
3. Analisis Data Kuantitatif dan Kualitatif
Setelah kedua data (kuantitatif dan kualitatif) diperoleh, langkah selanjutnya adalah
menganalisis kembali kedua kelompok data tersebut. Analisis data dapat dilakukan dengan
menggabungkan kedua data yang sejenis sehingga data kuantitatif diperluas dan diperdalam
dengan data kualitatif. Analisis juga dapat dilakukan dengan membandingkan kedua
kelompok data, sehingga dapat ditemukan perbedaan dan persamaan diantara dua kelompok
data tersebut.
4. Kesimpulan Hasil Penelitian
Langkah terakhir penelitian adalah membuat laporan penelitian yang didalamnya terdapat
kesimpulan dan memberikan saran. Kesimpulan yang diberikan, harus menjawab rumusan
masalah penelitian secara singkat berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan. Jumlah
butir kesimpulan harus sama dengan jumlah rumusan masalah. Berdasarkan kesimpulan
tersebut, selanjutnya dibuat saran untuk memperbaiki keadaan. Saran yang diberikan
tentunya berdasarkan pada hasil penelitian (Emzir, 2010).
2.9.2 Langkah Penelitian Campuran Model Sequential Exploratory
Tahap pertama penelitian menggunakan metode kualitatif, langkahnya yaitu menetukan
masalah atau potensi. Selanjutnya peneliti melakukan kajian teori perspektif yang berfungsi
untuk memandu peneliti dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Setelah itu peneliti
melakukan pengumpulan yang utuh dari objek penelitian tersebut, mengkonstruksi makna dari
hipotesis. Pada tahap kedua peneliti menggunakan metode kuantitatif yang berfungsi untuk
menguji hipotesis yang ditemukan pada penelitian tahap pertama. Langkah-langkah dalam
penggunaan metode kuantitatif adalah menetukan populasi dan sampel sebagai tempat untuk
menguji hipotesis, mengembangkan dan menguji instrumen untuk mengumpulan data,
menganalisis data, selanjutnya peneliti membuat laporan yang diakhiri dengan kesimpulan dan
saran.
2.9.2.1 Metode Kualitatif
Langkah pertama dalam metode penelitian kombinasi model/desain sequential
exploratory adalah melakukan penelitian dengan metode kualitatif. Seperti telah dikemukakan
langkahnya adalah menetukan masalah atau potensi. Selanjutnya peneliti melakukan kajian
teori perspektif yang berfungsi untuk memandu peneliti dalam mengumpulkan data dan analisis
data. Setelah itu peneliti masuk ke setting penelitian dengan melakukan pengumpulan data dan
analisis data kualitatif, sampai akhirnya peneliti dapat menemukan gambaran yang utuh dari
objek penelitian tersebut, mengkonstruksi makna dari hipotesis.
1. Masalah dan judul penelitian
Setiap penelitian dimulai dari masalah tetentu. Masalah dalam penelitian kualitatif berbeda
dengan masalah dalam penelitian kuantitatif. Masalah dalam penelitian kualitatif belum
jelas, masih remang-remang bahkan masih gelap, sehingga masalah yang dibawa peneliti
kualitatif masih bersifat sementara. Penelitian kualitatif juga tidak harus berangkat dari
masalah, tetapi bisa dari dugaan adanya potensi, bahkan bisa berangkat dari rasa
keingintahuan di suatu objek.
Setelah masalah, potensi atau keinginan untuk mengetahui sesuatu yang di situasi
sosial/tempat/objek penelitian ditetapkan, maka selanjutnya dapat dibuat rumusan masalah
yang bersifat sementara. Rumusan masalah dapat bersifat rumusan masalah deskriptif,
komparatif, asosiatif.
Pada penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap “masalah” yang
dibawa oleh peneliti. Pertama, masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal
sampai akhir penelitian masalahnya sama, dengan demikian judul proposal dengan judul
laporan penelitian sama. Kedua, “masalah” yang dibawa peneliti setelah memasuki
penelitian berkembang. Jadi masalah diperluas atau diperdalam, dengan demikian antara
judul dalam proposal dengan judul laporan penelitian tidak sama sehingga judulnya diganti.
Pada institusi tertentu, judul yang diganti ini sering mengalami kesulitan administrasi. Oleh
karena itu institusi yang menangani penelitian kualitatif, harus mau dan mampu
menyesuaikan dengan karakteristik masalah kualitatif ini.
Contoh judul penelitian: faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai di
PT. Sinar jaya.
2. Kajian teori
Teori dalam penelitian kualitatif sering disebut dengan teori lensa atau teori perspektif.
Teori berfungsi membantu peneliti untuk membuat berbagai pertanyaan penelitian,
memandu bagaimana mengumpulkan data dan analisis data. Apabila dalam penelitian
kuantitatif teori diuji berdasarkan data lapangan, dalam penelitian kualitatif teori berfungsi
untuk memandu peneliti dalam bertanya, mengumpulkn dan menganalisis data. Berdasarkan
contoh judul diatas, maka teori yang perlu diuji dan diperdalam oleh peneliti adalah tentang
produktivitas dan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja berdasarkan data di
lapangan.
3. Pengumpulan data dan analisis data
Setelah peneliti memahami permasalahan yang diteliti serta memperhatikan rumusan
masalah penelitian maka, peneliti selanjutnya masuk dalam tempat yang diteliti (setting
penelitian) untuk melakukan penelitian. Pada penelitian kualitatif pengumpulan data,
analisis dan pengujian kredibilitas data lebih banyak dilakukan secara bersamaan. Sesuai
contoh diatas pengumpulan data dilakukan terkait produktivitas dan faktor yang
mempengaruhinya. Sebelum pengumpulan data lebih mendalam maka peneliti melakukan
penjelajahan terlebih dahulu untuk meperoleh gambaran umum tentang situasi sosial atau
setting yang diteliti.
2.9.2.2 Metode Kuantitatif
1. Penentuan sampel dan populasi untuk menguji hipotesis
Pada suatu penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai
sumber data. Selain itu populasi dan sampel juga digunakan untuk menguji hipotesis yang
telah ditemukan (Sugiyono, 2012).
2.9.3 Langkah Penelitian Campuran Model Concurrent Triangulation
Metode penelitian dapat dimulai dari rumusan masalah kualitatif atau kuantitatif yang
sejenis. Rumusan masalah kualitatif adalah pertanyaan penelitian yang memerlukan jawaban
dengan data kualitatif, dan rumusan masalah kuantitatif adalah pertanyaan penelitian yang
memerlukan data kuantitatif. Rumusan masalah yang sejenis adalah rumusan masalah yang isi
dan bentuknya sama. Bentuk rumusan masalah adalah deskriptif, komparatif, asosiatif, dan
komparatif asosiatif. Penelitian dapat dilakukan berdasarkan satu bentuk masalah, dua bentuk
masalah atau seluruh bentuk masalah.
Saat peneliti menggunakan metode kualitatif, maka peneliti harus memperkuat diri
menjadi human instrument agar bisa mngumpulkan, dan menganalisis data kualitatif, dan pada
saat menjadi peneliti kuantitatif, peneliti melakukan kajian teori untuk dapat dirumuskan
hipotesis dan instrument penelitian. Instrument penelitian digunakan untuk mengumpulkan
data kuantitatif. Data kualitatif yang telah terkumpul dianalisis secara kualitatif, dan data
kualitatif dianalisis dengan statistik. Kedua kelompok data hasil analisis kualitatif dan
kuantitatif selanjutnya dianalisis lagi dengan meta analisis (analisis data hasil penelitian
kualiatif dan kuantitatif atau sebaliknya) untuk dapat dikelompokan, dibedakan, dan dicari
hubungan satu data dengan data yang lain sehingga dapat diketahui apakah kedua data saling
memperkuat, memperlemah atau bertentangan.
2.9.4 Langkah Penelitian Campuran Model Concurrent Embedded
Ada dua model dalam penelitian concurrent embedded, yaitu metode kuantitatif yang
menjadi metode primer dan atau metode kualitatif yang menjadi metode primer. Langkah-
langkah penelitian metode kuantitatif sebagai metode primer seperti di bawah ini.
1. Penelitian berangkat dari masalah atau potensi. Potensi yang ingin diberdayakan, tetapi
tidak tahu cara memberdayakan juga akan menimbulkan masalah. Setelah masalah yang
melatarbelakangi dikemukakan dengan fakta, selanjutnya dibuat rumusan masalah yang
berbentuk pertanyaan penelitian. Rumusan masalah bisa berbentuk rumusan deskriptif,
komparatif, asosiatif, dan komparatif asosiatif.
2. Setelah masalah dirumuskan maka, selanjutnya peneliti memilih teori yang dapat digunakan
untuk memperjelas masalah, merumuskan hipotesis dan menyusun instrument penelitian.
Setelah instrument disusun diuji validitas dan reliabilitasnya. Setelah instrument terbukti
valid dan reliabel, selanjutnya digunakan untuk mengumpulkan data guna menjawab
rumusan masalah kuantitatif dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Pengumpulan
data kuantitatif dilakukan dengan pengumpulan data kualitatif. Pengumpulan data
kuantitatif dilakukan dengan menggunakan instrument dan pengumpulan data kualitatif
dengan observasi, dan wawancara. Data kuantitatif diperoleh berdasarkan sample penelitian
yang diambil secara random dan pengumpulan data kualitatif dikumpulkan dengan sample
purposive dan snowball. Data kuantitatif yang telah terkumpul dianalisis dengan statistik
dan data kualitatif dianalisis secara kualitatif.
3. Data kuantitatif yang telah terkumpul dengan teknik pengumpulan data kuantitatif dan data
kualitatif yang telah terkumpul dengan teknik pengumpulan data kualitatif, selanjutnya
dianalisis untuk digabungkan dan dibandingkan, sehingga dapat ditemukan data kualitatif
mana yang memperkuat, memperluas dan mengugurkan data kuantitatif. Data kuantitatif
yang bersifat deskriptif atau hasil pengujian hipotesis berikut data kualitatif sebagai
pelengkapnya, selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel atau grafik dan dilengkapi dengan
data kualitatif. Data tersebut selanjutnya diberikan pembahasan, sehingga hasil penelitian
menjadi semakin jelas dan mantap.
4. Langkah terakhir dari proses penelitian ini adalah membuat laporan penelitian yang bagian
akhirnya ada kesimpulan dan saran. Apabila kesimpulan memberikan informasi yang baik,
maka tidak perlu diberikan saran, sehingga jumlah saran tidak harus sama dengan jumlah
kesimpulan.
Langkah-langkah metode kualitatif sebagai metode primer sebagai berikut.
1. Seperti telah banyak dikemukakan bahwa, metode penelitian kualitatif digunakan bisa
berangkat dari potensi, keingintahuan di suatu obyek, dan bisa dari masalah yang bersifat
sementara. Masalah tersebut akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan. Setelah
peneliti melakukan penjelajahan umum (grand tour observation) ke obyek yang diteliti,
maka peneliti baru dapat menemukan fokus penelitian. Berdasarkan fokus penelitian
tersebut, selanjutnya peneliti dapat membuat rumusan masalah yang berupa pertanyaan
penelitian sebagai panduan untuk mengumpulkan data di lapangan. Penelitian kualitatif
tidak menggunakan landasan teori sebagai bahan untuk perumusan hipotesis, tetapi
melakukan kajian berbagai teori perspektif yang sesuai dengan konteks penelitian. Kajian
tersebut akan dapat memperkuat peneliti kualitatif sebagai “human instrument” sehingga
peneliti kualitatif mampu melakukan penjelajahan umum pada obyek yang diteliti,
menetapkan fokus, menetapkan sumber data, mengumpulkan dan analisis data kualitatif.
Teori yang digunakan oleh peneliti kualitatif juga bersifat sementara dan akan
berkembang sesuai dengan fakta-fakta yang ditemukan peneliti di lapangan. Penelitian
kualitatif lebih dipandu oleh fakta-fakta yang diperoleh dilapangan (bukan teori) untuk
membangun hipotesis atau teori baru (Sugiyono, 2012).
2.10 Kelebihan dan Kelemahan Mix Methods
2.10.1 Kelebihan Mix Meethods
Penelitian campuran-metode memiliki beberapa kekuatan. Pertama, penelitian metode
campuran dapat membantu untuk memperjelas dan menjelaskan hubungan yang ditemukan
di antara variabel. Sebagai contoh, data korelasional dapat menunjukkan hubungan negatif
antara waktu yang dihabiskan siswa di rumah dengan menggunakan komputer dan nilai
mereka yaitu, ketika waktu komputer siswa meningkat, nilai mereka menurun. Pertanyaan
yang muncul adalah mengapa hubungan semacam itu ada. Wawancara dengan siswa
mungkin menunjukkan bahwa siswa jatuh ke dalam dua kelompok berbeda: (a) kelompok
yang relatif besar yang menggunakan komputer terutama untuk interaksi sosial (misalnya,
e-mail dan pesan instan) dan yang nilainya rendah, dan (b) kelompok kecil yang
menggunakan komputer untuk mengumpulkan informasi terkait sekolah (misalnya, melalui
penggunaan mesin pencari) dan yang nilainya relatif tinggi. Ketika kedua kelompok
digabungkan, semakin banyak siswa dalam kelompok pertama menghasilkan hubungan
negatif yang ditemukan antara penggunaan komputer dan nilai siswa. Wawancara
berikutnya, menunjukkan bahwa hubungan itu agak palsu, lebih karena alasan mengapa
siswa menggunakan komputer mereka, bukan penggunaan komputer.
Kedua, penelitian metode campuran memungkinkan kita mengeksplorasi hubungan
antara variabel secara mendalam. Dalam situasi ini, metode kualitatif dapat digunakan untuk
mengidentifikasi variabel penting dalam suatu area yang diminati. Variabel-variabel ini
kemudian dapat dikuantifikasi dalam suatu instrumen (seperti kuesioner) yang kemudian
diberikan kepada sejumlah besar individu. Variabel kemudian dapat dikorelasikan dengan
variabel lain. Sebagai contoh, wawancara dengan siswa mungkin mengungkapkan bahwa
masalah belajar dapat dikategorikan ke dalam tiga area: (a) terlalu sedikit waktu yang
dihabiskan untuk belajar; (b) gangguan dalam lingkungan belajar, seperti televisi dan radio;
dan (c) bantuan tidak memadai yang diberikan oleh orang tua atau saudara kandung.
Masalah ini dapat diselidiki lebih lanjut dengan membangun kuesioner 12 item, dengan
empat pertanyaan untuk masing-masing dari tiga bidang masalah studi. Setelah memberikan
kuesioner ini kepada 300 siswa, peneliti dapat menghubungkan skor masalah studi dengan
variabel lain, seperti nilai siswa, kinerja tes standar, tingkat sosial ekonomi, dan keterlibatan
dalam kegiatan ekstrakurikuler, untuk melihat apakah dan bagaimana variabel-variabel lain
ini terkait dengan masalah belajar tertentu.
Ketiga, studi metode campuran dapat membantu untuk mengkonfirmasi atau
memvalidasi hubungan yang ditemukan antara variabel, seperti ketika metode kuantitatif
dan kualitatif dibandingkan untuk melihat apakah mereka bertemu pada interpretasi tunggal
dari suatu fenomena. Jika mereka tidak bertemu, alasan kurangnya konvergensi dapat
diselidiki. Misalnya, seorang profesor yang mengkhususkan diri dalam penelitian metode
campuran mungkin diminta untuk menyelidiki kepuasan siswa sekolah menengah dengan
praktik penilaian guru mereka. Ia dapat mempersiapkan kuesioner yang dirancang untuk
menentukan sikap siswa dan kemudian melakukan kelompok fokus dengan berbagai sampel
siswa. Jika jawaban survei umumnya mengungkapkan kepuasan dengan praktik penilaian
guru, namun peserta kelompok fokus menunjukkan ketidakpuasan yang cukup besar dengan
mereka, penjelasan yang mungkin adalah bahwa para siswa merasa bahwa guru mereka
akan melihat tanggapan terhadap survei (dan dengan demikian mereka enggan bersikap
kritis).
Namun, dalam kelompok fokus, tanpa guru atau orang dewasa lainnya yang hadir,
mereka dapat merasa bebas mengekspresikan perasaan mereka yang sebenarnya. Dengan
demikian, jelas kurangnya konvergensi kasus ini dapat dijelaskan oleh variabel ketiga:
apakah guru akan memiliki akses ke hasil.
2.10.2 Kelemahan Penelitian Mixed Methods
Pada titik ini Anda mungkin bertanya-tanya mengapa semua masalah penelitian tidak
ditangani menggunakan desain metode campuran. Ada beberapa kekurangan. Pertama, studi
metode campuran sering sangat memakan waktu dan mahal untuk dilaksanakan. Kedua,
banyak peneliti berpengalaman hanya dalam satu jenis penelitian. Untuk melakukan studi
metode campuran dengan benar, seseorang membutuhkan keahlian dalam kedua jenis
penelitian. Keahlian seperti itu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dikembangkan.
Memang, sumber daya, waktu, dan energi yang diperlukan untuk melakukan studi metode
campuran mungkin menjadi penghalang bagi seorang peneliti tunggal untuk melakukannya.
Kekurangan ini dapat dihindari jika beberapa peneliti, dengan bidang keahlian yang
berbeda, bekerja sebagai tim. Namun, jika seorang peneliti tunggal tidak memiliki cukup
waktu, sumber daya, dan keterampilan, ia mungkin akan lebih baik melakukan studi
kuantitatif atau kualitatif murni dan melakukannya dengan baik.
Namun demikian, metode penelitian campuran tetap merupakan pilihan yang layak
untuk dipertimbangkan. Peningkatan jumlah studi metode campuran sedang dilakukan, dan
jenis penelitian ini harus dipahami oleh semua yang tertarik dalam melakukan dan
merancang penelitian.
BAB III

PENUTUP

DAFTAR RUJUKAN

Bazeley, P. 2010. Computer-assisted integration of mixed methods data sources and analysis.
In A. Tashakkori & C. Teddlie (Eds.), SAGE handbook of mixed methods in social and
behavioral research (2nd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.

Creswell, J. W., Clark, V.L.P., Gutman, M.L., & Hanson, W.E. 2010. Rancangan penelitian
metode campuran yang modern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Creswell, J.W. 2010. Research design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. (Achmad
Fawaid, Pengalih bahasa). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Creswell, J.W. 2011. Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative
Research 4ed. Boston: Phoenix Color Corp.

Creswell, J.W. 2012. Educational research: planning, conducting, and evaluating quantitative
and qualitative. Boston: Pearson Education, Inc.

Creswell. J.W. 2012. Educational Research Planning, Conducting and Evaluative Quantitative
Research 4th Ed. USA: Pearson Education, Inc.

Emzir. 2010. Penelitian kualitatif: analisis data. Jakarta: Rajawali pers

Fraenkel, IR dan Wallen, N. E. 1996. How to Design and Evaluate Research in Education
Edition. New York: McGraw- Hill. Inc.

Greene, J. C. 2007. Mixed methods in social inquiry. San Francisco: John Wiley & Sons.

Jick, T. D. 1979. Mixing qualitative and quantitative methods: Triangulation in action.


Administrative Science Quarterly, 24, 602–611.

Jones, I. 1997. Mixing Qualitative and QuantitativeMethodss in Sports Fan Research. The
Qualitative Report, 3(4), 1-8.

Morgan, D.L. 1998. Practical Strategies for Combining Qualitative and Quantitative Methods:
Applications to Health Research. Qualitative health research, 8 (3): 362-367.
Morse, J.M. 2010. Prinsip-prinsip metode campuran dan rancangan penelitian multimetode.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Prof. Dr. Sugiyono, (2012) Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods)

Putra, M.F.P. 2017. Mengcampurankan metode: suatu alternatif penelitian dalam ilmu
keolahragaan. Prosiding Seminar Nasional Olahraga LPTK VIII. Yogyakarta: UNY.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: Alfabeta.

Tashakkori, A., & Teddlie, C. (Eds.). 2003. Handbook of mixed methods in social and
behavioral research. Thousand Oaks, CA: Sage.

Tashakkori, A., & Teddlie, C., 2010. Mixed methodology: mengcampurankan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Teddlie, C., & Tashakkori, A. 2010. Problematika dan kontroversi utama


seputar penggunaan metode campuran dalam ilmu-ilmu sosial dan
perilaku. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai