PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai makhluk yang secara kodrati dianugerahi akal pikiran, manusia
merupakan makhluk yang memiliki kesadaran dan rasa ingin tahu tentang segala
sesuatu yang dihadapi dan dialami dalam kehidupannya.
Dari berbagai upaya untuk memenuhi rasa ingin tahunya tersebut, maka manusia
berusaha dengan berbagai cara atau metode untuk mendapatkan pengetahuan
tersebut. Kemudian dari berbagai pengetahuan yang dikumpulkan maka
terwujudlah sekumpulan pengetahuan, untuk kemudian disusun ke dalam suatu
susunan atau sistematika tertentu, dengan menggunakan metode tertentu yang
disebut metode ilmiah maka lahirlah ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah.
Suatu pengetahuan harus memiliki beberapa sifat ilmiah sehingga dapat menjadi
pengetahuan ilmiah. Metode yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan
ilmiah juga tidak asal-asalan tetapi harus memenuhi beberapa prosuder atau caracara ilmiah yang sudah ditentukan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam makalah ini akan dibahas
mengenai pengertian pengetahuan, macam-macam pengetahuan dan pengetahuan
ilmiah yang mencakup tentang sifat ilmiah, metode ilmiah, objek ilmiah.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penulisan makalah
ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan tahu?
2. Apa yang dimaksud pengetahuan ?
3. Bagaimana cara memperoleh pengetahuan ?
4. Bagaimana macam-macam pengetahuan?
5. Apa yang dimaksud pengetahuan ilmiah ?
6. Bagaimana cara/ metode memperoleh ilmu pengetahuan.
II.
ISI
A. Tahu
1. Pengertian Tahu
Semua orang tahu, dan mungkin tidak ada yang tidak tahu, yaitu tahu tentang
sesuatu. Ada orang yang banyak pengetahuannya ada pulanyang sedikit. Apa
saja yang ada dan bila bersentuhan dengan panca indera, maka kita akan
tahu . Mungkin yang kita ketahui adalah nyaringnya bunyi lonceng, kita
tahu tentang panasnya api, kita tahu tentang manisnya madu, dan kita tahu
kasarnya permukaan sebuah batu. Dari contoh-contoh yang telah diungkapkan
itu maka pengertian tentang tahu adalah gambaran atau kesan yang timbul
dalam diri kita tentang sesuatu yang kita inderai. Atau gambaran (kesan) dari
penginderaan terhadap sesuatu. Kesan-kesan tersebut diolah dan diterima atau
difahami serta disimpan dalam hati (otak ?). Dengan kata lain tahu merupakan
hasil penginderaan.
Biasanya apa yang kita amati dengan panca indera gambaran atau kesan yang
kita peroleh diberi nama ,misalnya air, pohon, mangga, batu, bunyi, manis dan
lain sebagainya. Pemberian nama ini suatu keharusan, wajib dilakukan.
Semua yang ada diberi nama, supaya sebutan tehadap sesuatu dapat disepakati
oleh banyak orang atau masyarakat. Bila dibicarakan atau dikomunikasikan
secara opersional mengandung maksud yang sama.
Setiap orang banyak tahu tentang sesuatu yang ada di alam raya ini. Hal-hal
yang berkaitan dengan objek yang diketahuitersebut dinamakan pengetahuan.
Hal-hal yang berkaitan dengan objek tersebut antara lain bentuk, ukuran,
warna, sifat-sifat dan juga kwalitas. Disamping itu juga erat kaitanya dengan
situasi atau kondisi objek yang diketahui, termasuk juga peran, fungsi-fungsi
dan lain-lain. Semuanya itu juga dibedakan dengan pemberian nama.
Selanjutnya, bagaimana kita bisa tahu tentang sesuatu ? Atau, bagaimana kita
bisa berpengetahuan? Dalam dunia filsafat, para filusuf sering menggunakan
istilah
epistemologi
dalam
membahas
bagaimana
cara
B. Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu. Orang yang tahu disebut mempunyai
pengetahuan. Jika seseorang tahu bahwa suatu pohon rendah, maka ia
mengakui hal rendah it terhadap pohon itu. Jadi, orang itu mengakui sesuatu
terhadap sesuatu atau yang disebut putusan, sehingga pada dasarnya putusan
dan pengetahuan itu sama (Poedjawijatna,1991: 14).
Awalnya manusia tidak mengetahui apapun mengenai alam semesta pada saat
lahir. Selama menjalani hidup di dunia, manusia terus mencari pengetahuan
mengenai alam sekitarnya. Setiap kali memperoleh pengetahuan baru, maka
of
Philosophy,
pengetahuan
didefinisikan
sebagai
Jadi, Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang merupakan segenap apa yang kita
ketahui tentang suatu objek tertentu setelah melakukan penginderaan dengan
panca indera.
2. Ciri-ciri pengetahuan
a. Ilmu boleh dipertuturkan
Ciri ini membedakan pengetahuan dengan perasaan dan pengalaman.
Contohnya, setengah pengalaman diri seperti mimpi adalah sukar
dipertuturkan melalui bahasa. Tetapi bagi ilmu, ia haruslah sesuatu yang dapat
dipertuturkan melalui bahasa.
b. Pengetahuan mempunyai nilai kebenaran
Sesuatu yang digelar sebagai pengetahuan biasanya dianggap benar. Ciri ini
membedakan pengucapan ilmu dengan pengucapan sasastera yang biasanya
mengandungi unsur-unsur tahayul.
3. Macam-macam pengetahuan
Terdapat beberapa macam pengetahuan yang dikemukakan oleh Dr. Slamet
Ibrahim S. DEA. Apt. yaitu :
a. Pengetahuan biasa (common sense) yang digunakan terutama untuk kehidupan
sehari-hari, tanpa mengetahui seluk beluk yang sedalam-dalamnya dan seluasluasnya.
b. Pengetahuan filsafat, adalah pengetahuan yang tidak mengenal batas, sehingga
yang dicari adalah sebab-sebab yang paling dalam dan hakiki sampai diluar
dan diatas pengalaman biasa.
c. Pengetahuan agama, suatu pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat
para Nabi dan Rosul-Nya. Pengetahuan ini bersifat mutlak dan wajib diyakini
oleh para pemeluk agama
d. Pengetahuan ilmiah atau Ilmu, adalah pengetahuan yang diperoleh dengan cara
khusus, bukan hanya untuk digunakan saja tetapi ingin mengetahui lebih dalam
dan luas mengetahui kebenarannya, tetapi masihberkisar pada pengalaman
observasi dan eksperimen, tidak semata-mata pada pnca indra secara umum dari
pengalaman. Proses pembentukan kerangka pengetahuan ilmiah berjalan lambat
serta melibatkan jumlah manusia.
b. Rasional
Pengetahuan rasional atau pengetahuan yang bersumber dari akal adalah suatu
pengetahuan yang dihasilkan dari proses belajar dan mengajar, diskusi ilmiah,
pengkajian buku, pengajaran seorang guru, dan sekolah. Hal ini berbeda
dengan pengetahuan intuitif atau pengetahuan yang berasal dari hati.
Pengetahuan ini tidak akan didapatkan dari suatu proses pengajaran dan
pembelajaran resmi, akan tetapi, jenis pengetahuan ini akan terwujud dalam
bentuk-bentuk kehadiran dan penyingkapan langsung terhadap hakikathakikat yang dicapai melalui penapakan mistikal, penitian jalan-jalan
keagamaan, dan penelusuran tahapan-tahapan spiritual.
c. Intuisi
Intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan bukan
pengetahuan yang nisbi. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan.
Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur, intuisi tidak dapat
diandalkan. Sedangkan secara etimologis intuisi adalah langsung melihat,
dengan pendapat tentang sumber pengetahuan adalah manusia mempunyai
kemampuan khusus untuk mengetahui yang tidak terikat kepada indra maupun
penalaran.
d. Wahyu Allah
Pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat Nabi yang
diutus-Nya, yang dikodifikasikan melalui kitab-Nya seperti Al-Quran, Tauret,
Zabur, dan Injil.
c.
Melalui akal
budi yang
kemudian
dikenal
sebagai rasionalisme.
2. Sifat Ilmiah
Menurut Poedjawijatna (1998: 24-26), pengetahuan yang meningkat menjadi ilmu
harus mempunyai beberapa sifat ilmiah yaitu:
a. Objektif
Pengetahuan ilmiah harus sesuai dengan objeknya. Mungkin tidak sesuai dengan
seluruh aspek objeknya, tetapi pengetahuannya harus sesuai dengan aspek yang
diketahui. Jadi, semua pernyataan yang dikemukakan harus bersifat jujur, sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya, mengandung data dan informasi yang akurat dan
tidak ada prasangka perorangan (subjektif). Karena tujuan ilmu adalah untuk
mencapai kebenaran, sehingga ilmu atau pengetahuan ilmiah harus bersifat
obyektif. Objek ilmiah ada 2 yaitu objek material yaitu sasaran/bahan kajian dan
objek formal yaitu sudut pandang pendekatan suatu ilmu terhadap objeknya.
b. Metodis
Pengetahuan ilmiah harus bermetode artinya pengetahuan itu diperoleh dengan
menggunakan
cara/prosedur
tertentu
untuk
mencari
kebenaran.
Jadi
12
penelitian tentang alam bawah sadar termasuk bidang psikologi. (2) sebagai suatu
kumpulan pertanyaan pokok yang saling berhubungan, misalnya anatomi dan
fisiologi, kedua berhubungan dengan struktur tubuh. Anatomi mempelajari
strukturnya dan fisiologi mempelajari fungsinya.
Menurut Gie (1997: 141) suatu penggolongan yang sistematis dapat
mengelompokkan segenap objek material pengetahuan ilmiah menjadi enam jenis,
yaitu: (1) ide abstrak, (2) benda fisik, (3) jasad hidup, (4) gejala rohani, (5)
peristiwa sosial, dan (6) proses tanda. Satu objek material dapat ditinjau dari
berbagai sudut pandang (objek formal) sehingga menimbulkan ilmu yang
berbeda-beda. Misalnya, manusia dapat ditinjau dari beberapa ilmu yang
mempelajarinya seperti psikologi, sosiologi, ekonomi, dan biologi.
Hubungan antara objek material dan objek formal, misalnya objek materialnya
adalah pohon kelapa. Seorang ahli ekonomi akan mengarahkan perhatiannya atau
meninjau (objek formal) pada aspek ekonomi dari pohon kelapa tersebut, seperti
berapa harga buahnya, daunnya, atau lidinya jika dijual. Seorang ahli pertanian
juga mempunyai sudut pandang sesuai keahliannya, seperti bagaimana cara pohon
kelapa itu akan tumbuh subur, apakah cocok ditanam pada lahan tertentu. Seorang
ahli biologi akan mengarahkan perhatiannya pada unsur-unsur yang terkandung
dalam seluruh pohon, seperti unsur batang, daun, maupun buahnya. Seorang ahli
hukum akan mempertanyakan status kepemilikan pohon tersebut, seperti siapa
pemilik sah pohon tersebut, apakah ditanam di lahannya sendiri ataukah di lahan
sewaan.
4. Metode Ilmiah
a. Deduksi
Deduksi berasal dri bahasa inggris deducation yang berarti penarikan
kesimpulang dari keadaan-keadaan umum, menemukan yang khusus dari yang
umum. (kamus umum bahasa Indonesia hal.273 W.J.S. Poerwadarminta, Balai
pustaka, 2006)
13
Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum
ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan deduktif
biasanya mempergunakan pola pikir silogisme yang secara sederhana
digambarkan
sebagai
penyusun
dua
buah
pernyataan
dan
sebuah
dapat
dibedakan
sebagai
premis
mayor
dan
premis
14
Induksi
Jika premis benar, kesimpulan mungkin
benar
Semua informasi atau fakta pada
15
Metodenya
memperlihatkan
ketepatan
teorema-teorema
dengan pencarian dua atau lebih asumsi yang benar yang bisa berfungsi sebagai
landasannya. Proses induksi berawal dengan pengumpulan potongan-potongan
bukti empiris, lalu ini digunakan sebagai landasan untuk menarik kesimpulan.
17
III.
KESIMPULAN
beberapa
macam-macam
pengetahuan
diantaranya
adalah
18
DAFTAR PUSTAKA
Mudhofir, Ali, dkk. 1997. Filsafat Ilmu: Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Pengetahuan. Yogyakarta: Intan Pariwara.
Poedjawijatna. 2004. Tahu dan Pengetahuan: Pengantar ke Ilmu dan Filsafat.
Jakarta: Rineka Cipta.
Gie, The Liang. 1997. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty.
http://pergunu-kencong.blogspot.co.id/2014/11/resume-buku-filsafatilmu-jujun-s.html
http://reizalichaal.blogspot.co.id/2013/11/sumbersumber-ilmu-dalamfilsafat-ilmu.html
https://lutfi4math.wordpress.com/2012/05/02/pengetahuanpengetahuan-ilmiah-penelitian-ilmiah-jenis-penelitian/
http://referensiassyariabdullah.blogspot.co.id/2008/04/definisi-danjenis-jenis-pengetahuan.html
http://true-educate.blogspot.co.id/2012/12/hakikat-tahu-danpengetahuan-telaah.html
http://rizqinote.blogspot.co.id/2013/12/iii-epistemologi-dan-logikapendidikan.html
19
20