Anda di halaman 1dari 7

Jurnal tentang pentingnya bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan

BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA PENGANTAR DALAM SETIAP


PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

MAS GANGSAR AHMAD ROMADHON


Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Trunojoyo Madura
Email : masgang52ar@gmail.com

Abstrak
Sebagai bahasa resmi (negara), usia bahasa Indonesia sudah mencapai bilangan ke-70
tahun. Bahkan, dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia sudah
berusia 87 tahun. Bahasa Indonesia harus ditempatkan di baris depan karena bahsa
Indonesia merupakan sebuah identitas dari suatu negara yaitu negara Indonesia.
Namun secara jujur harus diakui, bahasa Indonesia belum difungsikan secara baik dan
benar, ini dibuktikan masih banyaknya guru di Sekolah Dasar yang masih mencampur
adukan bahasa yang berupa bahasa daerah dengan bahasa Indonesia, Padahal sudah jelas
terdapat pada Pasal 29 ayat 1 bahwasanya Bahasa Indonesia wajib digunakan sebagai
bahasa pengantar dalam pendidikan nasional.
Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa,
yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
Dan dalam usia 7 – 11 tahun adalah usia dimana dapat dikatakan fase optimal brain
sehingga pada usia Sekolah Dasar merupakan waktu yang tepat untuk seorang pendidik
mentransferkan dasar – dasar pengetahuan tentang bahasa Indonesia.
Baik pendidikan formal maupun informal diwajibkan menggunakan bahasa Indonesia
sebagai pengantar di setiap materi maupun proses belajar mengajar. Karena siswa akan
belajar dari seorang guru yang mengajarnya. Guru “digugu dan ditiru”, jadi tidak salah
jika siswa meniru atau mengikuti apa yang disampaikan dan dilakukan gurunya.

Kata Kunci : Bahasa Indonesia, Pembelajaran, Pengantar, Sekolah Dasar

PENDAHULUAN

Sebagai bahasa resmi (negara), usia bahasa Indonesia sudah mencapai bilangan ke-70
tahun. Bahkan, dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia sudah
berusia 87 tahun. Jika dianalogikan dengan kehidupan manusia, dalam rentang usia
tersebut idealnya sudah mampu mencapai tingkat kematangan dan kesempurnaan hidup,
sebab sudah banyak merasakan liku-liku dan pahit getirnya perjalanan sejarah. Untuk
mengantarkan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar pemerintah telah
menempuh “politik kebahasaan” dengan menetapkan bulan Oktober sebagai Bulan
Bahasa.
Sementara itu, jika kita melihat kenyataan di lapangan, secara jujur harus diakui, bahasa
Indonesia belum difungsikan secara baik dan benar. Para guru di Sekolah Dasar masih
mencampur adukan bahasa yang berupa bahasa daerah dengan bahasa Indonesia, serta
pada sekolah yang sudah bertaraf internasional, para pengajar lebih mengutamakan
bahasa asing sebagai bahasa pengantar dalam pemberian materi di bandingkan dengan
mengunakan bahasa Indonesia. Padahal sudah jelas terdapat pada Pasal 29 ayat 1
bahwasanya Bahasa Indonesia wajib digunakan sebagai bahasa pengantar dalam
pendidikan nasional.
Namun pemahaman, penghayatan, dan penghargaan kita terhadap bahasa nasional dan
negara sendiri belum tumbuh secara maksimal dan proporsional. Padahal, tak henti-
hentinya pemerintah menganjurkan untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar. Bahkan, pemerintah juga telah menunjukkan perhatian yang cukup besar dan
serius dalam upaya menumbuhkembangkan bahasa Indonesia.
Melalui Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (P3B), pemerintah telah
meluncurkan beberapa kaidah kebahasaan baku agar dapat dijadikan sebagai acuan
segenap lapisan masyarakat dalam berbahasa Indonesia, seperti Pedoman Umum Ejaan
yang Disempurnakan (EYD), Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI), Tata Bahasa
Indonesia Baku (TBIB), maupun Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Berdasarkan latar belakang di atas, di peroleh beberapa masalah yang dapat dirumuskan
sebagai berikut : (1) Apakah pengertian bahasa Indonesia?, (2) Apakah pengertian
pembelajaran?, (3) Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar
dalam pembelajaran ?, Serta dengan beberapa rumusan masalah tersebut dapat siperoleh
beberapa tujuan penulisan makalah ini yang meliputi: (1) Menjelaskan mengenai
pengertian bahasa Indonesia, (2) Menjelaskan pengertian pembelajaran, (3) Serta
menjelaskan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam setiap
pemebelajaran di SD.
Adapu manfaat yang diharapakan penulis dari makalah ini yaitu : (1) Untuk guru,
makalah ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi atas pentingnya bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam setiap pemberian materi kepada siswa guna
memberikan informasi kepada siswa bahwa bahasa Indonesia juga perlu dan sangat
penting untuk dipelajari daripada bahasa asing. (2) Untuk siswa, makalah ini diharapkan
mampu menjadi bahan informasi akan pentingnya bahasa Indonesia untuk digunakan baik
dalam pendidikan maupun kehidupan sehari-hari untuk mempertahankan eksistensi
bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa Indonesia. (3) Untuk masyarakat, makalah ini
diharapkan mampu menberikan pemahaman kepada masyrakat mengenai bahasa
Indonesia sebagai pengantar dalam pembelajaran dan juga memberikan informasi tentang
bahasa Indonesia dan pembelajaran.

PEMBAHASAN
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa
Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan bangsa
Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya yaitu 18 Agustus 1945. Bahasa Indonesia sebagai
bahasa resmi negara, sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945
pasal 36. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa, sebagaimana tersirat dalam
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 ikrar ketiga yang berbunyi “Kami putra dan putri
Indonesia mengaku berbahasa yang satu, bahasa Indonesia”.
Bahasa Indonesia bersumber dari bahasa Melayu Kuno. Hal ini dapat dibuktikan dengan
adanya berbagai prasasti yang ditemukan, seperti Prasasti Kedukan Bukit di Palembang
(683), Prasasti Talang Tuo di Palembang (684), Prasasti Kota Kapur di Bogor (686),
Prasasti Karang Brahi di antara Jambi dan Sungai Musi (688). Prasasti-prasasti tersebut
bertuliskan Prae Nagari dengan bahasa Melayu Kuno.
Bahasa Indonesia harus ditempatkan di baris depan. Sebagai bahasa setempat, bahasa
Indonesia dipakai orang di daerah pantai timur Sumatera, di pulau-pulau wilayah Bangka,
serta daerah pantai Kalimantan. Jenis kreol bahasa Melayu-Indonesia didapati di Jakarta
dan sekitarnya, Manado, Ternate, Ambon, Banda, Larantuka, dan Kupang. Sebagai
bahasa kedua, pemencaran bahasa Indonesia dapat disaksikan dari ujung barat sampai ke
timur dan dari utara sampai batas paling selatan Negara Indonesia. Sebagai bahasa asing,
bahasa Indonesia dipelajari dan dipakai di negara Australia, Filipina, Jepang, Korea,
Rusia, India, Jerman, Prancis, Nederland, Inggris, dan Amerika.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang santun dan bermartabat. Bahasa yang
mengedepankan rasa cinta tanah air karena dia memersatukan bangsa yang penuh
perbedaan. Bahasa Indonesia dapat memersatukan seluruh masyarakat Indonesia yang
beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya, bersatu dalam satu
kebangsaan dan mempunyai cita-cita serta rasa senasib sepenanggungan yang sama.
Selain itu bahasa Indonesia merupakan bahasa dinamis yang hingga sekarang menjadi
bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kosakata baru, baik melalui penciptaan
maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Belajar adalah perubahan dalam tingkah laku (M. Ngalim P, 1997:85) yaitu proses
perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di
sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui
berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang
dipelajari. Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata
dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui
ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti
proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik
agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan
baik.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku
dimanapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan
pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan,
guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga
mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi
perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta
didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan
guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan
peserta didik.
Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa,
yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
Gagne dan Briggs (1979:3) Istilah “pembelajaran” sama dengan “instruction atau
“pengajaran”. Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. Dengan
demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan Mengajar
(oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang
searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan mengajar adalah kegiatan
sekunder yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa
belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana
perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang
relatif lama. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran merupakan
kegiatan yang melibatkan beberapa komponen : (1) Siswa Seorang yang bertindak
sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan. (2) Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan
peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang
efektif. (3) Tujuan merupakan Pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif,
psikomotorik, afektif) yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran. (4) Isi Pelajaran adalah segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep
yang diperlukan untuk mencapai tujuan. (5). Metode adalah cara yang teratur untuk
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan
mereka untuk mencapai tujuan. (6). Media merupakan bahan pengajaran dengan atau
tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa. (7) Evaluasi
adalah cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasil pembelajaran.
Fungsi bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan lembaga-lembaga pendidikan adalah
sebagai bahasa pengantar. Jadi, dalam kegiatan/proses belajar mengajar bahasa pengantar
adalah bahasa Indonesia. Seiring berkembangnya zaman, pendidikan masa kini mulai
menggunakan tradisi baru, yaitu penggunaan bahasa asing sebagai bahasa pengantar di
lembaga-lembaga pendidikan, khususnya bagi sekolah-sekolah yang bertaraf
internasional. Hal ini dianggap memprihatinkan bagi sebagian kelompok masyarakat akan
eksistensi bahasa Indonesia di masa mendatang.
Banyak kalangan masih sangat berpikir dangkal, bahwa standar internasional
diartikan dengan lebih berorientasi pada penggunaan bahasa, terlepas apakah para pelaku
pendidikan, termasuk para pelajar siap akan hal tersebut. Dengan demikian, jelas posisi
bahasa Indonesia terancam. Dewasa ini, diakui atau tidak anak-anak lebih senang
menggunakan bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia karena dianggap sebagai salah
satu dampak dari era globalisasi. Apa yang mereka lakukan sebenarnya telah keluar dari
koridor kita sebagai bangsa Indonesia yang telah bertekad untuk menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia. Selain itu, para pendidik dan para pengambil kebijakan
seharusnya kembali kepada aturan tertinggi dalam penyelenggaraan republik ini, yaitu
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 29 dan 36 yang menyatakan bahwa “Bahasa Indonesia
wajib digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan nasional” dan “Bahasa
Negara ialah bahasa Indonesia”.
Berdasarkan paparan di atas sudah sangat jelas bahwa bahasa Indonesia merupakan
bahasa yang dipergunakan sebagai pengantar dalam dunia pendidikan khususya di
gunakan dalam setiap pemebelajaran di kelas SD. Nasionalisme para peserta didik akan
terbentuk apabila para pendidik memberikan contoh yang baik dan memberikan arahan
untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pemehaman akan bahasa
idonesia sangat penting diterapakan pada fase usia 7-11 tahun atau dalam usia Sekolah
Dasar, sesuai dengan teori perkembangan kecerdasan anak menurut Piaget (dalam
Mujdtahidin 2011:106) Tentang proses berpikir di dalam diri seseorang, ia juga dikenal
dengan konsep bahwa pembangunan struktur berfikir melalui beberapa tahapan. Piaget
membagi tahap perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap: (1) Tahap sensori
motor (lahir-2 tahun); (2) Tahap praoperasi (usia 2-7 tahun); (3) Tahap operasi konkrit
(usia 7-11 tahun); (4) Tahap operasi formal (usia 11-15 tahun). Tahapan-tahapan ini
sudah baku dan saling berkaitan. Urutan tahapan Tidak dapat ditukar atau dibalik karena
tahap sesudahnya melandasi terbentuknya tahap sebelumnya.
Dari paparan teori Piaget tersebut kita ketehui bahwa usia Sekolah Dasar masuk
dalam tahapan operasi kongret sehingga sangat penting jika pemebelajaran bahasa
Indonesia dan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa penegantar dalam setiap
pemebelajaran di kelas, sehinggga siswa melihat secara kogret contoh yang diberikan
guru yang mengharapakan bahawa ketika sejaka usia dini sisiwa atau anak dibiasakan
untuk belajar serta menggunakan bahasa inndonesia dengan baik da benar yang mana itu
semua digunakan sebagai bekal siswa untuk mahir berbahasa Indonesia di jenjang lebih
lanjut.
Hal penting lainnya mengapa bahasa Indonesia diajarakan sejak dini karena dalam
tahap itulah siswa masuk dalam fase optimal brain yang mamapu menyokong setiapa
pemebelajaran yang diberikan seorang guru akan mudah masuk dan diingat dalam
ingatan jangka panjang (long memory) anak, sehingga pada jenjang lebih tinggi siswa
tidak mudah melupakan bahasa Indonesia yang baik dan benar saat mengunakannya
dalam kehidupan sehari-hari yang mana diharapakan dapat memepertahankan eksistensi
bahasa Indonesia di negara Indonesia itu sendiri.
Namun penggunaan bahasa Indonesia sudah mulai terpinggirkan oleh bahasa asing
sebagai bahasa yang wajib bagi sekolah-sekolah yang memiliki kreteria sekolah RSBI
maupun SBI untuk ditetapkan dalam kurikulum Sekolah Dasar tersebut. Bahasa
Indonesia yang sudah mulai jarang diterapkan dalam lingkup sekolah yang
keberadaannya masih berada pada bangsa Indonesia dan seharusnya digunakan untuk
menjelaskan materi-materi yang disampaikan oleh guru pengajar. Sekolah-sekolah
tersebut merasa gengsi jika menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.
Tentu intensitas penggunaan bahasa asing lebih mendominasi daripada penggunaan
bahasa Indonesia.
Sekolah-sekolah tersebut biasanya menggunakan bahasa Indonesia hanya pada saat
jam pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung. Dimana pelajaran Bahasa Indonesia hanya
terjadi empat jam setiap minggunya dalam kurikulum Sekolah Dasar tersebut. Sungguh
memprihatinkan jika dibandingkan dengan penggunaan bahasa asing untuk mata
pelajaran lainnya yang membutuhkan waktu lebih banyak daripada jam pelajaran Bahasa
Indonesia itu sendiri. Hal ini sangat memengaruhi intensitas berbicara menggunakan
bahasa Indonesia, baik dari segi lafal, EYD maupun kosakata-kosakatanya.
Lain lagi halnya ketika guru pengajar meminta mereka untuk menerapkan
penggunaan bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari mereka di luar jam sekolah, ini
sangat mengkhawatirkan bagi sebagian orang tua yang mengerti akan posisi bahasa
Indonesia sebagai bahasa ibu selain pengantar dalam lembaga-lembaga pendidikan.
Orang tua akan merasa bimbang menitipkan anak mereka, ada rasa ragu di antara
memilih menjaga budaya bangsa dengan mengikuti tren modernisasi bahasa.
Banyak aspek yang seakan mendukung pergeseran bahasa Indonesia sebagai
pengantar dalam dunia pendidikan terlebih pengguaan bahas Indonesia dalam setiap
pembelajaran. Sungguh sangat ironi bila dalam dunia pendidikan perlahan-lahan
penggunaan bahasa Indonesia mulai pudar karena pendidikan adalah salah satu aspek
untuk mengantarkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju dengan tetap
mempertahankan nilai budaya-budaya bangsa Indonesia dari hal kecil hingga hal terbesar.
Kebijakan sekolah-sekolah yang mengharuskan para guru menggunakan bahasa
pengantar bahasa Inggris untuk mata pelajaran eksak tentu akan membuat lebih terpuruk
kondisi bahasa Indonesia kita. Tentu hal ini tidak sesuai dengan dengungan pendidikan
berbasis karakter yang selama ini dicoba untuk diterapkan karena kegelisahan bangsa ini
dengan semakin meningkatnya angka kolusi, korupsi, dan nepotisme.
Memang, intensitas penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam
proses belajar mengajar menjadi berkurang. Hal itu dapat disiasati dengan lebih
mengefektifkan proses pembelajaran bahasa Indonesia dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Pembelajaran lebih banyak diarahkan kepada hal-hal yang bersifat terapan
praktis bukan hal-hal yang bersifat teoretis. Siswa lebih banyak dikondisikan pada
pemakaian bahasa yang aplikatif tetapi sesuai dengan aturan bahasa Indonesia secara baik
dan benar. Hal-hal teoretis tetap disampaikan tetapi porsinya tidak begitu besar. Dengan
pengkondisian seperti itu, siswa menjadi terbiasa mempergunakan bahasa Indonesia
secara baik dan benar sesuai kaidah-kaidah kebahasaan.
Baik pendidikan formal maupun informal diusahakan menggunakan bahasa Indonesia
sebagai pengantar di setiap materi maupun proses belajar mengajar. Karena siswa akan
belajar dari seorang guru yang mengajarnya. Guru “digugu dan ditiru”, jadi tidak salah
jika siswa meniru atau mengikuti apa yang disampaikan dan dilakukan gurunya.

SIMPULAN

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang santun dan bermartabat. Bahasa yang
mengedepankan rasa cinta tanah air karena dia memersatukan bangsa yang penuh
perbedaan. Belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu, yang
ditandai dengan perubahan tingkahlaku sehingga dengan belajar itu manusia menjadi
tahu, mengerti, memahami, dapat melaksanakan dan memiliki sesuatu. Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
Dan dalam usia 7 – 11 tahun adalah usia dimana optimal brain sehingga pada usia
Sekolah Dasar merupakan waktu yang tepat untuk seorang pendidik mentransferkan dasar
– dasar pengetahuan tentang bahasa Indonesia, sehingga kemungkinan besar pada jenjang
usia yang lebih tinggi siswa mampu mengunakan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar serta siswa diharapkan sukar untuk melupakan bahasa Indonesia yang mana sebagai
identitas bangsa Indonesia.
Adapun saran yang bisa penulis berikan kepada beberapa pihak yang terkait yang
pertama kepada siswa, sebagai seorang siswa maka harus mencintai bahasa yang mana
bahasa Indonesia merupakan sebuah identitas bangsa Indonesia hal ini dapat diwujudkan
dengan cara berusaha menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar yang sesuai
dengan EYD, KBBI dan ejaan yang tepat dalam kehidupan sehari-hari.
Yang kedua bagi guru, sebagai ujung tombak keberhasilan suatu proses pembelajaran,
seorang pendidik diwajibkan dalam setiap pembelajaaran yang berlangsung mengunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar serta belajar bahasa Indonesia merupakan
kewajiban bagi setiap elemen masyarakat Indonesia, namun lebih khusus seorang guru
atau pendidik haruslah menguasai pengetahuan tentang ilmu bahasa Indonesia serta
diharapkan mampu mengunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga bagi masyarakat khususnya untuk ayah dan ibu, dimana peran orang tua merupkan
salah satu yang menentukan keberhasilan penggunaan bahasa Indonesia oleh seorang
anak sehingga adanya keselarasan antara pendidik dan orang tua dalam memepertahankan
bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan EYD, KBBI, dan ejan yang benar.
Dan yang terakhir untuk pemerintah, dimana seharusnya pemerintah sebagai perencana,
pengawas, pengatur dalam memertahankan bahasa Indonesia, pemerintah tindak hanya
membuat undang-undang saja melainkan harus membentuk badan pengawas bahasa
Indonesia yang bertugas untuk mengawasi pemebelajaran bahasa Indonesia di satuan
pendidikan khususnya Sekolah Dasar yang mana itu semua sebagai bentuk kepedulian
pemerentah mengenai pemertahanan eksistensi bahasa Indonesia di negara Indonesia
sendiri dan untuk mengukur seberapa patuhkah masyrakat dalam melaksanakan undang-
undang yang telah di buat oleh pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA
Al Rasyid, Harun. 2012. Pengatar Ilmu Pendidikan.Kamal-Bangkalan: UTM Press.
Mujtahidin. 2011. Teori Belajar dan Pembelaajaran.Surabaya: Salsabila Creative.
Santoso, Puji. 2003. Marteri dan Pembelajarn Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
Wahyudi, Dinn. 2011. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.
Haryanto. 2012. “Pengertian Pendidikan Menurut Ahli”.
http://www.belajarpsikologi.com (tersedia online : diakses pada tanggal 25 Desember
2015).
Subangun. 2014. Bahasa Indonesia. Ponorogo: UNMUH Ponorogo Press. (tersedia online
: diakses pada tanggal 25 Desember 2015).
Muqoyyidin, Andik W.2009. Revitalisasi Bahasa Indonesia sebagai Basis Transformasi
Budaya Bangsa. Jombang: Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum (UNIPDU). Tidak
Diterbitkan.
Bpkp. Undang-undang. http://www.bpkp.go.id. (Terseda Online : Diakses pada tanggal
27 Desember 2015).
Puspita, Linda. 2000. Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi Aktivitas
Membaca Berpikir Terbimbing Siswa Kelas V SD. Thesis. Malang: Universitas Negeri
Malang.
http://radenmasgangsar.blogspot.co.id/2016/01/jurnal-tentang-pentingnya-bahasa.html

Anda mungkin juga menyukai