Anda di halaman 1dari 9

ORIENTASI PENGELOLAAN LEMBAGA PENDIDIKAN

Makalah diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Manajemen Pemasaran Pendidikan

Kelompok 01/MPI A :

1. Dian Fitria Dewi (211217015)

2. Erma Eviana (211217021)

3. Indras Astuti (211217026)

Dosen Pengampu:

Muhammad Ghafar, M.Pd.I.

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) PONOROGO

FEBRUARI 2020
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu diimbangi dengan
kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi. Kualitas pendidikan yang
baik sangat diperlukan untuk mendukung manusia yang cerdas, kehidupan damai,
serta dapat bersaing di era digital yang semakin canggih ini. Peraturan pemerintah
nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam pasal 19
Tentang Standar proses dan pasal 55 mengenai standar pengelolaan menyebutkan
bahwa setiap satuan pendidikan dalam melakukan perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran dan penilaian hasil pembelajran,
serta pengawasan proses pembelajaran yang efektif dan efisien diperlukan
kegiatan pemantauan, supervisi, evaluasi dan pelaporan, serta pengambilan
langkah tindak lanjut hasil pengawasan. Oleh karena itu perlu adanya suatu
pengelolaan lembaga pendidikan yang efektif dan efisien guna mencapai tujuan
pendidikan secara maksimal.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pengelolaan lembaga pendidikan?
2. Bagaimanakah orientasi pengelolaan lembaga pendidikan?

1
2

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pengelolaan Lembaga Pendidikan


Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya adalah mengelola.
1
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata pengelolaan berarti
proses, cara, perbuatan mengelola, proses melakukan kegiatan tertentu dengan
menggerakkan tenaga orang lain, proses yang membantu merumuskan
kebijaksanaan dan tujuan organisasi, serta proses memberikan pengawasan kepada
semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.
2
Pengelolaan tersebut dilakukan untuk mendayagunakan sumber daya yang
dimiliki dan dikoordinir secara maksimal sehingga tujuan dapat tercapai sesuai
dengan rencana.3
Sedangkan pengertian pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.4
Mengacu pada pesan Undang-undang Sisdiknas tentang pendidikan
tersebut, maka dalam operasionalisasinya diperlukan manajemen yang solid dalam
rangka mencapai tujuannya, yaitu pengelolaan/manajemen pendidikan.
Pengelolaan pendidikan menurut Sukirman adalah penataan, pengaturan
dan kegiatan-kegiatan lain sejenisnya yang berkenaan dengan dan kegiatan-
kegiatan lain sejenisnya yang berkenaan dengan lembaga pendidikan beserta
segala komponennya, dan dalam kaitannya dengan pranata dan lembaga lain.5
1
Umar Sidiq, Manajemen Madrasah (Ponorogo: Nata Karya, 2018), 2.
2
Pengelolaan (Def. 1) (n.d). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.
(https://kbbi.web.id/kelola). Diakses pada 07 Februari 2020.
3
Umar Sidiq, Loc. Cit..
4
Veni Jumila Danin, Pengelolaan Lembaga Pendidikan
(https://www.academia.edu/38613612/Pengelolaan_Lembaga_Pendidikan&ved), diakses pada 07
Februari 2020.
5
Komarudin Tasdik, Pengelolaan Pendidikan
(http://komarudintasdik.wordpress.com/2011/02/15/pengelolaan-pendidikan ), diakses pada tanggal
07 Februari 2020.
3

Kemudian dapat disimpulkan bahwa pengelolaan pendidikan adalah


serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi,
mengendalikan, dan mengembangkan segala upaya di dalam mengatur dan
mendayagunakan sumber manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan
pendidikan.6

B. Orientasi Pengelolaan Lembaga Pendidikan


Sejatinya, lembaga pendidikan bukanlah lembaga yang
mengutamakan mencari keuntungan semata dalam bisnisnya, tapi harus
mengutamakan customer satisfaction demi kepentingan hubungan jangka
panjang. Kepuasan yang diciptakan ini akan menghasilkan loyalitas
konsumen.
Menurut Jones & Sasser, pencapaian customer satisfaction merupakan
tujuan utama bagi perusahaan jasa saat ini. Sedangkan menurut Reichheld,
Haskett at.al, meningkatan customer satisfaction dan customer retention
(ingatan pelanggan) mengarah pada perbaikan profit, karena pengeluaran
biaya pemasaran menjadi rendah.
Senada dengan masyarakat Jawa yang mengenal istilah “gethok tular”,
Bitner et. al. mengungkapkan, bahwa kepuasan dengan pengalaman jasa
sebelumnya akan menghasilkan komunikasi secara lisan positif (positive word
of mouth communications) tentang perusahaan tersebut, konsumen akan
mempunyai perilaku mengulangi pembelian. Dan yang tidak kalah penting
adalah dalam komunikasi secara lisan ini konsumen yang puas akan
merekomendasikan kepada orang lain atau masyarakat umum.
Dewasa ini, mutu menjadi menjadi perhatian utama banyak orang baik
secara individu maupun dalam suatu organisasi/lembaga. Mereka menganggap
bahwa sesuatu yang berkualitas akan banyak dibutuhkan dan karena nya

6
R. Jannah, Tinjauan Tentang Pengelolaan Pendidikan
(http://digilib.uinsby.ac.id/10682/5Bab2.pdf&ved), di akses pada tanggal 07 Februari 2020.
4

memiliki peluang untuk memenangkan kompetisi ditengah-tengah kehidupan


masyarakat yang semakin maju.7
Tuntutan terhadap lulusan dan layanan lembaga pendidikan yang
bermutu semakin mendesak karena semakin ketatnya persaingan dalam
lapangan kerja.8 Salah satu implikasi globalisasi dalam pendidikan yaitu
adanya deregulasi yang memungkinkan peluang lembaga pendidikan asing
membuka sekolahnya di Indonesia. Oleh karena itu persaingan antar lembaga
penyelenggara pendidikan dan pasar kerja akan semakin berat. Peningkatan
mutu pendidikan menjadi hal yang perlu ditingkatkan untuk mengantisipasi
perubahan-perubahan yang begitu cepat serta tantangan yang semakin besar
dan kompleks. Lembaga pendidikan perlu mengupayakan segala cara untuk
meningkatkan daya saing lulusan serta produk-produk akademik dan layanan
lainnya.9
Dengan urgensi mutu bagi sebuah lembaga, kini seluruh manajemen
lembaga pendidikan senantiasa berorientasi pada pencapaian mutu. Semua
program dan kegiatan pendidikan dan pembelajaran di lembaga pendidikan
diarahkan pada pencapaian mutu. Dengan demikian, nantinya tercipta sekolah
yang bermutu atau sekolah yang efektif. 10
Secara lebih spesifik, Mohamad Mustari dalam bukunya yang berjudul
“Manajemen Pendidikan” menyebutkan beberapa tujuan dan manfaat dari
manajemen pendidikan, diantaranya:
1. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif,
kreatif, efektif, menyenangkan dan bermakna.
2. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

7
Riyuzen, “Strategi Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam,”Al-Tadzkiyyah: Jurnal
Pendidikan Islam, Volume 8, Nomor 2 (2017), 146.
8
Achmad Sunani Miftachurrohman & Atika, “Manajemen Lembaga Pendidikan
Berorientasi Mutu di SMP Ali Maksum Krapyak Yogyakarta,” Jurnal Pendidikan Madrasah,
Volume 3, Nomor 2 (November 2018), 474.
9
N. Fathurrohman, “Orientasi Dan Strategi Pendidikan Dalam Mengahadapi Era
Globalisasi,” Wahana Karya Ilmiah Pendidikan, Volume 1, Nomor 01 (2017), 50.
10
Aminatul Zahroh, Total Quality Management: Teori & Praktek Manajemen Untuk
Mendongkrak Mutu Pendidikan (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 20.
5

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang


diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
3. Terpenuhinya salah satu dari lima (5) kompetensi tenaga
kependidikan, yakni tertunjangnya kompetensi manajerial tenaga
kependidikan sebagai manajer.
4. Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
5. Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan
tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer
atau konsultan manajemen pendidikan).
6. Teratasinya masalah mutu pendidikan, karena 80% masalah mutu
disebabkan oleh manajemennya.
7. Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan,
dan akuntabel.
8. Menciptakan citra positif pendidikan.11

Untuk mencapai tujuan-tujuan diatas, Qomar menawarkan beberapa


strategi alternatif untuk menjawab berbagai tantangan pengelolaan lembaga
pendidikan. Yaitu strategi umum dan strategi khusus. Dalam strategi umum
misalnya:
1) Merumuskan cita-cita, program , serta tujuan yang ingin dicapai lembaga
secara jelas Langkah selanjutnya adalah berupaya maksimal
merealisasikan nya melalui kegiatan-kegiatan riil sehari-hari.
2) Membangun kepemimpinan dan budaya organisasi yang baik dan
profesional. Menyiapkan pendidik yang benar-benar berjiwa pendidik,
memahami dan meneladani ajaran Islam sehingga mengutamakan tugas-
tugas pendidikan dan pembelajaran untuk keberhasilan peserta didiknya.
Merumuskan dan menyususn materi pembelajaran sesuai dengan
perkembangan peserta didik dan kebutuhan masyarakat.
3) Menggali potensi-potensi keuangan dan mengembangkannya dengan
kreatif. Meningkatkan promosi untuk membangun citra (image building).

11
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 6-7.
6

4) Membangun kerja sama (networking) baik di tingkat daerah nasional


maupun internasional.
5) Sikap optimis, peduli, aktif dan kreatif dalam menghadapi berbagai
tantangan di masyarakat pada umumnya dan di lingkungan pendidikan
khususnya.12
Kemudian pada akhirnya, kesadaran akan pentingnya orientasi pada
pengembangan kualitas ini pada gilirannya akan meningkatkan kinerja
pengelola dan penyelenggara pendidikan di sekolah, sehingga dengan
bertahap akan membawa lembaga pendidikan sekolah menjadi lembaga
pendidikan yang mampu berkompeten dengan lembaga lain dan dibutuhkan
oleh masyarakat.

KESIMPULAN

1. Pengelolaan Pendidikan adalah serangkaian kegiatan merencanakan,


mengorganisasikan, memotivasi, mengendalikan, dan mengembangkan

12
Riyuzen, “Strategi Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam,”, 154.
7

segala upaya di dalam mengatur dan mendayagunakan sumber manusia,


sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan pendidikan.
2. Orientasi lembaga pendidikan pada hakikatnya adalah tercapainya mutu
sekolah yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Semua program dan
kegiatan pendidikan dan pembelajaran di lembaga pendidikan diarahkan
pada pencapaian mutu. Dengan demikian, nantinya tercipta sekolah yang
bermutu atau sekolah yang efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Danin, Veni Jumila. Pengelolaan Lembaga Pendidikan


(https://www.academia.edu/38613612/Pengelolaan_Lembaga_Pendidikan
&ved), diakses pada 07 Februari 2020.
8

Fathurrohman, N.. “Orientasi Dan Strategi Pendidikan Dalam Mengahadapi Era


Globalisasi.” Wahana Karya Ilmiah Pendidikan, Volume 1, Nomor 01
(2017).

Jannah, R.. Tinjauan Tentang Pengelolaan Pendidikan


(http://digilib.uinsby.ac.id/10682/5Bab2.pdf&ved), diakses pada tanggal
07 Februari 2020.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Online). Tersedia di https://kbbi.web.id/kelola.


Diakses pada 08 Februari 2020.

Mustari, Mohamad. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

Riyuzen. “Strategi Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam.”Al-Tadzkiyyah:


Jurnal Pendidikan Islam, Volume 8, Nomor 2 (2017).

Sidiq, Umar. Manajemen Madrasah. Ponorogo: Nata Karya, 2018.

Sunani, Achmad & Atika. “Manajemen Lembaga Pendidikan Berorientasi Mutu


di SMP Ali Maksum Krapyak Yogyakarta.” Jurnal Pendidikan Madrasah,
Volume 3, Nomor 2 (November 2018).

Tasdik, Komarudin. Pengelolaan Pendidikan


(http://komarudintasdik.wordpress.com/2011/02/15/pengelolaan-
pendidikan), diakses pada tanggal 07 Februari 2020.

Wahyono, Tries Edy. “Orientasi Terhadap Kepuasan Konsumen Sebagai Strategi


Mengembangkan Perguruan Tinggi Swasta.” Modernisasi, Volume 1,
Nomor 1 (Februari, 2005).

Zahroh, Aminatul. Total Quality Management: Teori & Praktek Manajemen


Untuk Mendongkrak Mutu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2014.

Anda mungkin juga menyukai