Anda di halaman 1dari 15

PENGGAJIAN GURU DAN STRATEGI PENGELOLAANNYA

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

1. LEILA JANARIAH (1720203049)


2. LILIS ADE MULYANINGSIH (1720203051)
3. M. RAZIL (1720203055)
4. ORAH GUWIS (1720203062)
5. PRABOWO YURISMAN (1720203063)

DOSEN PEMBIMBING: AFIF ALFIYANTO, M.Pd

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

UIN RADEN FATAH PALEMBANG

2019
BAB I

PENDAHUUAN

A. Latar Belakang

Penggajian merupakan kompensasi secara langsung yang diberikan kepada


pegawai sebagai balas jasa atas hasil kerja yang telah dilakukan. Pada pelaksanaan
pembayaran gaji pegawai harus dilaksanakan secara profesional dengan maksud
agar terciptanya hubungan timbal balik yang baik antara instansi dan karyawan.
Hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan hak dan kewajiban dapat dijalankan
dengan selaras dan seimbang.

Masalah Gaji atau Imbalan Kerja bagi Karyawan merupakan hal yang
sensitif dan berpengaruh langsung pada produktivitas kerja individu. Sistem
penggajian suatu instansi sangat mempengaruhi keberadaan pekerja dan instansi.
Penerapan sistem penggajian yang tepat dapat memberikan kepuasaan bagi
pekerja maupun instansi, Hal ini dapat berpengaruh pada kegiatan operasional
instansi, sehingga siklus penggajian pada instansi sangat penting.

Maka dari itu, sistem penggajian guru harus dikelola dengan sebaik-
baiknya dan memerlukan perencanaan yang matang, serta berbagai strategi-
strategi yang baik dan benar pula. Semua itu dilakukan Agar dapat memberikan
kepuasan anatara guru dan lembaga pendidikan tersebut. Dalam kesempatan ini,
pemakalah akan membahas tentang Penggajian Guru dan Strategi Pengelolaannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem penggajian Guru?
2. Apa saja Dasar Hukum Penggajian Guru?
3. Bagaimana Strategi Pengelolaannya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Sistem penggajian Guru
2. Untuk mengetahui Dasar Hukum Penggajian Guru
3. Untuk mengetahui Strategi Pengelolaannya

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Memahami Konsep, Dasar Hukum, dan Teori Penggajian Guru

Gaji merupakan salah satu unsur yang penting dalam meningkatkan


motivasi kerja. Sebab gaji adalah alat untuk memenuhi berbagai kebutuhan
pegawai. Oleh karena itu, perusahaan atau instansi harus melakukan perencanaan
gaji yang tepat dalam arti memiliki keadilan internal dan eksterbal.
Keadilan Internal yaitu keadilan yang diberikan harus sesuai dengan tugas,
tanggung jawab, dan tingkat usaha yang dilakukan dalam pekerjaan. Tugas,
tanggung jawab, dan tingkat usaha yang sama harus diberi gaji yang sama pula.
Selain itu juga harus memiliki keadilan eksternal, yaitu gaji yang diterima sesuai
dengan gaji yang ada di perusahaan atau instansi lain untuk pekerjaan yang sama.
Organisasi yang baik akan selalu menarik calon karyawan untuk bekerja
didalamnya, serta mempertahankan karyawannya untuk betah bekerja di
dalamnya. Di samping itu organisasi yang baik akan memberikan motivasi kerja
bagi para karyawannya. Kompensasi (upah/gaji) yang diberikan oleh organisasi
kepada karyawannya akan dapat menarik dan mempertahankan serta memberikan
motivasi kerja kepada mereka (karyawan) apabila diberikan secara tepat dan
sesuai dengan jasa yang diberikan.1
Gaji pegawai adalah gaji pokok dan tunjangan yang melekat pada gaji
yang diterima oleh PNS yang telah diangkat oleh pejabat yang berwenang dengan
surat keputusan sesuai ketentuan yang berlaku (Perdirjen Perbendaharaan No
PER-37/PB/2009). Sedangkan dasar hukum lainnya menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 7 Tahun 1997 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil.
Teori penggajian menurut Mulyadi yaitu pada dasarnya gaji umumnya
merupakan “pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan

1 Soekidjo, Notoadmojo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta,

2009), hlm. 148

2
yang mempunyai jenjang jabatan manajer, sedangkan upah umumnya merupakan
pembayaran atas penyeraha jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh).2
Umumnya gaji dibayarkan secara tetap perbulan, sedangkan upah
dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja atau jumlah satuan produk yang di
hasilkan”. Kemudian teori penggajian menurut Soemarso, gaji didefinisikan
sebagai“ Imbalan kepada yang diberikan atas tugas-tugas administrasi dan
pimpinan yang biasanya jumlahnya tetap secara bulanan”.3
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa gaji merupakan
kompensasi yang dibayarkan oleh perusahaan/instansi pemerintah kepada pegawai
sebagai balas jasa atas kinerja yang telah diberika.

B. Sistem Penggajian/Kompensasi Guru

Sistem dirancang untuk menangani sesuatu yang berulangkali atau secara


rutin terjadi. Pada instansi pemerintahan, dikenal istilah belanja pegawai dimana
gaji dan tunjangan merupakan pengeluaran untuk kompensasi yang harus
dibayarkan kepada pegawai pemerintah berupa gaji pokok dan tunjangan yang
berkaiatan dengan jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan dalam bentuk uang
maupun barang serta potongan-potongan yang dikenakan. Untuk memudahkan
pelaksanaan administrasinya maka diperlukan suatu sistem, yaitu sistem akuntansi
penggajian pegawai negeri dengan menggunakan aplikasi sistem informasi Gaji
Pegawai Pusat (GPP).
Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang
saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan
yang sama.4 Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur yang disusun
dalam rangkaian secara menyeluruh untuk melaksanakan berbagai kegiatan atau
fungsi pokok dalam suatu badan usaha.5

2 Mulyadi, Sistem Akuntansi, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), hlm. 373


3 Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, Buku ke 2. Edisi 5, (Jakarta: Salemba Empat,
2009), hlm. 307
4 James A . Hall, Sistem Informasi Akuntansi, (Jakarta : Salemba Empat, 2001), hlm. 04
5 Chairul Marom, Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang, (Jakarta: PT. Grafindo, 2002),

hlm. 1

3
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Sistem merupakan suatu
rangkaian peraturan tertentu yang terkoordinasi untuk mengendalikan semua
aktifitas perusahaan. Adapun sistem dapat dibagi berdasarkan beberapa subsistem
yaitu prosedur dimana antara yang satu dengan yang lainya berguna untuk
mengumpulkan informasi, mengelola dan menghasilkan informasi yang secara
otomatis berguna untuk mengendalikan dan menilai hasil prestasi kerja
perusahaan.
Sedangkan Penggajian merupakan hal yang sangat penting, karena
beberapa alasan. Pertama, karyawan sangat sensitif terhadap kesalahan-kesalahan
dalam hal penggajian atau hal-hal yang tidak wajar. Untuk mempertahankan agar
moral karyawan tetap tinggi, perusahaan atau lembaga harus membayar gaji
secara akurat dan tepat waktu. Kedua, penggajian merupakan hal yang diatur oleh
peraturan pemerintah negara bagian.6
Penggajian juga diartikan sebagai kompensasi. Kompensasi adalah segala
sesuatu yang diberikan oleh lembaga kepada pegawai, karena pegawai tersebut
telah memberikan sumbangan tenaga dan pikiran demi kemajuan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang bersangkutan.
Kompensasi dikelompokan menjadi kompensasi uang, barang dan jasa,
dan kompensasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Kompensasi uang
misalnya gaji dan tunjangan yang dibayarkan dalam bentuk uang tunai secara
tunai. Kompensasi barang (materil) adalah imbalan berupa penguat fisik, misalnya
kendaraan inventaris, saluran telepon, dan sebagainya. Kompensasi jasa, yaitu
imbalan dalam bentuk jasa pengelolaan dan pengaturan kesejahteraan. Misalnya
koperasi dan asuransi sebagai kesejahteraan fisik yang membantu mengatur tata
kelola keuangan.
Kompensasi Langsung yaitu terdiri atas bayaran yang diperoleh oleh
seseorang dalam bentuk gaji, upah dan intensif. Sedangkan kompensasi tidak
langsung ialah balasan jasa tambahan yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan

6 Niswonger. dkk, Prinsip Akuntansi, (Jakarta: Erlangga, 2002), hlm. 445.

4
organisasi terhadap semua pegawai dalam usaha untuk meningkatkan
kesejahteraan mereka.7
Secara periodik, pemberi kerja berkewajiban untuk memberikan gaji
(upah) kepada karyawan atau pegawainya atas jasa-jasa mereka yang telah
“dinikmati” oleh perusahaan atau lembaga dalam rangka menghasilkan
pendapatan. Gaji dan upah yang dibayarkan kepada karyawan atau pegawai
termasuk sebagai beban bagi perusahaan atau lembaga (pemberi kerja).8
Istilah gaji biasanya digunakan untuk pembayaran atas pemakaian jasa
karyawan bagian manajerial dan administrasi. Besarnya gaji yang diterima oleh
karyawan dihitung berdasarkan tarif bulanan.9 Gaji merupakan item yang sangat
penting. Biasanya, perusahaan akan mengeluarkan sejumlah uang yang cukup
signifikan untuk membayar gaji kepada karyawannya.10
Jadi dapat disimpulkan bahwa gaji merupakan bentuk imbalan yang
diberikan oleh instansi kepada pegawai atas jasa yang mereka berikan, dimana
pembayaran itu harus dilakukan secara akurat dan tepat waktu. Serta gaji yang di
berikan harus sesuai dengan pendapatan yang mereka terima atas jasa-jasa yang
diberikan.
Untuk mengatasi adanya kesalahan dan penyimpangan dalam perhitungan
dan pembayaran gaji, maka diperlukan suatu sistem penggajian. Sistem dirancang
untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penggajian sehingga mudah
dipahami dan digunakan.
Adapun pengertian sistem akuntansi penggajian dari para ahli, yaitu:
Menurut Mulyadi, mengemukakan bahwa sistem akuntansi penggajian adalah
“Fungsi, dokumen, catatan, dan sistem pengendalian intern yang digunakan untuk
kepentingan harga pokok produk dan penyediaan informasi guna pengawasan
biaya tenaga kerja”.11

7 Nurul Ulfatin dan Teguh Triwiyanto, Manajemen Sumber Daya Manusia Bidang

Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2016), hlm. 122-123


8 Hery, Pengantar Akuntansi 2, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), hlm. 13

9 Ibid., hlm. 13
10 Ibid., hlm. 14
11 Mulyadi, Loc.Cit.,

5
Mardi berpendapat, bahwa sistem penggajian merupakan salah satu
aplikasi pada sistem informasi akuntansi yang terus mengalami proses dalam
bentuk batch (bertahap), disebut proses secara bertahap karena daftar gaji
karyawan dibayarkan atau dibuat secara periodik (tiap mingguan, dua mingguan,
atau bulanan) demikian pula pembayaran gaji, sebagian besar pegawai dibayar
pada waktu yang bersamaan.12
Sedangkan menurut Baridwan, menyatakan bahwa sistem akuntansi
penggajian adalah “Fungsi, organisasi, formulir, catatan dan laporan tentang
penggajian pada karyawan yang dibayar tiap bulan yang dikoordinasi sedemikian
rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen
guna memudahkan pengelolaan perusahaan”.13
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi
penggajian merupakan rangkaian prosedur perhitungan dan pembayaran gaji
secara menyeluruh bagi pegawai secara efisien dan efektif.

1. Belanja Pegawai
a. Pengertian Belanja Pegawai
Belanja pegawai merupakan belanja kompensasi, dalam bentuk
gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.14
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang
Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementrian Negara/Lembaga,
Belanja Pegawai adalah kompensasi baik dalam bentuk uang maupun
barang yang diberikan kepada pegawai pemerintah, baik yang bertugas di
dalam maupun di luar negeri sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan
modal. Termasuk dalam kelompok belanja pegawai ini adalah

12 Mardi, Sistem Informasi Akuntansi, (Bogor: Ghalia, 2011), hlm.107


13 Zaki Baridwan, Sistem Informasi Keuangan,Edisi kedua, (Yogyakarta: BPFE, 2013),
hlm. 223
14 Mahsun, Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: PT. Raja Grafindo,

2013), hlm. 97

6
pengeluaran-pengeluaran untuk gaji dan tunjangan-tunjangan, uang
makan, lembur, honorarium dan vakasi.
b. Gaji Pokok dan Tunjangan
Gaji dan tunjangan adalah penegluaran untuk kompensasi yang
harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah berupa gaji pokok dan
berbagai tunjangan yang diterima berkaitan dengan jenis dan sifat
pekerjaan yang dilakukan baik dalam bentuk uang maupun barang.
Berdasarkan Perdirjen Perbendaharaan No PER-37/PB/2009,
Pengertian gaji pokok beserta berbagai jenis tunjangan-tunjangan yang
melekat pada gaji pokok yang dibayarkan kepada pegawai pemerintah
adalah sebagai berikut:
1) Gaji Pokok
Gaji pokok adalah landasan dasar dalam menghitung besarnya
gaji seseorang Pegawai Negeri Sipil (PNS).Hal ini disebabkan
sebagian komponen perhitungan gaji seperti tunjangan istri,
tunjangan anak, dan tunjangan perbaikan penghasilan dihitung
atas dasar presentase tertentu atau terkait dengan gaji pokok.
Besarnya gaji pokok seoserang pegawai negeri sipil tergantung
atas golongan ruang penggajian yang ditetapkan untuk
pangkat yang dimilikinya. Karena itu, pangkat berfungsi
sebagai dasar penggajian. Besaran gaji pokok diberikan kepada
pegawai sesuai dengan besaran yang tercantum dalam surat
keputusan pengangkatan, surat keputusan kenaikan pangkat,
surat pemberitahuan kenaikan gaji berkala, atau surat ketetapan
lainnya. Besaran gaji pokok diatur dalam Peraturan Pemerintah
No. 8 Tahun 2009.
2) Tunjangan-Tunjangan
Tunjangan-tunjangan yang melekat pada gaji terdiri atas
tunjangan istri/suami, tunjangan anak, tunjangan jabatan
structural/fungsional, tunjangan beras, tunjangan khusus PPh,

7
tunjangan pengabdian wilayah terpencil, tunjangan umum, dan
tunjangan perbaikan penghasilan.
3) Potongan
Berdasarkan Perdirjen Perbendaharaan No PER-37/PB/2009,
Potongan yang termuat dalam daftar gaji terdiri atas:
a) Potongan Beras Bulog adalah potongan yang dikenakan
bagi pegawai negeri yang menerima tunjangan beras
dalam bentuk natura yang jumlah potongannya sebesar
tunjangan beras tersebut.
b) Iuran Wajib Pegawai Negeri (IWP) dikenakan sebesar
10%, sedangkan untuk gaji terusan sebesar 2% dari
penghasilan (gaji pokok ditambah tunjangan keluarga).
c) PPh Pasal 21 adalah potongan pajak yang dikenakan
terhadap penghasilan pegawai negeri yang melampaui
batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
d) Tabungan Perumahan adalah potongan yang dikenakan
kepada pegawai negeri sipil untuk membiayai usaha-
usaha peningkatan kesejahteraan pegawai negeri sipil
dalam bidang perumahan yang besarnya diatur menurut
perundang-undangan yang berlaku.
e) Potongan lainnya (sewa rumah, angsuran utang pada
Negara, angsuran pengembalian persekot gaji, kelebihan
pembayaran gaji dan tunjangan).
c. Jenis-jenis Belanja Pegawai
a. Gaji Induk
Gaji induk atau gaji bulanan adalah gaji yang dibayarkan secara
rutin bulanan pada satuan kerja. Dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Gaji induk disusun dalam suatu daftar yang berisi seluruh
pegawai yang ada pada satuan kerja bersangkutan dengan
mencantumkan nama, NIP, pangkat/golongan, status pegawai,
tanggal lahir, jumlah tanggungan, serta perhitungan penghasilan

8
gaji bulan berkenaan secara lengkap pada lajur-lajur daftar gaji
beserta potongan-potongannya.
2) Gaji pegawai yang dimuat dalam gaji induk adalah gaji pegawai
yang telah masuk daftar gaji induk bulan sebelumnya atau
susulan gajinya.
3) Dibayarkan untuk seluruh komponen gaji.
4) Pembayaran gaji induk dibayarkan tanggal 1 atau awal bulan
berkenaan. Pembayaran Belanja Pegawai Gaji dilaksanakan
secara langsung (LS) kepada pegawai melalui rekening masing-
masing pegawai secara giral.
5) Pembayaran gaji induk untuk Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS), hak atas gajinya berlaku pada bulan CPNS yang
besangkutan secara nyata melaksanakan tugas, yang dinyatakan
dengan surat pernyataan atasan langsung yang membawahi
calon pegawai negeri sipil bersangkutan dalam bentuk Surat
Pernyataan Melaksanakan Tugas (SPMT).
6) Pembayaran gaji induk untuk pegawai yang dipekerjakan
dibayarkan oleh satuan kerja asal.
7) Pembayaran gaji induk untuk pegawai yang diperbantukan
dibayarkan oleh satuan kerja yang menerima perbantuan
8) Pegawai Negeri Sipil yang menjalani cuti di luar tanggungan
negara tidak berhak atas pembayaran gaji induk.
9) Pembayaran gaji induk dihentikan pada bulan ketiga bagi
Pegawai Negeri Sipil yang meninggalkan tugas secara tidak sah
selama dua bulan berturut-turut.
10) Pegawai Negeri Sipil yang hilang dianggap telah meninggal
dunia pada akhir bulan kedua belas sejak ia dinyatakan hilang
dan diterbitkan SK Pensiun Janda/Duda bagi istri/suaminya.
11) Pembayaran gaji induk bagi Pegawai Negeri Sipil yang
diberhentikan sementara (Schorsing).

9
b. Gaji Non Induk
1) Gaji susulan adalah gaji seseorang pegawai negeri yang belum
dibayarkan untuk satu bulan atau lebih karena pembayaran
gajinya tidak dilakukan tepat pada waktu pegawai yang
bersangkutan melaksanakan tugas pada suatu tempat.
2) Kekurangan gaji adalah kekurangan pembayaran gaji seorang
pegawai negeri karena adanya kenaikan besaran komponen gaji,
sedangkan pembayaran gajinya atas dasar kenaikan besaran
komponen gaji tersebut tidak dilaksanakan tepat waktu sesuai
dengan berlakunya perubahan besaran komponen penghasilan
tersebut. Kenaikan besaran komponen gaji ditetapkan dengan
surat penetapan/keputusan seperti kenaikan pangkat, gaji
berkala, penyesuaian harga beras dan lain-lain.
3) Gaji terusan adalah gaji yang dibayarkan kepada ahli waris dari
pegawai yang meninggal dunia sebesar gaji terakhir selama
empat bulan berturut-turut.
4) Uang tunggu adalah penghasilan yang diberikan kepada pegawai
negeri sipil yang diberhentikan dengan hormat dari jabatan
negeri.
5) Uang Duka Wafat/Tewas adalah uang yang diberikan
pemerintah kepada ahli waris Pegawai Negeri yang meninggal
dunia biasa atau bukan dalam dan karena menjalankan tugas.
6) Gaji/Pensiun/Tunjangan bulan ketiga belas atau Populer dengan
sebutan “Gaji Ketiga Belas” atau “ Gaji Tiga Belas” adalah
gaji/pensiun/tunjangan ekstra yang diberikan kepada pegawai
negeri, pejabat Negara, penerima pension/tunjangan bersamaan
dengan pemberian gaji induk/pensiun/tunjangan bulan juli.
Pegawai Negeri dimaksud meliputi :

Besarnya gaji ketiga belas adalah sebesar penghasilan sebulan yang


diterima pada bulan tertentu (biasanya bulan Juni bertepatan dengan tahun

10
ajaran baru) yang meliputi gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan
jabatan/tunjangan umum, tunjangan khusus/tunjangan khusus kinerja,
tanpa potongan.
Gaji induk yang dijadikan dasar pembayaran gaji ketiga belas dan
macam tunjangan jabatan yang termasuk dalam gaji ketiga belas serta
tatacara pembayarannya ditetapkan dengan peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan (terakhir dengan Perdirjen Perbendaharaan No.Per-
25/PB/2009 tanggal 12 Juni 2009).
d. Belanja Pegawai Lainnya
Belanja pegawai Lainnya adalah kompensasi yang harus dibayarkan
kepada pegawai pemerintah berupa honorarium, uang makan, uang lembur,
vakasi, dan berbagai pembiayaan kepegawaian lainnya sesuai dengan
peraturan yang berlaku, termasuk pegawai di lingkungan Kementeria
Negara/Lembaga yang dialihkan ke daerah dan kantor-kantor di lingkungan
KementerianNegara/Lembaga yang dilikuidasi.

C. Startegi Pengelolaannya

Dalam sistem pengelolaannya diakukan pencatatan penggajian terdiri dari


beberapa langkah yang saling berkaitan, yaitu sebagai berikut:15
1. Prosedur Daftar Hadir Karyawan
Prosedur ini yang bertujuan untuk mencatat daftar hadir karyawan, dan
daftar hadir ini diselenggarakan oleh fungsi pencatatn waktu dengan
menggunakan daftar tersebut pada pintu kantor yang sesuai dengan
bagian karyawan yang bersangkutan. Contohnya, daftar hadir biasa yang
secara otomatis yaitu dengan menggunakan mesin pencatat waktu.
2. Prosedur Pembuatan Gaji Karyawan
Dalam hal ini, fungsi pembuatan daftar gaji setiap karyawan, dan data
yang digunakan sebagai dasar pembuatan daftar gaji adalah surat-

Zaki Baridwan, Sistem akuntansi Penyusutan Prosedur dan Metode, (Yogyakarta:


15

BPFE, 2002), hlm. 08

11
suratkeputusan mengenai pengangkatan karyawan baru, kenaikan
pangkat, pemberhentian karyawan, dan penurun pangkat. Jika gaji
karyawan melebihi penghasilan tidak kena pajak, dan informasi
mengenai potongan PPH 21 dihitung oleh fungsi pembuatan daftar gaji
atas data-data yang telah ada atau data yang sudah tercantum dalam kartu
penghasilan karyawan. Daftar gaji diserahkan dibagian akuntansi guna
untuk pembuatan kas keluar.
3. Prosedur Distribusi Biaya Gaji Karyawan
Dalam hal ini biaya gaji, dan biaya tenaga kerja didistribusikan kepada
departemen-departemen yang menikmati manfaat tenaga kerja. Distribusi
biaya tenaga kerja karyawan ini dimaksud untuk pengendalian biaya.
4. Prosedur Pembayaran Gaji Karyawan
Prosedur ini melibatkan fungsi akuntansi dan fungsi keuangan. Dimana
fungsi akuntansi membuat perintah pengeluaran kas kepada fungsi
keuangan untuk menuliskan cek guna pembayaran gaji para karyawan,
kemudian fungsi keuangan menguangkan atau mencairkan uang tersebut
ke bank dan kemudian memasukkan uang ke dalam amplop gaji
karyawan, jika jumlah karyawan banyak, pembagian amplop biasanya
dibagikan oleh juru bayar (pay master).
5. Gaji Disetorkan Langsung ke Rekening Karyawan
Dalam pembayaran gaji disetorkan langsung ke rekening karyawan dapat
dilakukan pada rekening tabungan, rekening giro, atau rekening ATM
karyawan, sesuai dengan permintaan masing-masing karyawan. Cara
demikian sebenarnya lebih aman karena kasir tidak perlu mencairkan cek
ke bank dan membawa uang ke perusahaandalam jumlah besar, sehingga
resiko terjadinya perampokkan dan pencurian terhadap uang gaji dapat
dihindari.

12
BAB III

KESIMPULAN

Jadi dapat disimpulkan bahwa gaji merupakan bentuk imbalan yang


diberikan oleh instansi kepada pegawai atas jasa yang mereka berikan, dimana
pembayaran itu harus dilakukan secara akurat dan tepat waktu. Serta gaji yang di
berikan harus sesuai dengan pendapatan yang mereka terima atas jasa-jasa yang
diberikan. Untuk mengatasi adanya kesalahan dan penyimpangan dalam
perhitungan dan pembayaran gaji, maka diperlukan suatu sistem penggajian.
Sistem dirancang untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penggajian
sehingga mudah dipahami dan digunakan.
Gaji merupakan salah satu unsur yang penting dalam meningkatkan
motivasi kerja. Sebab gaji adalah alat untuk memenuhi berbagai kebutuhan
pegawai. Oleh karena itu, perusahaan atau instansi harus melakukan perencanaan
gaji yang tepat dalam arti memiliki keadilan internal dan eksterbal.
Gaji pegawai adalah gaji pokok dan tunjangan yang melekat pada gaji
yang diterima oleh PNS yang telah diangkat oleh pejabat yang berwenang dengan
surat keputusan sesuai ketentuan yang berlaku (Perdirjen Perbendaharaan No
PER-37/PB/2009). Sedangkan dasar hukum lainnya menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 7 Tahun 1997 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil.
Dalam sistem pengelolaannya dilakukan pencatatan penggajian terdiri dari
beberapa langkah yang saling berkaitan, yaitu Prosedur Daftar Hadir Karyawan,
Prosedur Pembuatan Gaji Karyawan, Prosedur Distribusi Biaya Gaji Karyawan,
Prosedur Pembayaran Gaji Karyawan, Gaji Disetorkan Langsung ke Rekening
Karyawan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2002. Sistem akuntansi Penyusutan Prosedur dan Metode.


Yogyakarta: BPFE
Baridwan, Zaki. 2013. Sistem Informasi Keuangan,Edisi kedua. Yogyakarta:
BPFE

Hall, James A . 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat

Hery. 2009. Pengantar Akuntansi 2. Jakarta : Bumi Aksara


Mahsun. 2013. Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta: PT. Raja
Grafindo

Mardi. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Bogor: Ghalia

Marom, Chairul. 2002. Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang. Jakarta: PT.


Grafindo
Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat
Niswonger, dkk. 2002. Prinsip Akuntansi. Jakarta: Erlangga
Notoadmojo & Soekidjo. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Rineka Cipta
Soemarso. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar; Buku ke 2. Edisi . Jakarta: Salemba
Empat

Ulfatin, Nurul & Teguh Triwiyanto. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia
Bidang Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai