Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan adalah sesuatu proses yang penting sebelum melakukan yang lain.
Perencanaan di anggap penting karena akan menjadi penentu dan sekaligus memberi arah
terhadap tujuan yang ingin di capai. Dalam dunia pendidikan,perencanaan merupakan hal
yang penting untuk di laksanakan. Sejarah mencatat kurang lebih 2500 tahun yang lalu
perencanaan pendidikan itu sudah ada,dimana bangsa Sparta telah merencanakan
pendidikan untuk merealisasikan tujuan militer, social dan ekonomi mereka
B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan perencanaan pendidikan?
2. Apa saja siklus dalam perencanaan pendidikan?
3. Apa saja langkah-langkah dalam perencanaan pendidikan?
C. Tujuan penulisan
1. Memperdalam tentang pengertian,Tujuan dan hal-hal lain yang terkait dengan
perencanaan pendidikan
2. Mengetahui macam-macam siklus perencanaan pendidikan
3. Mengetahui langkah-langkah dalam perencanaan pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

SIKLUS PERENCANAAN PENDIDIKAN

A. Pengertian Perencanaan Pendidikan


Untuk mengetahui pengertian perencanaan pendidikan harus di ketahui terlebih dahulu
definisi perencanaan dan pendidikan. Ada beberapa definisi yang di ungkapkan para ahli
mengenai kata perencaan antara lain sebagai berikut :
 Menurut Cunningham, kata perencanaan di artikan sebagai proses menyeleksi dan
menghubungkan pengetahuan,fakta-fakta,imajinasi-imajinasi dan asumsi-asumsi
untuk masa yang akan dating, untuk tujuan menvisualisasi dan memformulasikan
hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang di perlukan, dan perilaku dalam
batas-batas yang dapat di terima, yang akan di gunakan dalam penyelesaian
 Menurut C.Arnold Anderson dan Mary Yean Bowman kata perencanaan di
definisikan dengan ungkapan yang cukup sederhana namun jelas. Mereka
mengatakan Planning is a process of preparing a set of decisions for action in the
future. (Perencanaan adalah proses menyiapkan seperangkat keputusan untuk
tindakan di kemudian hari)
 Menurut Kaufman (1992) perencanaan di artikan sebagai suatu proses untuk
menetapkan “ke mana harus pergi” dan mengidentifikasikan prasyarat untuk
sampai ke “tempat” itu dengan cara yang paling efektif dan efisien.
B. Siklus Perencanaan Pendidikan
Dalam garis besarnya perencanaan pendidikan di laksanakan dalam tiga siklus, yaitu :
1. Siklus pertama ,melayani dua tujuan ganda :
a. Menyusun persetujuan antara manajer puncak dan manajer bidang tentang strategi
dan tujuan secara komperhensif
b. Memilih tujuan perencanaan yang lebih penting pada siklus berikutnya. Pada
siklus ini manajer puncak menyusun tujuan umum dan meminta rencana-rencana
dari setiap bidang
2. Siklus kedua, setiap kepala bagian menyetujui rencana sementara dari bawahan sesuai
dengan bidang mereka. Oleh manajer bidang dipilih,rencana mana yang sesuai
dengan tujuan utama dan tujuan bidang
3. Siklus ke tiga, tiap pimpinan bidang menyusun anggaran khusus untuk biaya
pelaksanaan rencana, tujuan dan sasaran. Setelah di diskusikan oleh para manajer
barulah anggaran di setujui dan di sediakan

Hal – hal yang memungkinkan dan menyebabkan kegagalan suatu perencanaan


pendidikan :
a. Pembuat rencana (planner) yang tidak cakap sehingga menghasilkan perencanaan
yang tidak tepat. Untuk itu perencanaan haruslah di buat oleh orang yang ahlinya
b. Perencanaan yang di buat tidak berdasarkan pada fakta – fakta dan data yang
objektif
c. Kesalahan dalam membuat ramalan dan dugaan
d. Perencanaan tidak fleksibel/kaku
e. Kesalahan dalam pengolahan data
f. Kesalahan dalam penempatan pegawai dan kepala bagian yang tidak sesuai
dengan kemampuan dan keahlian
g. Tidak adanya koordinasi di antara unit – unit dalam organisasi, karena masing –
masing unit menganggap bagiannya lebih penting dari unit lain
h. Kurangnya pengawasan baik secara perfentif maupun secara represif.

Dalam membuat perencanaan (planning) pendidikan yang baik,harus dapat menjawab


secara tepat pertanyaan berikut :

1. What : apa yang menjadi tujuan, apa yang akan di kerjakan, apa tujuan
pendidikan
2. Why : mengapa tujuan itu yang akan di capai
3. When : kapan waktu yang tepat tujuan itu akan mulai di kerjakan. Apakah akhir
tahun atau 1 tahun lagi
4. Who : siapa yang harus melaksanakan, siapa yang dapat di percaya dalam
melaksanakannya,mengelolanya, baik dari manajemennya maupun dari tenaga
pelaksananya.
5. How : bagaimana cara pelaksanaan, cara mengerjakannya dan bagaimana
metode pelaksanaannya

Berikut ini beberapa langkah – langkah dalam perencanaan pendidikan,yaitu :

a. Pengumpulan Data
 Pendekatan Rencana Pengumpulan Data
Dalam perencanaan pengumpulan data tidak hanya sekedar bagaimana
mengumpulka data yang di inginkan dalam suatu daftar, tetapi harus
meliputi prosedur – prosedur cara perolehan data, pengorganisasian
dan cara memperbaharui data. Pengumpulan data ini harus di
laksanakan bahwa data tersedia pada waktu yang tepat dan pada saat
membuat keputusan.
Ada lima tahapan dalam system pengorganisasian data, yaitu :
 Data di kumpulkan dan di masukan ke dalam system
 Data di isikan atau di tempatkan di aturan yang sudah ada
 Data (di olah) di kemas menurut atura yang sudah ada
 Data di tampilkan dalam bentuk yang dapat di gunakan
 Data di pindahkan dari satu titik ke dalam titik yang lain sesuia
dengan keperluannya
 Data yang di peroleh kemudian di klasifikasikan dan
selanjutnya di gunakan untuk perencanaan pendidikan baik
jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.
 Deskripsi Informasi dan Data
Ada perbedaan antara informasi dan data. Informasi berhubungan
dengan ilmu pengetahuan yang di dapat atau di temukan dari
observasi, membaca, dan berkomunikasi. Data adalah fakta sesuatu
yang di ketahui dalam bentuk – bentuk dasar untuk di simpulkan,
di dokumentasikan, di edit dan di perlakukan oleh setiap subjek
dan siap untuk mendukung perencanaan dalam suatu cara yang
objektif.

 Beberapan Metode Pengumpulan Data


1. Penggunaan angket dapat digunakan untuk mengumpulkan
data dalam jumlah yang banyak dengan waktu yang
singkat. Keberhasilan metode ini sangat tergantung pada
keahlian peneliti dalam menyusun pertanyaan – pertanyaan
yang mudah di pahami, sehingga responden dapat
mengetahui dan merasakan konteks permasalahan yang
sedang di teliti.
2. Interview atau wawancara
Metode interview dapat di gunakan untuk mengumpulkan
data dimana di perlukan adanya penjelasan langsung
tentang konteks atau area penelitian kepada responden.
Unsur subjektivitas dari data yang di peroleh merupakan
hal yang tidak dapat di abaikan. Keberhasilan metode ini
sangat tergantung pada keahlian dan pengumpulan data
dalam berkomunikasi dan dalam menyusun daftar
pertanyaan sehingga di capai focus kata yang di peroleh.
Data yang berhubungan dengan perpindahan biasanya
berhubungan dengan transportasi, data ini berkenaan
dengan biaya dan dalam perencanaan ini perlu di
pertimbangkan dalam memilih alat transportasi sehingga
fungsi efisiensi dan efektifitas tercapai. Pengumpulan dan
pengolahan data, perkembangan pendidikan pada masa
sekarang sangat perlu di ketahui dan di pahami secara jelas
oleh perencanaan pendidikan karena gambaran keadaan itu
akan di jadikan dasar untuk penyusun perencanaan
pendidikan. Langkah pertama mengidentifikasi jenis data
yang di perlukan.
b. Diagnosis Perencanaan Pendidikan
Data yang sudah terkumpul harus dianalisis dan di diagnosis.
Menganalisis data merupakan proses untuk menghasilkan suatu informasi.
Mendiagnosis keadaan pendidikan dapat di lakukan melalui penelitian
dengan jalan meninjau segala usaha dan hasil pendidikan, termasuk
mengkaji rencana yang sudah di susun tetapi belum di laksanakan. Dalam
mendiagnosis keadaan pendidikan di pergunakan kriteria – kriteria seperti
relevansi, efektifitas dan efisiensi. Setelah tujuan – tujuan pendidikan
nasional di rumuskan, langkah pertama yang harus di lakukan oleh
perencanaan pendidikan ialah memastikan apakah usaha pendidik nasional
sekarang ini memadai, relevan dan mendatangkan hasil yang baik. Ini di
lakukan dengan menghadapkan atau mencocokkan output usaha pendidik
dengan tujuan dan mencatat perbedaan yang menonjol. Latihan ini di
namakan diagnosis dan mengarahkan kita untuk mengidentifikasi
kelemahan dan kekurangan dalam sifat, luas, kualitas, organisasi seta
tingkat penampilan aktivitas – aktivitas pendidikan nasional. Kriteria
untuk diagnosis mutlak di temukan oleh tujuan pendidikan nasional.
c. Perumusan Kebijakan
Penyusunan perencanaan pendidikan yang komperhensif pertama – tama
memerlukan rumusan masalah yang jelas. Situasi awal pada sebagian
besar perencanaan pendidikan di penuhi dengan ketidak pastian. Beberapa
pertanyaan telah di ajukan mengenai kemampuan perencanaan untuk
memecahkan masalah yang harus segera di selesaikan. Para perencana
pendidikan itu sendiri sering berbeda pendapat dalam masalah – masalah
tersebut, sehingga upaya yang di lakukan dapat di anggap sebagai suatu
ungkapan ketidakpastian. Perumusan kebijakan, merupakan suatu
pembatasan gerak tentang apa – apa yang akan di jadikan keputusan oleh
orang lain. Suatu kebijakan di bidang pendidikan di rumuskan secara
melembaga oleh pemerintah dengan melibatkan instansi – instansi terkait.
Biasanya kebijakan pendidikan sudah di tuangkan dalam repelita. Para
perencana pendidikan tetap memegang peranan penting terutama dalam
memberikan nasehat teknis dalam perumusan kebijakan. Perumusan
kebijaksanaan membahas tentang situasi pendidikan sekarang ini yang
menunjukkan kelemahan dan kekurangan – kekurangan yang perlu di
koreksi sehingga mengarah atau mencapai relevansi, efektivitas dan
efisiensi. Tindakan korektif harus di dasarkan pada suatu kebijaksanaan
yang harus di kaji untuk menunjukkan kerangka kerja umum dimana
keputusan – keputusan yang lebih rinci harus di lakukan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengertian Perencanaan Pendidikan
 Menurut Cunningham,
 Menurut C.Arnold Anderson dan Mary Yean Bowman
 Menurut Kaufman (1972)
2. Siklus Perencanaan Pendidikan
 Siklus pertama, melayani dua tujuan ganda
 Siklus kedua, setiap kepala bagian menyutujui rencana sementara dari bawahan
sesuai dengan bidang mereka
 Siklus ke tiga, tiap pimpinan bidang menyusun anggaran khusus untuk biaya
pelaksanaan rencana, tujuan dan sasaran.
3. Langkah – langkah dalam perencanaan pendidikan :
a. Pengumpulan Data
 Pendekatan Rencana Pengumpulan Data
 Deskripsi Informasi dan Data
 Beberapa Metode Pengumpulan Data
b. Diagnosis Perencanaan Pendidikan
Data yang sudah terkumpul harus di analisis dan di diagnosis. Menganalisis data
merupakan proses untuk menghasilkan sesuatu informasi
c. Perumusan Kebijakan
Penyusunan perencanaan pendidikan yang komperhensif pertama – tama
memerlukan rumusan masalah yang jelas.

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto.H.M.Drs Administrasi Pendidikan,Jakarta: Rineka Cipta.2010.

Harjanto,2008.Perencanaan Pengajaran:Rineka Cipta,Jakarta

Anda mungkin juga menyukai