Dosen Pengampu :
N. Fathurrohman, S.Ag., M.Pd. I.
Disusun oleh :
Anisa Kusnadi (1710631120005)
Indah Yayang Wijayanti (1710631120013)
Khairunnisa Putri Alif (1710631120015)
Lili Amalia (1710631120018)
Rifda Syafitri (1710631120027)
Sefira Ayudia Fasha (1710631120031)
Segala puji dan syukur kami penjatkan ke hadirat Allah S.W.T. atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Hasil Observasi ini dengan
sebaik-baiknya, meskipun masih jauh dari kata kesempurnaan. Shalawat beserta salam
kami curahkan kepada Rasulullah S.A.W.
Dalam menyelesaian Laporan Hasil Observasi ini kami berusaha untuk
melakukan yang terbaik. Tetapi kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan Laporan
Hasil Observasi ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan makalah kami
yang akan datang.
Dengan terselesaikannya Laporan Hasil Observasi ini, kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses pembuatan Laporan Hasil
Observasi ini yang telah memberikan dorongan, semangat dan masukan.
Semoga apa yang kami tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
masyarakat pada umumnya, serta mendapatkan ridha dari Allah S.W.T. Amin.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembicaraan tentang manajemen akhir-akhir ini hangat dibincangkan.
Hal tersebut bukan saja merupakan hal baru bagi dunia pendidikan. Sumber
daya manusia merupakan unsure aktif dalam penyelenggaraan organisasi.
Sedangkan unsure-unsur yang lainnya merupakan unsure pasif yang bisa
diubah oleh kreativitas manusia. Dengan pengelolaan yang berkualitas,
diharapkan akan dapat mengkondisikan unsur-unsur yang lain agar bisa
mencapai tingkat produktifitas suatu organisasi.
Memperbincangkan mengenai lembaga pendidikan yang bernama
madrasah, agaknya akan selalu menarik dan tidak ada habis-habisnya. Terlebih
yang dibicarakan adalah dari aspek manajemennya. Karena manajemen dalam
suatu lembaga apa pun akan sangat diperlukan, bahkan disadari atau tidak
sebagai prasyarat mutlak untuk tercapainya tujuan yang ditetapkan dalam
lembaga tersebut. Semakin baik manajemen yang diterapkan, semakin besar
pula kemungkinan berhasilnya lembaga tersebut dalam mencapai tujuannya.
Demikian pula sebaliknya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kepala sekolah MAN 2 Karawang Memanage Madrasah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan menggambarkan bagaimana Kepala Sekolah Man 2
Karawang memanage madrasahnya.
4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Manajemen Madrasah
Menurut James A.F. Stoner : Dalam bukunya “Management” (1982)
mengemukakan “manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-
sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan”
Kata "madrasah" dalam bahasa Arab adalah bentuk kata "keterangan tempat"
(zharaf makan) dari akar kata "darasa". Secara harfiah "madrasah" diartikan sebagai
"tempat belajar para pelajar", atau "tempat untuk memberikan pelajaran". Dari akar kata
"darasa" juga bisa diturunkan kata "midras" yang mempunyai arti "buku yang dipelajari"
atau "tempat belajar"; kata "al-midras" juga diartikan sebagai "rumah untuk mempelajari
kitab Taurat’.
Kata "madrasah" juga ditemukan dalam bahasa Hebrew atau Aramy, dari akar
kata yang sama yaitu "darasa", yang berarti "membaca dan belajar" atau "tempat duduk
untuk belajar". Dari kedua bahasa tersebut, kata "madrasah" mempunyai arti yang sama:
"tempat belajar". Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kata "madrasah"
memiliki arti "sekolah" kendati pada mulanya kata "sekolah" itu sendiri bukan berasal
dari bahasa Indonesia, melainkan dari bahasa asing, yaitu school atau scola.
Dalam perkembangan istilah manajemen disamakan dengan istilah
administrasi. Perbedaan keduanya terletak pada ruang lingkupnya saja. Administrasi
lebih luas dibanding dengan manajemen. Keduanya menekankan pada tercapainya
efisiensi dan efektivitas kerja untuk keuntungan yang lebih besar.
Pengertian manajemen sekolah sebenarnya merupakan aplikasi ilmu
manajemen dalam bidang persekolahan. Manajemen sekolah dapat dipandang secara
esensial dari tigat sudut pandang yang berbeda, yakni sebagai ilmu, seni, dan proses
kegiatan.
Sebagai ilmu karena manajemen sekolah karena ada objek yang dipelajari,
yakni kerjasama sekelompok orang, memiliki metode untuk mempelajarinya, dan
memiliki sistemika baik di dalam mempelajarinya maupun aplikasinya. Sebagai seni
karena ditekankan bagaimana seorang manajer dapat mempengaruhi dan mengajak
5
orang lain untuk secara bersama-sama menyelesaikan suatu pekerjaan. Manajemen
sekolah dipandang sebagai proses kegiatan kareana di dalamnya terdiri dari kegiatan
yang bersifat manajerial dan operatif.
Pada hakekatnya tujuan manajemen sekolah tidak terlepas dari tujuan sekolah
sebagai suatu organisasi. Sebagai suatu organisasi tujuan yang ingin dicapai yang
disebut tujuan institusional (kelembagaan) baik tujuan institusional umum maupun
tujuan institusional khusus. tujuan institusional umum mengacu pada jenjang dan jenis
pendidikan sedangkan tujuan institusional khusus disamping mengacu pada jenjang
dan jenis pendidikan juga diwarnai penyelenggara pendidikan itu sendiri. Tujuan akhir
dari manajemen sekolah adalah membantu memperlancar pencapaian tujuan sekolah
agar tercapai efektif dan efisien.
Fungsi manajemen sekolah dilihat dari aktivitas atau kegiatan manajemen
meliputi kegiatan manajerial dan kegiatan operatif. Kegiatan manajerial dilakukan
yang dilakukan oleh para pemimpin yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, pengawasan, penilaian, pelaporan, dan penentuan anggaran.
Sedangkan kegiatan yang bersifat operatif yakni kegiatan yang dilakukan oleh para
pelaksana, yaitu ketatausahaan, perbekalan, kepegawaian, keuangan, dan humas.
Prinsip manajemen sekolah adalah landasan-landasan yang dijadikan dasar
dalam melaksanakan fungsi atau pekerjaan manajemen sekolah. Prinsip-prinsip
manajemen sekolah yaitu efisiensi, efektivitas, pengelolaan, pengutamaan tugas
pengelolaan, kerjasama, dan kepemimpinan yang efektif.
Ruang lingkup manajemen sekolah yaitu luasnya bidang garapan manajemen
sekolah. Secara subtansial meliputi bidang kurikulum, bidang kesiswaan, bidang
personalia, bidang sarana, dan bidang prasarana.
6
Peseta didik adalah seorang yang terdaftar dalam suatu jalur, jenjang, dan jenis
lembaga pendidikan tertentu, yang selalu ingin mengambangkan potensi dirinya
baik pada aspek akademik maupun non akademik melalui proses pembelajaran.
Manajemen Peserta Didik (siswa) adalah seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu
terhadap seluruh peserta didik yang bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan
dalam bidang kesiswan agar kegiatan pembelajaran di sekolah lancar, tertib, dan
teratur.
2. Manajemen personal
Manajemen Personal atau organisasi sekolah merupakan seluruh proses
kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-
sungguh serta pembinaan secara kontinu para pegawai di sekolah, sehingga mereka
dapat membantu atau menunjang kegiatan-kegiatan sekolah khususnya kegiatan
belajar mengajar secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. Para personel harus dikelola dengan baik agar mereka
senantiasa aktif dan bergairah dalam menjalankan tugasnya sehari-hari. Kegiatan
administrasi personel meliputi penyiapan atau pengadaan, penataan atau
penempatan atau pengangkatan, ujian dinas, kenaikan pangkat atau jabatan,
pembinaan, pengembangan, penilaian dan pemberhentian atau pemutusan
hubungan kerja.
3. Manajemen Anggaran biaya
Manajemen Anggaran biaya sekolah merupakan seluruh proses kegiatan yang
dilaksanakan atau diusahakan untuk memenuhi biaya operasional sekolah atau
pendidikan, sehingga kegiatan operasional pendidikan semakin efektif dan efisien,
demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Secara garis
besar kegiatannya meliputi pengumpulan atau penerimaan dana, yang sah (dana
rutin, SPP, sumbangan BP3, Donasi, dan usaha-usaha lainnya), penggunaan dana,
dan pertanggungjawaban dana kepada pihak-pihak terkait yang berwenag.
4. Manajemen Husemas (Hubungan sekolah dengan pihak masyarakat)
Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat merupakan seluruh proses
kegiatan yang direncanakan untuk mendapatkan simpati dari masyarakat sehingga
7
kegiatan operasional sekolah atau pendidikan semakin efektif dan efisien, demi
membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pada hakikatnya
sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, seperti orang
tua murid atau anggota badan pembantu penyelenggaraan pendidikan (BP3).
Demikian pula hasil pendidikan pelaksanaan sekolah akan menjadi harapan
masyarakat, maka kegiatan sekolah harus terpadu dengan masyarakat.
5. Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan
dan diusahakan secara sengaja dan sungguh-sungguh serta pembinaan secara
kontinyu terhadap situasi belajar secara efektif dan efisien demi membantu
tercapainya tujuan pendidikan yang telah diharapkan. Secara opersional kegiatan
administrasi atau manajemen kurikulum itu dapat meliputi tiga kegiatan pokok,
yaitu kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru, peserta didik, dan seluruh
sivitas akademika atau warga sekolah atau lembaga pendidikan.
8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Menurut Juliansyah Noor (2011: 22) Metode penelitian adalah anggapan
dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam
melaksanakan penelitian.
Metode penelitian yang digunakan dalam meneliti permasalahan
pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan
pendekatan deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 234) penelitian
deskriptif adalah penelitian yang tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis,
tetapi menggambarkan “apa adanya” tentang sesuatu variabel, gejala atau
keadaan. Dari pendapat tersebut peneliti menggolongkan penelitian ini, ke
dalam penelitian deskriptif. Dengan pertimbangan bahwa penelitian ini
9
bertujuan untuk memaparkan keadaan tentang masalah-masalah manajemen
madrasah. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan observasi dan
wawancara.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
o Lokasi sekolah : Plawad, Karawag Timur Kabupaten Karawang.
o Hari / Tanggal : Senin, 18 November 2019
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian terdiri dari pedoman wawancara, pedoman observasi.
Masing-masing instrumen akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Pedoman Wawancara :
Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dalam bentuk semi structured mengacu pada pendapat Suharsimi
Arikunto (2002: 202) yang menyatakan pedoman wawancara semi
structured dilaksanakan dengan mula-mula interviewer
menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur,
kemudian satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan
lebih lanjut. Pedoman wawancara akan digunakan peneliti dalam
memperdalam masalah-masalah manajemen madrasah kepada
kepsek.
2) Pedoman Observasi :
Pedoman observasi dalam penelitian ini dibuat untuk
mempermudah melakukan pengamatan terhadap masalah yang
timbul ketika peneliti mengadakan pengamatan dalam proses
observasi. Pedoman observasi berisi butir-butir item yang akan
diamati yang nantinya peneliti akan menuliskan kejadian yang ada
sesuai kelompok masalah manajemen madrasah. Observasi peniliti
ini secara langsung datang ke sekolah MAN 2 Karawang.
D. Sumber Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penganalisaan diperoleh melalui instrumen
yang diberikan kepada subyek penelitian dalam bentuk wawancara wakil
kepala sekolah dan staf sekolah.
10
E. Tahapan Penelitian
Dalam penelitian ini tahapan yang direncanakan adalah sebagai berikut :
1) Wawancara Kepsek dan guru serta staf MAN 2 Karawang.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam Sugiyono (2009: 137) dikatakan bahwa teknik pengumpulan
data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), observasi (pengamatan),
dan gabungan ketiganya. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang
digunakan yaitu berupa wawancara dan observasi.
1) Metode wawancara
Menurut Sugiyono (2009: 137) wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden
yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
Metode wawancara dalam penelitian ini ditujukan pada kepala
sekolah.
2) Metode Observasi
Menurut Sugiyono (2009: 145) observasi merupakan teknik
pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik dibandingkan
dengan teknik yang lain. Dalam observasi berperan serta peneliti
terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau
yang digunakan sebagai sumber data penelitian (Sugiyono, 2009:
145). Peneliti datang ketempat kegiatan orang yang diamati di
sekolah MAN 2 Karawang
11
BAB IV
HASIL OBSERVASI
Tujuan
Meningkatkan Kecerdasan, Pengetahuan, Kepribadian, Akhlakul
Karimah serta keterampilan untuk hidup Mandiri dan mengikuti Pendidikan
lebih alnjut.
Profile
G. Nama Sekolah : MAN 2 Karawang
NPSN : 20280384
Jl. Syech Quro Km.5 No.1
Alamat :
Plawad
Kode Pos : 41251
Desa/Kelurahan : PLAWAD
Kecamatan/Kota (LN) : Kec. Karawang Timur
Kab.-Kota/Negara (LN) : Kab. Karawang
12
Propinsi/Luar Negeri
: Prov. Jawa Barat
(LN)
Status Sekolah : NEGERI
1) Kepala Sekolah
Dalam manajemen sekolah di Mts. Matholiul Ulum Banjaragung
Bangsri yang menjadi peran kepala sekolah adalah sebagai berikut:
a. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai
tingkatan perencanaan
b. Mengembangkan organisasi madrasah sesuai dengan kebutuhan
c. Memimpin madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber
daya madrasah secara optimal
d. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik
baru serta penempatan dan pengembangan peserta didik
e. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
program kegiatan madrasah dengan prosedur yang tepat
f. Merencanakan tindak lanjut.
2) Tenaga Pendidik
Tenaga pendidik (Guru) merupakan salah satu komponen yang sangat
penting dan menentukan bagi berhasil tidaknya penyelenggaraan proses
pembelajaran di Sekolah/Madrasah. Oleh karena itu dalam pengelolaan
pendidikan, kondisi tenaga pendidik (Guru), terutama dari segi jumlah,
jenjang dan klasifikasi pendidikan serta pengalaman, perlu mendapat
perhatian dalam pengelolaan pendidikan, termasuk di lembaga pendidikan
MAN 2 Karawang.
Peran guru di Mts. Matholiul Ulum Banjaragung dalam membantu
kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah, yaitu:
a. Melaksanakan KBM serta melaporkan kepada kepala sekolah
b. Melakukan bimbingan dan konseling.
3) Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan dalam pengelolaan pendidikan merupakan bagian
yang penting dan tak terpisahkan dengan tenaga pendidik. Dia berfungsi
untuk melayani berbagai keperluan yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran, baik dari segi keuangan, ketenagaan, sarana prasarana,
kerumah tanggaan, perpustakaan dan lain-lain.
Keadaan tenaga kependidikan MAN 2 Karawang seluruhnya
berjumlah 5 orang.
Peran Tenaga Kependidikan untuk membantu kepala sekolah dalam
pengelolaan sekolah:
13
a. Membantu tugas administrasi sekolah
b. Membuat surat-surat yang berhubungan dengan bidang akademik
dan kesiswaan
c. Merekap data masuk maupun keluar.
Pengawasan antarpersonalia di MAN 2 Karawang:
a. Pengawasan Kepala Sekolah terhadap Guru:
Mengkaji rangkuman hasil penilaian
Apabila tujuan supervisi tidak tercapai, dilakukan penilaian
ulang terhadap pengetahuan, keterampilan, dan sikap guru yang
menjadi tujuan pembinaan
Membuat rencana supervisi akademik terintegrasi
Mengimplementasikan rencaan supervisi akademik tersebut
pada periode berikutnya.
b. Pengawasan seorang kepala sekolah terhadap tenaga kependidikan:
Pengawasan kepala sekolah dapat melalui penilaian-penilaian atas
diri sendiri, seperti penilaian oleh siswa, penilaian oleh rekan
syawat, penilaian oleh atasan langsung
Kepala Sekolah dapat menilai dari aspek kesungguhan dalam kerja
keras, kedisiplinan, dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
c. Pengawasan guru dan tenaga kependidikan terhadap kepala sekolah:
Guru menyusun progam pengawasan secara obyektivitas
Mengawasi kinerja kepala sekolah mencakup supervisi,
evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan.
Berikut adalah cara Kepala MAN 2 Karawang dalam memotivasi tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan:
Berpikiran positif
Menciptakan perubahan yang kuat
Membangun harga diri
Mementingkan perasaan
Ciptakan keberanian, kerja keras, dan bersedia belajar dari masa
lalu
14
Ingin selalu menjadi yang terbaik
Membasmi sikap yang menunda-nunda.
5) Manajemen HUSEMAS
a. Komite Madrasah
Komite Madrasah adalah badan mandiri yang mewadahi peran
serta masyarakat dalam rangka peningkatan mutu, pemerataan dan
efisiensi pengelolaan pendidikan disatuan pendidikan.
Tujuan :
Mewadahi dan menyalurkan aspirassi dan prakarsa masyarakat
Meningkatkan tanggung jawab dan peranserta masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan
Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel,dan
demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan
yang bermutu di satuan pendidikan
Peran :
Sebagai Pemberi Pertimbangan
Anggota komite sekolah yang memahami perannya sebagai
pemberi pertimbangan maka akan memberikan pertimbangan
secara aktif dalam :
Penyusunan RKS, RKTM :
o pelaksanaan program RKS/M dan atau RKAS/M
o pengelolaan sumberdaya: SDM, Sarana Prasarana,
Anggaran Kurikulum, urusan yang lain.
15
Sebagai Pendukung, bentuk dukungan yang telah diberikan
kepada madrasah berupa : Gagasan, Pemikiran, pendanaan,
Barang, maupun Jasa, tenaga kerja.
Sebagai Pengontrol
Komite sekolah melakukan monitoring terhadap :
o Pelaksanaan RKM, RKTM
o Output madrasah : hasil evaluasi, kurikulum, angka
mengulang
o Laporan keuangan madrasah
Sebagai Mediator Penghubung antara pemerintah dan
masyarakat
Komite sekolah sebagai mediator penghubung antara
wali peserta didik dengan pemangku kepentingan madrasah :
o Menyampaikan usulan-usulan dari Orang Tua Peserta
Didik
o Membantu hubungan dengan Dinas Pendidikan/
Kandepag
o Membantu hubungan dengan berbagai Dinas terkait
lainnya
o Membantu hubungan dengan aparat kecamatan
o Membantu hubungan dengan tokoh masyarakat/tokoh
agama
o Membantu hubungan dengan dunia usaha dan dunia
industri.
6) Pengurus Komite Madrasah dan Latar Belakangnya
Pengurus Komite MAN 2 Karawang meliputi beebrapa unsur yang ada
di masyarakat yakni Tokoh Masyarakat, Wali Peserta didik, Guru
Madrasah.
7) Manajemen Kurikulum
Penyusunan Struktur kurikulum didasarkan atas standar kompetensi
lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran yang telah ditetapkan
16
oleh BSNP. Madrasah atas persetujuan Komite Madrasah dan
memperhatikan keterbatasan sarana belajar serta minat peserta didik,
menetapkan pengelolaan kelas sebagai berikut ini :
o MAN 2 Karawang menerapkan sistem paket. Peserta didik
mengikuti pembelajaran sesuai dengan yang telah diprogramkan
dalam struktur kurikulum
o Jumlah rombongan belajar 8 rombel. Kelas 10 (3
rombel), kelas 11 (3rombel) dan Kelas 12 (3 rombel)
o Siswa dianjurkan mengikuti kegiatan ekstra sesuai minat dan
bakat masing-masing.
Rutin
o Membaca Solawat setiap hari sebelum belajar
o Sholat Dhuha ketika istirahat
o Sholat Dzuhur berjamaah setiap hari
o Melaksanakan ibadah rutin di luar sekolah (lingkungan masing-
masing)
o Upacara Bendera tiap hari senin
17
o Berdo'a sebelum dan sesudah belajar dan sebelum belajar
membaca asmaul husna
o Pemeriksaan kebersihan badan serta pakaian sebelum masuk
kelas
o Membersihkan kelas serta halaman sebelum dan sesudah belajar
Terprogram
o Kegiatan keagamaan (pesantren kilat), Istighosah setiap hari
jumat, hafalan juz ‘amma.
o Pembiasaan menabung, infaq, dan shodaqoh setiap hari jumat
o Pekan kreativitas dan olahraga antar kelas
o Peringatan Hari Besar Islam (HBI) dan Hari Besar Nasional
(HBN)
o Karya wisata, study tour.
Teladan
o Berpakaian rapih bersih, dengan atribut sekolah lengkap
o Memakai seragam sesuai dengan jadwal pemakaiannya
o Tepat waktu dalam segala hal
o Penampilan sederhana
o Tidak merokok.
18
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan,
seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakandan dan
pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menetukan dan mencapai
tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan
sumberdaya lainnya.
Kata "madrasah" dalam bahasa Arab adalah bentuk kata "keterangan
tempat" (zharaf makan) dari akar kata "darasa". Secara harfiah "madrasah"
diartikan sebagai "tempat belajar para pelajar", atau "tempat untuk memberikan
pelajaran".
Manajemen madrasah adalah segenap proses penyelenggaraan dalam
setiap usaha kerjasama sekelompok manusia melalui pemanfaatan sumber daya
manusia ataupun non manusia untuk mencapai tujuan madrasah agar efektif dan
efisien.
19
DAFTAR PUSTAKA
20