DISUSUN OLEH :
Fitria Wardani (202027044)
Nova Ramadhana Putri (202027049)
DOSEN PEMBIMBING
Saiful Bahri, M. Pd
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Supervisi Pelaksanaan Kurikulum 2
B. Fungsi Supervisi Pelaksanaan Kurikulum 3
C. Teknik Supervisi Pelaksanaan Kurikulum 4
D. Program Supervisi Pelaksanaan Kurikulum 4
E. Bentuk Kegiatan Supervisi Kurikulum 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Supervisi merupakan tahapan proses yang sangat penting bagi suatu
organisasi dalam mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program yang telah
direncanakan demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Supervise perlu
dilakukan atas dasar perbaikan yang harus dilakukan terhadap sumber daya
keuangan. Untuk melaksanakan rencana atau program sehingga tercapai hasil
yang baik salah satunya adalah dengan cara melakukan pengawasan atau
supervise yang kontinyu dan konsekuen. Melalui supervisi, seorang supervisor
dapat melakukan prediksi maupun evaluasi sedini mungkin terhadap hal yang
menjadi kendala dalam menjalankan suatu program kerja, sehingga supervisor
tersebut dapat mengambil tindakan strategis yang merupakan solusi atas kendala
tersebut. Selain itu, supervisor juga dapat menganalisa berbagai kemudahan dan
kelebihan di sekolah yang akan menjadi faktor potensial untuk dikembangkan dan
dapat meningkatkan sekolah pada masa itu maupun dimasa yang akan datang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Supervisi Pelaksanaan Kurikulum?
2. Apa Fungsi Supervisi Pelaksanaan Kurikulum?
3. Bagaimana Teknik Supervisi Pelaksanaan Kurikulum?
4. Apa Program Supervisi Pelaksanaan Kurikulum?
5. Apa Saja Bentuk Kegiatan Supervisi Kurikulum?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Supervisi Pelaksanaan Kurikulum.
2. Untuk Mengetahui Fungsi Supervisi Pelaksanaan Kurikulum.
3. Untuk Mengetahui Teknik Supervisi Pelaksanaan Kurikulum.
4. Untuk Mengetahui Program Supervisi Pelaksanaan Kurikulum.
5. Untuk Mengetahui Bentuk Kegiatan Supervisi Kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Supervisi Pelaksanaan Kurikulum
Supervisi berasal dari dua kata yaitu “super” dan “vision”. Kata “super
mengandung makna peringkat atau posisi yang lebih tinggi, superior, atasan, lebih
hebat atau lebih baik. Sedangkan kata “vision” berarti mengandung makna
kemampuan untuk menyadari sesuatu tidak benar-benar terlihat. Supervisor atau
istilah bagi orang yang melakukan supervisi adalah seorang yang profesional
ketika menjalankan tugasnya. Ia bertindak atas dasar kaidah ilmiah untuk
meningkatkan mutu pendidikan, untuk menjalankan supervisi diperlukan
kemampuan yang lebih sehingga dapat melihat dengan tajam permasalahan
peningkatan mutu pendidikan, memiliki kepekaan untuk memahaminya tidak
hanya sekedar menggunakan penglihatan mata biasa, sebab yang diamatinya
bukan hanya masalah yang konkrit yang terlihat, melainkan ada pula yang
memerlukan kepekaan mata batin.1
Jadi dapat di simpulkan berdasarkan penggabungan dua unsur pembentuk
kata supervisi dapat disimpulkan bahwa supervisi adalah pandangan dari orang
yang lebih ahli kepada orang yang memiliki keahlian di bawahnya. Kalau
dihubungkan langsung ke kurikulum, supervisi pelaksanaan kurikulum ini berarti
kegiatan penelitian, pelayanan, pembimbingan, dan pemberian bantuan dari
supervisor kepada supervesee (tenaga kependidikan) dalam usaha mewujudkan
proses pengajaran menjadi lebih baik sesuai dengan tujuanyang dilakukan agar
tujuan kurikulum tercapai.
Dalam kegiatan supervisi pelaksanaan bukan mencari kesalahan akan tetapi
lebih banyak mengandung unsur pembinaan agar pekerjaan yang diawasi
diketahui kekurangannya, bukan semata-jmata kesalahannya, untuk diberitahu
bagaimana cara meningkatkannya. Supervisi merupakan aktivitas yang harus
dilakukan oleh seorang pemimpin atau supervisor berkaitan dengan peran
1
Haisya Hamini, Supervisi Pendidikan, 2019, https://doi.org/10.31227/osf.io/gmu4d.
kepemimpinan yang diembannya dalam rangka menjaga kualitas produk yang
dihasilkan lembaga. Supervisi terjadi di semua level pendidikan, di tingkat pusat,
regional (wilayah), sampai dengan unit satuan terkecil. Kalau dikomparasikan
dengan proses pendidikan itu sendiri, supervisi terjadi di segmen input, proses,
dan output.2
2
Suharsimi Arikunto and Lia Yuliana, “Manajemen Pendidikan, Yogyakarta:
Aditya Medua” (Hal, 2008).
3
Fitri Yulia, “Proses Dan Teknik Supervisi Pendidikan,” 2019.
3. Fungsi kepebimbingan yakni memberikan bantuan kepada guru-guru agar
mampu mengatasi kesulitannya sendiri. Dengan demikian supervisi memiliki
fungsi perbaikan atau diagnosa terhadap kesulitan guru dalam melaksanakan
tanggung jawab kependidikan yang dibebankan kepadanya.
4. Fungsi administratif yang berkenaan dengan kegiatan kepengawasan dan
kepemimpinan terhadap organisasi guru-guru dalam rangka pendidikan dan
pengajaran di sekolah.
5. Fungsi pengabdian, yakni berkenaan dengan pengabdian supervisor terhadap
kepentingan sekolah, seperti: membantu guru, siswa dan penyelenggaraan
sistem sekolah secara menyeluruh.4
4
Oemar Hamalik, “Manajemen Pengembangan Kurikulum,” 2006.
kemampuan guru. Penyusunan program melalui peningkatan kemampuan guru.
Penyususnan program pengajaran dan penyampaian pengajaran pada siswa.
Secara khusus, program supervisi bertujuan untuk menghasilkan berbagai
program kurikuler, antara lain:
1. Program pengajaran, yang meliputi susunan tujuan instruksional dan tujuan
instruksional khusus, susunan materi dan kegiatan pembelajaran, alat dan
saran penunjang pembelajaran cara penyampaian dan instrument pengukuran
dan penilaian.
2. Pembinaan kemampuan profesional guru secara berencana efektif dan terus-
menerus, yang diselenggrakan dalam bentuk pertemuan secara berkala,
bahan bacaan dan penataran dan sebagainya.
3. Program khusus yang berguna untuk membantu siswa yang mengalami
kesulitan belajar.
Dalam konteks implementasi kurikulum yang berlaku saat ini, instrumen
supervisi akademik perlu dikembangkan sesuai dengan pendekatan pembelajaran,
model pembelajaran, dan penilaian yang secara esensial berorientasi pada
pembentukan karakter, pengembangan kreativitas dan inovasi. Sebagai contoh,
penyusunan perangkat pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran oleh guru
harus mengacu pada pendekatan saintifik yang merefleksikan aktivitas
mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Perangkat
penilaian mengacu pada penilaian otentik yang terpadu meliputi aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan dimana pelaksanaan penilaian berbasis proses,
produk, dan portofolio.
Dengan demikian, dalam implementasi kurikulum yang berlaku saat ini
diperlukan pengawas sekolah yang dapat melaksanakan supervisi akademik dan
berperan sebagai; 1) inisiator, 2) fasilitator, 3) motivator, dan 4) inspirator.
Penggunaan instrumen hasil pengembangan yang disesuaikan dengan
impelementasi kurikulum yang berlaku saat ini dalam pelaksanaan supervisi
akademik dapat menghasilkan profil kompetensi guru berdasarkan tututan
kurikulum yang berlaku saat ini. Pendekatan dan teknik pembinaan sangat
tergantung kepada kondisi yang meliputi tingkat kompetensi dan motivasi guru.
Profil kompetensi guru berdasarkan hasil supervisi akademik dapat menjadi
rujukan dalam melakukan feedback supervisi akademik. Pelaksanaan feedback
supervisi akademik yang merefleksikan peran pengawas sesuai dengan tuntutan
implementasi kurikulum yang berlaku saat ini dapat digunakan model yang
berorientasi pada pengembangan diri (self improvement).5
Prosedur supervisi akademik merupakan rangkaian kegiatan supervisi untuk
memberikan bantuan dan bimbingan kepada kepala sekolah dan guru agar
termotivasi melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan dalam bidang
akademik dengan cara memilih pendekatan, metoda, dan teknik supervisi yang
tepat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Prosedur pelaksanaan supervisi
akademik terdiri atas:
a. Tahap Persiapan, meliputi menyiapkan instrumen dan menyiapkan jadwal
bersama,
b. Tahap Pelaksanaan, yaitu pelaksanaan observasi supervisi baik secara
langsung maupun tidak langsung.
c. Tahap Pelaporan, meliputi: mengidentifikasi hasil pengamatan pada saat
observasi, menganalisis hasil supervisi, mengevaluasi bersama antara
supervisor dengan kepala sekolah dan guru, dan membuat catatan hasil
supervisi yang didokumentasikan sebagai laporan.
d. Tahap Tindak lanjut, meliputi: mendisukusikan dan membuat solusi bersama,
memberitahukan hasil pelaksanaan supervisi akademik, dan
mengkomunikasikan hasil pelaksanaan supervisi akademik kepada kepala
sekolah dan guru.
5
Afrizen Afrizen, Paningkat Siburian, and Eka Daryanto, “Peningkatan Kinerja
Kepala Sekolah Dalam Melaksanakan Supervisi Akademik Melalui Supervisi
Manajerial Pengawas Sekolah Metode Monitoring Dan Evaluasi Di Kota Binjai,”
Jurnal Pendidikan Dan Kepengawasan 3, no. 2 (2016): 78–103.
Uraian diatas menunjukkan, kompleksnya kemampuan guru sebagai tenaga
profesional kependidikan. Semua kemapuan guru dapat perhatian dari supervisor
(Penilik atau Pengawas), namun beberapa diantaranya khususnya yang bertalian
dengan pelaksanaan kurikulum, yang perlu mendapat perhatian dengan seksama,
yakni kemampuan-kemampuan, sebagai berikut:
a. Kemampuan melaksanakan kurikulum yang berkaitan dengan pelaksanaan
proses belajar-mengajar.
b. Kemampuan memilih dan menggunakan material kurikulum, khususnya yang
berkenaan dengan media intruksional dan bahan-bahan belajar.
c. Kemampuan memberikan pelayanan terhadap perbedaan individual siswa
dengan mempehatikan perilaku awal, kemampuan, bakat, minat, dan
sebagainya.
d. Kemampuan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang tentunya mencakup
juga kegiatan ko kurikuler.
e. Kemampuan memecahkan masalah-masalah khusus, misalnya dispilin kelas
dan masalah sosial lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Supervisi kurikulum bertujuan untuk mengembangkan dan mencapai proses
belajar mengajar yang relevan, dan efektif melalui peningkatan kemampuan guru.
Secara khusus, program supervisi bertujuan untuk menghasilkan berbagai
program kurikuler seperti program pengajaran, pembinaan kemampuan
professional guru secara berencana, efektif, dan terus menerus, yang
diselenggarakan dalam bentuk pertemuan secara berkala, bahan bacaan,
penataran, dan sebagainya dan Program khusus yang berguna untuk membantu
siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kegiatan ini berupaya untuk
mengembangkan kemampuan guru melaksanakan kurikulum, kemampuan
memilih dan menggunakan material kurikulum, kemampuan melayani perbedaan
individual siswa, kemampuan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler, dan
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah khusus.
Maka perlu adanya sinergitas antara supervisor dan guru dalam upayanya
mengembangkan kurikulum agar berbuah pada hasil yang memuaskan.
sehubungan dengan pelaksanaan kurikulum, diharapkan guru-guru menyadari
kelemahan dan kekurangan, baik berkat rangsangan dari supervisor maupun
berkat pemahaman sendiri. Guru juga perlu menguasai teknik supervisi karena
disamping jabatannya sebagai guru, ia juga sebagai supervisor. Kedudukan guru
di dalam kelas bukan hanya mengajar atau memberikan sejumlah ilmu saja kepada
siswa, akan tetapi berfungsi sebgaai pembimbing, pemimpin, penilai, pengamat,
agar para siswa yang dihadapinya benar-benar menjadi manusia yang berguna
bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA