Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam konteks sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan, supervisi
merupakan bagian dari proses administrasi dan manajemen. Kegiaan supervisi
melengkapi fungsi-fungsi administrasi yang ada di sekolah sebagai fungsi terakhir, yaitu
penilaian terhadap semua kegiatan dalam mencapai tujuan.

Dengan supervisi, akan memberikan inspirasi untuk bersama-sama menyelesaikan


pekerjaan-pekerjaan dengan jumlah lebih banyak, waktu lebih cepat, cara lebih mudah,
dan hasil yang lebih baik daripada jika dikerjakan sendiri. Supervisi mempunyai peran
mengoptimalkan tanggung jawab dari semua program. Supervisi bersangkut paut dengan
semua upaya penelitian yang tertuju pada semua aspek yang merupakan factor penentu
keberhasilan. Dengan mengetahui kondisi aspek-aspek tersebut secara rinci dan akurat,
dapat diketahui dengan tepat pula apa yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas
organisasi yang bersangkutan.

Maka dari itu didalam makalah ini, penulis menyajikan mengenai konsep dasar
supervisi pendidikan dan sejarah perkembangan supervisi pendidikan dengan tujuan
sebagai dasar pengetahuan mengenai kebutuhan yang diperlukan dalam suatu organisasi
yang bersangkutan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar supervisi pendidikan?
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan supervisi pendidikan?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mendeskripsikan konsep dasar supervisi pendidikan
2. Menjelaskan sejarah dan perkembangan supervisi pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan

1. Pengertian Supervisi Pendidikan

Di dunia pendidikan di Indonesia istilah supervisi baru dikenal pada tahun 60-

an. Dimana Supervisi ini secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise”

atau mengawasi. Selain itu juga ada beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa

supervisi berasal dari dua kata, yaitu “super” dan “visi”. Dimana super berarti lebih dan

visi adalah kemampuan melihat. Dalam dunia pendidikan kepala sekolah digambarkan

sebagai seorang “expert” dan “superior” , sedangkan guru digambarkan sebagai orang

yang memerlukan kepala sekolah..1

Supervisi pendidikan atau supervisi sekolah diasumsikan sebagai upaya untuk

meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran di sekolah. Yang ditunjang oleh unsur-

unsur seperti guru, sarana dan prasarana, kurikulum, sistem pengajaran dan penilaian.

Supervisor bertugas dan bertanggung jawab memperhatikan perkembangan unsur-unsur

tersebut secara berkelanjutan.

Supervisi juga dapat diartikan sebagai pelayanan yang diberikan kepada guru

agar guru dapat menjadi seorang yang profesional dan dapat melaksanakan dan

mengerjakan tugasnya dengan baik terhadap peserta didiknya (Thaib, dkk, 2005). Ada

beberapa pendapat para ahli mengenai defenisi dari supervisi pendidikan diantaranya

adalah :

1
Depertemen Agama RI, pedoman pengembangan Administrasi dan supervisi pendidikan, (Jakarta,
2004 ). h. 25
1) Adam dan Dickley dalam bukunya “basic principle of supervision”, mendefinisikan

supervisi adalah suatu program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran.

Pengajaran yang dimaksud yaitu proses belajar mengajar.

2) Mc Nerney menjelaskan bahwa supervisi adalah suatu langkah yang memberikan

arah dan bimbingan dalam proses pengajaran.

3) Burton dan Bruckner, memberikan pandangannya atau pendapatnya mengenai

supervisi dimana mereka menjelaskan bahwa supervisi ini merupakan suatu

pelayanan yang diberikan kepada guru dalam memperbaiki perkembangan guru.

4) Boardman dalam bukunya “democratic supervision in secondary school” bahwa

supervisi merupakan suatu usaha yang mengorganisir,mendorong dan mengarahkan

guru-guruyang ada di sekolah agar lebih mengerti dalam menjalankan seluruh

fungsi pengajaran baik secara individu maupun secara bersama (Muwahid,2004).

Ada juga pendapat dari ahli pendidikan yang lain, bahwa supervisi ialah suatu

aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai

sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Supervisi

merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan teknis edukatif di sekolah,

bukan sekedar pengawasan fisik terhadap fisik material. Supervisi merupakan

pengawasan terhadap kegiatan akademik yang berupa proses belajar mengajar,

pengawasan terhadap guru yang mengajar. 2

Supervisi di lakukan dengan cara mengidentifikasi kelemahan-kelemahan

pembelajaran untuk diperbaiki, apa yang menjadi penyebabnya dan mengapa guru tidak

berhasil melaksanakan tugasnya baik. Berdasarkan hal tersebut kemudian diadakan

tindak lanjut yang berupa perbaikan dalam bentuk pembinaan.

2
Dadang suhardan, supervisi profesional, (Bandung : Alfabeta , 2010 ) hlm. 39
Fungsi pengawasan atau supervisi dalam pendidikan bukan hanya sekadar

kontrol melihat apakah segala kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau

program yang telah digariskan, tetapi lebih dari itu. Supervisi dalam pendidikan

mengandung pengertian yang luas. Kegiatan supervisi mencakup penentuan kondisi-

kondisi atau syarat-syarat personel maupun material yang diperlukan untuk terciptanya

situasi belajar-rnengajar yang efektif, dan usaha memenuhi syarat-syarat itu. 3

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan supervisi secara sederhana

bahwa supervisi merupakan upaya kepala sekolah dalam pembinaan guru untuk

meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran di sekolah.

2. Tujuan Supervisi Pendidikan

Tujuan supervisi pendidikan adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar

mengajar secara total, ini berarti bahwa tujuan supervisi pendidikan tidak hanya untuk

memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru

termassuk di dalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses belajar

mengajar, peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan guru- guru, pemberian

bimbingan dan pembinaan dalam hal implementasi kurikulum, pemilihan dan

penggunaan metode mengajar, alat- alat pelajaran, prosedur dan teknik evaluasi

pengajaran.

Supervisi yang baik mengarahkan perhatiannya pada dasar- dasar pendidikan

dan cara- cara belajar serta perkembangannya dalam pencapaian tujuan umum

pendidikan. Fokusnya bukan pada seorang atau sekelompok orang, akan tetapi semua

orang seperti guruguru, para pegawai dan kepala sekolah lainnya adalah teman sekerja

yang sama- sama bertujuan mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya

kegiatan belajar mengajar yang baik.4

3
Dr. Sudadi, Supervisi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Ilmu , 2021 ) hlm. 15
4
Ibid, hlm. 21
Selain memberikan peningkatan terhadap keterampilan dan pengetahuan guru,

supervisi juga bertujuan memberikan dan meningkatkan motivasi guru. Kepala sekolah

sebagai supervisor bertanggung jawab mengawasi proses belajar mengajar di sekolah

dengan cara berkunjung ke kelas, selain itu kepala sekolah sebagai supervisor juga

memberikan dorongan kepada guru agar selalu mengembangkan kemampuannya dan

menerapkan kemampuannya itu dalam proses mengajarnya serta juga memberikan

dukungan kepada guru dalam mengerjakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya secara

sungguh-sungguh.

Supervisi ini akan berhasil jika saling memperhatikan satu dengan yang lainnya

tidak hanya memikirkan atau memperhatikan satu hal saja tapi banyak hal. Oleh sebab

itu supervisi pendidikan bertujuan memberikan perbaikan dan pengembangan terhadap

proses belajar mengajar namun juga memberikan pengembangan terhadap guru dalam

banyak hal termasuk disana pengadaan fasilitas sampai dengan pembinaan hubungan

baik dengan sesama (Hariwung, 1989).

Secara nasional tujuan konkrit dari supervisi pendidikan adalah:

1) Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan.

2) Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid.

3) Membantu guru dalam menggunakan alat pelajaran modern.

4) Membantu guru dalam menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerjaan guru itu

sendiri.

5) Membantu guru dalam menggunakan sumbersumber pengalaman belajar.


6) Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid.

7) Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam rangka

pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka.

8) Membantu guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas

yang diperolehnya.

9) Membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap masyarakat

dan cara-cara menggunakan sumber-sumber yang berasal dari masyarakat.

10) Membantu guru-guru agar waktu dan tenaganya tercurahkan sepenuhnya dalam

pembinaan sekolah.5

Sedangkan menurut Moh. Rifai, tujuan supervisi antara lain:

1) Membantu guru agar dapat lebih mengerti/ menyadari tujuan-tujuan pendidikan di

sekolah, dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan itu.

2) Membantu guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan

masalah-masalah yang dihadapi siswannya supaya dapat membantu siswanya itu

lebih baik lagi.

3) Untuk melaksanakan kepemimpinan efektif dengan cara yang demokratis dalam

rangka meningkatkan kegiatan-kegiatan profesional di sekolah, dan hubungan

antara staf yang kooperatif untuk bersana-sama meningkatkan kemampuan masing-

masing.

4) Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru dan memanfaatkan serta

mengembangkan kemampuan itu dengan memberikan tugas dan tanggung jawab

yang sesuai dengan kemampuannya.

5) Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya didepan kelas.

5
Purwanto, M. Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008,
hlm. 33
6) Membantu guru baru dalam masa orientasinya supaya cepat dapat menyesuaikan

diri dengan tugasnya dan dapat mendayagunakan kemampuannya secara maksimal.

7) Membantu guru menemukan kesulitan belajar murid-muridnya dan merencanakan

tindakantindakan perbaikannya.

8) Menghindari tuntutan-tuntutan terhadap guru yang diluar batas atau tidak wajar

baik tuntutan itu datangnya ddari dalam (sekolah) maupun dari luar (masyarakat).6

Adapun tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran. Sedangkan

tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada

guru dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya,

dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar. Sehingga

terjadi peningkatan mutu pembelajaran setelah mendapatkan umpan balik dan

melaksanakan tindak lanjut yang diberikan oleh supervisor. 7

3. Fungsi Supervisi Pendidikan

Setelah mengetahui dan memahami tujuan dan sasaran supervisi, maka hal

penting lainnya yang perlu dikuasai pula oleh para supervisor adalah fungsi supervisi.

Secara garis besar fungsi supervisi dapat di kelompokkan dalam tiga bidang, yaitu

bidang kepemimpinan, bidang pengawasan, dan bidang pelaksanaan.

6
Moh Rifai, Supervisi Pendidikan, (Bandung: Jemmars, 1982), hlm.39-46
7
Dr. Sudadi, Supervisi Pendidikan, (Yogyak arta: Pustaka Ilmu , 2021 ) hlm. 24
Fungsi kepemimpinan melekat pada seorang supervisor, karena dia adalah

pemimpin, begitu pula pengawasan, karena pada hakekatnya supervisor adalah

pengawas yang tugas pokoknya melakukan pengawasan. Sedangkan fungsi

pelaksana terdapat pada supervisor, karena ia adalah para pelaksana di lapangan

yang dalam istilah bakunya adalah pejabat fungsional.

Adapun fungsi-fungsi tersebut, dapat diuraian sebagai berikut:

1) Dalam fungsi kepemimpinan, seorang supervisor hendaknya melaksanakan

hal-hal sebagai berikut :

a. Meningkatkan semangat kerja guru dan seluruh staf sekolah yang berada

di bawah tanggung jawab dan kewenangannya

b. Mendorong aktivitas dan kreatifitas serta dedikasi seluruh personil sekolah

c. Mendorong terciptanya suasana kondusif di dalam dan di luar lingkungan

sekolah

d. Menampung melayani dan mengakomodir segalah macam keluhan aparat

kependidikan di sekolah tersebut dan berusaha membantu pemecahannya.

e. Membantu mengembangkan kerja sama dan kemitraan kerja dengan

semua unsur terkait

f. Membantu mengembangkan kegiatan intra dan ekstra kurikuler di

sekolah

g. Membimbing dan mengarahkan seluruh personil sekolah untuk

meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran pada sekolah

tersebut.

h. Harus memiliki komitmen yang tinggi bahwa Kepala Sekolah, guru,

dan seluruh staf sekolah bukan bawahan, akan tetapi merupakan mitra

kerja.8

8
Sagala dan Anwar Q, Profesi Jabatan Kependidikan dan Guru sebagai Upaya Penjamin
Kualitas Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka, 2004), hlm. 52
Literatur-literatur tentang kepemimpinan senantiasa memberikan penjelasan

bagaimana menjadi pemimpin yang baik, sikap dan gaya yang sesuai dengan situasi

kepemimpinan dan syarat-syarat pimpinan yang baik. Suatu organisasi akan

berhasil atau tidak sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan.

2) Dalam melaksanakan fungsi pengawasan, seorang supervisor hendaknya

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Mengamati dengan sungguh-sungguh pelaksanaan tugas Kepala Sekolah,

guru dan seluruh staf sekolah sehingga diketahui dengan jelas apakah

tugas yang dilaksanakan itu sesuai dengan rencana atau tidak

b. Membantu perkembangan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang

menjadi tanggung jawab dan kewenangannya, termasuk kemajuan belajar

siswa pada sekolah yang bersangkutan

c. Mengawasi pelaksanaan administrasi sekolah secara keseluruhan yang di

dalamnya terdapat kegiatan administrasi personil, administrasi materil,

administrasi kurikulum dan sebagainya

d. Mengendalikan penggunaan dan pendistribusian serta pengelolaan sarana

dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah tersebut

e. Mengawasi dengan seksama berbagai kegiatan yang dilaksanakan

kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang

f. Di samping mengawasi, para supervisor juga melaksanakan fungsi

penilaian dan pembinaan terhadap berbagai aspek yang menjadi tugas

pokoknya.9

Fungsi pengawasan atau supervisi dalam pendidikan bukan hanya sekedar

kontrol melihat, apakah segala kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana

atau tidak sesuai dengan program yang telah digariskan, tetapi lebih dari itu

supervisi dalam pendidikan mengandung arti yang luas. Kegiatan supervisi

9
Sagala dan Anwar Q , Profesi Jabatan ..., hlm., 15
mencakup penentuan kondisi-kondisi atau syarat-syarat personal maupun material

yang diperlukan.

3) Sedangkan dalam melaksanakan fungsi pelaksanaan, seorang supervisor

hendaknya memperhatikan kegiatan-kegiatan berikut :

a. Melaksanakan tugas-tugas supervisi / pengawasan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku

b. Mengamankan berbagai kebijaksanaan yang telah ditetapkan

c. Melaporkan hasil supervisi /pengawasan kepada pejabat yang berwenang

untuk dianalisis dan ditindak lanjuti.10

Dengan memperhatikan fungsi-fungsi supervisi pendidikan yang telah

dirincikan, dapat disimpulkan bahwa, tugas Kepala Sekolah sangat besar seperti

fungsi kepemimpinan, fungsi pengawasan, maupun fungsinya sebagai pelaksanaan.

Karena itu fungsi-fungsi ini sangat penting untuk diketahui dan dilaksanakan

oleh Kepala Sekolah sebagai supervisor yang dapat membantu dalam mewujudkan

tujuan pendidikan yang diharapkan pada sekolah binaanya.

4. Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan

Prinsip–prinsip supervisi dalam melaksanakan kegiatan pengawasan dilihat

dari sisi sifatnya menurut Masaong di bagi sebagai berikut;

1) Prinsip ilmiah (sceintific) yaitu pada prinsipnya dalam melaksanakan kegiatan

supervisi, seorang pengawas/supervisor harus memenuhi unsur – unsur sebagai

berikut: Sistematis, artinya pengawasan dilakukan terencana, teratur dan

kontinyu. Obyektif, maksudnya dalam supervisi seorang supervisor melakukan

supervisi berdasarkan data yang diperoleh dari observasi realistis bukan

ramalan atau tafsiran pribadi.

2) Prinsip demokratis, yaitu supervisor bukan hakim yang selalu menjustice

namun perlu ada sharing atau musyawarah dengan yang di supervisi.

10
Ibid., hlm.,16
3) Prinsip Kooperatif atau kemitraan, mengandung maksud antara supervisor dan

yang di supervisi (Kepala Sekolah, guru dan peserta didik) secara bersama-

sama berusaha menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif sehingga proses

belajar mengajar mencapai tujuan yang di harapkan oleh pemerintah maupun

pihak lain.

4) Prinsip Konstruktif dan kreatif, yaitu supervisor mampu membuat situasi yang

kondusif dan memunculkan potensi-potensi yang di supervisi sehingga yang di

supervisi mampu mengembangkan potensi- potensi yang positif dengan inovasi

mereka masing-masing, sehingga seorang supervisor dalam melaksanakan

tugasnya mengacu kepada prinsip-prinsip supervisi. Dan kompetensi supervisor

atau pengawas pendidikan pun juga berkaitan dengan prinsip-prinsip supervsi,

sebab prinsip merupakan landasan dari seorang supervisi yang bisa terukur

kemampuannya dalam mensupervisi.11

Masalah-masalah yang dihadapi supervisor banyak sekali macamnya dengan

alasan yang berlainan dan gejala-gejala yang lain pula, untuk itu seorang supervisor

harus dapat menyesuaikan sikap dan tindakannya sesuai dengan situasi, tempat,

waktu, dan individu-individu yang dihadapinya, disinilah seorang supervisor

memerlukan pegangan dan pedoman dalam menentukan sikap dan tindakannya.

Pegangan dan pedoman itu dinamakan prinsip-prinsip supervisi yang mendasari

sikap dan tindakan supervisor. Prinsip-prinsip supervisi menurut Muh Rifai yang

dikutip oleh Ngalim Purwanto yaitu sebagai berikut:

1) Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif, yaitu pada yang

dibimbing dan diawasi harus dapat menimbulkan dorongan untuk kerja

2) Supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksananya

11
Abdul Kadim Masaong, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan
MBS dan KBK, (.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004), hlm., 66
3) Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenarnya

4) Supervisi harus dapat memberikan perasaan nyaman, pada guru-guru atau

pegawai yang disupervisi

5) Supervisi tidak bersifat mencari-cari kesalahan dan kekurangan

6) Supervisi tidak terlalu cepat mengharapkan hasil dan tidak boleh lekas

merasa kecewa

7) Supervisi harus didasarkan atas hubungan profesional bukan atas dasar

hubungan pribadi.

8) Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan sikap dan

kemungkinan-kemungkinan prasangka dari guru-guru

9) Supervisi tidak bersifat mendesak (otoriter) karena dapat menimbulkan

perasaan gelisah atau antipati dari guru-guru

10) Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan pangkat ,kedudukan atau

kekuasaan pribadi

11) Supervisi hendaknya juga bersifat prefentif, korektif dan kooperatif.12

Dari apa yang dikemukakan di atas, dalam melakukan pengawasan terhadap

guru , hendaklah Kepala Sekolah selaku supervisor memperhatikan prinsip-prinsip

supervisi sehingga dalam pelaksannanya apabila menemukan suatu permasalahan

terhadap guru atau permasalahan terhadap peserta didik maka dengan mudah dapat

mengambil tindakan-tindakan yang bijaksana sebagai bentuk bantuan, bimbingan dan

arahan yang dibutuhkan, tidak langsung menyalahakan objek yang disurvisi, sehingga

dalam pelaksanan supervisi tercipta rasa nyaman diantara kedua belah pihak (Kepala

Sekolah dan guru), yang dapat memotivasi pengembangan kinerja keduanya yang

berefek pada peningkatan mutu sekolah.

12
Ngalim Purwanto, Administrasi dan supervisi pendidikan, (Bandung : Remaja Rosda Karya,1999)
hlm., 24.
5. Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan

Kegiatan yang paling penting dan paling utama dari supervisi adalah pembinaan

dan pengembangan yang diberikan kepada seluruh guru dan pegawai serta staf sekolah

lainnya. Untuk mencapai atau memperoleh kualitas pembelajaran yang lebih baik maka

sangat perlu dilakukannya supervisi. Jika supervisi dapat terlaksana dengan baik maka

akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Dengan meningkatnya

kualitas pembelajaran diharapkan hasil belajar siswa juga ikut meningkat, sehingga

untuk lulusan sekolah juga akan meningkat pula.

Menurut Arikunto (2004) lebih rinci Ia mengidentifikasi sasaran supervisi yang

ditinjau dari objek yang akan disupervisi menjadi tiga kategori yaitu:

1) Supervisi Akademik.

Supervisi akademik ini lebih menekankan pada masalah akademik atau

masalah pembelajaran. Dimana supervisi ini membantu guru dalam mengembangkan

kemampuannya untuk mengelola pembelajaran dan meningkatkan mutu dari hasil

pembelajaran.

2) Supervisi Administrasi.

Dimana pada supervisi ini lebih cenderung ke arah administrasi yang

membantu terlak- sananya pembelajaran dengan baik. Dimana menyangkut sarana

dalam pembelajaran atau fasilitas yang harus dipenuhi agar proses belajar mengajar

dapat terlaksana dengan baik seperti buku pelajaran, perpustakaan dan lainnya.

3) Supervisi Lembaga.

Dimana untuk supervisi lembaga ini dimaksudkan untuk meningkatkan

kinerja sekolah dan nama baik sekolah yang akan dapat meningkatkan kualitas

sekolah. (Risnawati, 2014).

B. Sejarah Perkembangan Supervisi Pendidikan


Supervisi memiliki perkembangan-perkembangan dari masa kemasa, sehingga

supervisi pada masa awal tentu berbeda dengan masa sekarang, namun diantara

supervisisupervisi tersebut memiliki kelemahan sehingga perlu adanya keterkaitan untuk

saling melengkapi satu dengan yang lain. Perkembangan supervisi yang di mulai dari

supervisi masa awal atau sejarah supervisi, supervisi ilmiah, supervisi manusiawi,

supervisi masa sekarang dan supervisi yang akan datang atau gambaran/ ramalan tentang

perkembangan supervisi kedepannya.

1. Supervisi Pada Masa Lalu

a) Supervisi pada abad ke-18

Supervisi pada abad ke-18 dilakukan oleh panitia kantor atau panitia

sekolah atau anggota-anggota badan pendidikan mereka ini di angkat karena

kemahiran-kemahiranya akan metode-metode mengajar. Pada waktu-waktu

tertentu mereka datang berkunjung ke sekolah untuk melihat guru-guru mengajar.

Mereka melakukan inspeksi ke sekolah-sekolah, karena itu muncul istilah

inspektur bagi mereka.

Tugas mereka adalah untuk megetahui sampai di mana kepandaian guru-

guru itu mengajar, bukan memperbaiki kekeliruan-kekeliruan yang di buat oleh

para guru. Namun para supervisor ini hanya merupakan alat pencatat saja bagi

kepentingan atasannya, mereka hanya menulis apakah guruguru itu sudah bekerja

dengan benar atau masih salah. Hal itu mudah dikerjakan sebab apa yang patut

dilakukan guru sudah ditentukan sejak awal. Setiap sekolah sudah mempunyai

aturan-aturan dan standar yang harus di lakukan. Tugas supervisor adalah

mengontrol sekolah apakah sekolah tersebut sudah melaksanakan aturan dan

standar itu atau belum. Bila ternyata guru melakukan kekeliruan, supervisor
hanya mengkritik dan menegur saja, tidak menunjukan bagaimana memperbaiki

diri.

Dengan demikian, praktek supervisi yang dilakukan oleh supervisor

bukanlah memberikan bantuan kepada guru saja, melainkan lebih mengarah

kepada inspeksi. Oleh karena itu, sejak saat ini istilah inspeksi dalam sistem

persekolahan lebih luas dikenal. Perilaku supervisi yang tradisional ini disebut

snooper Vision, yaitu tugas memata-matai, hal tersebut menyebabkan guru-guru

menjadi takut sehingga mereka bekerja dengan tidak baik karena takut

dipersalahkan. Nampaknya kreatif guru juga kurang dihargai.

Supervisi dengan cara memberikan kepenilikan atau inspeksi ini bahkan

juga tercantum dalam kurikilum tahun 1968 pendidikan di Indonesia.

Penerjemahan supervisi dengan melihat dari atas (super = atas, visi = melihat)

sebenarnya merupakan wujud supervisi dengan cara menginspeksi. Oleh karena

itu supervisi yang dilakukan adalah dengan cara menginspeksi, maka control atas

pembelajaran lebih banyak dilakukan dibandingkan dengan mengambil langkah-

langkah supervisi. Sayangnya, tidak jarang mereka yang memberikan kepenilikan

dan kepengawasan, tidak selalu paham dengan pembelajaran yang dilakukan oleh

guru. Oleh karena itu, tidak jarang sebagai kompensasi atas ketidak mengertian

terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung, kemudian banyak supervisor

menakut-nakuti kepada guru.13

b) Supervisi pada Abad ke - 19

Abad ke-18, pengetahuan dibidang metodologi penelitian pengajaran di

beri tugas mengawasi sekolah saja, akan tetapi pada abad ke-19 kedudukannya

sudah meningkat. Supervisi yang dilakukan oleh supervisor tidak lagi sekedar

13
file:///D:/Mobile%20Partner/Downloads/14-Article%20Text-24-1-10- 20200309.pdf (diakses pada
tanggal 04 Januari 2023)
mengontrol dan memberikan kepenilikan di bidang pembelajaran, melainkan

mengimbas juga ke bidang-bidang administrasf. Maka jenis supervisi yang

dilakukan tidak saja teraksentuasi pada pekerjaan-pekerjaan guru yang berkaitan

dengan aspek akademik, melainkan berkaitan juga dengan aspek-aspek

administratif.

Jika kita melihat kurikulum 1975, pendidikan di Indonesia, supervisi

pembelajaran yang dikonseptualisasikan dalam kurikulum tersebut terkena imbas

perkembangan supervisi pembelaja-ran pada abad ke 19. Sungguhpun telah

mengalami peningkatan setapak lebih dikatakan mengalami peningkatan, karena

supervisi pembelajaran pada abad ke 19 lebih menonjolkan aspek kontrolnya

ketimbang aspek supervisinya, sementara pada kurikulum 1975 telah

menonjolkan aspek supervisinya.

Imbas supervisi pembelajaran pada abad ke 18 atas supervisi

pembelajaran dalam kurikulum 1975, terutama terletak pada aspek substansifnya,

yaitu sama-sama tertuju ke aspek akademik dan administratif. Pada kurikulum

1984 dan seterusnya, supervisi pembelajaran lebih banyak diaksentuasikan

kepada aspek-aspek akademik dan tidak banyak lagi ke aspek administratif.

Supervisi pembelajaran yang dahulunya lebih banyak menjadi tanggung jawab

pengawas sekolah, kini lebih banyak beralih menjadi tanggung jawab kepala

sekolah atau pimpinan sekolah, karena kepala sekolah hampir setiap hari bertemu

dengan guru-guru. Meskipun demikian, pengawas sekolah juga tetap memberikan

supervisi kepada guru-guru, baik secara langsung kepada guru maupun secara

tidak langsung melalui kepala sekolah. Mereka secara resmi di katakan supervisor

sekolah.
Mereka pada umumnya adalah para pegawai kantor pengawas pendidikan

yang di Indonesia dapat di samakan dengan kantor perwakilan departemen

pendidikan dan kebudayaan, baik di tingkat provinsi, kabupaten maupun

kecamatan. Selanjutnya, perkembangan selanjutnya setelah terjadi pengurangan

beban pengajar kepala sekolah, supaya mereka lebih banyak mencurahkan waktu

untuk membantu pekerjaan guru di kelas. Sehingga disinilah dimulainya dua

fungsi kepala sekolah, yaitu sebagai administrator dan supervisor di sekolah.

2. Supervisi pada masa sekarang

Supervisi ini mempunyai ciri-ciri dinamis dan demokratis yang merefleksikan

vitalitas pemahaman kepemimpinan yang berbobot (Neagly, 1980 hal.1). Lebih jauh

karakteristik supervisi modern dikatakan sebagai berikut.

a. Menciptakan dan mempertahankan antar hubungan yang memuaskan diantara

semua anggota staf. Kondisi seperti ini merupakan dasar yang paling utama

dalam melaksanakan supervisi. Sebab supervisi adalah merupakan suatu proses

yang menyangkut aktivitas-aktivas individu didasari oleh pengenalan dan

hubungan yang akrab.

b. Demokratis, istilah demokratis dikatakan mencerminkan dinamika, dapat

mengerti dan memahami, sensitif, dan memegang peranan kepemimpinan.

c. Komprehensif. Suatu yang supervisi berlangsung dari taman kanak-kanak sampai

dengan sekolah menengah tingkat atas yang mencangkup beberapa sekolah untuk

beberapa sekolah untuk wilayah tertentu. Bentuk dan isi supervisi untuk

tingkattingkat sekolah itu tidak boleh berbeda-beda. Kesamaan ini dimaksudkan

untuk menjamin kontinuitas kurikulum sekolah dari taman kanak-kanak sampai

dengan sekolah menengah tingkat atas. Hal ini akan memudahkan para siswa

mengembangkan diri melalui kurikulum tersebut. Cukup sulit bagi siswa kalau ia
sudah biasa belajar dengan cara bervariasi beralih ke cara yang monoton

misalnya. Itulah sebabnya perlu diusahakan kesamaan metode belajar mengajar

dari tingkat sekolah yang paling rendah sampai ketingkat yang paling tinggi.

Supervisi yang dinamis ialah supervis yang aktif, kreatif, dan banyak inisiatif

dalam melaksanakan fungsinya. Suatu supervisi yang tidak hanya mengamati,

mengontrol, mengkritik dan menilai saja tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Supervisi

seperti ini ikut merencanakan agar proses belajar memberi hasil yang baik, membantu

menciptakan kondisi belajar yang baik, memonitori guru-guru agar tidak sampai

terlanjur jauh berbuat salah, mencari sebab sebuah kesalahan, memberi saran dan

membimbing.

Supervisor tidak hanya mencari kesalahan guru, tidak pula hanya memperbaiki

kesalahan guru, tetapi juga berusaha mengadakan preventif agar guru sedikit mungkin

berbuat salah. Hal ini dilakukan dengan bermacam-macam cara sesuai problem yang

dihadapi itulah sebabnya mengapa supervisor itu perlu aktif, kreatif dan berinisiatif.14

Perbandingan supervisi tradisional dan modern menurut Burton dan Brueckner

(1978;12), supervisi tradisional adalah:

1. Menginspeksi,

2. Menjangkau guru,

3. Berkunjung dan berdiskusi,

4. Perencanaan yang sederhana,

5. Memergoki dan otoriter,

6. Biasanya satu orang.

Sedang supervisi modern adalah:

1. Pragmatis dan menganalisis,

14
http://pendidikbermutu.blogspot.com/2015/12/perkembangansupervisi-pendidikan.html (diakses
pada tanggal 04 Januari 2023)
2. Disusun pada tujuan, materi, teknik, guru, siswa, dan lingkungan,

3. Melaksanakan ragam fungsi,

4. Perencanaan dan organisasi yang jelas dengan tujuan yang khas,

5. Memotivasi dan bekerja sama,

6. Oleh banyak orang.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsep dasar supervisi pendidikan terdiri atas pengertian, tujuan,


fungsi, prinsip, peran, dan sasaran. Supervisi adalah upaya kepala sekolah
dalam pembinaan guru untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
pengajaran di sekolah. Supervisi pendidikan memiliki tujuan umum
(mendorong pertumbuhan profesional guru, mengembangkan
kepemimpinan demokratis, memecahkan masalah pembelajaran, dan
memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru) dan tujuan khusus
(menyediakan sarana bagi guru, mendiagnosisdan memecahkan masalah
yang dihadapi, mengembangkan kemampuan dan ketrampilan, serta
mengembangkan sikap positif terhadap pengembangan profesi).

Fungsi supervisi pendidikan adalah mengkoordinasi usaha sekolah,


memperluas pengalaman guru, memberi fasilitas dan penilaian, menganalisis
situasi KBM, memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada anggota staf
supervisi. Sedangkan prinsip supervisi pendidikan terdiri atas prinsip ilmiah,
demokratis, kerja sama, serta konstruktif dan kreatif. Peran supervisi
pendidikan adalah memudahkan supervisor dalam mensupervisi pekerjaan
yang dilakukan oleh tenaga kependidikan (sebagai koordinator, konsultan,
pemimpin kelompok, dan evaluator). Sasaran supervisi ditinjau dari objek
yang disupervisi yaitu supervisi akademik, administrasi, serta lembaga dan
akreditasi.

Sebelum konsep supervisi muncul dalam studi administrasi, para


administrator telah lebih dahulu mengenal konsep inspeksi yang mana
keduanya sebenarnya memiliki tujuan dan datang dari kawasan proses yang
berbeda. Supervisi berada dalam kawasan pengawasan, sedangkan inspeksi
cenderung kepada kegiatan menyelidiki dan memeriksa penyimpangan oleh
petugas pelaksana program pengajaran di sekolah. Namun keduanya
seringkali dimaknai bentuk perkembangan atau perubahan dari sistem
sebelumnya. Sehingga inspeksi seringkali disebut sebagai supervisor
tradisional yang mana lebih cenderung pada mengawasi dan menyalahkan
kegiatan para guru terhadap hasil yang didapat para siswa. Pada abad 19
awal kemudian istilah supervisor mulai muncul beserta fungsi dan perannya
yang dilakukan lebih komprehensif, yaitu dengan cara menyertakan prinsip-
prinsip dalam proses belajar mengajar dan prinsip materi dengan baik. Selain
itu ciri khas supervisi modern juga demokratis, dan menciptakan serta
mempertahankan antar hubungan yang memuaskan diantara semua anggota
staff.

B. Saran
Dengan terselesaikannya makalah ini kami mengucapkan terimakasih
kepada seluruh pihak yang telah mendukung. Kami menyadari makalah ini
masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran dari semua pihak kami
harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Mudah – mudahan dengan
adanya makalah ini dapat menambah wawasan bagi semua pihak sehingga
dapat memetik isi yang terkandung di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai