Anda di halaman 1dari 16

SUPERVISI PENDIDIKAN

Mata kuliah: Administrasi dan Supervisi Pendidikan

Dosen Pengampu: Fahmi, M.Pd.I

NIDN. 0209058105

Disusun oleh:
Kel. 9/PIAUD 4

Annisa Widya Fahrani (1930210104)

Ellanda Putri rema (1930210118)

Riduan (1930210043)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN RADEN FATAH

PALEMBANG

2020
Abstrak
Dalam pembelajaran setiap tempat pendidikan seperti sekolah. Banyak sekarang ini
konsep supervisi pendidikan hampir hangus bahkan dilupakan. Sehingga, mutu
pembelajaran tersebut juga mulai tidak terlihat. Kegiatan supervisi pendidikan
sangat diperlukan oleh guru, karena bagi guru yangbekerja setiap hari di sekolah
tidak ada pihak lain yang lebih dekat dan mengetahui dari dalamsegala kegiatannya,
kecuali Kepala Sekolah. Guru merupakan salah satu faktor penenturendahnya mutu
hasil pendidikan.Dalam rangka pelaksanaan program supervisi pendidikan maka
harus mencakupsemua komponen yang terkait dan mempengaruhi terhadap
keberhasilan program supervisipendidikan. Keberhasilan tersebut dilihat dari
komponen perencanaan, implementasi dandampak dari program supervisi
pendidikan.Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai supervisorsecara efektif, maka Kepala Sekolah memiliki kompetensi yaitu
kemanusiaan, manajerial, dan teknis.

Kata Kunci: Supervisi Pendidikan, Kepala Sekolah, Guru


A. Pendahuluan
Supervisi merupakan salah satu strategi untuk memastikan bahwa seluruh
langkah pada proses penyelenggaraan dan semua komponen hasil pendidikan
yang akan dicapai memenuhi target, straegi manajemen yang terdapat dalam
supervisi terdiri atas serangkaian kegiatan untuk memastikan bahwa mutu yang
diharapkan dalam proses perencanaan, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi
memenuhi standar yang telah ditentukan. Secara historis supervise walnya
diterapkan konsep tradisional, yaitu pekerjaan inspeksi, mengawasi dalam
pengertian mencari kesalahan dan menemukan kesalahan dengan tujuan untuk
diperbaiki.kemudian berkembang supervise yang bersifat ilmiah, ialah :
1. Sistematis, artinya dilaksamakan secara teratur, berencana dan kontinu.
2. Objektif dalam pengertian ada data yang didapat berdasarkan observasi nyata
bukan berdasarkan tafsiran pribadi.
3. Menggunakan alat pencatat yang dapat memberikan informasi sebagai
umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses pembelajaran di
kelas.
Kemajuan hasil-hasil penelitian telah membantu tumbuhnya berbagai
pendekatan dalam supervisi pendidikan, penemuan-penemuan terbaru telah
menimbulkan barbagai pemahaman konsep terhadap apa sebenarnya supervisi
pendidikan itu.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian supervisi Pendidikan?

2. Apa tujuan supervisi Pendidikan?

3. Apa prinsip supervisi Pendidikan?

4. Apa fungsi supervisi Pendidikan?

5. Apa peranan supervisi Pendidikan?

6. Siapa objek supervisi Pendidikan?


C. Pembahasan

1. Pengertian Supervisi Pendidikan

Supervisi secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise” atau
mengawasi. Menurut Merriam Webster’s Colligate Dictionary disebutkan bahwa
supervisi merupakan „A critical watching and directing”. Beberapa sumber lainnya
menyatakan bahwa supervisi berasal dari dua kata, yaitu “superior” dan “vision”.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kepala sekolah digambarkan sebagai seorang
“expert” dan “superior” , sedangkan guru digambarkan sebagai orang yang
memerlukan kepala sekolah.

Supervisi ialah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu


para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara
efektif(Purwanto,2000). Manullang (2005) menyatakan bahwa supervisi merupakan
proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan
bila perlu mengkoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
rencana semula. Supervisi merupakan usaha memberi pelayanan agar guru menjadi
lebih profesional dalam menjalankan tugas melayani peserta didik.1

Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada
perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam
mencapai tujuan-tujuan pendidikan. la berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan
bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti bimbingan dalam usaha
dan pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran,
pemilihan alat-alat pelajaran dan metode - metode mengajar yang lebih baik,cara-cara
2
penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran, dan sebagainya.

1
Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung :
Alfabeta ), h. 84

2
Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2010), h.76
Dengan kata lain , Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan
mereka secara efektif.

Supervisi merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan teknis edukatif


di sekolah, bukan sekedar pengawasan fisik terhadap fisik material. Supervisi
merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik yang berupa proses belajar
mengajar, pengawasan terhadap guru dalam mengajar , pengawasan terhadap situasi
3
yang menyababkannya. Aktivitas dilakukan dengan mengidentifikasi
kelemahan-kelemahan pembelajaran untuk diperbaiki, apa yang menjadi penyebabnya
dan mengapa guru tidak berhasil melaksanakan tugasnya baik. Berdasarkan hal
tersebut kemudian diadakan tindak lanjut yang berupa perbaikan dalam bentuk
pembinaan.

Fungsi pengawasan atau supervisi dalam pendidikan bukan hanya sekadar kontrol
melihat apakah segala kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau
program yang telah digariskan, tetapi lebih dari itu. Supervisi dalam pendidikan
mengandung pengertian yang luas. Kegiatan supervisi mencakup penentuan
kondisi-kondisi atau syarat-syarat personel maupun material yang diperlukan untuk
terciptanya situasi belajar-rnengajar yang efektif, dan usaha memenuhi syarat-syarat
itu.

2. Prinsip Supervisi Pendidikan

kepala sekolah sebagai supervisor dalam melaksanakan tugasnya harus


memperhatikan prinsip-prinsip supervisi agar dalam pelaksanaan supervisi dapat
berjalan dengan baik dan lancar.

a. Prinsip Ilmiah.

Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut.

3
Dadang suhardan, supervisi profesional, (Bandung : Alfabeta , 2010 ) h. 39
1) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data obyektif yang diperoleh dalam
kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar.

2) Untukmemperolehdataperluditerapkanalatperekamdataseperti angket, observasi,


percakapan pribadi, dan seterusnya.

3) Setiap kegiatan supervise dilaksanakan secara sistematis terencana.

b. Prinsip Demokratis

Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusian
yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan
tugasnya. Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat
guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan.

c. Prinsip Kerjasama

Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi “ sharing of idea,


sharing of experience ” memberi support mendorong, menstimulasi guru, sehingga
mereka merasa tumbuh bersama.

d. Prinsip konstruktif dan kreatif

Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau
supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui
cara-cara menakutkan.4 Dari uraian diatas dapat kita ketahui, bahwa betapa banyak
danbesarnya tanggung jawab seorang kepala sekolah sebagai supervisor. Oleh karna
itu uraian diatas sejalan dengan yang uraikan oleh Ngalim Purwanto dalam bukunya
Administrasi dan Supervisi Pendidikan bahwa Moh. Rifai, M. A., untuk menjalanlkan

4
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka

Mengembangkan SDM, ( Jakarta : Rineka Cipta ,2008), h. 19


tindakan-tindakan supervisi sebaik-baiknya kepala sekolah hendaklah memperhatikan
prinsi-prinsip berikut :

a. Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif, yaitu pada yang dibimbing
dan diawasi harus dapat menimbulkan dorongan untuk bekerja.

b. Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenar- benarnya
( reslistis, mudah dilaksanakan ).

c. Supervisi harus sederhana dan informal dalam melaksanakannya.

d.Supervisi harus dapat memberikan perasaan aman kepada guru-guru dan


pegawai-pegawai sekolah yang disupervisi.

e. Supervisi harus didasarkan atas hubungan professional, bukan atas dasar hubungan
pribadi.

f. Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap, dan mungkin


prasangka guru-guru dan pegawai.

g. Supervisi tidak bersifat mendesak ( otoriter ) karena dapat menimbulkan perasaaan


gelisah atau bahkan antipati dari guru-guru.

h. Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaaan pangkat, kedudukan atau


kekuasaan pribadi.

i. Supervisi tidak boleh bersifat mencari-cari kesalahan dan kekurangan.

j. Supervisi tidak dapat terlalu cepat mengharapkan hasil, dan tidak boleh lekas
merasa kecewa.

k. Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif, dan kooperatif.

Preventif berarti berusaha mencegah jangan sampai timbul hal-hal yang negatif.
Sedangkan korektif yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah di perbuat.
Dan kooperatif berarti bahwa mencari kesalahan- kesalah atau
kekurangan-kekurangan dan usaha memperbaikinya ndilakukan bersama-sama oleh
supervisor dan orang-orang yang diawasi.5

Jika hal-hal tersebut di atas di perhatikan dan benar-benar dilaksanakan oleh


kepala sekolah, agaknya dapat diharapkan setiap sekolah akan berangsur- angsur maju
dan berkembang sehingga tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

3. Tujuan Supervisi Pendidikan

Menurut Piet A. Sahertian dalam bukunya menjelaskan bahwa tujuan supervisi


ialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru
dikelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.6 Dengan
demikian jelas bahwa tujuan supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk
meningkatkan kualitas belajar siswa, bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar
tapi juga mengembangkan potensi kualitas guru.

Pendapat lain dikemukakan oleh Made pidarta, tujuan supervisi ialah 1)


membantu menciptakan lulusan optimal dalam kuantitas dan kualitas.2) membantu
mengembangkan pribadi, kompetensi,dan sosialnya.3) membantu kepala sekolah
mengembangkan program yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. 4) ikut
meningkatkan kerjasama dengan masyarakat atau komite sekolah.7

Dari pendapat-pendapat dapat disimpulkan bahwa tujuan diadakannya supervisi


adalah untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik dengan cara
membantu guru-guru dalam meningkatkan kinerjanya dalam rangka pembentukan
pribadi anak secara maksimal

5
Ngalim Purwanto, Op. Cit., h. 117

6
Piet A. Sahertian, Op. Cit., h. 19
7
Pidarta made, Supevisi Pendidikan Kontekstual, ( Jakarta : Rineka Cipta,2009) , h. 4
4. Fungsi Supervisi pendidikan

Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dengan


meningkatkan situasi belajar mengajar. Sehubungan hal tersebut diatas, maka piet A.
Sahertian memberikan 8 fungsi supervisi sebagai berikut:

a. Mengkoordinir semua usaha sekolah.

b. Memperlengkap kepemimpinan sekolah.

c. Memperluas pengalaman guru-guru.

d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif.

e. Memberi faslitas dan penilaian yang terus-menerus.

f. Menganalisis situasi belajar-mengajar.

g. Memberikan pengetahuan ddan keterampilan kepada setiap anggota

staf

h. Memberikan wawasan yang lebih luas dan terintegerasi dalam merumuskan


tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.8

Dilihat dari fungsi utama supervisi adalah di tujukan pada perbaikan dan
peningkatan kualitas, agar sasaran supervisi terlaksana dalam peningkatan
kinerjasecara efektif, maka kemampuan guru perlu ditingkatkan, maka fungsi
supervisi menurut Ametembun terdiri dari:

a. Penelitian

Yaitu fungsi yang harus dapat mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi.

8
Piet .a sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan : dalam Rangka Pengembangan Sumber

Daya Manusia, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2008), h.21


b. Penilaian

Fungsi penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang diinginkan,


seberapa besar yang telah dicapai, dan penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara
seperti tes, penetapan standar, penilaian kemajuan belajar sisiwa, melihat
perkembangan hasil penilaian sekolah, serta prosedur lain yang berorientasi pada
peningkatan mutu pendidikan.

c. Perbaikan

Fungsi perbaikan adalah sebagai usaha untuk mendorong guru baik secara
perseorangan maupun kelompok agar mereka mau melakukan berbagai perbaikan
dalam menjalankan tugas mereka. Perbaikan ini dapat dilakukan dengan bimbingan,
yaitu dengan cara membangkitkan kemauan, memberi semangat, mengarahkan dan
merangsang untuk melakukan percobaan, serta membantu menerapkan sebuah
prosedur mengajar yang baru.

d. Pembinaan

Fungsi pembinaan merupakan salah satu usaha untuk memecahkan masalah yang
sedang dihadapi, yaitu dengan melakukan pembinaan atau pelatihan kepada guru-guru
tentang cara-cara baru dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran, pembinaan ini
dapat dilakukan denagan cara demonstrasi mengajar, workshop, seminar, observasi,
konferensi individual dan kelompok, serta kunjungan sepervisi.9

5. Peran Supervisi Pendidikan

Supervisi berfungsi membantu, memberi, mengajak. Dilihat dari fungsinya, tampak


dengan jelas peranan supervisi itu. Seorang sopervisor dapat berperan sebagai :

9
Maryono, Op, Cit, h. 23
a. Koordinator

Sebagai koordinator ia dapat mengko-ordinasi program belajar mengajar, tugas-tugas


anggota sataf berbqagai kegiatan berbeda-beda diantara guru-guru.

b. Konsultan

Sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan yaitu bersama mengkonsultasikan


masalah yang dialami guru baik secara individual maupun kelompok.

c. Pemimpin Kelompok

Sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin sejumlah staf guru dalam


mengembangklan potensi kelompok pada saat mengembangkan kurikulum, materi
pembelajaran dan kebutuhan professional guru-guru secara bersama.

d. Evaluator

Sebagai evaluator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan proses
belajar mengajar.10

Sehubungan peran supervisor dalam kegiatan supervisi, ametembun menyatakan


terdapat 4 fungsi supervisor:

1) Supervisor sebagai Peneliti (researcher) yaitu meneliti bagaimana keadaan situasi


pendidikan yang sebenarnya. Keadaan situasi pendidikan dapat diketahui dari
kesimpulan hasil-hasil pengolahan yang diperoleh .

2) Supervisor sebagai penilai(evaluator) yaitu menilai bagaimana keadaan suatu


situasi pendidikan.

3) Supervisor sebagai pemerbaik(improver) yaitu mengadakan perbaikan terhadap


situasi .

10
Ibid h. 25
4) Supervisor pengembang (developer) yaitu mengembangkan atau meningkatkan
situasi ,agar keadaan yang sudah baik menjadi lebih baik.

6. Obyek Supervisi Pendidikan

Obyek supervisi pendidikan adalah sasaran dari pelaksanaan supervisi, yakni


supervisi bertujuan untuk membina personil dan non personil. Supervisi kepada
personil yang dimaksud sebagai usaha pendidikan, diantaranya kepala, guru mata
pelajaran, guru kelas, staff usaha, dan tenaga kependidikan lainnya.

Supervisi non-personil artinya suatu usaha kepengawasan yang dilaksanakan oleh


supervisor pada berbagai kesiapan dan kelengkapan sarana dan prasarana sekolah
dalam menunjang dilakukannya proses pendidikan diantaranya perpustakaan,
administrasi sekolah, tersedianya buku ajar, program perencana pendidikan dan
sarana pendidikan lain.

Sehingga yang menjadi obyek atau sasaran supervisi pendidikan ialah unsur-unsur
yang berhubungan dengan proses pembelajaran. Guru adalah faktor paling penting
dalam proses pembelajaran dan guru juga yang memiliki kewenangan untuk
merancang bagaimana sebuah proses pembelajaran yang hendak dilakukan.

Menurut Piet A. Sahertian: Objek supervisi di masa yang akan datang mencakup:
1. Pembinaan kurikulum
2. Perbaikan proses pembelajaran
3. Pengembangan Staff
4. Pemeliharaan dan perawatan moral serta semangat kerja guru-guru11

11
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, h. 27
Adapun objek dari supervisi pendidikan terbagi menjadi dua bagian, yakni pembinaan
personil dan pembinaan non personil.

1. Pembinaan Personil
a. Kepala sekolah
Kepala Sekolah sebagai bagian dari suatu sekolah juga menjadi objek dari supervisi
pendidik-an tersebut. Dan sebgai pemegang tertinggi dalam suatu sekolah juga perlu
disupervisi, karena melihat dari latar belakang perlunya supervisi pendidikan bahwa
kepala sekolah itu juga perlu tumbuh dan berkembang dalam jabatannya, maka kepala
sekolah harus berusaha mengembangkan dirinya, meningkatkan kualitas
profesionalitasnya serta menumbuhkan semangat dalam dirinya dalam melaksanakan
tugasnya sebagai kepala sekolah. Tidak jauh berbeda dengan supervisi kepada guru,
kepala sekolah disupervisi oleh seorang pengawas. Sistem dan pelaksanaannya
hampir sama dengan supervisi guru. Namun ada perbedaan jika guru pada
pelaksanaan pembelajaran kalau kepala sekolah pada bagaimana ia mampu
melaksanakan tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah yang sesuai dengan yang
telah ditetapkan seperti pengelolaan dan manajement sekolah.12

b. Guru

Guru sebagai agent of change yang merupakan ujuk tombak pelaksanaan


pembelajaran, dalam melaksanakan tugasnya perlu adanya pengawasan oleh
supervisor yakni kepala madrasah yang menyuvervisi guru.13

Karena guru juga manusia yang setiap saat mengalami perkembagan dan perlu
adanya pengawasan secara berkala dan sistematis. Selain itu, guru juga perlu
meningkatkan kualitas profesionalitasnya, meningkatkan efektifitasnya sebagai

12
Baharuddin Harahap, Supervisi Pendidikan, Jakarta: CV Damai Jaya, 1985, h. 29-31

13
Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009, h. 116
seorang pendidik. Karena guru harus mampu mengembangkan dan meningkatkan
proses kegiatan belajar mengajar siswa yang lebih baik lagi. Yakni dengan cara
pembinaan tersebut. Pembinaan yang dilakukan oleh supervisor kepada guru bisa
berupa pembinaan secara individu maupun secara kelompok. Terkadang guru juga
memiliki permasalahan yang sama dan juga berbeda dengan guru satu dan lainnya.
Oleh karena itulah pembinaan guru harus disesuaikan dengan permasalahan yang
sedang dihadapi oleh guru. Diluar itu guru juga dituntut mampu untuk menata
administrasi pembelajaran secara benar dan baik, guna menunjang kegiatan belajar
mengajar. Adapun point-point yang menjadi supervisi guru antara lain adalah: Kinerja
Guru, KBM Guru, Karakteristik Guru, Administrasi Guru dll.
c. Staff sekolah
Staff Sekolah ataupun Tenaga Kependidikan Sekolah adalah sama. Pembinaan
atau supervisi terhadap staff sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah sama seperti guru,
namun dalam staff sekolah yang perlu disupervisi adalah tentang kinerja staff,
penataan administrasi sekolah, kemampuan dalam bekerja atau skill serta loyalitas
terhadap pimpinan atau kepala sekolah.
d. Peserta didik
Peserta didik atau siswa merupakan bagian dari sistem pendidikan sekolah yang
saling terkait satu sama lainnya. Dan siswa yang menjadi objek dari pelaksanaan
kegitan belajar mengajar tersebut, juga ikut disupervisi. Namun berbeda dengan
supervisi yang dilakukan terhadap kepala sekolah, guru, dan staff sekolah. Siswa
disupervisi dalam tiga aspek yakni, aspek kognitif, psikomotorik dan afektif oleh guru
sebagai supervisornya.
1. Pembinaan Non Personil
Pembinaan Non Perssonil menitik beratkan pada pembinaan Sarana dan Prasarana
yaitu semua komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang
jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri.
D. Kesimpulan
1. Supervisi yaitu sebagai upaya yang dilakukan oleh para pengawas untuk
melihat kinerja personalia dan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap
salah satu bagian kerja yang tidak masksimal dalam menunjukkan
kinerjanya. Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil sebuah kesimpulan
bahwa supervisi merupakan suatu layanan dan bantuan yang diberikan oleh
supervisor kepda guru dalam upaya memperbaiki pembelajaran sehingga
pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
2. Tujuan supervisi pendidikan adalah Membantu guru agar dapat lebih
mengerti/ menyadari tujuan-tujuan pendidikan di sekolah, dan fungsi
sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan itu.Tujuan utama
supervisi adalah memperbaiki pengajaran. Tujuan umum supervisi adalah
memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar
personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam
melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar.
3. Seorang supervisor dapat menggunakan berbagai alat bantu. Alat-alat
bantu itu dipergunakan dengan maksud untuk memungkinkan pertumbuhan
kecakapan dan perkembangan penguasaan pengetahuan oleh guru/ orang
yang disupervisi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada
umumnya dan ilmu pendidikan khususnya.
4. Manfaat akhir dari proses supervisi adalah suatu hal yang tidak
mudah dalam sistem manajemen personalia diIndonesia, seperti untuk
melakukan mutasi, demosi, apalagi pemecatan petugas sekolah yang tidak
becus. Begitu pula halnya dengan perubahan kurikulum yang sangat
bersifat sentralisasi yang kurang memperlihatkan perbedaan masing-masing
sekolah. Namun demikian apapun halangannya kegiatan supervisi harus
tetap dilaksanakan, walaupun hanya sampai pada batas yang sangat
bersahaja.
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin Harahap, Supervisi Pendidikan, Jakarta: CV Damai Jaya, 1985

Dadang suhardan, supervisi profesional, (Bandung : Alfabeta , 2010 )

Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah,


(Bandung : Alfabeta )

Maryono, Op, Cit.

Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada
Press, 2009

Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan (Bandung : Remaja


Rosdakarya, 2010)

Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Mengembangkan SDM, ( Jakarta : Rineka Cipta ,2008)

Pidarta made, Supevisi Pendidikan Kontekstual, ( Jakarta : Rineka Cipta,2009)

Piet A. Sahertian, Op. Cit.

Anda mungkin juga menyukai