NIDN. 0209058105
Disusun oleh:
Kel. 9/PIAUD 4
Riduan (1930210043)
PALEMBANG
2020
Abstrak
Dalam pembelajaran setiap tempat pendidikan seperti sekolah. Banyak sekarang ini
konsep supervisi pendidikan hampir hangus bahkan dilupakan. Sehingga, mutu
pembelajaran tersebut juga mulai tidak terlihat. Kegiatan supervisi pendidikan
sangat diperlukan oleh guru, karena bagi guru yangbekerja setiap hari di sekolah
tidak ada pihak lain yang lebih dekat dan mengetahui dari dalamsegala kegiatannya,
kecuali Kepala Sekolah. Guru merupakan salah satu faktor penenturendahnya mutu
hasil pendidikan.Dalam rangka pelaksanaan program supervisi pendidikan maka
harus mencakupsemua komponen yang terkait dan mempengaruhi terhadap
keberhasilan program supervisipendidikan. Keberhasilan tersebut dilihat dari
komponen perencanaan, implementasi dandampak dari program supervisi
pendidikan.Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai supervisorsecara efektif, maka Kepala Sekolah memiliki kompetensi yaitu
kemanusiaan, manajerial, dan teknis.
B. Rumusan Masalah
Supervisi secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise” atau
mengawasi. Menurut Merriam Webster’s Colligate Dictionary disebutkan bahwa
supervisi merupakan „A critical watching and directing”. Beberapa sumber lainnya
menyatakan bahwa supervisi berasal dari dua kata, yaitu “superior” dan “vision”.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kepala sekolah digambarkan sebagai seorang
“expert” dan “superior” , sedangkan guru digambarkan sebagai orang yang
memerlukan kepala sekolah.
Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada
perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam
mencapai tujuan-tujuan pendidikan. la berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan
bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti bimbingan dalam usaha
dan pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran,
pemilihan alat-alat pelajaran dan metode - metode mengajar yang lebih baik,cara-cara
2
penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran, dan sebagainya.
1
Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung :
Alfabeta ), h. 84
2
Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2010), h.76
Dengan kata lain , Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan
mereka secara efektif.
Fungsi pengawasan atau supervisi dalam pendidikan bukan hanya sekadar kontrol
melihat apakah segala kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau
program yang telah digariskan, tetapi lebih dari itu. Supervisi dalam pendidikan
mengandung pengertian yang luas. Kegiatan supervisi mencakup penentuan
kondisi-kondisi atau syarat-syarat personel maupun material yang diperlukan untuk
terciptanya situasi belajar-rnengajar yang efektif, dan usaha memenuhi syarat-syarat
itu.
a. Prinsip Ilmiah.
3
Dadang suhardan, supervisi profesional, (Bandung : Alfabeta , 2010 ) h. 39
1) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data obyektif yang diperoleh dalam
kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar.
b. Prinsip Demokratis
Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusian
yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan
tugasnya. Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat
guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan.
c. Prinsip Kerjasama
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau
supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui
cara-cara menakutkan.4 Dari uraian diatas dapat kita ketahui, bahwa betapa banyak
danbesarnya tanggung jawab seorang kepala sekolah sebagai supervisor. Oleh karna
itu uraian diatas sejalan dengan yang uraikan oleh Ngalim Purwanto dalam bukunya
Administrasi dan Supervisi Pendidikan bahwa Moh. Rifai, M. A., untuk menjalanlkan
4
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
a. Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif, yaitu pada yang dibimbing
dan diawasi harus dapat menimbulkan dorongan untuk bekerja.
b. Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenar- benarnya
( reslistis, mudah dilaksanakan ).
e. Supervisi harus didasarkan atas hubungan professional, bukan atas dasar hubungan
pribadi.
j. Supervisi tidak dapat terlalu cepat mengharapkan hasil, dan tidak boleh lekas
merasa kecewa.
Preventif berarti berusaha mencegah jangan sampai timbul hal-hal yang negatif.
Sedangkan korektif yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah di perbuat.
Dan kooperatif berarti bahwa mencari kesalahan- kesalah atau
kekurangan-kekurangan dan usaha memperbaikinya ndilakukan bersama-sama oleh
supervisor dan orang-orang yang diawasi.5
5
Ngalim Purwanto, Op. Cit., h. 117
6
Piet A. Sahertian, Op. Cit., h. 19
7
Pidarta made, Supevisi Pendidikan Kontekstual, ( Jakarta : Rineka Cipta,2009) , h. 4
4. Fungsi Supervisi pendidikan
staf
Dilihat dari fungsi utama supervisi adalah di tujukan pada perbaikan dan
peningkatan kualitas, agar sasaran supervisi terlaksana dalam peningkatan
kinerjasecara efektif, maka kemampuan guru perlu ditingkatkan, maka fungsi
supervisi menurut Ametembun terdiri dari:
a. Penelitian
Yaitu fungsi yang harus dapat mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi.
8
Piet .a sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan : dalam Rangka Pengembangan Sumber
c. Perbaikan
Fungsi perbaikan adalah sebagai usaha untuk mendorong guru baik secara
perseorangan maupun kelompok agar mereka mau melakukan berbagai perbaikan
dalam menjalankan tugas mereka. Perbaikan ini dapat dilakukan dengan bimbingan,
yaitu dengan cara membangkitkan kemauan, memberi semangat, mengarahkan dan
merangsang untuk melakukan percobaan, serta membantu menerapkan sebuah
prosedur mengajar yang baru.
d. Pembinaan
Fungsi pembinaan merupakan salah satu usaha untuk memecahkan masalah yang
sedang dihadapi, yaitu dengan melakukan pembinaan atau pelatihan kepada guru-guru
tentang cara-cara baru dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran, pembinaan ini
dapat dilakukan denagan cara demonstrasi mengajar, workshop, seminar, observasi,
konferensi individual dan kelompok, serta kunjungan sepervisi.9
9
Maryono, Op, Cit, h. 23
a. Koordinator
b. Konsultan
c. Pemimpin Kelompok
d. Evaluator
Sebagai evaluator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan proses
belajar mengajar.10
10
Ibid h. 25
4) Supervisor pengembang (developer) yaitu mengembangkan atau meningkatkan
situasi ,agar keadaan yang sudah baik menjadi lebih baik.
Sehingga yang menjadi obyek atau sasaran supervisi pendidikan ialah unsur-unsur
yang berhubungan dengan proses pembelajaran. Guru adalah faktor paling penting
dalam proses pembelajaran dan guru juga yang memiliki kewenangan untuk
merancang bagaimana sebuah proses pembelajaran yang hendak dilakukan.
Menurut Piet A. Sahertian: Objek supervisi di masa yang akan datang mencakup:
1. Pembinaan kurikulum
2. Perbaikan proses pembelajaran
3. Pengembangan Staff
4. Pemeliharaan dan perawatan moral serta semangat kerja guru-guru11
11
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, h. 27
Adapun objek dari supervisi pendidikan terbagi menjadi dua bagian, yakni pembinaan
personil dan pembinaan non personil.
1. Pembinaan Personil
a. Kepala sekolah
Kepala Sekolah sebagai bagian dari suatu sekolah juga menjadi objek dari supervisi
pendidik-an tersebut. Dan sebgai pemegang tertinggi dalam suatu sekolah juga perlu
disupervisi, karena melihat dari latar belakang perlunya supervisi pendidikan bahwa
kepala sekolah itu juga perlu tumbuh dan berkembang dalam jabatannya, maka kepala
sekolah harus berusaha mengembangkan dirinya, meningkatkan kualitas
profesionalitasnya serta menumbuhkan semangat dalam dirinya dalam melaksanakan
tugasnya sebagai kepala sekolah. Tidak jauh berbeda dengan supervisi kepada guru,
kepala sekolah disupervisi oleh seorang pengawas. Sistem dan pelaksanaannya
hampir sama dengan supervisi guru. Namun ada perbedaan jika guru pada
pelaksanaan pembelajaran kalau kepala sekolah pada bagaimana ia mampu
melaksanakan tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah yang sesuai dengan yang
telah ditetapkan seperti pengelolaan dan manajement sekolah.12
b. Guru
Karena guru juga manusia yang setiap saat mengalami perkembagan dan perlu
adanya pengawasan secara berkala dan sistematis. Selain itu, guru juga perlu
meningkatkan kualitas profesionalitasnya, meningkatkan efektifitasnya sebagai
12
Baharuddin Harahap, Supervisi Pendidikan, Jakarta: CV Damai Jaya, 1985, h. 29-31
13
Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009, h. 116
seorang pendidik. Karena guru harus mampu mengembangkan dan meningkatkan
proses kegiatan belajar mengajar siswa yang lebih baik lagi. Yakni dengan cara
pembinaan tersebut. Pembinaan yang dilakukan oleh supervisor kepada guru bisa
berupa pembinaan secara individu maupun secara kelompok. Terkadang guru juga
memiliki permasalahan yang sama dan juga berbeda dengan guru satu dan lainnya.
Oleh karena itulah pembinaan guru harus disesuaikan dengan permasalahan yang
sedang dihadapi oleh guru. Diluar itu guru juga dituntut mampu untuk menata
administrasi pembelajaran secara benar dan baik, guna menunjang kegiatan belajar
mengajar. Adapun point-point yang menjadi supervisi guru antara lain adalah: Kinerja
Guru, KBM Guru, Karakteristik Guru, Administrasi Guru dll.
c. Staff sekolah
Staff Sekolah ataupun Tenaga Kependidikan Sekolah adalah sama. Pembinaan
atau supervisi terhadap staff sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah sama seperti guru,
namun dalam staff sekolah yang perlu disupervisi adalah tentang kinerja staff,
penataan administrasi sekolah, kemampuan dalam bekerja atau skill serta loyalitas
terhadap pimpinan atau kepala sekolah.
d. Peserta didik
Peserta didik atau siswa merupakan bagian dari sistem pendidikan sekolah yang
saling terkait satu sama lainnya. Dan siswa yang menjadi objek dari pelaksanaan
kegitan belajar mengajar tersebut, juga ikut disupervisi. Namun berbeda dengan
supervisi yang dilakukan terhadap kepala sekolah, guru, dan staff sekolah. Siswa
disupervisi dalam tiga aspek yakni, aspek kognitif, psikomotorik dan afektif oleh guru
sebagai supervisornya.
1. Pembinaan Non Personil
Pembinaan Non Perssonil menitik beratkan pada pembinaan Sarana dan Prasarana
yaitu semua komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang
jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri.
D. Kesimpulan
1. Supervisi yaitu sebagai upaya yang dilakukan oleh para pengawas untuk
melihat kinerja personalia dan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap
salah satu bagian kerja yang tidak masksimal dalam menunjukkan
kinerjanya. Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil sebuah kesimpulan
bahwa supervisi merupakan suatu layanan dan bantuan yang diberikan oleh
supervisor kepda guru dalam upaya memperbaiki pembelajaran sehingga
pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
2. Tujuan supervisi pendidikan adalah Membantu guru agar dapat lebih
mengerti/ menyadari tujuan-tujuan pendidikan di sekolah, dan fungsi
sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan itu.Tujuan utama
supervisi adalah memperbaiki pengajaran. Tujuan umum supervisi adalah
memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar
personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam
melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar.
3. Seorang supervisor dapat menggunakan berbagai alat bantu. Alat-alat
bantu itu dipergunakan dengan maksud untuk memungkinkan pertumbuhan
kecakapan dan perkembangan penguasaan pengetahuan oleh guru/ orang
yang disupervisi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada
umumnya dan ilmu pendidikan khususnya.
4. Manfaat akhir dari proses supervisi adalah suatu hal yang tidak
mudah dalam sistem manajemen personalia diIndonesia, seperti untuk
melakukan mutasi, demosi, apalagi pemecatan petugas sekolah yang tidak
becus. Begitu pula halnya dengan perubahan kurikulum yang sangat
bersifat sentralisasi yang kurang memperlihatkan perbedaan masing-masing
sekolah. Namun demikian apapun halangannya kegiatan supervisi harus
tetap dilaksanakan, walaupun hanya sampai pada batas yang sangat
bersahaja.
DAFTAR PUSTAKA
Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada
Press, 2009
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Mengembangkan SDM, ( Jakarta : Rineka Cipta ,2008)