Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

Teaching Personal Social Responsibility (TPSR)

Nama Kelompok :
Hesti Wahyuningsih (2018030037)
Ana Marifatun Hasanah (2018030040)
Lutfi Widiyanto (2018030062)
Arini Wulan Dawana (2018030064)
Nyemas Catur Arashayati (2018030069)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH DAN IBTIDAIYAH (PGMI)


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH
2021

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Wonosobo, 24 Oktober 2021

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan alat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, perilaku
dan karakter. Penyelenggara pendidikan tersebut berada disekolah-sekolah dan kegiatan
tersebut dilakukan melalui proses pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik
bersama dengan guru. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi proses perolehan perubahan yang meliputi aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotor.
Model merupakan alat alternatif yang dapat dilakukan oleh guru, dan model dapat
mepermudah guru pada saat melakukan proses pembelajaran berlangsung, selain itu hal
ini selaras dengan apa yang dijelaskan oleh para ahli tentang model pembelajaran
menurut Supriyono (dalam zakky, 2018) “model pembelajaran adalah sebuah rencana
atau pola yang mengorganisasi pembelajaran dalam kelas dan menunjukkan cara
penggunaan materi pembelajaran”. Dan menurut Joyce (dalam zakky, 2018) “bahwa
setiap model pembelajaran mengarah kepada desain pembelajaran untuk membantu
peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai”.
Pada jenjang pendidikan sekolah dasar, penerapan gerak dasar fundamental sangat
penting dan sesuai untuk di berikan, karena gerakan-gerakan tersebut menentang dari
gerak yang sifatnya alamiah mendasar seperti merangkak, berjalan, berlari, dan melompat
hingga ke gerakan yang sudah berupa keterampilan khusus seperti meroda, depan, hingga
handspring dan back-hanspring.
Gerak dasar lokomotor merupakan suatu kegiatan proses pembelajaran yang dapat
dibentuk sebagai materi programan aktivitas fisik yang mengajarkan rasa akan tanggung
jawab. Menurut Helison (dalam Amparo, 2010) “Model TPSR dirancang sebagai
pendekatan untuk pemprograman aktivitas fisik yang bertujuan untuk mengajarkan
tangung jawab pribadi dan social, agar siswa dapat sukses dalam lingkungan social
meraka, yang harus bertangung jawab untuk diri sendiri dan untuk orang lain” .
Pengaplikasian proses pembelajaran berlangsung akan pengembangan rasa
tanggungjawab siswa, dapat dilakukan dengan model TPSR ini. Model ini dirancang agar
guru dengan mudah memperkenalkan dan mengembangkan rasa tanggung jawab siswa
pada saat pembelajaran berlangsung. Melalui model TPSR ini diharapkan siswa
memahami dan dapat berkembang rasa akan tanggung jawab mereka secara pribadi dan
sosial, hal ini sangat penting untuk dikuasai oleh siswa pada saat terjun kemasyarakat
nanti.
Oleh karna itu, berdasarkan latar belakang diatas kami akan membahas lebih
dalam model pembelajaran TPSR.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengembangan model pembelajaran Teaching Personal and Social
Responsibility menggunakan model hellison?
2. Apakah model TPSR dapat mengembangkan tanggung jawab siswa ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. (Teaching Personal Social Responsibility) TPSR
TPSR Teaching Personal Social Responsibility merupakan model yang cocok diterapkan
ketika banyak siswa diskeolah yang mengalami masalah kedisiplinan, sudah banyak para
praktisi pendidikan membuktikan dengan penggunaan metode ini siswa menjadi semakin
disiplin dan lebih bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Sikap tanggung
jawab bisa didapatkan melalui desai pembelajaran yang direncanakan secara matang. Model
Helison ini bisa digunakan untuk semua jenjang mulai dari Sekolah Dasar, SMP dan SMA.

B. Strategi Pembelajaraan Model Hellison


Terdapat tujuh strategi pembelajaraan yang sudah digunakan Hellison yang dikutip
Widyatmoko (dalam Zulfa, 2015. Hlm. 22) dalam mengajar tanggung jawab pribadi melalui
penjas yaitu :
1. Teacher Talks dan Awarness Talks (Penyadaran)
Guru menjelaskan mengenai definisi dan contoh sikap tanggung jawab, memberikan
penyadaraan setiap tahapan yang akan dilakukanbaik secara kognitif maupun
pengalaman, mengarahkan momen-momen penting dalam pembelajaran.
2. Conseling Time
Waktu yang diberikan kepada siswa untuk berkonsultasi apabila ada yang mengalami
kesulitan. Memberikan kesempatan atau meminta siswa untuk memberikan pendapat
tenatng hal yang wbrhubungan dengan pembelajaraan.
3. Group Talk
Adanya diskusi dengan teman kelompok untuk membahsa segala hal yang ada dalam
proses pembelajaran termasuk menentukan solusi dari permasalahan yang muncul.
4. Modelling
Memberikan contoh contoh perilaku pada setiap perkembangan.
5. Reinformanc
Guru memberikan penguatan pada setiap sikap yang dilakukan siswa yang
ebrhubungan dengan tahap perkembangan sikap.
6. Throught Reflection
Memberikan waktu kepada siswa untuk merefleksi apa yang telah dilakukannya
dalam hal perilaku tanggung jawab
7. Specifik Level-Related Strategies

2
Kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan interaksi dengan tahapan yangs edang
dijalani, dengan menetapkan target yang harus dicapai siswa yaitu berada di level 4.

C. Assesment TPSR untuk Perilaku Tanggung Jawab Pribadi dan Sosial Hellison

Skala Nilai Tanggung Jawab Jumlah


No Nama Siswa
0 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Keterangan :
 Level 0 ( Irresponsibility - Tidak Bertanggung Jawab ):
a. Mengganggu kinerja dan pembelajaran orang lain.
b. Mengejek teman yang melakukan kesalahan.
c. Mengejek orang lian untuk tidak melakukan sesuatu kegiatan dalam pembelajaran penjas.
d. Tidak membagi peralatan atau tempat dengan temannya.
 Level 1 ( Self Control - Kontrol Diri ) :
a. Membiarkan teman memakai alat, tanpa menganggunya
b. Tidak melakukan kegiatan pembeajaran tetapi tidak mengganggu orang lain
c. Menolak jika menunggu teman lain
d. Melakukan apa yang diperintahkan oleh guru tetapi tidak setiap waktu
 Level 2 ( Involvement - Keterlibatan ) :
a. Aktif dan bersemangat mengikuti pelajaran
b. Sering mencoba sendiri untuk menguasai keterampilan
c. Mencoba apa yang diperintahkan guru tanpa mengeluh
d. Mau bergabung dengan teman yang lain.
 Level 3 (Self Responsibility - Tanggung Jawab Pribadi):
a. Tidak perlu diminta untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh guru
b. Mengembalikan peralatan tanpa harus disuruh

3
c. Tidak marah walau di ganggu dan diejek teman
d. Tidak mudah menyerah walaupun sering salah
e. Mau bekerja sama dengan teman yang lain.
 Level 4 (Caring - Kepedulian) :
a. Membantu guru dalam menyiapkan alat
b. Membantu teman dalam menguasai keterampilan
c. Memberi semangat kepada teman
d. Secara aktif menawarkan bantuan kerjasama

Teknik penskoran : dengan memberi tanda ceklis pada kolom sesuai dengan perilaku siswa.
a. Apabila tanda ceklis diisi pada kolom level 0 siswa mendapatkan skor 2.
b. Apabila tanda ceklis diisi pada kolom level 1siswa mendapatkan skor 4.
c. Apabila tanda ceklis diisi pada kolom level 2 siswa mendapatkan skor 6.
d. Apabila tanda ceklis diisi pada kolom level 3 siswa mendapatkan skor 8.
e. Apabila tanda ceklis diisi pada kolom level 4 siswa mendapatkan skor 10

D. Peningkatkan sikap tanggung jawab siswa menggunakan model TPSR


Peningkatan sikap tanggung jawab dan perilaku sosial siswa terjadi karena model TPSR
lebih banyak memberikan kesempatan pada siswa untuk mengintegrasikan tanggung jawab
dan perilaku sosial ke dalam pembelajaran. Selain itu juga dalam proses pembelajarannya
difasilitasi agar semua peserta didik dapat berinteraksi secara aktif. Dalam hal ini hubungan
antara guru dan peserta didik juga menjadi lebih interaktif sehingga memungkinkan terjadinya
verbal persuasi yang dilakukan guru terhadap peserta didik atau juga antara peserta didik
dengan peserta didik yang lain.
Model ini mempunyai tujuan spesifik yaitu penekanannya pada pengembangan personal
dan responsibility siswa. Pendekatan pembelajarannya lebih berorientasi pada student
centered, yaitu self-actualization dan social reconstruction. Pengembangan personal dan
responsibility siswa diawali dari irresponsibility, self control, involvement, self direction, dan
caring melalui berbagai pengalaman belajar gerak sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Bukti-bukti hasil penelitian dengan model TPSR di antaranya penelitian yang dilakukan
Berliana dalam disertasinya (1998) yang menyimpulkan bahwa model TPSR berpengaruh
secara signifikan terhadap pengembangan sikap tanggung jawab dan perilaku sosial.
Model Pembelajaran TPSR mengintegrasikan pembentukan perilaku positif ke dalam
pembelajaran pendidikan jasmani, yang pada akhirnya, peningkatan perilaku positif ini juga
menunjang terhadap peningkatan akademis peserta didik. Menurut Elias (2005) keberhasilan
pendidikan tidak hanya bergantung pada potensi akademik, tetapi juga pada kemampuan
peserta didik untuk berhubungan dengan penuh hormat dan bertanggung jawab kepada orang
lain.

Anda mungkin juga menyukai