1. Fitts And Posner’s Three-Stage Model ( Model tiga tahapan Fitts and Posners ).
Model ini dipopulerkan oleh Fitts dan Posner ( 1967 ), meliputi :
1) Cognitive stage
2) Associative stage
3) Automatisasi
Keterampilan gerak adalah kemapuan untuk melakukan gerak secara efektif dan efisien.
Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas kordinasi dan kontrol tubuh dalam
melakukan gerakan.
Gerak ini bisa dibuat berdasarkan beberapa sudut pandang yaitu sebagai berikut :
1. Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerak
2. Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal
3. Klasifikasi berdasarkan stabilitas lingkungan
D. Koordinasi Gerak
2. Irama gerakan
Iram gerak adalah ciri-ciri yang menggambarkan ketepatan antara
pelaksanaan bagian-bagian gerak dengan dimensi ruang dan
waktu yang digunakan atau yang diperlukan pada setiap gerakan.
3. Hubungan gerakan
Hubungan gerakan adalah: suatui proses transfer impuls tenaga
dari suatu bagian tubuh yang lain atau proses transfer impuls dari
suatu alat gerak ke alat gerak lain. sehingga terjadi hubungan
gerakan.
3. Hubungan gerakan
Hubungan gerakan adalah: suatui proses transfer impuls tenaga dari suatu
bagian tubuh yang lain atau proses transfer impuls dari suatu alat gerak ke
alat gerak lain. sehingga terjadi hubungan gerakan.
4. Kelancaran gerakan
Penyebab kesalahan gerakan atau tidak lancarnya gerakan adalah:
kemampuan kondisi (kekuatan, kecepatan, dan daya tahan)dan kemampuan
koordinasi yang masih kurang, serta ketidak lengkapan, ketidak mengertian
individu terhadap informasi tentang gerakan yang harus dalaksanakan.
5. Kecepatan gerakan
Dalam pelaksanan suatu gerakan,kecepatan merupakan salahsatu ciri-ciri
koordinasi gerakan yang perlumendapatkan perhatian, hal ini disebabkan
karena kecepatan sangat menentukan hasil yang ingin dicapai.
a. Tahap Kognitif
Pada tahap ini guru setiap akan memulai mengajarkan suatu keterampilan gerak, pertama kali yang harus
dilakukan adalah memberikan informasi untuk menanamkan konsep-konsep tentang apa yang akan
dipelajari oleh siswa dengan benar dan baik.
b. Tahap Asosiatif/Fiksasi
Pada tahap latihan ini siswa diharapkan mampu mempraktekkan apa yang hendak dikuasai dengan cara
mengulang-ulang sesuai dengan karakteristik gerak yang dipelajari.
c. Tahap Otomatis
Pada tahap ini siswa telah dapat melakukan aktivitas secara terampil, karena siswa telah memasuki tahap
gerakan otomatis, artinya, siswa dapat merespon secara cepat dan tepat terhadap apa yang ditugaskan oleh
guru untuk dilakukan.
Struktur dasar gerakan adalah fase-fase gerak yang selalu ada dalam setiap pelaksanaan gerakan.
Dalam struktur gerak ada 3 fase :
Fase Awal disebut juga dengan fase persiapan, yaitu: Persiapan terhadap segala persayratan yang
dibutuhkan untuk pemecahan tugas gerakan pada fase utama. Persiapan tersebut meliputi
pengoptimalisasian dan pengkoordinasian kekuatan kecepatan dan percepatan.
Fase utama adalah fase dimana pelaksanaan pencapaian tujuan gerakan yang sebenarnya. Misalnya dalam
lompat jauh “melompat” (dari menolak pada balok tumpuan sampai mendarat) adalah fase utama. Pada
hakikatnya fase utama merupaan realisasi dari seluruh persiapan-persiapan yang telah dilaksanakan pada
fase awal.
Fase Akhir adalah fase dimana dilakukannya pengembalian seluruh keseimbangan tubuh setelah
pelaksanaan fase utama.
Maksudnya adalah tubuh akan berada pada keadaan tidak stabil setelah pelaksanaan fase utama. Keadaan
yang tidak stabil tersebut diakibatkan anatar lain oleh kelebihan tenaga atau kecepatan dan kekuatan yang
terpakai setelah pelaksanaan fase utama.
Kesimpulan