Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL TES DAN PENGUKURAN

KECEPATAN DAN KELINCAHAN

MAKALAH

Diajukan kepada Prodi S1 Ilmu Keolahragaan

Untuk memenuhi persyaratan penyelesaian

mata kuliah tes dan pengukuran

Oleh:

1. Yassirly Amriya 17060484003


2. Andryan Firdaus Ramadhan 17060484007
3. Cindy Rose Irnanda 17060484011
4. Chairul Arif Utama 17060484024
5. RuliAgilFebrian 17060484029
6. Chiquita Cahya Nabila. H 17060484031
7. Yoggivani Alfatiyano Z. A 17060484036
8. SamuderaGasref P. S 17060484041

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS ILMU OLAHRAGA

JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI

PRODI ILMU KEOLAHRAGAAN

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr wb.

Puji syukur kehadirat Allah swt. Yang karena limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya, kami
dapat membuat makalah ini dengan sebaik-baiknya dan selesai tepat pada waktunya. Dalam pembuatan
makalah ini kami berusaha untuk membuat dengan sebaik mungkin tanpa ada kekurangan yang ada.
Namun kami hanya manusia biasa yang tidak luput dari salah dan kekurangan. Begitu juga dengan
makalah ini, kami menyadari bahwa dari makalah ini banyak kekurangan, entah dari isi maupun
susunannya

Makalah Tes Pengukuran Kecepatan dan Kelincahan ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Tes Pengukuran Kecepatan
dan Kelincahan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 19 Oktober 2019


    

  Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan 1

D. Manfaat 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Kecepatan 3

B. Definisi Lari 4

C. Lari Sprint 30,40,50,60m 4

BAB III PEMBAHASAN

A. Faktor yang mempengaruhi kecepatan 6

B. Faktor yang mempengaruhi kelincahan 6

C. Kelebihan dan Kelemahan 6

D. Tabel Hasil Lari Kecepatan 7

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan 9

B. Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tes merupakan salah satu upaya pengukuran terencana yang digunakan oleh guru untuk mencoba
kesempatan bagi siswa dalam memperlihatkan prestasi mereka yang berkaitan dengan tujuan yang telah
ditentukan (Calongesi, 1995). Measurement (pengukuran) merupakan proses yang mendiskripsikan
performance siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (system angka) sedemikian rupa
sehingga sifat kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka – angka (Alwasilah et
al:1996). Maka dari itu dengan tes dan pengukuran kita bisa mengukur kecepatan dan kelincahan pada
seorang tersebut dengan praktek dilapangan dan mengetahui hasil tes dan pengukuran kecepatan dan
kelincahan yang signifikan pada seseorang tersebut.
Kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang untuk sanggup mengubah arah dengan cepat
dan sempurna pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan. Kelincahan berkaitan dengan
tingkat kelentukan. Tanpa kelentukan yang baik, seseorang tidak sanggup bergerak lincah. Selain itu,
faktor keseimbangan sangat besar lengan berkuasa terhadap kemampuan kelincahan seseorang.
Kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya. Kecepatan bukan berarti menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat, tetapi sanggup pula
terbatas pada menggerakkan anggota-anggota tubuh dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan
dan kelincahan merupakan factor terpenting dalam berolahraga yang berkontraksi dengan otot – otot
serta bagian gerak tubuh terutama pada kaki dan tungkai, oleh karna itu banyaknya atlet yang berlatih
kecepatan dan kelincahan faktor yang mendorong performa atlet dalam perlombaan maupun kejuaraan.
Kecepatan merupakan faktor terpenting yang mendukung dalam permainan sepak bola. (Jonath,
Krempel, Harsono, 1988:205) “kecepatan dapat diartikan sebagai kemampuan yang berdasarkan
kelentukan (fleksibilitas), proses sistem persyarafan dan alat – alat otot untuk melakukan gerakan –
gerakan”.Brown Kyle (2004:11) mengatakan: “ Pelatihan kelincahan meningkatkan kecepatan, waktu
reaksi, akselerasi, proprioception, keseimbangan dan koordinasi”. Selain itu, otot – otot yang
mempengaruhi dan tendon semua sendi membantu antisipasi mencegah terjadinya cedera pada kontrol
mekanika pergerakan kaki yang tepat.
Kondisi fisik kecepatan dan kelincahan yang merupakan syarat mutlak yang diperlukan dalam
pencapaian prestasi olahraga, karena setiap atlet harus memiliki fisik yang prima untuk dapat
berprestasi. Unsur kondisi fisik yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga yang berbeda-beda, oleh
karna itu kondisi fisik seorang atlet perlu di tingkatkan melalui latihan yang dilakukan secara sistematis
dan berkelanjutan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja faktor yang mempengaruhi kecepatan dan kelincahan


2. Apa saja kelebihan dan kekurangan tes pengukuran kecepatan yang telah dilakukan?

C. Tujuan

1. Untuk mengukur kecepatan pada seorang atlet.


2. Memberikan pengetahuan terhadap bentuk tes dan pengukuran kecepatan.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan tes dan pengukuran kecepatan

D. Manfaat Hasil Penelitian


1. Manfaat Teoritis
a. Menambah wawasan serta pengalaman melakukan penelitian terhadap hasil tes pengukuran
kecepatan dan kelincahan pada seorang atlet.
1
2

b. Mengetahui tolok ukur suatu keberhasilan dalam kontribusi tes pengukuran.


2. Manfaat Praktisi

a. Menambah wawasan serta pengalaman melakukan penelitian terhadap hasil tes


pengukuran kecepatan dan kelincahan pada seorang atlet.
b. Hasil yang didapat dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat, baik untuk
atlet, pelatih, maupun pihak-pihak yang berkompeten
c. Tolak ukur suatu keberhasilan dalam kontribusi tes pengukuran.
d. Mengetahui hubungan kecepatan dan kelincahan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Kecepatan
Kecepatan adalah hasil gerak yang diakibatkan oleh kontraksi otot. Tipe otot yang
dimiliki seseorang akan menentukan pada kemampuan dan pengembangan kecepatan individu.
Pada tubuh manusia ada dua tipe otot yaitu: otot merah (slow twitch fiber) dan dan otot putih
(fast twitch fiber). Sesuai dengan ciri kedua otot tersebut maka seseorang yang dominan serabut
otot merah, maka orang tersebut cenderung memiliki daya tahan yang baik, tetapi geraknya
lamban. Adapun sesorang yang dominan serabut otot putihnya cenderung memiliki gerakan
yang lebih cepat, tetapi daya tahannya kurang (Sri Nur Widayati, 2012: 26).
Menurut IAAF (2001: 22) dalam buku“Level I-II for event sprint”, Kecepatan merupakan
kemampuan melakukan gerakan dengan waktu yang singkat/pendek. Kecepatan pada lari
sprint pada umumnya sangat dipengaruhi dua factor yaitu frekuensi langkah dan panjang
langkah. Seperti yang dikemukakan oleh Jarver (1988: 24) dikutip bahagian (2004: 62),
menyatakan ”The rate of acceleration and the running speed are product of stride length and stride
frequency”, untuk menambah kecepatan lari sprint juga bergantung pada panjang langkah dan
frekuensi langkah karena kecepatan lari sprint dihasilkan oleh panjang langkah dan frekuensi
langkah. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kecepatan lari sprint adalah hasil dari panjang
langkah dengan frekuensi langkah. Menurut IAAF-RDC (2001: 21) dalam “Start, Sprint, Estafet
dan Lari Gawang” Ketika dianalisis, nomor sprint khususnya lari 100 m terbagi menjadi kedalam
beberapa atau fase yang mewakili setiap gerakan per jaraknya. Ini dapat juga dilihat dari gaya
berlarinya. Fase-fase tersebu tadalah:
1. Tahap Reaksi dan Dorongan (Reaction and Drive).
2. Tahap Akselerasi
3. Tahap Transisi atau Perubahan(Transition)
4. Tahap Kecepatan Maksimum
5. TahapPemeliharaanKecepatan.
a. Macam-macam kecepatan
Menurut Andi Suhendar, dkk. (2007) yang dikutip oleh Sri Nur Widayati (2012: 26),
kecepatan dapat dibedakan dalam tiga bagian, yaitu:
1. KecepatanGerakdariBerbagaiTubuh
Kecepatan gerak dari berbagai tubuh merupakan kecepatan yang dibatasi oleh faktor
yang mengenai gerak masing-masing otot. Kecepatan gerak sangat spesifik pada
bagian tubuh,
2. Kecepatan Percepatan Lari
Kecepatan percepatan dan kecepatan lari maksimal adalah hasil yang dihitung dari
frekuensi gerak dan amplitude gerak dalam menempuh jarak tertentu
3. Kecepatan Lari Maksimal

3
4

Kecepatan lari maksimal berkaitan dengan seberapa jauh seorang pelari dapat
mempertahankan kecepatan lari maksimalnya. Kecepatan lari maksimal tidak
dicapai dengan segera, tetapi sesudah akselerasi sekurang-kurangnya 20 meter.
Spedogram menujukkan bahwa kecepatan maksimal dicapai setelah tanda 30-35
meter, atau 56 detik setelah start dan dapat dipertahankan secara terus menerus
sampai 60 meter.
B. Definisi Lari
Lari didefenisikan sebagai gerakan tubuh dimana pada suatu saat semua kaki tidak menginjak
tanah. Lari adalah gerakan tubuh dimana kedua kaki ada saat melayang di udara (kedua telapak
kaki lepas dari tanah) yang mana lari diartikan berbeda dengan jalan yang selalu kontak dengan
tanah. (Yoyo Bahagia, 2000:11). Lari adalah langkah terus menerus dan ada saat melayang
(Satriani, 2011). Lari adalah lompatan yang berturut-turut. Didalamnya terdapat suatu fase
dimana kedua kaki tidak menginjak atau menumpang pada tanah, jadi lari ini berbeda dengan
berjalan. (Yusuf Adisasmita, 1992)Jadi lari merupakan gerakan tubuh pada saat semua kaki tidak
menginjak tanah (ada saat melayangdi udara), berbeda dengan jalan yang salah satu kaki harus
tetap ada yang kontak dengan tanah.Urutan gerak dalam berlari bila dilihat dari tahapan-
tahapannya adalah tahap topang depan dan satu tahap dorong, serta tahap melayang yang
terdiri atas tahap ayun ke depan dan satu tahap pemulihan atau recovery. Tahap topang
(Support Phase),pada tahap ini bertujuan untuk memperkecil menghambatan saat sentuh tanah
dan memaksimalkan dorongan ke depan. Tahap melayang (Flying Phase),pada tahap ini
bertujuan untuk memaksimalkan dorongan ke depan dan untuk mempersiapkan suatu
penempatan kaki yang efektif saat sentuh tanah. Bila dilihat dari sifat-sifat teknis pada tahap ini
adalah lutut kaki ayun bergerak ke depan dan keatas (untuk meluruskan dorongan dan
menambah panjang langkah)
C. Lari sprint 30m, 40m, 50m, 60m
Lari sprint 30m, 40m, 50m, 60m merupakan nomor lari jarak pendek, dimana pelari
harus berlari dengan sekencang-kencangnya dalam jarak tersebut. Kunci pertama yang harus
dikuasai oleh pelari cepat atau spint adalah start atau pertolakan. Keterlambatan atau
ketidaktelitian pada waktu melakukan start sangat merugikan seorang pelari cepat atau sprinter.
Oleh sebab itu, cara melakukan start yang baik harus benar-benar diperhatikan dan dipelajari
serta dilatih secermat mungkin.Kebutuhan utama untuk lari jarak pendek adalah kecepatan
horizontal, yang dihasilkan dari dorongan badan ke depan. Kecepatan dalam lari jarak pendek
adalah hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan halus
lancar dan efisiendan sangat dibutuhkan bagi pelari untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi.
Menurut Yoyo Bahagia dkk (2000:12) didukung Eddy Purnomo (2007:30) Kecepatan lari adalah
hasil kali dari panjang langkah dan frekuensi langkah. Hal ini berarti, apabila seorang pelari
memiliki langkah yang panjang atau frekuensi langkah yang cepat maka akan diperoleh
kecepatan lari yang baik, apalagi seorang pelari memiliki kedua-duanya. Oleh karena itu,
seorang pelari jarak pendek harus dapat meningkatkan satu atau kedua-duanya.Seorang pelari
5

jarak pendek (sprinter) yang potensial bila dilihat dari komposisi atau susunan serabut otot,
persentase serabut otot cepat (fast twitch) lebih besar atau tinggi dibandingkan dengan serabut
otot lambat (slow twitch)
Seorang pelari jarak pendek (sprinter) yang potensial bila dilihat dari komposisi atau
susunan serabut otot, persentase serabut otot cepat (fast twitch) lebih besar atau tinggi
dibandingkan dengan serabut otot lambat (slow twitch).

Lari jarak pendek biladilihat dari tahap-tahap berlari terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
1. Start atau saat ada aba-aba (reaksi dan dorongan)
2. Percepatan (perubahan dari lambat kecepat)
3. Kecepatan (perubahandari yang cepat ke yang konstan atau tetap)
4. Penurunan atau perlambatan
Prosedur pelaksanaan tes kecepatan sprint jarak 30, 40, 50 dan 60 meter hampir sama,
hanya saja dibedakan oleh jarak. Berikut Prosedur tes kecepatan lari;

1. Tester siap berdiri di belakang garis start,


2. Dengan aba-aba “siap”, tester siap berlari dengan start berdiri,
3. Dengan aba-aba “ya”, tester berlari secepat-cepatnya dengan menempuh jarak 30
meter sampai melewati garis akhir,
4. Kecepatan lari dihitung dari saat aba-aba “ya”,
5. Pencatatan waktu dilakukan sampai dengan perseratus detik (0,01 detik),
6.Tes dilakukan dua kali. Tester melakukan tes berikutnya setelah berselang minimal
satu pelari. Kecepatanlari yang terbaik yang dihitung.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan
Menurut Bompa (1983) faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan ada enam faktor, antara
lain :
1. Keturunan (Heredity) dan natural talent
2. Waktu reaksi
3. Kemampuan untuk mengatasi tahan (resistance) eksternal seperti peralatan lingkungan dan
lawan
4. Teknik seperti misalnya gerakan tangan, tungkai, sikap tubuh pada waktu berlari dan
sebagainya
5. Konsentrasi dan semangat
6. Elastisitas otot terutama otot - otot di pergelangan kaki dan pinggul
B. Faktor yang Mempengaruhi Kelincahan
Menurut Dangsina Moeloek dan Arjadino Tjokro (1984 : 8-9) faktor – faktor yang mempengaruhi
kelincahan antara lain :
1. Tipe Tubuh
2. Usia
Kelincahan anak meningkat sampai kira kira usia 12 tahun (memasuki pertumbuhan cepat).
Selama periode tersebut (3 tahun) kelincahan tidak meningkat bahkan menurun. Setelah masa
pertumbuhan berlalu, kelincahan meningkat lagi secara mantap sampai anak mencapai
maturitas dan setelah itu menurun kembali.
3. jenis kelamin
Anak alai laki menunjukan kelincahan sedikit lebih baik daripada anak wanita sebelum
mencapai usia pubertas, setelah pubertas perbedaan terlihat lebih mencolok.
4. Berat Badan
Berat badan yang berlebihan secara langsung mengurangi kelincahan.
5. Kelelahan
Kelelahan mengurangi ketangkasan terutama karena menurunnya koordinasi. Berhubungan
dengan hal itu penting untuk memelihara daya tahan kardiovaskular dan otot agar kelelahan
tidak mudah timbul.

C. Kelebihan dan Kelemahan


Tes kecepatan ini dilakukan 2 kali, dimana timer dipasang pada jarak 30 meter, 40 meter, 50
meter dan 60 meter. Sampel adalah 10 mahasiswa dan 10 mahasiswi. Tes pengukuran ini
memiliki kekurangan dan kelebihan antara lain :
1. Kelebihan
Dapat dilakukan dengan mudah dan hanya membutuhkan alat sederhana seperti alat
pengukur jarak, cone untuk petunjuk jarak, dan stopwatch di masing - masing jarak.
2. Kekurangan
Timer atau pemegang stopwatch adalah manusia dimana konstanta eror sangat mungkin
terjadi pemetik satu dengan yang lain.

D. Tabel Hasil Lari Kecepatan

6
7

NO NAMA 30 M 40 M 50 M 60 M
1 FAWAID 05.60 06.38 07.25 08.92
04.50 06.31 07.43 08.68
2 IRFAN 03.67 05.86 06.88 08.21
04.39 06.02 07.23 09.00
3 ANDRE 04.53 06.09 07.24 08.67
04.67 06.26 07.63 08.78
4 ANDRYAN 04.57 05.90 06.87 08.08
04.33 05.71 07.12 08.28
5 REVA 04.30 05.73 06.04 07.70
04.55 06.00 06.88 08.03
6 ILHAMI 04.06 05.68 07.00 07.81
04.24 05.85 07.20 08.28
7 TUNGGUL 04.41 05.74 06.90 08.11
04.41 05.65 07.00 08.52
8 SLAMET 05.18 06.77 08.28 09.91
05.30 06.96 08.35 09.99
9 ILYAS 04.25 05.89 06.70 08.09
04.31 05.88 06.95 08.15
10 BAKRON 04.27 05.70 06.04 07.92
04.25 05.60 06.00 07.85

NO NAMA 30 M 40 M 50 M 60 M
1 TARI 05.85 07.84 09.46 10.43
05.94 07.60 09.13 11.21
2 CINDY 06.56 08.50 10.38 12.93
06.29 08.04 09.81 12.37
3 NISA 05.28 07.06 08.28 10.23
05.86 07.73 09.63 12.37
4 ATUL 05.77 07.36 09.23 11.33
05.78 07.40 09.10 11.02
5 UCIK 06.32 08.92 10.15 12.42
05.92 07.44 09.62 11.83
6 UTARI 05.58 07.46 09.06 10.92
05.56 07.37 08.65 10.66
7 WULAN 05.32 07.08 08.68 10.22
05.24 07.03 08.52 10.16
8 MUNITA 05.45 07.03 08.56 10.18
05.29 07.15 08.81 10.24
9 DIAH 05.79 07.92 09.56 11.56
05.77 07.82 09.29 11.28
10 WINA 05.96 07.84 09.59 11.74
05.62 07.65 09.50 10.44
8
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan yang masih
membutuhkan ruang dengan waktu secepat mungkin. Sedangkan kelincahan adalah
kemampuan manusia dalam berpindah posisi secepat mungkin dalam ruang lingkup kecil.

Seorang atlet juga harus memiliki kelincahan dan kecepatan agar lebih maksimal dalam
melakukan aktivitas dalam olahraga. Untuk meningkatkan kecepatan dan kelincahan seorang
atlet harus berlatih secara teratur dengan program yang benar.
B. Saran
Dari pembahasan makalah diatas, diharapkan para akademisi dan praktisi dapat
memahami dan mengaplikasikan dalam program latihannya. Penulis berharap banyak pembaca
yang bisa memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan pembahasan yang ada didalam
makalah ini untuk sebuah karya berikutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Rexy Auzia. 2015. Definisi Tes Pengukuran Penilaian dan Evaluasi Tes. Diakses pada
https://www.academia.edu/16155738/DEFINISI_TES_PENGUKURAN_PENILAIAN_DAN_EV
ALUASI_TES tanggal 17 Oktober 2019 pukul 21.06 WIB
Ilham, Muhammad. 2018. Survey kecepatan. Diakses Pada http://eprints.unm.ac.id/10097/1/Jurnal
%20Skripsi.pdf tanggal 16 Oktober 2019, Jam 12.30 WIB.

Sutardi. 2013. Tes Kecepatan. Diakses pada https://eprints.uny.ac.id/25201/1/SKRIPSI%20Sutardi_NIM


%2013604227044.pdf tanggal 16 Oktober 2019, jam 12.45 WIB

10

Anda mungkin juga menyukai