Anda di halaman 1dari 16

KONSEP KURIKULUM

PEDAGOGI OLAHRAGA DAN


KURIKULUM 2013 (KURTILAS)
Kelompok 4 :
1.Fadhlurahman Hafidh
2.Muchammad Panji Prayoga
3.Muhammad Hilmi Akbar
KONSEP KURIKULUM
PEDAGOGI OLAHRAGA
Pedagogi Olahraga merupakan
bagian ilmu keolahragaan,
satuan antara ilmu pendidikan
dan ilmu keolahragaan yang
artinya Pedagogi Olahraga
adalah sebuah bidang kajian
guna menelaah pendidikan
melalui olahraga.
Posisi Pedagogi Olahraga dalam ilmu keolahragaan
dijelaskan : Ruang lingkup, lingkup batang tubuh,
kedudukan, dan Tujuan Pedagogi Olahraga.

A. Ruang Lingkup Pedagogi Olahraga


Ruang lingkup pedagogi olahraga menurut K. Widmer,
yaitu:
1. Istilah pedagogi olahraga mencakup semua upaya
pendidikan yang ditujukan pada kaum muda, yang
harus tertarik dan memungkinkan untuk berpartisipasi
dalam olahraga.
2. Mencakup pemikiran pendidikan teoritis dasar, serta
perilaku pedagogis olahraga yang harus dikaitkan
dengan praktik dan didirikan dalam teori: pertanyaan
antropologis, masalah maksud dan tujuan, tren
kurikulum, dan upaya pendidikan untuk sosialisasi dan
individualisasi generasi muda melalui aktivitas sportif.
B. Lingkup Batang Tubuh

Di Amerika sendiri, seperti laporan Christensen,


bahwa dalam proses belajar mengajar pendidikan
jasmani yaitu dari olahraga ( 1996), ketujuh kategori
ini digunakan sebagai sumber yang paling sering
dipakai NCATE (National Council on Accreditation for
Teacher Education) dalam melaksanakan akreditasi
guru pendidikan jasmani. Kupasan singkat tentang
wilayah kajian pedagogi olahraga ini juga pernah
dipaparkan dalam ceramah Schempp (1993) yang
berjudul The Nature of Knowledge in Sport Pedagogy.
Ketujuh kategori pengetahuan tersebut di atas
sebagai berikut:
a. Content knowledge
b. General pedagogical knowledge
c. Pedagogical content knowledge
d. Curriculum knowledge
e. Knowledge of educational context
f. Knowledge of learners and their characteristics
g. Knowledge of educational goals
Ketujuh kategori pengetahuan yang melandasi
sekaligus mendukung proses belajar mengajar
pendidikan jasmani dari olahraga itu pada dasarnya
dapat dipakai sebagai rujukan bagi pengembangan
batang tubuh pedagogi olahraga.
C. Kedudukan Pedagogi Olahraga
Seperti dikemukakan oleh para ahli lainnya
(Pierson, Cheffers, dan Barette 1994;) pedagogi
olahraga merupakan sebuah disiplin yang terpadu
dalam struktur ilmu keolahragaan. Paradiqma ini telah
diadopsi di Indonesia dalam pengembangan pedagogi
olahraga di FIK/FPOK/JPOK dengan kedudukan bahwa
pedagogi olahraga dianggap sebagai ”induk” yang
berpotensi untuk memadukan konsep / teori terkait
dan relevan dari beberapa subdisiplin ilmu
keolahragaan lainnya terutama dalam konteks
pembinaan dalam arti luas dan paradiqma interdisiplin.
Pandangan ini tak berbeda dengan tradisi di
Jerman yang menempatkan pedagogi olahraga dalam
kedudukan sentral dan struktural ilmu keolahragaan
(Wasmund, 1973).
D. Tujuan Pedagogi Olahraga
Tujuan dari pedagogi olahraga bukanlah sekedar
transmisi pengetahuan atau pengajaran tentang gerak
tubuh yang benar, memandang siswa sebagai penerima
pasif, tidak kritis, polos, dan tidak berdaya.
Tujuan pedagogi olahraga, selain untuk membentuk
dan menginformasikan, juga harus menafsirkan fenomena
untuk mendapatkan manfaat dari studi tentang evolusi
dan transformasi olahraga kontemporer dan
mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru dalam
tindakan pedagogis, mempromosikan pengetahuan dan
kekritisan praktisi olahraga.
Selain itu, pedagogi olahraga juga bertujuan
untuk mendukung kebutuhan peserta didik dalam
olahraga, dan bentuk aktivitas fisik lainnya, dimanapun
dan kapanpun mereka berusaha untuk belajar melalui
jalan hidup.
Untuk mencapai tujuan ini, peneliti pedagogi
olahraga harus didorong untuk terlibat dalam
pekerjaan antar-disiplin, untuk melampaui silo
akademik masing-masing yang terkadang ada di antara
sub-disiplin ilmu yang berbeda dalam ilmu olahraga.
E. Manfaat Pedagogi Olahraga
Beberapa manfaat pedagogi olahraga,
diantaranya yaitu:
1. Menjelaskan dan memahami gejala-gejala
psikologik, seperti tingkah laku dan pengalaman yang
terjadi dalam aktivitas olahraga.
2. Meramalkan probabilitas atau kemungkinan yang
bisa terjadi dalam olahraga sehingga atlet memiliki
kesiapan untuk menghadapi kemungkinan tersebut.
3. Mengontrol atau mengendalikan gejala-gejala
perilaku yang bisa menjuruskan atlet ke dalam hal-hal
yang mengganggu perkembangan.
Jadi kesimpulan KONSEP KURIKULUM
PEDAGOGI OLAHRAGA adalah sebelum
mengajar atau melatih peserta didik,
dibutuhkan konsep terlebih dahulu agar
program pendidikan/pengajaran dapat
terencana dan dapat mencapai tujuan akhir
pembelajaran disiplin ilmu keolahragaan yang
berpotensi untuk mengintegrasikan subdisiplin
ilmu keolahragaan yang melandasi semua
praktik keolahragaan yang tujuannya untuk
mendidik.
KONSEP KURIKULUM 2013
1.    Pengertian Kurikulum
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun
ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut
yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar
Isi (SI) merupakan rujukan rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan
cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran
merujuk pada Standar Proses dan Standar Penilaian.
2.    Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut.
a. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial,
pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai
situasi di sekolah dan masyarakat;
b.  Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang
memberikan pengalaman belajar, agar peserta didik mampu
menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan
memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
c.  Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan
berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
d.  Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk
kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar
mata pelajaran;
e.    Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur
pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar. Semua
kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
f.   Mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya
(enriched) antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi
horizontal dan vertikal).
3.    Tujuan Kurikulum 2013
Sesuai dengan undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional, maka Kurikulum 2013 bertujuan
untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban
dunia.
4.    Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip
berikut ini.
a. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar
mata pelajaran karena mata pelajaran hanya merupakan
sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi.
b. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan
yang ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang
pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan
kebijakan pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun
maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar
pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus
dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan
selama 12 tahun.
c. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis
kompetensi. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai
oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan,
keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang
dikemas dalam berbagai mata pelajaran.
d. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan,
dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk
Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik
(mastery learning) sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi.
e. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan
minat.
f. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan
berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan
aktif dalam belajar.
g. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
budaya, teknologi, dan seni.
h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.
i. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat.
j. Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan
daerah.
k. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki
pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat
untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau
sekelompok peserta didik.
TERIMAKASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai