Anda di halaman 1dari 19

Tes Kebugaran Jasmani:

Pengantar
Praktikum Blok 2
Bagian Fisiologi
PSPD FKIK UMY
KEBUGARAN JASMANI

 American College of Sports Medicine mendefinisikan kebugaran jasmani


sebagai kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang
hingga berat tanpa merasa lelah dan kapabilitas untuk memelihara
kemampuan tersebut sepanjang hidup.
 US Centers for Disease Control and Prevention menyatakan bahwa kebugaran
jasmani adalah seperangkat perlengkapan yang dimiliki atau didapatkan
seseorang yang berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas fisik.
 Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas
fisik dalam waktu yang relatif lama, yang dilakukan secara cukup efisien,
tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.
Komponen Kebugaran Jasmani

 Health-related physical fitness

 Skill-related physical fitness


Kebugaran Fisik
Kebugaran
Jantung
paru

Health Fleksibili Kelincahan


Komposisi
Tubuh Related tas/kelen
turan otot

Fitness Waktu
reaksi
Keseimbang
an

Skills
Kekuatan
&
Ketahanan
Related
Otot
Kecepatan
Fitness Daya ledak
otot

Koordinasi
Kebugaran Kardiorespirasi

 Kebugaran kardiorespirasi adalah kapasitas sistem kardiovaskular dan


respirasi seseorang untuk memasok oksigen dan energi selama aktivitas fisik
berkelanjutan (Dorland, 2007).
 Kebugaran kardiorespirasi bukan hanya sebagai pengukuran objektif dari
kebiasaan aktivitas fisik, akan tetapi juga digunakan sebagai indikator untuk
diagnosis dan prognosis dari status kesehatan pasien (Lee et al., 2010).
 Status kesehatan dan kualitas hidup pasien diketahui memiliki asosiasi dengan
tingkat kebugaran kardiorespirasi (Sloan et al., 2009).
Faktor-faktor yang menentukan
kebugaran kardiorespirasi
 Genetik
 Usia
 Jenis kelamin
 Aktivitas fisik
Pengukuran kebugaran kardiorespirasi

 Salah satu indikator kardiorespirasi adalah dengan mengukur jumlah asupan


oksigen maksimum saat tubuh sedang beraktivitas berat (VO 2 maks).
 Uji VO2 maks adalah standar emas untuk mengukur kabugaran kardiorespirasi
atau kebugaran jasmani (Ortega et al., 2008; Fogelholm, 2010).
 Pengukuran VO2 maks dapat dilakukan secara langsung dengan menganalisis
udara inhalasi dan ekshalasi yang dilakukan dengan usaha maksimal, dan
dinyatakan dengan satuan konsumsi oksigen per menit (L/menit) atau
konsumsi oksigen pada individu dengan berat badan tertentu per menit
(mL/kg/menit) (Lee et al., 2013).
 Contoh: Cardiopulmonary Exercise Testing (CPET), Taylored, Quinton.
Tes Kebugaran yang Dilakukan
di Lapangan (field)

 Tes Balke  lari selama 15 menit


 Tes Cooper  lari selama 12 menit
Tes Kebugaran yang Dilakukan
di Laboratorium

Treadmill
Protokol Bruce
Protokol Naughton

Sepeda Statis
Metode Astrand
Protokol Fox, Protokol YMCA

Naik Turun Bangku


Harvard Step Test, Queen College Step Test,
Astrand-Ryhming, YMCA
Adaptasi tubuh terhadap olahraga

 Kemampuan untuk melakukan kerja atau perubahan

 Memerlukan energi

 Energi tidak dapat dibentuk/ dirusak; yang ada adalah perubahan dari bentuk
energi yang satu ke bentuk yang lain (Hukum Kekekalan Energi)
 Tubuh mengubah energi potensial yang ada dalam makanan  energi kinetik
(proses katabolisme)

 Perubahan di atas tidak terjadi secara langsung melainkan disimpan dulu


dalam bentuk ATP yang mengandung ikatan phosphat berenergi tinggi
 ATP mengandung ikatan phosphat berenergi tinggi  apabila dipecah ak
menghasilkan energi yang besar

 Mekanisme tubuh menghasilkan ATP:


1. Sistem ATP-Fosfokreatin
2. Jalur Glikolisis
3. Jalur Fosforilasi oksidatif
 Dari 3 proses tsb, jalur fosforilasi oksidatif menghasilkan jumlah energi
terbesar

 Jalur tsb memerlukan O2 untuk menghasilkan energi


 Sehingga, jumlah O2 per satuan waktu yang diambil oleh tubuh mencerminkan
tingkat metabolisme oksidatif

 Ketika tubuh kita memerlukan lebih sedikit energi (mis dalam keadaan
istirahat), jumlah O2 yang diperlukan tubuh-pun sedikit saja
 Tetapi, saat tubuh dalam keadaan bekerja/ berolahraga, maka tubuh
memerlukan jumlah O2 yang lebih banyak

 Untuk memenuhi kebutuhan O2, maka diperlukan adaptasi sistem


kardiovaskular dan respirasi
 Saat kita bekerja/ berolahraga, curah jantung kita bertambah untuk
memenuhi pasokan darah yang kaya O2 ke jaringan perifer, terutama otot
rangka

 Curah jantung = volume sekuncup x frekuensi denyut jantung


 Berdasarkan rumus di atas, untuk memenuhi demand curah jantung
yang tinggi selama beraktivitas/berolahraga, adalah melalui:
1. Peningkatan volume sekuncup
2. Peningkatan frekuensi denyut jantung
 Cara yang kedua (peningkatan frekuensi denyut jantung) kurang efektif,
karena dua alasan berikut:
1. Jumlah/ vol O2 yang diambil lebih sedikit
2. Terdapat batas maksimal frek denyut jantung seseorang yang tergantung
beberapa faktor, seperti umur dan jenis kelamin  shg, dgn pencapaian lebih
awal frek denyut jantung yang tinggi, orang tsb akan lebih cepat lelah
 Sekian, terima kasih

 AlhamduLILLAH

Anda mungkin juga menyukai