DASAR TEORI
Pada abdomen dapat dibagi menjadi regio-regio. Pembagian regio
– regio dinding ventral abdomen dapat dibedakan dalam 3 tingkat dari
cranial ke kaudal. Masing-masing tingkat, memiliki 3 regio : epigastrium
dengan regio epigastrica ; di sebelah kanan dan kirinya terletak regio
hypocondriaca dextra dan sinistra. Mesogastrium dengan regio
umbilicalis; di sebelah kanan dan kirinya terletak regio abdominalis
lateralis dextra dan sinistra. Hypogastrium dengan regiopubica ; di
sebelah kanan dan kirinya terleak regio inguinalis dextra dan sinistra.
Dinding abdomen mendapatkan vascularisasi dari a. epigastrica
superior dan a.musculophrenica yang mendarahi dinding anterior
abdomen sebelah cranial sedangkan untuk dinding anterior abdomen
sebelah caudal yaitu a. epigastrica inferior, a. circumflexa illium
profunda, a. epigastrica superficialis, a.circumflexa illium superficialis.
2 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
TUGAS PRAKTIKAN
Skenario :
Rio, umur 4 tahun, bersama ibunya datang ke Rumah Sakit. Kata
ibunya pada lipat paha anaknya sering timbul benjolan yang makin
membesar pada saat batuk atau menangis tetapi mengecil kembali
pada saat tidur. Pada pemeriksaan fisik di srotum , ketika Rio disuruh
batuk timbul benjolan disebelah lateral denyutan arteri di atas
lipat paha. Menurut dokter Rio menderita hernia inguinalis indirect
yaitu masuknya usus ke canalis inguinalis melalui anulus inguinalis
profundus.
Pertanyaan minimal :
1. Dimanakah letak canalis inguinalis dan anulus inguinalis
profundus?
2. Denyutan yang teraba di di medial benjolan adalah denyutan dari
arteri apa?
3. Mengapa benjolan timbul pada saat menangis atau batuk?
4. Jelaskan mekanisme terjadinya hernia inguinalis!
5. Apa fungsi canalis inguinalis?
Petunjuk Identifikasi
Petunjuk: tunjukkan struktur anatomi yang tercetak miring dibawah ini!
b. 2 bidang sagital :
- bidang sagital yang melalui linea medioclaviculare kanan
dan kiri
Pembagian regio abdomen :
a. Regio epigastrica
b. Regio hypochondriaca dextra
c. Regio hypochondriaca sinistra
d. Regio umbilicalis
e. Regio lumbalis dextra
f. Regio lumbalis sinistra
g. Regio hypogastrica
h. Regio inguinalis dextra
i. Regio inguinalis sinistra.
4. Vascularisasi
Sistema arteri :
Arteri yang mendarahi dinding anterior abdomen sebelah
cranial:
a. a. epigastrica superior, cabang dari a. mammaria interna.
Di daerah umbilicus beranastomose dengan a. epigastrica
inferior.
b. a. musculophrenica, cabang dari a. mammaria interna.
4 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
Sistema vena :
Vena di dinding abdomen :
- Vena cutanea abdominis, di kranial umbilicus bermuara ke
v. thoracoepigastrica selanjutnya ke v. axillaris. Di kaudal
umbilicus bermuara ke v. epigastrica superficialis selanjutnya
ke v. femoralis
- Vena cutan di sekitar umbilicus beranastomose dengan v.
porta melalui v. parumbilicalis.
- Vena yang lain mengikuti kembali arterinya dan namanya
sama dengan arterinya.
Systema lymphatica :
Aliran vasa lymphatica :
- Di kranial umbilicus ke nnll. pectorales, nnll. subscapularis,
nnll. parasternalis.
- Di kaudal umbilicus ke nnll. circumflexa illium profunda, nnll.
epigastrica inferior ke nnll. iliaci externi.
- Di sepanjang v. circumflexa illium superficialis dan v. epigastrica
superficialis ke nnll. inguinalis superficialis.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 5
5. Inervasi
Saraf kulit :
Nn. intercostalis VII - XII dan r. anterior N.Lumbalis I (sebagai n.
iliohypogastricus dan n. ilioinguinalis). Distribusinya dengan
konsep dermatoom sebagai berikut :
a. kulit setinggi umbilicus disarafi oleh n. thoracalis X
b. kulit di kranial umbilicus disarafi oleh n. thoracalis VII - IX
c. kulit di kaudal umbilicus disarafi oleh n. thoracalis XI - XII dan
N.lumbalis I.
Saraf otot
a. M. transversus abdominis dan m. OIA disarafi oleh n.
intercostalis X - XII, n. iliohypogastricus dan n. ilioinguinalis.
b. m. rectus abdominis dan m. pyramidalis disarafi oleh n.
intercostalis XII.
c. M. OEA disarafi oleh n. intercostalis XII, n. iliohypogastricus
dan n, ilionguinalis
d. M. cremaster disarafi oleh r. genitalis n. genitofemoralis.
Dinding anterior abdomen sebelah dalam
Bangunan - bangunan :
a. Fascia transversalis
b. Vagina musculi recti lamina posterior
c. Vasa epigastrica superior
d. Vasa epigastrica inferior
e. Peritoneum paritale
f. Lig. Falciforme hepatis
g. Lig. Teres hepatis
h. Plica umbilicalis mediana, dibentuk oleh urachus
i. Plica umbilicalis medialis, dibentuk oleh obliterasi a.
umbilicalis
j. Plica umbilicalis lateralis, dibentuk oleh vasa epigastrica
inferior
k. Plica vesicalis transversalis
l. Anulus inguinalis profundus.
6 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
• Diaphragma :
Diaphragma merupakan jaringan fibromusculair dengan
arah serabut radier yang membatasi cavum abdomen
dan cavum thoracis.
- Diaphragma terdiri dari 3 bagian :
a. Pars sternalis
b. Pars costalis
c. Pars lumbalis
- Bangunan – bangunan di diaphragma:
a. Hiatus aorticus, setinggi VT XII, dilalui oleh aorta,
v. azygos dan ductus thoracicus.
b. Hiatus oesophagus, disebelah ventral hiatus
aorticus dilalui oleh oesophagus, N. vagus dextra
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 7
6. Aspek klinis :
1. Hernia :
a. Hernia inguinalis indirect, yaitu masuknya viscera
abdomen ( usus halus ) ke canalis inguinalis melalui anulus
inguinalis profundus. Bisa meluas sampai scrotum.
b. Hernia inguinalis direct, yaitu masuknya usus halus
ke canalis inguinalis melalui dinding posterior canalis
inguinalis. Biasanya hanya berupa penonjolan dengan
leher lebar.
c. Hernia femoralis, yaitu masuknya usus halus ke canalis
femoralis, klinis berupa penonjolan pada bagian atas
paha di kaudolateral tuberculum pubicum, sedangkan
8 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
DAFTAR PUSTAKA
Kanagasuntheran,R., Krisnamurti,A., Sikanandasingham,P., 1980, A
New Approach to Dissection od The Human Body, 2nd Edition,
JBW Printers and Binders Pte. Ltd., Singapore
Moore, K.L., 1990, Clinically Oriented Anatomy, 3nd Edition, Williams
and Wilkins, Baltimore, London.
Snell, R.S., 1997, Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa kedokteran, Ed.3,
EGC, Jakarta.
Williams,PL., etc, 1989, Gray’s Anatomy, 27th Edition, Churchill
Livingstone, London.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 9
DASAR TEORI
Organa digestoria berfungsi menerima bahan makanan cair dan
padat, memanfaatkannya, dan membuang kembali bahan-bahan sisa
yang tidak diproses secara terkendali. Organ-organ ini merupakan
system pipa memanjang yang berjalan kontinu dari kepala sampai
pelvis minoris dan melewati tiga rongga tubuh besar, yaitu di thorax ,
abdomen dan pelvis.
Seluruh sistem ini dinamakan sebagai sistem pencernaan dan
ruas-ruas yang terletak di dalam rongga tubuh disebut tractus
gastrointestinalis. Selain istilah posisi dan arah yang biasa dipakai ,
untuk sistem pencernaan digunakan juga istilah “ oral “ dan “aboral”,
untuk memberitaukan arah memanjang di dalam sistem pipa tersebut:
oral= “menuju ke mulut “, “aboral”= “menjauhi dari mulut.
10 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
TUGAS PRAKTIKAN
Skenario
Seorang mahasiswi FK UMY, 22 tahun, saat bangun tidur merasakan
mual dan nyeri kejang perut yang disertai demam.Nyeri perut makin
lama makin terlokalisir di sekitar umbilicus.Menjelang sore, lokasi
nyeri berpindah ke kuadran kanan bawah abdomen, terutama di
titik Mc. Burney.Rasa nyeri menghebat kalau dia melakukan gerakan
hiperekstensi paha.Dia mencurigai dirinya menderita appendixitis akut
(peradangan pada appendix).
Pertanyaan minimal :
1. Di mana posisi anatomi appendix?
2. Dapatkah anda menunjukkan titik Mc. Burney?
3. Diskusikan mengenai referal pain/nyeri rujukan pada appendix!
4. Mengapa nyeri terasa pada kuadran kanan bawah abdomen?
Mengapa gerakan hiperekstensi paha dapat memperhebat nyeri?
PETUNJUK INDENTIFIKASI :
Systema digestoria yang akan dipelajari terdiri atas :
1. Tractus digestorius : oesophagus, ventriculus, intestinum tenue
dan intestinum crassum
2. Glandula digestoria : hepar, lien, pancreas
A. TRACTUS DIGESTORIUS
1. OESOPHAGUS
Oesophagus adalah pipa muskular dengan panjang 23-25 cm,
yang menembus diafragma pada hiatus oesophagus, di sebelah
kiri linea mediana.
Oesophagus pada waktu penuh mengalami 4 penyempitan,
yaitu :
1. angustia oesophagei superior, : pada pangkalnya di leher
2. angustia esophagei medialis, di tempat persilangannya dengan
arcus aortae dan tempat persilangannya dengan bronchus
primarius sinister
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 11
2. VENTRICULUS
Ventriculus yang kosong berbentuk huruf J, terletak intraperitoneal
pada kuadran kiri atas abdomen dan di regio hypochondriaca,
umbilicalis dan epigastrica.
Penghubung ventriculus dengan organ-organ abdomen lainnya
adalah:
1. Omentum minus
- menghubungkan curvatura minor ventriculi (lig.
Hepatogastricum) dan 2 cm bagian pertama duodenum
dengan hepar (lig. Hepatoduodenale)
- diantara kedua lapisan ini berjalan v. portae, a. hepatica dan
ductus biliferus
2. Omentum majus
- lapisan ganda berupa apron vaskular berlemak yang
menggelantung dari curvatura major ventriculi ke inferior dan
melekat pada dinding posterior abdomen
- terbagi menjadi 3 bagian :
a. lig. Gastrocolicum: melekat pada colon transversum
b. lig. Gastrilienale: menghubungkan lien dengan curvatura
major
c. lig. Gastrophrenicum: melekat pada diafragma
3. INTESTINUM TENUE
A. DUODENUM
- merupakan bagian pertama dari intestinum tenue, yang
letaknya retroperitoneal
- berbentuk huruf U dengan cekungnya menghadap ke superior
dan sinister
Dalam hubungannya dengan columna vertebralis dibagi menjadi 4
bagian :
1. Pars superior duodeni : di sebelah anterior lateral corpus VL 1
- panjang 2,5-3 cm
- bulbus duodeni
- ampula duodeni
- tempat melekatnya omentum majus dan lig. hepatoduodenale
merupakan bagian bebas, separo bagian belakangnya melekat
pada dinding posterior abdomen
2. Pars descendens duodeni: di sebelah kanan corpus VL 1-3
- panjang 8-10 cm
- tidak mempunyai mesenterium (retroperitoneal)
- tempat masuknya ductus choledochus dan dustus pancreaticus
pada dinding posteromedial duodenum pada papilla duodeni
major
- ampula hepatopancreatica, sphincter ampula
hepatopancreatica
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 13
4. INTESTINUM CRASSUM
- panjangnya sampai 1,5 m
- bangunan khas : taenia coli, haustrae, appendices epiploicae
a. CECUM (CAECUM)
- yaitu kantong buntu yang bersambung dengan colon
ascendens
- muara ileum dan appendix pada dinding posteromedial pada
orificium ileocecalis
- labium superius, labium inferius, valva ileocecalis, frenulum
valvae ileocecalis
APPENDIX VERMIFORMIS
- pipa buntu, seperti cacing, panjang 8 cm dan terletak
retrocecal,
- bermuara pada cecum pada 2-3 cm di inferior junctio
ileocecalis
- mempunyai mesoappendix yang menghubungkan appendix
dengan mesenterium ileum
b. COLON ASCENDENS
- panjangnya 12-20 cm, dari valva ileocecalis sampai flexura
coli dextra
- letaknya retroperitoneal pada sulcus para vertebralis kanan
c. COLON TRANSVERSUM
- panjangnya 40-50 cm, paling besar dan mobil
- dari flexura coli dextra sampai flexura coli sinistra yang
dilekatkan pada diafragma
- bagian posterionya digantung oleg mesocolon transversum
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 15
d. COLON DESCENDENS
- dari flexura coli sinistra ke apertura pelvis ke apertura perlvis
superior pada fossa colica sinistra
- terletak retroperitoneal
e. COLON SIGMOIDEUM
- berbentuk huruf S, panjang 15-80 cm, bentuk dan posisinya
tergantung pada jumlah isinya yaitu feces
- dari colon descendens sampai os sacrum segmen ke-3,
berlanjut ke rectum
- digantung pada dinding pelvis oleh mesocolon sigmoideum
dengan bentuk huruf V terbalik
- appendix epiploicanya panjang
Vasa darah :
- a. rectalis superior (membentuk anastomose pada valvula
analis)
- a. rectalis media
- a. rectalis inferior (spinchter ani internus dan externus, bagian
distal valvula analis dan kulit perineum)
16 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
Aliran venanya :
- v. rectalis superior, v. rectalis media, v. rectalis inferior, v.
sacralis media
B. GLANDULA DIGESTORIA
1. HEPAR
- terletak pada regio hypochondria dextra dan epigastrium
- intraperitoneal dengan bagian superior ditutupi peritoneum
kecuali pada area nuda
- porta hepatis : kelompok fissura dan sulci yang berbentuh huruf
H dengan batang melintang ; dengan fissura transversalnya
berisi v. portae, a. hepatica propria, plexus n. hepatis, ductus
hepaticus, dan vasa lymphatica ; kaki kiri berisi lig. teres
hepatis dan lig. venosum ; kaki kanan berupa fossa vesica
fellea dan sulcus vena cava inferior
- ductus hepaticus dexter dan sinister ductus hepaticus
communis + ductus cysticus ductus choledochus (ductus
biliferus communis) bermuara pada papilla duodeni major
pada duodenum
lobus sinister :
- impresio oesophagea
- lig. Venosum
- fissura lig. Venosum
- tuber omentale
- impresio gastrica
- fissura lig. Teretis
- lig. teres hepatis
- lobus caudatus : procesus papillaris
- v. hepatica
- v. cava inferior
- v. portae
- a. hepatica propia
- ductus hepaticus
- ductus cysticus
- ductus choledocus
- lobus quadratus : impresio duodenalis
- vesica fellea
lobus dexter :
- sulcus v. cavae
- impresio suprarenalis
- lig. Hepatorenale
- impresio renalis
- impresio duodenalis
- impresio colica
2. VESICAE FELLEA
- kantong berbentuk buah pir, terletak di sepanjang tepi kanan
lobus quadratus
- fungsinya memekatkan empedu dengan daya tampung 30-60
ml
- permukaan inferior dan posteriornya ditutupi peritoneum –
saccus Hartmann
Bagian-bagiannya :
1. Fundus vesicae fellea
2. Corpus vesicae fellea
- menempel pada facies visceralis hepatis, colon transver
sum dan pars superior duodenum
3. Collum vesicae fellea
- mengarah ke portae hepatis dengan bentuk seperti huruf
S
- berlanjut sebagai ductus cysticus
3. LIEN (SPLEN)
- merupakan organ limfatik vaskular yang terletak di kuadran
kiri atas pada regio hypochondrium kiri
- terdapat diantara lapisan mesogastricum dorsale
(intraperitoneal)
- ukurannya 7x12 cm sesuai dengan cekungan tangan
seseorang
4. PANCREAS
- panjang 12-15 cm dan terletak di regio epigastrica dan
hypochondriaca kiri
- terdiri atas glandula eksokrin yang mengekskresi cairan
pancreas ke duodenum melalui ductus pancreaticus dan
glandula endokrin yang mensekresi glukagon dan insulin ke
dalam darah.
PERITONEUM
a. Peritoneum
Peritoneum ada 2 yaitu peritoneum parietale dan perotoneum
viscerale.Peritoneum parietale merupakan membran serosa yang
melapisi permukaan dalam cavum abdominalis dan cavum pelvis.
Sedangkan pertoneum viscerale merupakan peritoneum parietale
yang mengalami pembalikan ( refleksi) dari dinding abdomen ke
organ, vasa, saraf maupun saluran limfe abdomen.
Organ retroperitoneal :
organ abdomen yang dibungkus peritoneum kurang dari 2/3
bagiannya atau ditutupi peritoneum hanya dipermukaan ventral
saja, meliputi :
- Oesophagus
- Pancreas
- Ren
- Duodenum pars superior
- Colon ascendens
- Colon descendens
- Ureter
- V. cava inferior
- Aorta
APLIKASI KLINIS
a. Pemeriksaan fisik abdomen :
- Organ abdomen
- Titik Mc. Burney
- Scala Schufner
b. Ascites : tertimbunnya cairan dadalam cavum peritonei secara
berlebihan.
c. Reflux empedu ke pancreas pancreatitis
d. Splenomegali
e. Atresia ani
f. Diverticulosis
g. Cholelithiasis
h. Appendisitis
i. Hernia hiatalis
TABEL VASCULARISASI DAN INERVASI VISCERA ABDOMEN (ORGANA DIGESTORIA)
NAMA ORGAN VASCULARISASI (ARTERI) ALIRAN VENA ALIRAN LYMFE INERVASI
OESOPHAGUS r. gastrica sinistra a. colica v. azygos Nnll. Gastrici sinistri / N. vagus ( parasimpatis) &
a. phrenica inferior v. gastrica sinistra ductus thoracicus Truncus sympaticus
Pars abdominalis :N. va-
gus, truncus sympaticus,
n. splanchnicus major & n.
splanchnicus minor
GASTER a. gastrica sinistra, a. V. gastrica sinistra, V. Nnll. Gastrici sinistri, Parasimpatis :Tractus
gastrica dextra, a. gastrica gastrica dextra, V. gastrica nnll. Gastroepiploici, vagalis anterior ( dari N.
breves, a. gastroepiploica breves, v. gastroepiploica nnll. Pylorici & nnll.pan- vagus sinistra) & Tractus
dextra, a. gastroepiploica dextra, v. gastroepiploica creaticolienalis vagalis posterior (dari N.
sinistra sinistra v. porta vagus dextra)
Simpatis : plexus coeliacus
DUODENUM pancreaticoduodenalis v. pancreaticoduodenalis Nnll.pancreaticoduodenes Plexus coeliacus & plexus
superior sup-erior & v. prepylorica Nnll. Mesenterica superior mesentrica superior ( sim-
a. pancreaticoduodenalis patis & parasimpatis)
inferior
JEJENUM & ILEUM rr. jejunales& rr. Ilealis V. mesenterica superior -Nnll. Mesenterica Parasimpatis: pars
a. mesenterica superior superior coeliaca truncus vagalis
membentuk arterial - bag. Distal ileum : ke posterior
arcades & vasa recta nnll. ilicolici Simaptis : n. splanhnicus
CAECUM & APPENDIX A. iliocolica v. iliocolica ke v. Nnll. Iliocolica anterior, Parasimpatis: n. vagus
VERMIFORMIS mesenterica superior Nnll. Iliocolica posterior Simpatis : ganglion coelia-
Nnll. Iliocolica inferior cus & ganglion mesenteri-
ca superior
COLON ASCENDENS iliocolica iliocolica Nnll. Paracolici Idem
a. colica dextra v. colica dextra Nnll. epiploici
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 23
NAMA ORGAN VASCULARISASI (ARTERI) ALIRAN VENA ALIRAN LYMFE INERVASI
COLON TRANSVERSUM 2/3 dextra: a. colica dex- V. mesenterica superior Nnll. Mesenterica superior 2/3 bag dextra idem
tra & a. colica media caecum
1/3 sinisitra : a. colica 1/3 bag sinistra idem
sinistra colon descendens
COLON DESCENDENS colica sinistra v. mesenterica inferior Nnll. Mesenterica inferior Simpatis : ganglion lum-
a. sigmoidea superior Nnll mesenterica superior bale & plexus hypogastri-
cus superior
Parasimpatis : nn. Pelvici
splanchnici (nn. Erigentes)
COLON SIGMOIDEUM aa. sigmoidales ( cabang a. V. mesenterica inferior Nnll. Mesenterica inferior idem
rectalis superior, a. rectalis
media & a. mesenterica
24 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
inferior)
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 25
DAFTAR PUSTAKA
Kanagasuntheran,R., Krisnamurti,A., Sikanandasingham,P., 1980, A
New Approach to Dissection od The Human Body, 2nd Edition,
JBW Printers and Binders Pte. Ltd., Singapore
Moore, K.L., 1990, Clinically Oriented Anatomy, 3nd Edition, Williams
and Wilkins, Baltimore, London.
Snell, R.S., 1997, Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa kedokteran, Ed.3,
EGC, Jakarta.
Williams,PL., etc, 1989, Gray’s Anatomy, 27th Edition, Churchill
Livingstone, London.
26 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
DASAR TEORI
Profil lipid adalah gambaran lipid- lipid didalam darah. Profil lipid
biasanya memeriksa kadar kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL di
dalam darah.
Di dalam plasma, terdapat beberapa jenis lipid yang utama yaitu
kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas. Lipid- lipid
tersebut tidak larut dalam plasma. Agar lipid dapat diangkut dalam
sirkulasi, maka susunan molekul lipid harus dimodifikasi, yaitu dalam
bentuk lipoprotein yang bersifat larut dalam air. Lipoprotein terdiri
dari kolesterol ester dan trigliserida yang mengisi inti dan dikelilingi
oleh fosfolipid, kolesterol non ester dan apolipoprotein. Lipoprotein
ini bertugas mengangkut lipid dari tempat sintesisnya ke tempat
penggunaannya.
Lipoprotein dapat dibagi ke dalam lima kategori utama, tergantung
pada komposisinya. Pengelompokan dimulai dari ukuran yang paling
besar dengan densitas yang kecil hingga ke ukuran yang terkecil dengan
densitas yang besar yaitu kilomikron, Very Low Density Lipoprotein
(VLDL), Intermediate-Density Lipoprotein (IDL) , Low-Density Lipoprotein
(LDL), dan High Density Lipoprotein (HDL).
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 27
Partikel yang lebih besar dan lebih ringan terutama memiliki inti
kaya trigliserida, sedangkan partikel yang lebih kecil dan lebih padat
memiliki inti kolesterol ester.
Kadar kolesterol total, kolesterol HDL dan trigliserida diukur
menggunakan metode CHOD-PAP, Direct dan GPO-PAP dengan 2
kali frekuensi pengumpulan. Sampel yang digunakan adalah plasma
subyek sedangkan reagen yang digunakan merupakan reagen merek
Human®berupa cholesterol complete test kit.
Alat :
- Sentrifus - Spektrofotometer
- Vorteks - Tabung ependof 1,5 ml
- Tabung reaksi1x12 cm - Yellow tip dan blue tip
- Rak tabung reaksi - Mikropipet
- Pipet - Kuvet
Bahan
- Serum dari darah segar 5 ml
- Reagen kolesterol dan Reagen standar
- Aqua bidestilata
28 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
Reagen :
- Buffer (pH 6,7) 50mmol/L
- Fenol 5mmol/L
- 4-aminoantipirin 0,3mmol/L
- Cholesterol esterase (CHE) ≥ 200U/L
- Cholesterol oxidase (CHO) ≥ 50U/L
- Peroksidase (POD) ≥ 3 kU/L
- Standar 200mg/dl (5,2mmol/L)
• Cara Kerja:
1) Siapkan tiga buah tabung dan isi masing-masing tabung
dengan komponen seperti pada tabel di bawah ini:
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 29
( Murray, 2016)
Alat :
30 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
- Sentrifus - Spektrofotometer
- Vorteks - Tabung ependof 1,5 ml
- Tabung reaksi1x12 cm - Yellow tip dan blue tip
- Rak tabung reaksi - Mikropipet
- Pipet - Kuvet
Bahan
- Serum dari darah segar 5 ml
- Reagen trigliserida
- Aqua bidestilata
• Cara Kerja:
1) Siapkan tiga buah tabung reaksi dan isi masing-masing tabung
reaksi dengan komponen seperti pada tabel di bawah ini:
Komponen Blanko Sampel Standar
Sampel/standar - 10µL 10µL
Aquabides 10µL - -
Reagen 1000µL 1000µL 1000µL
3) Vortex selama 10 detik
4) Inkubasi selama 20 menit pada suhu 20-250C
5) Baca absorbansi dalam waktu 60 menit dan bandingkan
dengan blanko
• Reagen:
- Buffer (pH 7,2) 50mmol/L
- 4-klorofenol 4mmol/L
- ATP 2mmol/L
- Mg2+ 15mmol/L
- Glicerokinase (GK) ≥ 0,4kU/L
- Peroksidase (POD) ≥ 2kU/L
- Lipoprotein lipase (LPL) ≥ 2kU/L
- 4-aminoantipirin 0,5mmol/L
- Gliserol-3-fosfat-aksidase ≥ 0,5kU/L
- Standar 200mg/dl (2,3mmol/L)
• Cara Kerja:
(1) Presipitasi:
1. Siapkan tiga buah tabung ependof dan isi masing-
masing tabung dengan komponen seperti pada tabel
di bawah ini:
Komponen Blanko Sampel Standar
Sampel/standar - 50µL 50µL
Aquabides 50µL - -
Reagen Presipitat 500µL 500µL 500µL
B. PERHITUNGAN
Kadar Kolesterol Total
Kolesterol Total (mg/dL) = Δ Sampel x Konstanta Standar (mg/dL)
Δ Standar
Faktor konversi:
Kolesterol (mg/dL) x 0,02586 = Kolesterol (mmol/L)
Kadar Trigliserid
Faktor konversi:
Trigliserida (mg/dL) x 0,01126 = Trigliserida (mmol/L)
Kadar normal profil lipid dapat ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
Klasifikasi Kadar Kolesterol Total, Kolesterol HDL dan Kolesterol
LDL (mg/dL)
Kolesterol Total
< 200 Diharapkan
200 – 239 Borderline High
≥ 240 Tinggi
Kolesterol HDL
< 40 Rendah
≥ 60 Tinggi
Kolesterol LDL
<100 Optimal
100-129 Mendekati optimal/diatas optimal
130-159 Borderline High
160-189 Tinggi
Trigliserida
< 200 (puasa) Diharapkan
200 – 400 Borderline High
> 400 Tinggi
Daftar Pustaka
Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. Biokimia harper (27 ed.).
Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2009
David Hames & Nigel Hooper, Biochemistry ( 3Th edition),Taylor and
Francis Grup Published.(2005)
Gilbert HF, 2000, Basic Concept in Biochemistry (2nd) Mc Graw Hill
book, Newyork
36 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
DASAR TEORI
I. KARBOHIDRAT
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen
yang terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus
empiris CH2O, misalnya glukosa adalah (CH2O)6. Karbohidrat adalah
polihidroksi aldehid (aldosa) atau polihidroksi keton (ketosa).
Pembagian Karbohidrat
1. Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana.
Monosakarida tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat
yang lebih kecil.
Contoh: glukosa, fruktosa, galaktosa, ribosa.
2. Disakarida
Disakarida adalah karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi 2
molekul monosakarida.
Contoh:
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 37
2. Reaksi Molisch
- Siapkan 4 tabung reaksi pada rak
- Beri label pada masing-masing tabung dengan nomor I, II, III,
IV
- Tabung I: 2 mL larutan glukosa
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 39
3. Reaksi Benedict
- Siapkan 3 tabung reaksi pada rak
- Beri label pada masing-masing tabung dengan nomor I, II, III
- Masukkan 5 mL reagen Benedict ke dalam masing-masing
tabung reaksi
- Tabung I: tambahkan 0,5 mL glukosa
- Tabung II: tambahkan 0,5 mL arabinosa
- Tabung III: tambahkan 0,5 mL sukrosa
- Panaskan ketiga tabung tersebut diatas api kecil hingga
mendidih
- Reaksi positif jika terbentuk endapan berwarna hijau, merah,
orange atau merah bata.
- Tabung yang berisi apa yang menunjukkan tes negatif?
4. Reaksi Selliwanoff
- Siapkan 3 tabung reaksi pada rak
- Beri label pada masing-masing tabung dengan nomor I, II, III
- Dimasukkan 3 mL reagen Selliwanoff ke dalam masing-masing
tabung
- Tabung I: tambahkan 1 mL larutan fruktosa
- Tabung II: tambahkan 1 mL arabinosa
- Tabung III: tambahkan 1 mL glukosa
- Panaskan diatas api kecil hingga mendidih selama 30 detik
- Reaksi positif jika terjadi warna merah
40 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
II. LIPID
Lipid adalah senyawa biomolekul organik yang tidak larut
dalam air. Dapat diekstrak dari sel dan jaringan menggunakan pelarut
tertentu, misalnya khloroform, eter, benzena dan heksana.
Lipid adalah zat yang menyerupai lemak dan penting karena
merupakan simpanan tenaga yang besar dan sebagai pelarut vitamin-
vitamin A, D, E, dan K dan juga mengandung asam-asam lemak
esensial.
Asam lemak
Asam lemak berasal dari hidrolisis lemak. Yang berasal dari alam
biasanya mengandung atom C genap dan biasanya rantainya lurus.
Rantai ini bisa jenuh atau tidak jenuh.
Lipid sederhana
Triasil gliserol atau trigliserida adalah ester yang berasal dari
gliserol dan asam lemak dan merupakan lemak netral.
Triasil gliserol ada 2 macam :
1. Triasil gliserol sederhana
2. Triasil gliserol majemuk
a. Triasil gliserol sederhana yaitu apabila ketiga asam lemak yang
membentuk ester tersebut asam lemaknya sama.
Contoh :
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 43
Lipid majemuk
1. Fosfolipid
Termasuk fosfolipid antara lain :
a. Asam fosfatidat, terdiri dari gliserol, 2 molekul asam lemak
dan asam fosfat.
b. Fosfatidil gliserol, terdiri dari gliserol, 2 molekul asam lemak
dan asam fosfat, fosfatnya mengikat gliserol.
c. Fosfatidil kholin (lechitin)
Pada lechitin gugus fosfat mengikat kholin. Dipalmetil lechitin
adalah suatu surface agent yang mencegah perekatan
permukaan dalam diri paru-paru.
d. Fosfatidil etanol amin (cepalin)
Cepalin seperti lechitin, tetapi basa kholin diganti
etanolamine.
e. Fosfatidil inositol
Disini gugus fosfat mengikat inositol. Fosfatidil inositol
terdapat pada bakteri tahan asam, jaringan otak, dan
kedelai.
2. Serebrosida
Serebrosida mengandung galaktosa, asam lemak dengan
rantai atom C panjang dan spingosin. Tergantung asam lemaknya
ada bermacam-macam serebrosida. Diantaranya adalah :
1. Kerasin asam lemaknya adalah asam lignoserat.
2. Serebron asam lemaknya adalah asam serebronat.
3. Nevron asam lemaknya adalah asam nervonat.
Untuk mengenal sifat-sifat lemak, lihat pada latihan praktikum.
44 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
III. PROTEIN
1. Asam amino
Asam mino mempunyai gugus asam (-COOH) dan gugus amino
(-NH2), sehingga dapat bersifat asam maupun basa. Hidrolisis
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 45
Asam amino essensial adalah asam amino yang diperlukan oleh tubuh
tetapi tidak dapat disintesIis dalam tubuh.
Ada 8 asam amino essensial : valin, leusin, isoleusin, treonim, fenil
alanim, triptofan, dan meteonim.
Struktur asam amino
Asam amino yang terdapat dialam jumlahnya ada 20 macam.
Perbedaan asam amino yang satu terhadap lainnya terletak pada
gugus R-nya.
Pada rumus asam amino atom C asimetris mengikat gugus yang
berbeda-beda. Dari satu rumus molekul dapat dilukiskan bentuk
molekul isomernya.
Bentuk L
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 47
Bentuk D
Bentuk D
Molekul asam amino tidak berbentuk bidang datar. Masing-masing
ikatan asam
Molekul membentuk
amino tidaksudut kurang
berbentuk dari
bidang 180
datar. o
dan lebih
Masing-masing dari
ikatan 90o. Yang
membentuk sudut
o o
kurang dari 180 dan lebih dari 90 . Yang berbentuk L adalah
berbentuk L adalah yang paling banyak dijumpai di alam. Pada yang paling banyak dijumpai
pH
di alam. Pada pH sekitar 7 (pH titik isoelektris) asam amino merupakan ion berkutub ganda
sekitar 7 (pH titik isoelektris) asam amino merupakan ion berkutub
yang dinamakan zwitter ion.
ganda yang dinamakan zwitter ion.
Reaksi
Reaksi umum untuk menunjukkan
umum adanya asam amino
untuk menunjukkan yaitu reaksi
adanya asamNinhidrin.
amino Ninhidrin
yaitu
adalah oksidator yang menyebabkan dekarboksilasi oksidatif dari asam amino,
reaksi Ninhidrin. Ninhidrin adalah oksidator yang menyebabkan
menghasilkan CO2, NH3, dan aldehid dengan kehilangan 1 atom C. Ninhidrin yang tereduksi
dekarboksilasi
bereaksi dengan NH3 oksidatif dari membentuk
yang dibebaskan asam amino,
senyawa menghasilkan
kompleks berwarnaCO , NH3,
biru
2 dengan
dan aldehid
absorbansi maksimum dengan kehilangan
pada panjang 1 atom
gelombang C.Reaksi
570 nm. Ninhidrin yang
ini dapat tereduksi
digunakan untuk
bereaksi dengan NH yang dibebaskan membentuk senyawa kompleks
menetapkan kadar asam amino
3
dalam larutan.
berwarna biru dengan absorbansi maksimum pada panjang gelombang
570 nm. Reaksi ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar asam
amino dalam larutan.
38
48 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
2. Protein
Bila dua asam amino atau lebih bergabung maka akan terbentuk
dipeptida, tripeptida, dan seterusnya menjadi polipeptida. Dipeptida,
tripeptida dalam struktur liniernya selalu mempunyai dua terminal,
yaitu : terminal karboksil dan terminal amino. Struktur tersebut dikenal
sebagai struktur primer protein. Yang dimaksud dengan polipeptida
yang dibentuk oleh kurang dari 100 asam amino. Bila lebih dari 100
asam amino disebut protein. Untuk menunjukkan adanya ikatan
peptida digunakan reaksi biuret. Jadi reaksi biuret adalah reaksi umum
untuk protein. Warnanya tergantung dari banyaknya ikatan peptida.
Makin banyak ikatan peptidanya makin ungu warnanya.
dan alkohol pekat adalah zat higroskopis yang dapat menarik air
yang diikat oleh protein. Ini mangakibatkan daya larut protein
menurun dan kemudian mengendap.
2. Reaksi warna
a. Reaksi biuret
Reaksi biuret adalah reaksi umum untuk menunjukan adanya
ikatan peptida dan protein.
Reaksi ini disebut demikian karena positif terhadap senyawa
biuret (kondensasi 2 mol urea yang dipanaskan). Reaksi positif
50 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
Reaksi
Reaksibiuret juga
biuret juga positifpositif terhadap
terhadap senyawa organiksenyawa organik
yang mempunyai yang
gugus-gugus :
mempunyai gugus-gugus :
O S NH
C C C CH2 NH2
41
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 51
1. Reaksi pengendapan
Pengendapan dengan ion logam berat
Masukkan kedalam tabung reaksi 2 mL larutan protein encer
dan 1 atau 2 tetes larutan ZnSO4 encer. Terjadi endapan putih.
Ambil sebagian dari endapan tersebut. Tambah larutan ZnSO4
berlebihan. Endapan akan larut. Ulangi percobaan ini dengan
larutan Pb asetat.
2. Reaksi warna
a. Reaksi biuret
Masukkan kedalam tabung reaksi 3 ml larutan protein
dan 1 ml NaOH 40%. Kemudian tambahkan 1 tetes CuSO4
1%. Terjadi warna merah muda atau ungu.
b. Reaksi Millon-Nasse
Masukkan kedalam tabung reaksi 2 ml larutan protein
dan 1 ml reagen merkuri sulfat (HgSO4 1% dalam H2SO4 10%).
Panaskan, mungkin terjadi endapan kuning.
Dinginkan dibawah air leding, tambahkan setetes
larutan NaNO2 1%. Panaskan lagi. Terjadinya endapan atau
larutan berwarna merah menunjukkan adanya terosin dalam
protein.
c. Reaksi Hopkins-Cole
Masukkan kedalam tabung reaksi 1 ml larutan protein
dan 1 tetes larutan formaldehid encer, kemudian tambahkan
1 tetes reagen merkuri sulfat. Campurlah dan tambahkan
perlahan-lahan 2 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung
sehingga terjadi dua lapisan. Terjadinya cincin ungu dibidang
batas menunjukkan adanya triptofan dalam protein.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 53
e. Uji sulfur
Masukkan kedalam tabung reaksi 1 ml serum dan 1 ml
larutan NaOH 40%. Masaklah selama 1 menit untuk mengubah
S organik menjadi senyawa S anorganik (Na2S). Tambahkan
1 tetes larutan Pb asetat akan terjadi endapan coklat atau
hitam dari PbS. Reaksi ini untuk menunjukkan adanya S dalam
protein.
DAFTAR PUSTAKA
1. Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. Biokimia harper (27
ed.). Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2009
2. David Hames & Nigel Hooper, Biochemistry (3Th edition), Taylor
and Francis Grup Published.(2005)
3. Gilbert HF, 2000, Basic Concept in Biochemistry (2nd) Mc Graw Hill
book, Newyork
54 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
DASAR TEORI
Proses pencernaan terjadi pada saluran pencernaan dimulai dari
mulut sampai tempat pelepasan. Bahan makanan yang terdapat di
saluran pencernaan itu masih terletak diluar tubuh. Bahan yang telah
dicerna masuk kedalam tubuh melalui proses absorbsi oleh dinding
usus halus (intestinum tenue). Pada proses pencernaan, dengan
bantuan enzim-enzim pencernaan maka suatu makromolekul akan
dicerna menjadi molekul yang lebih kecil, misalnya:
• Karbohidrat dihidrolisis menjadi monosakarida
• Lemak dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak
• Protein dihidrolisis menjadi asam amino
Pepsin
Pepsin disekresi dalam bentuk proenzim atau zymogen
atau pepsinogen. Pepsinogen diaktifkan oleh H+ menjadi pepsin.
Selanjutnya, pepsin akan menghidrolisis protein-native menjadi
proteosa dan pepton dalam suasana asam.
Renin
Renin menyebabkan penggumpalan air susu. Enzim ini penting
bagi bayi untuk menahan mengalirnya air susu dari lambung
menuju usus dengan cepat sehingga proses hidrolisis oleh enzim
dapat berlangsung. Dengan adanya ion Ca2+ , casein yang terdapat
dalam susu akan diubah oleh renin menjadi paracasein selanjutnya
akan dicerna oleh pepsin. Enzim renin ini tidak terdapat pada
orang dewasa.
Lipase
Lipase berfungsi untuk menghidrolisis lemak menjadi gliserol
adan asam lemak. Lipase lambung ini akan berkurang aksi
kerjanya pada pH asam sehingga hanya sedikit lemak yang dapat
terhidrolisis.
56 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
5. Empedu
Empedu dihasilkan oleh hepar dan disimpan didalam kantong
empedu. Apabila proses pencernaan berlangsung, empedu akan
disekresikan kedalam usus. Empedu membantu pencernaan dan
bercampur dengan getah pankreas.
Empedu berupa zat cair kental, rasanya pahit dan bersifat
basa. Empedu berwarna kuning kecoklatan (pada manusia) atau
berwarna hijau (pada hewan herbivora).
58 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
DAFTARA PUSTAKA:
Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. Biokimia harper (27 ed.).
Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2009
David Hames & Nigel Hooper, Biochemistry ( 3Th edition),Taylor and
Francis Grup Published.(2005)
Gilbert HF, 2000, Basic Concept in Biochemistry (2nd) Mc Graw Hill
book, Newyork
62 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
DASAR TEORI
Bilirubin bereaksi dengan diazotized sulphanilic acid (DSA) untuk
membentuk senyawa red azo. Absorbansi dibaca pada panjang
gelombang 546 nm secara langsung menunjukkan kadar bilirubin
dalam sampel. Bilirubin glukoronat larut air bereaksi langsung dengan
DSA sedangkan albimindalam bilirubin indirect terkonjugasi hanya
akan bereaksi dengan DSA dan accelerator: bilirubin total = bilirubin
direct + bilirubin indirect.
Sulphanilic acid + sodium nitrite DSA
Bilirubin + DSA direct Azobilirubin
Bilirubin + DSA + accelerator TOTAL Azobilirubin
A. REAGEN
TBR
1 x 100 MI Total bilirubin reagent (white cap)
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 63
C. SPESIMEN
Serum atau plasma. Hindari hemolisis dan lindungi sampel dari
cahaya.
D. STABILITAS
Bilirubin stabil selama 3 hari ketika disimpan pada suhu 2-8 OC dan
terlindung dari cahaya.
64 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
Bilirubin Total
Pipet ke dalam Cuvet Blanko Sampel
TBR 1000 μL 1000 μL
TNR - 1 tetes*
Campur baik-baik, inkubasi selama 5 menit pada suhu ruang (20-25OC)
Aquades 100 μL -
Serum/ plasma - 100 μL
Campur baik-baik, inkubasi suhu kamar selama 10 - 30 menit.
Nilai absorbansi blanko dibandingkan sampel (ΔA546)
* 1 tetes = 40 μL
Bilirubin Direct
Pipet ke dalam Cuvet Blanko Sampel
DBR 1000 μL 1000 μL
DNR - 1 tetes*
Campur baik-baik, inkubasi selama 2 menit pada suhu ruang (20-25OC)
Aquades 100 μL -
Serum/ plasma - 100 μL
Campur baik-baik, inkubasi suhu kamar selama 5 menit.
Nilai absorbansi blanko dibandingkan sampel (ΔA546)
* 1 tetes = 40 μL
E. PERHITUNGAN
Perhitungan kadar bilirubin total dan bilirubin direct dengan
menggunakan faktor 13.0
Kadar bilirubin = ΔA546 x 13.0 mg/dL
(mg/dL) x 17,1 = (μmol/L)
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 65
DAFTARA PUSTAKA
Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. Biokimia harper (27 ed.).
Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2009
David Hames & Nigel Hooper, Biochemistry ( 3Th edition),Taylor and
Francis Grup Published.(2005)
Gilbert HF, 2000, Basic Concept in Biochemistry (2nd) Mc Graw Hill
book, Newyork
Tolman KG, Rej R. Liver function. In: Burtis CA, Ashwood ER, editors.
Tietz Textbook of Clinical Chemistry. 3rd ed. Philadelphia: W.B
Saunders Company; 1999. p. 1125-77.
https://www.diasys-diagnostics.com/products/reagents/clinical-
chemistry/reagent-details/35-bilirubin-auto-total-fs/reagent.
show
66 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
DASAR TEORI
Peran Fe dalam tubuh sangat penting untuk proses respirasi seluller.
Fe merupakan komponen hemoglobin, myoglobin dan sitokrom, enzim
katalase dan peroksidase. Semua komponen besi tersebut merupakan
komponen porfirin. Cadangan zat besi dalam tubuh hampir semuanya
terikat oleh protein, baik dalam bentuk simpanan dan transport besi.
Nilai normal besi adalah 65-175 mg/ 100 mL serum.
Fe yang terikat pada transferin akan terlepas bila diinkubasikan
pada larutan asam kuat encer. Fe yang terlepas direduksi dengan
hidroquinon. Dengan larutan orthopenantrolin 1%, Fe tereduksi
membentuk senyawa kompleks berwarna merah. Absorbansinya
dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 500 nm.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 67
BAHAN:
1. HCl 0,35 N
2. Larutan trichloroacetat acid (TCA) 20% (untuk mendenaturasi
protein dalam serum/ deproteinizing)
3. Larutan kalium asetat 50% (50 gram kalium asetat dilarutkan
dalam 100 mL aquabidestilata)
4. Larutan hidroquinon 1% (50 mgram dalam 5 mL aquabidestilata)
5. Orthophenantrolin 0,1% (100 mg orthophenantroline-HCl
dilarutkan dalam 100 mL aquabidestilata)
6. Larutan standar Fe 1 mg%
A. CARA KERJA:
1. Masukkan 1 mL serum ke dalam tabung sentrifuge, kemudian
tambahkan 1 mL aquabidestilata dan 1 mL HCL 0,35 N. campur
baik-baik dan didiamkan selama satu jam pada suhu kamar
2. Tambahkan 1 mL larutan trichloroasetat acid (TCA) 20% campur
dengan menggunakan vortex mixer. Diamkan pada suhu kamar
selama 15 menit, kemudian sentrifuge pada kecepatan 2000 rpm
selama 15 menit.
3. Siapkan 7 tabung reaksi pada rak trabung dan tambahkan zat-zat
kimia pada tabung tersebut sesuai dengan bagan berikut:
Reagen Blanko Sampel Standar (mL)
(mL) (mL)
1 2 3 4 5 6 7
Aquabidestilata 5 3 4,5 4 3,5 3 2,5
Larutan standar - - 0,5 1 1,5 2 2,5
Supernatan - 2 - - - - -
Kalium asetat 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
Hidroquinon 1% 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15
Orthophenantrolin 1% 1 1 1 1 1 1 1
68 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
B. PERHITUNGAN
1. Pertama-tama tentukan persamaan garis yang menyatakan
hubungan antara kadar ion Fe2+ dengan absorbansinya (Kurva
Standar), dengan menggunakan cara sebagai berikut:
Dari data diatas, buatlah bagan sebagai berikut:
No. Tabung Absorbansi (A) Kadar (C) C.A C2
01 A1 C1=0 0
02 A2 C2 C2.A2 C22
03 A3 C3 C3.A3 C32
04 A4 C4 C4.A4 C42
05 A5 C5 C5.A5 C52
06 A6 C6 C6.A6 C62
07 A7 C7 C7.A7 C72
∑A ∑C ∑CA ∑C2
A = ∑A/6 C = ∑C/6 ∑CA ∑ C2
standar dalamstandar dalam
tiap-tiap tiap-tiap tabung.
tabung.
Contoh perhitungan
Contoh perhitungan nilaiFeCpada
nilai C (kadar (kadar Fe pada masing-masing
masing-masing tabung): tabung):
Pada tabung 3, nilai C =
Pada tabung 3, nilai C = (0,5/6,4) x 1 mg% (0,5/6,4) x 1 mg%
Pada tabungPada tabung
4, nilai C =4,(1/6,4)
nilai Cx =1 (1/6,4)
mg% Bukux 1 mg%
Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 69
2+
Persamaan Persamaan
linier yanglinier yang menyatakan
menyatakan hubungan
hubungan antara kadarantara
Fe2+ kadar
dengan Feabsorbansinya
dengan abs
adalah: adalah:
A = a + b.CAA==aa++b.C b.C
CA CA
b= b=
C2 C2
a = A- b.C
a = A- b.C a = A- b.C
2. Dari
2. Daripersamaan
2. Dari persamaan persamaan tersebut
tersebut
tersebut harga harga
harga
C2 pada CC22 pada
tabung pada tabung
tabung2dapat
2 (sampel) 2(sampel)
(sampel) dapat
dapatditetapkan.
ditetapkan.
3. ditetapkan.
Kadar zat besi dalam serum:
3. Kadar zat besi dalam serum:
3. Kadar zatKadar
besi dalam serum:
zat besi = C2 x pengenceran
dalam serum:= C x pengenceran
Kadar zat besi dalam serum:
Kadar zat besi dalam serum: = C22x pengenceran
(A2 – a) (A2 – a)
= =x pengenceran
pengenceranx pengenceran
b b
Besarnya Besarnya
pengenceran pengenceran
Besarnya pengenceran
dapat dihitungdapat
dapat dihitung
dihitung
dengan dengan memperhatikan
dengan memperhatikan
memperhatikan prosedur/
prosedur/ cara cara
kerja dari
tahap
tahap pertama pertama
prosedur/
sampai cara sampai
kerja dari
terakhir. terakhir.
tahap pertama sampai terakhir.
Tahap pertama:
Tahap
Tahap pertama:
1pertama:
mL serum 1 1mLmL serum
serumdiencerkan
diencerkan hingga hingga
diencerkan menjadi
hingga
menjadi 4 mL,
4 menjadi
mL, 4 mL,
maka maka
besarnya
maka besarnya
pengenceran pengenceran
adalah 4/1 = 4 adalah 4/1 = 4 kali.
kali.
pengenceran adalah 4/1 = 4 kali.
Dari
Dari serum tersebut,
tersebut, disentrifuge
serumdisentrifuge disentrifuge dan diambil
diambil 2 2 mL,
mL, selanjutnya
Dari serumdiencerkan
tersebut, sampai 6,4 mL, diambildan
dansehingga 2 mL, selanjutnya
pengenceran
selanjutnya
menjadidiencerkan
6,4/2 =
diencerkan
sampai 6,4
mL, sehinggamL, sehingga pengenceran menjadi 6,4/2 = 3,2 kali.
3,2 pengenceran
kali. menjadi 6,4/2 = 3,2 kali.
Jadi
Jadi besarnya besarnya pengenceran total = 4 x kali
3,2 = 12,8 kali
Jadipengenceran total = 4 x 3,2
besarnya pengenceran total= =12,8
4 x 3,2 = 12,8 kali
Semua
Semua alat-alat
Semua alat-alat
yang yangdigunakan
digunakan
alat-alat yang digunakan
harus bebas harus bebas Fe.
Fe. bebas
harus Fe.
DAFTARPUSTAKA
DAFTAR
DAFTAR PUSTAKA PUSTAKA
Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. Biokimia harper (27 ed.).
Murray, R.Murray, R. K.,D.
Jakarta:
K., Granner, Granner,
Buku D. K., EGC;
K.,Kedokteran
& Rodwell, & V.
Rodwell,
2009 V. W. harper
W. Biokimia Biokimia
(27 harper (27 ed.).Buku
ed.). Jakarta: Jak
Kedokteran Kedokteran
DavidEGC;
Hames EGC; 2009
& Nigel Hooper, Biochemistry ( 3Th edition),Taylor and
2009
David HamesDavid& Francis
Hames & Nigel
Nigel Grup Hooper, Biochemistry
Published.(2005)
Hooper, Biochemistry ( 3Th edition),Taylor
( 3Th edition),Taylor and Francis andGrup
Fra
Published.(2005)
Gilbert HF, 2000, Basic Concept in Biochemistrynd (2 ) Mc Graw Hill
Published.(2005) nd
Gilbert HF,
book,
Gilbert HF, 2000, Basic 2000, Basic
Newyork
Concept in Concept in Biochemistry
Biochemistry (2 )Hill
(2nd) Mc Graw Mc book,
Graw Newyork
Hill book, Newyork
Laboratorium
aboratorium Biomedik
Biomedik FKIK FKIK Universitas
Universitas Muhammadiyah
Muhammadiyah YogyakartaYogyakarta
70 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
DASAR TEORI
Kalsium dalam tubuh terutama terdapat dalam tulang dan gigi.
Sebagian kecil masuk di dalam cairan tubuh termasuk darah. Dalam
darah, kalsium berfungsi untuk proses penjendalan darah.
Bentuk kalsium dalam darah antara lain dalam bentuk ion Ca2+,
terikat oleh protein, terikat dengan sitrat.
Kalsium dalam serum diendapkan dengan menambahkan
ammonium oksalat menjadi kalsium oksalat. Setelah itu, endapan
dipisahkan dengan cairannya menggunakan alat sentrifuge. Selanjutnya
endapan yang terbentuk dilarutkan dalam asam sulfat. Asam oksalat
yang terbentuk dititrasi dengan larutan standard KMnO4.
Pada pengukuran kalsium dalam darah (serum), yang terukur
adalah ketiga macam kalsium tersebut. Kadar normal kalsium dalam
serum adalah 9-11 mg% (mgram Ca2+ tiap 100 ml serum).
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 71
B. DASAR PERHITUNGAN
Pada penetapan Ca2+ dalam serum terjadi reaksi sebagai berikut:
Ca2+ + C2O42- CaC2O4
CaC2O4 + 2H +
Ca2+ + H2C2O4
C. CARA KERJA
1. Membuat Larutan Standard KMnO4 0,01 N
Akan dibuat 100 mL larutan KMnO4 0,01 N.
Banyaknya KMnO4 yang diperlukan = 100 x 0,01 mgrek
100 x 0,01 mmol
5
100 x 0,01
x 158 mgram = 31,5 mgram
5
tera. Karena KMnO4 bukan zat standar primer dan tidak stabil
dalam larutan, maka setiap akan digunakan maka harus
dibakukan terlebih dahulu.
D. PERHITUNGAN
Misalkan :
- Volume serum yang diperiksa = a mL
- Volume larutan KMnO4 yang digunakan pada titrasi = V mL
- Normalitas larutan KMnO4 = N
Ca yang terdapat dalam a mL serum setara dengan V.N mgrek
KMnO4
74 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Murray,
Murray,R. K.,
R. Granner, D. K.,D.& Rodwell,
K., Granner, V. W. Biokimia
K., & Rodwell, V. W. harper (27harper
Biokimia ed.). (27 ed.). Ja
Jakarta: Buku Kedokteran
Kedokteran EGC; 2009 EGC; 2009
David
David Hames
Hames & Nigel
& Nigel Hooper,
Hooper, Biochemistry
Biochemistry ( 3Th edition),Taylor
( 3Th edition),Taylor and and Fr
Published.(2005)
Francis Grup Published.(2005)
nd
GilbertHF,
Gilbert HF,2000,
2000,Basic
BasicConcept
Concept inin Biochemistry
Biochemistry(2(2nd) )Mc
McGraw
GrawHillHill
book, Newyork
book, Newyork
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 75
DASAR TEORI
Oksidasi glukosa oleh enzim glukose oksidase akan menghasilkan
asam glukoronat dan hidrogen peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida
bereaksi dengan 4-aminoantipirin dan fenol dengan katalisator
peroksidase akan menghasilkan quinoneimin yang intensitas warnanya
dapat diukur. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan
konsentrasi glukosa dan diukur pada panjang gelombang 480 dan 520
nm.
Cara kerja :
1. Disiapkan 3 tabung untuk standar, blanko dan sampel yang berisi
20 µL larutan standar, 20 µL akuades dan 20 µL sampel. Masing-
masing ditambahkan reagen sebanyak 2000 µL.
2. Larutan dalam masing-masing tabung dicampur dan diinkubasi
pada suhu 37oC selama 5 menit.
3. Absorbansi dibaca dengan spektrofotometry dengan panjang
gelombang (λ) 510 nm (500-520 nm) dalam waktu kurang dari 60
menit.
4. 4.
Kadar glukosa
Kadar dihitung
glukosa dengan
dihitung rumus rumus
dengan : :
DAFTAR PUSTAKA
Murray,
DAFTAR PUSTAKA R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. Biokimia harper (27 ed.).
Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2009
Murray,David
R. K., Granner,
Hames D. K.,
& Nigel & Rodwell,
Hooper, V. W. Biokimia
Biochemistry harper (27 ed.).
( 3Th edition),Taylor and Jakarta: Buku
Kedokteran EGC;Published.(2005)
Francis Grup 2009
David Gilbert
Hames HF,
& 2000,
Nigel Basic
Hooper, Biochemistry
Concept ( 3Th edition),Taylor
in Biochemistry (2nd) Mc GrawandHill Francis Grup
Published.(2005)
book, Newyork
Gilbert HF, 2000, Basic Concept in Biochemistry (2nd) Mc Graw Hill book, Newyork
Thomas L. Clinical Laboratory Diagnostics. 1st ed. Frankfurt: TH-Books
Thomas L. Clinical Laboratory Diagnostics. 1st ed. Frankfurt: TH-Books Verlagsgesellschaft
Verlagsgesellschaft;
1998. p. 131-7. 1998. p. 131-7.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 77
DASAR TEORI :
Sistem pencernaan (systema digestoria) dapat dibagi memnjadi
2 bagian utama, yaitu saluran pencernaan (tractus digestivus)
dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria). Tractus digestivus
memanjang mulai dari cavum oris sampai dengan anus. Glandula
digestoria yang termasuk di dalam sistem ini adalah glandula salivarii,
hepar dan pancreas.
Sistem digesti berfungsi memproses makanan agar menjadi nutrien
yang dapat diserap oleh sel mukosa usus. Nutrien ini selanjutnya
diproses untuk sintesis senyawa bagi bahan pertumbuhan sel dan
jaringan. Selain itu nutrien ini juga diproses agar menjadi bahan yang
diperlukan untuk regenerasi sel dan jaringan, pembentukan hormon
dan enzim.
Makanan harus menjalani beberapa proses agar dapat diubah
menjadi bentuk nutrisi yang dapat diserap oleh tubuh. Proses-proses
78 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
A. TRACTUS DIGESTIVUS
Saluran pencernaan ini memanjang dari mulut sampai anus
(dubur). Kecuali rongga mulut, pada prinsipnya tabung mempunyai
dinding dengan pola struktur umum yang sama.
Dari arah lumen ke luar, lapisan penyusun dinding adalah:
- tunica mucosa, dilengkapi dengan :
* epithelium.
* lamina propria.
* lamina muscularis mucosae
- tela submucosa.
- tunica muscularis, tersusun oleh :
* stratum circulare, tersusun melingkar 1 aksis organ
* stratum longitudinale, tersusun membujur 2 aksis organ
- tunica serosa atau berupa tunica adventitia: jaringan ikat fibrus.
Pola umum mengalami variasi, sesuai dengan peranan tractus
digestivus.
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 79
A. CAVITAS ORIS
1. Labium/Bibir tersusun oleh :
a. pars cutanea : struktur serupa kulit, lapisan luar berupa
epithelium squamosum stratificatum cornificatum dengan
glandula sudorifera dan glandula sebacea.
b. pars intermedia, lapisan transisi.
c. pars rubra, berwarna merah karena
- banyak kapiler darah yang berwarna merah
- papila corii tinggi, sehingga kapiler darah terletak dekat
permukaan mukosa sel lapisan mukosa mengandung
eleidin, sehingga menyebabkan tunica mucosa transparan
d. pars mucosa dengan epithelium squamosum stratificatum
noncornificatum
2. Lingua/Lidah mu
Secara umum struktur lingua tersusun oleh membrana mucosa
dan tunica scularis (lihat panduan blok sebelumnya). Lingua
dilangkapi dengan organ penting untuk pengecapan, yaitu gemma
gustatoria.
3. Dens atau gigi
Secara macroskopis, gigi terdiri atas corona dentis (mahkota gigi),
cervix dentis (leher gigi) dan radix dentis (akar gigi). Gigi berasal
dari 2 jenis jaringan embrional, yaitu ectoderma yang membentuk
organum enamelum (selanjutnya mensekresi enamellum) dan
mesoderma yang membentuk struktur penunjang lain pada gigi
(pulpa dentis, dentinum, cementum). Dekenal 3 tahap (status)
perkembangan gigi, yaitu status gemmalis (tahap kuntum), status
cappalis (tahap topi), status campanalis (tahap lonceng) dan gigi
dewasa.
Tela submucosa,
Dengan glandula oesophagea propria bersifat glandula mucosa, portio
terminalis berbentuk tubuloalveolus.
Tunica muscularis :
- di bagian proximal : otot seran lintang.
- di bagian distal otot polos.
- di bagian tengah campuran otot seran lintang dan otot polos.
Tela submucosa :
jaringan ikat longgar dengan pembuluh darah dan limfa.
D. INTESTINUM TENUE
Bagian ini tersusun oleh duodenum, jejunum, dan ileum, dengan
pola struktur yang hampir serupa. Tunica mucosa: Pada berbagai tempat,
bersama dengan tela. submucosa, membentuk Plicae circulares.
1. Epithelium,
tersusun oleh berbagai, jenis sel :
a. epitheliocytus columnaris, tepi permukaan dilengkapi dengan
limbus striatus yang mengandung enzim disacharidase.
Dengan EM, limbus striatus tampak sebagai villi kecil disebut
microvilli Plicae circularis (plica Kerkringi; valvula conniventes)
menghasilkan luas permukaan mucosa usus ± 3x lipat.
Pada plica ini tumbuh villi intestinalis, merupakan tonjolan
mucosa yang diikuti tunica propria, yang dapat meningkatkan
luas permukaan mucosa. usus ± 10x lipat. Sedang pada
permukaan sel mucosa, terdapat microvilli yang dapat
meningkatkan luas permukaan mucosa usus ± 20x lipat.
Dengan demikian, adanya ketiga bangunan tersebut di atas,
luas permukaan mucosa ditingkatkan ± 600x lipat.
b. epitheliocytus caliciformis: pada duodenum jarang, makin
ke distal makin banyak. Sel ini menghasilkan mucin, suatu
glikoprotein untuk membasahi permukaan intestinum,
bereaksi PAS positif.
Sel tersebut berbentuk piala sehingga disebut sel piala (goblet
cell).
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 83
Villus intestinalis:
Tonjolan dibentuk oleh epitel dan lamina propria. Di antara villi
terdapat muara crypta (glandulae) intestinalis.
Tela submucosa:
Di duodenum, mengandung glandulae submucosalis (BRUNNER)
yang:
* berbentuk tubulo-ramosa dengan mucocytus.
* bermuara pada glandulae (crypta) intestinalis.
Mengandung pembuluh darah, limfa, anyaman syaraf: plexus
nervorum submucosa (MEISSNER), noduli lymphatici solitarii.
Pada ileum terdapat noduli lymphatici aggregati (lempeng
PEYER).
Tunica muscularis, di antara kedua lapis otot ada plexus nervosum.
myentericum, (AUERBACH).
Tunica serosa, jaringan ikat longgar dilapisi oleh mesothelium.
E. INTESTINUM CRASSUM
Tunica mucosa: licin, tanpa plica, kecuali pada rectum, yang
dinamakan columna rectalis (MORGAGNI).
- epitheliocytus columnaris, villi intestinalis tidak ada lagi.
Crypta. (glandulae) intestinalis panjang, mengandung :
84 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
APPENDIX VERMIFORMIS :
Sebagai tonjolan CAECUM dengan lumen sempit, ireguler, karena.
dindingnya penuh noduli lymphatici. Struktur dinding menyerupai
intestinum, crasum, hanya. lebih pendek, tanpa taenia. coli dan
mengandung sedikit crypta intestinalis.
GLANDULAE DIGESTORIAE
Kelenjar-pembantu pencernaan, menurut lokasi kelenjar, dapat dibagi
menjadi dua kelompok besar:
1. kelenjar yang terdapat di dalam dinding saluran pencernaan.
2. kelenjar di luar saluran pencernaan yang berhubungan dengan
saluran pencernaan melalui saluran kelenjar.
Yang dibicarakan di sini adalah kelompok kedua.
A. GLANDULAE SALIVARIAE
Kelenjar ludah dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar:
1. Glandulae salivariae minores
Terdapat di dalam dinding alat tambahan dalam rongga mulut.
Termasuk ini:
- glandulae labiales.
- glandulae buccales.
- glandulae molares.
- glandulae palatinae.
- glandulae linguales.
Kelenjar tersebut di atas tidak dibicarakan di sini, kecuali glandula
palatina. Glandula palatina, terletak di palatum, dilapisi epitel
pipih berlapis. Portio terminalis: terdiri atas mucocytus murni.
2. Glandulae salivariae malores:
Struktur umum :
a. capsula mempercabangkan septa yang membagi kelenjar
menjadi lobuli. Kelenjar terdiri atas kesatuan morfologis dan
fungsional:adenomerus, terdiri atas :
- portio terminalis: dilengkapi dengan mucocytus, atau/
dan serocytus dan semiluna serosa.
- ductus intercalatus.
- ductus striatus: dalam lobulus saluran disebut ductus
intralobularis.
Pada waktu berjalan di dalam lobuli, saluran menjadi ductus
intralobularis untuk datang di antara lobi menjadi ductus
interlobularis dan akhirnya meninggalkan kelenjar sebagai
ductus glandulae.
b. myoepitheliocytus: sel kontraktil terdapat di dasar portio
terminalis dan ductus intercalatus.
Jenis : a. glandula parotidea :
portio terminalis :
* berbentuk acinoramosus.
86 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
B. PANCREAS
Kelenjar yang terbungkus capsula ini terdiri atas 2 bagian pokok:
1. pars exocrina :
- struktur hampir menyerupai glandula parotidea.
- tersusun oleh acinus yang terdiri atas serocyti, disebut
acinocytus. Bagian apeks sel berisi granulum zymogeni.
- ductus intercalatus mencapai pusat acinus dan di sini sel-sel
ductus ini menjadi epitheliocytus centroacinosus. Epitel ini
membatasi rongga di pusat acinus, yang kelak melanjutkan
diri sebagai rongga ductus intercalatus, ductus intralobularis
dan ductus interlobularis.
- pada manusia sekret mengandung trypsinogen, chymotrip
sinogen, carboxypeptidase, ribonuclease, deoxyribonuclease,
lipase dan amylase.
2. Pars endocrina: akan dibahas di blok 14
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 87
C. HEPAR
Hepar tersusun oleh satuan, disebut lobulus hepaticus dengan
sifat-sifat:
- bentuk: prisma polygonal.
- mengandung heratocytus yang tersusun seperti lempeng radial;
lempeng-lempeng menuju Ice pusat lobulus yang ditempati vena
centralis. Lempeng-lempeng saling beranasatomosis semaunya.
Di antara lempeng ada vasa sinusoidea:
* dinding: dilapisi endothelium fenestratum selapis. Antara
endotheliocyti juga terdapat celah-celah.
* endotheliocytus dipisahkan dari dinding hepatocytus oleh
celah: spatium perisinusoideum (DISSE). Semua rongga berisi
darah. Baik endotheliocytus maupun sinusoid mengandung
sel makrofag, terkenal dengan nama reticulo endotheliocytus
stellatus.
- canaliculus bilifer terdapat antara sel hepar, dibatasi oleh
membrana sel hepar dan menuju ke ductus interlobularis bilifer.
- canalis portalis. Ini merupakan daerah pada sudut lobulus
hepaticus. Daerah ini mengandung bangunan tritunggal (trias
hepatica) terdiri atas:
* arteria interlobularis: cabang arteria hepatica.
* vena interlobularis: cabang vena portae hepatis.
* ductus interlobularis bilifer yang mengumpulkan empedu dari
ductus bilifer, yang menerimanya dari canaliculus bilifer. Vasa
lymphatica mengikuti semua bangunan tersebut. Fungsi: di
dalam hepar berlangsung proses-proses penting, misalnya:
- sintesis protein.
- sekresi empedu.
- penimbunan metabolit.
- detoksifikasi.
- glikoneogenesis.
88 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
PETUNJUK PRAKTIKUM
1. LABIUM ORIS
Sediaan : SD-1; H E
Perhatikan :
a. Pars cutanea tipis, bagian luar bibir, merupakan derma tipis,
memiliki :
- epithelium squamosum stratificatum. cornificatum.
- papilla corii rendah dan sedikit
- folliculi pili dengan glandula sebacea
- glandula sudorifera di antara kantong rambut
- stratum submucosum dengan jaringan lemak
- stratum musculare : otot seran lintang milik m. orbicularis
oris
b. Pars intermedia : terdiri atas 2 bagian
1). Pars marginalis : tepi bibir, berupa derma tipis, memiliki:
- epithelium squamosum stratificatum cornificatum;
sel-sel di dasar epitel mengandung sedikit pigmen
- papilla corii rendah, tetapi lebih banyak
- glandula sebacea kadang-kadang tampak di sana-
sini.
- folliculi pili tidak ada
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 89
2. Gigi Lengkap
Sediaan gosok : SD-4; dibuat secara membujur
Perhatikan dengan perbesaran lemah :
- corona deritis dengan lamella enamelis dan lamella
dentinalis
- cervix dentis sebagai batas enamelum dan cementum
- dentinum. : di bawah cementum
- radix dentis : akar gigi dengan lamella enameli dan lamella
dentinalis
- cavitas dentis : rongga gigi berisi pulpa dentis
Perhatikan dengan perbesaran kuat :
- pada enamelum tampak lamina incrementalis
3. Ventriulus
A. FUNDUS VENTRICULI
Sediaan : SD-9; H E
Perhatikan pada perbesaran lemah
90 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
- tunica mucosa
* epithelium columnare simplex
* lamina propria, jaringan ikat longgar, mengandung : glan
dula fundica (gastrica) berbentuk tubulus bercabang,
bermuara di foveola gastrica.
- tela mucosa jaringan ikat longgar
- tunica muscularis : otot polos tersusun berlapis, tidak jelas.
Perhatikan pada perbesaran kuat :
Glandula gastrica dengan
a. Mucocytus cervicalis: Berbentuk kolumner, cytoplasma jernih,
nucleus di dasar sel
b. cellula principalis: Berbentuk kuboid atau kolumner.
Cytoplasma bersifat basophilus
c. ellula parietalis: Berbentuk sebagai piramid dengan puncak sel
menuju ke arah lumen. Letak : terdesak ke membraila basalis.
Cytoplasma bersifat acidophilus. Nucleus bulat di pusat sel
B. PYLORUS
Sediaan : SD-11; H E
Diperlihatkan batas pylorus dan duodenum.
Perhatikan pada perbesaran lemah dan kuat
a. tunica mucosa :
* Epithelium columnare simplex foveola gastrica sebagai
lekukan dalam.
* Lamina propria : jaringan ikat longgar mengandung
- glandula pylorica dan - lymphonodulus.
* Lamina muscularis yang utuh
b. tela submucosa jaringan ikat longgar
c. tunica muscularis : stratum muscularis tebal membentuk m.
sphincter pyloricae.
C. 5. DUODENUM
Sediaan : SD-11; H E
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 91
Perhatikan :
- tunica mucosa
- epithelium columnare simplex yang memiliki sel-sel berbentuk
piala cellula caliciformis crypta intestinalis lamina propria:
jaringan ikat longgar dengan glandula duodenalis lamina
muscularis : terpisah oleh glandula duodenalis
- tela submucosa jaringan ikat dengan glandula duodenalis
- tunica muscularis : otot polos tersusun sebagai
* stratum circulare dan
* stratum longitudinale
Di antara kedua lapisan ada anyaman saraf dinamakan plexus
myentericus.
4. JEJUNUM
Sediaan : SD-12, H E.
Diperlihatkan penampang melintang.
Perhatikan pada perbesaran lemah dan kuat :
- tunica mucosa : melipat-lipat sebagai plica circularis dengan
villi intestinalis :
* epithelium columnare simplex dengan sel piala
* lamina propria : jaringan ikat longgar dengan lymphocyti
* crypta intestinalis
* lamina muscularis
- tela submucosa : jaringan ikat longgar
- tunica submuscularis : tersusun. Sebagai stratum circulare dan
stratum lingitudinale Plexus myentericus terdapat di antara
kedua lapisan.
6. HEPAR
Sediaan : SD-17; H E.
Perhatikan perbesaran lemah dan kuat pada :
a. LOBULUS HEPATIS
- vena centralis : di pusat
- hepatocytus : sel hepar tersusun radial mengelilingi vena
centralis.
Sifat-sifatnya :
* bentuk : polygonal
* cytoplasma kemerah-merahan berbutir banyak
* nucleus besar, bulat di pusat, kadang-kadang dalam
satu sel terdapat lebih dari satu.
- vasa sinusoideum : antara deretan sel hepar. Sinusoid ini
dilapisi epitel pipih.
b. CANALIS PORTALIS
Ini merupakan daerah di antara lobulus berisi jaringan ikat
padat.
Dalam daerah ini dijumpai :
- arteria dan vena interlobularis
- ductus interlobularis bilifer
- ductus lymphaticus
Berkas jaringan ikat padat mengelilingi lobulus
Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I l 93
7. VESICA FELLEA
Sediaan : SD-20; H E.
Penampang melintang.
Perhatikan. pada perbesaran lemah dan kuat
- tunica mucosa : melipat-lipat membentuk plica tunica
- epithelium columnare simplex dilengkapi microvilli
- lamina propria : jaringan ikat longgar tunica muscularis : otot
polos
- stratum circulare : jelas
- stratum longitudinale : tidak jelas
- tunica fibrosa : jaringan ikat longgar.
8. PANCREAS
Sediaan : SD-21; H E.
Sediaan ditujukan untuk melihat pars exocrina.
Perhatikan pada perbesaran lemah dan kuat
- lobulus pancreaticus : dibatasi jaringan ikat longgar
- cellula acinosa : membatasi lumen, berbentuk piramid, inti di
dasar sel
- myoepitheliocytus : di luar sel acinus, di dalam membrana
basalis.
9. GLANDULA SUBLINGUALIS
Sediaan : SD-22; H E.
Perhatikan pada perbesaran lemah dan kuat
- gambaran kelenjar tobulo-acinosa
- lobulus dibatasi jaringan ikat longgar
- bagian kelenjar :
- pars terminalis pelajari di sini
* mucocytus berbentuk piramid cytoplasma jernih,
basophilus nucleus pipih, di dasar sel
* serocytus berbentuk piramid atau. bulat cytoplasma
berbutir kasar nucleus bulat atau ovoid di pusat
94 l Buku Petunjuk Praktikum BLOK 6 Tahun I
* myoepitheliocytus
* semiluna serosa (GIANUZZI) seperti bulan sabit
- ductus intralobularis yang memiliki
* epithelium columnare simplex : inti bulat di pusat
* myoepitheliocytus
- ductus interlobularis yang memiliki
* lumen lebih besar dilapisi dua lapis sel piramid
* myoepitheliocytus
DARTAR PUSTAKA
1. Mescher AL.2013.Junquire’s Basic Histology. Text and Atlas 13 th
ed. Mc Graw Hill. Lange.Bloomington Indianan AS.
2. Eroschenco VP. 2013. DiFiore’s Atlas of Histology with Fubctional
Correlation.12th ed. Lippincot. Williams and Wilkins,
3. Gartner LP.2015.Color Textbook of Histology. International
Edotion