Anda di halaman 1dari 23

ADAB MAKAN-MINUM

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Mahasiswa mampu menjelaskan kaidah-kaidah yang berhubungan dengan fungsi makanan


dan adab makan serta minum bagi seorang muslim,

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

1. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi makan bagi seorang muslim


2. Mahasiswa mampu menjelaskan adab makan bagi seorang muslim
3. Mahasiswa mampu menjelaskan hukum dasar makanan

Fungsi Makanan

Bagi seorang muslim hendaknya memiliki kesadaran sepenuhnya bahwa makanan yang
dikonsumsi memiliki fungsi untuk mempertahankan hidupnya. Hidup yang dijalani dalam
kerangka mengabdi (beribadah) kepada Allah, oleh karenanya untuk memperoleh tenaga dan
mempertahankan hidupnya di perlukan makanan. Prinsip yang mendasar bahwa makan untuk
hidup dan bukan sebaliknya hidup untuk makan.

Selanjutnya makanan yang dikonsumsi untuk tenaga ibadah hendaknya memiliki nilai halal
dan thoyib. Halal dalam arti jenis dan cara perolehannya. Thoyib dalam arti memiliki nilai
kebaikan dan kemanfaatan pada tubuhnya. Jenis yang dimakan dan cara perolehannya mungkin
halal namun karena dikonsumsi secara berlebihan akan berdampak tidak baik atau berakibat
buruk pada tubuhnya (tidak thoyib).

Terkait dengan fungsi makan, Al-Imam At-Tirmidzi rahimahullah meriwayatkan hadits : “


Tidaklah Bani Adam memenuhi kantong yang lebih jelek dari perutnya, hendaknya Bani Adam
makan sekedar menegakkan punggungnya, jika tidak bisa (terpaksa) maka makanlah sepertiga
untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiganya untuk nafasnya.” (HR. Imam
Tirmidzi)

Konsumsi makanan meliputi tiga kondisi: mendesak, kebutuhan dan kelebihan. Mendesak
adalah kebutuhan minimal nutrisi yang harus dipenuhi untuk tidak mengalami kelaparan.
Kebutuhan adalah jumlah nutrisi yang lebih dari keperluan mendesak untuk menghilangkan
lapar yang diperlukan agara dapat menjaga kesehatan optimal. Kelebihan merupakan kondisi
di mana konsumsi yang melebihi kebutuhan. Kegemukan terjadi karena kelebihan konsumsi
makanan. Kegemukan akan mengganggu aktifitas maupun ibadah ritual. Konsumsi berlebihan
merupakan bentuk pemborosan. Makanan hanya lewat dalam pencernaan. Pemborosan (isrof)
merupakan perbuatan yang dilarang Allah SWT. Puasa wajib dan sunnah membantu
mengontrol nafsu makan dan kelebihan makanan. Merelakan diri lapar pada saat puasa
memberikan pengalaman yang nyata agar memahami penderitaan orang miskin dan

1|Adab makan & minum


menghargai nikmat/karunia Allah berupa makanan/minuman. Memberi makan pada kaum
fakir miskin, anak yatim diperintahkan oleh AllahSWT.

Adab makan-minum

Dalam sebuah hadis diriwayatkan bahwa ketika Rasulullah SAW melihat salah seorang
cucunya mengambil makanan dengan tangan kirinya, beliau memberikan nasihat, ''Makanlah
dengan menyebut nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah yang paling
dekat darimu.'' (HR Bukhari Muslim).

Ajaran Islam adalah ajaran yang mulia dan sempurna, termasuk mengatur norma di dalam
mengonsumsi makanan dan minuman. Ini membuktikan bahwa kualitas spiritual seorang
Muslim juga dinilai dari kesempurnaan akhlaknya dalam mengonsumsi makanan dan
minuman.

Paling tidak, ada lima poin penting berkenaan dengan akhlak mengkonsumsi makanan dan
minuman.

1. Pertama, mencuci tangan ketika sebelum dan sesudah makan


Dalam hadits dari Aisyah radhiallahu’anha, beliau berkata:

‫ غس َل يدَي ِه‬: ‫ قالت‬. ‫يشرب‬


َ ‫ أو‬، ‫ وإذا أرادَ أن يأْك َل‬. َ ‫ضأ‬
‫ ت َو ه‬، ٌ‫هو جنب‬ َ ‫َّللا صلهى هللاُ علَي ِه وسله َم إذا أرادَ أن‬
َ ‫ َو‬، ‫ينام‬ ِ ‫كانَ رسو ُل ه‬
، ُ‫ث هم يأك ُل أو يشرب‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika beliau ingin tidur dalam keadaan junub, beliau
berwudhu dahulu. Dan ketika beliau ingin makan atau minum beliau mencuci kedua
tangannya, baru setelah itu beliau makan atau minum” (HR. Abu Daud no.222, An Nasa’i
no.257, dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasa’i).

Ibnu Qudamah dalam Al Mughni mengatakan:


‫ وإن كان على وضوء‬,‫يستحب غسل اليدين قبل الطعام وبعده‬
“Dianjurkan mencuci tangan sebelum makan dan setelah makan, walaupun dalam keadaan
punya wudlu.

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, ia berkata:


‫فمضمض وغسل يدي ِه وصلهى‬
َ ٍ‫كتف شاة‬
َ ‫أكل‬
“Nabi shallallahu’alaihi wa sallam memakan daging bahu kambing, kemudian beliau
berkumur-kumur, mencuci kedua tangannya, baru setelah itu shalat” (HR. Ibnu Majah no.
405, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah).

2. makan sambil duduk, tanpa bersandar.

2|Adab makan & minum


3. berdoa dengan menyebut nama Allah (bismillah) ketika hendak memulai makan dan
minum. Ini mengandung pengertian bahwa makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh
manusia sesungguhnya adalah karunia Allah yang harus disyukuri. Ketika nama Allah
disebut oleh orang yang hendak makan dan minum, berarti ia mengharap berkah dari
makanan dan minuman yang akan dikonsumsi.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ‫َّللا أ َ هولَهُ َوآخِ َره‬


ِ ‫َّللا تَعَالَى فِى أ َ هو ِل ِه فَ ْليَقُ ْل بِس ِْم ه‬
ِ ‫ِى أ َ ْن يَذْكُ َر اس َْم ه‬ ِ ‫إِذَا أ َ َك َل أ َ َحدُكُ ْم فَ ْليَذْكُ ِر اس َْم ه‬
َ ‫َّللا تَعَالَى فَإِ ْن نَس‬
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah
Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan:
“Bismillaah awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)” (HR.
Abu Daud no. 3767 dan At Tirmidzi no. 1858. At Tirmidzi mengatakan hadits tersebut hasan
shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut shahih)
https://rumaysho.com/3712-lupa-membaca-bismillah-di-awal-makan.html

4. menggunakan tangan kanan ketika makan dan minum. Dalam Islam, kanan adalah simbol
kebajikan yang mengandung nilai terpuji. Karena itu, Rasulullah SAW senantiasa
membiasakan yang kanan (al-tayamun) dalam setiap aktivitas kesehariannya, baik yang
berhubungan dengan ibadah maupun akhlak. Secara kontekstual, pembiasaan tangan kanan
dalam makan dan minum ini, dapat dimaknai pula sebagai perintah untuk selalu
mendapatkan makanan dan minuman dengan cara yang baik dan terpuji. Makanan dan
minuman harus mengandung kehalalan sempurna. Rasulullah SAW bersabda, ''Daging apa
saja dalam tubuh manusia yang tumbuh dari makanan yang tidak halal, maka neraka lebih
pantas baginya.''

5. tidak meniup makanan dan minuman. Salah satu adab makan adalah dilarang bernafas di
dalam wadah dan juga dilarang meniup-niup saat minum. Adab ini kadang tidak
diperhatikan oleh kita karena ingin buru-buru segera menikmati minuman yang sedang
panas. Padahal menunggu sebentar atau tanpa meniup-niup, itu lebih selamat bahkan lebih
sehat. Karena perlu diketahui bahwa saat meniup-niup seperti itu, sejatinya yang keluar
adalah udara yang tidak bersih. Dengan alasan inilah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
melarangnya.
https://rumaysho.com/6930-meniup-niup-minuman-yang-panas.html

Dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata,


َ‫ قَا َل فَإِنِى ل‬.» ‫اإلنَاءِ قَا َل « أ َ ْه ِر ْق َها‬ ِ ‫ فَقَا َل َر ُج ٌل ا ْلقَذَاة ُ أ َ َراهَا فِى‬.‫ب‬
ِ ‫ش ْر‬ ِ ‫ع ِن النه ْف‬
ُّ ‫خ فِى ال‬ ‫أ َ هن النه ِب ه‬
َ ‫ نَ َهى‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ى‬
َ ‫« أ َ ْر َوى ِم ْن نَف ٍَس َواحِ ٍد قَا َل « فَأ َ ِب ِن ا ْلقَدَ َح ِإذًا‬
َ‫ع ْن فِيك‬
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang meniup-niup saat minum. Seseorang berkata,
“Bagaimana jika ada kotoran yang aku lihat di dalam wadah air itu?” Beliau bersabda,
“Tumpahkan saja.” Ia berkata, “Aku tidak dapat minum dengan satu kali tarikan nafas.”
Beliau bersabda, “Kalau begitu, jauhkanlah wadah air (tempat mimum) itu dari mulutmu.”

3|Adab makan & minum


(HR. Tirmidzi no. 1887 dan Ahmad 3: 26. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad
hadits ini shahih. Abu Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,

‫اإلنَاءِ أ َ ْو يُ ْنفَ َخ فِي ِه‬ َ ‫ أ َ ْن يُتَنَ هف‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َّللا‬
ِ ‫س فِى‬ ِ ‫نَ َهى َرسُو ُل ه‬
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari bernafas di dalam wadah air (bejana) atau
meniupnya.” (HR. Tirmidzi no. 1888, Abu Daud no. 3728, dan Ibnu Majah no. 3429. Al Hafizh
Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
https://rumaysho.com/6930-meniup-niup-minuman-yang-panas.html

6. mengutamakan makanan atau minuman yang paling dekat. Adalah sangat indah dan
santun ketika seorang Muslim lebih mengutamakan makanan yang paling mudah diraihnya
daripada yang jauh dan sulit diraihnya walaupun lebih lezat dan menarik. Akhlak ini
sesungguhnya mengandung esensi bahwa setiap Muslim dilarang bersikap tamak dan
serakah sehingga selalu mengharap sesuatu yang tidak dimilikinya.

Setiap Muslim diperintahkan untuk selalu menghiasi dirinya dengan sifat qana'ah, yaitu
menerima dan merasa cukup sekaligus mensyukuri apa yang dimilikinya sebagai nikmat dari
Allah. Rasulullah SAW bersabda, ''Bukanlah kekayaan itu dengan melimpahnya harta dan
benda, melainkan kekayaan itu adalah kekayaan jiwa.'' (HR Abu Ya'la).

Dari ‘Umar bin Abi Salamah, ia berkata, “Waktu aku masih kecil dan berada di bawah asuhan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tanganku bersileweran di nampan saat makan. Maka
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

» ُ‫ت تِ ْلكَ طِ ْع َمتِى بَ ْعد‬


ْ َ‫ فَ َما زَ ال‬. » َ‫ َو ُك ْل ِبيَمِ ينِكَ َوكُ ْل ِم هما يَلِيك‬، ‫َّللا‬ َ ‫يَا غُالَ ُم‬
َ ‫س ِم ه‬
“Wahai Ghulam, bacalah “bismilillah”, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah
makanan yang ada di hadapanmu.” Maka seperti itulah gaya makanku setelah itu. (HR.
Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022)
https://rumaysho.com/3712-lupa-membaca-bismillah-di-awal-makan.html

Minum dianjurkan saat cuaca panas dan banyak keringat. Tidak diperkenankan membuang air
secara percuma. Minum tidak langsung satu tegukan. Dilarang minum seperti cara anjing.
Minum dengan tangan kiri merupakan cara yang tidak sopan. Tidak diperbolehkan minum
dengan cangkir dari emas atau perak. Minum tidak sambil berdiri. Dilarang bernafas ke dalam
bejana dan juga dilarang meniup ke dalam air. Minum dari bejana langsung juga dilarang.
Cairan etanol yang digunakan sebagai pelarut obat digunakan bila memang ada kebutuhan
mendesak. Minuman / makanan yang berasal dari karbohidrat yang terfermentasi akan
mengandung sedikit alkohol, merupakan makanan yang tidak baik. Minuman yang membuat
ketagihan dianggap kurang baik. Persediaan air untuk masyarakat harus dijaga dan dipelihara
agar tidak tercemar.

4|Adab makan & minum


Terkait dengan tercelanya banyak makan dan kenyang yang dapat menimbulkan berbagai
penyakit dan memberatkan seseorang untuk melaksanakan hukum syar’i/ ibadah terdapat
beberapa hadits dan riwayat yang perlu diperhatikan seperti

Rasulullah bersabda :
“Orang yang paling banyak kenyang di dunia adalah yang paling lama lapar di
akhirat.” (HR. Al-Bazzar )

Luqman al Hakim berwasiat pada putranya :


“Wahai putraku jika kamu penuhi lambungmu maka akan tidur pikiranmu,
membisukan hikmah, mendudukkan anggota badan dari beribadah dan pada perut
kosong itu banyak faedahnya yaitu menjernihkan hati, mencerdaskan manusia dan
menajamkan bashiroh. Kenyang itu menyebabkan kedunguan, membutakan hati dan
memperbanyak uap dan cairan dalam lambung.

Al-Imam Thabrani dan Ibnu Abi Dunya meriwayatkan hadits :


“Akan terjadi pada ummatku seseorang memakan semua jenis makanan, meminum
semua jenis minuman, memakai semua jenis pakaian dan banyak berbicara. Maka,
mereka itulah paling jeleknya ummatku.”

Al-Imam Al-Baihaqi meriwayatkan hadits :


‘Dunia adalah penjaranya orang mukmin dan surganya orang kafir.”

Manfaat lapar terhadap kesehatan badan adalah seperti yang dikatakan oleh Ibnu
Masiwaih :
“Sekiranya manusia mau mengamalkan hadits ini (riwayat Tirmidzi) mereka akan
selamat dari sakit dan berbagai penyakit, menutup rumah sakit dan mengistirahatkan
toko obat/apotik. Hal itu karena sumber segala penyakit adalah kenyang.”

Al-Harits seorang dokter (Arab) mengatakan :


“Yang banyak membunuh manusia adalah karena manusia suka memasukkan makanan
pada perut sebelum makanan dalam perut dicerna”.
Kehidupan Rasulullah dan para shahabat lebih memilih banyak lapar dari pada kenyang
karena kefahamannya terhadap faedah lapar dan bahaya kenyang, lebih memilih
mengekang syahwatnya daripada menurut syahwat, dan bukannya pada mereka tidak
ada makanan tetapi beliau-beliau lebih memilih keadaan yang lebih baik dan lebih
sempurna daripada lawannya.

Mereka makan dan minum sekedar dapat melaksanakan ibadah, karena hanya untuk
itu (untuk beribadah) diciptakannya jin dan manusia.

Mengkonsumsi makanan yang halal adalah keharusan sebagaimana firman Allah SWT:
ِ ‫ي َ ا أ َ ي ُّ ه َ ا ا ل ه ذِ ي َن آ َم ن ُ وا ك ُ ل ُ وا ِم ْن ط َ ي ِ ب َ ا‬
‫ت مَ ا َر َز ق ْ ن َا ك ُ ْم َو ا شْ ك ُ ُر و ا ِ ه‬
‫ّلِل ِ إ ِ ْن ك ُ ن ْ ت ُمْ إ ِ ي ها ه ُ ت َ ع ْ ب ُ د ُو َن‬

5|Adab makan & minum


"Hai orang-orang yang beriman makanlah diantara rizki yang baik-baik yang kami berikan
kepadamu.." (QS Al Baqarah : 172).

Dampak mengkonsumsi makanan yang haram adalah ancaman siksa dan mudharat dari segi
kesehatan.
Sabda Rasulullah SAW, ''Setiap daging yang tumbuh dari barang yang haram, maka neraka
lebih utama baginya.'' Artinya, makanan yang haram itu akan mendorong perilaku yang jahat,
yang menyebabkan kecelakaan yang bersifat abadi di akhirat nanti.
Makanan haram berdampak menghalangi terkabulnya do'a.

Rasul bersabda :
"Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik dan sesungguhnya Allah
memerintahkan orang-orang beriman serupa dengan apa yang diperintahkan kepada para
Rasul. Kemudian Rasul SAW menceritakan seorang laki-laki yang telah jauh perjalanannya,
berambut kusut penuh debu, dia mengangkat kedua tangannya kelangit dan berdo'a :"Ya Rabb,
ya Rabb! sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan
dikenyangkan dengan barang yang haram, bagaiamana ia akan diterima do'anya" (H.R Muslim)

7. mengucapkan hamdalah setelah makan dan minum.

Atau
Bacaan Doa Sesudah Makan

َ‫سقَانَا َو َج َعلَنَا ِمنَ ْال ُم ْس ِل ِميْن‬ ْ َ ‫هلل اله ِذيْنَ ا‬


َ ‫ط َع َمنَا َو‬ ِ ِ ُ‫ا َ ْل َح ْمد‬
Alhamdu lillahhil-ladzi ath-amanaa wa saqaana waja’alanaa minal muslimiin”
Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum serta
menjadikan kami termasuk golongan orang muslim.(HR.Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi).

6|Adab makan & minum


22 adab makan dan minum dalam Islam :

1. Memakan makanan dan minuman yang halal


Dalam Al-Quran Allah menjelaskan minuman apa yang halal lagi baik untuk manusia. Salah
satunya dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 168:

“Hai orang-orang yang beriman makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi. Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu
musuh yang nyata bagimu.” (QS.Al-Baqarah [2]:168).

2. Membaca ‘Bismillah’ sebelum makan dan minum


Dari ‘Umar bin Abi Salamah, ia berkata, “Waktu aku masih kecil dan berada di bawah
asuhan Rasulullah Saw., tanganku bersileweran di nampan saat makan. Maka Rasulullah
Saw. bersabda:

“Wahai Ghulam, sebutlah nama Allah (bacalah bismillah), makanlah dengan tangan
kananmu dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu.” Maka seperti itulah gaya
makanku setelah itu. (HR. Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022).

3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan


Telah terjadi silang pendapat di antara ulama tentang hukum mencuci tangan sebelum makan,
apakah hal itu termasuk sunnah ataukah tidak? Yang lebih mendekati kebenaran, bahwa
mencuci tangan sebelum makan bukan termasuk perkara ibadah, karena tidak adanya hadits
yang shahih dalam masalah ini.

Imam al-Baihaqi berkata, “Hadits mencuci tangan setelah makan adalah hasan. Dan tidak ada
hadits yang shahih tentang mencuci tangan sebelum makan.” (Al-Adab asy-Syar’iah 3/371).

Namun mencuci tangan dianjurkan apabila sekadar untuk menghilangkan kotoran yang
melekat pada tangan. Demikian yang ditegaskan oleh Imam Ibnul Qayyim dalam Tahdzib as-
Sunan (10/166). (Lihat pula perinciannya dalam al-Adab asy-Syar’iah 3/369).

Walhasil, mencuci tangan sebelum makan bukan sunnah secara mutlak, juga jangan
ditinggalkan secara mutlak. Apabila ada kotoran melekat, maka hendaklah dicuci, jika tidak
ada, maka tidak mengapa makan tanpa mencuci tangan.

4. Makan dan minum dengan tangan kanan


Dalam sebuah hadits, Nabi menegaskan hal ini. “Jika seseorang dari kalian makan maka
makanlah dengan tangan kanannya dan jika minum maka minumlah dengan tangan
kanannya. Karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya” (HR. Muslim no. 2020).

7|Adab makan & minum


5. Segera makan ketika makanan sudah siap
Dari Anas Nabi Saw. bersabda, “Jika makan malam sudah disajikan dan Iqamah shalat
dikumandangkan, maka dahulukanlah makan malam.” (HR. Bukhari dan Muslim).

6. Makan dan minum dengan duduk


Dalam hal ini terdapat dua dalil. Dari Anas bin Malik, ia berkata: “Nabi Saw. sungguh
melarang dari minum sambil berdiri.” (HR. Muslim no. 2024)

Dari Anas pula, ia berkata: “Dari Nabi Saw. di mana beliau melarang seseorang minum
sambil berdiri.” Qotadah berkata bahwa mereka kala itu bertanya (pada Anas), “Bagaimana
dengan makan (sambil berdiri)?” Anas menjawab, “Itu lebih parah dan lebih jelek.” (HR.
Muslim no. 2024).

Para ulama menjelaskan, dikatakan makan dengan berdiri lebih jelek karena makan itu
membutuhkan waktu yang lebih lama daripada minum.

7. Memuji makanan dan dilarang mencelanya


Rasulullah Saw. tidak pernah mencela makanan sama sekali. (HR. Bukhari dan Muslim).
Apabila makanan yang dihidangkan beliau sukai, maka beliau menyantapnya. Sedangkan
sikap beliau saat menghadapai jamuan yang tidak menarik hati, beliau tidak menjamahnya
dengan tanpa mengeluarkan komentar miring apapun terhadapnya.

Kalau beliau menyukainya, maka akan beliau makan. Dan jika tidak menyukainya, beliau
meninggalkannya. (HR al-Bukhâri dan Muslim).

8. Memakan makanan yang berada di dekat kita


Anjuran ini senada seperti dalil yang telah kita sebutkan di atas sebelumnya, “Wahai
Ghulam, sebutlah nama Allah (bacalah bismillah), makanlah dengan tangan kananmu dan
makanlah makanan yang ada di hadapanmu.” Maka seperti itulah gaya makanku setelah itu.
(HR. Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022).

9. Anjuran makan bersama pada satu nampan


Dalam Islam ternyata makan berjamaah lebih dianjurkan, karena akan mendatangkan
keberkahan. Sebagaimana riwayat dari Wahsyi bin Harb dari ayahnya dari kakeknya bahwa
para sahabat Nabi Saw. berkata:

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan dan tidak merasa kenyang?” Beliau
bersabda, “Kemungkinan kalian makan sendiri-sendiri.” Mereka menjawab, “Ya.” Beliau
bersabda, “Hendaklah kalian makan secara bersama-sama, dan sebutlah nama Allah, maka
kalian akan diberi berkah padanya.” (HR. Abu Daud no. 3764. Kata Al Hafizh Abu Thohir
mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if. Sedangkan Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini hasan).

8|Adab makan & minum


Sedangkan Ibnu Baththol berkata, “Makan secara bersama-sama adalah salah satu sebab
datangnya barakah ketika makan.” (Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 18: 121).

10. Anjuran makan dari pinggir piring


Melanjutkan riwayat di atas, dari Ibnu ‘Abbas berkata: “Rasulullah Saw. bersabda:
Keberkahan tersebut akan turun di tengah-tengah makanan, maka makanlah dari pinggir-
pinggirnya dan jangan dari tengahnya!” Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (IV/260) Kitaabul
Ath’imah bab Maa Jaa-a fii Karaahiyatil Akli min Wasathith Tha’aam, ia berkata: “Hadits ini
shahih.”

11. Makan dengan tiga jari dan menjilati makanan dan sisa makanan
Di antara petunjuk Nabi Saw. adalah makan dengan menggunakan tiga jari dan menjilati jari-
jari tersebut sesudah selesai makan.

Dari Ka’ab bin Malik dari bapaknya beliau mengatakan, “Rasulullah Saw. itu makan dengan
menggunakan tiga jari dan menjilati jari-jari tersebut sebelum dibersihkan.” (HR Muslim no.
2032 dan lainnya).

12. Anjuran makan sambil berdzikir


Ibnul Muflih menyebutkan keteragan Ishaq bin Ibrahim, “Suatu ketika aku makan malam
bersama Abu Abdillah yaitu Imam Ahmad bin Hanbal ditambah satu kerabat beliau. Ketika
makan kami sedikit pun tidak berbicara sedangkan Imam Ahmad makan sambil mengatakan
alhamdulillah dan bismillah setelah itu beliau mengatakan:

“Makan sambil memuji Allah itu lebih baik daripada makan sambil diam.” Tidak aku
dapatkan pendapat lain dari Imam Ahmad yang secara tegas menyelisihi nukilan ini.
Demikian juga tidak aku temukan dalam pendapat mayoritas ulama pengikut Imam Ahmad
yang menyelisihi pendapat beliau di atas.

Kemungkinan besar Imam Ahmad berbuat demikian karena mengikuti dalil, sebab di antara
kebiasaan beliau adalah berupaya semaksimal mungkin untuk sesuai dengan dalil.” (Adab
Syariyyah, 3/177).

13. Tidak duduk dengan bersandar


Abu Juhaifah mengatakan, bahwa dia berada di dekat Rasulullah Saw., kemudian Rasulullah
berkata kepada seseorang yang berada di dekat beliau, “Aku tidak makan dalam keadaan
bersandar.” (HR. Bukhari no. 5399).

14. Tidak makan dan minum dengan wadah dari emas dan perak
Disebutkan dalam hadits Hudzaifah bin al-Yaman, Rasulullah Saw. bersabda: “Janganlah
kamu minum dengan gelas (yang terbuat) dari emas dan perak, dan jangan pula kamu makan

9|Adab makan & minum


pada piring yang terbuat dari emas dan perak, karena sesungguhnya yang seperti itu adalah
untuk mereka (orang kafir) di dunia, dan buat kamu di akhirat. (Muttafaq ‘alaihi).

15. Dilarang makan dan minum di jamuan yang menyediakan khamr


Rasulullah Saw. bersabda: ”Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
janganlah duduk pada meja makan yang di situ dihidangkan khamr (minuman keras)”. (HR.
Ahmad 1/20, Irwaaul-Ghalil 7/6-8 no. 1949).

16. Tidak tengkurap atau telungkup


Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami
Katsir bin Hisyam telah menceritakan kepada kami Ja’far bin Burqan dari Az Zuhri dari
Salim dari Ayahnya dia berkata, “Rasulullah Saw. melarang seseorang makan sambil
telungkup.

17. Tidak berlebih-lebihan dan boros


Berlebih-lebihan dalam segala sesuatu adalah tercela dan dilarang. Apalagi dalam masalah
makanan dan minuman. Allah berfirman: “Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-
A’raf [7]: 31).

18. Menyantap sesudah makanan dingin


Dari Asma’ binti Abu Bakar, jika beliau membuat roti Tsarid maka beliau tutupi roti tersebut
dengan sesuatu sampai panasnya hilang. Kemudian beliau berkata, “Aku mendengar
Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya hal tersebut lebih besar berkahnya.” (HR. Darimi
no. 2047 dan Ahmad no. 26418, Syaikh al-Albani memasukkan hadits ini dalam Silsilah
Shahihah no. 392).

Abu Hurairah mengatakan, “Makanan itu tidak boleh disantap kecuali jika asap makanan
yang panas sudah hilang.” (Dalam Irwa’ul Ghalil no. 1978 Syaikh al-Albani mengatakan
shahih diriwayatkan oleh Imam Baihaqi, 7/2580).

19. Mengambil makanan yang jatuh


Dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah Saw. bersabda, “Jika makanan salah satu kalian jatuh
maka hendaklah diambil dan disingkirkan kotoran yang melekat padanya, kemudian
hendaknya di makan dan jangan dibiarkan untuk setan.”

Dalam riwayat yang lain dinyatakan, “Sesungguhnya setan bersama kalian dalam segala
keadaan, sampai-sampai setan bersama kalian pada saat makan. Oleh karena itu jika
makanan kalian jatuh ke lantai maka kotorannya hendaknya dibersihkan kemudian dimakan
dan jangan dibiarkan untuk setan. Jika sudah selesai makan maka hendaknya jari jemari
dijilati karena tidak diketahui di bagian manakah makanan tersebut terdapat berkah.” (HR
Muslim no. 2033 dan Ahmad 14218).

10 | A d a b m a k a n & m i n u m
20. Penyuguh itu terakhir minum
Dari Abu Qatadah Nabi Saw. mengatakan, “Sesungguhnya orang yang menyuguhkan
minuman kepada sekelompok orang adalah orang yang minum terakhir kali.” (HR Muslim
no. 281).

Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan, “Maksud hadits orang yang menyuguhkan minuman baik
berupa air, susu, kopi atau teh seyogyanya merupakan orang yang terakhir kali minum untuk
mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri. Supaya jika minuman tersebut ternyata
kurang maka yang kurang adalah orang yang menyuguh tadi.

Tidak diragukan lagi bahwa sikap seperti ini merupakan sikap yang terbaik karena
melaksanakan perintah dan adab yang diajarkan oleh Nabi. Akan tetapi jika penyuguh
tersebut tidak berkeinginan untuk minum maka dia tidaklah berkewajiban untuk minum
sesudah yang lain minum. Dalam hal ini penyuguh boleh minum boleh juga tidak meminum.
(Syarah Riyadhus Shalihin VII/273).

21. Berwudhu terlebih dahulu, jika keadaan junub


Jika kita dalam kondisi junub dan hendak makan, maka dianjurkan berwudhu terlebih dahulu.
Aisyah menuturkan, bahwa Rasulullah jika dalam keadaan junub lalu hendak makan atau
tidur, maka beliau berwudhu terlebih dahulu, seperti berwudhu untuk shalat.” (HR Bukhari,
no. 286 dan Muslim, no. 305).

22. Doa setelah makan


Adab selanjutnya yang harus dilakukan seorang muslim ketika selesai dari makan atau
minum adalah mengucapkan salah satu dari doa yang pernah diajarkan oleh Rasulullah Saw.
di bawah ini,

Dari Mu’adz bin Anas, bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang memakan
makanan lalu ia mengucapkan, “Alhamdulillah alladzi ath’amanaa hadza wa razaqaniihi min
ghairi haulin minni wa laa quwwatin..”
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi makanan ini kepadaku dan memberikan rizki
dari-Nya tanpa daya dan kekuatan dariku.”

Atau

Bacaan Doa Sesudah Makan

َ‫سقَانَا َو َج َعلَنَا ِمنَ ْال ُم ْس ِل ِميْن‬ ْ َ ‫هلل اله ِذيْنَ ا‬


َ ‫ط َع َمنَا َو‬ ِ ِ ُ‫ا َ ْل َح ْمد‬
Alhamdu lillahhil-ladzi ath-amanaa wa saqaana waja’alanaa minal muslimiin”
Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum serta
menjadikan kami termasuk golongan orang muslim.(HR.Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi).

11 | A d a b m a k a n & m i n u m
Maka akan diampuni baginya dosanya yang terdahulu dan yang terkemudian”. (HR Abu
Dawud: 4023, at-Turmudziy: 3458, Ibnu Majah: 3285, Ahmad: III/ 439, Ibnu as-Sunniy dan
al-Hakim. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Hasan).

12 | A d a b m a k a n & m i n u m
HUKUM DASAR MAKANAN
Pada dasarnya semua makanan hukumnya adalah halal, kecuali yang di haramkan oleh dalil,
firman Allah:
ِ ‫ت ۚ َو ه ُ َو ب ِ ك ُ ل‬ َ ‫ج ِم ي ع ً ا ث ُم ه ا سْ ت َ َو ٰى إ ِ ل َ ى ال س ه َم ا ِء ف َ س َ هو ا ه ُ هن س َ ب ْ َع س َ َم‬
ٍ ‫او ا‬ ِ ‫اْل َ ْر‬
َ ‫ض‬ َ َ ‫ه ُ َو ا ل ه ذِ ي خَ ل‬
ْ ‫ق ل َ ك ُ ْم َم ا ف ِي‬
ٌ ‫ي ٍء ع َ ل ِي م‬
ْ َ‫ش‬
"Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu." (QS Al Baqarah : 29).

Syeikh Abdurrahman As-Sa'dy berkata :"Dalam ayat di atas terdapat dalil bahwa pada dasarnya
segala sesuatu itu halal dan suci karena ayat tersebut konteksnya adalah menyebutkan nikmat".

SYARAT MAKANAN HALAL

1. Suci, bukan najis atau yang terkena najis, sebagaimana firman Allah:

َ ‫عا ٍد فَ َال إِثْ َم‬


‫علَ ْي ِه ۚ إِ هن‬ َ ‫اغ َو َل‬ َ ‫ضطُ هر‬
ٍ َ‫غي َْر ب‬ ِ ‫ير َو َما أ ُ ِه هل بِ ِه ِلغَي ِْر ه‬
ْ ‫َّللا ۖ فَ َم ِن ا‬ ِ ‫علَ ْيكُ ُم ا ْل َم ْيتَةَ َوالد َهم َولَح َْم ا ْلخِ ْن ِز‬
َ ‫إِنه َما َح هر َم‬
‫ور َرحِ ي ٌم‬ ُ
ٌ ‫غف‬ َ‫ه‬
َ ‫َّللا‬
"Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan
binatang yang disembelih dengan nama selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam
keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS Al Baqarah : 173)

2. Aman, tidak bermudharat baik yang langsung maupun yang tidak langsung,
sebagaimana firman Allah:

َ‫َّللاَ يُحِ بُّ ا ْل ُم ْح ِسنِين‬


‫َّللاِ َو َل ت ُ ْلقُوا بِأ َ ْيدِيكُ ْم إِلَى الت ه ْهلُ َك ِة ۛ َوأ َ ْح ِسنُوا ۛ إِ هن ه‬ َ ‫َوأ َ ْن ِفقُوا فِي‬
‫سبِي ِل ه‬
"Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik". (QS Al Baqarah 195)

3. Tidak memabukkan, sabda Rasul yang artinya :"Setiap yang memabukkan adalah
khamar dan setiap khamar adalah haram". (HR.Muslim ).

4. Disembelih dengan penyembelihan yang sesuai dengan syari'at jika makanan itu
berupa daging hewan.

ASAL-USUL MAKANAN

1. Makanan nabati: hukum asalnya adalah halal, dalilnya adalah surat Al Baqarah ayat 29 dan
hadits Salman, Rasulullah SAW bersabda :

13 | A d a b m a k a n & m i n u m
"Yang halal adalah yang dihalalkan oleh Allah dalam kitab-Nya dan yang haram adalah
yang diharamkan oleh Allah dalam kitab-Nya dan yang diidamkan maka itu
dimaafkan". (HR At Tirmidzi).

2. Makanan hewani:
a. Hewan air: hukum dasarnya adalah halal, dalilnya adalah firman Allah yang artinya:
"Dihalalkan bagimu binatang buruan laut". (QS Al Maidah : 96).
Juga sabda Rasulullah SAW:
"(air laut) itu suci dan bangkainya halal". (H.R Abu Daud dan Tirmidzi)
kecuali buaya karena ia termasuk hewan bertaring dan buas juga ular dan kodok.
Abdurrahman bin Utsman ra berkata:"telah datang seorang tabib kepada Rasulullah
SAW meminta izin menjadikan kodok sebagai ramuan obat, maka Rasulullah SAW
melarangnya untuk membunuh kodok". (H.R Abu Dawud, Nasaa'i).

b. Hewan darat

Binatang buas
Ibnu Abbas ra berkata: "Rasul melarang memakan binatang buas yang bertaring dan
burung yang bercakar". (Muslim ).
Berpijak dari hadits ini maka binatang buas yang diharamkan adalah yang bertaring.

Binatang jinak
Hukum asalnya adalah halal, dalilnya adalah firman Allah:
"Dihalalkan bagimu binatang ternak". (QS Al Maidah : 1)
Binatang jinak halal dikonsumsi, kecuali keledai, ia diharamkan dalam hadits Jabir ia
berkata :"Rasulullah SAW melarang pada perang khaibar untuk makan daging keledai
dan mengizinkan memakan daging kuda". (Al Bukhary, dan Muslim )

Unggas
Hukum dasarnya adalah halal,
Zahdam Al Jarmi berkata :"Saya pernah datang kepada Abu Musa Al Asy'ari ra dan ia
sedang makan daging ayam, lalu ia berkata :"Mendekat dan makanlah ! karena aku
melihat Rasulullah memakannya". (At Tirmidziy )
Kecuali burung pemangsa dengan cakar sebagai senjatanya, sebagaimana dalam
hadits Ibnu Abbas di atas, juga burung pemakan bangkai seperti gagak sebagaimana
sabda Nabi yang artinya :"Lima fawaasiq dibunuh baik dalam wilayah haram atau
diluar wilayah haram : gagak, elang, tikus, kalajengking, dan anjing penggigit". (Al
Bukhari dan Muslim).
Hewan yang halal tidak dibunuh melainkan disembelih, karena jika dibunuh maka ia
menjadi bangkai.

Serangga
Serangga yang menjijikkan haram hukumnya, dalilnya adalah firman Allah:

14 | A d a b m a k a n & m i n u m
"Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan segala yang
buruk". (QS Al A'raaf : 157)
Dan sesuatu yang buruk dan menjijikkan tidak termasuk dalam kategori ath thayyibaat,
sebagaimana firman Allah yang artinya :"Katakanlah dihalalkan bagi kalian yang baik-
baik". (QS Al Maidah : 4).

Belalang
Belalang bersifat halal tanpa ragu,
Abdullah bin Abi Aufa bekata :"Kami telah berperang sebanyak tujuh peperangan
dengan memakan belalang bersama Rasulullah SAW ". (Al Bukhary dan Muslim).

Makanan Haram

1. BANGKAI
Yaitu hewan yang mati bukan karena disembelih atau diburu. Hukumnya jelas haram dan
bahaya yang ditimbulkannya bagi agama dan badan manusia sangat nyata, sebab pada
bangkai terdapat darah yang mengendap sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan.
Bangkai ada beberapa macam sbb :

a. Al-Munkhaniqoh yaitu hewan yang mati karena tercekik baik secara sengaja atau
tidak.
b. Al-Mauqudhah yaitu hewan yang mati karena dipukul dengan alat/benda keras hingga
mati olehnya atau disetrum dengan alat listrik.
c. Al-Mutaraddiyah yaitu hewan yang mati karena jatuh dari tempat tinggi atau jatuh ke
dalam sumur sehingga mati.
d. An-Nathihah yaitu hewan yang mati karena ditanduk oleh hewan lainnya

Sekalipun bangkai haram hukumnya tetapi ada yang dikecualikan yaitu bangkai ikan dan
belalang berdasarkan hadits : "Dari Ibnu Umar berkata: "Dihalalkan untuk dua bangkai
dan dua darah. Adapun dua bangkai yaitu ikan dan belalang, sedang dua darah yaitu hati
dan limpa."

Rasululah juga pernah ditanya tentang air laut, maka beliau bersabda:

"Laut itu suci airnya dan halal bangkainya".:

2. DARAH
Yaitu darah yang mengalir sebagaimana dijelaskan dalam ayat lainnya : "Atau darah yang
mengalir" (QS. Al-An'Am: 145). Demikianlah dikatakan oleh Ibnu Abbas dan Sa'id bin
Jubair. Diceritakan bahwa orang-orang jahiliyyah dahulu apabila seorang di antara mereka
merasa lapar, maka dia mengambil sebilah alat tajam yang terbuat dari tulang atau
sejenisnya, lalu digunakan untuk memotong unta atau hewan yang kemudian darah yang
keluar dikumpulkan dan dibuat makanan/minuman. Oleh karena itulah, Allah

15 | A d a b m a k a n & m i n u m
mengharamkan darah pada umat ini. Sekalipun darah adalah haram, tetapi ada pengecualian
yaitu hati dan limpa berdasarkan hadits Ibnu Umar di atas tadi. Demikian pula sisa-sisa
darah yang menempel pada daging atau leher setelah disembelih. Semuanya itu hukumnya
halal. Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan: " Pendapat yang benar, bahwa darah
yang diharamkan oleh Allah adalah darah yang mengalir. Adapun sisa darah yang
menempel pada daging, maka tidak ada satupun dari kalangan ulama yang
mengharamkannya”.

3. DAGING BABI
Babi baik peliharaan maupun liar, jantan maupun betina. Dan mencakup seluruh anggota
tubuh babi sekalipun minyaknya. Tentang keharamannya, telah ditandaskan dalam al-
Qur'an, hadits dan ijma' ulama.

4. SEMBELIHAN UNTUK SELAIN ALLAH


Yakni setiap hewan yang disembelih dengan selain nama Allah hukumnya haram, karena
Allah mewajibkan agar setiap makhlukNya disembelih dengan nama-Nya yang mulia.
Oleh karenanya, apabila seorang tidak mengindahkan hal itu bahkan menyebut nama selain
Allah baik patung, taghut, berhala dan lain sebagainya, maka hukum sembelihan tersebut
adalah haram dengan kesepakatan ulama.

5. HEWAN YANG DITERKAM BINATANG BUAS


Yakni hewan yang diterkam oleh harimau, serigala atau anjing lalu dimakan sebagiannya
kemudia mati karenanya, maka hukumnya adalah haram sekalipun darahnya mengalir dan
bagian lehernya yang kena. Semua itu hukumnya haram dengan kesepakatan ulama. Orang-
orang jahiliyah dulu biasa memakan hewan yang diterkam oleh binatang buas baik
kambing, unta, sapi dsb, maka Allah mengharamkan hal itu bagi kaum mukminin. Adapun
hewan yang diterkam binatang buasa apabila dijumpai masih hidup (bernyawa) seperti
kalau tangan dan kakinya masih bergerak atau masih bernafas kemudian disembelih secara
syar'i, maka hewan tersebut adalah halal karena telah disembelih secara halal.

6. BINATANG BUAS BERTARING


Hal ini berdasarkan hadits : "Dari Abu Hurairah dari Nabi saw bersabda: "Setiap binatang
buas yang bertaring adalah haram dimakan" (HR. Muslim ). Maksudnya "dziinaab" yakni
binatang yang memiliki taring atau kuku tajam untuk melawan manusia seperti serigala,
singa, anjing, macan tutul, harimau, beruang, kera dan sejenisnya. Semua itu haram
dimakan". Hadits ini secara jelas menunjukkan haramnya memakan binatang buas yang
bertaring bukan hanya makruh saja.

7. BURUNG YANG BERKUKU TAJAM


Hal ini berdasarkan hadits : "Dari Ibnu Abbas berkata: "Rasulullah melarang dari setiap
hewan buas yang bertaring dan berkuku tajam" (HR Muslim) "Demikian juga setiap
burung yang berkuku tajam seperti burung garuda, elang dan sejenisnya".

16 | A d a b m a k a n & m i n u m
8. KHIMAR AHLIYYAH (KELEDAI JINAK)
Hal ini berdasarkan hadits : "Dari Jabir berkata: "Rasulullah melarang pada perang khaibar
dari (makan) daging khimar dan memperbolehkan daging kuda"(HR Bukhori dan
Muslim). Riwayat lain disebutkan begini : "Pada perang Khaibar, mereka meneyembelih
kuda, bighal dan khimar. Lalu Rasulullah melarang dari bighal dan khimar dan tidak
melarang dari kuda". (Shahih. HR Abu Daud , Nasa'i, Ahmad )

9. AL-JALLALAH
Hal ini berdasarkan hadits : "Dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah melarang dari jalalah unta
untuk dinaiki". (HR. Abu Daud). "Dalam riwayat lain disebutkan: Rasulullah melarang
dari memakan jallalah dan susunya." (HR. Abu Daud : Tirmidzi dan Ibnu Majah). "Dari
Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya berkata: Rasulullah melarang dari keledai
jinak dan jalalah, menaiki dan memakan dagingnya " (HR Ahmad ).
Maksud Al-Jalalah yaitu setiap hewan baik hewan berkaki empat maupun berkaki dua yang
makanan pokoknya adalah kotoran-kotoran seperti kotoran manuasia/hewan dan
sejenisnya.
Sebab diharamkannya jalalah adalah perubahan bau dan rasa daging dan susunya. Apabila
pengaruh kotoran pada daging hewan yang membuat keharamannya itu hilang, maka tidak
lagi haram hukumnya, bahkan hukumnya halal secara yakin dan tidak ada batas waktu
tertentu. Al-Hafidz Ibnu Hajar menjelaskan : "Ukuran waktu bolehnya memakan hewan
jalalah yaitu apabila bau kotoran pada hewan tersebut hilang dengan diganti oleh sesuatu
yang suci menurut pendapat yang benar.". Pendapat ini dikuatkan oleh imam Syaukani
dalam Nailul Authar.

10. AD-DHAB (HEWAN SEJENIS BIAWAK) BAGI YANG MERASA JIJIK DARINYA
Berdasarkan hadits : "Dari Abdur Rahman bin Syibl berkata : Rasulullah melarang dari
makan dhab (hewan sejenis biawak). (Hasan. HR Abu Daud).

11. HEWAN YANG DIPERINTAHKAN AGAMA SUPAYA DIBUNUH


"Dari Aisyah berkata: Rasulullah bersabda: Lima hewan fasik yang hendaknya dibunuh,
baik di tanah halal maupun haram yaitu ular, tikus, anjing hitam." (HR. Muslim dan
Bukhari )
"Dari Ummu Syarik berkata bahwa Nabi memerintahkan supaya membunuh tokek/cecak"
(HR. Bukhari dan Muslim) "Tokek/cecak telah disepakati keharaman memakannya".

12. HEWAN YANG DILARANG UNTUK DIBUNUH


"Dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah melarang membunuh 4 hewan : semut, tawon,
burung hud-hud dan burung surad " (HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Ibnu
Hibban). Haramnya hewan-hewan di atas merupakan pendapat mayoritas ahli ilmu
sekalipun ada perselisihan di dalamnya kecuali semut, nampaknya disepakati
keharamannya.

"Dari Abdur Rahman bin Utsman Al-Qurasyi bahwasanya seorang tabib pernah bertanya
kepada Rasulullah tentang kodok/katak dijadikan obat, lalu Rasulullah melarang

17 | A d a b m a k a n & m i n u m
membunuhnya. (HR Ahmad, Abu Daud , Nasa'i , Al-Hakim, Baihaqi dan dishahihkan
Ibnu Hajar dan Al-Albani).

Haramnya katak secara mutlak merupakan pendapat Imam Ahmad dan beberapa ulama
lainnya serta pendapat yang shahih dari madzab Syafe'i. Al-Abdari menukil dari Abu
Bakar As-Shidiq, Umar, Utsman, dan Ibnu Abbas bahwa seluruh bangkai laut hukumnya
halal kecuali katak.

13. Berkaitan dengan BINATANG YANG HIDUP DI DUA ALAM


Sejauh ini belum ada dalil dari Al Qur'an dan hadits yang shahih yang menjelaskan tentang
haramnya hewan yang hidup di dua alam (laut dan darat). Dengan demikian binatang yang
hidup di dua alam dasar hukumnya "asal hukumnya adalah halal kecuali ada dalil yang
mengharamkannya. Berikut contoh beberapa dalil hewan hidup di dua alam : kepiting -
hukumnya halal sebagaimana pendapat Atha' dan Imam Ahmad.
Kura-kura dan Penyu - juga halal sebagaimana madzab Abu Hurairah, Thawus,
Muhammad bin Ali, Atha', Hasan Al-Bashri dan fuqaha' Madinah. Anjing laut - juga halal
sebagaimana pendapat imam Malik, Syafe'i, Laits, Syai'bi dan Al-Auza'i.
Katak/kodok - hukumnya haram secara mutlak menurut pendapat yang rajih karena
termasuk hewan yang dilarang dibunuh sebagaimana penjelasan di atas (bukan atas dasar
hidup di dua alam).

Sertifikasi Makanan Halal


Salah satu pasal dalam Undang-Undang Pangan menyebutkan tentang label, dinyatakan bahwa
pencantuman label halal merupakan jaminan bahwa makanan dan minuman yang diberi label
tersebut adalah halal menurut syariat Islam dan merupakan tanggung jawab produsen yang
memproduksi makanan atau minuman tersebut. Jika pencantuman label halal menjadi
tanggungjawab produsen sepenuhnya tanpa melalui pemeriksaan oleh pihak yang berwenang
berlaku, hal ini akan sangat membahayakan konsumen karena konsumen berada pada pihak
yang sangat lemah dan yang kritis, hal tersebut juga sangat bertentangan dengan aturan
pelabelan yang berlaku di seluruh dunia. Oleh karenanya diperlukan adanya badan sertifikasi.
Kehalalan suatu produk sangat bergantung pada tingkat pengetahuan, baik ilmu pengetahuan
mengenai bahan dan asal usul bahan juga hukum Islam, dan kejujuran / keimanan (Islam) yang
tinggi semua pihak.

Badan sertifikasi diharapkan memiliki kriteria sebagai berikut


mewakili aspirasi umat Islam, di mana anggotanya hanya terdiri dari orang Islam saja,
hal ini diupayakan untuk menghindari adanya bias dan conflict of interest. Oleh karena
masalah kehalalan berkaitan dengan keimanan sehingga sebenarnya bukan hanya
anggotanya orang Islam saja, akan tetapi juga harus terdiri dari orang-orang yang
beriman dengan benar. (keimanan seseorang tidak mudah dinilai, hanya Allah saja yang
bisa menilainya, walaupun ada ciri-cirinya seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an).
Oleh karena itu, sepanjang anggota-anggotanya orang Islam dan reputasi loyalitas,
kejujuran dan kebaikan ahlaknya telah diketahui dengan baik, maka lembaga itulah
yang memenuhi kriteria pertama ini.

18 | A d a b m a k a n & m i n u m
anggotanya terdiri atas ahli fiqih dan ahli berbagai keahlian yang berkaitan dengan
teknologi pangan seperti ahli teknologi pangan, kimia, biokimia, dll.
Badan sertifikasi hendaknya bersifat nonprofit oriented (tidak mencari keuntungan).
Walaupun diperlukan biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen untuk menghidupi
kegiatan lembaga ini dan melengkapi sarananya, akan tetapi biaya tersebut tidak boleh
berlebihan sehingga akhirnya justru akan memberatkan konsumen.
Mempunyai jaringan yang luas melingkupi seluruh wilayah Indonesia
Harus bersifat independen, tidak mewakili atau dipengaruhi oleh produsen maupun
pemerintah.

Pemerintah jelas diperlukan perannya yaitu membuat peraturan yang mempunyai kekuatan
hukum (seperti peraturan pemerintah) dan pengawasan, akan tetapi pemerintah tidak perlu
terlibat langsung dalam proses sertifikasi karena di samping akan memperpanjang birokrasi,
juga dapat saja terjadi conflict of interest apabila unsur pemerintah masuk kedalam lembaga
pemeriksa tersebut mengingat pemerintah juga mempunyai kepentingan terhadap produsen,
misalnya dalam hal pemasukan uang negara

Ketentuan yang menyangkut ibadah pada seorang pasien dengan gangguan gastrointestinal
►lihat Kuliah Kedoteran Islam Omar hasan kasule →Bahasan Sistem Alimentari.

Sistem Alimentari

Gangguan Sistem Saluran Pencernaan (GIT)

Pasien sakit perut akut dibebaskan dari kewajiban berpuasa, sampai ia sembuh. Shalat
dapat dilakukan, bila keadaan sehat. Orang berpenyakit busung lapar, bebas untuk
melaksanakan puasa. Pengaruh GIT pada neoplasma, saat puasa dan shalat, tergantung pada
faktor komplikasi. Keadaan oropharinx bergantung dengan makan dan minum, sehingga
membuat bacaan Al-Qur’an di dalam shalat menjadi baik. Pasien esophageal hendaknya
bersabar dalam berpuasa. Varises esophageal mendorong hematemesi yang dapat membatalkan
puasa. Pasien malabsorption dibebaskan untuk berpuasa, sementara mereka memerlukan diet
khusus yang harus diambil sepanjang hari atau mereka memerlukan makanan yang bergizi,
secara teratur. Diperbolehkan menggunakan dalam ibadah haji bagi orang-orang mengidap
penyakit usus hernia.

Sistem pencernaan

Penyakit usus besar, berhubungan secara langsung dengan ibadah puasa, puasanya
menjadi batal, karena muntah. Diare terus-menerus sulit untuk memelihara wudhu. Stoma yang
dibuat setelah pembedahan penyakit pada usus besar, tidak dapat berfungsi normal akan
mengganggu puasa, shalat, atau haji. Perut kembung terus-menerus akan sulit memelihara
wudhu. Dalam keadaan ini, dianjurkan untuk segera melakukan shalat setelah berwudhu. Jika
perut kembung terus-menerus, maka diperlukan usaha untuk mengatasi hal tersebut. Pada kasus

19 | A d a b m a k a n & m i n u m
pendarahan, yang berkaitan dengan ambeyen dan anal, wudhu dengan langsung mengerjakan
shalat dan wudhu hanya untuk shalat saja. Keadaan ini harus diulang, setiap melaksanakan
shalat. Harus memperhatikan kesucian setelah buang air besar, agar tidak menjadi penyebab
gangguan anal. Kegemukan membuat gerakan shalat menjadi sulit, karena berat tubuh,
kelemahan fisik, dan gerakan terbatas. Puasa baik untuk orang gemuk.

Pengaruh kuat dari gejala GIT dan ibadah

Shalat dapat ditunda guna menahan muntahan, karena muntahan sebagai najasah dan
shalat menjadi batal. Muntah membatalkan puasa, dan dianjurkan untuk melanjutkan puasa
pada hari yang lain. Tersedak pada shalat akan membuat bacaan Al-Qur’an menjadi salah. Jika
cegukan ini berlangsung hingga akhir shalat, maka lebih baik menunggu sampai hal ini
menghilang. Pasien yang terkena penyakit bisul, sebenarnya dibebaskan puasa. Orang yang
buang angin membatalkan wudhu. Pada umumnya, orang yang mengalami perut kembung,
tidak membatalkan wudhu. Ragu akan buang angin, tidak membatalkan shalat. Diare terus-
menerus, sulit untuk menjaga wudhu dan shalat berjama’ah. Bila diare terjadi, shalat pada
gerakan apapun dapat diakhiri dengan salam dan kemudian berwudhu kembali, serta
melanjutkan kembali buang air besar. Pada kasus anal yang membesar, wudhu dikerjakan, pada
setiap akan melalukan shalat. Perdarahan GIT atas, keluar darah pada anal, tidak membatalkan
wudhu. Bila hematemesi, puasa dapat dibatalkan dan harus diganti pada hari yang lain.
Pendarahan dari hemorrhoid dan anal yang terluka tidak membatalkan wudhu, namun harus
membersihkan dengan segera dan sebelum shalat akan dimulai. Beberapa penyebab gangguan
perut, seperti : sakit, kram, kejang, dan gangguan pencernaan, sehingga membuat shalat
menjadi sulit. Pada keadaan seperti ini, dianjurkan untuk menunda shalat sampai mendapatkan
kenyaman. Sakit batu empedu yang menimbulkan nyeri membuat konsentrasi shalat menjadi
sulit. Muntah disengaja membatalkan puasa. Tempat kolostomi harus dijaga kebersihannya
sejak awal dan wudhu dilakukan setiap akan shalat. Pada umumnya, hal-hal yang berkaitan
dengan puasa seperti bau mulut, buruknya kebersihan dan luka nanah pada lidah, dan radang
gusi, dapat menjadi alasan guna menjauhkan diri dari masyarakat, sampai keadaan sehat.
Penyakit menular melalui kontak individu, memerlukan perhatian khusus, dan untuk menjaga
kesehatan masyarakat, maka dilakukan proteksi terhadap pelayanan makanan industri. Islam
mengajarkan, bahwa kesehatan pribadi berperan dalam mencegah penyebaran infeksi.

Referensi
1. Muhammad Irfan Helmy, Akhlak Saat Makan dan Minum – Republika.co.id
2. Anton Apriyantono, Masalah Halal: Kaitan Antara Syar’i, Teknologi dan Sertifikasi,
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor
3. Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi,1993. Halal dan Haram dalam Islam. Bina Ilmu,
4. Omar Hasan Kasule. 2008. Makanan dan Minuman. Kuliah kedokteran Islam. Forum
kedokteran Islam Indonesia
5. Omar Hasan Kasule. 2008. Sistem Alimentari. Kuliah kedokteran Islam. Forum
kedokteran Islam Indonesia
6. Harun Yahya, 2002. Kejaiban di dalam Tubuh Kita. www.harunyahya.org

20 | A d a b m a k a n & m i n u m
Anjuran Mencuci Tangan Dalam Islam
Ustadz Yulian Purnama March 17, 2020

Islam adalah agama yang membawa maslahah dan mencegah mudharat bagi manusia. Di
antara bentuknya, Islam mengajarkan pola hidup bersih dan tampil indah. Contohnya, ada
beberapa waktu yang dianjurkan untuk mencuci tangan ketika itu. Siapa yang melakukan
cuci tangan dalam rangka memenuhi anjuran ini, ia mendapatkan pahala.

Berikut ini beberapa waktu yang disunnahkan untuk cuci tangan

1. Ketika berwudhu
Disebutkan dalam hadits Humran bin Aban rahimahullah tentang cara wudhu Utsman bin
Affan radhiallahu’anhu :

‫ت‬ َ
ٍ ‫ثالث مرا‬ ‫فغسل َكفه ْي ِه‬

“.. kemudian beliau membasuh kedua tangannya 3 kali”

Yang di akhir hadits, Utsman bin Affan mengatakan:

َ ‫ت رسو َل هللاِ صلهى هللاُ علي ِه وسلهم توضأ‬


‫نحو ُوضوئي هذا‬ ُ ‫رأي‬

“Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu seperti wudhuku


ini” (HR. Bukhari no.1934, Muslim no.226).

Mencuci kedua tangan ketika wudhu hukumnya sunnah, tidak sampai wajib. Ibnu Qudamah
dalam kitab Al Mughni mengatakan:

‫وليس ذلك بواجب عند غير القيام من النوم بغير خالف نعلمه‬

“Tidak mencuci tangan yang wajib kecuali ketika bangun tidur, hal ini tidak ada khilaf
ulama yang kami ketahui“.

2. Ketika bangun tidur


Ketika bangun tidur disyariatkan untuk mencuci tangan sebelum memasukkan tangan ke
dalam bejana atau melakukan aktifitas lainnya. Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu,
bahwa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

‫ فإنه ل يَد ِْري أين باتت يد ُه‬. ‫س يدَه في اإلنا ِء حتى يغسلَها ثالثًا‬
ْ ‫ فال يَ ْغ ِم‬،ِ‫إذا استيقظ أحدُكم من نو ِمه‬

21 | A d a b m a k a n & m i n u m
“Jika salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka jangan mencelupkan
tangannya ke dalam bejana sebelum ia mencucinya tiga kali. Karena ia tidak mengetahui
dimana letak tangannya semalam” (HR. Bukhari no. 162, Muslim no. 278).

Ulama berbeda pendapat apakah larangan mencelupkan tangan ke dalam bejana (semua
tempat yang menyimpan air) di dalam hadits ini apakah makruh ataukah haram. Ulama
Hanabilah berpendapat hukumnya haram dan mencuci tangan hukumnya wajib. Namun
jumhur ulama berpendapat hukumnya makruh dan mencuci tangan hukumnya mustahab
(sunnah).

3. Ketika sebelum makan


Dalam hadits dari Aisyah radhiallahu’anha, beliau berkata:

‫ غس َل‬: ‫ قالت‬. ‫يشرب‬


َ ‫ أو‬، ‫ وإذا أرادَ أن يأْك َل‬. َ ‫ضأ‬
‫ ت َو ه‬، ٌ‫هو جنب‬ َ ‫َّللاِ صلهى هللاُ علَي ِه وسله َم إذا أرادَ أن‬
َ ‫ َو‬، ‫ينام‬ ‫كا َن رسو ُل ه‬
ُ‫ ث هم يأك ُل أو يشرب‬، ‫يدَي ِه‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika beliau ingin tidur dalam keadaan junub,
beliau berwudhu dahulu. Dan ketika beliau ingin makan atau minum beliau mencuci kedua
tangannya, baru setelah itu beliau makan atau minum” (HR. Abu Daud no.222, An Nasa’i
no.257, dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasa’i).

Ibnu Qudamah dalam Al Mughni mengatakan:

‫ وإن كان على وضوء‬,‫يستحب غسل اليدين قبل الطعام وبعده‬

“Dianjurkan mencuci tangan sebelum makan dan setelah makan, walaupun dalam keadaan
punya wudhu“.

4. Ketika setelah makan


Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, ia berkata:

‫فمضمض وغسل يدي ِه وصلهى‬


َ ٍ‫كتف شاة‬
َ ‫أكل‬

“Nabi shallallahu’alaihi wa sallam memakan daging bahu kambing, kemudian beliau


berkumur-kumur, mencuci kedua tangannya, baru setelah itu shalat” (HR. Ibnu Majah no.
405, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah).

5. Ketika tangan kotor


Secara umum ketika ada kotoran pada tubuh kita atau pakaian kita, hendaknya berusaha
membersihkannya agar tampil bersih dan bagus. Dari Abdullah bin
Mas’ud radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ه‬
‫إن َّللاه َ َج ِمي ٌل يُحِ بُّ ال َجما َل‬

“Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan” (HR. Muslim no.91).

22 | A d a b m a k a n & m i n u m
Terlebih jika tangan yang kotor bisa mengganggu orang lain. Dari Abu
Musa radhiallahu’anhu, ia berkata:

‫ض ُل قَا َل َم ْن سَل َِم ا ْل ُم ْسلِ ُمونَ ِم ْن لِسَانِ ِه َويَ ِد ِه‬


َ ‫اإل س َْال ِم أ َ ْف‬
ِْ ‫ي‬ُّ َ ‫َّللاِ أ‬
‫قَالُوا يَا َرسُو َل ه‬

“Para sahabat bertanya: ‘Wahai Rasulullah, amalan Islam manakah yang paling utama?’.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Yaitu orang yang kaum Muslimin
selamat dari gangguan lisan dan tangannya”” (HR. Bukhari no.10, Muslim no.57).

Semoga Allah ta’ala memberi taufik.

Penulis: Ustadz Yulian Purnama

https://muslimah.or.id/11971-anjuran-mencuci-tangan-dalam-islam.html

23 | A d a b m a k a n & m i n u m

Anda mungkin juga menyukai