Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULAUAN
1.1 Latar Belakang

Setiap manusia pasti memerlukan makanan agar dapat bertahan hidup. Selain itu khususnya orang
muslim ketika makan dan minum hendaklah bertujuan untuk memelihara kesehatan badannya
agar bisa melaksanakan ibadah kepada Allah Ta’ala. Dengan ibadah tersebut dia akan
mendapatkan kemuliaan dan kesenangan di akhirat.

Seperti yang kita ketahui Islam adalah rahmat bagi semesta alam. Agama yang menjelaskan
segala bentuk kemaslahatan (kebaikan) bagi manusia, mulai dari masalah yang paling kecil dan
ringan hingga masalah yang paling besar dan berat. Demikianlah kesempurnaan Islam yang
hujjahnya sangat jelas dan terang, malamnya bagaikan siang. Sehingga tidak ada satupun
permasalahan yang tersisa melainkan telah dijelaskan didalamnya. Termasuk dari keindahan dan
kesempurnaan agama Islam adalah adanya aturan-aturan dan adab ketika makan dan
minum.Dalam Islam, makan dan minum tidak hanya difahami secara sempit seperti ungkapan
diatas.Kaum muslimin memandang, bahwa proses makan dan minum hanyalah sebagai sarana,
bukan tujuan hidup. Mereka menjadikannya sebagai penunjang kesehatan badan untuk
memaksimalkan ibadah kepada Allah swt.

Selain itu sesungguhnya mengikuti jejak Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam adalah sebuah
kemenangan dan ketinggian derajat, kebahagian dan keselamatan dunia dan akhirat. Akan tetapi,
saat ini sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam kian terasa asing dan tidak sedikit dari
kaum muslimin yang meninggalkannya. Diantara sunnah Rasulullah saw yang banyak
ditinggalkanoleh umatnya adalah sunnah-sunnag ketika makan dan minum.

Orang muslim menghadapi hidangan dengan rasa syukur dan taqwa, lalu makan dan minum
sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasalam.

Demikianlah kesempurnaan Islam yang hujjahnya sangat jelas dan terang, malamnya bagaikan
siang. Sehingga tidak ada satupun permasalahan yang tersisa melainkan telah dijelaskan

1
didalamnya. Termasuk dari keindahan dan kesempurnaan agama Islam adalah adanya aturan-
aturan dan adab ketika makan dan minum.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana adab makan dan minum dalam agama Islam?


2. Bagaimana cara makan dan minum yang dicontohkan Rasulullah SAW?
3. Apa hikmah dari mengamalkan adab makan dan minum?

1.3 Tujuan

1. Memahami adab makan dan minum dalam agama Islam.


2. Memahami cara makan dan minum Rasulullah serta mengamalkannya.
3. Memahami hikmah dari amalan adab makan dan minum.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Adab Makan dan Minum

Yang dimaksud dengan adab makan dan minum adalah etika atau cara sikap kita terhadap
hal – hal yang berhubungan dengan aktifitas makan dan minum,baik itu sikap kita hendak makan
dan minum,ketika sedang makan dan minum,dan ketika sudah makan dan minum. . Adab makan
dan minum di sini yang dimaksud adalah tata cara (kaifiyah) bagaimana seseorang melakukan
makan dan minum sesuai dengan ketentuan syariat islam, yaitu sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an
dan sunah Rasulullah saw.

Dalil yang berhubungan dengan adab makan dan minum

ِ ‫يَاَأيُّهَا اَّل ِذ ْينَ َأ َمنُوْ ا ُكلُوْ ا ِم ْن طَ ْيبَا‬


)172:‫ت َما َرزَ ْقنَا ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ ا هللِ ِإ ْن ُك ْنتُ ْم ِإيَّاهُ تَ ْعبُ ُدوْ نَ (البقرة‬

Artinya:“Hai orang-orang yang beriman makanlah diantara rizki yang baik-baik yang kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jia kamu hanya menyembah kepadanya.”

(Qs.al-Baqarah:172).

2.2 Adab Sebelum Makan dan Minum

Adapun sebelum makan dan minum adalah:

1. Berupa mencari makan dan minum yang halal

Sebagaimana Allah swt berfirman:

ِ ‫اَأيُّهَا اَّل ِذ ْينَ َأ َمنُوْ ا ُكلُوْ ا ِم ْن طَ ْيبَا‬


َ َ‫ت َما َرزَ ْقنَا ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ ا هللِ ِإ ْن ُك ْنتُ ْم ِإيَّاهُ تَ ْعبُ ُدوْ ن‬
(172:‫)البقرة‬

3
“Hai orang-orang yang beriman makanlah diantara rizki yang baik-baik yang kami berikan
kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu hanya menyembah kepadanya.”(Qs.al-
Baqarah:172).

Memakan makanan yang baik lagi halal akan berdampak posistif bagi kesehatan tubuh
kita,selain itu juga dapat menjadikan tubuh kita sehat lahir dan batin. Setelah mendapatkan rezeki
berupa makanan yang halal,umat Islam diperintahkan untuk bersyukur disertai dengan dorongan
kuat yang tercermin pada penutupan ayat ini. Yaitu “bersyukurlah kepada Allah jika kamu hanya
menyembah kepadanya”. Allah akan menambah rezeki orang yang selalu bersyukur atas apa yang
telah diberikan-Nya. Dan sebaliknya Allah akan memberikan azab kepeda orang yang mengufuri
rezki-Nya.

2. Makan dan minum dengan niat agar bias beribadah kepada Allah swt.

Makan dan minum dengan niat menguatkan diri dalam beribadah kepada Allah,agar mendapatkan
pahala atas apa yang dimakan dan diminum. Karena dengan niat yang baik sesuatu yang mubah
menjadi ketaatan dan mendapat pahala.

3.Mencuci tangan sebelum makan

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

( ‫ وإذا أراد أن يأكل غسل يديه) (رواه‬،‫ ( إذا أراد أن ينام وهو جنب توضأ‬:‫كان النبي صلى هللا عليه وسلم‬
‫ غير محمد بن عبيدة وهو صدوق‬،‫النسائي بإسنا ٍد صحيح ورجاله رجال الشيخين‬

“Adalah Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam  jika ingin tidur sementara ia junub maka
berwudhu dulu dan jika ingin makan mencuci kedua tangannya”(HR. An-Nasa’i dengan isnad
shahih, perawinya adalah perawi Asy-Syaikhani kecuali Muhammad bin ‘Ubaidad dan ia
adalah shaduq).

Ada banyak orang yang berpendapat bahwa mencuci tangan sebelum makan adalah hal
yang sepele. Namun banyak yang tidak menyadari bahwa tangan adalah inang dari bakteri dan
virus penyebab penyakit menular seperti diare dan flu Adapun manfaat dari mencuci tangan
sebelum makan adalah mencegah dari terinfeksinya sejumlah penyakit yang berbahaya.

4
4. . Hendaklah puas dengan makanan dan minuman yang ada, jangan sekali-kali
mencelanya.

Jika seseorang tidak suka dengan makanan yang dia makan maka hendaklah sebaiknya dia
diam tanpa mencela terhadap makanan tersebut. Jika ia suka dengan makanan tesebut, maka
hendaklah ia memakannya sampai habis. Namun jika tidak suka dengan makanan tersebut maka
hedaklah ia meninggalkannya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata,

ُ‫شتَ َهاهُ َأ َكلَهُ وَِإنْ َك ِر َههُ ت ََر َكه‬ ُّ َ‫سلَّ َم طَ َعا ًما ق‬
ْ ‫ط ِإ ِن ا‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ‫َاب النَّبِ ُّي‬
َ ‫َما ع‬

“Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tidak pernah mencela makanan sedikitpun. Jika beliau
mau, beliau makan, dan jika tidak suka, beliau meninggalkannya.” [HR al-Bukhoriy: 5409,
Muslim: 2064 dan Abu Dawud: 3763. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih].

Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy hafizhohullah, “Semua makanan yang mubah
(dibolehkan untuk dimakan), Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tidak pernah mencelanya. Adapun
yang haram, maka Beliau mencela dan menghinanya serta dilarang dari (memakan)nya. Terdapat
keagungan akhlak Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam, Beliau senantiasa menjaga perasaan
para pembuat makanan dan juru masaknya. Beliau tidak mencela karya mereka, tidak mengoyak
perasaan mereka dan mematahkah hati mereka. Terdapat penjelasan akan adab yang baik, karena
seseorang itu terkadang tidak berhasrat kepada suatu makanan tetapi berminat kepada makanan
yang lainnya”

5.Hendaklah makan ketika lapar, dan berhenti sebelum kenyang

Karena kekenyangan membuat badan menjadi berat,hati menjadi keras,menghilangkan


kecerdasan,membuat keinginan untuk tidur dan lemah untuk beribadah.Ternyata makan di perut
terlalu lapar pada jangka panjang Bisa menyebabkan masalah serius. Berikut merupakan bahaya
yang bisa timbul karena perut terlalu lapar.

5. Memulai makanan dan minuman dengan membaca basmallah dan berdoa

َ ‫ اَ لَّل ُه َّم بَا ِركْ لَنَافِ ْي َما َر َز ْقتَنَا َوقِنَا َع َذ‬. ‫س ِم هللاِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح ْي ِم‬
ِ‫اب النَّا ِر‬ ْ .

5
Artinya:“dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyang. Ya,
Allah, berkahilah rezki yang telah Engkau berikan kepada kami dan jauhkanlah kami dari
siksa api neraka.”

2.3 Adab sedang makan dan minum

1.Berdo’a sebelum makan

Rasulullah saw bersabda:

ِ ‫س ِم هللاِ فِ ْي َأ َّو لِ ِه َو‬


‫آخ ِر ِه‬ ْ ِ‫ ب‬:‫س َي فِ ْي َأ َّولِ ِه فَ ْليَقُ ْل‬
ِ َ‫ فَِإنْ ن‬,‫ بسم هللا‬:‫ِإ َذا َأ َك َل َأ َح ُد ُك ْم طَ َعا ًما فَ ْليَقُ ْل‬

“Apabila salah seorang kalian makan suatu makanan, maka hendaklah dia mengucapkan
“Bismillah” (Dengan nama Allah), dan bila dia lupa diawalnya hendaklah dia mengucapkan
“Bismillah fii awwalihi wa akhirihi” (Dengan nama Allah di awal dan diakhirnya).”(Shahih
Sunan At-Tirmidzi 2/167 no.1513 oleh Asy-Syaikh Al-Albani )1[1]

Dalam hadits yang lain dari Shahabat yang membantu Rasulullah saw selama 18 tahun, dia
bercerita bahwa: “Dia selalu mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam apabila
mendekati makanan mengucapkan ‘bismillah’.”(HR. Muslim)

Berdasarkan dalil yang shahih dan sharih (tegas) di atas, menerangkan bahwa membaca
‘bismillah’ ketika makan dan minum adalah wajib dan berdosa bila meninggalkannya.

2.    Menggunakan tangan kanan

Makan dan minum dengan tangan kanan adalah wajib, dan bila seseorang makan dan minum
dengan tangan kiri maka berdosa karena diatelah menyelisihi perintah Allah subhanahu wata’ala
dan Rasul-Nya serta merupakan bentuk perbuatan tasyabbuh (meniru) perilaku setan dan orang-
orang kafir. Rasulullah saw bersabda:

‫ش َمالِ ِه‬
ِ ِ‫ب ب‬
ُ ‫ش َر‬ ِ ِ‫ش ْيطَانَ يَْأ ُك ُل ب‬
ْ َ‫ش َمالِ ِه َوي‬ َّ ‫ش َر ْب بِيَ ِم ْينِ ِه فَِإنَّ ال‬ َ ‫ِإ َذا َأ َك َل َأ َح ُد ُك ْ•م فَ ْليَْأ ُك ْل بِيَ ِم ْينِ ِه وَِإ َذا‬
ْ َ‫ش ِر َب فَ ْلي‬

6
“Apabila salah seorang dari kalian makan, maka hendaklah makan dengan tangan kanan dan
apabila dia minum, minumlah dengan tangan kanan. Karena setan apabila dia makan, makan
dengan tangan kiri dan apabila minum, minum dengan tangan kiri.”(HR. Muslim)2[2]

3.      Makan dari arah pinggir dan disekitarnya

Makan dari arah pinggir atau tepi dan memakan apa yang ada disekitarnya (yang terdekat)
merupakan bimbingan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, dan pada bimbingan beliau
terkandung barakah serta merupakan penampilan adab yang baik.

Rasulullah saw bersabda:

ْ ‫ض َع الطَّ َعا ُم فَ ُخ ُذ ْوا ِمنْ َحافَتِ ِه َو َذ ُر ْوا َو‬


ْ ‫سطَهُ فَِإنَّ ا ْلبَ َر َكةَ تَ ْن ِز ُل فِ ْي َو‬
‫س ِط ِه‬ ِ ‫ِإ َذا ُو‬

“Jika makanan diletakkan, maka mulailah dari pinggirnya dan jauhi (memulai) dari tengahnya,
karena sesungguhnya barakah itu turun di tengah-tengah makanan.”(Shahih Sunan Ibnu Majah
no.2650 oleh Asy-Syaikh Al-Albani)
Rasulullah saw berkata kepada ‘Umar bin Abi Salamah:

َ ,‫يَا ُغالَ ُم‬


َ‫س ِّم هللاَ َو ُك ْل بِيَ ِم ْينِ َك َو ُك ْل ِم َّما يَلِ ْيك‬

“Wahai anak! Sebutlah nama Allah dan makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah yang
ada disekitarmu (didekatmu).”(HR.Al Bukhari dan Muslim).

4.    Duduk saat makan

Islam mengajarkan bagaimana cara duduk yang baik ketika makan yang tentunya hal itu telah
dipraktekkan oleh Rasulullah saw. Sifat duduk Rasulullah saw ketika makan telah diceritakan oleh
Abdullah bin Busr radhiallahu ‘anhu: “Nabi memiliki sebuah qas’ah (tempat makan/nampan) dan
qas’ah itu disebut Al-Gharra’ dan dibawa oleh empat orang. Di saat mereka berada di waktu
pagi, mereka Shalat Dhuha, lalu dibawalah qas’ah tersebut ¬dan padanya ada tsarid (sejenis
roti) ¬ mereka mengelilinginya. Tatkala semakin bertambah (jumlah mereka), Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam duduk di atas kedua betis beliau. Seorang A’rabi (badui) bertanya:
“Duduk apa ini, wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam” Beliau menjawab:
“Sesungguhnya aku dijadikan oleh Allah sebagai hamba yang dermawan dan Allah tidak

7
menjadikan aku seorang yang angkuh dan penentang.”(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah.
Shahih)3[4]

Kenapa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam duduk dengan jatsa (di atas kedua lutut dan kaki)?
Ibnu Baththal mengatakan: “Beliau melakukan hal itu sebagai salah satu bentuk tawadhu’
beliau.” {Fathul Bari, 9/619}

5.    Tidak boleh mencerca makanan

Semua yang kita makan dan minum merupakan rizki yang datang dari Allah subhanahu wata’ala,
maka tidak boleh bagi kita untuk menghina ataupun mencerca sedikitpun dari apa yang telah
diberikan Allah swt. Rasulullah saw mengajarkan kepada kita suatu adab yang mulia ketika tidak
menyukai makanan yang dihidangkan sebagaimana dalam hadits:

Dari Sahabat Abu Hurairah r.a, beliau berkata:

ُُ‫شتَ َهاهُ َأ َكلَهُ َوِإنْ َك ِر َههُ تَ َر َكه‬ ُّ َ‫سلَّ َم طَ َعا ًما ق‬


ْ ‫ ِإ ِن ا‬,‫ط‬ َ ‫صلى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ‫َاب النَّبِ ُّي‬
َ ‫َما ع‬

“Rasulullah saw tidak pernah mencerca makanan sama sekali. Bila beliau mengiginkan sesuatu
beliau memakannya dan bila tidak suka beliau meninggalkannya.”(HR. Al Bukhari dan Muslim)4
[5]

6.     Berdo’a sesudah makan

Sesungguhnya Allah swt meridhai terhadap seorang hamba yang makan dan minum,
kemudian memuji-Nya. Rasulullah saw bersabda:

ْ َ‫َن ا ْل َع ْب ِد َأنْ يَْأ ُك َل ْاَأل ْكلَةَ فَيَ ْح َم َدهُ َعلَ ْي َها َأ ْو ي‬


‫ش َر َب الش ُّْربَةَ فَيَ ْح َم َدهُ َعلَ ْي َها‬ َ ‫ِإنَّ هللاَ لَيَ ْر‬
ِ ‫ضى ع‬

“Sesungguhnya Allah betul-betul ridha terhadap seorang hamba yang memakan


makanan, kemudian memuji-Nya dan yang meminum minuman lalu memuji-Nya.” {HR. Muslim}

Adapun di antara beberapa contoh do’a sesudah makan dan minum adalah sebagai berikut
ini. Rasulullah saw bersabda:

‫َمنْ َأ َك َل طَ َعا ًمافَقَا َل “ا ْل َح ْم ُدهَّلِل ِ الَّ ِذي َأ ْط َع َمنِي َه َذا َو َر َزقَنِ ْي ِه ِمنْ َغ ْي ِر َح ْو ِل ِمنِّي َوالَ قُ َّو ٍة” ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِمنْ َذ ْنبِ ِه‬

8
“Barangsiapa memakan makanan dan dia mengatakan “Segala puji bagi Allah yang telah
memberiku makan ini, dan memberiku rizki dengan tanpa ada daya dan kekuatan dariku.” Maka
akan diampuni dosanya.”{HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah. Shahih}

6.    Makan secara berjamaah

Rasulullah saw bersabda sebagaimana dalam riwayat Jabir ra


‫َأ َح ُّب الطَّ َع ِام ِإلَى هللاِ َما َكثُ َرتْ َعلَ ْي ِه ْاَأل ْي ِدي‬

“Makanan yang paling dicintai oleh Allah adalah bila banyak tangan (berjama’ah pada
makanan tersebut).” (HR. Abu Ya’la dalam Musnad-nya dan selain beliau dan hadits ini
dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani di dalam kitab Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, 2/562
no 895). Rasulullah saw bersabda:
‫اركْ لَ ُك ْم فِ ْي ِه‬ ْ ‫اجتَ ِم ُع ْوا َعلَى طَ َعا ِم ُك ْم َو ْاذ ُك ُر ْوا ا‬
َ َ‫س َم هللاِ َعلَ ْي ِه يُب‬ ْ َ‫ف‬

“berjama’ahlah kalian pada makan kalian dan bacalah nama Allah, niscaya Allah akan
menurunkan barakah.” (HR. Ibnu Majah. Shahih)

7.    Menjilat tangan sesudah makan

Rasulullah saw bersabda:


ُ‫ فَِإنَّهُ الَيَ ْد ِر ي فِي َأيَّتِ ِهنَّ ا ْلبَ َر َكة‬,‫س ْح يَ َدهُ َحتَّى يَ ْل َعقَ َهاَأ ْويُ ْل ِعقَ َها‬
َ ‫ِإ َذا َأ َك َل َأ َح ُد ُك ْم ِمنَ الطَّ َع ِام فَالَ يَ ْم‬

“Apabila salah seorang dari kalian makan, maka janganlah dia mengusap tangannya sampai dia
menjilatnya atau memberikan kepada orang lain untuk menjilatnya, karena sesungguhnya dia
tidak mengetahui tempat terletaknya barakah.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ibnu
Majah dan Ad-Darimi. Shahih).

8.    Mengambil makanan yang terjatuh

Termasuk dalam tuntunan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam adalah mengambil bila makanan
tersebut terjatuh dari tangan. Ini bukan berarti bahwa Islam tidak menjaga kebersihan dan
kesehatan. Oleh karena itu ketika mengambil makanan yang jatuh tersebut harus dibersihkan bila
terdapat kotoran padanya.

Rasulullah saw bersabda:


‫ش ْيطَا‬ َ ‫ِإ َذا َوقَ َعتْ لُ ْق َمةُ َأ َح ِد ُك ْم فَ ْليَْأ ُخ ْذهَا فَ ْليُ ِم ْط َما َكانَ ِمنَ ْاََأل َذى َو ْليَْأ ُك ْل َه‬
َّ ‫اوالَ يَ َد ْع َها لِل‬

9
“Apabila terjatuh makanan salah seorang dari kalian, maka ambilah lalu bersihkan kotoran yang
ada padanya kemudian makanlah dan jangan membiarkannya bagi syetan.” (HR. Muslim)

9.      Tidak bernafas di bejana atau meniup makanan.

dari sahabat Ibnu ‘Abbas r.a:


‫س فِي ْاِإل نَا ِء َأ ْو يَ ْنفُ َخ فِ ْي ِه‬
َ َّ‫سلَّ َم نَ َهي َأنْ يَتَنَف‬ َ ‫َأنَّ النَّبِ َّي‬
َ ‫صلَّىاهللُ َعلَ ْي ِه َو‬

“Bahwa Rasulullah saw telah melarang bernafas di dalam bejana atau melarang untuk meniup
padaya.” (Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 1539 dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani.

2.4       Cara Makan dan Minum Rasulullah saw

Rasulullah saw selalu mengawali aktifitas makannya dengan membaca Bismillah dan
mengakhirinya dengan bacaan Alhamdulillah. Rasulullah selalu makan dengan tangan kanan,
memperkecil suapan agar mudah dimasukkan ke dalam mulut, mudah dikunyah dan ditelan,
sehingga tidak berhenti di tenggorokan. Rasulullah selalu mengunyah makanan dengan baik
sehingga lambungnya tidak akan bersusah payah atau tidak akan mengalami kesulitan saat
mencerna. Sebab, tubuh manusia tidak dapat mengambil manfaat dari makanan yang tidak dapat
dicerna dengan baik oleh usus.

Rasulullah saw selalu makan dengan cara mengambil makanan yang terdekat terlebih dahulu dan
tidak pernah mengambil makanan yang terdapat ditengah terlebih dahulu. Rasuluullah
menganjurkan agar tidak tergesa-gesa saat makan dan minum. Tunggu hidangnan yang dimakan
atau diminum itu mencapai suhu normal. Beliau selalu menyantap setiap makanan yang
dihidangkan kepadanya, dan tidak pernah mencela makanan tersebut. Jika tidak menyukai suatu
makanan, beliau tidak akan mendekatinya. Sebagai contoh, Rasulullah pernah menolak untuk
memakan Biawak karena tidak terbiasa makan binatang tersebut. Meski demikian, Rasul tidak
mengharamkan Biawak bagi umatnya.

Rasulullah tidak pernah makan dengan lahap atau rakus seperti yang sering dilakukan sebagian
orang. Selain itu, beliau telah memberikan contoh berkaitan dengan sikap tidak berlebih-lebihan
dalam hal makan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa Rasulullah selalu bersikap zuhud dalam
menjalani kehidupannya. Maksudnya Rasulullah tidak berlebih-lebihan ketika makan.

10
Diriwayat al Thabrani dalam al Ausath, dari hadits Ka'b bin 'Ujrah, "aku melihat Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam makan dengan tiga jari; yaitu ibu jari, telunjuk, dan jari tengah.
Kemudian aku melihat beliau menjilati ketiga jarinya tersebut sebelum mengusapnya. Jari tengah
dulu, lalu jari telunjuk, kemudian ibu jari. Hikmahnya, karena jari tengah lebih kotor karena lebih
panjang sehingga sisa makanan lyang menempel lebih banyak dibandingkan jari yang lain. Karena
panjang, sehingga lebih dulu jatuh ke makanan. Boleh jadi, yang dijilat dulu adalah bagian dalam
telapak lalu ke bagian luarnya. Dimulai dari jari tengah, lalu berpindah ke jari telunjuk dan
berakhir ke ibu jari.

2.5          Hikmah Melaksanakan Adab Makan dan Minum

Membaca bismillah sebelum makan berfungsi mencegah setan dari ikut berpartisipasi menikmati
makanan tersebut. Hudzaifah r.a mengatakan, “Apabila kami makan bersama Nabi saw, maka
kami tidak memulainya sehingga Nabi memulai makan. Suatu hari kami makan bersama Nabi,
tiba-tiba datanglah seorang gadis kecil seakan-akan anak tersebut terdorong untuk meletakkan
tangannya dalam makanan yang sudah disediakan. Dengan segera Nabi memegang tangan anak
tersebut. Tidak lama sesudah itu datanglah seorang Arab Badui. Dia datang seakan-akan di dorong
oleh sesuatu. Nabi lantas memegang tangannya. Sesudah itu Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya syaitan turut menikmati makanan yang tidak disebut nama Allah padanya.
Syaitan datang bersama anak gadis tersebut dengan maksud supaya bisa turut menikmati
makanan yang ada karena gadis tersebut belum menyebut nama Allah sebelum makan. Oleh
karena itu aku memegang tangan anak tersebut. Syaitan pun lantas datang bersama anak Badui
tersebut supaya bisa turut menikmati makanan. Oleh karena itu, ku pegang tangan Arab Badui
itu. Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya sesungguhnya tangan syaitan itu berada di
tanganku bersama tangan anak gadis tersebut.” (HR Muslim no. 2017)

Hikmah dari larangan mengambil makanan yang berada di hadapan orang lain, adalah perbuatan
kurang sopan, bahkan boleh jadi orang lain merasa jijik dengan perbuatan itu.

Mengambil posisi duduk tegak tanpa bersandar, posisi duduk tegak tidak membungkuk tidak
menyebabkan perut terlipat dan diafragma lebih terdorong ke bawah rongga dada sebagai wadah
membantu pernapasan juga menjadi lebih lapang.

11
Perintah untuk menjilati sisa makanan yang menempel pada tangan dan piring sebelum
dibersihkan, baik dengan dilap atau dicuci, memiliki beberapa alasan. Dalam beberapa hadits
disebutkan dengan jelas, yaitu untuk meraih berkah makanan.  Namun bukan berarti hadits-hadits
itu membatasi hikmah lainnya.

Sesungguhnya makanan yang kita santap mengandung barakah. Namun kita tidak mengetahui
letak keberkahan tersebut. Apakah dalam makanan yang sudah kita santap, ataukah yang tersisa
dan melekat di jari, ataukah yang tersisa di piring, ataukah berada dalam suapan yang jatuh ke
lantai. Karenanya kita harus menjaga hal ini agar mendapat barakah. Ibnu Daqiq al-'Ied
rahimahullah, berkata, "alasan tentang hal ini sangat jelas dalam beberapa riwayat. Yaitu, "karena
dia tidak tahu pada makanan mana terdapat barakah."5[14]

Hikmah lainnya, agar tidak tumbuh sifat sombong dalam diri dengan meremehkan makanan yang
sedikit dan menurut kebiasaan dianggap sesuatu yang remeh. Al Qadli 'Iyadh berkata,

"Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan hal itu agar tidak
meremehkan makanan yang sedikit." (Dalam al Fath)

Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy hafizhohullah, “Terdapat dorongan untuk menjaga
kebersihan dan bersungguh-sungguh di dalamnya. Karena terkadang bersama hembusan nafas itu
keluar cairan ludah, ingus atau uap yang kotor yang menyebabkannya berbau busuk”.

Berkata asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah, “Hikmah dari aturan
tersebut adalah bahwa bernafas di dalam bejana akan membuat jijik bagi orang yang minum
sesudahnya. Boleh jadi akan keluar dari hembusan nafas itu beberapa penyakit yang ada pada
lambung, paru-paru atau mulut yang dapat melekat pada bejana. Boleh jadi juga orang yang
meminumnya akan tersedak apabila bernafas pada bejana. Oleh sebab itu Nabi Shallallahu alaihi
wa sallam telah melarang seseorang itu bernafas pada bejana namun hendaklah ia bernafas
sebanyak tiga kali hembusan nafas, setiap kali ia bernafas hendaknya menjauhkan mulutnya dari
bejana”.

12
BAB III
KESIMPULAN

Demikianlah yang harus diperhatikan oleh umat muslim ketika memenuhi


kebutuhannya demi  melangsungkan kehidupannya agar dapat terus beribadah dan
melaksanakan perintah-Nya.

“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah


tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

Rasulullah sebagai suri tauladan kita,selalu memberikan tuntutan yang baik


dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Maka hendaklah kita mengikuti segala
perintahnya termasuk adab makan dan minum Rasulullah saw.

DAFTAR PUSTAKA

Hirasah Al-Fadhilah karya Asy-Syaikh Bakr Abu Zaid

13
Departemen Ilmiah Darul Wathan.Etika Seorang Muslim.2008.Jakarta:Darul Haq

Prof. Dr. H. Abdurrahman, Asymuni, dkk. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah.
2000. Jakarta: Suara Muhammadiyah.

Humpunan Putusan Tarjih.Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah Cetakan III.


Yogyakarta:Pustaka “SM”

Diposkan 22nd April 2014 oleh ALI SHOFWAN

14

Anda mungkin juga menyukai