Disusun oleh:
Nama :Hanif Athallah Wiharso
Kelas :X TKJ
No.Absen :14
Mapel :Agama Islam
SMKN 1 SAMARINDA
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Adab Makan &
Minum ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas guru
pada bidang studi Agama Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Adab Makan & Minum bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI
Kata pengantar..............................................................................1
Daftar isi.........................................................................................1
Bab I : PENDAHULUAN...................................................................2
1.1 Latar Belakang ................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................2
1.3Tujuan ...........................................................................................2
Bab II : PEMBAHASAN...................................................................2
2.1 Adab sebelum Makan & Minum.................................................................................. 2
2.2 Adab saat Makan & Minum.......................................................................................4
2.3 Adab setelah Makan & Minum..................................................................................6
BAB III : PENUTUP.........................................................................7
3.1 kesimpulan .................................................................................... 7
3.2 saran ............................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................7
1
BAB I
1.1 Latar Belakang
Rasulullah merupakan suri teladan yang patut di contoh oleh seluruh umat di dunia
ini, beliau di utus oleh Allah untuk menjadi panutan bagi seluruh umat. Rasul telah
memberikan contoh dalam berbagai hal dalam kehidupan ini, dari masalah yang kecil hingga
masalah yang berat demikianlah kesempurnaan beliau yang hujjahnya sangat jelas dan
terang, sehingga tidak ada suatu permasalahan yang tersisa melainkan telah di jelaskan
olehNya.
Pada makalah ini akan di jelaskan tentang pemaparan adab makan dan minum.
Sebagaimana kita ketahui bahwa makan dan minum merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia untuk hidup. Dari makanan juga manusia dapat melakukan aktivitasnya sebagai
khalifah Allah di muka bumi ini. Rasulullah telah banyak menjelaskan tentang bagaimana
tata cara makan dan minum yang baik sesuai dengan kadarnya masing-masing. Tata cara
makan dan minum merupakan hal yang penting dan dilakukan berulang-ulang setiap harinya.
Tata cara makan dan minum merupakan bagian alamiah hidup yang membawa manfaat bagi
yang melakukannya. Islam mengatur tentang variasi dan jumlah asupan, kebersihan makanan,
kebiasaan makan bersama dan lain-lain. Dengan demikian makan dan minum harus dilakukan
dengan benar, baik dilakukan sendiri, bersama keluarga ataupun dengan teman-teman.
1.2 Rumusan Masalah
1.Bagaimana adab sebelum,saat,dan setelah makan dan minum yang dilakukan dan diajarkan
oleh Rasulullah SAW?
2.Apa hikmah dari mengamalkan adab makan dan minum?
1.3 Tujuan
1.untuk mengetahui adab sebelum,saat,dan setelah makan dan minum yang dilakukan dan
diajarkan oleh Rasulullah SAW
2.untuk mengetahui hikmah dari mengamalkan adab makan dan minum
BAB II PEMBAHASAN
c. Mencuci kedua tangannya sebelum makan, jika dalam keadaan kotor atau ketika
belum yakin dengan kebersihan keduanya.
d. Meletakkan hidangan makanan pada sufrah (alas yang biasa dipakai untuk
meletakkan makanan) yang digelar di atas lantai, tidak diletakkan di atas meja
makan, karena hal tersebut lebih mendekatkan pada sikap tawadhu’. Hal ini
sebagaimana hadits dari Anas Radhiyallahu anhu, dia berkata:
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah makan di atas meja makan
dan tidak pula di atas sukurrujah.” [HR. Al-Bukhari no. 5415]
e. Hendaknya duduk dengan tawadhu’, yaitu duduk di atas kedua lututnya atau
duduk di atas punggung kedua kaki atau berposisi dengan kaki kanan ditegakkan
dan duduk di atas kaki kiri. Hal ini sebagaimana posisi duduk Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang didasari dengan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi
wa sallam:
“Aku tidak pernah makan sambil bersandar, aku hanyalah seorang hamba, aku
makan sebagaimana layaknya seorang hamba dan aku pun duduk sebagaimana
layaknya seorang hamba.” [HR. Al-Bukhari no. 5399]
f. Hendaknya merasa ridha dengan makanan apa saja yang telah terhidangkan dan
tidak mencela-nya. Apabila berselera menyantapnya, jika tidak suka
meninggalkannya. Hal ini sebagaimana hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu
anhu :
3
2. Adab Ketika Sedang Makan &Minum
“Wahai anak muda, sebutlah Nama Allah (bismillaah), makanlah dengan tangan
kananmu dan makanlah dari apa-apa yang dekat denganmu.”
“Apabila salah seorang di antara kalian telah selesai makan, maka janganlah ia
mengusap tangannya hingga ia menjilatinya atau minta dijilatkan (kepada
isterinya, anaknya).”
4
e. Apabila ada sesuatu dari makanan kita terjatuh, maka hendaknya dibersihkan
“Apabila ada sesuap makanan dari salah seorang di antara kalian terjatuh, maka
hendaklah dia membersihkan bagiannya yang kotor, kemudian memakannya dan
jangan meninggalkannya untuk syaitan.”
d. Hendaknya tidak meniup pada makanan yang masih panas dan tidak
memakannya hingga menjadi lebih dingin. Tidak boleh juga, untuk meniup pada
minuman yang masih panas, apabila hendak bernafas maka lakukanlah di luar
gelas sebanyak tiga kali sebagaimana hadits Anas bin Malik.
e. Hendaknya menghindarkan diri dari kenyang yang melampaui batas. Hal ini
berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya,
cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang
punggungnya (memberikan tenaga), maka jika tidak mau, maka ia dapat
memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga
lagi untuk nafasnya.”
f. Hendaknya memulai makan dan minum dalam suatu jamuan makan dengan
mendahulukan (mempersilahkan mengambil makanan terlebih dahulu) orang-
orang yang lebih tua umurnya atau yang lebih memiliki derajat keutamaan. Hal
tersebut merupakan bagian dari adab yang terpuji. Apabila tidak menerapkan adab
tersebut, maka berarti mencerminkan sifat serakah yang tercela.
g. Hendaknya tidak memandang kepada temannya ketika makan, dan tidak
terkesan mengawasinya karena itu akan membuatnya merasa malu dan canggung.
Namun sebaiknya menundukkan pandangan dari orang-orang yang sedang makan
di sekitarnya dan tidak melihat ke arah mereka karena hal itu menyinggung
perasaannya atau mengganggunya.
5
h. Hendaknya tidak melakukan sesuatu yang dalam pandangan manusia dianggap
menjijikkan, tidak pula membersihkan tangannya dalam piring, dan tidak pula
menundukkan kepalanya hingga dekat dengan piring ketika sedang makan,
mengunyah makanannya agar tidak jatuh dari mulutnya, juga tidak boleh berbicara
dengan ungkapan-ungkapan yang kotor dan menjijikkan karena hal itu dapat
mengganggu teman (ketika sedang makan). Sedangkan mengganggu seorang
muslim adalah perbuatan yang haram.
a. Menghentikan makan dan minum sebelum sampai kenyang, hal ini semata-mata
meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, menghindarkan diri dari
kekenyangan yang menyebabkan sakit perut yang akut dan kerakusan dalam hal
makan yang dapat menghilangkan kecerdasan.
c. Memungut makanan yang jatuh ketika saat makan, sebagai bagian dari
kesungguhannya dalam menerapkan adab makan dan hal itu termasuk cerminan
rasa syukurnya atas limpahan nikmat yang ada.
e. Hendaknya memuji Allah Azza wa Jalla setelah selesai makan dan minum. Dan
apabila meminum susu, maka ucapkanlah do’a setelah meminumnya, yaitu:
“Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada kami pada apa-apa yang telah Engkau
rizkikan kepada kami dan tambahkanlah (rizki) kepada kami darinya.”
6
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Demikianlah yang harus diperhatikan oleh umat muslim ketika memenuhi
kebutuhannya demi melangsungkan kehidupannya agar dapat terus beribadah dan
melaksanakan perintah-Nya.
“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
Dalam buku Minhajul Qashidin (Menggapai kebahagiaan hidup Dunia dan Akhirat)
karya ibnu qudamah Al-Maqdisy yang diterjemahkan oleh Irfanuddin Rafi’uddin,Lc.
Dijelaskan adab makan yang baik dengan meneladani Rasulullah saw secara garis
besar dan kurang memperhatikan hal-hal yang sebenarnya sangat penting.Terbukti
dengan tidak adanya syarat-syarat makanan yang baik,dari segi kehalalannmya,cara
memperolehnya dan cara mengolahnya.
Sedangkan buku Santunlah! : Etika Keseharian yang judul aslinya Adab-e Islam dan
diterjemahkan oleh Ilyas Abu Haidar menjelaskan Adab makan secara runtut dan
terperinci.Dimulai dari syarat-syarat makanan yang baik hingga membaca hamdalah.
Namun,kedua buku diatas sangat baik untuk dijadikan acuan bagi masyarakat yang
ingin lebih mendalami tata cara makan yang baik dengan meneladani Rasulullah saw
3.2 . SARAN
Dengan ditulisnya makalah ini maka kita menjadi tahu apa saja adab makan dan
minum. Oleh sebab itu alangkah lebih baik kalau kita peraktekan ilmu kita daam
kehidupan sehari hari.tidak usah muluk muluk kita mulai mempraktekannya dri yang
kita anggap paing mudah dulu lalu berlanjut pengalamannya agar kita memulai
terbiasa dengan kebiasaan makan dan minum ala rasulullah SAW.
Daftar Pusaka
http://fakhirahumar.blogspot.com/2017/12/makalah-aik-adab-makan-dan-
minum.html
https://almanhaj.or.id/4005-adab-adab-makan-dan-minum.html