Anda di halaman 1dari 26

DAFTAR ISI

1. Adab Makan & Minum .....................................................................................................


2. Adab berbicara ...................................................................................................................
3. Adab bergaul dengan teman .........................................................................................
4. Adab kepada orang tua ....................................................................................................
5. Adab membaca al qur’an .................................................................................................
6. Adab tidur dan bangun .....................................................................................................
7. Adab berdoa ..........................................................................................................................
8. Adab memberi salam ........................................................................................................
9. Adab ketika buang hajat ..................................................................................................
10. Adab berpakaian ...............................................................................................................
11. Adab menuntut ilmu .........................................................................................................
12. Adab di masjid ....................................................................................................................
13. Adab sholat berjamaah ...................................................................................................
14. Adab menjenguk orang sakit ........................................................................................
15. Adab bertamu ......................................................................................................................
16. Adab kepada Allah .............................................................................................................

1
ADAB ADAB DALAM ISLAM

1. ADAB MAKAN DAN MINUM

Makanan seorang muslim: baik dan halal


- Qs. Al Baqarah: 172
- Qs. Al A’raf: 157
Membaca basmalah saat makan dan memulai dengan yang terdekat
- Dari ibnu Mas’ud r.a berkata, “ rasulullah saw bersabda siapa yang lupa untuk
mnyebut nama Allah ketika memulai makan, maka hendaklah ia mengucapkan
saat ingat,” Bismillahi fi awwalihi waakhirhi (dengan nama Allah diawal dan di
akhir makan). “maka ia seperti menghadapi makanan baru dan mencegah apa
yang tadi sudah didapat setan”.
Makan dan minum dengan menggunakan tangan kanan
- Dari Ibnu Umar r.a Rasulullah saw bersabda, “ jika salah seorang dari kalian
makan, maka makanlah dengan menggunakan tangan kanan, dan jika ia minum,
maka minumlah dengan menggunakan tangan kanan, karena sesungguhnya
setan itu makan dan minum dengan tangan kiri”.
Bernafas di luar bejana ketika hendak minum
- Dari Anas radiallahuanha berkata, “ Rasulullah saw bernafas tiga kali ketika
hendak minum dan bersabda, “ sesungguhnya yang demikian itu lebih segar,
lebih steril dan lebih memuaskan”
Cara member minum oranglain
- Dari Anas bin Malik r.a, Rasulullah saw diberi susu penuh, sedang disebelah
kanannya seorang arab badui dan disebelah kirinya Ab Bakar, beliau
meminumnya kemudian memberikannya kepada arab badui seraya beliau
bersabda, “ dari kanan kemudian kekanannya”
Tidak minum sambil berdiri
- Dari Abu Said al khudri r.a, nabi sallalahu alaihi wasallam melarang minm sambil
berdiri
- Dari Abu Hurairah r.a, nabi sallalah alaihi wasallam melihat seorang lelaki minm
sambil berdiri, kemudian bersabda, “ muntahkanlah” ia berkata “ kenapa?”
beliau bersabda, “ apakah kamu suka minum same seekor kucing?” ia menjawab,
“ tidak”, beliau bersabda, “sesungguhnya ikut minum bersama kamu sesuatu
yang lebih buruk dari seekor kucing, yaitu setan.,
Tidak makan dan minum dari tempat yang terbuat dari emas dan perak
- Dari Husaifah r.a, ia berkata. “ aku mendengar nabi sallalahu alaihi wasallam
bersabda “ janganlah kamu memakai sutera dan kain dibaj sutera yang telah
halus; dan janganlah minum dengan menggunakan bejana yang terbuat dari
emas atau perak. Janganlah makan dengan menggunakan piring dari emas atau

2
perak, karena perabot itu untuk mereka (orang-orang kair di dunia dan untuk
kita di akhirat)
Tata cara makan
- Dari Kaab bin malik r.a ia berkata rasulullah sallallahu alaihi wasallam makan
dengan menggunakan tiga jari, dan beliau menjilati tangannya sebelum
membersihkannya
- Dari Ibnu Umar r.a berkata, “Rasulullah saw melarang (ummat) menelan dua
kurma sekaligus sebelum minta izin kepada teman-temannya”.

Kadar Ukuran Makanan yang Baik

- sepertiga perutnya untuk makan, sepertiga untuk minuman, sepertiga untuk


bernafasnya.

Tidak Mencaci Makanan


Keistimewaan Makan dan Membaginya
Memuji Hidangan
Tidak Meniup Minuman
Pemberi Air Minum Hendaknya Meminum Terakhir Kali
Berkumpul untuk Makan Bersama
Menghormati Tamu dan Melayaninya Sendiri
Posisi Duduk ketika Makan
Sifat Makan Orang Sibuk
Kencangkan( Tutup) Minuman dan Menyebut Nama Allah Saat Tidur
Makan Bersama Pembantu
Mendahulukan Makan Malam daripada Shalat Isya
Tata Cara Makan yang Benar di Sebuah Nampan
Bacaan Setelah Makan

2. ADAB BERBICARA
Pembicaraan yang dilakukan hendaknya dalam kebaikan
Suara orang yang berbicara hendaknya tidak terlalu keras dan tidak pula terlalu
rendah
Pembicaraan yang dilakukan tidak saling berdebat ataupun saling membantah
Tidak melakukan pembicaraan yang tidak berguna

3
Tidak melakukan pembicaraan yang menggunjing (ghibah) ataupun mengadu
domba (namimah) serta tidak mengejek atau merendahkan orang lain
Mendengarkan pembicaraan orang lain dan tidak memotong pembicaraan orang
Tidak menggunakan bahasa yang tidak umum /bahasa yang tidak dipahami lawan
bicara

3. ADAB BERGAUL DENGAN TEMAN


Menyebarkan Salam

‫ هريرة أبي ن‬، ‫قال وسلم عليه هللا صلى النبي عن‬: ” ‫ ” ست المسلم على المسلم حق‬. ‫قيل‬: ‫قال ؟ ] هللا رسول يا [ هي وما‬:
” ‫ عليه فسلم لقيته إذا‬، ‫ فأجبه دعاك وإذا‬، ‫وإذا‬ ‫ له فانصح استنصحك‬، ‫مرض وإذا فشمتهن هللا فحمد عطس وإذا‬
‫ فعده‬، ‫األخرى الرواية وفي ( فاصحبه مات وإذا‬: ‫“ ) فاتبعه‬

Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau telah bersabda:
“Kewajiban seorang muslim terhadap muslim yang lain ada enam.” Ada yang bertanya:
“Dan apakah itu [wahai Rasulullah]?” Beliau menjawab: “Memberi salam jika berjumpa
dengannya, memenuhi undangannya jika ia mengundangmu, menasehatinya jika ia
memintaimu nasehat, mendoakannya jika ia bersin kemudian memuji Allah,
menjenguknya jika ia sakit, dan melayatnya (dan dalam riwayat lain: mengiringi
jenazahnya) jika ia meninggal.”

(HR Bukhari dalam Adab al-Mufrad (991). Dishahihkan al-Albani dalam Shahih Adab al-
Mufrad (766).

Saling menyukai dan menyintai sesama teman

a)Hadiah-Menghadiahi

“‫ هريرة أبي عن‬، ‫ قال وسلم عليه هللا صلى النبي عن‬: ” ‫ ” تحابوا تهادوا‬.

Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau telah bersabda: “Hadiah-menghadiahilah
kalian, (niscaya) kalian akan saling mencintai.”

HR al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad (594). Dihasankan Syaikh al-Albani dalam


Shahih al-Adab al-Mufrad (463), al-Irwa (1601), dan Shahih al-Jami (I: 3004).

4
b) Mencintai teman seperti mencintai dirisendiri

‫يحب حتّى احدكم اليؤمن‬


ّّ ‫مايحب ألخيه‬
ّّ ‫لنفسه‬

Artinya : tidak sempurna iman seseorang, sehingga ia mencintai saudaranya seperti


mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari)

Juga diterangkan dan dinyatakan dalam hadits yang lain yang bunyinya :

‫االخوي احداهما نغسل اليدين مثل االخوين مثل‬

Artinya : perumpamaan dua orang bersaudara adalah seperti kedua belah tangan, yang
satu membasuh yang lain. (HR. Abu Naim)

Menyayangi yang lebih mudah dan menghormati yang lebih tua


Saling tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa

َ ‫اونُواّ َو َّال َوٱلت َّ ۡق َوىّ ۡٱلبِ ِ ّّر‬


َ َ‫ع َلى َوتَع‬
ّ‫اونُوا‬ َ ‫ٱۡل ۡث ِّم‬
َ َ‫ع َلى تَع‬ ِ ۡ ‫َو ۡٱلعُ ۡد َون‬

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (Al-Ashri :3)

"Jadilah kamu orang-orang yang mensyafaati orang lain terhadap dirimu, agar kamu
mendapat pahala. (HR. Abu Dawud)

Dilarang atau jangan mencari-cari kesalahan, keburukan atau aib orang lain

"Hai orang-orang yang beriman dengan lidahnya, dan belum masuk iman itu dalam
hatinya, jangan kamu mengumpat orang lain, dan jangan kamu mencari-cari aib orang
lain, karena orang suka mencari-cari aib saudaranya sesama muslim itu, maka Allah
akan mencari-cari aibnya. Dan orang yang aibnya ditampakkan oleh Allah, maka akan
diketahui oleh umum, sekalipun ia bersembunyi di dalam rumah." (HR. Ahmad,
Bukhari-Muslim)

Memberikan kemudahan kepada orang lain

5
ّّ‫يحب هللا ان‬
ّّ ‫سهل‬
ّ ‫الطليق ال‬

Artinya : "Sesungguhnya Allah menyukai kepada orang yang suka memberi kemudahan
(kepada orang lain) dan selalu jernih mukanya". (HR. Baihaqi).

4. ADAB KEPADA ORANG TUA


Tidak memandang orang tua dengan pandangan yang tajam atau tidak
menyenangkan

Tidak meninggikan suara ketika berbicara dengan orang tua

Dalil kedua ada di atas adalah hadits Al Musawwir bin


Makhramah radhiallahu’anhu mengenai bagaimana adab para Sahabat Nabi
terhadap Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, disebutkan di dalamnya:

‫ عندَه أصوات َهم َخفَضُوا ت َكلَّ ََم وإذا‬، ‫النظر؛ إليه ي ُِحدُّون وما‬
َ ‫له تعظي ًما‬

“jika para sahabat berbicara dengan Rasulullah, mereka merendahkan suara mereka
dan mereka tidak memandang tajam sebagai bentuk pengagungan terhadap
Rasulullah” (HR. Al Bukhari 2731).

Syaikh Musthafa Al ‘Adawi mengatakan: “setiap adab di atas terdapat dalil yang
menunjukkan bahwa adab-adab tersebut merupakan sikap penghormatan”.

Maka dari hadits ini merendahkan suara dan tidak memandang dengan tajam
merupakan akhlak yang mulia dan sikap penghormatan yang tentu sangat layak
untuk kita terapkan kepada orang tua. Karena merekalah orang yang paling layak
mendapatkan perlakuan yang paling baik dari kita. Sebagaimana telah dijelaskan
pada materi sebelumnya.

Tidak mendahului mereka dalam berkata-kata

Diantara adab yang mulia kepada orang tua adalah tidak mendahului mereka dalam
berkata-kata dan mempersilakan serta membiarkan mereka berkata-kata terlebih

6
dahulu hingga selesai. Lihatlah bagaimana Abdullah bin
Umar radhiallahu’anhu menerapkan adab ini. Beliau berkata:

َ َّ‫للاُ صلَّى الن‬


‫بي ِ عن َدَ كنَّا‬ َ ‫فأتي وسلَّ ََم عل ْي َِه‬
ََ ،‫ار‬ ٍ ‫ل بِ ُج َّم‬ ََّ ََ‫شجرةَِ من‬
ََ ‫فقا‬: ‫إن‬ َّ ‫ ال‬،ً‫ل مثلُها ش َجرة‬ َِ ‫ المس ِل َِم ك َمث‬، َُ‫ل أن فأردت‬ ََ ‫أقو‬: ‫هي‬
ََ
،ُ‫أصغر أنا فإذا النَّخلة‬َُ ،‫وم‬ِ ‫ الق‬، ُّ‫سكت‬َ ‫لف‬ َُّ ‫للاُ صلَّى النَّب‬
ََ ‫ي فقا‬ َ ‫وسلَّ ََم عل ْي َِه‬: ‫هي‬
ََ ُ ‫النَّخل َة‬

“kami pernah bersama Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam di Jummar, kemudian Nabi


bersabda: ‘Ada sebuah pohon yang ia merupakan permisalan seorang Muslim’. Ibnu
Umar berkata: ‘sebetulnya aku ingin menjawab: pohon kurma. Namun karena ia yang
paling muda di sini maka aku diam’. Lalu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam pun
memberi tahu jawabannya (kepada orang-orang): ‘ia adalah pohon kurma’” (HR. Al
Bukhari 82, Muslim 2811).

Ibnu Umar radhiallahu’anhuma melakukan demikian karena adanya para sahabat


lain yang lebih tua usianya walau bukan orang tuanya. Maka tentu adab ini lebih
layak lagi diterapkan kepada orang tua.

Tidak duduk di depan orang tua sedangkan mereka berdiri

Dalilnya hadits Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu:

َُ ‫للاِ رسو‬
‫ل اشتكى‬ َ ‫قاعدَ وهو ورا َءه فصلينا وسلم عليه للا صلى‬, ‫بكر وأبو‬ ٍَ ‫الناس يُس ِْم َُع‬
ََ ‫تكبيره‬,
َ ََ‫فأشار قيا ًما فرآنا إلينا فالتفت‬
‫فقعدنا إلينا‬, ‫قعودًا بصالتِه فصلينا‬. ‫قال سلَّ ََم فلما‬: ‫ل لتفعلون آنفًا كدتُم إن‬ ََ ‫فارس فع‬
ََ َِ
‫والروم‬, ‫وهم ملو ِكهم على يقومون‬
َ‫قعود‬. ‫تفعلوا فال‬. ‫بأئ َّم ِتكم ائتموا‬. ‫قعودًا فصلوا قاعدًا صلى وإن قيا ًما فصلوا قائ ًما صلى إن‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengaduh (karena sakit), ketika itu kami
shalat bermakmum di belakang beliau, sedangkan beliau dalam keadaan duduk, dan
Abu Bakar memperdengarkan takbirnya kepada orang-orang. Lalu beliau menoleh
kepada kami, maka beliau melihat kami shalat dalam keadaan berdiri. Lalu beliau
memberi isyarat kepada kami untuk duduk, lalu kami shalat dengan mengikuti
shalatnya dalam keadaan duduk. Ketika beliau mengucapkan salam, maka beliau
bersabda, ‘kalian baru saja hampir melakukan perbuatan kaum Persia dan Romawi,
mereka berdiri di hadapan raja mereka, sedangkan mereka dalam keadaan duduk,

7
maka janganlah kalian melakukannya. Berimamlah dengan imam kalian. Jika dia
shalat dalam keadaan berdiri, maka shalatlah kalian dalam keadaan berdiri, dan jika
dia shalat dalam keadaan duduk, maka kalian shalatlah dalam keadaan duduk” (HR.
Muslim, no. 413).

Para ulama mengatakan dilarangnya hal tersebut karena merupakan kebiasaan


orang kafir Persia dan Romawi. Maka hendaknya kita menyelisihi mereka.

Lebih mengutamakan orang tua daripada diri sendiri atau iitsaar dalam perkara
duniawi

Hendaknya kita tidak mengutamakan diri kita sendiri dari orang tua dalam perkara
duniawi seperti makan, minum, dan perkara lainnya. Sebagaimana hadits
dalam Shahihain mengenai kisah yang diceritakan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam mengenai tiga orang yang terjebak di dalam gua yang tertutup batu besar,
kemudian mereka bertawassul kepada Allah dengan amalan-amalan mereka, salah
satunya berkata:

َ ! ‫ كبيران شيخان والدان لي كان إنه‬. ‫ وامرأتي‬. ‫ عليهم أرعى صغارَ صبيةَ ولي‬. ‫ عليهم أرحتَُ فإذا‬، َُ‫فبدأتَُ حلبت‬
‫اللهم‬
‫ بنيَ قبل فسقيتُهما بوالدي‬. ‫يوم ذاتََ بي نأى وأنه‬
ٍَ ‫الشجر‬
َُ َِ ‫ ناما قد فوجدتُهما أمسيتَُ حتى آ‬. َُ‫ أحلبَُ كنت كما فحلبت‬.
. ‫ت فلم‬
َِ ‫ بالحال‬. ‫ رؤو ِسهما عند فقمت‬. ُ‫ظهما أن أكر َه‬
َُ‫ب فجئت‬ َ ‫نومهما من أوق‬
ِ . ُ‫أسقي أن وأكر َه‬
ََ َ‫ قبلهما الصبي َة‬. ُ‫والصبي َة‬
‫ قدمي عند يتضاغون‬. ‫يزل فلم‬ َْ ‫الفجر طلع حتى ودأبُهم دأبي ذلك‬ َُ . ‫ وج ِهك ابتغا ََء ذلك فعلتَُ أني تعلم كنت فإن‬، ‫ج‬ َْ ‫لنا فافر‬
‫ فرج َةً منه‬، ‫ السما ََء منها نرى‬. ‫للاُ ففرج‬
َ ‫ فرج َةً منه‬. ‫السما ََء منها فرأوا‬

“Ya Allah sesungguhnya saya memiliki orang tua yang sudah tua renta, dan saya juga
memiliki istri dan anak perempuan yang aku beri mereka makan dari mengembala
ternak. Ketika selesai menggembala, aku perahkan susu untuk mereka. Aku selalu
dahulukan orang tuaku sebelum keluargaku. Lalu suatu hari ketika panen aku harus
pergi jauh, dan aku tidak pulang kecuali sudah sangat sore, dan aku dapati orang
tuaku sudah tidur. Lalu aku perahkan untuk mereka susu sebagaimana biasanya, lalu
aku bawakan bejana berisi susu itu kepada mereka. Aku berdiri di sisi mereka, tapi
aku enggan untuk membangunkan mereka. Dan aku pun enggan memberi susu pada
anak perempuanku sebelum orang tuaku. Padahal anakku sudah meronta-ronta di
kakiku karena kelaparan. Dan demikianlah terus keadaannya hingga terbit fajar. Ya

8
Allah jika Engkau tahu aku melakukan hal itu demi mengharap wajahMu, maka
bukalah celah bagi kami yang kami bisa melihat langit dari situ. Maka Allah pun
membukakan sedikit celah yang membuat mereka bisa melihat langit darinya“.

5. ADAB MEMBACA AL-QUR’AN


Sebelum membaca al qur’an hendaknya mengambil air wudhu
Memilih tempat membaca al qur’an ditempat yang suci dan tenang
Memulai membaca dengan ta’awudz dan basmalah
Disunahkan menyaringkan bacaan al qur’an
Sebaiknya membaca al qur’an dengan membaguskan bacaannya
Membaca al qur’an dengan tajwid yang benar
Hendaknya membaca dan mrenungkan arti atau maknanya
Hanya menyentuh mushaf al qur’an saat dalam keadaan suci
Ketika seseorang membaca al qur’an maka yang lainnya diam dan mendengarkann
bacaan tersebut
Tidak membaca al qur’an jika mengantuk

6. ADAB TIDUR DAN BANGUN


Hendaklah berwudhu sebelum tidur
Hendaknya melakukan muhasabah kemudian berdzikir dan berdoa
- Allahumma qinii ‘adzabaka yauma tab atsu ‘ibaadak
Artinya : Ya Allah peliharalah aku dari adzabMu pada hari Engkau
membangkitkan kembali hamba-hambaMu
- Bismika allahumma ahyaa wa amuut
Artinya Dengan menyebut namaMu ya Allah aku hidup dan aku mati

9
1. Disunahkan mengibaskan seprei atau tempat tidur sebelum tidur
2. Tidur dengan cara membaringkan tubuh miring ke sebelah kanan
3. Makruh tidur di tempat terbuka (tidak beratap)
4. Makruh tidur tengkurap
5. Disunahkan memadamkan lampu dan menutup pintu dan jendela saat tidur
6. Bangun tidur membaca doa “ Alhamdulillahilladzi ahyaanaa ba’da maa
amaatanaa wa ilahinnusyuur

7. ADAB BERDOA
Sebelum berdoa hendaknya berwudhu
Mengawali doa dengan memuji Allah swt & membaca sholawat Nabi saw
Merendahkan diri dihadapan Allah swt dan mengakui dosa-dosa
Bersungguh-sungguh dalam berdoa
Tidak berdoa untuk keburukan diri sendiri dan orang lain
Merendahkan suara saat berdoa

8. ADAB MEMBERI SALAM


Sebaiknya memberi salam dengan kalimat yang lengkap “ Assalamu alaikum
warahmatullahi wabarakatuh”. Makruh mengucapkan “ Alaikumus salam”
Termasuk sunnah apabila orang yang mengendarai kendaraan mengucapkan salam
kepada pejalan kaki, orang yang berjalan kaki member salam kepada orang yang
duduk, orang yang sedikit kepada yang banyak dan yang lebih muda kepada yang
lebih tua
Disunahkan member salam ketika masuk kedalam sebuah majelis maupun saat
keluar majelis
Disunahkan member salam ketika masuk rumah meskipun rumahnya kosong
Tidak memberi salam kepada orang yang berada di wc
Tidak memulai member salam kepada non muslim, jika ia terlebih dahulu salam
maka jawablah dengan” wa’alaikum” saja
Disunahkan memberi salam kepada anak-anak
Disunahkan memberi salam kepada orang yang dikenal maupun tidak dikenal

10
Disunahkan menjabat tangan ketika bertemu, tetapi tidak berjabat tangan dengan
yang bukan muhrim/mahramya
Disunahkan menjawab salam orang yang menyampaikan salam lewat orang lain
dan kepada yang dititipinya

9. ADAB BUANG HAJAT

Tidak membawa sesuatu yang mengandung nama Allah ke dalam wc


Masuk ke wc dengan mendahulukan kaki kiri dan membaca doa “ Allahumma inni
‘auudzubika minal khubutsi wal khobaaits”
Tidak menghadap atau membelakangi kiblat
Buang air kecil dalam keadaan duduk (tidak berdiri)
Mencuci kotoran menggunakan tangan kiri
Tidak buang air kecil pada air yang tergenang
Tidak berbicara saat buang hajat
Hendaklah membersihkan tempat buang hajat setelah selesai sehingga tidak berbau
dan tidak tampak kotorannya
Mencuci tangan setelah buang hajat
Keluar dari wc dengan membaca doa “ Gufroonak

10. ADAB BERPAKAIAN


Berdoa sebelum berpakaian ‫ا َ ْل َح ْم ُد هلل الذ ي كسانى هذ ا الثوب ورزقني وال قوة‬
Wajib menutup aurat
Mengenakan pakaian sederhana
Memulai dari sebelah kanan
Memakai pakaian yang tidak mencolok (sensasional)
Tidak memanjangkan pakaian yang berlebihan
Tidak memakai emas dan pakaian sutra untuk ikhwan
Tidak menyerupai pakaian orang kafir
Tidak menyerupai akhwat jika dia ikhwan ataupun sebaliknya
Bersyukur dan mengamalkan doa-doa yang berkaitan dengannya

11
11. ADAB MENUNTUT ILMU

Mengikhlaskan niat dalam menuntut ilmu


Rajin berdoa kepada Allah Ta’ala, memohon ilmu yang bermanfaat
Bersungguh-sungguh dalam belajar dan selalu merasa haus ilmu
Menjauhkan diri dari dosa dan maksiat dengan bertaqwa kepada Allah Ta’ala
Tidak boleh sombong dan tidak boleh malu dalam menuntut ilmu
Mendengarkan baik-baik pelajaran yang disampaikan ustadz, syaikh atau guru
Diam ketika pelajaran disampaikan
Berusaha memahami ilmu yang disampaikan
Menghafalkan ilmu yang disampaikan
Mengikat ilmu atau pelajaran dengan tulisan
Mengamalkan ilmu yang telah dipelajari
Berusaha mendakwahkan ilmu

12. ADAB DI MESJID

Memakai pakaian yang bagus serta menutup aurat,


Allah Azza wa Jalla berfirman dalam Qs.AlA’raf : 31
}‫{ياّبنيّآدمّخذواّزينتكمّعندّكلّمسجدّوكلواّواشربواّوالّتسرفواّإنهّالّيحبّالمسرفين‬
“Wahai anak keturunan adam, pakailah pakaianmu yang bagus pada
setiap(memasuki) masjid..”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, :

‫ يحب جميل هللا إن‬،‫الجمال‬


“Sesungguhnya Allah itu maha indah dan menyukai yang indah-indah”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ فليلبس أحدكم صلى إذا‬،‫له يُتزينُُ من أحق هللا فإن ثوبيه‬

12
“Apabila salah seorang kalian shalat maka kenakanlah dua pakaian, maka
sesungguhnya Allah adalah zat yang lebih berhak agar seseorang berhias
kepadanya”.(Hr.Thabrani/AlAwsath/Lihat disilsilah hadits shahih/syekh alBani)

Menjawab azan muadzin


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫إذاّسمعتمّالمؤذنّفقولواّمثلّماّيقولّالمؤذن‬
“Apabila kalian mendengar azan maka ucapkanlah seperti yang diucapkan oleh
muadzin” (HR.Bukhori)

Berdoa ketika masuk dan keluar mesjid dengan doa yang datang dari nabi.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

‫ّاللهمّإنيّأسألكّمنّفضلك‬:‫ّوإذاّخرجّفليقل‬،‫ّاللهمّافتحّليّأبوابّرحمتك‬:‫إذاّدخلّأحدكمّالمسجدّفليقل‬
“Apabila salah seorang dari kalian masuk ke masjid, maka ucapkanlah : “‫لي افتح اللهم‬
‫”رحمتك أبواب‬Ya Allah, bukalah untukku pintu-pintu rahmatmu”, dan apabila keluar (dari
masjid) maka ucapkanlah. “‫”فضلك من أسألك إني اللهم‬Ya Allah sesungguhnya aku meminta
kepadamu akan karuniamu”.(HR.Muslim)

Mendahulukan kaki kanan ketika masuk mesjid.


Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata :

‫كانّالنبيّيحبّالتيمنّماّاستطاعّفيّشأنهّكلهّفيّطهورهّوترجلهّوتنعله‬
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyukai memulai dari sebelah kanan dari apa
yang beliau bisa dari seluruh keadaannya (seperti) ketika taharah, menyisir dan
memakai sandal”.(Mutaffaq ‘alaihi)

Shalat tahiyyatul masjid

13
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

(‫)ركعتين يصلي حتى يجلس فال المسجد أحدكم دخل إذا‬


“Apabila salah seorang dari kalian masuk masjid, maka janganlah ia duduk sehingga
dia shalat dua rakaat”.(Muttaffaq ‘alaihi)

Disunnahkan shalat mendekati sutrah


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

.‫ّوليدنّمنها‬،‫إذاّصلىّأحدكمّفليصلّإلىّسترة‬
“Apabila salah seorang dari kalian shalat, maka shalatlah (dengan menghadap) ke
sutrah, dan mendekatlah dengannya(sutrah)”.(HR.Abu daud dan Ibnu Majah, dan
dishahihkan oleh syekh Albani)
Jangan melintas dihadapan orang yang shalat.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

‫لوّيعلمّالمارّبينّيديّالمصليّماذاّعليهّلكانّأنّيقفّأربعينّخيراّّلهّمنّأنّيمرّبينّيديه‬
“Seandainya orang yang melintas dihadapan orang yang shalat mengetahui akan apa
yang terjadi padanya, niscaya dia akan rela untuk berdiri(menunggu) selama 40
(hari/bulan/tahun) dari pada melintas dihadapannya”.(Mutaffaq ‘Alaihi)

Mengucapkan salam kepada orang yang berada dimasjid.


Dari abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu Beliau berkata :

ّّ‫سلَّ َّم ّفَ َر َّّدّالنَّ ِبي‬


َ ‫علَي ِّهّ َو‬ َّّ ّ‫صلَّى‬
َ ُّ‫ّللا‬ ّّ ‫علَىّالنَّ ِب‬
َ ِّ ‫ي‬ َ َ‫صلَّى ّث ُ َّّم ّجَا َّء ّف‬
َ ّ‫سلَّ َّم‬ َ َ‫سلَّ َّم ّ َد َخ َّل ّال َمس ِج َّدّفَ َد َخ َّلّ َر ُجلّ ّف‬
َ ‫علَي ِّه ّ َو‬ َّّ ّ ‫صلَّى‬
َ ُّ‫ّللا‬ َّّ ‫أَنَّّ ّالنَّ ِب‬
َ ّ‫ي‬
َّ ‫ع َلي ِّهّال‬
ّ‫س ََل َم‬ َ ّ‫سلَّ َّم‬
َ ‫علَي ِّهّ َو‬ َّّ ّ‫صلَّى‬
َ ُّ‫ّللا‬ َ
“bahwasannya nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk kemasjid dan kemudian
masuk(pula) seorang laki-laki maka kemudian (laki-laki) itu shalat dan kemudian

14
menghampiri (Rasulullah saw) dan mengucapkan salam, maka nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab, “’alaikassalam”.”(HR.Bukhori)

Sahabat melakukan hal itu yaitu salam karena mengamalkan perintah nabi

Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bersabda :

َ ّّ‫َّالّتَد ُخلُونَّّالّ َجنَّةَّّ َحتَّىّت ُؤ ِمنُواّ َو َّالّت ُؤ ِمنُواّ َحتَّىّتَحَابواّأَ َو َّالّأَدُلكُم‬


َّ ‫علَىّشَيءّّ ِإذَاّفَ َعلت ُ ُموهُّّتَحَابَبت ُمّّأَفشُواّال‬
ّ‫س ََل َّمّبَيّنَكُم‬
“tidaklah kalian masuk surga sehingga kalian beriman, dan tidaklah kalian beriman
sehingga kalian saling mencintai, dan tidaklah kalian saling mencintai, apakah, kalian
mau aku tunjukan sesuatu yang apabila kalian mengamalkannya kalian akan saling
mencintai?”sebarkanlah salam diantara kalian!!”(HR.Bukhori)

Dan bagi yang diberi salam wajib baginya untuk menjawabnya, berdasarkan hadits
nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

َّ ‫ع َلىّال ُمس ِل ِّمّ َخمسّّ َردّّال‬


ّ‫س ََل ِم‬ َ ّ‫حَقّّال ُمس ِل ِّم‬
“Haq seorang muslim terhadap muslim yang lain ada lima, yaitu : menjawab
salam….”(Muttafaq ‘alaihi).

Tidak bersiul dan bertepuk tangan karena hal itu meniru perbuatan orang-
orang musyrik Qurais,
Allah Azza wa jalla berfirman dalam surat al-Anfal :35:
َّ َ‫تّإِ َّّالّ ُمكَاءّّ َوتَص ِديَةّّفَذُوقُواّالعَذ‬
َّ‫ابّبِ َماّكُنت ُمّّتَكفُ ُرون‬ ِّ ‫َو َماّكَانَّّص َََلت ُ ُهمّّ ِعن َّدّالبَي‬
“dan shalat mereka(orang-orang musyrik) disekitar baitullah, tidak lain hanyalah
siulan dan tepuk tangan..”

Tidak melakukan hal-hal yang sia-sia dimesjid kecuali 3 hal :


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

15
ِ ‫ّللاِّع ََّّزّ َو َج َّّلّ َوالص َََّل ِّةّ َوقِ َرا َء ِّةّالقُر‬
ّ‫آن‬ َّ ‫حّ ِلشَيءّّ ِمنّّ َهذَاّالبَو ِّلّ َو َّالّالقَذَ ِّرّ ِإنَّ َماّ ِه‬
َّّ ّ‫يّ ِلذِك ِّر‬ ُّ ُ‫اج َّدّ َّالّتَصل‬
ِ ‫س‬َ ‫ِإنَّّّ َه ِذ ِّهّال َم‬
“Sesungguhnya masjid-masjid ini tidak layak sedikitpun dari kencing ini dan
kotoran ini(hal yang sia-sia), akan tetapi masjid-masjid itu hanyalah untuk zikrullah
azaa wa jalla (mengingat Allah/ menuntut ilmu) shalat dan membaca alQur’an”.
(Muttafaq ‘alaihi)

1. Memanfaatkan waktu antara azan dan iqomat untuk berdoa dan shalat.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

‫الّيُردّالدعاءّبينّاألذانّواۡلقامة‬
“Tidaklah ditolak doa diantara azan dan iqomah”.(HR.Abu daud)
ِّ ‫نّص َََلةّّبَينَّّ ُك ِّّلّأَذَانَي‬
ّ‫نّص َََلة‬ ِّ ‫بَينَّّ ُك ِ ّّلّأَذَانَي‬
“Diantara dua azan(Azan dan iqomah)ada shalat”(Muttafaq ‘alaihi)

2. Mendoakan kerugian kepada orang yang berjual beli dimesjid (Dilarang jual beli)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

َّ‫َارتَك‬
َ ‫ّللاُّتِج‬ َّ َ‫عّفِيّال َمس ِج ِّدّفَقُولُواّ َّالّأَرب‬
َّّ ّ‫ح‬ ُّ ‫إِذَاّ َرأَيت ُمّّ َمنّّيَبِي ُّعّأَوّّيَبتَا‬
“Apabila kalian melihat orang yang berjual beli dimasjid, maka doakanlah,
“semoga Allah tidak memberikan keuntungan perdaganganmu”.(HR.AtTirmidzi)

3. tidak mencari-cari barang yang hilang dimasjid.


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

َّ‫علَيك‬
َ ُّ‫ّللا‬ ُ ‫َوإِذَاّ َرأَيت ُمّّ َمنّّيَن‬
َّّ ّ‫ش ُّدّفِي ِّهّضَالَّةّّ َفقُولُواّ َّالّ َر َّّد‬
“Apabila kalian melihat orang yang mencari-cari barang yang hilang (dimasjid)
maka doakanlah,”semoga Allah tidak mengembalikan barang itu”.
(HR.AtTirmidzi)

16
Tidak boleh shalat apapun dimesjid apabila telah iqomat.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

‫إذاّأقيمتّالصَلةّفَلّصَلةّإ ّالّّالمكتوبة‬
“Apabilah telah didirikan shalat (jamaah) maka tidaklah (boleh) shalat apapun selain
shalat wajib”.(HR.Muslim)

Tetap menjaga adab-adab Nabawiyah didalam mesjid seperti .


1. tidak menguap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
َ ّّ‫بّأَ َح ُدكُمّّ َفليُمسِك‬
ّ‫علَىّ ِفي ِّهّفَ ِإنَّّّالشَّي َطانَّّ َيد ُخ ُل‬ َّ ‫ِإذَاّتَثَا َء‬
“Apabilah salah seorang dari kalian menguap, maka maka tahanlah mulutnya dengan
tangannya, maka sesungguhnya syetan masuk…”.(HR.Abu daud, Ibnu majah dan
Ahmad)
2. Tidak makan dengan Makanan yang membuat bau mulut sehingga mengganggu
orang lain, termaksud juga bau rokok. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda
ّ‫َلّيَّق َربَنَّّّ َمس ِج َد َناّ َف ِإنَّّّال َم ََلئِك َّةَّتَتَأَذَّىّ ِم َّماّيَتَأَذَّىّ ِمن ّهُّبَنُوّآ َد َم‬
َّ ‫اثّ َف‬ َ َ‫َمنّّأ َ َك َّلّالب‬
َّ ‫ص َّلّ َوالثو َّمّ َوالك َُّر‬
“Barang siapa yang makan bawang merah, bawang putih dan bawang bakung maka
janganlah mendekati masjid kami, maka sesungguhnya para malaikat terganggu
sebagimana anak adam terganggu”.(Muttafaq ‘alaihi)

3. Menjaga mulut dengan bersifak atau menggosok gigi. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda

ّ‫اكّ َم َّعّ ُك ِّّلّص َََلة‬ ّ ‫اسّ َألَ َمرت ُ ُهمّّ ِبال‬


ِّ ‫س َِو‬ َ ّّ‫علَىّأ ُ َّمتِيّأَو‬
ّ ِ َّ‫علَىّالن‬ َ ّ‫ق‬ ُ َ ‫لَو َّالّأَنّّأ‬
َّّ ‫ش‬
“seandainya tidak memberatkan atas umatku, niscaya akau akan memerintahkan
mereka untuk bersiwak pada setiap shalat”.(Muttaffaq ‘alaihi)

Merapatkan shaf ketika shalat berjama’ah

17
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

‫ّفإنّتسويةّالصفّمنّتمامّالصَلة‬،‫سوواّصفوفكم‬
“Sejajarkan (rapat dan lurus) barisan-barisan kalian, sesungguhnya sejajarnya
barisan termaksud dari kesempurnaan shalat”.(Muttafaq ‘alaihi)

Bagi wanita dilarang memakai wangi-wangian jika hendak kemesjid


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

َّ َ‫ِإذَاّش َِهدَتّّ ِإحدَاكُنَّّّال َمس ِج َّدّف‬


َّّ ‫َلّتَ َم‬
‫سّ ِطيبا‬
“Apabila salah seorang dari kalian mendatangi masjid, maka janganlah memakai
wewangian”.(HR.Muslim)

13. ADAB SHALAT BERJAMAAH


Shalat berjamaah minimal dua orang.
Shalat berjamah minimal dua orang. (HR. Ibnu Majah)
Keutamaan berjamaah 40 hari berturut-turut.
Barangsiapa dapat menjaga takbiratul ihram dalam shalat berjamaah selama
empat puluh hari (setiap lima waktu shalat), akan dijamin terhindar dari fitnah
neraka dan sifat munafik. (HR. Tirmidzi)
Seseorang dibolehkan mengikuti shalat berjamaah setelah shalat munfarid.
Dibolehkan mengikuti shalat berjamaah walaupun telah menunaikan shalat
dengan sendirian. (HR. Nasa'i)

ATURAN DALAM MEMBENTUK SHAF

1. Memulai shaf dari yang terdepan di bagian sebelah kanan imam.

Allah dan para malaikat-Nya membacakan shalawat untuk mereka yang berdiri di
shaf awal dalam shalat dan bagi mereka yang berbaris di sebelah kanan Imam.
Sedangkan yang beridiri di sebelah kiri Imam akan mendapat dua ganjaran. Dan

18
Rasulullah memohonkan ampun bagi orang yang di shaf terdepan tiga kali dan yang
di shaf kedua sekali. (HR. Ibnu Majah)

2. Yang tepat di belakang imam adalah seorang ulama atau hafizh Al Qur'an.

Orang yang sepaturnya berdiri di belakang imam dalam shaf adalah seorang ulama
atau Hafizh Al-Qur'an. (HR. Ibnu Majah)

3. Shaf terbaik bagi laki-laki adalah di depan dan bagi wanita adalah di belakang.

Sebaik-baiknya shaf bagi wanita dalam shalat berjamaah adalah shaf terakhir dan
yang terburuk adalah shaf terdepan. Sebaik-baiknya bagi laki-laki adalah yang
terdepan dan yang terburuk adalah yang terakhir. (HR. Ibnu Majah dan Nasa'i)

4. Shaf harus lurus dan rapat (bahu menempel bahu dan kaki menempel kaki).

Hendaknya meluruskan dan merapatkan shaf dengan menempelkan bahu dengan


bahu dan kaki dengan kaki. Meluruskan shaf adalah menyempurnakan shalat
berjamaah. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Nasa’i)
Tidak lurus dalam shaf dapat menimbulkan perpecahan hati dan ketidak bersatuan di
antara jamaah shalat. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Shaf yang tidak rapat di dalam shalat berjamaah akan menjadikan syetan masuk di
celah-celah yang longgar untuk menggoda manusia. (HR. Nasa’i)

5. Shaf tidak terpotong oleh tiang masjid.

Jangan membuat shaf di antara tiang masjid yang memutus shaf. (HR. Ibnu Majah)

6. Jangan mendirikan shaf menyendiri di belakang.

Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menyuruh seseorang yang menyendiri di belakang


shaf untuk mengulangi shalatnya. (HR. Ibnu Majah)

7. Urutan shaf yang benar.

Urutan shaf makmum dalam shalat jamaah adalah yang terdepan laki-laki, kemudian
anak-anak dan di belakang anak-anak kaum wanita. (HR. Baihaqi)

8. Tata cara membentuk shaf untuk dua orang laki-laki.

Jika berjamaah hanya dua orang laki-laki, maka makmum berada di sebelah kanan
imam. (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)

9. Tata cara membentuk shaf untuk dua laki-laki dan banyak wanita.

19
Jika dua laki-laki dan sebagian wanita, maka dua laki-laki berdampingan dan wanita
di belakang keduanya. (HR. Ibnu Majah)

10. Tata cara membentuk shaf untuk banyak laki-laki dan wanita.

` Jika shalat berjamaah diikuti oleh banyak laki-laki dan wanita, maka imam berdiri di
depan kaum laki-laki dan kaum wanita di belakang kaum laki-laki. (HR. Tirmidzi)

KETENTUAN IMAM SHALAT BERJAMAAH

1. Yang berhak menjadi Imam Shalat.

Yang berhak menjadi imam dalam shalat berjamaah adalah yang lebih banyak
hafalan Al Qu’rannya. Jika sama di antara beberapa orang, maka dipilih yang paling
banyak mengamalkan sunnah. Jika sama, yang paling dulu hijrah, atau yang paling
dulu mengenal agama. Jika sama, yang tertua di antara mereka. (HR. Tirmidzi)

2. Yang tidak dianjurkan untuk menjadi Imam.

 Makruh menjadikan imam orang yang udzur. (Jumhur Ulama)


 Musafir sebaiknya tidak mengimami jamaah shalat orang tempatan. Orang
tempatan (penduduk asli) lebih berhak untuk mengimami shalat berjamaah.
(HR. Tirmidzi dan Nasa’i). Jika terpaksa musafir harus menjadi imam,
hendaknya dengan seijin penduduk setempat. (HR. Muslim, Ahmad, dan Abu
Dawud).
 Jangan bermakmum kepada imam yang berhadats atau imam yang tertidur
atau yang mengantuk. Dan jangan menjadikan imam yang tidak disukai oleh
makmumnya, karena ia juga tidak akan disukai oleh Allah. Jika imam benar,
maka kebenarannya untuk semua jamaah. Jika imam salah, maka
kesalahannya untuk imam sendiri. (HR. Ibnu Majah)
 Nabi saw. menyatakan bahwa akan datang suatu masa dimana orang-orang
akan shalat berjamaah, tetapi tidak ada imam yang layak. (HR. Ibnu Majah)

TUGAS IMAM

1) Mengingatkan makmum untuk merapatkan dan meluruskan shaf.

Sebelum takbir, hendaknya imam menganjurkan makmum agar meluruskan dan


merapatkan shaf. (HR. Bukhari, Muslim, dan Nasa’i)

2) Meringkas bacaan surat.

meringkaskan bacaan surat dalam shalat berjamaah. Dikhawatirkan ada di antara


jamaah orang yang tua, yang udzur, ataupun sakit. (HR. Ibnu Majah)

20
3) Berthuma'ninah.

Tidak terburu-buru dalam sujud dan ruku’. Wajib berthuma’ninah. (HR. Tirmidzi)

4) Menghadap makmum seusai shalat.

Setelah salam, disunnahkan imam menghadap ke makmum, dengan berputar ke kiri atau
ke kanan. (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah)

SYARAT-SYARAT IMAM

1. Berakal.
2. Islam.
3. Lidahnya fasih (dapat membaca Al-Fatihah dengan tepat).
4. Tidak bisu, meskipun makmumnya bisu.
5. Bukan orang ummi (tidak bisa membaca Al-Fatihah dengan baik).
6. Tidak mengikuti gerakan shalat orang lain.

KEWAJIBAN MAKMUM

1. Makmum wajib mengikuti shalat imam.

Jika imam ruku’, makmum pun ruku’, imam sujud, makmum pun sujud dan seterusnya.
(HR. Muslim dan Ibnu Majah).

2. Makmum jangan mendahului imam.

Makmum yang mendahului imam, akan bangkit pada hari Kiamat dalam keadaan
berkepala hewan. (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Makmum jangan meninggalkan tempat shalat sebelum imam.

Makmum jangan meninggalkan tempat shalat sebelum imam meninggalkan tempat


shalatnya, kecuali jika sangat mendesak. (HR. Nasa’i)

4. Cara makmum mengingatkan Imam yang melakukan kesalahan.

Apabila imam melakukan kesalahan, makmum lelaki menegurnya dengan membaca


tasbih, dan makmum wanita menegur dengan menepuk tangan. (HR. Ibnu Majah)

21
14. ADAB MENJENGUK ORANG YANG SAKIT
Hendaklah tidak berlama-lama ketika menjenguk agar tidak menggangu orang
yang sakit beristirahat
Hendaknya menanyakan keadaan orang yang sakit Mendoakan orang yang sakit
agar cepat sembuh “ Laa Ba’sa Thohuurun In Syaa Allah
Mengusap orang yang sakit dengan tangan kanannya seraya berdoa “ Allahumma
Rabbannaas Adzhibil ba’sa isyfi antassyaafii Laa syifaa’a illaa syifaa’uk syifaan laa
yughoodiru tsaqomaa”
Mengingatkan orang yang sakit agar senantiasa bersabar atas takdir Allah swt
dan memperbanyak dzikir dan istigfar kepada Allah swt
Hendaklah mentalqinkan si sakit apabila tampak sakaratul maut dan
memejamkan matanya serta mendoakannya

15. ADAB BERTAMU

A. Adab Bagi Tuan Rumah


Hendaknya mengundang orang-orang yang bertakwa, bukan orang yang fajir
Tidak mengkhususkan mengundang orang-orang kaya saja, tanpa
mengundang orang miskin,
Tidak mengundang seorang yang diketahui akan memberatkannya kalau
diundang.
Disunahkan mengucapkan selamat datang kepada para tamu
Menghormati tamu dan menyediakan hidangan yang terbaik sesuai
kemampuan
Dalam penyajiannya tidak bermaksud untuk bermegah-megah dan berbangga-
bangga
Mendahulukan tamu yang lebih tua daripada tamu yang lebih muda
Jangan mengangkat makanan yang dihidangkan sebelum tamu selesai
menikmatinya.
Melayani para tamunya dan menampakkan kepada mereka kebahagiaan serta
menghadapi mereka dengan wajah yang ceria dan berseri-seri. Batas
penjamuan tamu adalah tiga hari

22
Hendaknya mengantarkan tamu yang mau pulang sampai ke depan rumah

B. Adab bagi tamu

Bagi seorang yang diundang, hendaknya memenuhinya sesuai waktunya


kecuali ada udzur sebab orang yang tidak datang padahal dia diundang maka
ia telah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya
Untuk menghadiri undangan maka hendaknya memperhatikan syarat-syarat
berikut:
Orang yang mengundang bukan orang yang harus dihindari dan dijauhi.
Tidak ada kemungkaran pada tempat undangan tersebut.
Orang yang mengundang adalah muslim.
Tidak ada mudharat bagi orang yang menghadiri undangan.
Hendaknya tidak membeda-bedakan siapa yang mengundang, baik orang yang
kaya ataupun orang yang miskin.
Berniatlah bahwa kehadiran kita sebagai tanda hormat kepada sesama
muslim.
Masuk dengan seizin tuan rumah, begitu juga segera pulang setelah selesai
memakan hidangan, kecuali tuan rumah menghendaki tinggal bersama mereka
Apabila kita dalam keadaan berpuasa, tetap disunnahkan untuk menghadiri
undangan karena menampakkan kebahagiaan kepada muslim termasuk
bagian ibadah.
Termasuk adab bertamu adalah tidak banyak melirik-lirik kepada wajah
orang-orang yang sedang makan.
Hendaknya seseorang berusaha semaksimal mungkin agar tidak memberatkan
tuan rumah,
Sebagai tamu, kita dianjurkan membawa hadiah untuk tuan rumah karena hal
ini dapat mempererat kasih sayang antara sesama muslim,
Jika seorang tamu datang bersama orang yang tidak diundang, ia harus
meminta izin kepada tuan rumah dahulu

23
Seorang tamu hendaknya mendoakan orang yang memberi hidangan
kepadanya setelah selesai mencicipi makanan tersebut dengan doa: ‫ط َر ِع ْن َد ُك ُم‬ َ ‫أَ ْف‬
ُ‫ت َعلَ ْي ُك ُم اْل َمالَئِ َكة‬
ْ َّ‫صل‬
َ ‫و‬, َ ‫ َوأَ َك َل‬, َ‫صائِ ُم ْون‬
َ ‫طعَا َم ُك ُم اْألَب َْر‬
َ ‫ار‬ َّ ‫ال‬
Setelah selesai bertamu hendaklah seorang tamu pulang dengan lapang dada,
memperlihatkan budi pekerti yang mulia, dan memaafkan segala kekurangan
tuan rumah

16. ADAB KEPADA ALLAH

Ikhlas beribadah karena Allah swt


Tidak membicarakan hukum Allah tanpa dasar ilmu
Meyakini bahwa Allah swt yang memiliki kekuasaan atas segenap makhluknya,
yakni yang memberi manfaat atau mudharat, yang menghidupkan dan
mematikan
Berprasangka baik kepada Allah swt
Beribadah sesuai dengan yang diperintahkan

“Dan semua perkara yang baru adalah bid’ah dan seluruh bid’ah adalah
kesesatan dan seluruh kesesatan di neraka” (HR An-Nasaai no 1578).

Mensyukuri nikmatNya

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika


kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
(Qs. Ibrahim Ayat 7)

Mengagungkan dan memuliakanNya syiarNya

Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah. Maka
barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber'umrah, maka tidak ada dosa
baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan
suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri
kebaikan lagi Maha Mengetahui. (Qs. AlBaqoroh : 158)

Merasakan pengawasan Allah swt

Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (Qs. An Nisa: 1)

Menumbuhkan rasa cinta, takut, harap hanya kepada Allah swt

24
“Katakanlah (wahai muhammad): Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah
aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.”(Al-Imran:31)

(Yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak
melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat.” (Al Anbiya: 49)

Bertaubat dan hanya mohon ampun kepadaNya

Artinya :

"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak
mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk
orang-orang yang merugi. (Qs. Al A’raf : 23)

Bersabar atas semua takdirNya

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar. (Qs. Ab Baqoroh : 155)

Konsisten dalam beribadah


Mencintai orang yang dicintaiNya dan membenci orang yang dibenciNya

Berdzikir kepadaNya

Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang
sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (Qs. Al
Ahzab : 41-42)

Malu untuk berbuat maksiat kepadaNya

25
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Az Zumar: 53)

26

Anda mungkin juga menyukai