Anda di halaman 1dari 6

RIWAYAT HIDUP IMAM TIRMIDZI (RADHIALLAHU 'ANHU)

Imam at-Tirmidzi nama panggilannya adalah Abu 'Isa, sedangkan nama aslinya
Muhammad bin "isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dhahhak as-Sulami.
Beliau dilahirkan pada tahun 209 Hijriah di desa Bugh, kemudian pindah ke kota
Tirmidz* sampai akhir hidupnya, ( pada tahun 279 hijriah pada usia 70 tahun).
Nota*1:
Penuliskitab"AlQamus"menerangkanbahawahuruftanyadibacakasrah(Tirmidz).
TirmidzadalahnamasebuahkotakunoditepisungaiBalkhdiwilayahpantaisebelahtimur.
Kotainidikenalpuladengan"madinatulRijal"(kotakaumlelaki).
SyaikhIbrahimalBajurimenerangkanbahawaTirmidzimenurutpendapatyangmasyur
dibaca"Tirmidz",tapiulamaAhlulMa'rifahmembacanya"Turmudzi",danadapula
yangmembacanya"Tarmidzi".

Para ahli sejarah menyatakan bahawa dimasa hayat Imam Tirmidzi merupakan
masa keemasan ilmu Hadits, dan sebagai penggeraknya adalah Imam Muhammad
bin Idris as -Syafi'i al-Muthalibi (Imam Syafi'i), yang hidup antara tahun 150 Hijriah 204 Hijriah.
Imam Syafi'i berhasil mengajarkan kepada umat Islam, terutama penduduk Iraq dan
Mesir perihal sumber hukum yang berasal dari sunnah dan bagaimana cara
mengamalkan Sunnah berdampingan dengan al-Quran. Ia pun berhasil membuat
qaidah-qaidah Ushulul Ijtuhad (Ushul Fiqih) serta mengembangkannya. Dikala
diadakan perbincangan perihal kedudukan Hadits dalam lapangan hukum Islam, ia
berhasil meyakinkan lawan-lawannya perihal kewajiban mengambil dasar hukum
dari Hadits sebagai dalil, dan membuat mereka tak mampu berbantahan lagi.
Selanjutnya sejarah menyaksikan bahawa Imam-Imam besar penyusun Sunnah,
banyak bermunculan pada masa-masa berikutnya. Walaupun mereka tidak sempat
bertemu dan berguru kepada Imam Syafi'i, kerana beliau wafat lebih dahulu, namun
demikian mereka sempat bertemu dengan teman-temannya, orang yang
sepergaulan dengannya, serta lawan-lawan perbahasan ilmiahnya, juga dengan
murid-muridnya yang sudah menjadi orang besar.

Berikut ahli-ahli hadits dan masa hidup mereka :

1. Imam Bukhari,(muhammad bin Ismail Abu Abdillah, Beliau dilahirkan pada bulan
Syawal tahun 194 Hijriah dan wafat pada hari Sabtu pertengahan bulan Syawal
tahun 256 Hijriah.
2. Imam Muslim bin al-hajjaj al-Qusyairi Abul Hasan. Ia dilahirkan pada tahun 209
Hijriah dan wafat pada 25 Rejab tahun 256 Hijriah.
3. Imam al-Hafidh at-Tirmidzi. Ia dilahirkan pada tahun 209 Hijriah dan wafat pada 13
Rejab tahun 279 Hijriah.
4. Abu Daud, Sulaiman bin al-'Asy'ats as-Sajistani. Ia dilahirkan pada tahun 202
Hijriah dan wafat pada 16 Syawal tahun 257 Hijriah.
5. An-Nasai, (Ahmad bin Syu'aib), Abu 'Abdirrahman panggilannya. Ia dilahirkan tahun
215 Hijriah dan wafat pada 13 Shafar tahun 303 Hijriah.
6. Ibnu Majah (Muhammad bin Yazid bin Majah), Abu Abdillah nama panggilannya. Ia
dilahirkan pada tahun 209 Hijriah dan ia wafat pada 22 Ramadhan tahun 273
Hijriah.
Imam-imam Hadits yang enam (6) ini meriwayatkan Hadits yang mereka terima dari
banyak guru-guru Hadits. Sebagian mereka meriwayatkan Hadits dari guru yang
berbeda, tapi banyak pula diantara mereka yang meriwayatkan Hadits dari guru
yang sama.

Ada sembilan (9) guru hadits yang mereka bersama jadikan sebagai sumber
pengambilan Hadits Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wassalam, iaitu:
1. Abu Hafsh, 'Amr bin Ali al-Fallas, beliau dilahirkan setelah tahun 16 0 Hijriah dan
wafat pada tahun 249 Hijriah.
2. Nashr bin Ali al-Jahdlami, beliau wafat pada tahun 252 Hijriah.
3. Muhammad bin Basysyar, beliau dilahirkan pada tahun 167 Hijriah.
4. Ya'qub bin Ibrahim ad-Dauraqi, beliau dilahirkan pada tahun 166 Hijriah.

5. Muhammad bin Mutsanna, Abu Musa nama panggilannya, beliau dilahirkan pada
tahun 167 Hijriah.
6. Ziyad bin Yahya al-Hasani, beliau dilahirkan pada tahun 254 Hijriah.
7. 'Abbas bin 'Abdul 'Adhim al-'Anbari, beliau dilahirkan pada tahun 246 Hijriah.
8. Muhammad bin Ma'mar al-Qaisi al-Bahrani, beliau dilahirkan pada tahun 256
Hijriah.
9. Abu Sa'id al-Asyaj, ('Abdullah bin Sa'id al-Kindi, beliau dilahirkan pada tahun 257
Hijriah.
Imam at-Tirmidzi sempat pula bertemu dan berguru kepada guru-guru Hadits yang
lebih tua dari mereka. Adz-Dzahabi di dalam kitabnya " Tadzkiratul Huffadh "
menerangkan sebagai berikut :
" Imam at-Tirmidzi sempat berguru kepada Qutaibah* bin Sa'id, Abu Mash'ab*,
Ibrahim bin 'Abdillah al-Harawi*, Ismail bin Musa as-Suddi*, Suwaid bin Nashr*, dan
Ali bin Shakhar*.

Nota*2:
QutaibahbinSa'idasTsaqafi,AbuRajanamapanggilannya,beliauhidupantaratahun150
sampai240Hijriah.

Nota*3:
AbuMash'ab(AhmadbinAbuBakarasZuhri,alMadanibeliauhidupantaratahun150
Hijriajsampaitahun242HIJRIAH.

Nota*4:
Ibrahiimbin'AbdillahalHarawiadalahIbrahimbinAbdullahbinHatimazZuhri,yang
hidupantaratahun178Hijriahsampaitahun244Hijriah.

Nota*5;
IsmailbinMusaasSuddiialahIsmailbinMusaalFazariasSuddiyangwafatpadatahun
245Hijriah.

Nota*6:
SuwaidbinNashrbinSuwaidalMarwaziasSuddi,beliauwafatpadatahun240Hijriah
dalamusia91tahun.

Nota*7:
AlibinShakharadalahAlibinHajaralMarwazi,yangwafatpadatahun244Hijriahdalam
usiahampir100tahun.

Imam Tirmidzi adalah salah seorang murid Imam Bukhari dan merupakan salah
seorang rawinya. Beliau belajar kepada Imam Bukhari dalam Ilmu Hadits dan Ilmu
Fiqih. Selain belajar dengan tekun, beliau pun sering berbincang dengan Imam
Bukhari, adakalanya pendapat beliau tidak sejalan dengan pendapat Imam Bukhari.
Dan perbedaan pandangan ulama dalam mencari kebenaran adalah hal yang wajar,
sebagaimana kerap terjadi dalam berbagai bidang.

Dalam memperdalam ilmunya, Imam Tirmidzi banyak mengembara ke berbagai


negeri. Ia mengikuti berbagai tempat pengajian ilmu yang berada di Khurasan, Iraq
dan Hijaz.

Al-Hafidh Abul Fadlal Muhammad bin Thahir al-Maqdisi bercerita, bahawasanya alHasan bin Ahmad Abu Muhammad as-Samarkandi mengabarkan bahawa Abu
Basyar Abdullah bin Muhammad bin 'Amr mengabarkan kepada kami bahawasanya
Abu Sa'id 'Abdurrahman bin Muhammad al-Idrisi al-Hafidh bercerita sebagai berikut.:
" Muhammad bin 'Isa bin Saurah at-Tirmidzi al-Hafidh ad-Dharir (yang cacat
penglihatan diakhir hayatnya) adalah seorang Imam teladan dalam bidang Ilmu
Hadits. Beliau telah menyusun kitab al-Jami', at-Tawarikh dan al-'Ilal. Kitab-kitab
susunannya itu membuktikan bahwa ia seorang ulama yang berpengetahuan luas,
yang selalu menjadi suri tauladan orang lain, terutama dalam hafalan Hadits ".

As-Sam'ani berkata dalam kitabnya " al-Ansab " :


" At-Tirmidzi adalah Imam pada masanya yang tidak ada tandingannya. Ia
mempunyai beberapa karya tulis, dan ia merupakan salah seorang Imam teladan
pada bidang Ilmu Hadits".
Selain itu, dapat pula dinukil dari ad-Dzahabi dalam " Tadzkiratul Huffadh " , Ashafdi
dalam " Nuktul Himyan " dan al-Muzi dalam " at-Tahdzib " , bahwa Ibnu Hibban
menyebut tentang Imam Tirmidzi dalam kitabnya " as-Tsiqat " sebagai berikut :
" At-Tirmidzi adalah salah seorang di antara sekian banyak orang yang
menghimpun Hadits, kemudian menyusunnya didalam kitab, menghafalkannya serta
memudzakarahkannya ".
Ad-Dzahabi di dalam kitabnya " al-Mizan " mengungkapkan:
" At-Tirmidzi adalah seorang Hafidhul 'Ilmi, penyusun kitab al-Jami' dan dipercayai
riwayatnya oleh ijma ulama. jangan terpengaruh oleh pernyataan Abu Muhammad
bin Hazm tentang peribadi at-Tirmidzi yang ditulis dalam kitab " Al-Aishal " pada
bab Faraid. Abu Muhammad menuduh beliau sebagai majhul (tidak dikenal).
Padahal Abu Muhammadlah yang tidak tahu adanya kitab al-Jami' dan al-'Ilal buah
tangan Imam at-Tirmidzi ".
Ibnul 'Imad al-Hambali di dalam kitabnya " Syadzratudz Dzahab ", mengungkapkan :
" At-Tirmidzi amat menonjol dikalangan ulama seangkatannya. Ia merupakan
contoh dalam hal menghafal dan mendalami Hadits ".
Diriwayatkan oleh al-Hakim Abu Ahmad dari salah seorang gurunya, yang berkata :

" Dikala Muhammad bin Ismail al-Bukhari (Imam Bukhari) meninggal dunia, tiada
yang ia tinggalkan di Khurasan orang yang saperti Abu 'Isa (at-Tirmidzi) ditinjau dari
segi ilmu, kekuatan menghafal, wara' dan kezuhudannya. At-Tirmidzi banyak
menangis sehingga diakhir hayatnya menjadi buta. Dan ia buta beberapa tahun
sampai meninggal dunia ".
Di dalam kitab "at-Tahdzib", Abul Fadhal al-Bailamani bercerita (dengan sanad
sebagai berikut : dari Nashr bin Muhammad as-Syibrakuhi, dari Muhammad bin
Isa at-Tirmidzi) bahawa Imam Bukhari berkata kepada at-Tirmidzi sebagai berikut :
" Sesungguhnya manfaat yang dapat kau ambil dari dirimu sendiri, lebih banyak
dari manfaat yang dapat kau ambil dariku ".

Ibnul Atsir di dalam kitabnya "at-Tarikh" berkata:

" At-Tirmidzi adalah seorang Imam dan Hafidh* . Ia telah menulis banyak kitab yang
bermutu. Di antara karyanya adalah "al-Jami'ul Kabir" , sebuah kitab yang sangat
baik ".
Nota*8:
HafidhadalahgelaranbagiseorangahliHaditsyangtelahhafalataumenguasaisedikitnya
100,000(seratusribu)Hadits,sertahafalpulasanaddanmatannya.

Abu 'Ali, (Manshur bin Abdullah al-Khalidi menyatakan bahawa Imam atTirmidzi pernah berbicara tentang kitabnya "al-Jami'ul Kabir", sebagai berikut:

" Setelah ku tulis kitab ini, kemudian ku perlihatkan kepada para ulama Hijaz, Iraq
dan Khurasan , ternyata mereka menyambutnya dengan gembira dan memberikan
komen : Barangsiapa yang menyimpan kitab ini di rumahnya, maka seakan-akan di
dalam rumahnya ada Nabi Sallallahu 'alaihi Wasallam yang sedang bersabda "

Anda mungkin juga menyukai