Anda di halaman 1dari 18

Takhrij Hadis

• Menyebutkan hadis beserta sanadnya


• Menyebutkan sanad lain untuk hadis di dalam
suatu kitab yang telah ada sanadnya
• Mencari sanad hadis yang tidak
ada/disebutkan sanadnya
• Mencari hadis di dalam kitab induk (serta
menyebutkan nilainya)
Takhrij
secara garis besar ada dua:

• Takhrij Ijmali, mencari hadis pada kitab


induk hadis
• Takhrij tafsili, mencri hadis dalam kitab
induknya beserta menjelaskan nilai dan
statusnya.
Tujuan takhrij

• Mengetahui tempat asal hadis/asal


muasal hadis, dan juga keadaannya,
sehingga diketahui apakah suatu hadis itu
diterima ataukah ditolak.
Manfaat takhrij

• Mengetahui asal muasal hadis


• Mengetahui sanad hadis secara keseluruhan
• Mengetahui keadaan isnad hadis
• Mengetahui keadaan hadis
• Mengetahui dan menentukan nilai hadis
(kenaikan status hadis)
• Mengetahui hukum dan penilaian para ulama
terhadap hadis
• Dapat menilai Perawi hadis
• Dapat menentukan hadis, mubham atau
tidaknya
• Dapat menghilangkan `an`anah perawi yang
melakukan tadlis
• Menghilangkan kekhawatiran terjadinya
ikhtilath (campur baur) perawi
• Mengetahui dengan tepat nama seorang
perawi, yang kadang disebutkan dengan laqab
• Mengetahui tambahan riwayat
• Dapat mengetahui dan menjelaskan arti
yang gharib/asing
• Menghilangkan
kesyudzudzan/kejanggalan
• Dapat menjelaskan kemudrajan hadis
• Dapat menjelaskan kekurangan hadis
• Membuka kewahman dan kesalahan
perawi
• Mengetahui periwayatan dengan lafadh
• Dapat menjelaskan keadaan-keadaan
hadis (tanda-tanda yang di dalamnya)
• Dapat mengetahui kesalahan naskah
• Dapat menjelaskan waktu dan tempat
yang berkaitan dengan hadis
Atau dapat ringkas bahwa manfaat takhrij itu
ialah:

• Dapat mengumpulkan keseluruhan sanad


hadis
• Dapat mengumpulkan keseluruhan matn
hadis
Metode takhrij hadis
Setidaknya ada lima metode untuk ini:

• Takhrij berdasarkan huruf permulaan


matan hadis
• Takhrij berdasarkan lafadh-lafadh hadis
• Takhrij berdasarkan perawi pertama
hadis
• Takhrij berdasarkan tema hadis
• Takhrij berdasarkan macam-macam hadis
Takhrij berdasarkan huruf permulaan
hadis, dapat dilakukan melalui
• Kitab al-Jami` al-Shaghir, al-Suyuthi
• Kitab Fath al-Kabir, al-Suyuthi
• Kitab Jam` al-Jawami`/al-Jami` al-Kabir, al-
Suyuthi
• Kitab al-Jami` al-Azhar, al-Manawi
• Kitab Hidayat al-Bari, al-Thahthawi
• Beberapa kitab dengan metode ijmal.
Ada yang harus diperhatikan

• Kadang ada kesulitan, karena teks hadis


(permulan hurufnya) tidak sama. Ini
disebabkan adanya riwayat bi al-Makna,
sehingga tidak semua hadis yang
dimaksud bisa didapatkan.
Takhrij berdasarkan lafadh hadis

• Lafadh-lafadh hadis yang berbentuk isim


dan fi`il dapat digunakan
• Kitab disusun untuk mentakhrij melalui
ini, “al-Mu`jam al-Mufahharats li alfadhi
al-Hadits al-Nabawi”, A. J. Wensinck
Takhrij berdasarkan perawi pertama hadis

• Perawi pertama adalah sahabat, apabila


hadisnya muttasil al-sanad; dan bisa
tabi`i, apabila hadisnya mursal.
• Kitab yang dapat digunakan adalah kitab-
kitab athraf dan kitab-kitab musnad
Takhrij berdasarkan tema hadis, dilakukan
melalui kitab:

• Kanz al-`Ummal, al-Hindy


• Muntakhab Kanz al-`Ummal, al-Hindy
• Miftah Kunuz al-Sunnah, A.J. Wensinck
• Al-Mughni `an Haml al-Ashfar, al-`Iraqi
• Al-Dirayah, Ibnu Hajar
• Al-Talkhish al-Habir, Ibnu Hajar
• Muntaqa al-Akhbar, Ibnu Taymiyyah
• Bulugh al-Maram, Ibnu Hajar
• Taqrib al-Asanid, al-Iraqi
• Al-Targhib wa al-Tarhib, al-Mundiri
• Al-Zawajir, Ibn Hajar al-Haytami
• Al-Durr al-Mantsur, al-Suyuthi
• Fath al-Qadir, al-Syaukani
• Tafsir Ibnu Katsir
• Al-Kaf al-Syaf, Ibnu Hajar
• Al-Khashaish al-Kubra, al-Suyuthi
• Manahil al-Shafa, al-Suyuthi
• Sirah Ibnu Katsir
• Subul al-Huda wa al-Rasyad, al-Syami
Takhrij berdasarkan (macam-macam)
sifat yang tampak pada hadis
• Sifat (macam) hadis bisa berupa hadis
Mutawatir, misalnya dilakukan melalui
kitab al-Azhar al-Mutanatsirah fi al-
Akhbar al-Mutawatirah, al-Suyuthi.
• Bisa berupa hadis Qudsi, misalnya
dilakukan melalui kitab al-Ittihafat al-
Tsaniyyah fi al-Ahaditsi al-Qudsiyyah, al-
Madani
• Bisa berupa hadis Masyhur, misalnya dapat
dilakukan melalui kitab al-Maqashid al-
Hasanah, al-Sakhawi
• Bisa berupa hadis mursal, misalnya dapat
dilakukan melalui kitab al-Marasil, Abu Dawud
• Atau bahkan bisa berupa hadis maudlu`,
misalnya dapat dilakukan melalui kitab Tanzih
al-Syari`ah al-Marfu`ah `an al-Akhbar al-
Syani`ah al-Maudlu`ah, Ibnu `Iraq.
Takhrij=penelitian hadis

• Dua aspek hadis; yakni sanad dan


matan, kedua-duanya menjadi obyek
penelitian hadis.
• Sanad hadis; perawinya,
kebersambungannya, metode
transfernya, dll., semuanya juga
menjadi obyek penelitian hadis.

Anda mungkin juga menyukai