Anda di halaman 1dari 12

I.

Definisi dan kegunaan takhrij hadits

Takhrij menurut bahasa memiliki beberapa makna. Yang paling mendekati


disini adalah berasal dari kata kharaja (‫ )خرج‬yang artinya nampak dari tempatnya
atau keadaaannya, dan terpisah, dan kelihatan. Demikian juga kata al-ikhraj (‫)االخرج‬
yang artinya menampakkan dan memperlihatkannya. Dan kata al-makhraj (‫)المخرج‬
yang artinya tempat keluar.

Mahmud al-Thahhan mendefinisikan tentang takhrij adalah :

‫التخريجهوالداللةعلىموضعالحديثفىمصادرهاالصليةالتىاخرجتهبسندهثمبيانمرتبتهعندالحاجة‬

“Takhrij ialah penunjukan terhadap tempat hadits dalam sumber aslinya yang
dijelaskan sanadnya dan martabatnya sesuai dengan keperluan”.

Maka secara bahasa takhrij adalah : Terhimpunnya dua perkara yang


berlawanan dalam satu masalah1. Sedangkan secara istilah takhrij berarti : Penjelasan
keberadaan sebuah hadits dalam berbagai referensi hadits utama dan penjelasan
otentisitas serta validitasnya.

Yang dimaksud referensi hadits utama pada hal diatas adalah semua tipologi
kodifikasi hadits yang penyusunnya mendatangkan hadits tersebut dengan sanad
sendiri. Maka tidak dibenarkan merujuk kepada kumpulan hadits yang disusun tanpa
ada sanad. Karena inti kajian hadits merupakan gabungan analisa sanad dan matan
hadits. Dan yang dimaksud otentisitas hadits adalah menentukan derajat hadits yang
diteliti, apakah shahih, hasan, dhaif, atau maudhu’.

Mahmud Al-Thahan dalam bukunya Metode Takhrij dan Penelitian Sanad


Hadis membatasi kegiatan takhrij hadits hanya pada point pertama2, adapun
penjelasan hadits hanya apabila diperlukan. Padahal saat ini sudah dirasa sangat
diperlukan penjelasan status hadits tersebut. Bahkan bukan hanya penjelasa status

1
Al-Tahhan, Metode Takhrij dan Penelitian Sanad Hadits, terj. Ridlwan Nasir (Surabaya: Bina
Ilmu,1995), hl. 1
2
Ibid,, 5

1
hadits yang dijadikan objek penelitian, melainkan juga sisi validitasnya sehingga
dapat dipaparkan apakah hadits tersebut ma’mul atau ghairu ma’mul.

Dengan demikian kegunaan Takhrij hadits diantaranya adalah :

1. Mengetahui siapa saja yang mengeluarkan hadits yang ditakhrij dalam buku-
buku utamanya.
2. Mengetahui syawahid perawi sahabatnya.
3. Mengetahui tawabi’ pada setiap tabaqat sanadnya.
4. Mengetahui sisipan yang diriwayatkan dari berbagai syawahid dan tawabi’
nya.
5. Mengetahui kredibilitas sang perawi.
6. Mengetahui terpenuhi dan tidaknya persyaratan keshahihan hadits.
7. Mengetahui sisi validitas hadits.

II. Metode Takhrij Hadith

Jika kita hendak menakhrijkan hadith dan hendak mengetahui tempatnya


dalam sumber aslinya, terlebih dahulu harus mempelajari keadaan hadith yang kita
maksudkan, sebelum kita menelitinya dalam kitab-kitab hadith. Hal ini dengan cara
melihat sahabat yang meriwayatkannya (jika terdapat), pokok bahasannya, lafal-
lafalnya, lafal pertamanya, atau dengan melihat sifat-sifat tertentu dalam sanad atau
matannya.

Sepanjang penelitian, metode menakhrijkan hadith tidak lebih dari lima


macam yaitu :

1. Dengan cara mengetahui sahabat yang meriwayatkan hadith

Untuk menerapkan metode takhrij yang pertama ini, kita dapat menggunakan
tiga macam kitab, yaitu :

2
a. Kitab-kitab Musnad

Musnad adalah kitab hadith yang disusun berdasarkan nama-nama


sahabat, atau kitab yang menghimpun hadith-hadith sahabat. Musnad yang
berhasil ditulis para ahli hadith, jumlahnya cukup banyak, hingga mencapai
seratus musnad, bahkan lebih. Menurut Al-Kattani dalam Ar-Risalatul
Mustatrafah bahwa kitab-kitab Musnad tersebut, berjumlah 82 kitab, dan
selain itu masih banyak lagi3.

Berikut ini nama-nama sebagian kitab Musnad :

a. Musnad Ahmad bin Hambal (-241)

b. Musnad Abu Bakar, Abdullah bin Az-Zubair Al-Humaidi

c. Musnad Abu Dawud Sulaiman bin Dawud At-Tayalisi (-204 H)

d. Musnad Asad bin Musal Al-Umawi (-212 H)

e. Musnad Musaddad bin Musarhad Al-Asadi Al-Basri (-228 H)

f. Mussnad Nu’aim bin Hammad.

g. Musnad Ubaidillah bin Musa Al-Aisi

h. Musnad Abu Khasaimah Zuhair bin Harb

i. Musnad Abu Ya’la Ahmad bin Ali Al-Musani Al-Mausili (-249 H)

j. Musnad Aid bin Humaid (-249)

b. Kitab-kitab Mu’jam (Al-Ma’ajim)

Kata Al-Ma’ajim adalah bentuk jamak dari kata Al-Mu’jam, yang


menurut istilah ahli hadith adalah kitab-kitab hadith yang disusun
berdasarkan musnad-musnad sahabat, guru-gurunya, negara, atau lainnya,

3
Ar-Risalatul Mustatrafah : 74

3
dan umumnya susunan nama-nama sahabat itu berdasarkan urutan huruf
hijaiyah. Tetapi pembicaraan kita dalam hal ini hanyalah kitab-kitab Mu’jam
yang disusun berdasarkan musnad-musnad sahabat. Kitab-kitab mu’jam ini
jumlahnya banyak sekali, dan yang masyhur adalah4
a. Al-Mu’jamul Kabir
b. Al-Mu’jamul Ausat
c. Al-Mu’jam As-Saqir
d. Mu’jam As-Sahabah karya Ahmad bin Ali bin Lalin Al-Hamdany (-
398 H)
e. Mu’jam As-Sahabah karya Abu Ya’la Ahmad Ali Al-Mausili (-308 H)

c. Kitab-kitab Atraf
Kitab Atraf adalah bagian kitab-kitab hadith, yang hanya menyebutkan
bagian (tarf) hadith yang dapat menunjukkan keseluruhannya, kemudian
menyebutkan sanad-sanadnya, baik secara menyeluruh atau hanya
dinisbatkan (dihubungkan) pada kitab-kitab tertentu. Pada umumnya kitab
Atraf ini disusun berdasarkan musnad-musnad sahabat sesuai dengan dengn
urutan huruf hijaiyah. Maksudnya kitab tersebut dimulai dengan hadith-
hadith sahabat yang namanya dimulai dengan huruf alif, kemudian ba, dan
seterusnya. Kegunaan kitab-kitab Atraf diantaranya adalah :
a. Dapat mengetahui sanad hadith yang berbeda-beda, tetapi dapat
dikumpulkan dalam suatu tempat, dan selanjutnya dapat mengetahui
hadith gharib, hadith aziz, dan hadith masyhur.
b. Dapat mengetahui para rawi hadith
c. Dapat mengetahui jumlah hadith setiap sahabat dalam kitab-kitab yang
menjadi objek atraf

4
At-Tahlan Mahmud, Metode Takhrij dan Penelitian Sanad Hadis, hlm.29

4
2. Mengetahui Lafal Pertama dari Matan Hadith

Ada tiga macam kitab yang membantu untuk menggunakan metode tersebut
yaitu5

1. Kitab-kitab tentang hadith masyhur di kalangan Masyarakat

 Al-Maqasidul Hasanah fi Bayani Kasirin Minal Ahadisil Musythirah


‘Alal Al-Sinah, karya Muhammad bin Abdur-Rahman As-Sakhawi
 Tamyizut Tayyib Minal Khabis Fi Ma Yaduru ‘Ala Alsinatin Nasi
Minal Hadis, Karya Abdur-Rahman bin Ali bin Ad-Diba’ Asy-
Syaibani (-994 H)
 Kasyful Khafa’ Wa Muzilul Iltibasi ‘Amma Isytahara Minal Ahadisi
‘Ala Alsinatin Nasi, karya Ismail bin Muhammad Al-Ajluli
 Asnal Matalib Fi Ahadisa Mukhtalifatill Maratib, karya Muhammad
bin Darwisy.

2. Kitab-kitab tentang hadith yang disusun berdasarkan urutan huruf


hijaiyah

 Al-Jami’us Sagir Min Hadisil Basyirin Nazir, karya Jalaluddin


Abdur-Rahman bin Abu Bakar As-Suyuti
 Al-Jami’ul Kabir, karya As-Suyuti
 Az-Ziyadatu ‘Ala Kitabil Jami’is Sagir, karya As-Suyuti
 Al-Fathul Kabir Fi-Dammiz Ziyadati Ila Ahadisil Jami’is Sagir, karya
Syekh Yusuf Nabhani.

3. Kitab-kitab Miftah (kunci) dan fahras (kamus) kitab-kitab hadith


tertentu

 Miftahus Sahihain, karya Asy-Syarif bin Mustafa At-Tauqadi

5
Ibid, hlm.40-41

5
 Miftahu At-Tartib Li-Ahadisil Tarikhil Khatib, karya Sayyid Ahmad
bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Sadiq Al-Gamariy Al-Maghribi
 Al-Bugyah Fi-Tartibi Ahadisil Hilyah, karya Sayyid Abdul ‘Aziz bin
Sayyid Muhammad bin Sayyid Sadiq Al-Gamari
 Miftahul Muwatta’, karya Muhammad Fuad Abdul Baqi
 Miftah Sunan Ibnu Majah, karya Muhammad Fuad Abdul Baqi

3. Mengetahui Lafal Matan Yang Sedikit Berlakunya

Kita dapat menggunakan kitab Al-Mu’jamul Mufahras Li Alfazil


Hadisin Nabawi. Kitab ini merupakan kitab Mu’jam yang memuat daftar
lafal-lafal hadith dalam sembilan kitab hadith yang masyhur, yaitu kitab
hadith enam, Muwatta’, Malik, Musnad Ahmad, Musnad Ad-Darimi.6

4. Mengetahui Pokok Bahasan Hadith

Menakhrijkan hadith berdasarkan metode ini dapat menggunakan kitab-kitab


hadith yang tersusun berdasarkan bab dan pembahasan fikih. Kitab-kitab ini
dibagi menjadi tiga macam, yaitu :7

a. Kitab hadith yang membahas seluruh masalah keagamaan, yang


masyhur diantaranya adalah Al-Jawami’, Al-Mustakhrajat Wal-
Mustadrakat ‘Alal Jawami’, Al-Ma’ajim, Az-Zawa’id, dan Miftahu
Kunuziz-Sunah.

b. Kitab hadith yang membahas sebagian besar masalah keagamaan,


yang terdapat bermacam-macam kitab, dan yang masyhur di antaranya
adalah As-Sunan, Al-Musannafat, Al-Muwatta’at dan Al-Mustakhrajat
‘Alas-Sunan.

c. Kitab hadith yang membahas masalah atau aspek tertentu dari


beberapa masalah atau aspek keagamaan, yang terdapat bermacam-
6
Ibid, hlm. 55
7
Ibid, hlm 66-67

6
macam kitab, yang masyhur diantaranya adalah Al-Ajza’, At-Targib
Wat-Tarhib, Az-Zuhd Wal-Fada’il Wal Adab Wal-Akhlaq, Al-Ahkam.

5. Meneliti Sanad dan Matan Hadith

a. Penelitian Matan

 Jika dalam matan hadith terdapat tanda-tanda kepalsuan seperti


lemah lafalnya, rusak maknanya atau bertentangan dengan teks al-
Qur’an yang sarih atau sebagainya, maka cara yang tepat untuk
mengetahui sumbernya adalah melihat kitab-kitab Al Maudu’at
(Kitab-kitab tentang hadith maudu’) adalah Tanzihus-Syariat Al
Marfu’ah Anil Ahadisis-Syani’ah Al Maudu’ah, karya Abdul Hasan
Ali bin Muhammad bin Iraq Al Kinani (-963 H).
 Jika matan itu termasuk hadith qudsi, maka sumber yang tepat untuk
mencarinya adalah kitab-kitab yang khusus menghimpun hadith
qudsi karena di dalamnya disebutkan hadith dan perawinya secara
lengkap. Diantara kitab-kitab tentang hadith qudsi adalah Misykatul
Anwar Fina Ruwiya’Anillahi Subhanahu Wa Ta’ala Minal Akhbar,
karya Muhyiddin Muhammad bin Ali bin Arabi Al Khatimi Al-
Andalusi (-638)

b. Penelitian Sanad

Jika dalam sanad hadith terdapat kesamaran, seperti :

 Seorang bapak meriwayatkan hadith dari anaknya, maka sumber


yang tepat untuk menakhrijkannya adalah kitab-kitab khusus tentang
hadith-hadith riwayat bapak dari anaknya. Seperti kitab Riwayatul
Aba’ ‘Anil Abna’, karya Abu Bakar Ahmad bin Ali Al Khatib Al
bagdadi (-463 H)
 Sanadnya musalsal. Maka dapat dipakai kitab-kitab tentang hadith
musalsal, seperti kitab Al Musalsalatul Kubra, karya As Suyuti dan

7
kitab Al Manahilus Salsalah Fil Ahadisil Musalsalah, karya
Muhammad bin Abdul Baqi Al Ayyubi.
 Sanadnya mursal. Maka dapat dipakai kitab-kitab tentang hadith
mursal, seperti kitab Al Marasil, karya Abu Dawud As Sijistani dan
kitab Al Marasil karya Ibnu Abi Hatim Abdur Rahman bin
Muhammad Al Hanzal Ar Razi.

c. Penelitian Matan dan Sanad

Dalam hal ini terdapat beberapasifat dan keadaan seperti adanya illat
dan kesamaran baik dalam matan atau sanad hadith yang dapat
dideteksi melalui kitab-kitab khusus seperti :

 ‘Illalul Hadis, karya Ibnu Abu Hatim.


 Al Asma’ul Mubhamah Fil Anba’il Muhkamah karya Al Khatib Al
Baghdadi.
 Al Mustafad Min Mubhamatil Watni Wal Isnad karya Abu Zur’ah
Ahmad bin Abdur Rahim Al Iraqi.

III. Contoh takhrij hadis

‫الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب‬

Artinya : “ dengki itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar

“Penelusuran hadits yang ditelusuri pada kitab al-mu’jam al mufharas terdapat pada
jilid I halaman 465”,dengan penelusuran kata ‫ حسد‬ditemukan data atau tanda sebagai
berikut :

8
‫جه ‪ :‬زهد ‪22‬‬

‫د ‪ :‬أدب ‪44‬‬

‫‪Setelah melakukan penelusuran hadits maka akan ditampilkan hadit-hadits‬‬


‫‪berdasarkan kitab sumbernya sesuai data / tanda-tanda yang ditemukan dari kitab di‬‬
‫‪atas :‬‬

‫‪Susunan hadits yang riwayatnya ibnu majah :‬‬

‫خدثنا هارون بن عبدهللا الحمال وأحمد بن ابن المأزهرقاال حدثنا ابن أبى فديك عن عيسى بن أبي عيسى الحناط‬
‫عن أبي الزناد عن أنس أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب‬
‫والصدقة ثطفئ الخطينة كما يطفئ الماء النار والصالة ثور المؤمن والصيام جنة من النار‬

‫خدثنا أبو معاوية عن األمش عن يزيد الرقاشي عن أنس بن مالك قال قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ان‬
‫الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب‬

‫‪Susunan riwayat yang mukharrijnya abu dawud :‬‬

‫حدثنا عثمان بن صالح البغدادي أبو عامر يعني عبد مالك بن عمر وحدثنا سليمان بن يالل عن ابرهيم بن أبى‬
‫اسيد عن أبي هريرة أن النبي صلى هللا عليه وسلم قال اياكم والحسد فان الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار‬
‫الحطب أو قال العشب‪.‬‬

‫ابرهيم ب ن أبي أسيد المد ني البراد عن جده عن أبي هريرة عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال اياكم والحسد فان‬
‫الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب‬

‫عن أبي هريرة أن النبي صلى هللا عليه وسلم قال اياكم والحسد فان الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب‬

‫حدثنا سعيد عتدهللا وعبد الوارث قال حدثنا قاسم أضبغ قال حدثنا لسماعيل بن اسحاق قال حدثنا عبد هللا بن مسلمة‬
‫بن قعنب قال حدثنا سليمان بن بالل عن ابراهيم بن أبي أسيد عن جده عن أبي هريرة أن النبي صلى هللا عليه‬
‫وسلم قال اياكم والحسد فان الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب‬

‫‪9‬‬
Dari keenam hadits yang dikutip diatas, hadits tersebut hanya diriwayatkan oleh
dua mukharij saja yaitu ibnu majah dan abu dawud,walaupun terlihat ada beberapa
perbedaan susunan redaksi ( teks ) matan dari hadits tersebut,tetapi masih dalam satu
makna, hal ini biasa terjadi karena :

1. Sahabat yang menerima hadits tersebut lebih dari satu.


2. Hadits tersebut telah diriwayatkan secara makna (riwayah bi al ma’na ),jadi
perbedaan itu masih dapat ditoleransi.

Riwayat abu dawud :

No Nama periwayat Urutan periwayat Urutan sanad

1. Abu hurairah (w.58 H ) Periwayat I Sanad VI

2. Jaddihi Periwayat II Sanad V

3. Ibrahim bin abi asidin Periwayat III Sanad IV

4. Sulaiman bin bilal (w. Periwayat IV Sanad III


177)

5. Abd.al malik bin amrin Periwayat V Sanad II


(w.205 H)

6. Utsman bin salih al Periwayat VI Sanad I


baghdady

7. Abu dawud (w. 204 H) Periwayat VII mukharij hadits

10
Riwayat ibnu majah :

NO Nama periwayat Urutan periwayat Urutan sanad

1. Anas bin malik (w.93 H) Periwayat I Sanad V

2. Abu zinad (w.132 H) Periwayat II Sanad IV

3. Isa bin abi isa al hannat ( Periwayat II Sanad III


w. 151H)

4. Abu fudaik (w. 201 H ) Periwayat III Sanad II

5. Ahmad bin al azhar Periwayat IV Sanad II


(w.263H)

6. Harun bin abdillah al Periwayat IV Sanad I


hammal (w.243 H)

7. Ibn majah (w.245 H) Periwayat V mukharij hadits

Jalur Periwayatan Abu Dawud

Utsman bin salih,nama lengkapnya adalah utsman bin salih bin sa’id bin
yahya al khayyat al khulqany,kunyahnya abu al qasim al baghdady. Nama yang di
gunakan dalam penulisan sanad adalah nama yang pertama. Abu amir,nama
lengkapnya adalah abdul malik bin amrin al qaysyi,yang dikenal dengan kunyah nya
abu amir al-aqdy al basry. Sulaiman bin bilal nama lengkapnya sulaiman bin bilal al
qurasyy al-taimy,kunyahnya abu Muhamad. Ibrahim bin asidin,nama lengkapnya
adalah ibrahim bin asidin al barad al-madini kunyah nya abu Said. Jaddihi namanya
tidak ditulis dengan lengkap,setelah melakukan penelusuran dan penelitian dari
berbgai sumber tidak ditemukan nama aslinya. Nama jaddihi ini majhul ( tidak
dikenal ) dengan demikian dalam penulisan skema tetap menggunakan kata jaddihi.

11
Jalur Periwayatan Ibnu Majah

Harun bin abdillah al hammal yang dimaksud adalah harun bin abdillah bin
marwan al baghdady,abu musa al bazzaz al hafiz yang kemudian dikenal dengan al
hammal.. Ahmad bin al azhar, nama lengkapnya ahmad bin al azhar bin mani salit bin
ibrahim al abdy, yang kemudian dikenal dengan abu al azhar al naisabury. Nama abu
fuadik yang di maksud adalah muhamad bin ismail bin muslim bin abi fuadik ,yang
kemudian dikenal dengan abu fuadik. Isa bin abi isa al-hannat nama lengkapnya
adalah isa bin abi isa al hannat al-ghifary,atau dikenal dengan abu musa dan ada yang
berkata juga beliau dikenal dengan sebutan abu muhamad al madany. Nama abu
zinad yang dimaksud adalah bdullah bin dzakwan al quraisyy,abu abd al-rahman al
madany dan di kenal dengan abu zinad.

Kitab kitab Takrij Hadits:

1. Nashbu la-Rayah li Ahadits al-Hidayah Karya Imam al- Hafizh Jamaluddin,


Abu Muhammad, Abdillah bin Yusuf, Al-Zaila’i, Al-Hanafi (762 H).
Kitab ini merupakan takhrij hadits-hadits kitab al-Hidayah, Sebuah kitab fiqih
mazhab Hanafi, yang disusun oleh Ali bin Abu Bakar al- Marghinan. Kitab ini
juga mengungkap pembahasan mengenai hadits-hadits yang dijadikan dalil
oleh para ulama yang berbeda pendapatdengan ulama Hanafiyah.
2. Al-Mughni ‘an Haml al-Asfar di TakhrijMa fi Al-Ihya’ min al-Akbar karya al-
Hafizh, al-Kabir, al-Imam Abdurrahim bin al-Husain al- Iraqi (806 H).
Kitab ini merupakan takhrij hadits-hadits sebuah kitab yang teramat penting
dan terkenal di kalangan muslimin, yakni Ihya’ ‘Ulum al-Din karya Imam al-
Ghazali.
3. Al-Talkhish al-Habir fi Takhrij Ahadist al-Rafi’i al-Kabir karya Ibnu Hajar.
Kitab ini merupakan takhrij hadits-hadits al-Syarh al-Kabir karya al-Rafi’i.
Kitab ini merupakan kesimpulan dari kitab-kitab takhrij serupa yang telah
disusun sebelumnya.

12

Anda mungkin juga menyukai