Anda di halaman 1dari 22

HADITS MAKANAN DAN MINUMAN

Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadis Maudhu’i

Disusun Oleh:

Aliya Firdausi Nuzula 18210916


Bela Novita 18210938
Citra Nurani L. R 18210942

Dosen Pengampu:
Sofyan Effendi, S.Th.I, MA.

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN JAKARTA
2020 M / 1442 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyusun makalah ini dalam bentuk yang sangat sederhana.
Sholawat dan salam senantiasa tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad beserta
keluarga dan sahabatnya. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai “Makanan dan
Minuman”.
Kami sebagai penyusun makalah menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu kami berharap kepada dosen mata kuliah ini
khususnya, dan kepada pembaca pada umumnya untuk memberikan kritik dan saran
yang membangun untuk kesempurnaan makalah kedepannya. Penyusun berharap
semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca.

Ciputat, Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 4
A. Latar Belakang .................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
C. Tujuan ................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 5
A. Hadits Tentang Adab Makan dan Minum ........................................................... 5
B. Jenis Makanan dan minuman yang Dilarang .................................................... 13
C. Tata Cara Penyembelihan ................................................................................. 15
D. Hewan Buruan .................................................................................................. 17
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 21
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rasulullah merupakan suri teladan yang patut di contoh oleh seluruh
umat di dunia ini, beliau di utus oleh Allah untuk menjadi panutan bagi
seluruh umat. Rasul telah memberikan contoh dalam berbagai hal dalam
kehidupan ini, dari masalah yang kecil hingga masalah yang berat demikianlah
kesempurnaan beliau yang hujjahnya sangat jelas dan terang, sehingga tidak
ada suatu permasalahan yang tersisa melainkan telah di jelaskan olehNya.
Pada makalah ini akan di jelaskan tentang pemaparan adab makan dan
minum. Sebagaimana kita ketahui bahwa makan dan minum merupakan salah
satu kebutuhan dasar manusia untuk hidup. Dari makanan juga manusia dapat
melakukan aktivitasnya sebagai khalifah Allah di muka bumi ini. Rasulullah
telah banyak menjelaskan tentang bagaimana tata cara makan dan minum yang
baik sesuai dengan kadarnya masing-masing. Tata cara makan dan minum
merupakan hal yang penting dan dilakukan berulang-ulang setiap harinya.
Tata cara makan dan minum merupakan bagian alamiah hidup yang membawa
manfaat bagi yang melakukannya. Islam mengatur tentang variasi dan jumlah
asupan, kebersihan makanan, kebiasaan makan bersama dan lain-lain. Dengan
demikian makan dan minum harus dilakukan dengan benar, baik dilakukan
sendiri, bersama keluarga ataupun dengan teman-teman.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hadits mengenai adab makan dan minum yang baik?
2. Apa saja hadits yang berkaitan dengan jenis-jenis makanan dan minuman?
3. Bagaimana hadits yang menjelaskan cara menyembelih hewan?
4. Apa hadits yang berkenaan dengan hewan buruan?

C. Tujuan
1. Mengetahui hadits mengenai adab makan dan minum yang baik.
2. Mengetahui hadits yang berkaitan dengan jenis-jenis makanan dan
minuman.
3. Mengetahui hadits yang menjelaskan cara menyembelih hewan.
4. Mengetahui hadits yang berkenaan dengan hewan buruan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hadits Tentang Adab Makan dan Minum


1. Membaca Basmallah dan menggunakan tangan kanan ketika hendak
makan atau minum

:‫ صلى اهلل عليه وسلم‬- ‫ قَا َل يل رسول اهلل‬:َ‫ قَال‬،‫وعن عُمَ َر بنِ أيب سَلمة رضي اهلل عنهما‬

.ِ‫ متفقٌ َعلَيْه‬.»َ‫ و ُكلْ مِمَّا يَليك‬،َ‫ وَكُ ْل بِيَمِينك‬،َ‫َم اهلل‬


ِّ ‫«س‬

Dari 'Amr bin Abu Salamah radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w.
bersabda kepadaku: "Ucapkanlah Bismillah dan makanlah dengan tangan
kananmu serta makanlah dari makanan yang ada di dekatmu." (Muttafaq 'alaih)1

Hadits yang serupa:

ْ‫ «إِذَا أ َكلَ أ َحدُ ُكم‬:‫ صلى اهلل عليه وسلم‬- ‫ قَالَ رسول اهلل‬:‫ قالت‬،‫وعن عائشة رضي اهلل عنها‬

.»ُ‫أولَهُ وَآخِ َره‬


َّ ِ‫ بِسم اهلل‬:ْ‫ فَلَْيقُل‬،ِ‫أولِه‬
َّ ‫هلل َتعَالَى يف‬
ِ ‫ فإ ْن َنسِيَ أَ ْن يَ ْذكُرَ اسْ َم ا‬،‫فَلْيَذْكُرِ اسْ َم اهللِ تَعَالَى‬

.»‫ «حديث حسن صحيح‬:‫ وقال‬،‫رواه أَبُو داود والترمذي‬

Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apabila


seorang dari engkau semua makan, maka hendaklah menyebutkan nama Allah
Ta'ala -yakni mengucapkan Bismillah-. Jikalau ia terlupa menyebutkan nama Allah
Ta'ala pada permulaan makannya itu, maka hendaklah mengucapkan: "Bismillahi
awwalahu wa akhirahu," artinya: Dengan nama Allah pada permulaan -makan- dan
pada penghabisannya. Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dari Tirmidzi
dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih.

َ‫ َوإِذَا َشرِب‬،ِ‫ ( إِذَا أَكَ َل َأحَ ُدكُ ْم فَلَْيأْكُ ْل بِيَمِينِه‬:َ‫َن رَسُولَ اَللَّ ِه صلى اهلل عليه وسلم قَال‬
َّ ‫َوعَنْهُ أ‬

‫ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِ ِه ) َأخْ َرجَهُ مُسْلِ ٌم‬،ِ‫ َفإِنَّ اَلشَّيْطَا َن َيأْكُ ُل بِشِمَالِه‬،ِ‫فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِه‬

1
https://carihadis.com/Bulughul_Maram/=minum (diakses 17 Oktober 2020)

5
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Apabila seseorang di antara kalian makan hendaknya ia makan
dengan tangan kanan dan minum hendaknya ia minum dengan tangan kanan,
karena sesungguhnya setan itu makan dengan tangan kirinya dan minum dengan
tangan kirinya." Riwayat Muslim.

Penjelasan Hadits:

Kebiasaan yang pada dasarnya amat ringan, akan tetapi sering terlalaikan oleh
sebagian kaum muslimin yakni berdo’a sebelum makan. Padahal sesungguhnya
lebih ringan daripada sekedar mengangkat sesuap nasi ke mulut dan tidak lebih
berat dari menahan rasa lapar. Seperti yang telah dikemukakan pada hadis nabi
tersebut di atas, syariat Islam dalam ajarannya mengucapkan Bismillah sebelum
makan dan minum serta mengakhirinya dengan memuji Allah. Imam Ahmad
mengatakan, “Bahwa jika dalam satu makanan terkumpul empat hal, maka
makanan tersebut adalah makanan yang sempurna. Empat hal tersebut adalah
menyebut nama Allah saat mulai makan, memuji Allah di akhir makan, banyaknya
orang yang turut makan dan berasal dari sumber yang halal.”

Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam muslim, bahwa menyebut nama
Allah sebelum makan berfungsi mencegah setan untuk ikut berpartisipasi
menikmati makan yang dihidangkan. Apabila seseorang selesai makan dan minum
lalu memuji nama Allah, nampaknya amalan ini sepele, padahal dapat menjadi
sebab seseorang mendapatkan ridha Allah swt.

Setelah memulai makan dan minum dengan membaca bismillah, dianjurkan


makan dan minum dengan tangan kanan. Makan dan minum dengan tangan kanan
pada dasarnya adalah wajib. Dengan demikian, seseorang yang makan dan minum
dengan tangan kiri adalah berdosa karena telah melanggar perintah Allah swt yang
telah disampaikan melalui Rasulullah saw. serta merupakan bentuk perbuatan
tasyabuh (meniru) perilaku setan dan orang-orang kafir. 2

2. Tidak makan dan minum sambal berdiri


Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:

2
Sohrah, “Etika makan dan minum dalam pandangan Syariah”, Ad-daulah Vol. 5 / No. 1 /
Juni 2016, hal.32-34

6
ْ‫لَا يَشْرَبَنَّ َأحَ ٌد مِنْ ُكمْ قَائِمًا َف َمنْ نَسِيَ فَلْيَسَْتقِئ‬
“Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian minum sambil berdiri.
Apabila dia lupa maka hendaknya dia muntahkan.” (HR. Muslim no. 2026)3
Hadits yang serupa:
Dari Anas radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau
bersabda:

‫الرجُلُ قَاِئمًا‬
َّ ‫ب‬َ َ‫أَنَّهُ نَهَى َأنْ يَشْر‬
“Bahwa beliau melarang seseorang minum sambil berdiri.” (HR. Muslim no.
2024)
Penjelasan Hadits:
Secara umum Rasulullah saw. dalam praktiknya lebih sering minum
sambil duduk, bahkan dapat dikatakan selalu minum dalam keadaaan duduk,
kecuali dalam kondisi tertentu di mana Nabi terpaksa minum saambil berdiri,
seperti jika tempatnya sempit atau karena tempat minum yang tergantung.
Beberapa riwayat lain menunjukkan bahwa Nabi saw. pernah minum
sambil berdiri, dalam kondisi tertentu. Amru bin Syu’aib menceritakan
riwayat dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa si kakek menceritakan: “Aku
pernah melihat Rasulullah minum sambil berdiri dan sambil duduk.” Ibnu
Abbas menceritakan: “Aku pernah memberi minum Nabi air zamzam, lalu
Nabi meminumnya sambil berdiri. Kabsyah menceritakan: “ Nabi pernah
menemuiku, lalu Dia minum air di sebuah qirbah yang tergantung sambil
berdiri. Maka aku pun bangkit dan memotong bekas bibir Nabi di qirbah
tersebut.
Mengenai hadis di atas sebagian ulama berkesimpulan bahwa minum
sambil berdiri itu dibolehkan meski pun yang lebih baik adalah minum sambil
duduk. Di antara mereka adalah imam Nawawi, dalam kitab Riyadhus
Shalihin dikatakan pada bab penjelasan tentang tentang bolehnya minum
sambil berdiri dan penjelasan tentang yang lebih sempurna dan lebih utama
adalah minum sambil duduk. Pendapat Imam Nawawi ini diamini oleh Syaikh
Utsaimin dalam Syarah Riyadhus Shalihin, beliau mengatakan, “Yang lebih
utama saat makan dan minum adalah sambil duduk karena hal ini merupakan

3 https://carihadis.com/Bulughul_Maram/=minum (diakses 17 Oktober 2020)

7
kebiasaan Nabi saw.” Dia tidak makan sambil berdiri demikian juga tidak
minum sambil berdiri. Persoalan makan dan minum sambil berdiri terdapat
hadis yang sahih dari Nabi saw. tentang larangan tersebut. Anas bin Malik
ditanya tentang bagaimana kalau makan sambil berdiri, maka beliau
mengatakan, “Itu lebih jelek dan lebih kotor.” Maksudnya jika Nabi melarang
minum sambil berdirimaka terlebih lagi di saat makan sambil berdiri.
Pandangan medis seperti yang dikemukakan oleh Abdurrazaq al-
Kailani berkata: “Minum dan makan sambil duduk lebih sehat, lebih selamat
dan lebih sopan. Karena apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan
berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lembut. Adapun
minumsambil berdiri, hal tersebut akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan
keras ke dasar usus dan menbraknya dengan keras pula. Jika hal ini terjadi
berulang-ulang dalam waktu lama maka akan menyebabkan melar dan
jatuhnya usus, dan hal ini dapat menyebabkan disfungsi pencernaan.”
Demikian halnya, makan sambil berjalan, sama sekali tidak sehat, tidak sopan,
tidak etis dan tidak pernah dikenal dalam ajaran Islam dan kaum muslimin.4
3. Larangan Meniup makanan atau minuman

‫ِي َعنْ عِكْ ِرمَ َة عَ ِن ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ نَهَى‬


ِّ ‫حَدَّثَنَا عَبْ ُد ال َّرحْمَ ِن عَ ْن إِسْرَائِيلَ عَنْ عَبْ ِد الْكَرِميِ اْلجَ َزر‬

‫ب و َحدَّثَنَاه أَبُو ُنعَيْ ٍم عَ ْن‬


ِ ‫الطعَا ِم وَالشَّرَا‬
َّ ‫رَسُو ُل اللَّ ِه صَلَّى اللَّهُ َعلَيْ ِه وَسَلَّمَ َعنْ النَّ ْفخِ فِي‬

ٍ‫عِكْ ِرمَةَ مُرْسَلًا و َحدَّثَنَا مُحَمَّ ُد بْ ُن سَابِقٍ أَسْنَدَ ُه عَ ِن ابْنِ عَبَّاس‬


Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman] dari [Isra`il] dari [Abdul
Karim Al Jazari] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] ia berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam melarang meniup makanan dan minuman. Dan
telah menceritakannya kepada kami [Abu Nu'aim] dari [Ikrimah] secara
mursal, dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sabiq]
mensanadkannya dari [Ibnu Abbas].5

4
Sohrah, “Etika makan dan minum dalam pandangan Syariah”, hal.37
5
https://carihadis.com/Musnad_Ahmad/=meniup%20makanan (diakses 17 Oktober 2020)

8
Hadits yang serupa

‫الرحِيمِ بْ ُن عَبْ ِد الرَّ ْحمَنِ اْل ُمحَارِبِيُّ َحدَّثَنَا شَرِيكٌ عَ ْن عَبْ ِد‬
َّ ُ‫حَدَّثَنَا أَبُو كُرَْيبٍ َحدَّثَنَا عَبْد‬

‫الْكَرِميِ عَ ْن عِكْ ِرمَ َة عَ ْن ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ لَ ْم يَكُنْ رَسُو ُل اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ َعلَيْ ِه وَسَلَّ َم يَْنفُ ُخ فِي‬

‫س فِي اْلإِنَا ِء‬


ُ َّ‫ب وَلَا يَتَنَف‬
ٍ ‫َطعَامٍ َولَا شَ َرا‬
Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami
Abdurrahim bin Abdurrahman Al Muharibi telah menceritakan kepada kami
Syarik dari Abdul Karim dari Ikrimah dari Ibnu Abbas dia berkata,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah meniup pada makanan
dan minuman, dan beliau juga tidak bernafas dalam bejana."6
Penjelasan Hadits:
Nabi melarang kita meniup makanan seperti halnya bernafas saat
minum. Dalam proses pernapasan udara yang kita hirup adalah oksigen (O2),
sedangkan udara yang kita keluarkan adalah karbondioksida (CO2), dan jika
makanan yang kita tiup pasti mengandung air (H2O) dari perpaduan keduanya
menjadi H2CO3 yang berguna untuk mengatur pH (tingkat keasaman) di
dalam darah.
Jadi jika makanan ditiup, lalu karbondioksida dari mulut kita akan
berikatan dengan uap air dari makanan dan menghasilkan asam karbonat yang
akan mempengaruhi tingkat keasaman dalam darah sehingga akan
menyebabkan suatu keadaan dimana darah akan menjadi lebih asam dari
seharusnya sehingga pH dalam darah menurun, keadaan ini lebih dikenal
dengan istilah asidosis. Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan
menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan
kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbondioksida.
Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan
cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Tetapi kedua
mekanisme tersebut tidak akan terjadi jika tubuh terus menerus menghasilkan
terlalu banyak asam, sehingga jika terjadi asidosis berat. Sejalan dengan
memburuknya asidosis, penderita mulai merasa kelelahan yang luar biasa, rasa
mengantuk, semakin mual, dan mengalamikebingungan. Bila asidosis semakin

6
https://www.hadits.id/hadits/majah/3279 (diakses 17 Oktober 2020)

9
memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan bahkan
kematian.
Maka kalau pun terpaksa harus makan hidangan panas, maka
sebaiknya tidak didinginkan dengan tanpa ditiup, tapi cukup dikipas saja.7
4. Larangan bernafas dalam wadah ketika minum, dan anjuran bernafas di
luar wadah.

.ِ‫ نَهَى أَ ْن يُتَنَفَّسَ يف اإلناء‬- ‫ صلى اهلل عليه وسلم‬- ‫النيب‬


َّ َّ‫ أن‬:‫ رضي اهلل عنه‬- ‫وعن أَيب قَتَادَة‬

‫ يتنفس يف نفس اإلنا ِء‬:‫ يعين‬.ِ‫متفق َعلَيْه‬


Dari Abu Qatadah r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. melarang jikalau ditarik nafas
dalam wadah -yakni bernafas didalam wadah-." Muttafaq 'alaih. Yakni
ditariknya nafas dalam wadah tempat seseorang itu minum.8
Hadits yang serupa:

‫ك قَالَ كَانَ رَسُو ُل اللَّ ِه صَلَّى اللَّهُ َعلَيْ ِه وَسَلَّ َم يَتَنَفَّسُ فِي‬
ٍ ِ‫حَدَّثَنَا أَبُو عِصَا ٍم عَ ْن أَنَسِ بْ ِن مَال‬

‫الشَّرَابِ ثَلَاثًا وََيقُولُ إِنَّ ُه أَدْوَُأ َوأَبْ َرُأ َوَأمْ َرأُ قَا َل أَنَسٌ َوأَنَا أَتَنَفَّسُ ثَلَاثًا‬
Telah menceritakan kepada kami [Abdush-Shamad] telah menceritakan
kepadaku [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Isham] dari [Anas
bin Malik] berkata, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bernafas ketika
minum tiga kali dan bersabda yang demikian lebih menyembuhkan, lebih
membebaskan dari penyakit dan lebih bermanfaat. Anas berkata, dan aku
bernafas tiga kali.
Penjelasan hadits:
Rasulullah SAW melarang bernafas dalam gelas dan larangan bernafas
saat minum tentu punya alas an kuat. An-Nawawi Asy-Syafi’I dan Ibnu Al-
Arabi Al-Maliki, menjelaskan bahwa bernafas dalam wadah air minum
berkaitan dengan etika kesopanan dan kebersihan. Ibnu Hajar Al-Aqolani
menjelaskan larangan bernafas dalam wadah air minum dikhawatirkan
mengotori air minum. Bisa jadi orang tersebut sebelumnya makan makanan
yang menimbulkan bau mulut.

7
Ade Hashman, Rahasia Kesehatan Rasulullah :Meneladani Gaya Hidup Sehat Nabi
Muhammad Saw., (Jakarta: Noura Books, 2012), hal.83
8
https://carihadis.com/Riyadhus_Shalihin/=nafas%20ketika%20minum (diakses 17 Oktober
2020)

10
Dengan demikian, caranya adalah meneguk air lalu berhenti dan
keluarkan nafas diluar gelas, lakukan secara berulang sebanyak tiga kali.
Secara ilmiah, minum dengan tiga jeda napas juga dianjurkan. Karena minum
dengan satu kali nafas atau sekali teguk dapat berdampak buruk bagi
kesehatan, yaitu dapat menyebabkan kerongkongan tersedak terutama
melemahkan otot-otot dan saraf. Selain itu, minum dengan sekali teguk atau
satu kali nafas dapat merugikan bagi organ liver dan perut.9
5. Anjuran makan dengan tiga jari dan menjilat jari jemari dan piring

َ‫س أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْ ِه َوسَلَّم‬


ٍ ‫ت عَنْ أََن‬
ٍ ِ‫الرحْمَ ِن َحدَّثَنَا حَمَّادُ بْ ُن سَلَمَ َة عَ ْن ثَاب‬
َّ ‫َحدَّثَنَا عَبْ ُد‬

‫ث إِذَا َأكَ َل وَقَا َل إِذَا وَقَ َعتْ ُلقْ َمةُ أَ َحدِ ُكمْ فَلْيُ ِمطْ عَنْهَا اْلأَذَى َولَْيأْكُلْهَا‬
َ ‫كَانَ يَ ْلعَ ُق أَصَاِبعَهُ الثَّلَا‬

َ‫حفَ َة َفإِنَّكُ ْم لَا تَدْرُونَ فِي أَيِّ طَ َعامِ ُك ْم الْبَرَ َكة‬


ْ ‫الص‬
َّ ‫ت َأحَ ُدكُ ْم‬
ْ ُ‫َولَا يَ َدعْهَا لِلشَّيْطَا ِن َولْيَسْل‬
Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman] telah menceritakan kepada
kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit] dari [Anas] Nabi Shallallahu'alaihi
wasallam menjilati tiga jarinya selesai makan, dan (Beliau Shallallahu'alaihi
wasallam) bersabda, "Jika sesuap makanan dari kalian jatuh, maka buanglah
kotorannya, setelah itu hendaklah ia makan, tidak membiarkannya untuk setan.
Hendaklah masing-masing kalian mengusap tempat makanannya karena kalian
tidak tahu letak barakah pada makanannya ".10
Hadits yang serupa:

‫الرحْمَ ِن بْنِ َسعْ ٍد‬


َّ ‫َأخْبَرَنَا ُمحَمَّ ُد بْنُ عِيسَى حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَ ْن هِشَا ِم بْنِ عُرْ َوةَ عَ ْن عَبْ ِد‬

ِ‫ِي صَلَّى اللَّهُ َعلَيْ ِه وَسَلَّ َم َيأْكُ ُل بِثَلَاث‬


ُّ ‫الْمَدَنِيِّ عَنْ ابْنِ كَ ْعبِ بْ ِن مَاِلكٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كَا َن النَّب‬

‫أَصَابِ َع َولَا يَمْسَ ُح يَدَ ُه حَتَّى يَ ْل َعقَهَا‬


Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Isa] telah menceritakan
kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Abdurrahman
bin Sa'd Al Madani] dari [Ibnu Ka'b bin Malik] dari [Ayahnya], ia berkata;
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam makan menggunakan tiga jari, dan beliau
tidak mengusap tangannya hingga beliau menjilatnya."

9
https://www.google.com/amp/s/lifestyle.okezone.com/alasan-rasulullah-saw-menganjurkan-
minum-dengan-3-kali-tarikan-napas (diakses 17 Oktober 2020)
10
https://carihadis.com/Musnad_Ahmad/=tiga%20jari (diakses 17 Oktober 2020)

11
Penjelasan Hadits:
Di setiap perilaku Nabi saat makan, beliau selalu menggunakan tiga
jari. Menurut para pakar kedokteran dunia Islam, bahwa makna dibalik teladan
Nabi tersebut adalah agar tidak diperkenankan untuk bersikap “rakus” dan
“serakah” dalam soal makanan. Ada pendapat yang mencoba membandingkan
dengan negara-negara oriental (Jepang atau Cina) yang penduduknya relatif
berusia lebih panjang, tetapi tradisi cara makannya menggunakan sumpit.
Namun intinya jumlah makanan yang kita konsumsi adalah cukup kalori atau
energi, bukan untuk menyesakkan isi lambung.
Sedangkan pendapat lain mengatakan makan dengan tiga jari, berarti
telah bersikap pertengahan dan seimbang. Sebagaimana dikatakan bahwa
makan dengan lima jari menunjukkan kerakusan, sedang makan dengan satu
atau dua jari menunjukkan kesombongan. Sehingga jelas bahwa seseorang
yang selalu bersikap sederhana adalah yang sehat secara mental.11
6. Berdoa selesai makan dan minum

ْ‫حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو خَالِ ٍد اْلأَ ْحمَرُ عَنْ حَجَّاجٍ عَنْ رِيَاحِ بْ ِن عَبِيدَ َة َعن‬

‫ِي صَلَّى اللَّ ُه عََليْ ِه وَسَلَّمَ إِذَا َأكَلَ طَعَامًا قَا َل‬
ُّ ‫مَ ْولًى ِلأَبِي َسعِي ٍد عَ ْن أَبِي َسعِيدٍ قَا َل كَا َن النَّب‬

‫ي‬
َ ِ‫اْلحَ ْمدُ لِلَّهِ َّالذِي أَ ْط َعمَنَا وَسَقَانَا َو َجعَلَنَا مُسِْلم‬
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah
menceritakan kepada kami Abu Khalid Al Ahmar dari Hajjaj dari Riyah bin
'Abidah dari bekas budak Abu Sa'id dari Abu Sa'id dia berkata, "Ketika Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam selesai makan, beliau mengucapkan: 'AL
HAMDULILLAHILLADZII ATH'AMANAA WA SAQAANAA
WAJ'ALANAA MUSLIMIIN (Segala puji bagi Allah Dzat yang telah
memberi makan dan minum kami, serta menjadikan kami sebagai orang-orang
yang berserah diri).12
Hadits yang serupa:

11
Abdul Basith Muhammad as Sayyid, Pola Makan Rasulullah: Makanan Berkualitas
menurut al-Qur’an dan As-Sunnah,Terj. M. Abdul Ghaffar (Jakarta: Alfa, 2006 ), hal. 112
12
https://www.hadits.id/hadits/majah/3274 (diakses 17 Oktober 2020)

12
ٍ‫ب َأخْبَرَنِي َسعِيدُ بْ ُن أَبِي أَيُّوبَ عَ ْن أَبِي مَ ْرحُوم‬
ٍ ْ‫حَدَّثَنَا حَ ْرمَلَ ُة بْنُ َيحْيَى َحدَّثَنَا عَبْ ُد اللَّهِ بْنُ َوه‬

َ‫ِي صَلَّى اللَّ ُه عَلَيْ ِه وَسََّلمَ قَال‬


ِّ ‫الرحِيمِ عَ ْن سَهْلِ بْ ِن مُعَاذِ بْنِ أَنَسٍ اْلجُهَنِيِّ عَ ْن أَبِيهِ َعنْ النَّب‬
َّ ِ‫عَبْد‬

ُ‫مَنْ َأكَ َل َطعَامًا َفقَا َل اْلحَ ْم ُد لَِّل ِه الَّذِي َأطْ َعمَنِي َهذَا وَ َرزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي َولَا قُوَّةٍ ُغ ِفرَ لَه‬

ِ‫َدمَ مِ ْن ذَنْبِه‬
َّ ‫مَا تَق‬
Telah menceritakan kepada kami Harmalah bin Yahya telah menceritakan
kepada kami Abdullah bin Wahb telah mengabarkan kepadaku Sa'id bin Abu
Ayyub dari Abu Marhum Abdurrahim dari Sahl bin Mu'adz bin Anas Al
Juhani dari Ayahnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
"Barangsiapa makan makanan kemudian mengucapkan 'Segala puji bagi
Allah, yang telah memberiku makanan ini dan memberiku rizki ini dengan
tidak ada daya dan kekuatan dariku'. Maka akan diampuni dosa-dosanya yang
telah lalu."13
Penjelasan Hadits:
Di dalam Islam, nyaris boleh dikatakan hampir tidak ada satu aktivitas
paling sekuler pun yang tidak diawali dengan doa. Mulai bangun tidur,
bepergian, mandi, berpakaian, makan minum, bekerja, hingga tidur, semua
dilengkapi dengan doa. Hal ini menunjukkan bahwa Islam selain
memperhatikan kesehatan secara fisik juga amat memperhatikan kesehatan
secara kejiwaan, karena dengan doa berarti kita akan ingat Allah yang selalu
memberikan kedamaian dalam jiwa dan hati. Ketika menutup aktifitas makan
dengan berdoa, berarti kita telah bersyukur atas nikmat Allah swt kepada kita.
Selain itu, ketika kita mengucapkan doa pada hadits diatas, pada dasarnya kita
tidak hanya mensyukuri nikmat makanan tetapi juga nikmat sebagai seorang
Muslim.14

B. Jenis Makanan dan minuman yang Dilarang


‫ (رواه‬.ٌ‫ كُل شَرَابٍ اَسْكَرَ فَهُوَ حَرَام‬:َ‫هلل عَلَيْهِ وَسََّلمَ قَال‬
‫عَنْ عَائِشَ َة عَنِ النَّبِيِ صَلَّى ا ه‬

)‫البخاري‬

13 https://www.hadits.id/hadits/majah/3276 (diakses 17 Oktober 2020)


14
Sohrah, “Etika makan dan minum dalam pandangan Syariah”, hal.61

13
“Dari Aisyah Ra Rasulullah bersabda: setiap minuman yang memabukkan
(khamr) adalah haram.” ( HR. Bukhari no. 1176)
Hadits yang serupa:

ٍ‫ َو كُل مُسْكِر‬،ٌ‫ كُل مُسْكِرٍ َخمْر‬:‫ قَالَ رَسُوْلُ اهللِ صَلَّى اهلله عَلَيْهِ وَسَلَ َم‬:َ‫ قَال‬،َ‫عَنْ اِبْنِ ُعمَر‬

.ِ‫ َل ْم يَشْرَبْهَا فِي اآلخِ َرة‬،ْ‫ت َوهُوَ ُي ْدمِنْهَا لَ ْم يَُتب‬


َ ‫ب اخلَمْرَ فِي الدُّنْيَا فَمَا‬
َ ِ‫ َو مَنْ شَر‬،ٌ‫حَرَام‬

)‫(رواه البخاري‬
“Diriwayatkan dari Ibnu Umar, Rasulullah Saw bersabda: setiap minuman
yang memabukkan khamr, dan setiap yang memabukkan adalah haram.
Barang siapa yang meminum khamr di dunia lalu meninggal dunia dalam
keadaan dia masih tetap meminumnya dan tidak bertaubat, maka dia tidak
akan dapat meminumnya di akhirat kelak (di surga).” ( HR. Bukhari no. 1177)
Penjelasan Hadits:
Kata al khamar bentuk jamaknya adalah Khamar. Kata ini merupukan
bentuk muannats dan boleh juga dijadikan sebagai mudzakkar, namun bentuk
muannats lebih banyak dan lebih populer. Dinamakan khamr (menutup)
karena Karena ia tertutup sampai mendidih. Ada yang mengatakan, "Karena
khamr dapat menutupi akal dan metiputinya, Ada juga yang mengatakan,
Karena khamr dapat membuyarkan akal dan pikiran”.
Kesimpulan seluruh definisi itu terdapat dalam khamr Maka apabila
khamr tersebut diminum, maka akal akan tertutupi olehnya, sehingga di
kalahkan dan diliputi nya.15

‫ نَهَي َعنْ َأكَ َل كُل ذِى‬:َ‫هلل عَلَيْ ِه وَسَلَّم‬


‫هلل صَلَّى ا ه‬
ِ ‫َن رَسُوْلَ ا‬
َّ ‫ أ‬:ُ‫عَنْ أَبِيْ َثعْلَبَةَ رَضِ َي اللُه عَنْه‬

)‫ (رواه البخاري‬.ِ‫نَابٍ مِ َن السَّبَاع‬


“Dari Abu Thalhah ra, sesungguhnya Rasulullah Saw melarang memakan
binatang buas yang bertaring”. (HR. Bukhari no. 1260)
Penjelasan Hadits:

15
Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, shahih fikih Sunnah, hal. 180

14
As-Siba(taring) yang damaksud di sini adalah taring sehat yang
digunakan untuk menyerang manusia Dan harta mereka, seperti singa, macan,
macan tutul, dan serigala. Inilah yang dimaksud memiliki taring di sini
menurut jumhur ulama. Sedangkan imam abu Hanifah berpandangan bahwa
setiap pemakan daging ( karnivora) disebut binatang buas dan hewan-hewan
tersebut haram untuk dimakan. Adapun imam Syafi'i berpendapat bahwa
binatang buas yang haram dimakan adalah yang menyerang manusia seperti
singa, serigala, dan lainnya. Sedangkan imam Malik berpendapat setelah
menyebutkan sabda nabi, "memakan setiap hewan buas yang bertaring
hukumnya haram".

،‫ عَنْ كُ ِل ذِى نَابٍ مِنَ السَّبْ ِع‬:‫ نَهَي رَ ُسوْلَ اهللِ صَلَّى اهلله عَلَيْهِ وَسَلَّ َم‬:َ‫ قَال‬،ٍ‫عَنْ اِبْنِ عَبَّاس‬

)‫ (رواه مسلم‬.ِ‫ب مِ َن الطَّيْر‬


ٍ َ‫خل‬
ْ ِ‫َوعَنْ كُل ذِى م‬
"dari Ibnu Abbas beliau berkata: Rasulullah Saw telah melarang memakan
setiap binatang buas yang bertaring dan setiap burung yang memiliki kuku
untuk mencengkram". (HR. Muslim no. 1934)
Penjelasan hadits:
Penulis aunul ma'bud mengatakan, "yang di maksud dengan mikhlab
(cakar) adalah cakar yang digunakan untuk memotong dan merobek seperti
pada burung Nasar dan burung elang". Artinya disini, syarat diharamkan
burung yang bercakar adalah apabila cakarnya digunakan untuk menerkam
atau menyerang mangsanya. Oleh karena itu, ayam jago, burung pipit, burung
merpati, tidak termasuk yang diharamkan.16

C. Tata Cara Penyembelihan


‫ فَإِذَا‬،ٍ‫ أَنَّ اهللَ كََتبَ اَلِْإحْسَانَ كُل شَيْء‬:َ‫ قَال‬،َ‫ قَالَ عَنْ رَسُوْلَ اهللِ صَلَّى اهلله عَلَيْهِ وَسَلَّم‬،ٍ‫عَنْ َشدَدْ بْنِ أَوْس‬

)‫ (رواه مسلم‬.ُ‫ وَالْيُحِدُ َأ َحدُ ُكمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحُ ذُبِيْحَتَه‬،ُ‫ وَإِذَا دَبَحُْتمْ فَاحْسِتُوا الدُّبْح‬،ُ‫قَتَلْتُمْ فَاحْسِتُوا القِتْلُه‬

“ Dari Syaddad bin Aus beliau berkata, Rasulullah Saw bersabda: “


sesungguhnya Allah memerintahkan untuk berbuat baik terhadap segala

16
Imam Nawawi, riyadus Shalihin, (Jakarta: Pustaka Azzam, 1992) hal. 314

15
sesuatu. Jika kalian hendak membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang
baik. Jika kalian hendak menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang
baik. Hendaklah kalian menajamkan pisau nya dan senangkanlah hewan yang
akan disembelih”. (HR. Muslim)
Penjelasan hadits:
Berdasarkan hadis di atas ini, dalam melaksanakan penyembelihan hewan
terdapat adab atau tata cara cara yang harus diperhatikan yakni sebagai
berikut:
1) Berbuat Ihsan (berbuat baik terhadap hewan). Diantara bentuk berbuat
Ihsan adalah tidak menampakan pisau atau menajamkan pisau di
hadapan hewan yang akan disembelih.
.ِ‫ وَأَنْ ُتوَارَى عَنِ الْبَهَاِئم‬،ِ‫ أَمَرَ رَ ُسوْلَ اهللِ صَلَّى اهلله عَلَيْهِ وَسَلَمَ بِحَدُ الشَّفَار‬:َ‫ قَال‬،َ‫عَنِ ابْنِ ُعمَر‬

)‫(رواه أمحد وابن ماجه‬

“ Dari Ibnu Umar ra Beliau berkata, Rasulullah Saw


memerintahkan untuk mengasah pisau, tanpa memperlihatkannya
kepada hewan”. ( HR. Ahmad, Ibnu Majah)
2) Membaringkan hewan disisi sebelah kiri, memegang pisau dengan
tangan kanan dan menahan kepala hewan ketika menyembelih.
3) Meletakkan kaki di Sisi leher hewan
ُ‫ فَرَأَيْتُه‬،ِ‫ ضِحِى رسول اهلل صلّى اهلل عليه وسلّم ِبكِبَشَيْ ِن أَمْلَحَيْن‬:‫عَنْ أَنسٍ رَضِي اهلل عنه قال‬

ِ‫وَاضْعًًا َقدَمَهُ عَلىَ صَفَا ِح ِهمَا يُسَمَّي وَُيكْبَرَُفذَبَحَهُما بَِيدَيْه‬

Dari Anas RA Beliau berkata: “Nabi SAW berkurban dengan dua ekor
kambing Kibas putih. Aku melihat beliau menginjak kakinya di
pangkal leher dua kambing itu. Lalu beliau membaca Basmalah dan
Takbir, kemudian beliau menyembelih keduanya.”

Ibnu Hajar al Atsqolani dalam kitab Fathul Bari memberi keterangan, “


dianjurkan meletakkan kaki di Sisi kanan hewan Kurban. Para ulama
telah sepakat bahwa membaringkan hewan tadi adalah pada Sisi
kirinya. Lalu kaki si penyembelih diletakkan di Sisi kanan agar mudah
untuk menyembelih dan mudah mengambil pisau dengan tangan

16
kanan. Begitu pula seperti ini akan semakin mudah memegang kepala
hewan tadi dengan tangan kiri.”

4) Menghadapkan hewan ke arah kiblat. Cara yang tepat untuk


menghadapkan hewan ke arah kiblat ketika menyembelih adalah
dengan memposisikan kepala di Selatan, lagi di Barat, dan leher
menghadap ke barat.
5) Mengucap Basmalah dan Takbir.

‫ كُل أَمْرٍ ذِي بَا لِ لَا‬:‫ قال رسو ل اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬:‫عن اىب هريره رضي اهلل عنه قال‬

‫ بسم اهلل الرمحن احليم‬:ِ‫يُْبدَأْ فِيْه‬

“Dari Abu Hurairah beliau bersabda: Rasulullah SAW bersabda: Setiap


perkara tersebut penting yang tidak dimulai dengan
‘Bismillahirrohmanirrohim’. Maka perkara tersebut terputus berkahnya
berkahnya”. (HR.Abu Daud dan Timrizi)

D. Hewan Buruan
‫ فَقَالَ <<إِذَا‬,ِ‫ سَأَلْتُ النَّبِى صَلَّى اهلل عَلَيْهَ وَسَلَّم عَن املِعْرَاض‬:‫عن عادي ابن حامت رضي اهلل عنه قال‬

ُ‫هلل أَرْسِل‬
ِ ‫ يَا رَسُو لُ ا‬:ُ‫قُلْنت‬,>>ُ‫ فَال تَاْ كُلُ فَإِنَّهُ وَقِْيذ‬,َ‫ إِذَا اَصَابَ بِعَرْضِهِ فَقَتَل‬,ُ‫اَصَابَ بِحَدِّضِهِ فَكُل‬

‫ <<لَا‬:َ‫ وَلَا أَدْرِى أَُّي ُهمَا َأ َخذَا ؟ قَال‬,َ‫ فَا ِجدُ مَعَهُ عَلَى الصَّْيدِ كُلَّها َأخَرَ َل ْم أُ َسمْ َعَلَيْه‬, ‫كَلْبِى وَ أُسَمِّى‬

>>ِ‫ إَِّنمَا سَمَّيْتُ عَلَى كَلْبِكَ وَ َلمْتُصَمُّ عَلى اال خَر‬,ْ‫تَأْكُل‬

Dari Adi bin Hatim Beliau berkata: “ Aku bertanya kepada Nabi SAW
tentang anak panah yang mengenai hewan buruan. Beliau menjawab: “ jika
panah itu mengenai hewan buruan dengan ujung besinya yang tajam maka
makanlah. Jika terkena oleh bagian pinggirnya lalu hewan Buruan itu mati
maka janganlah kamu makan karena ia berarti bangkai Sebab tidak terbunuh
dengan ujung panah yang tajam.”Aaku katakan, ‘Wahai Rasulullah aku
melepas anjing pemburuanku dengan mengucap Basmalah lalu aku dapatkan
anjing lain bersama hewan buruan itu yang tidak aku bacakan Basmalah
(ketika melepasnya) Dan aku tidak tahu mana dari dua Anji itu yang
membunuh hewan buruan itu’. Nabi SAW bersabda; “ Jangan kamu maka,

17
karena kamu membaca Basmalah hanya untuk anjing mu dan tidak untuk
anjing lain”. (HR. Bukhori no. 1257)
Hadits yang Serupa:
َ‫ اَصَاب‬:َ‫ قَال‬,ِ‫ سَأَلْتُ النَّبِى صَلَّى اهلل عَلَيْهَ وَسَلَّم عَن الصّيْدِ املِعْرَاض‬:‫عن عادي ابن حامت رضي اهلل عنه قال‬

َ‫ <<مَا أَمْسَكَ عَلَيْك‬:َ‫ فَقَال‬,ِ‫وَمَا اَصَابَ بِعَرْضِهِ فَ ُهوَ وَقِْيذُ>> وَسَأَل لْتُهُ عَنْ صَ ْيدِ الكَ ْلب‬,ُ‫بِحَدِّضِهِ َفكُلَّه‬

,ُ‫ فَخَشِيْتَ أَنْ َي ُكوْنَ أَ َخ َذهُ مَعَه‬,ُ‫ وَإِنْ َو َجدْتَ َمعَ كَلْبِكَ أَوْ كِلَا بِكَ كَ ْلبَ غَيْ َره‬,ٌ‫ب ذَكَا ة‬
ِ ‫ فَإِنَّ َأ َخذَ الكَ ْل‬,ُ‫َفكُل‬

>>ِ‫ فَإَِّنمَا ذَكَرْتَ ا ْسمَ اهللِ عَلَى كَلْبِكَ وََلمْ َتذْكُرْهُ عَلَى غَيْ ِره‬,‫وََقدْ قَتَلَهُ فَلَا تَأْ كُل‬

Dari Adi bin hatim beliau berkata: ‘Aku bertanya kepada nabi SAW, tentang
hasil buruan yang terkena panah’. Beliau menjawab: “ jika bagian tajam yang
mengenai nya maka makanlah. Namun, jika yang mengenai adalah bagian
tumpulnya, maka itu adalah bangkai. Lalu aku bertanya tentang hasil buruan
anjing, beliau lantas menjawab: “ apa yang ditangkap untukmu maka
makanlah sebab gigitan anjing adalah sebagai sembelihannya. Jika engkau
dapati anjing lain bersama dengan anjing mu, dan kau khawatir ia ikut Andil
hingga buruannya mati, maka janganlah kamu makan sebab engkau hanya
menyebutkan nama Allah pada anjingmu (saat melepasnya) dan bukan pada
anjing selesainya”. (HR. Bukhori no. 1257)

Penjelasan Hadis:

Ada cara berburu yang diajarkan Islam yaitu dengan menggunakan


anjing pemburu (yang telah dilatih) dan dengan memanah. Yang sama dengan
memana adalah dengan menggunakan senapan angin. Ini adalah cara yang
diperbolehkan selama yang melepaskan alat tersebut adalah muslim atau ahli
kitab, dan hewan pemburu pun telah dilatih (diajari) cara berburu.17

Adapun syarat dan ketentuan ketika berburu hewan menurut syariat


Islam, antara lain:

1) Hewan Pemburu Harus Terlatih

17
Muhammad Fuad Abdul Baqi, Mutiara Hadits shohib bukhori dan muslim, (Jakarta:
Ummul Qura, 2017), hal 520.

18
Di dalam Alqur’an, istilahnya adalah mu’allam, artinya hewan itu
sudah diajarkan tata cara berburu dan terlatih untuk melakukannya dengan
benar, serta ta’at dan Patuh pada perintah pemiliknya. Hal ini didasarkan
kepada hadits Nabi SAW:
ُ‫صدْتَ ِبكَلْبِكَ غَيْرِ مُعَلَّمٍ فَأَدْرَكْتَ ذَكَاتَه‬
ِ ‫صدْتَ ِبكَلْبِكَ اْلمُعَلَّمِ َفذَكَرْتَ ا ْسمَ اللَّهِ فَكُل وَمَا‬
ِ ‫مَا‬

‫َفكُل‬

Hewan hewan yang kamu buru dengan menggunakan anjing mu yang


terlatih dan melafazkan nama Allah, makanlah. Sedangkan hewan hewan yang
kamu buruh dengan menggunakan anjing mu yang belum terlatih, bila kamu
dapati maka sembelihlah dan makanlah. (HR Bukhari Muslim)

2) Kulit Buruan Harus Luka dan Terkoyak


Syarat kedua dalam masalah ini adalah dari segi teknik membunuh,
yaitu hewan pemburu itu harus dapat sampai mengoyak kulit hewan buruan
nya, sehingga dari lukanya itu keluar darah segar. Dan matinya hewan buruan
itu semata mata karena luka dan kehabisan darah.
Posisi letak luka yang mengeluarkan darah segar itu sendiri tidak harus
di leher seperti ketika menyembelih. Posisinya bisa di mana saja dari
tubuhnya. Sebab intinya bagaimana caranya agar hewan buruan itu mati
karena kehabisan darah, akibat keluar lewat luka luka yang menganga.
3) Tuannya (pemilik hewan buruan) Harus Muslim atau Ahli Kitab
Syarat yang harus terpenuhi dalam hal ini adalah tuanya harus seorang
muslim, atau setidak-tidaknya dia seorang ahli kitab. Hanya mereka yang
beragama Islam atau ahli kitab yang dianggap sah perburuannya dan halal
hasilnya. Sebaliknya, bila tuannya bukan seorang muslim atau ahli kitab, tetap
saja hewan buruan itu haram dimakan.
Dasar dari syarat ini adalah berdasarkan firman Allah SWTdi dalam
Al-Quran:
ْ‫وَطَعَامُ الَّذِيْنَ اُوْتُوا اْلكِتٰبَ حِلٌّ لَّ ُكمْ وَطَعَا ُم ُكمْ حِلٌّ َّلهُم‬

“Sembelihlah ahli kitab itu halal bagimu dan sembelihan mu halal


bagi mereka”. (QS. Al-Maidah: 5)

19
Meski ayat ini bicara tentang sembelihan, namun menurut para ulama
ayat ini juga mencakup masalah berburu hewan menggunakan hewan
pemburu.
4) Hewan itu Tidak Mengerjakan Hal Lain
Syarat yang keempat dari berburu dengan memanfaatkan hewan
pemburuan adalah ketika diperintahkan oleh tuannya, hewan itu tidak
mengerjakan perbuatan yang lain, tetapi langsung berburu. Syarat ini di
nashkan di dalam mazhab Al-Hanafiyah dan Al-Malikiyah . Sebab kalau
hewan itu mengerjakan perbuatan yang lain dulu baru berburu, maka
langkahnya dalam berburu bukan lagi atas dasar perintah tuannya, melainkan
karena keinginan sendiri.
Maka bila setelah diperintahkan dan dilepaskan hewan pemburu itu
sempat makan roti terlebih dahulu, atau menunaikan hajatnya seperti kencing
atau buang air besar, maka ketika dia meneruskan berburunya, dianggap sudah
bukan lagi atas dasar perintah tuannya. Hal yang sama juga berlaku manakala
setelah dilepas tuannya lalu tidak berhasil dan kembali lagi kepada tuannya,
lantas tiba tiba hewan itu kembali lagi mengejar buruannya semula namun
tanpa perintah dari tuannya, maka hukumnya hasil buruannya juga tidak
halal.18

18
Teper Raget, Aturan Berburu dalam Islam yang Benar, https://umroh.com/blog/aturan-
berburu-dalam-islam/ (diakses 16 Oktober 2020)

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun adab makan dan minum yang dianjurkan Rasulullah SAW
diantaranya: membaca basmallah dan menggunakan tangan kanan ketika hendak
makan atau minum, tidak makan dan minum sambal berdiri, tidak meniup makanan
atau minuman, tidak bernafas dalam wadah ketika minum, dan anjuran bernafas di
luar wadah, anjuran makan dengan tiga jari dan menjilat jari jemari dan piring, dan
terakhir berdoa selesai makan dan minum. Apabila khamr tersebut diminum, maka
akal akan tertutupi olehnya, sehingga di kalahkan dan diliputinya. Tata cara
menyembelih diantaranya berbuat baik terhadap hewan tersebut, membaringkan ke
sisi kiri, meletakkan kaki di sisi leher hewan, menghadap kiblat dan membaca
basmalah dan takbir, dan syarat ketika berburu diantaranya, hewan pemburu harus
terlatih, kulit buruan harus luka dan terkoyak, tuanya (pemilik hewan buruan) harus
muslim/ ahli kitab, dan hewan itu tidak mengerjakan hal lain.

21
DAFTAR PUSTAKA

As-Sayyid, Abdul Basith Muhammad. Pola Makan Rasulullah: Makanan Berkualitas


menurut al-Qur’an dan As-Sunnah,Terj. M. Abdul Ghaffar, Jakarta: Alfa,
2006.

Baqi, Muhammad Fuad Abdul. Mutiara Hadits shohib bukhori dan muslim, Jakarta:
Ummul Qura, 2017.

Hashman, Ade. Rahasia Kesehatan Rasulullah :Meneladani Gaya Hidup Sehat Nabi
Muhammad Saw., Jakarta: Noura Books, 2012.

Nawawi, Imam. Riyadus Shalihin, Jakarta: Pustaka Azzam, 1992.

Raget, Teper. Aturan Berburu dalam Islam yang Benar,


https://umroh.com/blog/aturan-berburu-dalam-islam/

Sohrah, “Etika makan dan minum dalam pandangan Syariah”, Ad-daulah Vol. 5 / No.
1 / Juni 2016.

https://carihadis.com/Bulughul_Maram/=minum (diakses 17 Oktober 2020)

https://carihadis.com/Musnad_Ahmad/=meniup%20makanan (diakses 17 Oktober 2020)

https://carihadis.com/Musnad_Ahmad/=tiga%20jari (diakses 17 Oktober 2020)

https://www.hadits.id/hadits/majah/3274 (diakses 17 Oktober 2020)

https://www.hadits.id/hadits/majah/3276 (diakses 17 Oktober 2020)

https://www.hadits.id/hadits/majah/3279 (diakses 17 Oktober 2020)

22

Anda mungkin juga menyukai