Anda di halaman 1dari 9

RESUME MATERI ADAB MAKAN, MINUM,

DAN BERKOMUNIKASI
Nama : Yasmin Amaturrahmah Firdausi
NIM : 11200910000077
Kelas/Jurusan : 2D/Teknik Informatika
Mata Kuliah : Praktikum Qiraah dan Ibadah
A. Pengertian Adab Makan dan Minum
Adab makan dan minum adalah etika atau tata cara seorang muslim saat melakukan makan dan
minum sesuai dengan syariat islam, yaitu sesuai dengan dalil Qur’an dan Hadits. Islam sangat
memperhatikan soal adab makan dan minum. Adab makan dan minum secara langsung di contohkan
oleh Nabi Muhammad saw. Misalnya ketika makan atau minum Nabi tidak pernah berdiri, berjalan,
atau momdar-mandir, karena itu termasuk perbuatan setan. Dan adab makan dan minum seperti itu
sama halnya dengan makan yang dilakukan oleh para binatang, tentunya sangat tidak layak
dilakukan oleh manusia,sebab manusia diberi akal oleh Allah SWT.
B. Adab Makan dan Minum

1. Memakan Makanan yang Halal


Adab makan dan minum yang pertama dan utama ialah mengonsumsi yang halal. Allah
SWT sangat melarang umat Islam mengonsumsi sesuatu yang haram, karena akan banyak
sekali mudharat yang didapatkan.

Oleh sebab itu, kini banyak penelitian yang kian menjelaskan. Berbagai alasan tidak baik
dari mengonsumsi daging babi, minuman beralkohol, dan masih banyak lagi. Kewajiban ini
tertuang dalam AlQuran surat Al-Maidah ayat 88 :

َ‫َو ُكلُوا ِم َّما َرزَ قَ ُك ُم هَّللا ُ َحاَل اًل طَيِّبًا ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي أَ ْنتُ ْم بِ ِه ُم ْؤ ِمنُون‬
"Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu,
dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya." (QS. Al-Maidah: 88)

2. Mencuci Kedua Tangan


Islam menganjurkan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Dengan
mencuci tangan sebelum makan akan membersihkan tangan dari bakteri dan virus sehingga
terhindar dari segala macam penyakit. Hal ini pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad
SAW, yang dijelaskan oleh Aisyah radhiallahu'anha:

"Rasulullah SAW jika beliau ingin tidur dalam keadaan junub, beliau berwudhu dahulu.
Dan ketika beliau ingin makan atau minum beliau mencuci kedua tangannya, baru setelah itu
beliau makan atau minum." (HR. Abu Daud dan An Nasa'i) 1

3. Membaca Basmallah dan Memulai dengan yang Terdekat


Selanjutnya Allah SWT memerintahkan hambanya untuk memulai segala sesuatu dengan
menyebut nama-Nya termasuk untuk melakukan makan dan minum. Sesuai dengan dalil
hadits tersebut yaitu :
1
Hadits Riwayat Abu Daud no.222, An Nasa'i no.257, dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasa'i
Dari Umar bin Abu Salamah r.a, ia berkata,

‫ال لِي يَا ُغاَل ُم‬ ْ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو َكان‬
َ َ‫َت يَ ِدي تَ ِطيشُ فِي الصَّحْ فَ ِة فَق‬ َ ِ ‫ُول هَّللا‬
ِ ‫ت فِي َحجْ ِر َرس‬ ُ ‫ُك ْن‬
‫ك‬َ ‫َس ِّم هَّللا َ َو ُكلْ بِيَ ِمينِكَ َو ُكلْ ِم َّما يَلِي‬
Artinya : “Dulu aku berada di pangkuan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lantas
tanganku memegang piring, maka beliau bersabda kepadaku: “Wahai anak, sebutlah nama
Allah, dan makanlah dengan tangan kananmu, serta makanlah yang ada di hadapanmu.”
(HR. Muslim)2
Jika lupa membaca bismillah di awal makan, hendaknya membaca bismillah fii awwalihi wa
aakhirihi. Sebagaimana disebutkan dalam hadits

ِ ‫س ِم هَّللا ِ فِي أَ َّولِ ِه َو‬


‫آخ ِر ِه‬ ْ ِ‫س َي فِي أَ َّولِ ِه فَ ْليَقُ ْل ب‬ ْ ِ‫إِ َذا أَ َك َل أَ َح ُد ُك ْ!م طَ َعا ًما فَ ْليَقُ ْل ب‬
ِ َ‫س ِم هَّللا ِ فَإِنْ ن‬
“Jika seseorang memakan makanan, hendaknya ia mengucapkan bismillah. Jika ia lupa di
awal, maka ucapkanlah bismillah fii awwalihi wa aakhirihi (dengan Nama Allah di awal dan
diakhir)” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah) 3

4. Berdoa Sebelum Makan dan Minum

Setelah itu barulah memanjatkan doa, sebagai bentuk syukur atas berkah dan nikmat,
berupa makanan yang diberikan oleh Allah SWT. Serta memohonkan ampun, dimudahkan
rezeki yang baru, dan supaya terhindar dari siksa dosa.

Doa makan yang lengkap:

ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬ ِ َ‫اَللَّهُ َّم ب‬
َ ‫ َع َذ‬ƒ‫ار ْك لَنَا فِ ْي َما َرزَ ْقتَنَا َوقِنَا‬
Artinya: "Ya Allah, semoga Engkau berkenan memberikan berkah (kemanfaatan) kepada
kami atas apa yang telah Engkau anugerahkan kepada kami dan semoga Engaku berkenan
menjaga kami dari siksa api neraka yang menyakitkan."

5. Makan dan Minum dengan Menggunakan Tangan Kanan

Setelah memulai makan dan minum dengan membaca bismillah, dianjurkan makan dan
minum dengan tangan kanan. Makan dan minum dengan tangan kanan pada dasarnya adalah
wajib. Dengan demikian, seseorang yang makan dan minum dengan tangan kiri adalah
berdosa karena telah melanggar perintah Allah swt yang telah disampaikan melalui
Rasulullah saw. serta merupakan bentuk perbuatan tasyabuh (meniru) perilaku setan dan
orang-orang kafir. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:

‫ادا أكل أحدكم فليأكل بيمينه وادا شرب فليشرب بيمينه فاءن الشيطان يأكل بشماله‬

2
Hadits Riwayat Muslim No. 3767

3
H.R atTirmidzi, Ibnu Majah, dishahihkan al-Hakim, disepakati keshahihannya oleh adz-Dzahaby dan al-Albany
‫ويشرب بشماله‬.
Artinya:
“Apabila salah seorang dari kalian makan, maka hendaklah makan dengan tangan kanan dan
apabila dia minum, minumlah dengan tangan kanan. Karena setan apabila dia makan, makan
dengan tangan kiri dan apabila minum, minum dengan tangan kiri” 4

6. Larangan Makan dan Minum Sambil Berdiri


Islam menganjurkan bagi umatnya untuk makan dan minum sambil duduk dan melarang
untuk makan dan minum sambil berdiri. Hadis Nabi saw. terkait dengan larangan tersebut di
atas:

‫ ان رسول هلال صلى هلال عليه وسلم نهى عن الشرب قا ئما‬ƒ‫عن ابي سعيد الخدري‬
Artinya:
Dari Abi said al-Khudri sesungguhnya Rasulullah sw. melarang minum sambil berdiri”. 5
Secara umum Rasulullah saw. dalam praktiknya lebih sering minum sambil duduk, bahkan
dapat dikatakan selalu minum dalam keadaaan duduk, kecuali dalam kondisi tertentu di
mana Nabi terpaksa minum saambil berdiri, seperti jika tempatnya sempit atau karena tempat
minum yang tergantung.6

7. Makan Menggunakan Tiga Jari


Dari Abi said al-Khudri sesungguhnya Rasulullah sw. melarang minum sambil berdiri Sabda
Rasulullah saw. :

‫عن ابن كعب بن مالك عن ابيه ان النبي صلى هلال عليه وسلم كان ياكل بثالث اصابع‬
‫وال يمسح يده حتى يلعقها‬
Artinya:
“Dari bnu Ka’ab bin Malik dari ayahnya bahwasanya Nabi saw. makan dengan tiga jari dan
tidak mengusap tangannya sebelum menjilatnya.”7
Di sebutkan dalam hadis di atas bahwa makan dengan tiga jari merupakan sunnah yang
diajarkan Nabi Saw. Al-Nawawî menjelaskan bahwa menggunakan tiga jari ini selama
memungkinkan, maksudnya jika memang masih memungkinkan menggunakan tiga jari
maka tidak diperlukan menggunakan empat jari atau lima jari. Tetapi jika diperlukan untuk
menggunanakan lebih dari tiga jari maka diperbolehkan menggunakan empat jari ataupun
lima jari, seperti ketika memakan kaldu, kuah daging. 8
8. Larangan Bernafas Ketika Minum
Hadis Nabi saw. berkenaan dengan larangan tersebut sebabagai berikut:

‫ ادا شرب‬ƒ‫عن عبدهلال بن ابى قتادة عن ابيه قال قال رسول هلال صلى هلال عليه وسلم‬
‫أحدكم فال يتنفس فى االباء وادا اتى الخالء فال يمس دكره بيمينه وال يتنسخ بيمينه‬
4
Hadits Riwayat Muslim no. 2021
5
Hadits Riwayat Muslim no . 3774
6
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani dalam Silsilah Al-Hadits as-Shahih
7
Hadits Riwayat Muslim no. 3789, 3790, 3791
8
Muhyi al-Dîn Yahya bin Syaraf al-Nawawî, Sahih Muslim bi Syarh al-Nawawî, juz 13, (Mesir: Maktabah al-
Misriyyah, 1930), h. 203.
Artinya:
Dari Abdullah bin Abi Qatadah dari ayahnya berkata, Rasulullah saw. bersabda:
“Apabila seseorang di antara kamu minum maka janganlah dia bernafas di dalam wadah, dan
apbila dia mendatangi kakus (istinja di tempat buang air) maka janganlah ia menyentuh
kemaluannya dengan tangan kanan dan mengusapnya dengan tangan kanan” 9

9. Tidak Mencela Makanan


Adab makan dan minum dalam Islam, menyangkut dalam beberapa aspek. Termasuk
menjaga hubungan silaturahmi antar sesama manusia dan menghargai berkah dari Tuhan.
Mencela makanan sama saja tidak menghormati rezeki dan tidak hormat pada orang di
sekeliling.

Seperti yang pernah dicontohkan oleh Rasul SAW. Saat di sebuah tempat dan dihidangkan
makanan oleh seseorang. Meskipun makanan atau minuman yang dihidangkan itu kurang
disukai, maka sangat dianjurkan untuk tidak mencelanya. Sampaikanlah alasan yang baik
dan tidak menyinggung. Sesuai dengan dalil hadits berikut :

ُ‫ط إِ ْن ا ْشتَهَاهُ أَ َكلَهُ َوإِ ْن َك ِرهَهُ ت ََر َكه‬


ُّ َ‫م طَ َعا ًما ق‬ƒَ َّ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسل‬
َ ‫َاب النَّبِ ُّي‬
َ ‫َما ع‬
Artinya : “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah mencela makanan sekali pun. Bila
beliau berselera, maka beliau memakannya dan bila tak suka, maka beliau
meninggalkannya.”10

10. Tidak Mubazir


Agama Islam sangat melarang umatnya untuk melakukan kegiatan yang sia-sia atau mubazir.
Salah satunya dengan makanan dan minuman. Bahkan Allah sangat melaknat orang-orang
yang berlebihan dalam melakukan segala sesuatu. Baik dari cara berpakaian hingga dalam
hal makan dan minum.

Kita dianjurkan untuk makan secukupnya dan tidak rakus. Tak perlu mengambil porsi
melebihi kemampuan perut dan membuat kekenyangan atau tidak habis termakan. Parahnya
lagi bila makanan sisa tersebut akhirnya terbuang sia-sia.
Allah berfirman dalam AlQuran surat Al-A'raf ayat 31 :

۟ ‫ُوا َواَل تُس‬


۟ ‫وا َوٱ ْش َرب‬
۟ ُ‫ْج ٍد َو ُكل‬ ۟ ‫ٰيَبَنِ ٓى َءا َدم ُخ ُذ‬
ِ ‫ا ۚ إِنَّ ۥهُ اَل ي ُِحبُّ ْٱل ُمس‬ƒ‫ْرفُ ٓو‬
َ‫ْرفِين‬ ِ ِ ‫وا ِزينَتَ ُك ْم ِعن َد ُكلِّ َمس‬ َ
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berlebih-lebihan."
Dari Ibnu Umar r.a, Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

‫ر يَأْ ُك ُل فِي َس ْب َع ِة أَ ْم َعا ٍء‬ƒُ ِ‫ْال ُم ْؤ ِمنُ يَأْ ُك ُل فِي ِمعًى َوا ِح ٍد َو ْال َكاف‬

9
Hadits Riwayat Al-Bukhari no. 149
10
Hadits Riwayat Al- Bukhari Nomor 4989
Artinya : “Orang mukmin makan dengan satu usus (perut) sedangkan orang kafir makan
dengan tujuh usus (perut).” 11

11. Segera Makan Begitu Dihidangkan


Makanlah makanan yang telah dihidangkan dengan segera. Jangan membiarkan makanan
begitu saja. Bahkan meskipun telah terdengar adzan, sebaiknya dahulukan makan terlebih
dahulu. Setelah selesai makan, barulah tunaikan sholat.

Dari Anas Nabi Saw. bersabda, “Jika makan malam sudah disajikan dan Iqamah shalat
dikumandangkan, maka dahulukanlah makan malam.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah juga saw bersabda, “Apabila makan malam telah dihidangkan dan shalat telah
ditegakkan, maka mulailah dengan makan malam dan janganlah tergesa-gesa (pergi shalat)
sampai makanmu selesai.” (Muttafaqun ‘alaih)

12. Akhiri Makan dan Minum dengan Berdoa


Berdoa tak hanya dilakukan sebelum makan, tapi juga sesudah makan. Rasul telah
mengajarkan kita untuk berdoa sesudah makan, sebagaimana sabdanya :

۟ ‫ُوا َواَل تُس‬


۟ ‫وا َوٱ ْش َرب‬
۟ ُ‫ْج ٍد َو ُكل‬ ۟ ‫ٰيَبَنِ ٓى َءا َدم ُخ ُذ‬
ِ ‫ا ۚ إِنَّ ۥهُ اَل ي ُِحبُّ ْٱل ُمس‬ƒ‫ْرفُ ٓو‬
َ‫ْرفِين‬ ِ ِ ‫وا ِزينَتَ ُك ْم ِعن َد ُكلِّ َمس‬ َ
‫ هلال عنه فال كان النبي صلى هلال عليه رسلم ادا اكل أو شرب قال‬ƒ‫عن أبي سعيد رضي‬
‫الحمد هلل الدى أطعمنا وسقان وجعلنا مسلمين‬.
Artinya:
Dari Abi Sa’id al-Khudri ra. Berkata, Nbi saw, apabila selesai makan atau minum beliau
berdo’a: “Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan memberi kami minum
dan menjadikan kami orang-orang muslim.”

C. Adab Berkomunikasi
Dalam perspektif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan
manusia karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan komunikasi. Komunikasi yang
dimaksud adalah komunikasi yang islami, yaitu komunikasi berakhlak al-karimah atau beretika.
Komunikasi yang berakhlak al-karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada Al-Quran dan
hadis (sunah Nabi).
Pesan-pesan keislaman yang disampaikan dalam komunikasi Islam meliputi seluruh ajaran Islam,
meliputi akidah (iman), syariah (Islam), dan akhlak (ihsan).Soal cara (kaifiyah), dalam Al-Quran dan
Al-Hadits ditemukan berbagai panduan agar komunikasi berjalan dengan baik dan efektif. Kita dapat
mengistilahkannya sebagai kaidah, prinsip, atau etika berkomunikasi dalam perspektif Islam.
1. Menjaga Lisan
Adab berkomunikasi pertama ialah menjaga lisan. Kita sebagai seorang muslim
hendaknya bisa menjaga lisan dengan sebaik-baiknya. Kita wajib menghindari perkataan
batil, dusta, adu domba, ghibah (menggunjing) dan perkataan keji lainnya. Selain itu, dengan
perkataan yang buruk akan membuat Allah murka. Dari Abu Hurairah Radhiyallahuanhu,
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda,

11
Hadits Riwayat Muslim No. 3841
‫ َوإِ َّن ْال َع ْب َد لَيَتَ َكلَّ ُم‬، ‫ت‬
ٍ ‫ يَرْ فَ ُع هَّللا ُ بِهَا َد َر َجا‬، ً‫ان هَّللا ِ الَ ي ُْلقِى لَهَا بَاال‬
ِ ‫إِ َّن ْال َع ْب َد لَيَتَ َكلَّ ُم بِ ْال َكلِ َم ِة ِم ْن ِرضْ َو‬
‫بِ ْال َكلِ َم ِة ِم ْن َسخَ ِط هَّللا ِ الَ ي ُْلقِى لَهَا بَاالً يَه ِْوى بِهَا فِى َجهَنَّ َم‬

"Sesungguhnya ada seorang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang tidak ia pikirkan,
lalu Allah mengangkat derajatnya disebabkan perkataan itu. Dan ada juga seorang hamba
yang berbicara dengan suatu perkataan yang membuat Allah murka dan tidak pernah
dipikirkan bahayanya, lalu ia dilemparkan ke dalam Jahannam." (HR. Ahmad dan Bukhori) 12

2. Mengucapkan Perkataan yang Baik


Dari Abu Hurairah radiyallahuanhu Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda:

‫م ْاآل ِخ ِر فَليَقُلْ خَ ْيرًا أَوْ لِيَصْ ُمت‬ƒِ ْ‫َم ْن َكانَ ي ُْؤ ِمنُ بِاهَّلل ِ َو ْاليَو‬
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika
tidak, maka diamlah."13

Adakalanya diam itu lebih baik daripada berbicara, sehingga ada perkataan bahwa diam itu
emas. Luqman berkata pada anaknya, "Jika berkata dalam kebaikan adalah perak, maka diam
dari berkata yang mengandung dosa adalah emas."

Ucapan yang baik adalah semua perkataan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah,
seperti tasbih, tahlil, takbir, tahmid, amar ma'ruf nahi mungkar, membaca al Quran,
mengajarkan ilmu dan bersikap ramah kepada orang lain serta ucapan yang dapat
menyenangkan hati orang lain. Sedekah tidak harus dengan harta. Allah menghitung
perkataan yang baik juga sebagai sedekah. Subhanallah indahnya Islam, karena memberi
kesempatan kepada siapapun untuk bersedekah, tidak hanya orang-orang kaya saja.

Perkataan yang baik selain sebagai penyelamat kita dari siksa neraka, ternyata juga termasuk
amalan sedekah. Beliau bersabda, "Kata-kata yang baik adalah sedekah." (HR. Bukhari dan
Muslim).

3. Tidak Mengolok-ngolok Orang Lain


Adab berkomunikasi dalam Islam yang ketiga adalah tidak boleh mengolok-olok orang
lain karena kekurangannya. Mencela kekurangan orang lain berarti mencela ciptaan Allah.
Orang yang mengolok-olok pun belum tentu lebih baik dari yang diolok-olok. Adakalanya
mereka lebih baik dari kita. Walaupun secara fisik mereka mempunyai kekurangan. Karena
Allah hanya melihat ketakwaan seseorang, bukan bentuk fisiknya.
Hal ini telah disebutkan dalam firman Allah Qs.Al Hujurat 11:

‫وا َخ ْيرًا ِّم ْنهُ ْم َواَل نِ َسٓا ٌء ِّمن نِّ َسٓا ٍء َع َس ٰ ٓى أَن‬۟ ُ‫م ِّمن قَوْ ٍم َع َس ٰ ٓى أَن يَ ُكون‬ƒٌ ْ‫وا اَل يَسْخَرْ قَو‬ ۟ ُ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
َ
َّ‫ق بَ ْع َد ٱإْل ِ ي ٰ َم ِن ۚ َو َمن ل ْم‬ ُ ْ َ ‫ب ۖ بِ ْئ‬
ƒُ ‫س ٱٱِل ْس ُم ٱلفسُو‬ ٰ ْ َ ‫أْل‬ ۟ ُ َ ۟ ْ
ِ َ‫يَ ُك َّن َخ ْيرًا ِّم ْنه َُّن ۖ َواَل تَل ِم ُز ٓوا أنف َس ُك ْم َواَل تَنَابَ ُزوا بِٱ لق‬
ٰ ٓ
َ‫يَتُبْ فَأ ُ ۟و ٰلَئِكَ هُ ُم ٱلظَّلِ ُمون‬
Artinya ;

12
Hadits Riwayat Ahmad No. 8635 dan Bukhari no. 6478
13
Hadits Riwayat Al-Bukhari, no. 6018 dan Muslim, no.47
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan
pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan
itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan
gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk
sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang
zalim.”

4. Menjauhi Gibah
Seorang mukmin tidak boleh mencari-cari keburukan atau aib orang lain, kemudian
menceritakan aib tersebut kepada orang lain. Hal ini dapat menimbulkan kebencian dan
permusuhan antar sesama yang dapat menyenangkan setan.

Allah telah berfirman dalam surat al-Hujurat ayat 12. Yakni menyamakan perbuatan ghibah
dengan memakan daging saudaranya yang telah mati, tentu hal ini sangatlah menjijikan,

ُ ‫ َواَل يَ ْغتَبْ بَ ْع‬ƒ‫ْض الظَّنِّ إِ ْث ٌم ۖ َواَل ت ََج َّسسُوا‬


‫ض ُك ْم‬ َ ‫ َكثِيرًا ِمنَ الظَّنِّ إِ َّن بَع‬ƒ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اجْ تَنِبُوا‬
‫بَ ْعضًا ۚ أَيُ ِحبُّ أَ َح ُد ُك ْم أَ ْن يَأْ ُك َل لَحْ َم أَ ِخي ِه َم ْيتًا فَ َك ِر ْهتُ ُموهُ ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ ۚ إِ َّن هَّللا َ تَ َّوابٌ َر ِحي ٌم‬
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang."

5. Tidak Boleh Berdusta


Berdusta bukanlah perbuatan yang mulia, melainkan sangat tercela dan tidak terpuji.
Yang dimaksud dusta di sini adalah menyampaikan kabar yang tidak benar. Selain itu
berbohong merupakan perbuatan yang dapat menghantarkan pelakunya ke Neraka.

ƒِ ‫ َعلَ ْي ُك ْم بِالصِّ ْد‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬


‫ق‬ َ ِ‫ قَا َل َرسُوْ ُل هللا‬: ‫ال‬ َ َ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ ق‬ ِ ‫بن َم ْسعُوْ د َر‬ ِ ِ‫ع َْن َع ْب ِد هللا‬
ƒ‫ق َويَت ََح َّرى‬ ُ ‫ َو َما يَ َزا ُل ال َّر ُج ُل يَصْ ُد‬، ‫ َوإِ َّن ْالبِ َّر يَ ْه ِديْ إِلَى ْال َجنَّ ِة‬، ِّ‫ق يَ ْه ِديْ إِلَى ْالبِر‬ َ ‫ فَإِ َّن الصِّ ْد‬،
‫ َوإِ َّن ْالفُجُوْ َر‬، ‫ب يَ ْه ِديْ إِلَى ْالفُجُوْ ِر‬ َ ‫ فَإِ َّن ْال َك ِذ‬، ‫ب‬ َ ‫م َو ْال َك ِذ‬ƒْ ‫ َوإِيَّا ُك‬، ‫ص ِّد ْيقًا‬ َ ‫ق َحتَّى يُ ْكت‬
ِ ِ‫َب ِع ْن َد هللا‬ َ ‫ص ْد‬
ِّ ‫ال‬
َّ ْ
‫َب ِعن َد هللاِ َكذابًا‬ ْ
َ ‫ب َحتى يُكت‬َّ ْ ْ
َ ‫ َو َما يَ َزا ُل ال َّر ُج ُل يَك ِذبُ َويَت ََحرَّى ال َك ِذ‬، ‫ار‬ َّ َ
ِ ‫يَ ْه ِديْ إِلى الن‬
Dari Abdullâh bin Mas'ud Radhiyallahu anhu, ia berkata: "Rasûlullâh Shallallahualaihi wa
sallam bersabda, 'Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada
kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu
berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang
jujur.

Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan,
dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta
dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong)." 14

14
Ahmad (I/384); al-Bukhâri (no. 6094) dan dalam kitab al-Adabul Mufrad (no. 386) At-Tirmidzi berkata, "Hadits ini
hasan shahih."
6. Tidak Banyak Berbicara
Adab selanjutnya adalah sedikit berbicara dan menghindari banyak bicara, sebab banyak
bicara merupakan salah satu sebab terjatuhnya seseorang ke dalam dosa. Rasulullah
bersabda, "Dan sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya
di antara kalian dariku pada hari kiamat adalah orang-orang yang banyak bicara, orang yang
memfasih-fasihkan cara bicaranya dan orang yang sombong." (HR. Tirmidzi)

Dari hadits di atas menunjukan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam tidak menyukai
orang yang banyak bicara. Dan para sahabat pun tidak menyukai orang yang banyak bicara.
Umar bin Khattab pernah menyampaikan, "Barangsiapa yang banyak bicara, maka ia akan
sering melakukan kesalahan." Maka dari itu jagalah lisan kita dengan tidak berlebihan
dalam berbicara apalagi kepada lawan jenis yang bukan mahramnya.

7. Tidak Menceritakan Semua yang Didengarkan


Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda,

َ ‫َكفَى بِ ْال َمرْ ِء َك ِذبًا أَ ْن يُ َحد‬


‫ِّث بِ ُك ِّل َما َس ِم َع‬

Termasuk kedustaan seseorang apabila dia menceritakan segala apa yang didengarnya. (HR.
Muslim)
Biasanya kita mendengar berita adakalanya benar dan terkadang dusta. Jika kita tidak
memastikan kebenaran suatu berita yang kita dengar maka kita tidak akan lolos dari dusta.
Oleh karena itu kita dilarang tidak menceritakan apapun yang kita dengar sebelum mencari
kebenarannya.

DAFTAR PUSTAKA

Sohrah, Sohrah. "Etika Makan dan Minum dalam Pandangan Syariah." Al Daulah: Jurnal
Hukum Pidana dan Ketatanegaraan 5.1 (2016): 21-41.
Imritiyah, Siti. Kajian hadis-hadis adab makan dan minum; Perspektif ilmu kesehatan. BS
thesis. Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
https://dalamislam.com/akhlaq/adab-makan-dan-minum
https://www.pengetahuanislam.com/adab-makan-dan-minum-dalam-islam-beserta-dalilnya/
https://www.abanaonline.com/2017/03/adab-berbicara-dalam-islam-berdasarkan-dalil-
sohih.html

Anda mungkin juga menyukai