Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan
rahmat dan, taufiq serta hidayahnya kepada kami semua, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah genetika tanaman yang membahas Taksonomi Tumbuhan, Insya Allah
dengan baik dan tepat waktu.

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah botani dan agar
kami juga dapat memahami lebih jelas tentang bunga.

Dengan dibuatnya makalah ini, semoga dapat menambah wawasan kita semua, bagi
pembaca pada umumnya dan kami sebagai penyusun pada khususnya. Makalah yang kami buat
memang jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dalam
pembuatan makalah selanjutnya.

Malang, 22 September 2010

Tim penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Taksonomi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari penelusuran, penyimpanan
contoh,pemerian,pengenalan(identifikasi),pengelompokan(klasifikasi),dan penamaan tumbuhan.
Taksonomi merupakan salah satu cabang ilmu botani yang mempelajari pengelompokan
tumbuhan. Kata Taksonomi berasal dari Bahasa Yunani yaitu taxis yang berarti susunan dan
penataan dan nomos yang berarti hukum atau aturan.Lawrence (1969) mendefinisikannya
sebagai studi yang meliputi identifikasi, tatanama (nomenclature) dan klasifikasi dari suatu
obyek.
Ilmu taksonomi modern : mencakup studi tentang hubungan kekerabatan antar spesies
(filogenetik) maupun proses-proses evolusi yang terkait (misalnya hibridisasi, variasi dalam
populasi dan asal muasal suatu jenis).

1.2 Tujuan
Mengetahui dan memahami:
Definisi taksonomi tumbuhan
Klasifikasi taksonomi tumbuhan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Taksonomi Tumbuhan


Taksonomi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari penelusuran,penyimpanan
contoh,pemerian,pengenalan(identifikasi),pengelompokan(klasifikasi),dan penamaan tumbuhan.
Taksonomi merupakan salah satu cabang ilmu botani yang mempelajari pengelompokan
tumbuhan.Kata Taksonomi berasal dari Bahasa Yunani yaitu taxis yang berarti susunan dan
penataan dan nomos yang berarti hukum atau aturan.Lawrence (1969) mendefinisikannya
sebagai studi yang meliputi identifikasi,tatanama (nomenclature) dan klasifikasi dari suatu
obyek.
Ilmu taksonomi modern : mencakup studi tentang hubungan kekerabatan antar spesies
(filogenetik) maupun proses-proses evolusi yang terkait (misalnya hibridisasi,variasi dalam
populasi dan asal muasal suatu jenis).

2.2 Komponen Dasar dalam Taksonomi


1. Klasifikasi
Penyusunan kelompok-kelompok tumbuhan ke dalam suatu tingkatan taksonomi
berdasarkan sifat-sifat tertentu. sistem klasifikasi dalam taksonomi tumbuhan sistem klasifikasi
alam atau sistem klasifikasi filogenetik dan sistem klasifikasi buatan (berdasarkan habitat).
Sistem klasifikasi yang tinjauannya didasarkan modifikasi dari sistem yang telah ada dengan
penambahan data yang baru, disebut sistem kontemporer.
2. Identifikasi
Identifikasi adalah determinasi suatu nama untuk suatu spesies sehingga dapat
menentukan nama yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Tumbuhan
yang akan diidentifikasikan mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan (belum ada
nama ilmiahnya), atau mungkin sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan. Identifikasi
tumbuhan ialah menentukan nama yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem
klasifikasi. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan (belum ada nama ilmiahnya), atau mungkin sudah dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan. Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti aturan
yang ada dalam KITT. Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan
diperkenalkan ke dunia ilmiah memerlukan bekal ilmu pengetahuan yang mendalam tentang isi
KITT. Untuk identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan,
memerlukan sarana antara lain bantuan orang, spesimen herbarium, buku-buku flora dan
monografi, kunci identifikasi dan lembar identifikasi jenis. Flora adalah suatu bentuk karya
taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan dalam suatu wilayah
tertentu. Dalam mengidentifikasi tanaman selalu menghadapi 2 kemungkinan yaitu:
a. Identifikasi Tanaman yang Belum dikenal dunia Pengetahuan
Identifikasi tumbuhan selalu didasarkan atas spesimen yang riil baik hidup
maupun diawetkan. Oleh pelaku Identifikasi dibuatkan Deskripsi dari tumbuhan tersebut yang
meliputi ciri-ciri diagnostiknya kemudian ditetapkan jenis, marga, famili dan berturt-turut keatas.
Penentuan tingkat-tingkat takson ini tidak boleh menyimpang dari ketentuan KITT (Kode
Internasional Tatanama Tumbuhan). Pada dasarnya Identifikasi Tanaman yang belum diketahui
ini dilakukan oleh Profesional dibidang Taksonomi Tumbuhan.
b. Identifikasi Tumbuhan yang dikenal oleh dunia Pengetahuan
Menanyakan identitas Tumbuhan pada Ahlinya Mencocokkan dengan spesimen
herbarium yang telah diidentifikasikan Penggunaan Lembar Identifikasi Jenis (Species
Identification Sheet) Mencocokkan dengan deskripsi dan gambar yang ada dalam buku flora atau
monografi Penggunaan Kunci Determinasi dalam Identifikasi Tumbuhan.

3. Deskripsi
Deskripsi adalah penjabaran karakter-karakter atau ciri-ciri suatu spesies. Biasanya
digunakan untuk membedakan antara suatu spesies dengan spesies lainnya.

4. Tatanama (Nomenclature),
Suatu sistem aturan yang jelas dan bersifat universal yang digunakan oleh semua ahli
botani di dunia untuk menamakan tumbuhan yang tertuang dalam Kode Internasional untuk
Tatanama Tumbuhan (International Code of Botanical Nomenclature, ICBN).

2.3 Taksonomi Tumbuhan Rendah (Cryptogamae = tumbuhan spora)


Tahun 1880 diperkenalkan suatu sistem yang membagi Cryptogamae menjadi Thallophyta,
Bryophyta, Pteridophyta. Ciri- ciri pada Cryptogamae:
- Sel telah berinti, tetapi belum berdeferensiasi (belum punya berkas pengangkut)
- Sporangia dan gametagianya belum diselubungi oleh dinding sel.

1. Thallophyta (tumbuhan talus)


Terdiri dari dua anak kelas Algae dan Fungi dibedakan dari Bryophyta dan Pteridophyta
berdasarkan pada struktur alat penghasil spora dan gamet serta perkembangan zigotnya.
Berdasarkan kemajuan ilmu pengetahuan terutama dalam penelitian fisiologi, biokimia,
dan penggunaan mikroskop elektron, maka klasifikasi algae ke dalam divisinya, kini didasarkan
pada: pigmentasi, hasil fotointesis, flagelasi, sifat fisik dan kimia dinding sel, ada atau tidak
adanya inti sejati.
Atas dasar hal tersebut, Smith (1955) membagi algae menjadi; Divisi: Chlorophyta,
Euglenophyta, Pyrrophyta, Chrysophyta, Phaeophyta, Rhodophyta dan Cyanophyta. Pyrrophyta,
Chrysophyta,dan Euglenophyta termasuk Protista (Protista algae); Cyanophyta termasuk Monera
Algae mempunyai bermacam-macam bentuk tubuh:
a. Bentuk uniseluler
Bentuk uniseluler yang berflagela dan yang tidak berflagela.
b. Bentuk multiseluler
Reproduksi
Vegetatif : Fragmentasi,pembelahan sel,pembentukan hormogonia.
Aseksual : Pembentukan mitospora,zoospora,aplanospora,hipnospora,stadium pamela.
Seksual: Isogami,heterogami yang terdiri dari anisogami dan oogami,aplanogami,autogami.
Divisi: Chlorophyta, Phaeophyta, Rhodophyta, Chrysophyta, Cyanophyta.
Divisi: Chlorophyta

Ciri-ciri Pada Tallophyta ( tumbuhan lumut )


1. Pigmen, khlorofil a dan b, santofil, dan karoten, khlorofil terdapat dalam jumlah yang banyak
sehingga ganggang ini berwarna hijau
2. Hasil fotosintesis berupa amilum dan tersimpan dalam khloroplas.
3. Khloroplas berjumlah satu atau lebih; berbentuk mangkuk, bintang, lensa, bulat, pita, spiral
4. Sel mempunyai 2 atau 4 flagela sama panja5g.
5. Dinding sel mengandung selulose.
6. Perkembangbiakan: aseksual dengan Zoospora dan seksual dengan anisogami
Tempat hidup
Sebagian besar ( 90%) merupakan algae air tawar terdapat pula di tanah atau di dinding
tembok yang lembab, di atas batang pohon dan dapat pula sebagai epifil (pada permukaan daun).

2. Divisi Phaeophyta
Tubuh selalu berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filamen, lembaran atau
menyerupai semak/pohon yang dapat mencapai beberapa puluh meter, terutama jenis-jenis yang
hidup di lautan daerah beriklim dingin.
- Bersel banyak dan berwarna pirang (fikosantin)
- Kromatofora mengandung klorofila, karotin dan xantofil, fikosantin.
Tempat hidup
Sebagian besar hidup di laut hanya ada beberapa jenis saja yang hidup di air tawar.
3. Divisi Rhodophyta (ganggang merah)
Sel mempunyai dinding yang terdiri dari seluloser rhodophyceae tidak pernah menghasilkan
sel-sel berflagela. Pigmen Khlorofil: terdiri dari khlorofil a, karotenoid, fikoeritrin dan fikosianin
yang sering disebut pigmen aksesoris. - karoten Pigmen-pigmen tersebut terdapat dalam
kloroplas cadangan makanan berupa tepung floride (hasil polimerase dari glukosa) dan terdapat
diluar khloroplas. Talus Hampir semuanya multiseluler, hanya 2 marga saja yang uniseluler, talus
yang multiseluler berbentuk filamen silinder ataupun helaian, talus umumnya melekat pada
substrat dengan perantaraan alat pelekat. Habitat : laut yang dalam

4. Divisi :Chrysophyta
Bersifat uniselular, dinding sel terdiri atas pektin yang lunak
Selnya berinti, kromatofora mengandung klorofil a, karotin, santofil dan sutu karotenoid yang
menyerupai fikosantin.
Sebagian besar bersifat autotrof, kecuali yang tidak berwarna : heterotrof.
Tempat hidup : air laut dan air tawar (sering melekat pada tumbuhan air).

5. FUNGI (jamur, cendawan)


- Tidak berklorofil : tidak berfotosintesis
- Tubuhnya mempunyai benang-benang hifa
- Perkembangbiakan : vegetatif : dengan spora, generatif, dengan isogami, anisogami, oogami,
gametangiogami dan somatogami
- Hidup secara heterotrof sebagai saprofit atau parasit
- Jarang hidup di air, kebanyakan di daratan.

6. Tumbuhan lumut ( Bryophyta )


Merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk dalam divisio Bryophyta (dari
bahasa Yunani bryum, "lumut"). Tumbuhan ini tingkatannya lebih tinggi dari Thallophyta dengan
habitus yang bermacam-macam,dengan ciri- ciri seperti berikut :
- Warna hijau klorofil a dan b
- Selnya berdinding terdiri dari selulosa
- Alat kelamin terdiri atas anteridium dan arkegonium
- Terdiri dari lumut daun (musci) dan lumut hati (hepaticae)
Organ penyerap haranya adalah rizoid ( "serupa akar"). Daun tumbuhan lumut dapat
berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat
sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh.
Perkembangbiakan Pada Bryophyta
Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal
orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang
haploid (x = n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu
tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.
Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel
telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di
bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel
sperma berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium
untuk membuahi ovum.
Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya
disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk
mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada
bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium
masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut
protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan
gametofit baru.

7. Pteridophyta / Filicophyta (Tumbuhan paku / paku-pakuan )


Daur hidup tumbuhan paku pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase
utama:gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase
sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus
(prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran
berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya),
tidak berbatang, tidak berdaun.
Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium
berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan)
dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak
memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum
yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang tumbuh menjadi tumbuhan paku Setelah terjadi
pembuahan (zigot berkembang), protalium hilang.
Morfologi Pada Pteridophyta
Akar yang tumbuh pertama tidak dominan, disusul akar lain yang tumbuh dari batang Batang
bercabang, menggarpu, pada tumbuhn paku Dapat berbentuk semak , pohon sampai beberapa
meter. Ukuran daun bervariasi sampai 6 m;pada umumnya berdaun majemuk; tipe daun kecil,
tidak bertangkai dan hanya mempunyai satu tulang daun, tersusun rapat menurut garis spiral
(Lycopsida=paku kawat).
Perkembangbiakan : vegetatif : spora
Sporangium dan spora terdapat pada daun-daun khusus : sporofil (sering terkumpul
membentuk alat yang menyerupai bunga pada Spermatophyta).
Berdasarkan klasifikasi baru tumbuhan paku dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Klasifikasi Tumbuhan Paku ( Pteridophyta )
Divisio : Lycophyta dengan satu kelas: Lycopsida.
Divisio : Pteridophyta dengan empat kelas :
- Psilotopsida, mencakup Ophioglossales.
- Equisetopsida
- Marattiopsida
- Polypodiopsida (=Pteridopsida, Filicopsida)

8. Spermatophyta
Tingkat perkembangan pada spermatophyta yang paling tinggi dan telah menghasilkan biji,
tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Biji berasal dari tumbuhan berbunga (Anthophyta).
Dibagi menjadi 2 sub divisi tumbuhan berbiji telanjang (Gymnospermae) dan berbiji tertutup
= bakal biji terbungkus oleh karpela/daun buah (Angiospermae). Angiospermae terdiri dari dua
kelas : Dicotyledoneae (tumbuhan biji belah/memiliki dua daun lembaga) dan
Monocotyledoneae ( mempunyai satu daun lembaga)
Kesepakatan umum tentang bagaimana tumbuhan berbunga dikelompokkan mulai tercapai
sejak hasil "Angiosperm Phylogeny Group" (APG) dikeluarkan pada tahun 1998 dan
diperbaharui (update) pada tahun 2003 sebagai Sistem Klasifikasi APG II. Jenisnya diperkirakan
berkisar antara 250 000 hingga 400 000 yang dikelompokkan menjadi 462 suku/famili (APG,
1998), dari keseluruhan spesies: monokotil = 23% dan dikotil= 75%. Sepuluh besar suku
tumbuhan menurut banyaknya jenis adalah sebagai berikut:
1. Asteraceae atau Compositae (suku kenikir-kenikiran) : 23.600 jenis
2. Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan) : 21.950
3. Fabaceae atau Leguminosae (suku polong-polongan) : 19.400
4. Rubiaceae (suku kopi-kopian) : 13.183
5. Poaceae, Glumiflorae, atau Gramineae (suku rumput-rumputan) : 10.035
6. Lamiaceae atau Labiatae (suku nilam-nilaman) : 7.173
7. Euphorbiaceae (suku kastuba-kastubaan) : 5.735
8. Cyperaceae (suku teki-tekian) : 4.350
9. Malvaceae (suku kapas-kapasan) : 4.225
10. Araceae (suku talas-talasan) : 4.025
11. Orchidaceae, Poaceae,Cyperaceae dan Araceae adalah monokotil.

Kesepuluh suku di atas mencakup beragam jenis tumbuhan penting dalam kehidupan
manusia, baik dalam bidang pertanian, kehutanan maupun industri. Suku rumput-rumputan jelas
merupakan suku terpenting karena menghasilkan berbagai sumber energi pangan bagi manusia
dan ternak dari padi, gandum, jagung, juwawut, tebu, serta sorgum. Suku polong-polongan
menempati tempat terpenting kedua, sebagai sumber protein nabati dan sayuran utama dan
berbagai peran budaya lain (kayu, pewarna, dan racun). Suku nilam-nilaman beranggotakan
banyak tumbuhan penghasil minyak atsiri dan bahan obat-obatan.
Beberapa suku penting lainnya dalam kehidupan manusia adalah :
- Solanaceae (suku terong-terongan), sebagai sumber pangan penting terutama sayuran
- Cucurbitaceae (suku labu-labuan), sebagai sumber sayuran penting
- Brassicaceae atau Cruciferae (suku sawi-sawian), sebagai sumber sayuran dan minyak pangan
penting
- Alliaceae (suku bawang-bawangan), sebagai sumber sayuran bumbu penting
- Piperaceae (suku sirih-sirihan), sebagai sumber rempah-rempah penting.
- Arecaceae atau Palmae (suku pinang-pinangan), sebagai pendukung kehidupan penting
masyarakat agraris daerah tropika
- Rutaceae (suku jeruk-jerukan), Rosaceae (suku mawar-mawaran), dan Myrtaceae (suku jambu-
jambuan) banyak menghasilkan buah-buahan penting.
Tumbuhan berbunga juga menjadi pemasok sumberdaya alam dalam bentuk kayu, kertas,
serat (misalnya kapas, kapuk, and henep, serat manila), obat-obatan (digitalis, kamfer),
tumbuhan hias (ruangan maupun terbuka), dan berbagai daftar panjang kegunaan lain.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Taksonomi merupakan salah satu cabang ilmu botani yang mempelajari pengelompokan
tumbuhan. Kata Taksonomi berasal dari Bahasa Yunani yaitu taxis yang berarti susunan dan
penataan dan nomos yang berarti hukum atau aturan. Lawrence (1969) mendefinisikannya
sebagai studi yang meliputi identifikasi, tatanama (nomenclature) dan klasifikasi dari suatu
obyek. Identifikasi adalah determinasi suatu nama untuk suatu spesies sehingga dapat
menentukan nama yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Deskripsi
adalah penjabaran karakter-karakter atau ciri-ciri suatu spesies. Biasanya digunakan untuk
membedakan antara suatu spesies dengan spesies lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2010, www, pikipedia. Com

makalah taksonomi tumbuhan

MAKALAH TAKSONOMI TUMBUHAN 1


PHAEOPHYTA ( GANGGANG COKLAT )
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tumbuhan adalah organisme yang dicirikan dengan adanya dinding sel, pigmen
fotosintetik dan sifat autotrofik serta immobil. Secara garis besar, tumbuhan dibedakan
menjadi tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tingkat tinggi. Tumbuhan tingkat
rendah memiliki organ dan cara perkembangbiakan yang lebih sederhana bila
dibandingkan dengan pada tumbuhan tingkat tinggi. Dalam tumbuhan tingkat rendah,
kita mengenal kelompok Thalophyta yang mencakup Algae (ganggang). Thallopyta
merupakan tumbuhan bertalus atau tumbuhan yang belum dapat dibedakan secara
jelas antara akar, batang, dan daun.
alga merupakan tumbuhan yang mampu memberi kemungkinan ekosistem baru
bagi kehidupan yang sebelumnya tidak mungkin atau sebagai tumbuhan perintis.
Misalnya, jenis alga yang hidup di dalam tanah mempunyai peranan penting dalam
stabilisasi dan perbaikan sifat fisik tanah dengan mengagregasi partikel-partikel dan
menambahkan bahan organik. Di dalam rantai makanan alga sebagai bagian dari
fitoplankton berperan sebagai komponen produsen. Demikian juga rumput laut dari alga
coklat yang berperan sangat penting dalam dunia industri, yaitu sebagai campuran
pembuatan es krim, kosmetik, obat-obatan, dan cat. Sedangkan Rhodophyta
menghasilkan agar-agar yang digunakan untuk bahan baku makanan, kosmetika, obat-
obatan, pasta gigi, dan deodoran.
Dalam system pengklasifikasian, Pembagian Algae dalam kelas-kelas tertentu
didasarkan pada jenis pigmen warna yang dikandungnya, sehingga kita dapat mengenal istilah
Chlorophyta (ganggang hijau), Rhodophyta (Ganggang merah), Phaeophyta (ganggang coklat)
dan sebagainya. Laminariales dan Fucales adalah dua ordo dalam kelas Phaeophyta yang
umum dikenal, Bahkan beberapa spesies dari kedua ordo ini memberikan peranan positif dalam
kehidupan, baik terhadap ekosistem secara umum, maupun bagi kehidupan manusia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu phaeophyta?
3. Apa saja ciri-ciri dari ganggang coklat (phaeohpyta)?
4. Apa peranan phaeophyta dalam kehidupan?
5. Apa mamfaat dari phaeophyta?
C.TUJUAN MAKALAH
Untuk mengetahui apa itu phaeophyta
Untuk mengetahui ciri-ciri dari ganggang coklat (phaeophyta)
Untuk memahami peranan phaeophyta dalam kehidupan kita
Untuk mengetahui mamfaat phaeophyta itu apa

D. MAMFAAT
Untuk mengetahui begitu kayanya kita akan smber daya alam,dan salah satu
kekayaan alam yang bisa kita mamfaatkan adalah sumber daya hayati,contohnya
seperti alga ini. Selain dapat dimamfaatkan ia juga memiliki banyak peranan yang
sangat penting khususnya bagi kaum ilmuan atau peneliti yaitu dapat dijadikan objek
penelitian dalam bidang-bidang tertentu. Selain itu kita juga bisa mengetahui dan
memahami kalau alga itu termasuk tumbuhan bertalus karena belum bisa dibedakan
antara radix,caulis dan foliumnya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian phaeophyta
Phaeophyta adalah salah satu ganggang yang tersusun atas zat warna atau
pigmentasinya. Phaeophyta ini berwarna coklat karena mengandung pigmen xantofis.
Bentuk tubuhnya seperti tumbuhan tinggi. Ganggang coklat ini mempunyai talus (tidak
ada bagian akar, batang dan daun), terbesar diantara semua ganggang ukuran tulusnya
mulai dari mikroskopik sampai makroskopik. Dan kebanyakan bersifat autotrof.
Tubuhnya selalu berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filamen,
lembaran atau menyerupai semak (pohon) yang dapat mencapai beberapa puluh meter,
terutama jenis-jenis yang hidup didaerah beriklim dingin. Sel vegetatif mengandung
kloroplas berbentuk bulat panjang, seperti pita, mengandung klofil serta xantofil. Alga
coklat (Phaeophyta) hanya mempunyai satu kelas saja yaitu kelas phaeophyceae.
Thallus dari jenis golongan phaeophyceae bersel banyak (multiseluler), umumnya
mikroskopik dan mempunyai bentuk tertentu. Sel mengandung promakropora yang
berwarna coklat kekuning-kuningan karena adanya kandungan fukoxontin yang
melimpah. Dinding sel sebagian besar tersusun oleh tiga macam polimer yaitu selulosa
asam alginat, fukan dan fuoidin.

Gambar phaeophyta (ganggang coklat/pirang)

Warna coklat pada ganggang coklat ini disebabkan karena adanya pigmen
xantofis. Ganggang ini hidup di air dan tanah yang lembab atau basah di lingkungan
agak dingin sampai sedang sehingga menyebabkan Thallus pada ganggang coklat
merupakan yang terbesar diantara semua jenis ganggang. Sebagian besar
Phaeophyceae merupakan unsur utama yang menyusun vegetasi alga di lautan Arktik
dan Antartika, tetapi beberapa marga sepeti Dictyota, Sargassum, dan Turbinaria
merupakan alga yang khas untuk lautan daerah tropis. Ciri-ciri lain dari ganggang ini
adalah thallus yang multiseluler berbentuk filamen, lembaran atau menyerupai
semak/pohon yang dapat mencapai beberapa puluh meter, terutama yang hidup di
daerah beriklim dingin. Sel vegetatif mengandung kloroplas berbentuk bulat panjang,
seperti pita, mengandung khlorofil a dan khlorofil c serta xantofil. Cadangan makanan
berupa laminarin dan manitol. Dinding sel mengandung selulose dan asam alginat.
2.2. Ciri-ciri phaeophyta
Ciri-ciri umum dari phaeophyta sebagai berikut:

1. Perkembangbiakan

Perkembanganbiakan dilakukan secara aseksual dan seksual. Perkembang biakan


vegetatif dilakukan dengan perantaraan cabang-cabang kecil yang dibentuk di bagian
basal dari thallusnya atau dapat pula dilakukan secara fragmentasi thallusnya.
Perkembang biakan seksual dilakukan secara oogamis. Ganggang ini bersifat
monoesis atau diesis.
2 Pembuahan

Sebelum terjadi pembuahan, banyak antherozoid mengelilingi sel telur. Pada


ganggang ini terbentuk 8 sel telur. Biasanya hanya satu antherozoid yang masuk ke sel
telur. Dalam satu jam kedua intinya melebur dan terjadilah inti diploid. Zigot segera
membentuk dinding yang berlendir dan dapat melekat pada substrat sehingga zigot
membentuk tonjolan yang akan membentuk rhizoid, hingga menunjukkan adanya
polaritas. Faktor luar seperti cahaya, suhu, Ph dan adanya zat pengatur didalam sel
telur merupakan faktor perangsang terjadinya polaritas. Karena adanya cadangan
makanan yang cukup didalam sel telur. Maka mula-mula pertumbuhan embrionya
cepat, tetapi kemudian pertumbuhan menjadi lambat karena tergantung dari
fotosintesis. Tubuh yang terbentuk diploid dan pembelahan reduksi terjadi pada waktu
gametogenesis. Jadi daur hidupnya bersifat diplontik.

Sel reproduksi yang motil baik zoospora ataupun zoogamet berflagela 2 buah, tidak
sama panjang dan terletak dibagian lateral dari sel, bertipe whiplash dan tinsel.
Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan zoospora atau aplanospora.
Reproduksi seksual dilakukan secara isogami, anisogami atau oogami.

3. Daur hidup

Gambar daur hidup fucus sp yang salah satu contoh dari alga cokelat
Jenis-jenis dari bangsa-bangsa dalam Phaeophyceae mempunyai daur hidup
dengan pergantian keturunan, kecuali jenis-jenis dari bangsa Fucales. Ada tiga tipe
pergantian keturunan, yaitu: isomorfik (Dictyola sp.), heteromorfik (Laminaria sp). Dan
diplontik (Sargassum sp.)

4. Tempat hidup
Sebagian besar hidup di laut hanya ada beberapa jenis saja yang hidup di air tawar.

Berdasarkan tipe pergantian keturunan ganggang coklat dibagi menjadi 3 yaitu:


1. Isogenerata
yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturunan isomorf/serupa.
Sporofit dan gametofit mempunyai bentuk dan ukuran yang sama secara morfologi
tetapi sitologinya berbeda.
Contoh: Ectocarpus, Dictyota dan Cutleria.
2. Heterogenerate
yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturunan yang
heteromorf/berbeda. Sporofit dan gametofitnya berbeda secara morfologi maupun
sitologinya.
Contoh: Laminaria, Nercosystis.
3. Cyelosporae
yaitu golongan tumbuhan yang tidak memiliki pergiliran keturunan.
Contoh: Fucus
2.3. Peranan Phaeophyta dalam kehidupan

Adapun peranan ganggang coklat dalam kehidupan yaitu:


Ganggang coklat dapat dimanfaatkan dalam industri makanan
Phaeophyta sebagai sumber alginat banyak dimanfaatkan dalam dunia industri tekstil
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas bahan industri, kalsium alginat
digunakan dalam pembuatan obat-obatan senyawa alginat juga banyak digunakan
dalam produk susu dan makanan yang dibekukan untuk mencegah pembentukan kristal
es. Dalam industri farmasi, alginat digunakan sebagai bahan pembuat bahan
biomaterial untuk teknik pengobatan.
Dapat digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung bahan-bahan mineral
seperti potasium dan hormon seperti auxin dan sylokinin yang dapat meningkatkan
daya tubuh tanaman untuk tumbuh, berbunga dan berbuah.
Macrocytis Pyrifers menghasilkan iodine (unsur yang dapat digunakan untuk mencegah
penyakit gondok).
Laminaria, Fucus, Ascophylum dapat menghasilkan asam alginat. Alginat biasanya
digunakan sebagai pengental pada produk makanan (sirup, salad, keju, eskrim) serta
pengentalan dalam industri (lem, tekstil, kertas, tablet antibiotik, pasta gigi) dan
pengentalan produk kecantikan (lotion, krim wajah).
Macrocytis juga dibuat sebagai makanan suplemen untuk hewan ternak karena kaya
komponen Na, P, N, Ca

2.4 Manfaat dari Phaeophyta (Ganggang Cokelat )

Ganggang laut cokelat (brown seaweed) banyak mengandung vitamin dan


mineral yang seimbang dan bermanfaaat seperti : kalsium, magnesium, iron, copper,
mangan, zin, boron dan iodine, selain itu mengandung serat, asam amino, dan B-
komplex. Ganggang Laut Cokelat (brown seaweed) juga mengandung beberapa zat
aktif, yang dapat mengurangi risiko terkena stroke akibat penyumbatan pembuluh
darah, seperti:

Alginate, yakni serat tak larut yang berperan mengurangi kadar lemak, trigliserida serta
kolesterol dalam darah, sehingga terkontrol.
Laminarin sebagai zat anti penggumpalan darah yang membantu mengurangi risiko
penyakit jantung dan stroke.
Iodium organik membantu mengoptimalkan fungsi tiroid untuk metabolisme tubuh lebih
baik
Mineral koloidal yang mudah diserap oleh tubuh.
Kandungan lain yang berguna bagi pasien pasca stroke adalah fucoidan yaitu suatu
polisakarida kompleks yang membantu memperbaiki daya ingat dan sistem motorik
pasca stroke serta meregenerasi sel-sel baru untuk kesehatan menyeluruh.
Fucoidan dalam ganggang cokelat mampu menghambat pembentukan bekuan darah
sehingga menurunkan resiko terserang penyakit jantung dan stroke (Malmo University
Hospital, Swedia.
Fucoidan dalam ganggang cokelat mempercepat fungsi motorik pada minggu pertama
dan perbaikan memori (University of Manitoba, Winnipeg-Canada)
Ganggang cokelat mengubah aktifitas enzim di liver yg mengontrol metabolisme asam
lemak, sehingga menurunkan kadar lemak dalam darah. Selain itu, dapat juga
meningkatkan pembakaran lemak di liver (Laboratory of Lipid Chemistry, Yokohama-
Jepang)
Ganggang Laut cokelat (brown seaweed) membantu menurunkan kadar kolesterol
sebanyak 26,5% dan trigliserida sebanyak 36,1% (Cardiovascular Center di RS
Sakhalin, Rusia).
Beberapa contoh dari phaeophyta,antara lain adalah sebagai berikut:

1. Hydroclathrus clatratus (C. Agardh)

Gambar: hydroclathrus clatratus

Klasifikasi
Filum : Plantae
Divisi : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Bangsa : Scytosiphonales
Suku : Scytosiphonaceae
Marga : Hydroclathrus
Jenis : Hydroclathrus clathratus (C.Agardh) Howe

Deskripsi:
Algae jenis ini memiliki Thallus berbentuk silindris, licin, lunak, membentuk
rumpun sirkular dengan percabangan yang tersusun seperti jaring (net), menggumpal,
dan berwarna pirang atau coklat tua. Algae ini juga mirip spon yang biasa digunakan
untuk mencuci piring. Algae ini tumbuh biasanya melekat pada substrat di daerah
berbatu atau berpasir di rataan terumbu. Algae ini Tersebar agak luas di perairan
Indonesia, di Pantai Pasir putih jenis algae ini sulit ditemukan.

Mamfaat:
Sebenarnya algae jenis Hydroclathrus clathratus (C.Agardh) Howe masih belum
dimanfaatkan oleh masyarakat.

2. Padina australis Hauck

Gambar: Padina australis Hauck

Klasifikasi
Regnum :Plantae
Filum :Thallopyta
Divisi :Phaeophyta
Kelas :Phaeophyceae
Ordo :Dictyotales
Family :Dictyotaceae
Genus :Padina
Species :Padina australis Hauck

Deskripsi:

Algae jenis ini memiliki ciri-ciri bentuk thallus seperti kipas membentuk segment-
segment lembaran tipis (lobus) dengan garis-garis berambut radial dan perkampuran di
bagian permukaan daun. Warna coklat kekuning-kuningan atau kadang kadang
memutih karena terdapat perkapur. Algae jenis ini ditemukan di pinggir pantai di
bebatuan dan penyebaran algae ini tersebar luas di perairan Pasifik selatan dan
perairan Samudra Hindia dan mudah ditemukan di perairan Indonesia. Algae jenis ini
sekarang belum diketahui bias dimanfaatkan atau tidak.

Mamfaat:

Sebenernya algae jenis Padina australis Hauck belum dimanfaatkan oleh


masyarakat.

3. Codium guinense S

Gambar: Codium guinense S

Klasifikasi
Regnum :plantae
Filum :Thallophyta
Divisi :Phaeophyta
Kelas :Phaeophyceae
Marga :Codium
Jenis :Codium genuinense Silva
Deskripsi:
Algae jenis ini mempunyai nama latin Codium genuinense Silva dengan ciri-ciri
tumbuh tegak, konsistensi thallus seperti spon, warna hijau, melekat pada subtrat padat
dengan sejenis rhizoid, tinggi mencapai 10 cm, thallus tersusun oleh filamen-filamen
halus yang berbentuk unik dan terjalin teratur. Algae jenis ini banyak hidup di zona
pasang surut hingga di subtidal. Menempel pada batu karang atau subtrat padat
lainnya. Algae jenis ini jarang membentuk koloni. Di Pantai Pasir Putih jenis algae ini
juga jarang ditemukan. Bentuknya yang unik, menarik dan lain dengan algae yang
lainnya,sehingga membedakan apakah algae yang satu ini merupakan salah satu jenis
algae atau bukan. Dan untuk penyebaran, algae jenis ini asli algae tropis yang tersebar
di perairan kepulauan Nusantara. Algae jenis ini tidak dibudidaya oleh masyarakat.

Mamfaat:
Untuk pemanfaatanya sebagian kecil masyarakat nelayan memanen algae ini
dan mengkonsumsinya untuk sayuran. Untuk potensi usaha kedepan belum diketahui.

4. Turbinaria conoides (J. Agardh)

Gambar: Turbinaria conoides (J. Agardh)


Klasifikasi
Regnum :plantae
Filum :Thallophyta
Divisi :Phaeophyta
Kelas :Phaeophyceae
Suku :Sargassaceae
Marga :Tubinaria
Jenis : Turbinaria conoides (J.agardh) Kuetzing

Deskripsi:
Algae jenis ini mempunyai nama latin Turbinaria conoides (J.Argadh) Kuetzing
dan biasanya masyarakat Indonesia menyebut algae ini dengan nama Rumput coklat
corong. Algae jenis ini memiliki ciri-ciri batang berbentuk silindris, tegak, kasar, terdapat
bekas-bekas percabangan. Holdfast berupa cakram kecil dengan terdapat perakaran
yang berekspansi radial. Percabangan berputar sekeliling batang utama dan daun
merupakan kesatuan yang terdiri dari tangkai dan lembaran. Di Pantai Pasir Putih algae
jenis ini lumayan banyak dan lumayan mudah untuk menemukannya. Untuk
pernyebaran umumnya algae jenis ini terdapat di daerah rataan terumbu, menempel
pada batu dan banyak tersebar luas di perairan Indonesia.

Mamfaat:
Untuk pemanfaatan rumput laut jenis Turbinaria conoides (J.Agardh) Kuetzing ini
belum banyak dimanfaatkan karena belum diketahui kegunaannya. Dari beberapa
penelitian yang telah dipublikasikan rumput laut jenis ini digunakan sebagai sumber
iodin, alginat dan mengandung sterol, serta sebagai salad dan juga Algae jenis ini
bernilai ekonomis karena mempunyai potensi untuk diekspor keluar negeri terutama ke
Negara Jepang.
5. Sargassum polycystum

Gambar: Sargassum polycystum.


Klasifikasi

Divisi : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Bangsa : Fucales
Suku : Sargassaceae
Marga : Sargassum
Jenis : Sargassum polycystum

Deskripsi:
Ciri umum Sargassum polycystum yaitu silindris berduri-duri kecil merapat,
holdfast membentuk cakram kecil dengan diatasnya secara karakteristik terdapat
perakaran/stolon yang rimbun berekspansi ke segala arah. Batang pendek dengan
percabangan utama tumbuh rimbun. Algae yang kosmopolitan di daerah tropis hingga
subtropics. Bukan merupakan algae endemic perairan Indonesia, tetapi banyak
ditemukan di perairan nusantara terutama di KTI.
Manfaat:
Sargassum polycystum merupakan sumber penghasil alginat. Alginat merupakan
polimer organik yang tersusun dari dua unit monomer yaitu L-asam guluronat dan D-
asam manuronat. Polimer alginat yang bersifat koloid, membentuk gel, dan bersifat
hidrofilik menyebabkan senyawa ini dimanfaatkan sebagai emulsifying agent, thickening
agent, dan stabilizing agent.

BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dalam pembahasan materi ini dapat kami simpulkan bahwa phaeophyta adalah
salah satu ganggang yang tersusun atas zat warna atau pigmentasinya. Warna coklat
pada ganggang coklat ini disebabkan karena adanya pigmen xantofis. Ganggang ini
hidup di air dan tanah yang lembab atau basah di lingkungan agak dingin sampai
sedang sehingga menyebabkan Thallus pada ganggang coklat merupakan yang
terbesar diantara semua jenis ganggang.
Phaeophyta ini bermamfaat sebagai berikut:
sumber alginat yang banyak dimanfaatkan dalam dunia industri tekstil untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas bahan industri, kalsium alginat digunakan
dalam pembuatan obat-obatan, senyawa alginat juga banyak digunakan dalam produk
susu dan makanan yang dibekukan untuk mencegah pembentukan kristal es. Dalam
industri farmasi, alginat digunakan sebagai bahan pembuat bahan biomaterial untuk
teknik pengobatan.
Dapat digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung bahan-bahan mineral
seperti potasium dan hormon seperti auxin dan sylokinin yang dapat meningkatkan
daya tumbuh tanaman untuk tumbuh, berbunga dan berbuah.
Semua ganggang coklat berbentuk benang atau lembaran, bahkan ada yang
menyerupai tumbuhan tingkat tinggi dengan bagian-bagian serupa akar, batang, dan
daun.Umumnya ganggang coklat bersifat makroskopis,dan dapat mencapai ukuran
lebih dari 30 meter, dan mempunyai gelembung-gelembung udara yang berfungsi
sebagai pelampung. Dan phaeophyta sendiri mempunyai peranan penting bagi
kehidupan manusia di antaranya: Sebagai bahan makanan, penghasil alginate di
laboratorium,dalam industri sebagai bahan kosmetik, farmasi,Dan penyusun fosil.
Contoh Spesies Phaeophyta, Hydroclathrus clatratus (C. Agardh), , Sargassum
polycystum, Codium genuinense Silva, Turbinaria conoides (J.agardh) Kuetzing ,
Padina australis hauck.

3.2. SARAN
Dalam segala hal selalu ada kekeliruan setiap melaksanakan suatu perbuatan.
Begitu juga dalam penulisan makalah ini, kami juga menyadari masih banyak kekeliruan
dan mungkin juga kekurangan. Baik dari segi penulisan maupun isi dari makalah ini.
Untuk itu kami sangat mengharapkan saran maupun kritik yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Campbel, dkk. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Gembong, T.1994. Taksonomi Tumbuhan. Bhatara. Jakarta. Latifah, roimil. 2001.
Botani tumbuhan rendah. Malang. Umm.
Hasairin, Ashar. 2009. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press.
.
BAB I

PENDAHULUAN

Taksonomi merupakan kelompok ilmu dasar yang berarti ilmu kajian dasar dari ilmu
biologi dengan tidak membatasi hanya satu atau objek tertentu saja. Taksonomi berasal dari 2
kata. Yaitu Taxis (susunan) dan nomos (hukum atau aturan). Taksonomi tumbuhan tidak hanya
mempelajari tentang pencirian, klasifikasi, pendeskripsian (pertelaan), dan penamaan saja. Tetapi
juga mempelajari fungsi-fungsi ekologisnya di alam. Taksonomi merupakan bagian dari
sistematika (Rifai,1976). Sistematika cakupannya lebih luas yaitu meliputi taksonomi, studi
evolusi dan filogeni.
Pencirian tumbuhan ditulis dalam bentuk uraian objek agar memberikan keyakinan akan
kepastian gambaran suatu objek yang bersifat pasti. Kita tentunya pernah mengelompokkan
suatu hal berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri. Kegiatan tersebut bersifat naluri yang
mempermudah kegiatan dan pencapaian kebutuhan manusia. Sebagai contoh, manusia
membutuhkan nutrisi yang akan digunakan saat metabolisme berlangsung. Dan makanan
memiliki kandungan beberapa nutrisi yang dibutuhkan. Sehingga makanan akan menyuplai
kebutuhan tubuh manusia. Sebelumnya kita terlebih dahulu mengelompokkan makanan kedalam
kelompok makanan yang menguntungkan atau kelompok makanan yang mengandung racun
(merugikan). Klasifikasi sendiri merupakan kegiatan mengelompokkan. Dari hasil
pengelompokkan tersebut diperoleh hasil pengelompokkan beberapa kelompok kecil yang
terbentuk. Selanjutnya kelompok-kelompok hasil yang diperoleh dari klasifikasi disebut takson.
Taksonomi merupakan ilmu hayat yang memiliki hubungan dengan cabang ilmu yang
lain. Ilmu-ilmu tersebut akan berkembang sehingga pusat kepentingan akan berubah bergantung
pada arah perkembangan dan kebutuhan terhadap ilmu. Data yang diperoleh dari taksonomi
sendiri dapat digunakan untuk mempelajari kekerabatan yang mungkin terjadi dan dapat
digunakan sebagai acuan untuk rekayasa genetika.
Ahli taksonomi tumbuhan mempunyai peranan dan tanggung jawab dalam membantu
usaha konservasi jenis, membuat cagar alam dan mencegah punahnya jenis-jenis tumbuhan
tertentu. Seelain itu seorang ahli taksonomi harus mempunyai pengetahuan tentang morfologi,
embriologi, anatomi, sitogenetik dan ilmu sejenis lainnya. Cabang ilmu ini merupakan dasar dari
botani, tapi di lain pihak perkembangannya sangat tergantung pada kemajuan cabang-cabang
botani lainnya. Data-data yang diungkapkan sebagai hasil penelitian sitologi, genetika, anatomi,
ekologi, morfologi, palinologi, palaentologi, fitogeografi, fitokimia dan cabang-cabang botani
lain sangat berguna bagi botani sistematika. Akan tetapi ilmu-ilmu itu sendiri tidaklah akan
berjalan pesat secara efisien tanpa bantuan botani sistematika. Percobaan-percobaan yang
dilakukan dalam cabang-cabang botani yang banyak tersebut tidak mungkin dapat diulangi dan
kebenaran kesimpulannya dikukuhkan kalau identitas atau nama tumbuhan objeknya meragukan.
Kekurangcermatan dalam penamaan objek percobaan akan menyebabkan nilai suatu penelitian
merosot atau bahkan tidak ada harganya sama sekali (Rifai, 1989).
Dengan adanya taksonomi tumbuhan, manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan
dapat melakukan kegiatan dengan mudah dan berimbang. Karena manusia dapat memperoleh
spesimen tumbuhan lain yang semarga dan memiliki keunggulan khas serta dapat melestarikan
keberadaan tumbuhan yang mulai mengalami kepunahan gen-gen yang berpotensi.
BAB II
ISI

Manusia tidak dapat beraktifitas dengan lancar jika kebutuhan primernya belum
terpenuhi. Dibutuhkan pemenuhan kebutuhan yang bisa diperoleh dari lingkungan sekitar dengan
pemanfaatan dan pemberdayaan potensi kekayaan alam yang luar biasa di muka Bumi ini, baik
flora, fauna maupun mikroba yang sebagian diantaranya bersifat endemik. Dalam upaya
pemenuhan kebutuhan, tentunya terjadi peningkatan jumlah, jenis maupun kualitas kebutuhan
manusia yang mendorong upaya pemanfaatan sumber daya hayati secara terus menerus, oleh
karena itu kekayaan tersebut harus diamankan (Rifai 1989). Taksonomi tumbuhan berperan
dalam memilih jenis-jenis lain yang semarga dengan bahan-bahan sandang, pangan, dan papan
sehingga manusia bisa memperoleh jenis yang lain untuk menggantikan jenis yang sudah
diketahui.

A. Pemanfaatan Di Bidang Sandang


Sandang merupakan kebutuhan primer yang berarti memakai. Artian memakai yaitu
mengenakan helaian benang pintal atau kain yang menutupi tubuh (berpakaian). Sandang
meliputi baju, celana, maupun topi.
Tidak selamanya bahan baku tersedia sehingga ketergantungan satu jenis bahan baku
mendorong manusia untuk mencari jenis yang lain yang memiliki ciri yang hampir sama dan
memiliki keunggulan sendiri. Bahan baku dari sandang pun berasal dari alam. Seperti kulit
batang yang berguna sebagai pewarna alami kain, kapas yang merupakan bahan baku dari kain,
dan lain-lain.
Biasanya kita menggunakan getah sebagai zat pewarna alami kain berwarna coklat.
Dengan taksonomi tumbuhan, kita bisa menggunakan kulit batang mahoni yang juga memiliki
ciri khas menghasilkan warna yang sama. Zat warna alam adalah zat warna yang diperoleh dari
alam baik secara langsung maupun tidak langsung. Pewarna alam banyak terkandung pada
bagian tumbuh-tumbuhan seperti: daun, batang, kulit batang, buah, bunga, akar dan sebagainya,
dengan kadar dan jenis colourring matter yang bervariatif. Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang
mampu memberikan warna pada proses pencelupan secara dingin sudah cukup dianggap punya
potensi, sehingga ketahanan warnanya akan diuji.
Tanaman Murbei merupakan makanan dari ulat sutera. Ulat sutera akan
mengkonsumsinya hingga ia merasa cukup untuk masa tidurnya (kepompong). Kepompong ulat
sutera nantinya akan diolah menjadi pintalan hingga terbentuk kain sutera.. Bila pasokan murbei
habis, kita bisa mengganti pohon murbei dengan tanaman lain yang semarga.

B. Pemanfaatan Di Bidang Pangan


Taksonomi tumbuhan juga mempunyai peranan dalam program-progam pembangunan
menuju ke swasembada pangan mencakup:
a. Intensifikasi yaitu dengan memberikan saran dalam memilih tumbuhan antar varietas atau antar
jenis yang hendak disilangkan untuk memperoleh bibit unggul.
b. Diversifikasi (pembudidayaan berbagai jenis tanaman) yaitu taksonomi tumbuhan dapat
membantu memilih jenis-jenis tumbuhan yang cocok untuk tujuan tersebut.
c. Ekstensifikasi (perluasan areal) yaitu taksonomi dapat memilih jenis tumbuhan yang dapat
digunakan sebagai indikator tanah.
Dari taksonomi, kita bisa mengungkapkan nilai ekonomi tumbuhan. Dibantu dengan ilmu
botani ekonomi, kita bisa mengetahui tanaman-tanaman bernilai yang memenuhi kebutuhan
manusia.
Di sektor pertanian, kita bisa melakukan penyilangan padi yang memiliki karakter kuat
terhadap penyakit dengan padi yang memiliki masa panen cepat sehingga diperoleh bibit unggul
yang kuat terhadap penyakit dan memiliki masa panen yang cepat. Di sektor kesehatan, biasanya
kita mengobati penyakit yang diderita dengan obat x yang sulit diperoleh di sekitar kita, dengan
adanya taksonomi kita bisa mengetahui tanaman apa yang mengandung kandungan obat yang
sama yang ada di sekitar kita.
Taksonomi dapat berperan dalam memilih jenis-jenis lain yang semarga dengan kedelai
(bahan baku tempe) yang mempunyai kadar lemak dan protein yang lebih tinggi, sehingga secara
teoritis dapat juga dipakai sebagai bahan baku tempe di samping kedelai yang sudah umum
dikenal. Misal, kita juga bisa menggunakan kacang-kacangan lain.
Taksonomi tumbuhan juga bisa membantu manusia untuk bisa memilih makanan apa saja
yang bisa dimanfaatkan sebagai makanan sehat yang mengenyangkan, beracun, atau juga sebagai
obat.
Pada kelompok tanaman obat-obatan kita bisa mengambil contoh famili Zingiberaceae.
Famili yang memiliki banyak jenis yang berkhasiat sebagai obat ini merupakan tumbuhan
perenial dengan adanya rimpang menjalar datar atau berumbi, jarang dengan akar serabut.
Batang berbraktea dan berupa batang pendukung bunga atau batang berdaun, sangat pendek atau
panjang. Memiliki famili mempunyai 47 genre dengan 1400 spesies. Genus yang mempunyai
banyak anggota seperti Alpinia (sekitar 225 ssp), Costus (sekitar 140 ssp), Globba (sekitar 100
ssp), Amonium (sekitar 90 ssp), Zingiber (sekitar 80 ssp), Renealmia (sekitar 70 ssp).

C. Pemanfaatan Di Bidang Papan


Kebutuhan kayu sebagai bahan baku untuk berbagai keperluan terus meningkat.
Demikian pula untuk keperluan bahan bangunan. Kayu-kayu yang beredar di pasaran sebagian
besar berasal dari hutan alam yang dikelompokkan atas jenis-jenis komersial seperti kamper,
bangkirai, keruing, kayu campuran (borneo). Karena kecepatan antara pemanenan dan
penanaman tidak seimbang, menyebabkan pasokan kayu dari hutan alam kian menurun baik
volume maupun mutunya yang mengakibatkan harga kayu menjadi relatif mahal.
Sebagai bahan konstruksi bangunan, kayu sudah dikenal dan banyak dipakai sebelum
orang mengenal beton dan baja. Dalam pemakaiannya kayu tersebut harus memenuhi syarat :
mampu menahan bermacam-macam beban yang bekerja dengan aman dalam jangka waktu yang
direncanakan, mempunyai ketahanan dan keawetan yang memadai melebihi umur pakainya,
serta mempunyai ukuran penampang dan panjang yang sesuai dengan pemakainnya dalam
konstruksi.
Biasanya kayu yang sering digunakan yaitu kayu jati, kayu sengon, glugu (batang pohon
kelapa). Karena jenis-jenis kayu ini memenuhi syarat sebagai bahan konstruksi bangunan
daripada menggunakan jenis kayu randu, batang pohon pisang, batang pohon pepaya dan lain-
lain yang memiliki jenis batang herbaceous.
BAB III
PENUTUP

Kebutuhan primer manusia merupakan kebutuhan dasar yang harus terpenuhi terlebih
dahulu. Dari kebutuhan sandang, kebutuhan pangan, dan juga kebutuhan papan. Kebutuhan
sandang merupakan kebutuhan akan barang yang dikenakan bersifat personal. Seperti baju,
celana, jaket dan lain-lain. Kebutuhan pangan yaitu kebutuhan pemenuhan nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuh untuk proses metabolisme. Kebutuhan pangan bisa berupa makan atau
minum. Sedangkan kebutuhan papan adalah kebutuhan tempat tinggal yang layak huni, kuat
struktur rumahnya, dan dapat sebagai tempat berteduh ketika cuaca panas maupun ketika hujan.
Pemenuhan kebutuhan primer tentunya bersumber dari lingkungan sekitar kita berada.
Mengambil dari alam, kemudian kita olah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi,
sehingga bisa kita gunakan dan manfaatkan. Akan tetapi, kita tidak hanya menggunakan satu
jenis saja untuk memenuhi salah satu kebutuhan kita. Karena ada beberapa jenis yang rawan
akan kepunahan gen-gen yang berpotensi. Selain itu, terkadang kita juga memiliki takaran
kebutuhan yang berbeda-beda. Misal, antara individu satu dengan individu yang lain memiliki
takaran kebutuhan protein yang berbeda.
Dibutuhkan solusi untuk mencari pengganti dari ketergantungan pemakaian jenis-jenis
tersebut. Taksonomi tumbuhanlah yang merupakan ilmu dasar yang berarti ilmu kajian dasar dari
ilmu biologi dengan tidak membatasi hanya satu atau objek tertentu saja. Mempelajari hubungan
kekerabatan antar jenis sehingga bisa digantikan dengan jenis lain yang semarga.
DAFTAR PUSTAKA

Budiharjo, Agung. 2008. Hand Out Mata Kuliah Taksonomi Hewan. Surakarta : FMIPA UNS

Retnoningsih, Amin. 2003. Taksonomi Dalam Pengelolaan Sumber Daya Genetika Tumbuhan di
Indonesia. Bogor : IPB

Rifai, M. A. 1976. Sendi-sendi Botani Sistematika. Bogor : Lembaga Biologi Nasional-LIPI

Sastrapradja, D.S., S. Adisoemarto, K. Kartawinata, S. Sastrapradja dan M.A. Rifai. 1989.


Keanekaragaman Hayati Untuk Kelangsungan Hidup Bangsa. Bogor

Setyowati, F. Murti. 2007. Keanekaragaman Pemanfaatan Tumbuhan Masyarakat di Sekitar Taman


Nasional Gunung Leuser. Bogor : Bidang Botani, Puslit Biologi-LIPI

Suratman. 2010. Petunjuk Praktikum Taksonomi Tumbuhan. Surakarta : FMIPA UNS

Anda mungkin juga menyukai