Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan Ekstensibilitas dan Elastisitas Otot Lurik

Ekstensibilitas otot lurik


Ekstensibilitas adalah kemampuan bertambahnya atau meningkatnya pemanjangan
otot. Sifat ekstensibilitas umumnya terdapat pada beberapa jaringan biologis, seperti pada
otot lurik dan otot polos. Berdasarkan data yang diperoleh dari pengamatan terhadap otot
lurik yang diwakili oleh rektus abdominis katak yang diberi beban dengan berat yang
berurutan, dapat dihitung bahwa ekstensibilitas otot lurik adalah sebesar 124%. Pertambahan
panjang dari otot lurik katak ini tidak konstan meskipun beban yang diberikan atau
ditambahkan sama yaitu 10 gram setiap penambahan. Hal ini disebabkan karena penambahan
beban yang diberikan pada otot rectus abdominis memiliki pengaruh yang akan terjadi pada
komponen elastin (aktin dan miosin), dan tegangan dalam otot meningkat dengan tajam,
sarkomer memanjang dan bila dilakukan terus menerus otot akan beradaptasi untuk meregang
atau memanjang namun dalam waktu yang sementara, karena ketika beban dikurangi atau
dilepaskan otot akan kembali kepada kondisi awal (elastis).
Respon mekanik otot terhadap peregangan bergantung pada myofibril dan sarkomer
otot. Setiap otot tersusun dari beberapa serabut otot. Satu serabut otot terdiri atas beberapa
myofibril. Serabut myofibril tersusun dari beberapa sarkomer yang terletak sejajar dengan
serabut otot. Sarkomer merupakan unit kontraktil dari myofibril dan terdiri atas filament aktin
dan miosin yang saling tumpang tindih. Sarkomer memberikan kemampuan pada otot untuk
berkontraksi dan relaksasi, serta mempunyai kemampuan elastisitas jika diregangkan. (Tim
pembina MK Fisiologi Hewan, 2012).
Elastisitas otot lurik
Elastisitas otot merupakan kemampuan otot untuk kembali pada bentuk dan ukuran
semula apabila gaya atau beban yang diberikan kepada otot dihilangkan (Soewolo, 2000).
Pada percobaan elastisitas otot lurik, pengurangan beban sebanyak lima kali di mana setiap
pengurangan, berat beban adalah 10 gram. Pengurangan berat beban ini menyebabkan
panjang otot juga berkurang. Dalam artian, ketika otot mengalami penambahan panjang
akibat dari beban yang diberikan, maka setelah beban tersebut diambil, panjang otot akan
kembali seperti semula meskipun terkadang panjang otot setelah mengalami perenggangan
tidak sama persis dengan otot sebelum mengalami perenggangan. Dari pengamatan ini dapat

ditentukan besarnya elastisitas otot lurik adalah sebesar 45,2%. Ini berarti bahwa elastisitas
otot lurik kurang baik karena belum mencapai 50%.
Pada otot rangka, bila otot dalam keadaan panjang regangan istirahat normal dan
kemudian diaktifkan, ia berkontraksi dengan daya kontraksi maksimal. Bila otot diregangkan
jauh lebih besar daripada panjang normal sebelum berkontraksi, timbul regangan istirahat
dalam jumlah besar, yaitu keadaan dimana kedua ujung-ujung otot ditarik saling mendekati
satu sama lain oleh daya elastik jaringan ikat, pembuluh darah, saraf dan sebagainya. Hal ini
sesuai dengan percobaan dimana ketika otot sedang meregang lalu kemudian diaktifkan
dengan pengurangan beban, otot akan berkontraksi secara maksimal dengan ujung-ujung otot
yang saling mendekat sehingga terjadi pemendekan otot dan panjangnya berkurang. Beban
merupakan determinan penting pada kecepatan otot untuk memendek. Makin besar beban,
makin lambat kecepatan memendek. Kecepatan memendek akan maksimal bila tidak ada
beban eksternal, kecepatan memendek akan menurun bila beban dinaikkan dan kecepatan
menjadi nol bila beban sama dengan atau melebihi tegangan maksimal (Soewolo, 2000).
Pernyataan ini sesuai dengan percobaan dimana ketika beban berkurang otot akan segera
memendek. Pada otot rangka sel-sel otot rangka diadaptasikan untuk melakukan kontraksi.

Daftar Pustaka
Tim pembina MK Fisiologi Hewan. 2012. Praktikum Ekstensibilitas dan Elastisitas Otot. pdf
Soewolo. 2005. Fisiologi Manusia. Malang: Universitas Negeri Malang, UMPress.

Anda mungkin juga menyukai