Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

[PERSILANGAN MONOHIBRID PADA TANAMAN KACANG PANJANG]

Disusun oleh:
Puji Lestari (16304241007)
Elisa Septiani (16304241014)
Ainun Rubi Faradilla (16304241037)
M. Ikhsan Al Ghazi (16304244016)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
A. Tujuan
1. Menggunakan tanaman model untuk percobaan persilangan
2. Mengamati beberapa sifat yang berbeda antara 2 tetua lini murni
3. Menghasilkan populasi F1 dari persilangan dan membentuk dominansi beberapa sifat
pada tanaman kacang panjang
B. Dasar Teori
1. Persilangan
Persilangan merupakan hibridisasi dua individu yang memiliki sifat beda (Suryo,
1994). Persilangan monohibrid adalah persilangan individu dengan satu sifat beda.
Persilangan monohibrid dibedakan menjadi persilangan monohibrid dominasi penuh
dan intermediet. Pada persilangan monohibrid dominasi penuh, menghasilkan
perbandingan fenotip dalam keturunan F2nya adalah 3:1, dengan fenotip dari gen
dominan (genotip bisa beda) berjumlah 3, dan fenotip dari gen resesif berjumlah 1
(Suryo, 2008 ). Pada persilangan monohibrid intermediet, dihasilkan perbandingan
fenotip keturunan F2 1:2:1, dimana terdapat fenotip hasil dari genotip kedua sifat
induk yang intermedier berjumlah 2 dalam perbandingan tersebut.
2. Persilangan Monohibrid
Pada persilangan monohibrid, terjadi pemisahan alel ke dalam gamet yang
berbeda dan dipindahkan secara terpisah saat reproduksi saja sehingga dimungkinkan
untuk mendapatkan kombinasi anaknya tersebut yang disebut sebagai Hukum I
Mendel atau Segregasi Bebas (Pai, 1992). Selain itu, Mendel berpendapat bahwa
beberapa konsep untuk menjelaskan pola pewarisan sifat 3:1 pada keturuann F2, yaitu
sebagai berikut,
a. Versi alternatif gen menyebabkan variasi dalam karakter yang diwarisi,
b. Untuk setiap karakter, organisme mewarisi dua alel, satu alel dari masing-
masing induk,
c. Jika dua alel pada suatu lokus berbeda, maka salah satunya alel dominan
menentukan kenampakan organisme, yang satu lagi alel resesif tidak memiliki
efek tampak pada kenampakan organisme,
d. Hukum segregasi (Campbell, 2010).
Persilangan monohibrid adalah persilangan antardua tetua dengan salah satu
sifat induk yang dapat membedakan keduanya. Diharapkan keturunan pertamanya
(generasi F1) memiliki sifat sama dengan salah satu tetua jika sifat tersebut
dipengaruhi oleh alel dominan dan resesif serta tidak ada tautan seperti yang
ditentukan Mendel pada tanaman kapri (Pisum sativum) (Tim Genetika, 2012).
3. Tanaman Kacang Panjang
Kacang panjang merupakan tumbuhan yang mudah ditemui pada daerah tropis
seperti Indonesia, Tanaman ini merupakan tanaman yang sering dijadikan salahsatu
sumber pangan (Sudana. 2017). Sebagian tanaman model untuk menunjukkan hasil
persilangan monohibrid di daerah tropis seperti Indonesia dapat digunakan tanaman
kacang panjang dengan alasan yang sama dengan Mendel dan mudah tumbuh di
daerah tropis. Mendel menggunakan tanaman kapri sebagai percobaan pada
penelitiannya karena tanaman kapri memiliki sifat mudah dipelihara, dapat
menghasilkan banyak biji (banyak keturunan), mempunyai sifat-sifat yang dapat
dibedakan antarvarietas, dapat diperbanyak secara selfing atau disilangkan, dan
mudah tumbuh di daerah tempat tinggal Mendel. Kacang panjang digunakan sebagai
tanaman model pengganti kapri karena lebih mudah tumbuh di Indonesia, dapat
menghasilkan banyak biji, mempunyai beberapa sifat yang membedakan antarvarietas
dan dapat disilangkan. Tanaman kacang panjang juga termasuk famili yang sama
dengan kapri sehingga mempunyai struktur bunga yang serupa (Tim Genetika, 2018).
Berikut klasifikasi tanaman kacang panjang.
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Vigna
Spesies : Vigna unguiculata (L.) Walp
Subspecies : Vigna unguiculata (L.) Walp. ssp. sesquipedalis
(Sumber: plants.usda.gov)
Tanaman kacang panjang merupakan tanaman semak, menjalar, semusim dengan
tinggi kurang lebih 2,5 m. Batang tanaman ini tegak, silindris, lunak, berwarna hijau
dengan permukaan licin. Daunnya majemuk, lonjong, berseling, panjang 6-8 cm, lebar 3-
4,5 cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip, pertulangan menyirip, tangkai silindris,
panjang kurang lebih 4 cm, dan berwarna hijau. Bunga tanaman ini terdapat pada ketiak
daun, majemuk, tangkai silindris, panjang kurang lebih 12 cm, berwarna hijau keputih-
putihan, mahkota berbentuk kupu-kupu, berwarna putih keunguan, benang sari bertangkai,
panjang kurang lebih 2 cm, berwarna putih, kepala sari kuning, putik bertangkai, berwarna
kuning, panjang kurang lebih 1 cm, dan berwarna ungu. Buah tanaman ini berbentuk
polong, berwarna hijau, dan panjang 15-25 cm. Bijinya lonjong, pipih, berwarna macam-
macam. Akarnya tunggang berwarna coklat muda (Hutapea et al., 1994).
4. Tahap Hibridisasi
Menurut Nasir (2001) tahapan hibridisasi pada tanaman terdiri dari beberapa tahap
diantaranya :
a) Persiapan
Persiapan untuk melakukan kastrasi dan penyerbukan silang meliputi penyediaan
alat-alat antara lain : pisau kecil yang tajam, pinset dengan ujung yang runcing, jarum
yang panjang dan lurus, alkohol (75-85%) atau spiritus dalam botol kecil untuk
mensterilkan alat-alat tersebut, wadah untuk tempat benang sari, sikat kecil untuk
mengeluarkan serbuk sari dari benang sari, kuas untuk meletakkan serbuk sari di atas
kepala putik
Penutupan bunga sebelum dan sesudah penyerbukan dapat menggunakan kantong
dari kain, kelambu, kantong plastik yang telah diberi lubang-lubang kecil untuk
pernafasan (peredaran udara) atau isolatif, sesuai dengan ukuran bunga.
Perlengkapan lain yang perlu disediakan yakni label dari kertas yang tahan air,
selanjutnya label tersebut diberi nomor urut. Untuk keperluan penyerbukan silang antara
jenis-jenis tertentu sebaiknya kertas label mempunyai warna tertentu, misalnya untuk
persilangan A X B warna labelnya merah, untuk A X C warna labelnya putih, untuk D X
B warnanya hijau dan seterusnya dengan warna lain.
b) Kastrasi
Kastrasi adalah kegiatan membersihkan bagian tanaman yang ada di sekitar bunga
yang akan di emaskulasi dari kotoran, serangga, kuncup-kuncup bunga yang tidak
dipakai serta organ tanaman lain yang mengganggu kegiatan persilangan. Membuang
mahkota dan kelopak juga termasuk kegiatan kastrasi. Kastrasi umumnya menggunakan
gunting, pisau atau pinset.
c) Emaskulasi
Emaskulasi adalah kegiatan membuang alat kelamin jantan (stamen) pada tetua
betina, sebelum bunga mekar atau sebelum terjadi penyerbukan sendiri. Emaskulasi
terutama dilakukan pada tanaman berumah satu yang hermaprodit dan fertil. Cara
emaskulasi tergantung pada morfologi bunganya.
d) Isolasi
Isolasi dilakukan agar bunga yang telah diemaskulasi tidak terserbuki oleh serbuk
sari asing. Dengan demikian baik bunga jantan maupun betina harus dikerudungi dengan
kantung. Kantung bisa terbuat dari kertas tahan air, kain, plastik, selotipe dan lain-lain.
Ukuran kantung disesuaikan dengan ukuran bunga tanaman yang bersangkutan.
e) Penyerbukan
Penyerbukan buatan dilakukan antara tanaman yang berbeda genetiknya.
Pelaksanaannya terdiri dari pengumpulan polen (serbuk sari) yang viabel atau anter dari
tanaman tetua jantan yang sehat, kemudian menyerbukannya ke stigma tetua betina yang
telah dilakukan emaskulasi.
f) Pelabelan
Ukuran dan bentuk label berbeda-beda. Pada dasarnya label terbuat dari kertas
keras tahan air, atau plastik. Pada label antara lain tertulis informasi tentang: (1) Nomor
yang berhubungan dengan lapangan, (2) Waktu emaskulasi, (3) waktu penyerbukan, (4)
Nama tetua jantan dan betina, (5) Kode pemulia/penyilang.
g) Pendeteksian Keberhasilan Persilangan Buatan
Keberhasilan suatu persilangan buatan dapat dilihat kira-kira satu minggu setelah
dilakukan penyerbukan. Jika calon buah mulai membesar dan tidak rontok maka
kemungkinan telah terjadi pembuahan. Sebaliknya, jika calon buah tidak membesar atau
rontok maka kemungkinan telah terjadi kegagalan pembuahan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hibridisasi

1. Internal :

Menurut Syukur (2009) factor internal yang mempengaruhi hibridisasi adalah :

a) Pemilihan Tetua
Ada lima kelompok sumber plasma nutfah yang dapat dijadikan tetua
persilangan yaitu: (a) varietas komersial, (b) galur-galur elit pemuliaan, (c) galur-
galur pemuliaan dengan satu atau beberapa sifat superior, (d) spesies introduksi
tanaman dan (e) spesies liar. Peluang menghasilkan varietas unggul yang dituju
akan menjadi besar bila tetua yang digunakan merupakan varietas-varietas
komersial yang unggul yang sedang beredar, galur-galur murni tetua hibrida, dan
tetua-tetua varietas sintetik.
b) Waktu Tanaman Berbunga
Dalam melakukan persilangan harus diperhatikan: (1) penyesuaian waktu
berbunga. Waktu tanam tetua jantan dan betina harus diperhatikan supaya saat
anthesis dan reseptif waktunya bersamaan, (2) waktu emaskulasi dan penyerbukan.
Pada tetua betina waktu emaskulasi harus diperhatikan, seperti pada bunga kacang
tanah, padi harus pagi hari, bila melalui waktu tersebut polen telah jatuh ke stigma.
Juga waktu penyerbukan harus tepat ketika stigma reseptif. Jika antara waktu
antesis bunga jantan dan waktu reseptif bunga betina tidak bersamaan, maka perlu
dilakukan singkronisasi. Caranya dengan membedakan waktu penanaman antara
kedua tetua, sehingga nantinya kedua tetua akan siap dalam waktu yang bersamaan.
Untuk tujuan sinkronisasi ini diperlukan informasi tentang umur tanaman berbunga.

2. Eksternal
Menurut Syukur (2009) factor internal yang mempengaruhi hibridisasi adalah :
a) Pengetahuan tentang Organ Reproduksi dan Tipe Penyerbukan
Untuk dapat melakukan penyerbukan silang secara buatan, hal yang paling
mendasar dan yang paling penting diketahui adalah organ reproduksi dan tipe
penyerbukan. Dengan mengetahui organ reproduksi, kita dapat menduga tipe
penyerbukannya, apakah tanaman tersebut menyerbuk silang atau menyerbuk
sendiri. Tanaman menyerbuk silang dicirikan oleh struktur bunga sebagai
berikut :
a. Secara morfologi, bunganya mempunyai struktur tertentu
b. Waktu antesis dan reseptif berbeda
c. Inkompatibilitas atau ketidaksesuaian alat kelamin
d. Adanya bunga monoecious dan dioecious
b) Cuaca Saat Penyerbukan
Cuaca sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan
persilangan buatan. Kondisi panas dengan suhu tinggi dan kelembaban udara
terlalu rendah menyebabkan bunga rontok. Demikian pula jika ada angin kencang
dan hujan yang terlalu lebat
c) Pelaksana
Pemulia yang melaksanakan hibridisasi harus dengan serius dan
bersungguh-sungguh dalam melakukan hibridisasi, karena jika pemulia ceroboh
maka hibridisasi akan gagal
5. Tanda Keberhasilan Hibridisasi
Menurut Syukur (2009) tanda keberhasilan hibridisasi adalah pada proses
perkembangan biji dapat dilihat pada hari 2-7 hari setelah penyerbukan. Jika pada bagian
petal telah mengering, namun pada bakal buah tetap segar selanjutnya bakal buah
membesar atau memanjang kemudian telah terjadi pembuahan. Bunga yang gagal
mengadakan fertilisasi biasanya gugur atau pada bagian kepala putiknya terlihat layu dan
bakal buah rontok

C. Metode
1. Alat dan Bahan
Pada praktikum Persilangan Monohohibrid pada Tanaman Kacang Panjang, alat
dan bahan yang digunakan diantaranya adalah peralatan bercocok tanam, ember,
lanjaran bambu (tinggi 2 meter), gunting, pinset, benih kacang panjang, campuran
tanah:kompos = 2:1, pupuk NPK, alkohol, plastic, dan karet.
2. Cara Kerja
a. Cara Tanam
Langkah kerja pertama yang dilakukan pada praktikum Persilangan
Monohibrid pada Tanaman Kacang Panjang adalah menyiapkan peralatan
menanam kacang panjang kemudian mengisi ember dengan campuran tanah dan
kompos dengan perbandingan 2:1. Kemudian pada masing-masing ditanam 2
benih (biji) dengan jarak yang cukup. Langkah berikutnya ialah menancapkan
lanjaran bambu di tengah ember ketika tanaman kacang panjang telah tumbuh
memanjang. Selanjutnya tanaman kacang panjang disiram tiap harinya jika perlu
dan juga menambahkan pupuk NPK pada umur 14 hari setelah tanam. Setelah
tumbuh bunga pada tanaman kacang panjang kemudian segera dilakukan
persilangan.

Menyiapkan perealatan menanam kacang panjang

Mengisi ember dengan campuran tanah dan kompos dengan perbandingan 2:1

Masing-masing ditanam 2 benih (biji) dengan jarak yang cukup

Menancapkan lanjaran bambu di tengah ember ketika tanaman kacang panjang


telah tumbuh memangjang

Menyiram tanaman kacang panjang tiap harinya jika perlu

Menambahkan pupuk NPK pada umur 14 hari setelah tanam


Melakukan persilangan segera setelah tumbuh bunga pada tanaman kacang

b. Hibridasi Vigna unguiculata ssp. Sesquipedalis


Langkah kerja pertama yang dilakukan pada hibridasi Vigna unguiculata
ssp. Sesquipedalis adalah menyiapkan alat dan bahan yaitu gunting, pinset ujung
tajam, alkohol dalam botol kecil untuk sterilisasi, kantong plastic, karet dan label.
Langkah berikutnya adalah melakukan kastrasi pada bunga kacang panjang yang
siap digunakan sebagai bunga betina dengan membuang mahkota bunga. Langkah
selanjutnya adalah melakukan emaskulasi yaitu pembuangan alat kelamin jantan
(stamen) pada induk jantan yang dilakukan sebelum bunga mekar. Emaskulasi
dilakukan dengan menggunakan pinset dengan membuang satu per satu
benangsari sampai habis. Kemudian pada tahapan penyerbukan dilakukan dengan
menggoyang bunga yang dijadikan sebagai induk betina, yang telah dibuang
mahkotanya di atas bunga jantan yang telah diemaskulasi. Langkah berikutnya
adalah tahap isolasi yang dilakukan dengan tujuan agar bunga yang sudah
diserbuki tidak diserbuki oleh tepung sari asing. Isolasi dilakukan dengan
menggunakan kantong plastik yang kemudian diikat dengan menggunakan karet.
Langkah terakhir ialah pelabelan pada masing-masing persilangan yang telah
dilakukan.

Menyiapkan alat dan bahan untuk persilangan yaitu gunting, pinset ujung tajam,
alkohol dalam botol kecil untuk sterilisasi, kantong plastic, karet dan label.

Melakukan kastrasi pada bunga kacang panjang yang siap digunakan sebagai
bunga betina dengan membuang mahkota bunga
Melakukan emaskulasi (pembuangan alat kelamin dilakukan sebelum bunga
mekar) dengan menggunakan pinset dengan membuang satu per satu benangsari
sampai habis

Menggoyang bunga yang dijadikan sebagai induk betina, yang telah dibuang
mahkotanya di atas bunga jantan yang telah diemaskulasi pada tahap
penyerbukan

Menggunakan kantong plastik yang kemudian diikat dengan menggunakan karet


pada tahap isolasi

Melakukan pelabelan pada masing-masing tanaman kacang panjang yang telah


disilangkan

D. Hasil
1. Tanaman Tetua
No. Sifat Jantan Betina
1 Warna biji Hitam putih Hitam
2 Bentuk daun Lonjong Lonjong
3 Warna bunga Kuning Kuning
4 Warna polong/buah Hijau Hijau
5 Jumlah buah per pohon - -
6 Jumlah biji per buah - -
2. Generasi F1
No. Sifat Hasil
1 Warna biji Hitam putih 100%

E. Pembahasan
Praktikum genetika dengan sub bahasan persilangan monohybrid tanaman kacang
panjang yang dilaksanakan pada akhir Februari hingga awal April 2018 diawali dengan
proses penanaman dilanjutkan dengan penyilangan dan terakhir adalah pengamatan hasil
persilangan. Persilangan yang dilakukan merupakan persilangan monohybrid. Tanaman
yang akan digunakan adalah tanaman kacang. Pemilihan tanaman kacang dilakukan
dengan beberapa pertimbangan seperti yang dilakukan Mendel saat akan melakukan
persilangan dengan menggunakan Pisum Sativum.
Pada tahap pertama adalah proses penanaman kacang panjang. Pada proses ini
ada tiga varian warna biji yang ditanam, yakni biji kacang panjang warna hitam, putih
dan hitam-putih. Setelah tumbuhan sudah mulai dewasa, yakni setelah 1 bulan lebih
penanaman, bunga mulai muncul. Seharusnya pada tahap tersebut, ketika bunga masih
dalam bentuk kuncup sudah dilakukan penyerbukan. Namun karena terjadi keterlambatan
penyilangan, semua bunga sudah mekar dan mengalami penyerbukan sendiri sebelum
dilakukan penyerbukan. Sehingga penyilangan dilakukan pada pembungaan berikutnya,
yakni pembungaan terakhir dari tanaman kacang. Sifat kacang panjang yang memiliki
umur pendek, menyebabkan tidak semua tanaman mengalami pembungaan kembali,
hanya ada tiga tanaman kacang yang menghasilkan bunga kembali, yakni satu tanaman
kacang dengan warna biji hitam putih dan dua tanaman kacang dengan warna biji hitam.
Tahapan berikutnya setelah diketahui masih ada bunga yang muncul adalah
persilangan. Persilangan dilakukan melalui beberapa tahapan, yakni persiapan, kastarsi,
emaskulasi, penyerbukan, isolasi dan pelabelan. Sebelum dilakukan persilangan,
dilakukan pengamatan sifat induk yang akan digunakan untuk persilangan, yakni
meliputi warna biji, bentuk daun, warna bunga, warna polong, jumlah buah per pohon
dan jumlah biji per buah. Dari hasil pengamatan, dapat dikethaui bahwa kedua induk
memiliki sifat warna biji hitam putih, daun lonjong, warna polong hijau dan bunga
berwarna kuning. Dalam proses persilangan, tanaman kacang yang dijadikan induk jantan
adalah tanaman dengan warna biji hitam putih dan untuk induk betina adalah tanaman
dengan warna biji hitam. Sifat beda yang digunakan dalam persilangan ini adalah warna
biji.
Setelah dilakukan isolasi sekitar satu minggu, diperoleh buah tanaman kacang
hasil persilangan dengan warna polong hijau dan semua biji berwarna hitam putih,
dengan jumlah 9 dan 11 pada masing-masing tanaman (pengulangan 1 dan pengulangan
2). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persilangan monohybrid dengan beda sifat
warna biji, menghasilkan keturunan yang memiliki warna biji yang keseluruhan
menyerupai induk jantan. Hal tersebut berarti bahwa persilangan monohybrid terjadi
dengan dominansi penuh dari warna biji hitam putih milik jantan. Sehingga dapat
diketahui bahwa warna biji hitam bersifat resesif terhadap warna biji hitam putih.
Berdasarkan hasil tersebut dapat digambarkan skema perkiraan persilangan yang
terjadi antara tanaman kacang biji hitam putih dengan tanaman kacang biji hitam. Berikut
adalah skemanya :
P : hh X HH
(Biji hitam) (Biji hitam-putih)
Gamet : h H
F1 : Hh
(Biji hitam-putih)
100%
Hal tersebut sesuai dengan Hukum Mendel I yang menyebutkan bahwa pada
persilangan monohybrid dengan dominansi penuh akan menghasilkan keturunan F1 yang
memiliki sifat seperti induk yang dominan. Karena tidak dilakukan persilangan sesama
F1 maka tidak dihasilkan keturunan F2 untuk membuktikan bahwa persilangan
monohybrid memang terjadi dengan dominansi penuh dengan perbandingan F2, yakni
3:1.
Pada persilangan, terdapat beberapa kesalahan yang menyebabkan timbulnya
kendala seperti :
1. Tidak dilakukan pengecekan dan perawatan secara rutin yang menyebabkan
ketidaktahuan akan hama yang menyerang dan keterlambatan penyerbukan.
2. Kemampuan penyilang yang masih minim yang berakibat pada rusaknya
bunga yang akan disilangkan.

F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan tentang persilangan kacang panjang dapat
disimpulkan bahwa :
1. Tamanan model yang digunakan adalah tanaman kacang panjang Vigna
unguiculata.
2. Sifat yang berbeda dari tetua yang digunakan dalam persilangan adalah
sebagai berikut :
No. Sifat Jantan Betina
1 Warna biji Hitam Putih Hitam
2 Bentuk daun Lonjong Lonjong
3 Warna bunga Kuning Kuning
4 Warna polong/buah Hijau Hijau
5 Jumlah buah per pohon - -
6 Jumlah biji per buah - -

3. Dari persilangan, dihasilkan semua F1 dengan warna biji hitam putih sehingga
dapat diketahui dominansi sifat hanya terjadi pada warna biji.

G. Daftar Pustaka
Anonim. 2016. Vigna unguiculata (L.) Walp.
https://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=display&classid=VI
UNS2. Diakses pada 25 April 2018 pukul 13.36 WIB.
Campbell, Neil A. dkk. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. (Alih bahasa: Damaring
Tyas Wulandari). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hutapea, J.R. 1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (III). Jakarta: Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan.
I Made Sudana. 2017. Penentuan Fase Kritis Tanaman Kacang Panjang (Vigna Sinensis
L.) terhadap Infeksi Bean Common Mosaic Virus (BCMV). E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika
Nasir. M, 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Depatemen Pendidikan Nasional:
Jakarta.
Pai, Anna C. 1992. Dasar-dasar Genetika edisi kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti. 2009. Teknik pemuliaan tanaman. Bagian
Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Departemen Agronomi dan Hotikultura
IPB. Bogor. 284 hal.
Suryo. 2008. Genetika Strata 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
_____. 1994. Genetika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderalh Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.
Tim Genetika. 2018. Petunjuk Praktikum Genetika. Jurdik Biologi FMIPA UNY.

H. Lampiran
1. Proses Penanaman
(Tidak terdokumentasi)
2. Proses Hibridisasi
(Dokumentasi hilang)
3. Hasil Persilangan (F1)
I. Diskusi
1. Berapa sifat yang dapat membedakan kedua tetua varietas kacang panjang yang
digunakan ? Sebutkan ?
Jawaban :
Sifat yang membedakan kedua tetua varietas kacang panjang yag digunakan
adalah warna biji.
2. Apakah kedua tetua yang digunakan dalam persilangan monohybrid (seperti Mendel)
harus merupakan lini murni ? Jelaskan !
Jawaban :
Iya, tetua yang digunakan dalam persilangan Mendel harus merupakan galur
murni. Hal tersebut perlu dilakukan agar diperoleh keturunan yang memiliki sifat
sama dengan induk yang dominan.
3. Apa hasil kesimpulan anda mengenai biji pada F1 ? Apakah hasilnya sama untuk
semua jenis persilangan ? Jelaskan !
Jawaban :
Hasil persilangan menunjukkan hasil yang seragam untuk warna biji. Hasil
seragam disebabkan karena adanya dominansi sifat warna biji dari tetua jatan, yakni
hitam putih.
4. Pada percobaan ini telah dilakukan persilangan resiprok. Apa yang dimaksud dengan
persilangan resiprok ? Hasil apa yang akan diperoleh ?
Jawaban :
Pada Persilangan tidak dilaksanakan persilangan resiprok, namun bisa dijelaskan
bahwa persilangan resiprok merupakan persilangan dengan menukarkan sifat induk
jantan dengan induk betina. Misal sebelumnya induk jantan memiliki biji warna hitam
dan induk betina memiliki warna biji putih, maka jika dilakukan persilangan resiprok
maka warna biji untuk jantan adalah putih dan betina warna hitam.

Anda mungkin juga menyukai