BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Makalah Hormon Tumbuhan bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan serta memahami
dan mengerti materi salah satu subbagian matakuliah Fisiologi Tumbuhan yang dibahas
agar para pembaca dapat lebih memahami lebih luas lagi.
HqL
BAB II
ISI
b) Giberelin
Giberelin merupakan hormon yang mirip dengan auksin. Hormone ini ditemukan Oleh P.
kurosawa (tahun 1926, di Jepang) pada jamur Giberella fujikuroi. Giberelin di
produksi oleh tumbuhan di meristem tunas apical, akar, daun muda, dan embrio.
Fungsi giberelin :
1) Memacu pertumbuhan buah tanpa biji (partenokarpi)
2) Menyebabkan tanaman mengalami pertumbuhan raksasa
3) Meyebabkan tanaman berbunga sebelum waktunya (tidak pada musimnya)
4) Memacu pembentukan cambium pada tanaman dikotil
5) Mematahkan dormansi buah dan biji
c) Sitokinin
Sitokinin ditemukan pada batang tembakau Oleh Skoog dan Miller.Struktur kimia
sitokinin mirip dengan adenine (basa nitrogen yang terdapat pada DNA dan ATP).
Selain dapat ditemukan di batang, sitokinin juga dapat di hasilkan di dalam akar
dan akan diangkut ke organ yang lain.
d) Etilen
Etilen merupakan satu-satunya hormone tumbuhan yang berbentuk gas.Gas etilen
mempercepat pemasakan buah, contohnya pada buah tomat, pisang, apel, dan
jeruk.Buah-buah tersebut dipetik dalam keadaan masih mentah dan berwarna
hijau.Selanjutnya, buah-buah tersebut dikemas dalam bentuk kotak berventilasi dan
diberi gas etilen untuk mempercepat pemasakan buah sehingga buah sampai ditempat
tujuan dalam keadaan masak.Selain itu, gas etilen juga menyebabkan penebalan batang
dan memacu pembungaan.Oleh karena itu, etilen dapat ditemukan pada jaringan buah
yang sedang matang, buku batang, daun, dan bunga yang menua.
e) Asam Traumalin
Seperti florigen, asam traumalin sebenarnya merupakan hormon hipotetik yaitu
merupakan gabungan beberapa aktivitas hormone yang ada (auksin, giberelin,
sitokinin, etilen, dan asam absisat). Apabila tumbuhan mengalami luka atau
perlukaan karena gangguan fisik maka akan segera terbentuk cambium gabus.
Pembentukan cambium gabus itu terjadi karena adanya pengaruh hormone luka (asam
traumalin). Sebenarnya, peristiwa ini merupakan hasil kerja sama antar hormone pada
tumbuhan yang di sebut restitusi (regenerasi). Awalnya luka pada tumbuhan akan
memacu pengeluaran hormone luka yang kemudian merangsang pembentukan cambium gabus.
Pembentukan cambium gabus dilakukan oleh hormone giberelin, selanjutnya, karena
pengaruh hormone sitokinin, terbentuklah sel-sel baru yang akan membentuk jaringan
penutup luka yang disebut kalus. Asam traumalin ini dapat ditemukan pada dinding
sel tumbuhan.
f) Asam Absisat
Salah satu fungsi asam absisat adalah menghambat pertumbuhan tumbuhan. Pada musim
tertentu pertumbuhan akan terhambat. Hal itu merupakan adaptasi pertumbuhan
terhadap perubahan linkungan yang tidak memungkinkan bagi tumbuhan untuk tumbuh.
Asam absisat dapat ditemukan pada daun, batang, akar , dan buah biji.
Fungsi lain asam absisat adalah membantu tumbuhan mengatasi dan bertahan pada
kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan (masa dormansi). Dalam keadaan dorman,
tumbuhan terlihat seperti mati, tetapi setelah kondisi lingkungan menguntungkan, ia
akan tumbuh lagi dan mucul tunas-tunas baru. Contohnya adalah pohon jati yang
meranggas pada musim kemarau.
6. Asam jasmonat
7. Steroid (brasinosteroid)
8. Salisilat
9. Poliamina.
10. Asam traumalin
11. Kalin
b. Hormon Antagonistik
Hormon antagonistik merupakan hormon yang menyebabkan efek yang berlawanan,
contohnya glukagon dan insulin. Saat kadar gula darah sangat turun, pankreas akan
memproduksi glukagon untuk meningkatkannya lagi. Kadar glukosa yang tinggi
menyebabkan pankreas memproduksi insulin untuk menurunkan kadar glukosa tersebut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang telah dibuat, hormone pada tumbuhan terdiri
dari beberapa hormon dan fungsi yang berbeda-beda. Hormon dapatmempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman.
4.2. Saran
Beberapa saran yang dapat penulis berikan, antara lain agar makalah ini dapat
menjadi sumber referensi dan ini dapat bermanfaat bagi yang membaca. Jika terdapat
kesalahan dalam penulisannya diharapkan dapat memperbaikinya untuk lebih baik
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Irwanto. 2001. Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen Jadi Stek
Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena). Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian
Universitas Pattimura. Ambon.
Kartikawati, N. K. dan H. A. Adinugraha. 2003. Teknik Persemaian dan Informasi
Benih Sukun. Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman
Hutan. Yogyakarta. Koswara, dan Sutrisno. 2006. Sukun Sebagai Cadangan Pangan
Alternatif. http://www.ebookpangan.com [14 Agustus 2009].