Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BIOLOGI

(Giberelin dan Sitokinin)

DISUSUN OLEH :
SULALAH SAKINAH
RIKI ACHMAD MAULANA
MOH. HERMAN
ABD. ROZAK
RISKI DANIANTO

SMA HIDAYATUN NAJAH


TAHUN PELAJARAN
2020 - 2021
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tumbuhan juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan seperti
memanjangnya batang, akar dan sebagainya. Pemekaran bunga, pemasakan buah
adalah slaah satu perkembngan yang dialami oleh tumbuhan.Pemekaran bunga
dan pemasakan buah kalau kita teliti lebih lanjut sangatlah bervariasi sesuai
dengan lingkungan dan jenis pohon itu sendiri. Kalau kita amati, pada saat
musim-musim tertentu pertumbuhan bunga sangat pesat dan begitu juga dengan
pematangan buahnya. Sebenarnya apa yang mengatur semua pemekaran bunga,
pemanjangan atau pertumbuhan tunas-tunas baru pada tumbuhan tersebut.
Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan
beberapa golongan zat yang secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau
fitohormon. Penggunaan istilah “hormon” sendiri menggunakan analogi fungsi
hormon pada hewan; dan, sebagaimana pada hewan, hormon juga dihasilkan
dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam sel. Beberapa ahli berkeberatan dengan
istilah ini karena fungsi beberapa hormon tertentu tumbuhan (hormon endogen,
dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan) dapat diganti dengan
pemberian zat-zat tertentu dari luar, misalnya dengan penyemprotan (hormon
eksogen, diberikan dari luar sistem individu). Mereka lebih suka menggunakan
istilah zat pengatur tumbuh (bahasa Inggris plant growth regulator). Untuk
mengetahui lebih jauh tentang hormon pada tumbuhan maka di buatlah makalah
ini.
1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ni adalah


1. Bagaimana Sejarah Penemuan Hormon?
2. Apa yang dimaksud dengan Hormon pada Tumbuhan ?
3. Bagaimana mekanisme kerja hormon pada tumbuhan
4. Apa saja Macam-macam hormon pada tumbuhan ?
1.3 tujuan

2
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Sejarah Penemuan Hormon?
2. Untuk mengetahui pengertian Hormon pada Tumbuhan ?
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja hormon pada tumbuhan
4. Untuk mengetahui Macam-macam hormon pada tumbuhan ?

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Penemuan Hormon


Terdapatnya atau peran zat pengatur tumbuh di tumbuhan pertama kali
dikemukan oleh Charles Darwin dalam bukunya “The Power of movement in
plants.” Beliau melakukan percobaan dengan rumput Canari (Phalaris canariensis)
dengan memberinya sinar dari samping dan ternyata terjadi pembengkokan ke
arah datangnya sinar . Bagian yang tidak mendapat sinar terjadi pertumbuhan
yang lebih cepat daripada yang mendapat sinar sehingga terjadi pembengkokkan.
Tetapi jika ujung kecambah dari rumput Canari dipotong akan tidak terjadi
pembengkokan. Sehingga dianalisa bahwa jika ujung kecambah mendapat cahaya
dari samping akan menyebabkan terjadi pemindahan “pengaruh atau sesuatu zat”
dari atas ke bawah yang menyebabkan terjadinya pembengkokkan.
Boysen-jemsen (1913) melakukan penelitian dengan koleoptil Avena
(kecambah dari biji rumput-rumputan) menyatakan “pemindahan pengaruh adalah
pemindahan zat alami yang dihasilkan dalam koleoptil Avena. Paal (1919)
menguatkan pendapat dengan menyatakan bahwa “ujung batang adalah
merupakan pusat pertumbuhan
2.2 Pengertian Hormon Tumbuhan (Fitohormon)
Hormon merupakan zat pengatur tumbuh, yaitu molekul organik yang
dihasilkan oleh satu bagian tumbuhan dan ditransportasikan ke bagian lain yang
dipengaruhinya. Hormon pada tumbuhan (fitohormon) adalah sekumpulan
senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun
dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil (di bawah satu milimol per
liter, bahkan dapat hanya satu mikromol per liter) mendorong, menghambat, atau
mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan. 
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari sistem pengaturan pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan. Kehadirannya di dalam sel pada kadar yang sangat
rendah menjadi prekursor (“pemicu”) proses transkripsi RNA. Hormon tumbuhan
sendiri dirangsang pembentukannya melalui signal berupa aktivitas senyawa-
senyawa reseptor sebagai tanggapan atas perubahan lingkungan yang terjadi di

4
luar sel. Kehadiran reseptor akan mendorong reaksi pembentukan hormon
tertentu. Apabila konsentrasi suatu hormon di dalam sel telah mencapai tingkat
tertentu, atau mencapai suatu nisbah tertentu dengan hormon lainnya, sejumlah
gen yang semula tidak aktif akan mulai berekspresi. Dari sudut pandang evolusi,
hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri
tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan
berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya
hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu,
sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai ekspresi. Dari sudut pandang
evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan
diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankankelangsungan hidup
jenisnya.Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu
peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetis
yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat
pengatur tumbuh dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil (seperti
penggunaan cycocel untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan
yang kurang mendukung), memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas
produk (misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan
waktu berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman
pembungaan tanaman buah musiman), untuk menyebut beberapa contohnya. 
Hormon tumbuhan tidak dihasilkan oleh suatu kelenjar sebagaimana pada
hewan, melainkan dibentuk oleh sel-sel yang terletak di titik-titik tertentu pada
tumbuhan, terutama titik tumbuh di bagian pucuk tunas maupun ujung akar.
Selanjutnya, hormon akan bekerja pada jaringan di sekitarnya atau, lebih umum,
ditranslokasi ke bagian tumbuhan yang lain untuk aktif bekerja di sana.
Pergerakan hormon dapat terjadi melalui pembuluh tapis, pembuluh kayu,
maupun ruang-ruang antarsel. Hormon dalam menjalankan perannya, dapat
berperan secara tunggal maupun dalam koordinasi dengan kelompok hormon
lainnya.  

5
Penggunaan istilah “hormon” sendiri menggunakan analogi fungsi hormon
pada hewan. Hormon dalam konsentrasi rendah menimbulkan respons fisiologis.
Terdapat 2 kelompok hormon yaitu :
a. Hormon pemicu pertumbuhan (auksin, Giberelin dan sitokinin)
b. Hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan
asam traumalin.
2.3  Mekanisme Kerja Hormon
Tanaman secara alamiah tanaman sudah mengandung hormon
pertumbuhan seperti Auksin, giberelin dan Sitokin yang dalam tulisan ini
diistilahkan dengan hormon endogen. Kebanyakan hormon endogen di tanaman
berada pada jaringan meristem yaitu jaringan yang aktif tumbuh seperti ujung-
ujung tunas/tajuk dan akar. Tetapi karena pola budidaya yang intensif yang
disertai pengelolaan tanah yang kurang tepat maka kandungan hormon endogen
tersebut menjadi rendah/kurang bagi proses pertumbuhan vegetatif dan generatif
tanaman. Akibatnya sering dijumpai pertumbuhan tanamaman lambat, kerontokan
bunga/ buah, ukuran umbi/buah kecil yang merupakan sebagian tanda kekurangan
hormon (selain kekurangan zat lainnya seperti unsur hara). Oleh karena itu
penambahan hormon dari luar (hormon eksogen) seperti produk hormonik yang
mengandung hormon Auksin, Giberelin dan Sitokinin organik (Non
sintetik/kimia) mutlak diperlukan untuk menghasilkan pertumbuhan vegetatif dan
generatif tanaman yang optimal.
Untuk mengetahui bagaimana mekanisme kerja hormonik (Auksin,
giberelin dan Sitokinin) pada tanaman, berikut diuraikan secara global dan
sederhana. Pemberian Auksin eksogen (hormonik) akan meningkatkan
permeabilitas dinding sel yang akan mempertinggi penyerapan unsur , diantaranya
unsur N, Mg, Fe, Cu untuk membentuk chlorofil yang sangat diperlukan untuk
mempertinggi fotosintesis. Dengan fotosintesis yang semakin meningkat akan
dihasilkan hasil fotosintesis yang meningkat dan bersama dengan auksin akan
bergerak ke akar untuk memacu pembentukan giberelin dan Sitokinin di akar
yang akan membantu pembentukan dan perkembangan akar . Penambahan
kandungan Auksin eksogen di akar akan meningkatkan tekanan turgor akar

6
sehingga giberelin dan Sitokinin endogen di akar akan diangkut ke atas/ bagian
tajuk tanaman.
Adanya penambahan Sitokinin dan giberelin eksogen maka terjadi
peningkatan kandungan Sitokinin dan giberelin ditanaman (tajuk) dan akan
meningkatkan jumlah sel (oleh hormon Sitokinin) dan ukuran sel (oleh hormon
giberelin) yang bersama-sama dengan hasil fotosintat yang meningkat di awal
penanaman akan mempercepat proses pertumbuhan vegetatif tanaman (termasuk
pembentukan tunas-tunas baru) selain juga mengatasi kekerdilan tanaman.
Seiring dengan pertumbuhan vegetatif tanaman, hasil fotosentesis akan meningkat
terus dan ditambah kandungan giberelin dan sitokinin eksogen akan
meningkatkan perbandingan C/N yang menyebabkan peralihan dari masa
vegetatif ke generatif dengan terbentuknya kuncup bunga/buah atau umbi. Pada
saat terbentuk bunga atau buah, jika kandungan auksin rendah maka sel-sel antara
tangkai bunga/buah dengan ranting/cabang akan berubah menjadi jaringan mati
yaitu jaringan gabus sehingga bunga/buah mudah rontok. Dengan penambahan
Auksin Eksogen akan menghambat perubahan sel-sel tersebut menjadi jaringan
gabus sehingga kerontokkan dapat dicegah/dikurangi.  Pada fase generatif ini
penambahan hormon sitokinin dan giberelin eksogen akan meningkatkan
kapasitas jaringan penyimpanan hasil fotosintesa yang dipanen (umbi, buah dll)
yaitu sitokinin akan memperbanyak sel jaringan penyimpanan dan giberelin akan
memperbesar sel jaringan penyimpanan sehingga mampu menerima hasil-hasil
fotosintesa lebih banyak yang berakibat ukuran jaringan penyimpanan (buah)
lebih besar (semangka, kentang, dll) atau bernas (padi, jagung dll.).
Hormon bekerja melalui pengikatan dengan reseptor spesifik pengikatan
dari hormone ke reseptor ini pada umumnya memicu suatu perubahan
penyesuaian pada reseptor, ini memicu suatu perubahan penyesuaian dari pada
reseptor sedemikian rupa sehingga menyampaikan informasi kepada unsur
spesifik lain dari sel.
Reseptor ini terletak pada permukaan sel atau intraselular. Interaksi
permukaan hormone reseptor memberikan sinyal pembentukan dari "messenger
kedua" Interaksi hormon-reseptor ini menimbulkan pengaruh pada ekspresi gen
(3,7) Distribusi dari reseptor hormon memperlihatkan variabilitas yang besar

7
sekali. Reseptor untuk beberapa hormon, seperti insulin dan glukokortikoid,
terdistribusi secara luas, sementara reseptor untuk sebagian besar hormone
mempunyai distribusi yang lebih terbatas.
Adanya reseptor merupakan determinan (penentu) pertama apakah
jaringan akan memberikan respon terhadap hormon. Namun, molekul yang
berpartisipasi dalam peristiwa pasca-reseptor juga penting, hal ini tidak saja
menentukan apakah jaringan akan memberikan respon terhadap hormon itu tetapi
juga kekhasan dari respon itu. Hal yang terakhir ini memungkinkan hormon yang
sama memiliki respon yang berbeda dalam jaringan yang berbeda.
Berikut adalah letak hormone pada tumbuhan :

2.4 Macam-macam Hormon pada Tumbuhan

Macam hormon yang terdapat pada tumbuhan, antara lain auksin, giberelin,
sitokinin, etilen, asam traumalin, asam absisat, kalin.
a) Giberelin
Giberelin merupakan hormon yang mirip dengan auksin. Hormone ini
ditemukan Oleh P. kurosawa (tahun 1926, di Jepang) pada jamur Giberella
fujikuroi. Giberelin di produksi oleh tumbuhan di meristem tunas apical, akar,
daun muda, dan embrio.

8
Fungsi giberelin :
1) Memacu pertumbuhan buah tanpa biji (partenokarpi)
2) Menyebabkan tanaman mengalami pertumbuhan raksasa
3) Meyebabkan tanaman berbunga sebelum waktunya (tidak pada musimnya)
4) Memacu pembentukan cambium pada tanaman dikotil
5) Mematahkan dormansi buah dan biji
6) Memperbesar ukuran buah
b)Sitokinin
Sitokinin ditemukan pada batang tembakau Oleh Skoog dan Miller.Struktur
kimia sitokinin mirip dengan adenine (basa nitrogen yang terdapat pada DNA dan
ATP). Selain dapat  ditemukan di batang, sitokinin juga dapat di hasilkan di dalam
akar dan akan diangkut ke organ yang lain.
Fungsi Sitokinin, antara lain :
1) Memacau pembelahan sel
2) Mempercepat pelebaran daun
3) Mempercepat tumbuhnya akar
4) Memacu pertunasan lateral pada pucuk batang
5) Menunda pengguguran daun, Bungan, dan buah.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Hormon merupakan zat pengatur tumbuh, yaitu molekul organik yang
dihasilkan oleh satu bagian tumbuhan dan ditransportasikan ke bagian lain
yang dipengaruhinya.
2. Macam-macam hormon pada tumbuhan yaitu
auksin,giberelin,sitokinin,gas etilen, asam absisat, asam traumalin dan
kalin
3. Mekanise kerja hormon yaitu Hormon bekerja melaui pengikatan dengan
reseptor spesifik.
3.2 Saran
Hendaknya siswa dan siswi dapat lebih memahami tentang hormon yang
terdapat pada umbuhan dan sekaligus dengan mekanisme kerjanya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB. Bandung.


Anggorowati, Sulastri. Fisiologi Tumbuhan. Pusat Penerbit Universitas Terbuka
Gardner, F. P., R. B. Pearce, dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman
Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Heddy, S. 1996. Hormon Tumbuhan. Grapindo Persada. Jakarta.
Rindari, Henny.2007.Sains Biologi 3.PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri : Solo

11

Anda mungkin juga menyukai