Anda di halaman 1dari 7

JURNAL LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN

RESPON TUMBUH AKAR TERHADAP PERLAKUAN HORMON


1 2 3 4 5
Miftahus Sadikah , Yuliska , Tazkiyatul Afidah , Sarma Yanti , Isil Zulfina Sari

1
Miftahus Sadikah, 2205109010010, email: miftahussadikah@gmail.com
2
Yuliska, 2205109010017, email: Yuliskha04@gmail.com
3
Tazkiyatul Afidah, 2205109010031, email: tazkiyatulafidah7@gmail.com
4
Sarma Yanti, 2205109010039, email: yantisarma28@gmail.com
5
Isil Zulfina Sari, 2205109010048, email: Isilzulfinasari24@gmail.com

ABSTRAK
Akar merupakan organ penting bagi tumbuhan yang juga mengalami pertumbuhan.Dalam
proses perkembangan dan reproduksi pada tumbuhan tidak lepas dari peranan hormon
auksin, geberalin, sitokinin dan masih banyak hormon lainnya masing-masing hormon yang
ada pada tumbuhan memiliki keterkaitan dan menunjang satu sama lain, tujuan dari
praktikum ini yaitu mengamati efek perlakuan hormon terhadap pertumbuhan akar tanaman
Harmon ialah zat pertumbuhan yang mutlak dimiliki oleh tumbuhan dalam melakukan
aktifitas kehidupannya. Horman tumbuhan ialah suatu senyawa organik yang dibuat pada
suatu bagian tumbuhan dan kemudian diangkut ke bagian lain, pada konsentrasi rendah
menyebabkan clampak fisiologis. Peran hormon merangsang pertumbuhan, pembelahan
sel, pemanjangan sel dan ada yang menghambat pertumbuhan. Hormon pada tumbuhan
sangat beragam dan mempengaruhi penampakan tubuh tumbuhan sebagai hasil dari
aktivitasnya.Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan
berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungon memicu terbentuknya hormon
tumbuhan. Bila konsentrasi hommon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang
semula tidak aktif akan mulai ekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan
merupakan bagian dari proses adoptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.

Kata kunci: akar, hormon, auksin, dan tumbuhan

ABSTRACT
The roots are an important organ for plants that also experience growth, in the process of
development and reproduction in plants can not be separated from the role of hormones
auxin, geberalin, cytokinin and many other hormones, each hormone in plants has a
relationship and support each other. the purpose of this practicum is to observe the effect of
hormone treatment on plant root growth. Hormones are growth substances that are
obsolutely owned by plants in corrying out their life activities. Plant hormones are organic
compounds that are made in one part of the plant and then transported to other parts, at low
concentrations causing physiological effects. The role of hormones stimulates growth, cell
division, cell elongation and some inhibit growth. Hormones in plants are very diverse and
affect the appearance of the plant body as a result of their activity. Plant hormones are part
of the genetic regulation process and function as precursors. Environmental stimuli trigger
the formation of plant hormones. When the concentration of hormones has reached a certain
level, a number of genes that were originally inactive will begin expression. From an
evolutionary point of view, plant hormones are part of the process of adaptation and self-
defense of plants to maintain the survival of their species.

Keyword: Roots, hormones, auxin, and plants.


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan adalah penambahan ukuran yang tidak bisa dikembalikan ke ukuran
semula. Pertumbuhan merupakan perwujudan dalam level sel melalui serangkaian
pembelahan dan pengembangan sel. Perkembangan sel terjadi karena hormon yang
dikeluarkan sel telah disiappakai bersamaan dengan bertambahnya tekanan turgor yang
mengizinkan dinding sel untuk berkembang. Hormon tumbuhan dapat mengaktifkan enzim
sel hidrase atau untuk penambahan sintesis. Keduanya sama-sama mempertinggi aktifitas
enzim, Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ada faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternal antara lain cahaya, suhu, pH, kelembaban dan unsur-unsur yang terdapat
dalam tanah, Faktor internainya yaitu hereditas/gen dan hormon-hormon dalam tumbuhan
itu sendiri. Hormon sangat berpengaruh untuk pertumbuhan secara alamiah. Hormon-
hormon yang terlibat antara lain auksin, giberelin, asam absisat, stokinin dan gas etilen
(Sutisna,2010)
Berdasarkan manfaatnya, permintaan dari dalam dan luar negeri terhadap tanaman
Sansevieria sangat tinggi, oleh sebab itu ketersediaan Sansevieria untuk suplai pasar harus
ditingkatkan jumlah produksinya. Salah satunya dengan cara perbanyakan stek daun.
Keuntungan perbanyakan dengan stek daun adalah menghemat bahan induk untuk stek
karena dapat menggunakan potongan-potongan daun sebagai bahan stek serta dapat
menghemat waktu karena dalam waktu singkat dapat menghasilkan stek dalam jumlah
banyak. Tanaman yang dihasilkan mempunyai beberapa kelebihan, yaitu keseragaman
umur, ukuran, tinggi, dan dapat diperoleh tanaman yang sempurna dalam waktu singkat. Hal
yang perlu diperhatikan dalam perbanyakan tanaman cara stek daun adalah media tanam
(Kusumo, 1984).
Aukin merupakan senyawa asetat (gugus indol) yang terdapat pada indol,
contohnya pada tanaman bawang merah (Allium cepa). Konsentrasi auksin lebih banyak
terdapat pada daerah yang tidak terkena cahaya. Bagi tanaman (batang) yang tidak terkena
cahaya akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan bagan lain yang
terkena cahaya matahan akibat adanya auksin ini. Pada tumbuhan, auksin dapat ditemukan
di embrio biji, meristem tunas apical, dan daun-daun muda. Selain berpengaruh
meningkatkan laju pernanjangan sel pada pertumbuhan seperti di uraikan di atas, auksin
juga merupakan hormon pengatur fisiologi yang dapat digunakan untuk memacu
pembentukan buah tanpa penyerbukan (disebut partenokarpi) (Heddy, 2000).
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari sistem pengaturan pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan, Kehadirannya di dalam se pada kadar yang sangat rendah
menjadi prekursor (pemicu) proses transkripsi RNA. Hormon tumbuhan sendiri dirangsang
pembentukannya melalui signal berupa aktivitas senyawa-senyawa reseptor sebagai
tanggapan atas perubahan lingkungan yang terjadi di luar sel. Kehadiran reseptor akan
mendorong reaksi pembentukan hormon tertentu. Apabila konsentrasi suatu hormon di
dalam sel telah mencapai tingkat tertentu, atau mencapai suatu nisbah tertentu dengan
hormont lainnya, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai berekspresi. Dan sudut
pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagan dari proses adaptasi dan pertahanan
diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya (Heddy, 2000).
Zat pengatur tumbuh tanaman adalah senyawa organik yang bukan hara, yang
dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat merubah proses fisiologist
tumbuhan. Untuk mendapatkan hasil perbanyakan bibit yang baik selain perlu
memperhatikan media tumbuh, diperlukan zat pengatur tumbuh (zpt) untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangannya. Auksin merupakan salah satu hormon yang dapat
berpengaruh terhadap pembentukan akar, perkembangan tunas, kegiatan sel-sel meristem,
pembentukan bunga. pembentukan buah dan terhadap gugurya daun dan buah.
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh dua faktor penting, yaitu faktor genetis dan faktor
lingkungan. Faktor genetis sangat menentukan kemampuan tanaman untuk memberikan
produksi yang tingii serta sifat penting lainnya seperti kualitas hasi, ketahanan terhadap
serangan hama dan penyakit, kekeringan, dan lain-lain, Faktor lingkungan yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan tanaman antara lain, temperatur,
kelembapan, sinar matahari, susunan atmosfir, struktur tanah, reaksi tanah (pH), faktor
biotis, dan penyediaan unsur hara (Patma, 2013).
Auksin merupakan hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batang, akar
serta pada bunga. Auksin mampu merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru karena
auksin yang terdapat pada pucuk-pucuk tunas muda dan pada jaringan meristem di pucuk,
hormon ini berfungsi sebagai pengatur pembesaran pada sel dan memicu perpanjangan dari
sel pada daerah belakang meristem ujung serta membantu proses pertumbuhan batang. Zat
pengatur tumbu pada tanaman yang tergolong dalam Auksin yaitu Indole Acetic Acid (IAA),
Indole-3- butyric acid (IBA), a-Naphthalene Acetic Acid (NAA) dan 2,4 Dikhlorofenoksiasetat
(2,4-D). Jenis dan konsentrasi pada pemberian auksin akan memberikan respon berbeda
terhadap sistem perakaran (Apriliani 2015).
Pada kondisi yang rendah IAA mampu merangsang pemanjangan dari akar,
sedangkan pada kadar yang tinggi IAA bisa menghambat pemanjangan dari akar akar,
namun dengan IAA yang tinggi mampu merangsang peningkatkan jumlah akar lateral dan
adventif Auksin sebagai ZPT dapat mempercepat pertumbuhan akar. Hormon dalam
golongan auksin adalah IAA (Indolacetic Acid), NAA (Naphtaleneacetic Acid), dan IBA
(Indolebutyric Acid), yang bersifat rizokalin. Umumnya ZPT ini mengandung hormon yang
lengkap seperti Rootone Up yang memiliki komposisi naftalen asetamide 0,067%, metal-1-
naftalen asetamida 0,13% metal-1-naftalen asetat 0,033%, indol-3-butirat 0.057%, dantiram
4% (Halimursyadah, 2014).
Mekanisme kerja hormon auksin dalam proses pemanjangan sel-sel tanaman
khususnya akar. Pertama auksin menginisias pemanjangan sel dengan cara mempengaruhi
pengendoran /pelenturan dinding sei. Auksin akan memacu protein tertentu yang ada di
membran plasma sel untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Lalu lon H+ ini mengaktifkan
enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul
selulosal penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yang masuk
secara Osmosis. Setelah pemanjangan ini, sel terus tumbuh dengan mensintesis kembali
material dinding sel dan stoplasma. Auksin diproduksi oleh koleoptil ujung tunas. Pengaruh
auksin yang lain adalah dominasi ap kal, yaitu pertumbuhan ujung apikal dan penghambatan
pertumbuhan tunas lateral. Auksin memiliki peranan yang penting dalam inisiasi akar pada
kultur in vitro. Auksin berperan dalam memacu pembentukan akar lateral dari kalus yang
belum terdiferensiasi (Munarti, 2014).
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk mengamati efek
perlakuan hormone terhadap pertumbuhan akar tanaman.

Metode Penelitian
Cara kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini yaitu;
1. Dibuat 10 potongan batang Coleus 30 cm.
2. Direndam masing-masing potongan batang Coleus di dalam air.
3. Dibiarkan perendaman selama 24 jam.
4. batang dioleskan hormon auksin dan 5 batang lagi tidak dioleskan apa-apa.
5. Dipindahkan masing-masing potongan tanaman tersebut ke dalam polybag yang
berisi tanah yang berpupuk dan biarkan selama 4 minggu.
6. Dihitung jumlah tunas dan akar yang tumbuh dari setiap stek batang Coleus
tersebut.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah batang begonia atau coleus dan
hormon tumbuh : NAA, IBA, Sedangkan bahan yang digunakan adalah pisau.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikum tersebut dalam bentuk table berikut:
Tabel 1. Pengamatan Respon tumbuh akar terhadap perlakuaan hormone
Pengamatan Tanaman Ke- Caleus+Air Caleus+Growtone
1 15 helai -
2 17 helai -
Jumlah Akar 3 15 helai -
4 10 helai -
5 - -
Rata-rata 14,25 -
1 0,30 gr -
2 0,39 gr -
Berat total akar 3 0,28 gr -
4 0,08 gr -
5 - -
Rata-rata 0,2625 gr -
1 19 cm -
2 20 cm -
Panjang akar 3 18 cm -
4 10 cm -
5 - -
Rata-rata 16,75 cm -

Pembahasan
Pada pengamatan praktikum ini bahwa hormon auksin sangat berpengaruh
terhadap perpanjangan akar. Karena auksin adalah zat yang di temukan pada ujung batang,
akar. Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman. Nama lain
dan hormon in adalah IAA. Hormon auksin berfungsi sebagai membantu dalam proses
mempercepat pertumbuhan, bak tu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang,
mempercepat perkecambahan. Atau membantu mempercepat proses pemasakan buah.
Hormon auksin dapat merangsang perkembangan akar lateral.
Pada pengamatan ini bahwa perlakuan yaitu dengan menggunakan. Untuk
perlakuan hormone tanaman caleus+air akar tumbuh dengan cepat dan tumbuh akamya
sangat banyak dibandingkan dengan perlakuan dengan menggunakan. H2O atau perlakuan
kontrol. Dan tumbuhan yang di ben bormon auksin tumbuh dengan cepat dan tanaman nya
juga subur dengan rata-rata panjang akar 16,75 cm, rata-rata jumlah akar 14,25 dan rata-
rata berat akar 0,2625 gr. Sedangkan tanaman yang di caleus+growtone tidak tumbuh atau
tanaman tersebut sudah mati.
Adanya pertumbuhan akar pada bagian hipokotil yang telah di potong di karenakan
adanya kerja dari IAA terhadap akar. Mekanisme kerja auksin dipengaruhi cahaya dan
auksin akan sangat aktif jika da tidak terkena cahaya. Lalu pada bagian yang tidak terkena
cahaya maka akan aktif memproduksi auksin sehingga terjadi penimbunan auksin di sana.
Dalam mempengaruhi pemanjangan sel-sel akar tanaman khususnya akar kerja auksin yaitu
auksin menginisiasi pemanjangan sel dengan cara mempengaruhi pengedaran dinding sel.
Auksin akan memacu protein tertentu yang ada di membran plasma sel. Hormon auksin
akan merangsang pembelahan pada sel cambium vaskuler sehingga akan membuat
pertumbuhan jaringan Vaskuler.
IAA pada kosentrasi tinggi dapat menghambat pembesaran sel-sel akar IAA juga
dapat mengendalikan absisi daun dan dapat menghambat pertumbuhan tunas lateral
kosentrasi suatu auksin di dalam tanaman, mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman,
semakin tinggi kosentrsi suatu auksin di dalam tanaman, mempengaruhi pertumbuhan suatu
tanaman maka akan mempercepat pertumbuhan tanaman tersebut. Hal-hal yang
mempengaruhi kosentrasi IAA di dalam unuman yaitu sintetis auksin dan pemecah auksin.
Penggunaan hormon IAA di ketahui dapat mengintensifkan proses pembentukan akar pada
pemotongan epikotil. Pertumbuhan akar. dari pemotongan epi katil tersebut terjadi pada
bagian yang terpotong.
Pada kosentrasi IAA banyak akan menyebabkan pemanjangan akar, namun jumlah
akar. sedikit. Sedangkan pada kosentrasi IAA banyak akan menyebabkan penghambatan,
pemanjangan akar, namun jumlah akar yang tumbuh akan semakin banyak. Akan tetapi jika
terlalu banyak pun akan menyebabkan tumbuhan kelebihan hormon, IAA merupakan auksin
dalam tubuh utama dalam tubuh tumbuhan yang di sintesa dari asam amino dengan
bantuan enzim IAA oksidase. Hasil sintesa tersebut menhasilkan auksin dengan kosentasi
yang lebih rendah di antaranya IAN (indolaseto nitrit). TYPA (asam indopiruvat) dan IAAID
(indo asetatdehid).

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat dihasilkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Batang coleus yang melunak memudahkan hormon growtone untuk mempengaruhi
pertumbuhan dan pemanjangan akar
2. Jumlah akar coleus yang diberi air lebih banyak jumlahnya dari pada yang diberi
hormon growtone
3. Panjang akar coleus yang diberi air lebih panjang dari batang yang diberi hormon
growtone.
4. Tanaman yang diberi perlakuan hormon auksin akan menghasilkan panjang akar,
berat akar, dan jumlah akar.

Saran
Adapun saran untuk praktikum ini kepada pihak pengurus laboratorium yaitu ada
baiknya pendingin ruangan di laboratorium ditingkatkan, sehingga terciptanya suasana
praktikum yang kondusif.

UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hadianur
selaku kepala Laboratorium Hortikultura yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan kegiatan praktikum Bersama dengan teman-teman yang lain. Tidak lupa pula
mengucapkan terima kasih kepada asisten laboratorium, Kak Juli yang telah memberikan
bantuan dan bimbingannya kepada dalam melaksanakan praktikum. Penulis juga
berterimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung studi penulis sehingga dapat
menyelesaikan tahap penulisan laporan ini.
Laporan ini disusun berdasarkan rangkuman dan hasil kerja praktikum yang telah
dilakukan sebelumnya. Penulis berharap semoga laporan ini dapat menambah wawasan
dan pengalaman bagi para pembaca. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kesalahan
dalam penulisan laporan praktikum ini, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran
yang dapat membangun agar kedepannya penulis dapat menulis laporan dengan baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Apriliani. 2015.Pemberian Beberapa Jenis Dan Konsentrasi Auksin Untuk Menginduksi
Perakaran Pada Stek Pucuk Bayur (Pterospermum javanicum Jungh.) Dalam Upaya
PerbanyaSkan Tanaman Revegetasi Effect of Types And Concentration Of Auxin
On Root Induction of Apical Shoots Bayur (Pterospermum javanicum Jungh.) In
Attempt. To Propagate of Revegetation Plants. Jumal Biologi Universitas Andalas (J.
Bio. UA.) 4(3)
Halimursyadah. 2014. Perbanyakan Vegetatif Tanaman Nanas (Annanas comusus L.Men)
Dari Sumber Stek Berbeda Dan Konsentrasi Auksin. Jurnal Ilmiah Agribisnis. Vol 1
No 2.
Heddy 2000. Hormon tumbuhan. Jakarta: Raja Gratindo Persada.
Kusumo S. 1984. Zat pengatur tumbuh tanaman. Jakarta: Yasa guna.
Munarti. 2014. Pengaruh Konsentrasi IAA dan BAP Terhadap Pertumbuhan Stek Mikro
Kentang Secara In Vitro. Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 1(1)
Parma, 2013. Respon Media Tanam dan Pemberian Auksin Asam. Yogyakarta: Kanisius.
Sutisna. 2010, Teknik Mempercepat Pertumbuhan Tunas Lateral untuk Perbanyakan
Vegetativ Anthurium dengan Aplikasi GA3 dan BA. (Vol. 15) No. 2.

LAMPIRAN

Gambar 1. Tanaman Caleus Gambar 2. Berat akar tanaman 1

Gambar 3. Berat akar tanaman 2 Gambar 4. Berat akar tanaman 3


Gambar 5. Berat akar tanaman 4

Anda mungkin juga menyukai