KABUPATEN NIAS
SMK NEGERI 2 SOMOLO-MOLO
Jln. Nias Tengah Desa Lewuombanua Kecamatan Somolo-molo-Nias
KP : 22871
BAB I
SMK Negeri 2 Somolo-molo
ZAT PENGATUR TUMBUH TANAMAN
Dalam dunia pertanian, Zat Pengatur Tumbuh atau sering kita sebut dengan ZPT
mempunyai peranan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan untuk kelangsungan
hidup suatu tanaman. Zat pengatur Tumbuh adalah senyawa organik yang bukan hara yang
dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat merubah proses fisiologi
tumbuhan.
ZPT (zat pengatur tumbuh) dibuat agar tanaman memacu pembentukan fitohormon
(hormon tumbuhan) yang sudah ada di dalam tanaman atau menggantikan fungsi dan peran
hormon bila tanaman kurang dapat memproduksi hormon dengan baik.
Hormon yang berasal dari bahasa Yunani yaitu hormaein ini mempunyai arti : merangsang,
membangkitkan atau mendorong timbulnya suatu aktivitas biokimia sehingga definisi fito-
hormon adalah senyawa organik tanaman yang bekerja aktif dalam jumlah sedikit,
ditransportasikan ke seluruh bagian tanaman sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan
3.1 HORMON
Hormon tumbuhan, atau pernah dikenal juga dengan fitohormon, adalah sekumpulan
senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh
manusia, yang dalam kadar sangat kecil (di bawah satu milimol per liter, bahkan dapat hanya
satu mikromol per liter) mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan,
perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan.
Penggunaan istilah “hormon” sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada
hewan. Namun demikian, berbeda dari hewan, hormon tumbuhan dapat bersifat endogen,
dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan, maupun eksogen, diberikan dari luar
sistem individu. Hormon eksogen dapat juga merupakan bahan non-alami (sintetik, tidak
dibuat dari ekstraksi tumbuhan). Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan ini
dipakai pula istilah zat pengatur tumbuh.
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari sistem pengaturan pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Kehadirannya di dalam sel pada kadar yang sangat rendah
menjadi prekursor (“pemicu”) proses transkripsi RNA. Hormon tumbuhan sendiri dirangsang
pembentukannya melalui signal berupa aktivitas senyawa-senyawa reseptor sebagai
tanggapan atas perubahan lingkungan yang terjadi di luar sel. Kehadiran reseptor akan
mendorong reaksi pembentukan hormon tertentu. Apabila konsentrasi suatu hormon di
dalam sel telah mencapai tingkat tertentu, atau mencapai suatu nisbah tertentu dengan
hormon lainnya, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai berekspresi.
Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi
dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
jenisnya.
Hormon tumbuhan tidak dihasilkan oleh suatu kelenjar sebagaimana pada hewan,
melainkan dibentuk oleh sel-sel yang terletak di titik-titik tertentu pada tumbuhan, terutama
titik tumbuh di bagian pucuk tunas maupun ujung akar. Selanjutnya, hormon akan bekerja
pada jaringan di sekitarnya atau, lebih umum, ditranslokasi ke bagian tumbuhan yang lain
untuk aktif bekerja di sana. Pergerakan hormon dapat terjadi melalui pembuluh tapis,
pembuluh kayu, maupun ruang-ruang antarsel.
Dalam menjalankan perannya, hormon dapat berperan secara tunggal maupun dalam
koordinasi dengan kelompok hormon lainnya. Contoh koordinasi antar hormon ditunjukkan
oleh proses perkecambahan. Embrio biji tidak tumbuh karena salah satunya dihambat oleh
produksi ABA dalam jaringan embrio biji. Pada saat biji berada pada kondisi yang sesuai bagi
proses perkecambahan, giberelin dihasilkan. Apabila nisbah giberelin:ABA tidak mencapai
1. Hormon Auksin
Auxin adalah senyawa yang dicirikan oleh kemampuannya dalam
mendukung terjadinya perpanjangan sel (cell elongation) pada
pucuk, dengan struktur kimia dicirikan oleh adanya Indole Ring.
Istilah auksin ( auxin ) sebetulnya digunakan untuk menjelaskan
segala jenis bahan kimia yang membantu proses pemanjangan
koleoptil, meskipun auksin sesungguhnya memiliki banyak fungsi
baik pada monokotil maupun dikotil.
Auksi alamiah yang diekstraksi dari tumbuhan merupakan suatu senyawa yang
dinamai asam indolasetat ( Indolecetid acid, IAA ). Selain auksin alamiah ini
beberapa senyawa lain, termasuk beberapa senyawa sintetik, memiliki aktivitas
auksin. Namun diseluruh bab ini nama auksin digunakan khusus untuk IAA.
Auksin, hormon tanaman seperti indolasetat yang berfungsi untuk
merangsang pembesaran sel, sintesis DNA kromosom, serta pertumbuhan aksis
longitudinal tanaman., gunanya untuk merangsang pertumbuhan akar pada stekan
atau cangkokan. Auksin sering digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar
dan sebagai bahan aktif sering yang digunakan dalam persiapan hortikultura
komersial terutama untuk akar batang. Mereka juga dapat digunakan untuk
merangsang pembungaan secara seragam, untuk mengatur pembuahan, dan
2. Sitokinin
Sitokinin, adalah hormon tumbuhan turunan adenin berfungsi untuk
merangsang pembelahan sel dan diferensiasi mitosis, disintesis pada ujung akar
dan ditranslokasi melalui pembuluh xylem. Aplikasi Untuk merangsang tumbuhnya
tunas pada kultur jaringan atau pada tanaman induk, namun sering tidak optimal
untuk tanaman dewasa. sitokinin memiliki struktur menyerupai adenin yang
mempromosikan pembelahan sel dan memiliki fungsi yang sama lain untuk
4. Asam Abisat
Asam absisat (ABA), sebagai penghambat tumbuh (Inhibitor/retardant) pada
saat tanaman mengalami stress, fitohormon ini digunakan untuk mengompakkan
pertumbuhan batang agar tanaman terlihat sangat baik. Pada komposisi dan
perlakuan tertentu dapat merangsang pertumbuhan tunas anakan dengan cepat
dan serentak. Misalnya : untuk golongan Paclobutrazol merk dagang antara lain:
Cultar®, Bonzi®) dan Uniconazole (merk dagang Sumagic®). Golongan inhibitor
adalah: Paclobutrazol, Ancymidol, TIBA, dan CCC.
Hormon yang telah kita pelajari sejauh ini yaitu auksin,sitokinin dan giberelin,
umumnya merangsang pertumbuhan tumbuhan.sebaliknya, terdapat masa pada
kehidupan tumbuhan yang sangat menguntungkan apabila tumbuhan
memperlambat pertumbuhan dan mengambil suatu keadaan dorman (istirahat).
Hormon asam abisat (Abscisic acid, ABA), yang dihasilkan pada tunas terminal,
akan memperlambat pertumbuhan dan mengarahkan primordial daun untuk
berkembang menjadi sisik yang akan melindungi tunas yang dorman pada musim
dingin. Hormon tersebut juga menghambat pembelahan sel kambium pembuluh.
Dengan demikian, ABA tersebut membantu mempersiapkan tumbuhan untuk
menghadapi musim dingindengan cara menghentikan pertumbuhan primer dan
sekunder.
Tahapan lain dalam kehidupan suatu tumbuhan yang menguntungkan apabila
pertumbuhan dientikan adalah pada saat permulaan dormansi biji, dan
kemungkinan asam abisatlah yang bertindak sebagai penghambat pertumbuhan.
Biji akan berkecambah ketika ABA dihambat dengan cara membuatnya tidak aktif,
atau dengan membuangnya atau melalui peningkatan aktivitas giberelin. Biji
beberapa tumbuhan gurun mengakhiri dormansinya ketika hujan lebat
melunturkan ABA dari biji. Biji tumbuhan lain memerlukan cahaya atau stimulus
lain untuk memicu perombakan asam abisat. Pada sebagian besar khasus, rasiao
ABA terhadap giberelin akan enentukan apakah biji itu akan tetap dorman atau
berkecambah.
Selain peranannya sebagai suatu penghambat pertumbuhan, asam abisat
bertindak sebagai hormon “cekaman”, yang membantu tumbuhan dengan
menghadapi kondisi yang buruk. Sebagai contoh, ketika suatu tumbuhan mulai
layu, ABA akan terakumulasi di daun dan menyebabkan stomata menutup,
mengurangi transpirasi dan kehilangan air lebih banyak. Fungsi ini bergantung
pada ABA yang berasal dari akar. Pada beberapa khasus, kekurangan air dapat
member cekaman pada sistem akar sebelum menekan sistem tunas, dan ABA yang
di angkut dari akar ke daun bias berfungsi sebagai “sistem peringatan didi”
5. Etilen
Etilen senyawa yang terdiri dari 2 atom karbon dan 4 atom hidrogen. Dalam
keadaan normal ZPT ini akan berbentuk gas, mempunyai peranan dalam proses
pematangan buah dalam fase climacteric.
Etilen, hormon yang berupa gas yang dalam kehidupan tanaman aktif dalam
proses pematangan buah Aplikasi mengandung ethephon, maka kinerja sintetis
6. Oligosakarin
Oligosakarin (oligossaccaharin) adalah gula berantai pendek yang dilepaskan
dari dinding sel melalui kerja enzim hidrolitik pada selulosa dan pektin. Hormon ini
memicu respon pertahanan tumbuhan akibat masuknya pathogen. Oligosakarin
juga membantu mengatur pertumbuhan ,diferensiasi seluler dan perkembangan
bunga.
7. Brasinostreroid
Brassinolide (kelompok brassinosteroid) fitohormon yang mirip steroid pada
hewan dan memiliki respon yang mirip dengan giberellin.
Beberapa fungsi brasinolid adalah sebagai berikut : meningkatkan laju
perpanjangan sel tumbuhan, menghambat penuaan daun (senescence),
mengakibatkan lengkuk pada daun rumput-rumputan, menghambat proses
gugurnya daun, menghambat pertumbuhan akar tumbuhan, meningkatkan
resistensi pucuk tumbuhan kepada stress lingkungan, menstimulasi perpanjangan
sel di pucuk tumbuhan, merangsang pertumbuhan pucuk tumbuhan, merangsang
diferensiasi xylem tumbuhan, menghambat pertumbuhan pucuk pada saat kahat
(defisien) udara dan endogenus karbohidrat. Brassinolide tersintesis dari asetil
CoA melalui jalur asam mevalonik.
Hormon tumbuhan adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik
yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil (di
bawah satu milimol per liter, bahkan dapat hanya satu mikromol per liter) mendorong,
menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis)
tumbuhan. Hormon tumbuhan ada yang berfungsi sebagai pemicu pertumbuhan seperti
hormon etilen, hormon geberelin, hormon sitokinin dan hormon auksin.Ada juga hormon
yang berfungsi sebagai penghambat tumbuhan seperti hormon asam absisat dan hormon
pertahanan terhadap patogen seperti hormon oligosakarin. Dengan adanya hormon-hormon
tersebut tumbuhan dapat menyesuaikan diri untuk tetap bertahan hidup menghadapi
kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.