Anda di halaman 1dari 14

DINAS PENDIDIKAN

KABUPATEN NIAS
SMK NEGERI 2 SOMOLO-MOLO
Jln. Nias Tengah Desa Lewuombanua Kecamatan Somolo-molo-Nias
KP : 22871
BAB I
SMK Negeri 2 Somolo-molo
ZAT PENGATUR TUMBUH TANAMAN

Dalam dunia pertanian, Zat Pengatur Tumbuh atau sering kita sebut dengan ZPT
mempunyai peranan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan untuk kelangsungan
hidup suatu tanaman. Zat pengatur Tumbuh adalah senyawa organik yang bukan hara yang
dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat merubah proses fisiologi
tumbuhan.
ZPT (zat pengatur tumbuh) dibuat agar tanaman memacu pembentukan fitohormon
(hormon tumbuhan) yang sudah ada di dalam tanaman atau menggantikan fungsi dan peran
hormon bila tanaman kurang dapat memproduksi hormon dengan baik.

Hormon yang berasal dari bahasa Yunani yaitu hormaein ini mempunyai arti : merangsang,
membangkitkan atau mendorong timbulnya suatu aktivitas biokimia sehingga definisi fito-
hormon adalah senyawa organik tanaman yang bekerja aktif dalam jumlah sedikit,
ditransportasikan ke seluruh bagian tanaman sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan

SMK Negeri 2 Somolo-molo


BAB II
HORMON PADA TUMBUHAN ( FITOHORMON )

Makhluk hidup selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan


adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversible (tidak dapat balik) karena adanya
penambahan substansi termasuk di dalamnya ada perubahan bentuk yang menyertai
penambahan volume tersebut.
Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan pada makhluk hidup
yang bersifat kualitatif yaitu makhluk hidup dikatakan dewasa apabila alat
perkembangbiakannya telah berfungsi. Seperti pada tumbuhan apabila telah berbunga maka
tumbuhan itu sudah dikatakan dewasa.
Tumbuhan juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan seperti memanjangnya
batang, akar dan sebagainya. Pemekaran bunga, pemasakan buah adalah slaah satu
perkembngan yang dialami oleh tumbuhan. Pemekaran bunga dan pemasakan buah kalau
kita teliti lebih lanjut sangatlah bervariasi sesuai dengan lingkungan dan jenis pohon itu
sendiri.
Kalau kita amati, pada saat musim-musim tertentu pertumbuhan bunga sangat pesat
dan begitu juga dengan pematangan buahnya. Sebenarnya apa yang mengatur semua
pemekaran bunga, pemanjangan atau pertumbuhan tunas-tunas baru pada tumbuhan
tersebut.
Oleh sebab itu kita harus tahu hal-hal yang menyebabkan semua kejadian yang terjadi
pada tumbuhan tersebut. Hormon merupakan hasil sekresi dalam tubuh yang dapat
memacu pertumbuhan, tetapi ada pula yang dapat menghambat pertumbuhan.

SMK Negeri 2 Somolo-molo


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 HORMON
Hormon tumbuhan, atau pernah dikenal juga dengan fitohormon, adalah sekumpulan
senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh
manusia, yang dalam kadar sangat kecil (di bawah satu milimol per liter, bahkan dapat hanya
satu mikromol per liter) mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan,
perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan.
Penggunaan istilah “hormon” sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada
hewan. Namun demikian, berbeda dari hewan, hormon tumbuhan dapat bersifat endogen,
dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan, maupun eksogen, diberikan dari luar
sistem individu. Hormon eksogen dapat juga merupakan bahan non-alami (sintetik, tidak
dibuat dari ekstraksi tumbuhan). Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan ini
dipakai pula istilah zat pengatur tumbuh.
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari sistem pengaturan pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Kehadirannya di dalam sel pada kadar yang sangat rendah
menjadi prekursor (“pemicu”) proses transkripsi RNA. Hormon tumbuhan sendiri dirangsang
pembentukannya melalui signal berupa aktivitas senyawa-senyawa reseptor sebagai
tanggapan atas perubahan lingkungan yang terjadi di luar sel. Kehadiran reseptor akan
mendorong reaksi pembentukan hormon tertentu. Apabila konsentrasi suatu hormon di
dalam sel telah mencapai tingkat tertentu, atau mencapai suatu nisbah tertentu dengan
hormon lainnya, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai berekspresi.
Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi
dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
jenisnya.
Hormon tumbuhan tidak dihasilkan oleh suatu kelenjar sebagaimana pada hewan,
melainkan dibentuk oleh sel-sel yang terletak di titik-titik tertentu pada tumbuhan, terutama
titik tumbuh di bagian pucuk tunas maupun ujung akar. Selanjutnya, hormon akan bekerja
pada jaringan di sekitarnya atau, lebih umum, ditranslokasi ke bagian tumbuhan yang lain
untuk aktif bekerja di sana. Pergerakan hormon dapat terjadi melalui pembuluh tapis,
pembuluh kayu, maupun ruang-ruang antarsel.
Dalam menjalankan perannya, hormon dapat berperan secara tunggal maupun dalam
koordinasi dengan kelompok hormon lainnya. Contoh koordinasi antar hormon ditunjukkan
oleh proses perkecambahan. Embrio biji tidak tumbuh karena salah satunya dihambat oleh
produksi ABA dalam jaringan embrio biji. Pada saat biji berada pada kondisi yang sesuai bagi
proses perkecambahan, giberelin dihasilkan. Apabila nisbah giberelin:ABA tidak mencapai

SMK Negeri 2 Somolo-molo


titik tertentu, perkecambahan gagal. Apabila nisbah ini melebihi nilai tertentu, terjadi
perkecambahan. Apabila nisbah giberelin:ABA masih berada di sekitar ambang, konsentrasi
sitokinin menjadi penentu perkecambahan.
Terdapat ratusan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dikenal
orang, baik yang endogen maupun yang eksogen. Pengelompokan dilakukan untuk
memudahkan identifikasi, dan didasarkan terutama berdasarkan perilaku fisiologi yang
sama, bukan kemiripan struktur kimia.
Pada saat ini dikenal lima kelompok utama hormon tumbuhan, yaitu :
1. auksin (auxins)
2. sitokinin (cytokinins)
3. giberelin (gibberellins, GAs)
4. asam absisat (abscisic acid, ABA)
5. etilena (etena, ETH).
Selain itu, dikenal pula kelompok-kelompok lain yang berfungsi sebagai hormon
tumbuhan namun diketahui bekerja untuk beberapa kelompok tumbuhan atau merupakan
hormon sintetik, seperti Oligosakarin dan brasinosteroid. Beberapa senyawa sintetik
berperan sebagai inhibitor (penghambat perkembangan).
Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu peningkatan hasil
pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetik yang memiliki pengaruh yang
sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian modern
mencakup pengamanan hasil, memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk
(misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu berbunga
(misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan tanaman buah
musiman).

3.2 PENGGOLONGAN FITOHORMON TANAMAN


Sejauh ini dikenal sejumlah golongan zat yang dianggap sebagai fitohormon, yaitu :

1. Hormon Auksin
Auxin adalah senyawa yang dicirikan oleh kemampuannya dalam
mendukung terjadinya perpanjangan sel (cell elongation) pada
pucuk, dengan struktur kimia dicirikan oleh adanya Indole Ring.
Istilah auksin ( auxin ) sebetulnya digunakan untuk menjelaskan
segala jenis bahan kimia yang membantu proses pemanjangan
koleoptil, meskipun auksin sesungguhnya memiliki banyak fungsi
baik pada monokotil maupun dikotil.
Auksi alamiah yang diekstraksi dari tumbuhan merupakan suatu senyawa yang
dinamai asam indolasetat ( Indolecetid acid, IAA ). Selain auksin alamiah ini
beberapa senyawa lain, termasuk beberapa senyawa sintetik, memiliki aktivitas
auksin. Namun diseluruh bab ini nama auksin digunakan khusus untuk IAA.
Auksin, hormon tanaman seperti indolasetat yang berfungsi untuk
merangsang pembesaran sel, sintesis DNA kromosom, serta pertumbuhan aksis
longitudinal tanaman., gunanya untuk merangsang pertumbuhan akar pada stekan
atau cangkokan. Auksin sering digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar
dan sebagai bahan aktif sering yang digunakan dalam persiapan hortikultura
komersial terutama untuk akar batang. Mereka juga dapat digunakan untuk
merangsang pembungaan secara seragam, untuk mengatur pembuahan, dan

SMK Negeri 2 Somolo-molo


untuk mencegah gugur buah.(yang termasuk Auksin IBA, NAA, 2,4-D). Auksin
Golongan NAA memakai merek dagang antara lain: Rootone-F, Atonik. Sedang
Auksin 2,4 D dijual dengan nama Hidrasil. Auksin alami banyak terdapat didalam
cairan biji jagung muda yang masih berwarna kuning, air seni sapi, ujung koleoptil
tanaman oat, umbi bawang merah dan air kelapa.
Golongan Auksin : Indole Aceti Acid (IAA), Napthalene Acetic Acid (NAA), 2,4-
D, CPA dan Indole Acetic Acid (IBA). Yang paling penting dari keluarga auksin
adalah indole-3-asam asetat (IAA). Ini menghasilkan efek auksin pada tanaman
secara menyeluruh, dan yang paling ampuh dari auksin alami, namun molekul
kimiawi IAA adalah yang paling labil di larutan air, sehingga IAA tidak digunakan
secara komersial sebagai regulator pertumbuhan tanaman.
 Yang termasuk golongan auksin alami : 4-chloro-asam indoleasetis, asam
fenilasetis (PAA) dan indole-3-asam butirik (IBA).
 Sedang  auksin buatan antara lain 1-asam nafthaleneasetis (NAA), 2,4-asam
dichlorophenoxyasetis (2,4-D), dan lain-lain.
Auksin dosis tinggi dapat merangsang produksi Etilen. Kelebihan Etilen malah
dapat menghalangi pertumbuhan, menyebabkan gugur daun (daun amputasi), dan
bahkan membunuh tanaman. Beberapa auksin sintetis seperti 2,4-D dan 2,4,5-
asam trichlorophenoxyacetic (2,4,5-T) telah digunakan sebagai herbisida.
tanaman berdaun luas (dicotil) jauh lebih rentan terkena auksin daripada daun
tanaman monokotil seperti tanaman rumput-rumputan. Auksin sintetis ini adalah
agen aktif dalam “Agen Oranye” yaitu defolian atau defoliant (peranggas atau zat
yang merangsang pertumbuhan yang cepat dan tidak terkendali dan akhirnya
merontokkan daun-daunnya hingga meranggas) yang digunakan secara ekstensif
oleh pasukan Amerika di perang Vietnam.
Meskipun auksin mempengaruhi beberapa aspek perkembangan tumbuhan,
salah satu fungsinya yang peling penting adalah merangsang perkembangan sel
pada tunas muda yang sedang berkembang.
Pengaruh cahaya terhadap hormon auksin dapat mempengaruhi
perkembangan sel pada biji kacang hijau, yang mana untuk membandingkan
pertumbuhan biji kacang hijau bisa dicoba di dua tempat yang berbeda yaitu
tempat terang dan tempat gelap. Bila telah dicoba maka akan mendapatkan hasil
bahwa hormona uksin lebih aktif apabila di tempat gelap.
Hormon auksin dihasilkan pada bagian koleoptil (titik tumbuh) pucuk
tumbuhan. Jika terkena cahaya matahari, auksin menjadi tidak aktif. Kondisi
fisiologis ini mengakibatkan bagian yang tidak terkena cahaya matahari akan
tumbuh lebih cepat dari bagian yang terkena cahaya matahari. Akibatnya,
tumbuhan akan membengkok ke arah cahaya matahari. Auksin yang diedarkan ke
seluruh bagian tumbuhan mempengaruhi pemanjangan, pembelahan dan
diferensiasi sel tumbuhan. Auksin yang dihasilkan pada tunas apikal batang dapat
menghambat tumbuhnya tunas lateral. Bila tunas apikal batang dipotong maka
tunas lateral akan menumbuhkan daun-daun. Peristiwa ini disebut dominansi
apikal. Inilah yang menjadi penyebab kecambah yang berada di tempat gelap lebih
cepat pertumbuhan tingginya, dibandingkan dengan kecambah yang berada di
tempat terang. Sifat auksin yang menjauhi matahari
Maristem apikal suatu tunas merupakan tempat utama sintesis auksin. Karena
auksin dari apeks tunas bergerak turun ke daerah pemanjangan sel, hormon akan

SMK Negeri 2 Somolo-molo


merangsang pertumbuhan sel-sel tersebut, yaitu sekitar 10-8 sampai 10-3M. pada
konsentrasi yang lebih tinggi, auksin bisa menghambat pemanjangan sel.
Hal ini barangkali disebabkan oleh tingginya level auksin yang menginduksi
sintesis hormon lain, yaitu etilen, yang umumnya bekerja sebagai inhibitor
pertumbuhan tumbuhan akibat pemanjangan sel. Kecepatan auksin menuruni
batang dari apeks tunas sekitar 10 mm/jam, jauh lebih cepat untuk ukuran difusi,
meskipun lebih lambat dari pada translokasi pada floem. Auksin kelihatannya
diedarkan langsung melalui jaringan parenkim, dari satu sel ke sel berikutnya.
Auksin berpindah hanya dari ujung tunas ke pangkalnya, bukan dengan arah
sebaliknya. Transpor auksin searah ini disebut transport polar. Transpor polar
tidak memiliki kaitan sama sekali dengan gravitasi, karena auksin bergerak kea rah
atas pada percobaan dimana suatu segmen batang atau potongan koleoptil
ditempatkan terbalik. Transport polar auksin memerlukan energy.
Mekanisme dari transport polar auksin merupakan satu contoh kerja seluler
yang digerakkan oleh kemiosmosis, pemanfaatan gradient H+ yang dibangkitkan
oleh pompa proton.
Menurut hipotesis pertumbuhan asam, pompa proton yang terletak didalam
membran plasma memainkan peranan dalam respons pertumbuhan dari sel-sel
terhadap auksin. Pada daerah pemanjangan suatu tunas, auksin merangsang
pompa proton, yaitu suatu tindakan yang menurunkan pH pada dinding sel.
Pengasaman dinding ini mengakibatkan enzim-enzim yang memecahkan ikatan
silang (ikatan hydrogen) yang terdapat antara mikrofibril-mikrofibril selulosa,
sehingga melonggarkan serat-serat dinding sel. Karena dindingnya sekarang lebih
plastis, sel bebas mengambil tambahan air melalui osmosis dan bertambah
panjang. Namun agar bias tumbuh terus setelah perubahan awal ini, sel-sel harus
membuat lebih banyak sitoplasma dan bahan dinding. Auksin juga merangsang
respons pertumbuhan berkelanjutan ini.
Efek lain auksin , selain merangsang pemanjangan sel untuk pertumbuhan
primer, auksin mempengaruhi pertumbuhan sekunder dengan cara menginduksi
pembelahan sel pada kambium dan dengan mempengaruhi diferensiasi xylem
sekunder. Auksin juga mningkatkan aktivitas pembentukan akar adventif pada
pangkal potongan dari suatu batang, suatu efek auksin yang digunakan dalam
budang hortikultura dengan cara mencelupkan potongan-potongan batang di
dalam media perakaran yang mengandung auksin sintetik. Benih yang sedang
berkembang juga mensintesis auksin, yang meningkatkan pertumbuhan buah
pada banyak tumbuhan. Auksin sintetik disemprotkan ke pohon tomat untuk
menginduksi perkembangan buah tanpa perlu melakukan penyerbuakan. Ini
memungkinkan kita untuk menanam tomat tanpa biji dengan menggantikan
auksin dalam keadaan normal akan disintesis oleh biji.

2. Sitokinin
Sitokinin,  adalah hormon tumbuhan turunan adenin berfungsi untuk
merangsang pembelahan sel dan diferensiasi mitosis, disintesis pada ujung akar
dan ditranslokasi melalui pembuluh xylem. Aplikasi Untuk merangsang tumbuhnya
tunas pada kultur jaringan atau pada tanaman induk, namun sering tidak optimal
untuk tanaman dewasa. sitokinin memiliki struktur menyerupai adenin yang
mempromosikan pembelahan sel dan memiliki fungsi yang sama lain untuk

SMK Negeri 2 Somolo-molo


kinetin. Kinetin adalah sitokinin pertama kali ditemukan dan dinamakan demikian
karena kemampuan senyawa untuk mempromosikan sitokinesis (pembelahan sel).
Meskipun itu adalah senyawa alami, Hal ini tidak dibuat di tanaman, dan karena
itu biasanya dianggap sebagai "sintetik" sitokinin (berarti bahwa hormon disintesis
di tempat lain selain di pabrik).
Sitokinin telah ditemukan di hampir semua tumbuhan yang lebih tinggi serta
lumut, jamur, bakteri, dan juga di banyak tRNA dari prokariota dan eukariota. Saat
ini ada lebih dari 200 sitokinin alami dan sintetis serta kombinasinya. Konsentrasi
sitokinin yang tertinggi di daerah meristematik dan daerah potensi pertumbuhan
berkelanjutan seperti akar, daun muda, pengembangan buah-buahan, dan biji-
bijian.
Sitokinin pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Amerika bernama Folke Skoog
pada tahun 1954.
Sitokinin umumnya ditemukan dalam konsentrasi yang lebih tinggi di daerah
meristematik dan jaringan yang berkembang. Mereka diyakini disintesis dalam
akar dan translokasi melalui xilem ke tunas. biosintesis sitokinin terjadi melalui
modifikasi biokimia adenin. Proses dimana mereka disintesis adalah sebagai
berikut :
Sebuah produk jalur mevalonate disebut pirofosfat isopentil adalah isomer, isomer
ini kemudian dapat bereaksi dengan adenosine monophosphate dengan bantuan
sebuah enzim yang disebut isopentenyl AMP synthase, hasilnya adalah
isopentenyl adenosin-5-fosfat (AMP isopentenyl).
Produk ini kemudian dapat dikonversi menjadi adenosin oleh isopentenyl
pemindahan fosfat oleh fosfatase dan selanjutnya dikonversikan ke isopentenyl
adenin dengan menghilangkan kelompok ribosa. Isopentenyl adenin dapat
dikonversi ke tiga bentuk utama sitokinin alami.
Degradasi sitokinin sebagian besar terjadi karena enzim oksidase sitokinin.
Enzim ini menghapus rantai samping dan rilis adenin. Derivitives juga dapat dibuat
tetapi jalur yang lebih kompleks dan kurang dipahami.
Ada beberapa macam sytokinin yang telah diketahui, diantaranya kinetin, zeatin
(pada jagung), Benziladenin (BA), Thidiazuron (TDZ), dan Benzyl Adenine atau
Benzil Amino Purin (BAP). Sitokinin ditemukan hampir di semua jaringan
meristem.
Peranan sitokinin antara lain:
1. bersama dengan auksin dan giberelin merangsang pembelahan sel-sel tanaman
2. merangsang morfogenesis ( inisiasi / pembentukan tunas) pada kultur jaringan.
3. merangsang pertumbuhan pertumbuhan kuncup lateral.
4. merangsang perluasan daun yang dihasilkan dari pembesaran sel atau
merangsang pemanjangan titik tumbuh daun dan merangsang pembentukan
akar cabang
5. meningkatkan membuka stomata pada beberapa spesies.
6. mendukung konversi etioplasts ke kloroplas melalui stimulasi sintesis klorofil.
7. menghambat proses penuaan (senescence) daun
8. mematahkan dormansi biji. Merk dagang antara lain: Novelgrow. Sitokinin
alami terdapat pada air kelapa.

SMK Negeri 2 Somolo-molo


Sitokinin ( cytokinin ) ditemukan pada waktu para saintis sedang melakukan
upaya uji coba untuk menemukan aditif kimiawi yang bias meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan sel tumbuhan di dalam kultur jaringan. Pada
tahun 1940-an johanes van Overbeek yang bekerja pada Cold Spring Harbor
Laboratory di new York, menemukan bahwa ia dapat merangsang pertumbuhan
embrio tumbuhan dengan cara menambahkan santan, endosperma cairdari biji
kelapa raksasa, ke media kulturnya. Satu decade sesudahnya, Folke skoog dan
Carlos O. Miller, di university of Wisconsin, menginduksi pembelahan sel
tembakau yang sedang ditumbuhkan dalam kultur dengancara menambahkan
sempel DNA yang sudah membusuk.
Unsure penyusun aktif pada kedua adiktif itu ternyata adalah bentuk-bentuk
adenine yang sudah termodifikasi, yaitu salah satu komponen asam-nukleat.
Pengatur-pengatur pertumbuhan ini diberi nama sitokinin karena mereka
merangsang sitokinesis atau pembelahan sel. Dari berbagai macam sitokinin yang
terdapat secara alamiah pada tumbuhan yang paling umum adalah zeatin, yang
dinamai demikian karena senyawa ini pertama kali ditemukan pada jagung ( Zea
mays ) setelah mempelajari beberapa fungsi sitokinin, perhatikan bahwa hormon-
hormon ini diperkuat atau diperlemah oleh hormon-hormon lain khususnya
auksin.
Sitokinin dihasilkan di dalam jaringan-jaringan yang tumbuh secara aktif
khususnya di dalam akar, embrio dan buah. Sitokin yang dihasilkan pada akar akan
mencapai jaringan sasaranya dengan cara bergerak naik sepanjangtumbuhan itu
dalam getah xylem. Bersama-sama dengan auksin, sitokinin merangsang
pembelahan sel dan mempengaruhi jalur diferensiasi.
Pengaruh sitokinin terhadap sel-sel yang tumbuh pada kulit jaringan member
petunjuk bagaimana kelompok ini berfungsi didalam suatu tumbuhan yang
utuh.ketika potongan parenkhima dari batang dibiakkan tanpa sitokinin, sel- sel itu
akan tumbuh sangat besar tapi tidak membelah diri. Jika hanya sitokinin saja yang
ditambahkan ke dalam kulit tidak aka nada pengaruh apapun. Namun, jika
sitokinin ditambahkan bersama-sama dengan auksinsel-sel akan membelah. Rasio
sitokinin terhadap auksin mengontrol diferensiasi sel. Ketika konsentrasi kedua
hormon itu hamper sama, masa aka terus bertambah, namun tetap sebagai kalus
yang tidak terdiferensiasi. Jika sitokinin lebih banyak dari auksin, tunas batang
akan berkembang dari kalus tersebut. Jika auksin lebih pekat dibandingkan dengan
sitokinin, akar akan terbentuk. Adalah hal yang sangat luar biasa bahwa ekspresi
gen dapat dikontrol sedemikian ekstensif hanya dengan memanipul konsentrasi
dua sinyal kimia tersebut.
Sitokinin dapat menghambat penuaan beberapa organ tumbuhan,
kemungkinan dengan menghambat perombakan proteindengan merangsang
sintesis RNA dan protein dan dengan memobilisasi zat-zat makanan dari jaringan
disekitarnya. Jika daun yang dipotong dari suatu tumbuhan direndam dalam
larutan sitokinin, daun tersebut akan tetap hijau lebih lama dibandingkan dengan
yang tidak direndam. Kemungkinan sitokinin juga memperlambat penurunan
kondisi daun pada tumbuhan utuh yang masih hidup. Karena pengaruh anti
penuaan ini, para para penjual bunga menyemprotkan sitokinin untuk
mempertahankan potongan bunga agar tetap segar.

SMK Negeri 2 Somolo-molo


3. Giberelin
Giberelin adalah senyawa yang mengandung Gibban skeleton, menstimulasi
pembelahan sel (cell division), perpanjangan sel atau keduanya.
Giberelin atau asam giberelat (GA), merupakan hormon perangsang
pertumbuhan tanaman yang diperoleh dari Gibberella fujikuroi atau Fusarium
moniliforme, aplikasi untuk memicu munculnya bunga dan pembungaan yang
serempak (Misalnya GA3 yang termasuk hormon perangsang pertumbuhan
golongan gas) merek dagangantara lain: ProGib. Giberalin alami banyak terdapat
didalam umbi bawang merah.
Beberapa abad yang lalu petani di asia mengamati beberapa benih yang
tumbuh luar biasa tinggi di sawahnya. Sebelum bibit padi ini dewasa dan
berbunga, padi tumbuh sedemikian tinggi dan kurus sehingga roboh. Di jepang,
kelainan pola pertumbuhan ini dikenal sebagai bukanea, atau “ Penyakit Benih
Bodoh “ pada tahun 1926, E. Kurosawa, seorang saintis jepang menemukan bahwa
penyakit itu disebabkan oleh genus gibbereila. Pada akhir tahun 1930-an, saintis
jepang telah meyakini bahwa fungsi menyebabkan pemanjangan padi secara
berlebihan dengan cara mensekresi suatu bahan kimia, yang diberi nama giberelin.
Saintis barat akhirnya mengetahui dan mempelajari giberelin setelah PD II. Selama
30 tahun belakangan, saintis telah mengidentifikasi lebih dari 80 giberelin yang
berbeda yang ditemukan secara alami dalam tumbuhan, meskipun jumlahnya jauh
lebih sedikit dalam setiap spesies tumbuhan. Benih padi yang jelek kelihatannya,
menderita kelebihan dosis pengaturan pertumbuhan yang biasanya ditemukan
dengan konsentrasi yang lebih rendah pada tumbuhan lain. Giberelin mempunyai
berbagai pengaruh pada tumbuhan yaitu:
1. Pemanjangan batang
Akar dan daun muda merupakan tempat utama produksi giberelin. Giberelin
merangsang pertumbuhan pada daun dan batang, akan tetapi sedikit
pengaruhnya pada pertumbuhan akar. Pada batang, giberelin merangsang
pemanjangan sel dan pembelahan sel. Pada batang yang sedang tumbuh,
giberelin dan auksin harus bekerja bersama secara sinergis dengan
mekanisme yang masih belum kita pahami.
2. Pertumbuhan buah
Perkembangan buah adalah khasus lain dimana kita dapat mengamati control
auksin dan giberelin. Pada beberapa tumbuhan, kedua hormon itu harus ada
supaya dapat berbuah. Aplikasi komersial giberelin yang paling adalah
penyemprotan buah anggurThompson yang tidak berbiji. Hormon tersebut
menyebabkan buah anggur tumbuh lebih besar dan terpisah jauh satu sama
lain.
3. Perkecambahan
Banyak benih memiliki giberelin dalam konsentrasi tinggi, khususnya pada
embrio. Setelah air diimbibisipembebasan giberelin dari embrio akan
memberikan sinyal pada biji untuk mengakhiri dormansinya dan
berkecambah. Beberapa biji yang memerlukan kondisi lingkungan yang
khusus untuk dapat berkecambah, seperti pemaparan pada cahaya atau suhu
dingin, akan mengakhiri dormansinya jika biji tersebut diberi perlakuan
dengan suatu larutan giberelin. Di alam, giberelin dalam biji kemungkinan

SMK Negeri 2 Somolo-molo


merupakan penghubung antara petunjuk lingkungan dengan proses
metabolik yang memperbaharui kembali pertumbuhan embrio.

4. Asam Abisat
Asam absisat (ABA), sebagai penghambat tumbuh (Inhibitor/retardant) pada
saat tanaman mengalami stress, fitohormon ini digunakan untuk mengompakkan
pertumbuhan batang agar tanaman terlihat sangat baik. Pada komposisi dan
perlakuan tertentu dapat merangsang pertumbuhan tunas anakan dengan cepat
dan serentak. Misalnya : untuk golongan Paclobutrazol merk dagang antara lain:
Cultar®, Bonzi®) dan Uniconazole (merk dagang Sumagic®). Golongan inhibitor
adalah: Paclobutrazol, Ancymidol, TIBA, dan CCC.
Hormon yang telah kita pelajari sejauh ini yaitu auksin,sitokinin dan giberelin,
umumnya merangsang pertumbuhan tumbuhan.sebaliknya, terdapat masa pada
kehidupan tumbuhan yang sangat menguntungkan apabila tumbuhan
memperlambat pertumbuhan dan mengambil suatu keadaan dorman (istirahat).
Hormon asam abisat (Abscisic acid, ABA), yang dihasilkan pada tunas terminal,
akan memperlambat pertumbuhan dan mengarahkan primordial daun untuk
berkembang menjadi sisik yang akan melindungi tunas yang dorman pada musim
dingin. Hormon tersebut juga menghambat pembelahan sel kambium pembuluh.
Dengan demikian, ABA tersebut membantu mempersiapkan tumbuhan untuk
menghadapi musim dingindengan cara menghentikan pertumbuhan primer dan
sekunder.
Tahapan lain dalam kehidupan suatu tumbuhan yang menguntungkan apabila
pertumbuhan dientikan adalah pada saat permulaan dormansi biji, dan
kemungkinan asam abisatlah yang bertindak sebagai penghambat pertumbuhan.
Biji akan berkecambah ketika ABA dihambat dengan cara membuatnya tidak aktif,
atau dengan membuangnya atau melalui peningkatan aktivitas giberelin. Biji
beberapa tumbuhan gurun mengakhiri dormansinya ketika hujan lebat
melunturkan ABA dari biji. Biji tumbuhan lain memerlukan cahaya atau stimulus
lain untuk memicu perombakan asam abisat. Pada sebagian besar khasus, rasiao
ABA terhadap giberelin akan enentukan apakah biji itu akan tetap dorman atau
berkecambah.
Selain peranannya sebagai suatu penghambat pertumbuhan, asam abisat
bertindak sebagai hormon “cekaman”, yang membantu tumbuhan dengan
menghadapi kondisi yang buruk. Sebagai contoh, ketika suatu tumbuhan mulai
layu, ABA akan terakumulasi di daun dan menyebabkan stomata menutup,
mengurangi transpirasi dan kehilangan air lebih banyak. Fungsi ini bergantung
pada ABA yang berasal dari akar. Pada beberapa khasus, kekurangan air dapat
member cekaman pada sistem akar sebelum menekan sistem tunas, dan ABA yang
di angkut dari akar ke daun bias berfungsi sebagai “sistem peringatan didi”

5. Etilen
Etilen senyawa yang terdiri dari 2 atom karbon dan 4 atom hidrogen. Dalam
keadaan normal ZPT ini akan berbentuk gas, mempunyai peranan dalam proses
pematangan buah dalam fase climacteric.
Etilen, hormon yang berupa gas yang dalam kehidupan tanaman aktif dalam
proses pematangan buah Aplikasi mengandung ethephon, maka kinerja sintetis

SMK Negeri 2 Somolo-molo


ethylen berjalan optimal sehingga tujuan agar buah cepat masak bisa tercapai.
(misalnya: Etephon, Protephon) merk dagang antara lain: Prothephon 480SL.
Pada awal abad kedua puluh, jeruk dimatangkan dengan “memeram” dalam
lumbung yang dilengkapi dengan komporminyak tanah. Petani buah yakin bahwa
panas itulah yang mematangkan buat itu, akan tetapi kompor baru yang
pembakarannya lebih bersih tidak menyebabkan buah menjadi matang. Para ahli
fisiologi tumbuhan kemudian mempelajari bahwa pematangan dalam lumbung
sesungguhnya disebabkan oleh etilen, yaitu suatu gas hasil samping pembakaran
minyak tanah. Para peneliti kemudian menunjukkan bahwa tumbuhan
menghasilkan etilennya sendiri sebagai hormon, dan hormon ini memicu berbagai
macam respons selain pematangan buah. Etilen berbeda dari hormon tumbuhan
lainnya karena hormon etilen berwujud gas. Etilen berdifusi ke dalam tumbuhan
melalui ruangan udara di antara sel-sel. Etilen yang terlarut dapat masuk dari satu
sel ke sel lain melalui simplas.
Pada beberapa khasus, etilen bertindak dalam penghambatan pemanjangan
sel. Banyak pengaruh penghambatan yang dulu di anggap disebabkan oleh auksin,
sekarang diyakini disebabkan oleh sintesis etilenyang diinduksi oleh konsentrasi
auksin yang tinggi. Sebagi contoh, kemungkinan etilenlah yang menghambat
pemanjangan akar dan perkembangan tunas aksiler dalam kondisi auksin berlebih.
Selain peranannya sebagai inhibitor pertumbuhan, etilen juga dikaitkan dengan
berbagai proses penuaan pada tumbuhan.
Penuaan atau senesens adalah perkembangan dari perubahan yang tidak
dapat berbalik arah yangakhirnya menuju pada kematian. Sebagai suatu bagian
normal dari perkembangan tumbuhan, senesens bias terjadi pada individu tahap
sel,seluruh organ atau seluruh tumbuhan. Unsur pembuluh xylem dan sel gabus
menua dan mati sebelum mendapatkan fungsi khususnya. Daun musim gugur dan
mahkota bunga yang layu adalah contoh organ senesens. Tumbuhan tahunan
menua dan mati setelah berbunga. Pada proses penuaan yang telah banyak
dipelajariyang dipengaruhi horinon adalah pematangan buah dan pengguguran
daun.
Beberapa erubahan struktur dan metabolisme menyertai pematangan
ovarium menjadi buah. Diantara perubahan ini, termasuk juga perombakan
dinding sel yang melunakkan buah dan penurunan kandungan klorifil yang
menyebabkan kehilangan warna kehijauan, dapat dianggap sebagai proses
penuaan. Etilen memicu dan mempercepat perubahan tersebut, juga
menyebabkan beberapa jenis buah yang matang jatuh dari pohon.
Kehilangan daun setiap musim gugur merupakan adaptasi pohon untuk
menjaga agar dirinya tidak mengalami kekeringan selama musim dingin karena
akar tidak dapat menyerap air tanah yang membeku. Sebelum daun gugur, banyak
zat-zat nutrisi esensial dialirkan ke jaringan penyimpanan dalam batang. Zat-zat
nutrisi ini didaur ulang kembali untuk membentuk daun pada musim semi
berikutnya. Daun musim gugur akan berhenti membuat klorofil yang baru
sehingga kehilangan warna hijaunya. Warna musim gugur adalah kombinasi
pigmen yang barudibuat selama musim gugur dan pigmen yang sebelumnya telah
ada pada daun, akan tetapi diselubungi oleh klorofil yang berwarna hijau gelap.
Absisi dikontrol oleh perubahan keseimbangan etilen dan auksin. Auksin yang
dihasilkan oleh daun yang menua akan semakin sedikit. Pergeseran dalam

SMK Negeri 2 Somolo-molo


keseimbangan hormonal ini memperkuat tumbuhan itu sendirikarena sel dalam
lapisan absisi muali menghasilkan tambahan absisi, yang menghambat sintesis
auksin oleh daun. Karena pengaruh etilen pada lapisan absisi masih ada, sel akan
menghasilkan enzim yang mencerna selulosa dan komponen lain pada dinding sel.

6. Oligosakarin
Oligosakarin (oligossaccaharin) adalah gula berantai pendek yang dilepaskan
dari dinding sel melalui kerja enzim hidrolitik pada selulosa dan pektin. Hormon ini
memicu respon pertahanan tumbuhan akibat masuknya pathogen. Oligosakarin
juga membantu mengatur pertumbuhan ,diferensiasi seluler dan perkembangan
bunga.

7. Brasinostreroid
Brassinolide (kelompok brassinosteroid) fitohormon yang mirip steroid pada
hewan dan memiliki respon yang mirip dengan giberellin.
Beberapa fungsi brasinolid adalah sebagai berikut : meningkatkan laju
perpanjangan sel tumbuhan, menghambat penuaan daun (senescence),
mengakibatkan lengkuk pada daun rumput-rumputan, menghambat proses
gugurnya daun, menghambat pertumbuhan akar tumbuhan, meningkatkan
resistensi pucuk tumbuhan kepada stress lingkungan, menstimulasi perpanjangan
sel di pucuk tumbuhan, merangsang pertumbuhan pucuk tumbuhan, merangsang
diferensiasi xylem tumbuhan, menghambat pertumbuhan pucuk pada saat kahat
(defisien) udara dan endogenus karbohidrat. Brassinolide tersintesis dari asetil
CoA melalui jalur asam mevalonik.

Brasinostreroid adalah nama yang diberikan karena strukturnya


(brasinosteroid adalah steroid yang secara kimiawi mirip dengan kolesterol dan
hormon kelamin hewan) dan asal tumbuhan dimana mereka ditemukan pertama
kali (anggota family mustard brassicaceae). Hormon ini sekarang diketahui ada
pada seluruh kingdom tumbuhan dan diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan yang normal.Sebagai contoh,suatu mutan Arabidopsis dengan
pertumbuhan yang sangat terhambat akan tumbuh secara normal jika diterapi
dengan brasinosteroid tertentu.para peneliti telah melacak mutasi sampai pada
gen yang secara normal mengkode salah satu enzim yang diperlukan untuk sintetis
hormon steroid ini.
ZPT yang terakhir adalah Inhibitor yang berperan dalam penghambatan proses
biokimia dan proses fisiologis bagi aktivitas keempat Zat Pengatur Tumbuh diatas.

SMK Negeri 2 Somolo-molo


BAB IV
PENUTUP

Hormon tumbuhan adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik
yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil (di
bawah satu milimol per liter, bahkan dapat hanya satu mikromol per liter) mendorong,
menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis)
tumbuhan. Hormon tumbuhan ada yang berfungsi sebagai pemicu pertumbuhan seperti
hormon etilen, hormon geberelin, hormon sitokinin dan hormon auksin.Ada juga hormon
yang berfungsi sebagai penghambat tumbuhan seperti hormon asam absisat dan hormon
pertahanan terhadap patogen seperti hormon oligosakarin. Dengan adanya hormon-hormon
tersebut tumbuhan dapat menyesuaikan diri untuk tetap bertahan hidup menghadapi
kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.

SMK Negeri 2 Somolo-molo

Anda mungkin juga menyukai