Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Sejarah dan Latar Belakang


Hormon auksin pertama kali ditemukan oleh Went yang terdapat
pada ujung koleoptil kecambah gandum (Avena sativa). Pada penelitian
Went lebih lanjut, ternyata diketahui hormon auksin juga ditemukan pada
ujung koleoptil kecambah tanaman yang lain. Hormon auksin merupakan
senyawa kimia Indol Asetic Acid (IAA) dihasilkan dari sekresi pada titik
tumbuh yang terletak pada ujung tunas (terdiri atas batang dan daun),
ujung akar, daun muda, bunga, buah, dan kambium. Jika hormon auksin
berada di ujung tunas, maka akan diangkut oleh jaringan berkas
pembuluh (xilem dan floem) menuju ke tunas untuk tumbuh dan
pemanjangan sel-sel jaringan batangnya.
Pertumbuhan suatu tubuh tumbuhan sangat erat kaitannya dengan
pertumbuhan atau aktivitas bagian lainnya. Diduga hubungan itu terjadi
karena adanya suatu senyawa kimia tertentu yang bergerak dari suatu
bagian ke bagian lainnya. Senyawa kimia pada tumbuhan tersebut salah
satunya adalah hormon. Hormon berasal dari kata Yunani hormaein yang
berarti menggerakkan, dari pengertian hormon tersebut dapat dijabarkan
bahwa hormon tumbuhan adalah suatu senyawa organik yang disintesis
dalam satu bagian tumbuhan dan diangkut kebagian lain dalam
konsentrasi yang sangat rendah dan melibatkan respon fisiologi.
Fungsi hormon pada tumbuhan yaitu sebagai koordinator
pertumbuhan dan perkembangan. Hormon yang dimaksud adalah auksin,
giberelin, sitokinin, absisin, dan etilen. Tergantung pada sistem yng
dipengaruhi, hormon dapat berfungsi sendiri atau lebih sering dalam
keseimbangan antar hormon itu. Pemberin hormon dapat berakibat
terhadap berbagai macam pertumbuhan yang tidak berkaitan, diduga
hormon dari luar akan mengganggu keseimbangan hormon di dalam
tubuh. Konsentrasi masing-masing hormon akan menentukan tanggapan
pertumbuhan yang terjadi. Hormon biasanya hanya efektif pada
konsentrasi internal sekitar 1 M atau kurang. Hormon yang diproduksi

1
oleh tumbuhan sering mempengaruhi sel lainnya, sehingga senyawa-
senyawa tersebut disebut dengan zat pengatur tumbuh untuk
membedakannya dengan hormon yang diangkut secara sistemik atau
sinyal jarak jauh.
Lain hal dengan hormon giberelin, Hormon giberelin pertama kali
ditemukan di Asia pada tumbuhan padi yang terkena penyakit benih
bodoh. Penyakit ini menyebabkan perpanjangan padi yang tak terkendali
sehingga padi yang terinfeksi patah dan roboh. Pada tahun 1926, seorang
ilmuwan Jepang, E.Kurosawa, menemukan penyebab penyakit itu adalah
fungi yang bergenus Gibberella. Fungi tersebut mensekresikan sejenis zat
kimia yang menyebabkan pemanjangan yang tak terkendali, kemudian zat
kimia tersebut diberi nama giberelin. Sampai saat ini 80 jenis giberelin
yang berbeda telah ditemukan.
Produksi giberelin yang paling besar berada pada akar dan daun
muda. Meskipun demikian pangaruh giberelin hanya pada batang dan
daun. Pada batang giberelin bersama auksin merangsang pemanjangan
dan pembelahan sel batang. Giberelin juga berpengaruh pada
perkembangan buah. Namun kinerja giberelin harus dibarengi dengan
control auksin. Salah satu contoh pengaplikasian giberelin adalah pada
buah anggur Thompson yang tumbuh besar dan terpisah jauh antara buah
yang lain. Perkecambahan biji juga dipengaruhi oleh giberelin, karena
setelah sebuah biji mengimbibisi air, giberelin akan dibebaskan dan
mengakhiri dormansi
biji.
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik
dan berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu
terbentuknya hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai
tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai
ekspresi. Hormon tumbuhan adalah senyawa organik yang disintesis di
salah satu bagian tumbuhan dan bahkan ke bagian lain, dan pada
konsentrasi yang sangat rendah mampu menimbulkan suatu respon
fisiologis. Respon pada organ sasaran tidak perlu bersifat memacu, karena
proses seperti pertumbuhan atau diferensiasi terkadang terhambat oleh

2
hormon. Karena hormon harus disintesis oleh tumbuhan, maka ion
anorganik seperti K atau Ca, yang dapat juga menimbulkan respon
penting , dikatakan bukan hormon. Zat pengatur tumbuh organik yang
disintesis oleh ahli kimia organik (misalnya, 2,4,D, sejenis auksin).
Kini ditemukan kesimpulan bahwa salah satu hal yang dikerjakan
hormon tumbuhan adalah mengendalikan aktivitas gen. Agar hormone
tumbuhan yang terdapat dalam jumlah mikromolar atau submikromolar
itu bersifat aktif dan khas, harus ada tiga bagian utama dalam sistem
respons. Yang pertama hormone harus ada dalam jumlah yang cukup
pada setiap sel yang tepat. Yang kedua, hormon harus dikenali dan diikat
erat oleh sekelompok sel yang tanggap terhadap hormon (sel sasaran).
Yang ketiga, protein penerima harus menyebabkan metabolik lain yang
mengarah pada penguatan isyarat atau kurir hormon.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Hormon Auksin


Perkembangan tumbuhan dipengaruhi atau dikontrol oleh hormon,
yaitu senyawa-senyawa kimia yang disintesis pada lokasi tertentu oleh
suatu organisme, kemudian diangkut ke tempat lain untuk selanjutnya
bekerja melalui suatu cara yang spesifik pada konsentrasi yang sangat
rendah, untuk mengatur pertumbuhan, perkembangan atau metabolisme.
Hormon tumbuhan atau bisa kita kenal dengan fitohormon ini merupakan
senyawa organik yang berpengaruh terhadap laju pertumbuhan yang
dibuat oleh suatu bagian tumbuhan. Hormon tumbuhan dengan
konsentrasi rendah menyebabkan suatu dampak fisiologis. Dampak
fisiologi merupakan akibat yang terjadi pada proses pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
Istilah auksin ( dari bahasa Yunani auxien, meningkatkan ) pertama
kali digunakan oleh Frits Went, seorang mahasiswa pascasarjana di negeri
Belanda pada tahun 1926 yang menemukan bahwa suatu senyawa yang
belum dapat diketahui mungkin menyebabkan pembengkokan ini, yang
disebut fototropisme. Senyawa yang ditemukan Went didapati cukup
banyak di ujung koleoptil dan menunjukkan upaya Went untuk
menjelaskan hal tersebut. Hal penting yang ingin diperlihatkan bahwa
bahan tersebut berdifusi dari ujung koleoptil menuju potongan kecil.
Aktivitas auksin dilacak melalui pembengkokan koleoptil yang terjadi
akibat terpacunya pemanjangan pada sisi tumbuhan.
Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung
batang, akar, dan pembentukan bunga yang berfungsi untuk sebagai
pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah
belakang meristem ujung. Auksin berperan penting dalam pertumbuhan
tumbuhan. Peran auksin pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Belanda
bernama Fritz Went (1903-1990). Hormon auksin merupakan zat pengatur
tumbuh yang mempengaruhi pemanjangan koleoptil gandum, yang telah
dikemukakan oleh Charles Darein pada abad ke-19. Percobaan definitive

4
yang membuktikan adanya zat yang berdifusi dan merangsang
pembesaran sel, telah dikerjakan oleh Fritz Went di Holand pada tahun
1920, dan pada tahun 1930 struktur dan identitas auksin diketahui
sebagai asam indol-3-asetat (IAA).
Auksin disintesis di pucuk batang dekat meristem pucuk, jaringan
muda (misal, daun muda), dan selalu bergerak ke arah bawah batang
(polar), sehingga terjadi perbedaan auksin di ujung batang dan di akar.
Auksin banyak diproduksi di jaringan meristem pada bagian ujung-ujung
tumbuhan, seperti kuncup bunga, pucuk daun dan ujung batang. Selain
itu di embrio biji. Auksin tersebut disebarkan ke seluruh bagian tumbuhan,
tetapi tidak semua bagian mendapat bagian yang sama. Bagian yang jauh
dari ujung akan mendapatkan auksin lebih sedikit. Aktivitasnya meliputi
perangsangan dan penghambatan pertumbuhan, tergantung pada
konsentrasi auksinnya. Jaringan yang berbeda memberikan respon yang
berbeda pula terhadap kadar auksin yang merangsang atau menghambat
pertumbuhan tanaman.
Auksin dan pemanjangan sel, meristem apikal suatu tunas
merupakan tempat utama sintesis auksin. Karena auksin dari apeks tunas
bergerak turun ke daerah pemanjangan sel, sehingga hormon akan
merangsang pertumbuhan sel sel tersebut. Auksin berpengaruh hanya
-8
pada kisaran konsentrasi tertentu, yaitu sekitar 10 sampai 10-3 M. Pada
konsentrasi yang lebih tinggi, auksin bisa menghambat pemanjangan sel.
Hal ini disebabkan oleh tingginya level auksin yang menginduksi sintesis
hormon lain, yaitu etilen, yang umumnya bekerja sebagai inhibitor
pertumbuhan tumbuhan akibat pemanjangan sel. Jika terkena cahaya
matahari, auksin akan mengalami kerusakan sehingga menghambat
pertumbuhan tumbuhan. Hal ini menyebabkan batang membelok ke arah
datangnya cahaya karena pertumbuhan bagian yang tidak terkena
cahaya, lebih cepat dari pada bagian yang terkena cahaya.

2.1.1 Macam- Macam Hormon Auksin


Auksin yang ditemukan Went kini diketahui sebagai asam
indolasetat (IAA) dan beberapa ahli fisiologi masih menyamakan

5
IAA dengan auksin. Namun, tumbuhan mengandung tiga senyawa
lain yang strukturnya mirip dengan IAA dan menyebabkan banyak
respon yang sama dengan IAA. Ketiga senyawa tersebut dapat
dianggap sebagai hormon auksin. Salah satunya adalah asam 4-
kloroindolasetat (4-kloroIAA) yang ditemukan pada biji muda
berbagai jenis kacang-kacangan. Yang lainnya asam fenilasetat
(PAA) ditemui pada banyak jenis tumbuhan dan sering lebih
banyak jumlahnya daripada IAA, walaupun kurang aktif dalam
menimbulkan respon khas IAA. Yang ketiga asam indobutirat (IBA)
yang ditemukan belakangan semula diduga hanya merupakan
auksin tiruan yang aktif namun ternyata ditemukan daun jagung
dan berbagai jenis tumbuhan dikotil sehingga barangkali zat
tersebut tersebar luas pada dunia tumbuhan.
Auksin atau dikenal juga dengan IAA = Asam Indolasetat
(yaitu sebagai auxin utama pada tanaman), dibiosintesis dari asam
amino prekursor triptopan, dengan hasil perantara sejumlah
substansi yang secara alami mirip auxin (analog) tetapi
mempunyai aktifitas lebih kecil dari IAA seperti IAN = Indolaseto
nitril, TpyA = Asam Indolpiruvat dan IAAld = Indolasetatdehid.
Proses biosintesis auxin dibantu oleh enzim IAA-oksidase.
Auksin pertama kali diisolasi pada tahun 1928 dari biji-bijian
dan tepung sari bunga yang tidak aktif, dari hasil isolasi didapatkan
rumus kimia auksin (IAA = Asam Indolasetat) atau C10H9O2N.
Setelah ditemukan rumus kimia auksin, maka terbuka jalan untuk
menciptakan jenis auksin sintetis seperti Hidrazil atau 2, 4 - D
(asam -Nattalenasetat), Bonvel Da2, 4 - Diklorofenolsiasetat), NAA
(asam (asam 3, 6 - Dikloro - O - anisat/dikambo), Amiben atau
Kloramben (Asam 3 - amino 2, 5 diklorobenzoat) dan Pikloram
atau Tordon (asam 4 amino 3, 5, 6 trikloro pikonat).
Dimana didalam tubuh tumbuhan dijumpai dalam bentuk :
1. Bebas (IAA)
2. Terikat dengan molekul lain
3. Sebagai prekursor : indol asetaldehid, indol asetonitril, indol
etanol, triptamin

6
4. Macam auxin endogen yang lain : IBA (indol asam butirat)
PAA (phenil asam asetat)

2.1.2 Fungsi Hormon Auksin


Auksin berperan dalam pertumbuhan untuk memacu proses
pemanjangan sel. Hormon auksin dihasilkan pada bagian koleoptil
(titik tumbuh) pucuk tumbuhan. Jika terkena cahaya matahari,
auksin menjadi tidak aktif. Kondisi fisiologis ini mengakibatkan
bagian yang tidak terkena cahaya matahari akan tumbuh lebih
cepat dari bagian yang terkena cahaya matahari. Akibatnya,
tumbuhan akan membengkok ke arah cahaya matahari. Auksin
yang diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan mempengaruhi
pemanjangan, pembelahan, dan diferensiasi sel tumbuhan. Auksin
yang dihasilkan pada tunas apikal (ujung) batang dapat
menghambat tumbuhnya tunas lateral (samping) atau tunas
ketiak. Bila tunas apikal akan menumbuhkan daun-daun. Peristiwa
ini disebut dominansi apikal.
Fungsi lain dari auksin adalah merangsang kambium untuk
membentuk xilem dan floem, memelihara elastisitas dinding sel,
membentuk dinding sel primer (dinding sel yang pertama kali
dibentuk pada sel tumbuhan), menghambat rontoknya buah dan
gugurnya daun, serta mampu membantu proses partenokarpi.
Partenokarpi adalah proses pembuahan tanpa penyerbukan.
Pemberian hormon auksin pada tumbuhan akan menyebabkan
terjadinya pembentukan buah tanpa biji, akar lateral (samping),
dan serabut akar. Pembentukan akar lateral dan serabut akar
menyebabkan proses penyerapan air dan mineral dapat berjalan
optimum.Selain itu Fungsi dari hormon auksin ini adalah membantu
dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan
akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan,
membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat
pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. kerja
hormon auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon
giberelin.

7
Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari
maka pertumbuhannya akan lambat karena kerja auksin dihambat
oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya
matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak
dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman
tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang
disebut dengan fototropisme.

2.2 Pengertian Hormon Giberelin


Giberelin adalah jenis hormon tumbuh yang mula-mula diketemukan
di Jepang oleh Kurosawa pada tahun 1926. Penelitian lanjutan dilakukan
oleh Yabuta dan Hayashi (1939). Ia dapat mengisolasi crystalline material
yang dapat menstimulasi pertumbuhan pada akar kecambah. Dalam
tahun 1951, Stodola dkk melakukan penelitian terhadap substansi ini dan
menghasilkan "Gibberelline A" dan "Gibberelline X". adapun hasil
penelitian lanjutannya menghasilkan GA1, GA2 dan GA3.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan hormone
merupakan factor internal yang berpengaruh dalam kelangsungan hidup
suatu tumbuhan . giberelin merupakan turunan ent- giberelin . Giberelin
(GA) merupakan hormon yang dapat ditemukan pada hampir semua
seluruh siklus hidup tanaman. Hormon ini mempengaruhi perkecambahan
biji, batang perpanjangan, induksi bunga, pengembangan anter,
perkembangan biji dan pertumbuhan pericarp. Selain itu, hormon ini juga
berperan dalam respon menanggapi rangsang dari melalui regulasi
fisiologis berkaitan dengan mekanisme biosntesis GA. Giberelin pada
tumbuhan dapat ditemukan dalam dua fase utama yaitu giberelin aktif
(GA Bioaktif) dan giberelin nonaktif. Giberelin yang aktif secara biologis
(GA bioaktif) mengontrol beragam aspek pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, termasuk perkecambahan biji, batang
perpanjangan, perluasan daun, dan bunga dan pengembangan benih.
Hingga tahun 2008 terdapat lebih lebih dari seratus GA telah diidentifikasi
dari tanaman dan hanya sejumlah kecil dari mereka, seperti GA1 dan GA4,
diperkirakan berfungsi sebagai bioaktif hormon.

8
Giberelin pertama kali dikenal pada tahun 1926 oleh seorang
ilmuwan Jepang, Eiichi Kurosawa, yang meneliti tentang penyakit padi
"bakanae". Hormon ini pertama kali diisolasi pada tahun 1935 oleh Teijiro
Yabuta, dari strain jamur (Gibberella fujikuroi). Kemudian oleh Kurosawa
Yabuta disebut isolat giberelin.

2.2.1. Karakteristik kimia giberelin


Giberelin termasuk senyawa isoprenoid dan merupakan
diterpen yang disintesis dari unit-unit asetat yang berasal dari
asetil-KoA melalui jalur asam mevalonat (Dardjat Sasmitamihardja
dan Arbayah, 1996 : 334), senyawa isoprene memiliki 5 atom
karbon (C). Unit-unit isoprene ini dapat bergabung menghasilkan
monoterpene (C-10), sesqueterpene (C-15), diterpene (C-20), dan
triterpene (C-30).
Semua molekul giberelin mengandung Gibban Skeleton.
Giberelin dapat dikelompokkan mejadi dua kelompok berdasarkan
jumlah atom C, yaitu yang mengandung 19 atom C dan 20 atom C.
Sedangkan berdasarkan posisi gugus hidroksil dapat dibedakan
menjadi gugus hidroksil yang berada di atom C nomor 3 dan nomor
13. Penelitian lebih lanjut juga menemukan beberapa senyawa lain
yang memiliki fungsi seperti giberelin tetapi tidak memiliki Gibban
Skeleton. Semua giberelin dengan 19 atom adalah asam
monokarbosiklik yang mengandung grup COOH pada posisi 7 dan
mempunyai sebuah laktonering.
Giberelin merupakan hormon yang berfungsi sinergis (bekerja
sama) dengan hormon auksin. Giberelin berpengaruh terhadap
perkembangan dan perkecambahan embrio. Giberelin akan
merangsang pembentukan enzim amilase. Enzim tersebut
berperan memecah senyawa amilum yang terdapat pada
endosperm (cadangan makanan) menjadi senyawa
glukosa.Glukosa merupakan sumber energi pertumbuhan. Apabila
giberelin diberikan pada tumbuhan kerdil, tumbuhan akan tumbuh
normal kembali.

9
2.2.2. Peranan Hormon Giberelin
Hormon gibberellins hampir bisa ditemukan di seluruh bagian
tanaman , baik akar, batang, daun, bunga maupun buah. Fungsi
giberelin pada tanaman sangat banyak dan tergantung pada jenis
giberelin yang ada di dalam tanaman tersebut. Beberapa proses
fisiologi yang dirangsang oleh giberelin antara lain adalah seperti
di bawah ini :
a. Bersama dengan auksin merangsang pembelahan dan
pemanjangan sel
b. Merangsang pertumbuhan batang dan daun
c. Menghilangkan sifat kerdil tanaman
d. Pada konsentrasi tinggi , merangsang pertumbuhan akar
e. Merangsang pembentukan bunga pada tanaman hari panjang
(long day plant )
f. merangsang perkecambahan serbuk sari dari peertumbuhan
buluh serbuk sari
g. menghambat pertumbuhan akar adventif
h. mematahkan dormansi sebagian besar jenis biji .
i. Breaks dormansi benih di beberapa tanaman yang memerlukan
stratifikasi atau cahaya untuk menginduksi perkecambahan.
j. Merangsang produksi enzim (a-amilase) di germinating butir
serealia untuk mobilisasi cadangan benih.
k. Menginduksi maleness di bunga dioecious (ekspresi seksual).
l. Dapat menyebabkan parthenocarpic (tanpa biji) pengembangan
buah.
m. Dapatkah penundaan penuaan dalam daun dan buah jeruk.
n. Peran Giberelin pada Perkecambahan

10
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Beberapa jenis hormon tumbuh antara lain AIA, NAA, 2,4 D sebagai
zat pengatur tumbuh yang secara keseluruhan termasuk hormon auksin
sintetis yang tidak disintesis oleh tumbuhan itu sendiri. Hormon AIA, NAA,
2,4 D bersama auksin mampu mengatur pembesaran sel dan memacu
pemanjangan dan pembesaran sel di daerah belakang meristem ujung
dan merangsang perkembangan akar lateral.
Auksin adalah senyawa asam asetat dengan gugus indol bersama
derivatnya. Auksin alamiah yang diekstraksi dari tumbuhan merupakan
senyawa yang dinamai asam indolasetat (indoleacetic acid, IAA).
Auksin banyak diproduksi di jaringan meristem pada bagian ujung-
ujung tumbuhan, seperti kuncup bunga, pucuk daun dan ujung batang.
Selain itu di embrio biji. Auksin tersebut disebarkan ke seluruh bagian
tumbuhan, tetapi tidak semua bagian mendapat bagian yang sama.
Bagian yang jauh dari ujung akan mendapatkan auksin lebih sedikit.
Fungsi utama auksin yaitu merangsang pemanjangan batang,
pertumbuhan, diferensiasi, percabangan akar, perkembangan buah,
dominansi apikal, fototropisme, dan gravitropisme.
Auksin dan pemanjangan sel, Meristem apikal suatu tunas
merupakan tempat utama sintesis auksin. Karena auksin dari apeks tunas
bergerak turun ke daerah pemanjangan sel, sehingga hormon akan
merangsang pertumbuhan sel sel tersebut. Auksin berpengaruh hanya
-8
pada kisaran konsentrasi tertentu, yaitu sekitar 10 sampai 10-3 M.
Zat pengatur tumbuh tanaman yang dihasilkan oleh tanaman disebut fitohormon,
sedangkan yang sintetik disebut zat pengatur tumbuh tanaman sintetik. Giberelin (GA)
merupakan hormon yang dapat ditemukan pada hampir semua seluruh siklus hidup tanaman.
Hormon ini mempengaruhi perkecambahan biji, batang perpanjangan, induksi bunga,
pengembangan anter, perkembangan biji dan pertumbuhan pericarp . . Fungsi giberelin pada
tanaman sangat banyak dan tergantung pada jenis giberelin yang ada di dalam tanaman
tersebut

11
12

Anda mungkin juga menyukai