Anda di halaman 1dari 11

ontoh Perilaku Menyimpang dan

Sikap Anti Sosial


Artikel Psikologi Contoh Perilaku Menyimpang dan Sikap Anti Sosial

Contoh Perilaku Antisosial,- Kebanyakan orang salah dalam


mengartikan gangguan kepribadian anti sosial, mereka
menganggap bahwa kepribadian anti sosial itu adalah
kepribadian yang malu dan lebih suka sendirian. Padahal hal
tersebut sangatlah salah.Gangguan kepribadian antisosial itu
lebih kepada sikap dan tindakan yang tidak memperhitungkan
presensi orang lain disekililingnya.
Silahkan Anda baca terlebih dahulu perbedaan introvert dan
antisosial, disitu dijelaskan bahwa tingkah laku anti sosial lebih
membahayakan masyarakat karena tindakan mereka yang
sangat merugikan. Sedangkan pada orang dengan sikap
introvert hanyalah mereka yang tidak mampu berkomunikasi
secara baik dengan orang lain.
Selain itu gangguan kepribadian anti sosial juga dapat
berkembang ke penyakit sosial yang membahayakan,
yaitu psikopat, penyakit saiko yang membahayakan
masyarakat. Sudah banyak sekali kasus kejahatan psikopat
terkenal didunia yang pelakunya berkembang dari perilaku
antisosial.

Contoh Perilaku Antisosial dan Perilaku Menyimpang

Nah itulah mengapa pada


kesempatan kali ini kami memberikan beberapa contoh
perilaku anti sosial dan juga perilaku menyimpang dalam
masyarakat.
Kami berharap dengan mengetahui contoh perilaku
menyimpang dan sikap anti sosial ini dapat membuat Anda
semua mengerti tentang anti sosial dan berusaha juga untuk
menolong dalam mengatasi sikap anti sosial di masyarakat.
Contoh Perilaku Antisosial dan Perilaku Menyimpang dalam Masyarakat
Membuang sampah tidak pada tempatnya.
Tidak mau mengikuti kegiatan Gotong Royong di
lingkungan masyarakat
Hanya berkiprah di jejaring sosial internet, tanpa terjun ke
lingkungan masyarakat
Berjalan dengan baju/pakaian super mewah di tengah
kerumunan orang yang membutuhkan
Tidak mau bersosialisasi atau berkumpul atau sekedar
menyapa sesame
Suka minum-minuman keras dan memakai obat-obatan
terlarang
Terlibat tawuran antar desa
Mendirikan genk yang suka berbuat onar
Terlibat sindikat curanmor

Memaksakan budaya sendiri di tempat budaya orang lain


Contoh Perilaku Antisosial dan Perilaku Menyimpang dalam Keluarga
Melawan perintah orang tua
Berbuat sewenang-wenang saat dalam musyawarah
keluarga
Tindak kekerasan antara suami dan istri
Orang tua yang melakukan kekerasan terhadap anak atau
sebaliknya
Membunuh saudara sendiri
Contoh Perilaku Antisosial dan Perilaku Menyimpang dalam Sekolah
Suka terlambat sekolah
Suka lambat bayar sekolah
Suka tidur di kelas
Suka berkelahi
Tidak mau berkumpul dengan teman sekolah
Tidak mau menyapa sesama teman sekolah
Tidak membuang sampah pada tempatnya
Tidak menaati peraturan di sekolah
erapipsikologi.com/?conCiri-Ciri Sikap Antisosial

Sikap antisosial dapat dengan mudah diketahui dengan melihat ciri-ciri tanda dari sikap anti sosial antara
lain sebagai berikut...

Terdapat ketidaksesuaian antara sikap seseorang dengan norma yang terdapat dalam masyarakat

Adanya seseorang atau sekelompok orang yang beruasah dalam melakukan perlawan terhadap
orang yang berlaku di masyarakat.

Keadaan psikologi seseorang yang berlawanan dengan apa yang terjadi

Ketidakmampuan seseorang dalam menjalankan norma yang di masyarakat.

toh-perilaku-anti-sosial-menyimpang,123

. Bentuk-Bentuk Sikap Antisosial Berdasarkan Penyebabnya


a. Sikap antisosial yang muncul karena penyimpangan (devisiasi) individual
Penyimpangan individul bersumber dari faktor-faktor yang terdapat diri seseorang, seperti pembawaan,
penyakit, kecelakaan yang dialami seseorang, atau karena terdapat pengaruh sosial budaya yang sifatnya
unik terhadap individu. Adapun bentuk-bentuk sikap antisosial antara lain sebagia berikut...

Pembandel, yaitu orang yang tidak mau tunduk pada peringatan orang-orang yang memiliki
kewenangan di lingkungan tersebut.
Pelanggar, ialah orang-orang yang melanggar norma-norma umum atau masyarakat yang berlaku

Pembangkang, adalah orang yang tidak tunduk pada nasihat-nasihat orang yang terdapat
dilingkungan tersebut.

Penjahat, adalah orang-orang yang mengabaikan norma-norma umum atau masyarakat yang
berbuat sekehendak hati yang mengakibatkan kerugian-kerugian harta atau jiwa yang terdapat
dilingkungannya ataupun yang berada di luar lingkungannya sehingga para anggota masyarakat
meningkatkan kewaspadaan dan selalu bersiap-siap untuk menghadapinya.

b. Sikap antisosial yang muncul karena penyimpangan situsional


Penyimpanan situasional adalah fungsi pengaruh kekuatan-kekuatan situasi yang berada di luar individu
atau dalam situasi ketika individu merupakan bagian yang tidak terpisahkan di dalamnya. Situasi sosial
adalah keadaan yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang dimana tekanan, pembatasan, dan
rangsangan yang datang dari orang atau kelompok di luar diri orang itu relatif lebih dinamis daripada
faktor-faktor internal yang dapat menimbulkan respons mengenai hal-hal tersebut. Penyimpangan
situasional dapat selalu kembali jika situasinya berulang. Mengenai kejadian tersebut, menjadi
penyimpangan kumulatif. Macam-macam bentuk sikap antisosial adalah sebagai berikut...

Degradasi moral atau demoralisasi karena kata-kata keras dan radikal yang kelaur di mulut para
pekerja yang di PHK secara sepihak oleh perusahaan tempat mereka bekerja.

Tingkah laku kasar pada golongan remaja

Tekanan batin yang dialami oleh perempuan-perempuan yang mengalami monopause

Penyimpangan seksual yang terjadi karena seseorang menunda-nunda perkawinan

Homoseksual yang terjadi untuk narapidana di lembaga permasyarakatan.

c. Sikap antisosial yang muncul karena penyimpangan biologis


Penyimpangan biologi adalah faktor pembatas yang tidak memungkinkan terjadinya dalam memberikan
persepsi atau menimbulkan respons-respons tertentu. Gangguan terjadi jika individu tidak melakukan
suatu peranan sosial tertentu yang sangat perlu. Pembatasan terhadap gangguan-gangguan ini sifatnya
transbudaya (menyeluruh di seluruh dunia).
Contoh :
1. sering terlambat sekolah
2. sering lambat bayar sekolah
3. sering tidur di kelas
4. sering berkelahi
5. tidak mau berkumpul
6. tidak mau menyapa sesama
7. membuang sampah tidak pada tempatnya
8. membantah orang tua
9. tidak mau mengikuti gotong royong
10. tidak menaati peraturan di sekolah
karekteristik pengubah prilaku

1. fokus kepada prilaku


2. prosedurnya didasarkan pada prinsip-prinsiip behavioral
3. penekanan kepada peristiwa yang ada dilingkungan
4. pendekatan kepada orang-orang yang berada dilingkungan kehidupan sehari-hari
5. pengukuran pengubahan prilaku
6. mengabaikan peristiwa masa lalu sebagai penyebab prilaku
7. menolak hipotesis sebagai penyebab prilaku
tujuan pengubahan prilaku

membentuk dan meningkatkan perilaku yang dimiliki setiap individu agar sesuai yang
diharapkan oleh lingkungan pro sosial ( behavior deficiences )
mengurangi dan menghentikan perilaku yang berlebihan ( behavior excesses )
mengurangi dan menghentikan perilaku yang mal adaptif ( aktualisasi diri yang di
tingkatkn )
terminologi pengubahan prilaku dalam pekerjaan sosial

1. klien, yaitu seseorang yang menjadi target pengubah


2. perilaku, yaitu tindakan yang akan diubah
3. perilaku adaptif
4. perilaku mal-adaptif
5. target bahavior
6. mediator, yaitu perantara
seorang pekerja sosial perlu mempelajari pengubahan prilaku tersebut karena untuk
mengefektifkan praktek pelayanan dalam melakukan pekerjaan suntuk membantu klien agar
dapat melaksanakan fungsi sosialnya sesuai status dan peranannya.

model-model pengubahan prilaku


ada 2 model yaitu
1. model penyakit ( disease model ), memandang bahwa masalah berdasarkan prilaku
yang nampak dari gejala masalah kejiwaanya. di identikan ID, EGO ,dan SUPER EGO
2. model perilaku ( behavioral model ), memandang bahwa relasi fungsional antara individu
dan lingkungan sangat mempengaruhi.sehingga prilaku itu muncul dari proses BELAJAR
Keterampilan dalm pengubahan perilak, yaitu

keterampilan analitik, dimana keterampilan ini melihat dan memandang masalah dan
kebutuhan serta sumber-sumber berdasarkan pada data. berpatokan pada teori dan konsep-
konsep perjaan sosial
keterampilan interventif, dimana keterampilan ini melakukan pertolongan sesuai dengan
masalah dan kebutuhan klien. sehingga syaratnya harus mempunyai keterampilan
motorik/manual
http://yhoen-yulia.blogspot.co.id/2012/02/pengubahan-prilaku-pekerjaan-
sosial.html

Sehingga ada 3 kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang itu, yakni

a. Kekuatan-kekuatan pendorong meningkat. Hal ini terjadi karena adanya stimulus-stimulus yang
mendorong untuk terjadinya perubahan-perubahan perilaku. Stimulus ini berupa informasi-informasi
sehubungan dengan perilaku yang bersangkutan.

b. Kekuatan-kekuatan penahan menurun. Hal ini akan terjadi karena adanya stimulus-stimulus yang
memperlemah kekuatan penahan tersebut.

c. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun. Dengan keadaan semacam ini jelas
juga akan terjadi perubahan perilaku.

https://gimbalkurangdarah.wordpress.com/kulyah/perubahan-perilaku-individual-
dan-cara-memprakarsai-perubahan/

1. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN PERILAKU

Perubahan perilaku tidak terjadi dengan sendirinya atau dengan sembarangan


saja.Perubahannya senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia dan berkenaan
dengan objek tertentu. Interaksi sosial di dalam kelompok maupun di luar kelompok
dapat merubah atau membentuk perilaku yang baru. Yang dimaksudkan interaksi di
luar kelompok ialah interaksi dengan hasil buah kebudayaan manusia yang sampai
kepadanya melalui alat-alat komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, buku,
risalah, dan lain-lainnya. Tetapi pengaruh dari luar diri manusia karena interaksi di
luar kelompoknya itu pada dirinya sendiri belum cukup untuk menyebabkan
berubahnya atau terbentuknya perilaku baru. Faktor-faktor lain yang turut memgang
peranannya ialah faktor-faktor intern di dalam diri pribadi manusia itu, yakni
selektifitasnya sendiri, daya pilihnya sendiri, atau minat perhatiannya untuk menerima
dan mengolah pengaruh-pengaruh yang dating dari luar dirinya itu dan faktor-faktor
intern itu turut ditentukan pula oleh motif-motif dan perilaku lainnya yang sudah
terdapat dalam diri pribadi orang itu. Jadi dalam pembentukan dan perubahan perilaku
itu terdapatlah faktor-faktor intern dan ekstern pribadi individu yang memegang
peranannya.

1. Faktor-Faktor Intern

Disinilah yang menjadi persoalan apakah pandangan baru yang diperolehnya melalui
alat komunikasi itu dapat ia tampung diantara sikap-sikap pandangan dan sikap-sikap
perasaan yang sudah terdapat padanya ataukah pandangan baru itu masih terlampau
asing baginya? Terlampau jauh dan tidak ada hubungannya dengan sikap-sikapnya
dan motif-motifnya yang sedang ada padanya pada waktu itu?

Sebagaimana yang telah diuraikan, pengamatan dan penangkapan manusia senantiasa


melibatkan suatu proses pilihan antara keseluruhan daripada perangsang-perangsang
yang objektif ada di luar diri kita, pada tiap-tiap saat dalam kehidupan kita ditengah
kita beraksi; suatu pilihan diantara perangsang-perangsang yang lalu kita perhatikan
dan tafsirkan dengan lebih mendalam.

Pilihan tersebut berhubungan erat dengan motif-motif dan perilaku-perilaku yang


berkerja di dalam diri kita pada waktu itu dan yang mengarahkan minat perhatian kita
terhadap objek-objek tertentu diantara keseluruhan daripada objek-objek yang
mungkin kita perhatikan pada watu itu. Selektifitas dalam pengamatan senantiasa
berlangsung oleh karena tidak dapatlah individu manusia memperhatikan semua
perangsang-perangsang yang dating dari lingkungannya dengan taraf perhatiaannya
yang sama. Sebuah contoh sederhana mengenai adanya pilihan dalam pengamatan ang
ditentukan oleh motif-motif itu misalnya apabila seseorang sedang lapar sekali, ia
akan memperhatikan perangsangan-perangsangan dari lingkungannya yang dapat
membawakan orang itu kepada pemuasan daripada kelaparan itu, daripada
perangsangan-perangsangan yang tidak berhubugan dengan kebutuhan akan makanan
itu.

1. Faktor-Faktor Extern

Dalam perubahan perilaku selain dari faktor-faktor ektern yang turut menentukan juga
ialah antara lain, isi pandangan baru yang ingin diberikan itu, siapa yang
mengemukakannya dan siapa yang menyokong pandangan baru tersebut, dengan cara
pandangan itu diterangkan dan dalam situasi manakah perubahan baru itu
diperbincangkan (situasi interaksi kelompokkah, situasi orang sendiriankah, dll)

Mengenai faktor ektern itu akan diuraikan beberapa halseperti yang dikemukakan oleh
M. Sherifdalam bukunya ialah sebagai berikut;

Melihat faktor-faktor ekstern maka pada garis-garis besarnya, perubahan dapat


dibentuk atau diubah:

1. Dalam interaksi kelompok, dimana terdapat hubungan timbal balikyang


langsung antara manusia

2. Karena komunikasi, dimana terdapat pengaruh-pengaruh (hubungan) langsung


dari satu pihak saja.
Perubahan perilaku dapat berlangsung dalam interaksi kelompok, tetapi dalam hal itu
harus dibedakan pula dua macam interaksi kelompok, ialah : a. perubahan perilaku
karena shiftingof reference-groups dan b. perubahan perilaku di dalam situasi
kontak social diantara dua kelompokitu. Pada (b) interaksi tersebut hanya terdiri atas
hubungan anatara anggota kelompok berlainanyang berdasarkan kunjung-
mengunjungi saja, sedangkan pada hal yang pertama interaksi itu lebih lama dan lebih
mendalam karena berlangsung dalam lingkungan kehidupan di dalam satu kelompok
saja.

Dalam suatu perubahan kita harus memahami adanya penolakan, dan elemen lain dari
menejemen perubahan yang efektif adalah memahami penolakan yang sering kali
mengikut perubahan. Menejer harus tahu mengapa orang menolak perubahan dan apa
yang bisa mereka lakukan terhadap penolakan. Penolakan sering terjadi karena
ketidak pastian kepentingan pribadi yang terencana, perbedaan presepsi dan rasa
kehilangan.

Ketidakpastian

Seorang karyawan mengadakan penolakan terhadap perubahan karena ketidakpastian,


dalam hal ini akan muncul kekhawatiran mengenai kemampuan mereka memenuhi
tuntutan pekerjaan baru serta keamanan pekerjaan yang akan terancam.

Kepentingan pribadi yang terancam

Banyak perubahan yang mengganggu kepentingan pribadi dalam suatu organisasi


sehingga secara potensial bisa mengurangi kekuasaan atau pengaruh mereka dalam
organisasi.

Perbedaan presepsi
Presepsi yang berbeda menbgakibatkan seseorang menolak perubahan sendiri bisa
menolak perubahan bahkan tak jarang perbedaan presepsi ini mengakibatkan kerja
sama antara menejer dengan karyawan secara kompleks.

Rasa kehilngan

Rasa kehilangan terhadap sesuatu yang dimiliki bisa membuat seseorang menolak
peryubahan yang terjadi. Sebagai contoh dalam sebuah organisasi akan terjadi
perubahan, tapi perubahan itu bisa membuat dia kehilangan kekuasaan, status, dan
keamanan kerja sehingga kemungkinan untuk menolak perubahan itu terjadi.

1. SIMPULAN

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang
bersangkutan. Perilaku seseorang ataupun masyarakat dapat berpengaruh terhadap
perubahan sosial.

Perubahan sosial dialami oleh setiap masyarakat, yang pada dasarnya tidak dapat
dipisahkan dengan perubahan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.Perubahan
sosial dapat meliputi semua segi kehidupan masyarakat, yaitu perubahan dalam cara
berpikir dan interaksi sesama warga menjadi makin rasional, perubahan dalam sikap
dan orientasi kehidupan ekonomi menjadi makin komersial, perubahan dalam tata cara
kerja sehari-hari yang makin ditandai dengan pembagian kerja pada spesialisasi
kegiatan yang makin tajam, perubahan dalam kelembagaan dan kepemimpinan
masyarakat yang makin demokratis, perubahan dalam cara dan alat-alat kegiatan yang
makin modern dan efisien, dan lain-lainnya.

https://aghooezt.wordpress.com/2016/05/22/34/

Bentuk-Bentuk Perubahan Perilaku


a. Perubahan alamiah (natural change): Perubahan perilaku karena terjadi perubahan alam
(lingkungan) secara alamiah
b. Perubahan terencana (planned change): Perubahan perilaku karena memang direncanakan
oleh yang bersangkutan
c. Kesiapan berubah (Readiness to change): Perubahan perilaku karena terjadinya proses
internal (readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana proses internal ini berbeda pada
setiap individu.

Anda mungkin juga menyukai