DAERAH
1. Bunker Gunung Padang
Walau hanya sebentar, namun Kekaisaran Jepang sempat membuat sejumlah bangunan
pertahanan untuk mengantisipasi perlawanan Belanda maupun pribumi. Satu dari
sekian banyak benda dan bangunan peninggalan Jepang tersebut adalah bungker yang
berada di kawasan Gunung Padang, yang merupakan kawasan teritorial Jepang di
daerah pesisir bagian barat Pantai Sumatera.
Berada di kawasan perbukitan dengan ketinggian puncak sekitar 80 meter di atas
permukaan laut dan terletak di sisi selatan Kota Padang ini, keberadaan bungker yang
juga bukti eksistensi Jepang pada masa itu, menjadi daya tarik tersendiri bagi
wisatawan.
Kawasan wisata ini juga menyimpan jejak dari eksistensi pasukan pendudukan Jepang
di bumi Minangkabau pada era Perang Dunia II.
2. Lubang Jepang di Gunung Panggilun
Lokomotif Uap di Silokek, Durian Gadang Kabupaten Sijunjung. Sejarah Lokomotif Uap
berkaitan dengan sejarah pembuatan Jalan Kereta Api dari Muaro ke Logas pada tahun
1943, yang sebagian besar pekerjanya berasal dari Pulau Jawa (pekerja Romusha).
lokomotif ini direncanakan untuk pengangkutan batubara dari Ombilin Sawahlunto ke
Logas dan terus ke luar negeri atau kedaerah lain pada tahun 1942 sampai tahun 1945
pada saat kedudukan Jepang di Sumatera Barat. Masyarakat pribumi disuruh bekerja
membangun rel kereta api dari arah Timur ke Barat Sumatera. Pembangunan rel kereta
api tersebut banyak memakan korban bukan hanya harta benda, tetapi juga nyawa
karena mereka yang disuruh bekerja paksa hingga meninggal dunia.
Di tugu perdamaian tersebut, terdapat tulisan kanji yang ditulis oleh Bapak Towa Kai
pada 15 Agustus 1990 dan keterangannya yang berbunyi “Monumen Perdamaian dan
Persahabatan Untuk Mengenang Orang Jepang, Indonesia, Australia Yang Gugur di
Daerah Balikpapan Tersebut Semasa Perang Dunia Ke II”. Untuk makamnya sendiri,
diduga kuat berisi seorang tentara Jepang yang gugur dalam Perang Dunia II. Meskipun
begitu, ada pula yang menyebut makam tersebut sifatnya hanya simbolis saja.