Anda di halaman 1dari 2

Resensi Novel “Pergi” Karya Tere Liye

Oleh: Asep Saeful Azhar

Judul                           : Pergi

Penulis                         : Tere Liye

Penerbit                       : Republika Penerbit

Jumlah halaman           : iv + 455 Halaman

Kota terbit                   : Jakarta

Tahun terbit                 : April 2018

Sinopsis

Novel Pergi karya Tere Liye ini merupakan kisah lanjutan dari novel sebelumnya, yaitu novel yang
berjudul Pulang. Dalam Novel Pulang yang mengisahkan tokoh bernama Bujang dalam menjalankan
roda kehidupannya pada usia kanak-kanak di pedalaman Sumatera. Sedangkan dalam novel Pergi, Tere
Liye melanjutkan kisah Bujang pada usia dewasanya dalam mengarungi kerumitan kehidupan dalam
pencariannya berkelana mencari makna hidup.

Bujang adalah seorang anak yang terlahir dari keluarga di pedalaman Sumatera, bapaknya bernama
Samad seorang mantan jagal dan tukang pukul yang tersohor yang pernah bekerja pada Keluarga Tong
dan Mamaknya bernama Hamidah, seorang perempuan yang terlahir dari keturunan pemuka agama.
Dalam keluarganya, Bujang diberikan pendidikan agama oleh mamaknya sebagai penuntun jalan
hidupnya kelak. Selain dari pada itu, Bujang merupakan seoarang anak yang sangat pandai dalam
akademiknya. Sehingga ia tidak terlepas dari bimbingan guru-gurunya. ia pun merupakan seorang anak
yang suka bermain di hutan bersama teman-teman sebayanya. Namun ada yang membedakan Bujang
Kecil dari teman-temannya yang lain, yaitu ia tidak mempunyai rasa takut.  Jiwa yang tak pernah
mengenal rasa takut itulah membuatnya menjadi seorang pemberani dan akan memengaruhi pada
kehidupan dewasanya nanti.

Resensi

Dalam novel Pergi ini, Tere Liye melanjutkan kisah tokoh Bujang yang sebelumnya diceritakan pada
novel Pulang.  kisah pengembaraan Bujang menjadi manusia dewasa dengan pergi ke luar kampung
halamannya untuk pergi bersama para para Tauke Muda  ke kota-kota besar. Sebelum mengizinkan
kepergian Si Bujang, samad dahulunya merupakan seorang tukang pukul Tauke Besar dari Keluarga
Tong, bapaknya, karena keterikatannya dengan Keluarga Tong, pada akhirnya Si Bujang diizinkan dan
menitipkan si Bujang untuk ikut bersama dengan para tauke muda. Bapak dan mamaknya mengizinkan
kepergiannya itu dengan menitipkan beberapa pesan, diantaranya : jangan sampai Bujang memakan dan
meminum yang haram-haram.

Pada pengembaraannya mengikuti para Tauke Muda, Bujang pergi dari satu negara ke negara yang lain,
seperti : Meksiko, Jepang, Rusia, Spanyol, Hongkong, Makau, dan Singapura. Bujang bergabung dengan
Keluarga Tong karena sebelumnya ia memengikuti dan bermitra bersama  para Tauke Muda, hingga
pada puncaknya ia mengemban jabatan sebagai Tauke Besar di Keluarga Tong, sebab Bujang menjadi
Tauke Besar karena Tauke Muda melihat potensi dan kemapuan yang besar yang dimiliki Bujang, dan
dinobatkanlah ia menjadi Tauke Besar.

 Di petengahan perjalanannya mengemban jabatan Tauke Besar itu, ia merasakan adanya tanda-tanda
kebohongan yang timbul kepermukaan di Keluarga Tong, hal itulah  yang  membuatnya merasa risih dan
mengganggu batin dan pikirannya. Permasalahan yang pertama Bujang berselisih dengan anak yang
mempunyai gedung kasino yang bernama Tuan Muda Lin, karena mencuri barang berharga milik
Keluarga Tong, dan terjadilah peperangan antar saudara shadow economy.

Shadow economy yaitu nama sebutan untuk para pengusaha terkaya yang mempunyai beberapa
perusahaan ternama di dunia. ketika akan terjadi peperangan, ternyata keluarga lin dan master dragon
mempunyai cara-cara yang licik untuk meruntuhkan Keluarga Tong, pada akhirnya Bujang Tauke Besar
dari keluarga  Tong dengan cepat merencanakan sesuatu sebelum peperangan itu terjadi. Akhirnya si
Bujang menemui keluarga Yamaguci yang mempunyai perusahaan senjata dari Jepang untuk meminta
bantuan, setelah diskusi dengan keluarga Yamaguci tentang rencananya, pada akhirnya keluarga
Yamaguci siap bekerjasama menolong dan berpihak kepada si Bujang.

 Pada waktu itu Yamaguci akan mengadakan perayaan untuk pernikahan anak bungsunya. Awalnya
keluarga Yamaguci akan mengadakan pesta rakyat, tetapi si Bujang memberikan masukkan kepada
keluarga Yamaguchi melihat posisi dan kondisinya tidak akan aman dan membayakan bagi keluarga
Yamaguci, akhirnya Yamaguci menyetujui saran dari Bujang, dan akhirnya pernikahan itu terjadi secara
tertutup dan diawasi oleh banyak pengawas dari keluarga Yamaguci.

 Pada waktu pernikahan berjalan dengan lancar dan khidmat, tetapi setelah acara pemotongan kue
pernikahan itu, terjadilah sesuatu yang sangat mengejutkan, ternyata ada bom yang bersarang di dalam
kue pernikahan tersebut, hingga akhirnya meledak dan menewaskan anak dan menantu Yamaguci.
Melihat kejadian seperti itu, Yamaguci marah besar dan memutuskan untuk melakukan strategi dengan
Bujang dan di bantu oleh anak pertama Yamaguci bernama Aiko.

Setelah selesai proses pemakaman keluarganya yang menjadi korban peledakan bom tersebut,
Yamaguci dan Bujang mendiskusikan untuk membalas perbuatan Master Dragon. Bujang berhasil
mengetahui bahwasanya ada seorang mata-mata dari Master Dragon yang bernama Chen menyusup ke
dalam Keluarga Tong.

Permasalahan-permasalahan pun bermunculan, membuatnya semakin rumit tak karuan, ketika  ia harus
berhadapan dengan Master Dragon seorang pemimpin dari keluarga shadow economy. Permasalahan
satu belum selesai, lantas permasalahan baru pun datang pula bertui-tubi, tatkala ia berhadapan dengan
seorang pemuda asing yang mengetahui nama aslinya ketika masih kecil, yaitu Agam. Bujang mulai
bertanya-tanya dan keheranan dalam pikirannya tentang seorang pemuda asing itu. Lantas pemuda
asing itu menambahkan nama lain kepadanya, yaitu sebutan Hermanito My Little Brother. Padahal
Bujang tidak pernah mengenalkan nama aslinya di setiap pergi ke negri-negri asing ini, Bujang hanya di
kenal dengan nama samaran Si Babi Hutan.

Dalam kebertanyaan itu, Bujang Sang Tauke Besar itu berkelahi dengan seorang pemuda asing itu
dengan sengit, dipertengahan pertarungan keduannya dilerai dengan kedatangan para polisi yang
menyudahi dan melerai pertarungnnya dengan pemuda asing itu.

Kebertanyaannya terhadap pemuda asing itu semakin menjadi-jadi, membuat Bujang mencari Tuanku
Imam untuk meminta informasi tentang siapakah di balik wajah pemuda asing itu, apakah ada sangkut
pautnya dengan dirinya atau bahkan dengan keluarganya. Bujang pernah mendengar ketika dahulu
Bapaknya Samad yang telah pula melanglangbuana di kota-kota besar ini mempunyai seseorang yang
mengetahui tentang dirinya.  

Tuanku Imam akhirnya memberikan informasi mengenai pemuda asing itu dengan memberikan alamat
rumah yang pernah ditempati oleh bapaknya semasa berada dalam pengembaraanya dahulu di
Singapura. Melihat alamat yang diberikan Tuanku Imam, Bujang mulai mencari alamat itu dan bertemulah
dengan sosok pemuda yang pernah bertarung dengannya, yaitu Diego. Bujang mulai memahami
kejadian yang sebenarnya, ketika ia bertemu dan berdialog langsung dengan Diego, bahwa dirinya dan
Diego itu merupakan saudara, yakni anak dari bapak yang sama, yaitu Samad yang dahulu pernah
menikahi ibunya Diego bernama Catrina.

Bujang segera melepaskan tahta jabatannya sebagai Tauke Besar kepada Basyir. Bujang mulai
menyadari ketertautan dirinya sekarang dan kehidupan bapaknya dahulu, bahwa ia mulai menemui
simpul perjalanan hidupnya, lantas Bujang pergi mencari tantangan baru hidupnya, setelah melapaskan
beban-beban di pundaknya, karena jiwa pemberaninya yang masih bersemayam dan ia terus berlanjut
pergi kepada sesuatu yang ia ketahui ke mana arah yang dituju akan makna hidup yang harus ditempuh.

Anda mungkin juga menyukai