Anda di halaman 1dari 5

Perbedaan bentuk baju

Nama : Tsalatsa Baroqi S.I


Adanya perbedaan look. Pengantin Menjalin
Look riasan yang popular NIM : 20050634013
Contoh: interaksi dan
adalah riasan karakter pada
wajah. Seperti karakter hewan. 1. Adat minang: Suntiang Perbedaan upacara komunikasi
Contohnya merias menjadi singa Pengantin.
hutan, kucing, monyet. Biasanya
Gadang dengan klien Membantu
2. Adat Jawa: Kebaya
pada look ini memfokuskan pada Misal, didesa masih dan teman memasangkan
3. Adat Bugis: Baju Bodo dilakukan secara
area mata. kerja pakaian adat,
tradisional, Dikota
konde, sanggul pada
dilakukan secara modern
pengantin sebagai
Perbedaan bentuk Sanggul. perias yang
profesional
Contohnya sanggul di
Jawa tengah: Ukel Konde,

Jawa barat: Ciwidey,

Jogja: Ukel Tekuk

Ikut serta dalam


membantu dalam
pelaksanaan upacara
Perbedaaan bentuk Mahkota Riasan wajah digunakan sebagai pernikahan klien
lomba 17an serta festival seni
• Sumatera Utara: Bulang antar daerah, dengan tujuan Bagaimana cara
Emas, denganmakna mengenal budaya daerah lain. Misal kita menghadapi
kemuliaan&status kesenian tradisional klien dari sifat
seseorang. dan perilakunya
• Sumatera Selatan: Mematuhi,
Karsuhun, melambangkan menaati, dan
Penggunaan foundation sesuai
keanggunan&kecantikan skintone. Karena lahir dari Bisa memperbanyak relasi dan menghargai
wanita palembang asal daerah yang berbeda menjalin kerja sama dalam adat istiadat
• Bangka Belitung: Paksian, membuat kulit warga Indonesia jika mendapat
bidang rias pakem, Wedding
mahkota ini merupakan dianugerahi warna kulit yang
perpaduan antara budaya beragam, mulai dari kulit Organizer dari berbagai kota job di suatu
Arab, Tionghoa, dan Melayu. terang, kulit medium, hingga dan daerah daerah
kulit gelap.
Nama : Tsalatsa Baroqi Salsabil I.
NIM : 20050634013
Mata Kuliah : Antropologi Etnografi

Kajian 7 Unsur Kebudayaan di Masyarakat Desa Mojosarirejo

• Unsur Bahasa
Bahasa adalah sistem lambang atau simbol bunyi yang berkembang berdasarkan suatu aturan
yang disepakati oleh pemakainya pada masing-masing daerah. Setiap lambang bahasa memiliki
makna atau konsep. Bahasa juga kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi
dengan manusia lainnya menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan.
Pada desa Mojosarirejo sendiri menggunakan Bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Untuk
tata bahasanya, biasanya menggunakan Bahasa jawa karma (alus) kepada orang yang lebih tua,
dan menggunakan Bahasa ngoko-bahkan bias kasar jika seumuran atau sepantaran, pengucapan
Bahasa ini medok.

• Sistem Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi yang di dapat untuk memperoleh pemahaman , pembelajaran dan
pengalaman. Pengetahuan adalah hasil “tahu” melalui panca indera manusia : Indera penglihatan,
pendengaran , penciuman , rasa dan raba. Unsur ini dimiliki dan ada pada diri manusia disetiap suku
bangsa dan daerah. Pengetahuan sebagai alat jaminan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku didasarkan atas pengetahuan akan lebih
langgeng dibandingkan dengan tanpa didasari pengetahuan. Pengetahuan merupakan dasar untuk
terbentuknya tindakan seseorang.
Di desa Mojosarirejo, pengetahuan dasar adalah menempuh pendidikan pada saat memasuki Sekolah
Dasar yang berbasic pengetahuan umum. Mayoritas penduduknya memiliki pendidikan dasar selama 12
tahun, yaitu SD-SMP-SMA/SMK, lalu setelahnya ada yang lanjut bekerja ataupun kuliah. Pengetahuan
berdasarkan pengalaman saat kita membeli macam-macam baju tapi kita menilai bahwa baju tersebut ada
perbedaannya, yang satu baju ini bagus, terasa nyaman dipakai sedangkan yang satu lagi terasa kurang
nyaman dipakai , kurang modis/bagus dari situlah pengetahuan secara pengalaman dapat menilai bahwa
tidak semua baju enak dipakai dan model bajunya modis/bagus.

• Sistem Sosial
Sistem sosial bisa didefinisikan sebagai keragaman individu yang berinteraksi satu sama lain
menurut makna dan norma kultural yang disepakati bersama. Menurut Koentjaraningrat tiap
kelompok masyarakat kehidupannya diatur oleh adat-istiadat dan aturan mengenai berbagai
macam kesatuan didalam lingkungan dimana dia hidup dan bergaul dari hari ke hari.
Di desa Mojosarirejo memiliki gaya hidup yang berbeda tiap individunya, ada yang mempunyai
sifat hedonisme, ada pula yang tidak suka mengumbar dan keinginan tahu untuk mencampuri
urusan orang lain. Untuk desa, mayoritas warganya heterogen, dan suka kegiatan berkelompok
dan gotong-royong. Sedangkan di perumahan umumnya bersifat homogen, jarang berinteraksi,
dan lebih suka berdiam dirumah dengan keluarga. Makanannya model tradisional banget,
bancaan itu kan masih ada. Sehingga makanan-makanan tradisional itu masih. Olahraga kan
masih ada sepak bola hujan-hujanan, badminton, voli, masih ada itu kan memungkinkan karena
lahannya masih luas.

• Sistem Teknologi
Sistem teknologi mencakup peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan
masyarakat, dalam cara manusia mengekspresikan keindahan. Teknologi peralatan dan
perlengkapan hidup manusia meliputi alat-alat produksi, senjata, wadah, pakaian, perhiasan,
makanan dan minuman, tempat berlindung/rumah, dan alat transportasi.
Hampir 90% masyarakat penduduk desa Mojosarirejo sudah menggunakan sumber air PDAM,
tenaga listrik PLN & token. Untuk kendaraan, masyarakatnya sudah bisa mengendarai motor,
setiap keluarga minimal memiliki 1 motor, tempat berlindung juga rata-rata memiliki lantai 2
sehingga bisa di desa ini dikategorikan cukup mampu.

• Sistem Ekonomi
Sistem Ekonomi disebut juga sistem mata pencaharian. Dalam sistem ini manusia memenuhi
kebutuhan mulai dari produksi, distribusi, dan konsumsi. Mata pencaharian adalah suatu usaha
yang dilakukan seseorang/segolongan besar anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhan.
Mata pencaharian masyarakat di daerah Mojosarirejo adalah pedagang/wirausaha, karena
didaerah yang saya tinggali cukup pelosok, sementara di perkampungannya rata-rata menjadi
petani dan buruh pabrik, diperumahannya menjadipekerja swasta dan berwirausaha. Makanan
khas disini sama dengan makanan jawa umumnya yaitu, Tahu Tek, Lontong Balap, Pecel
Semanggi, Rujak Cingur

• Sistem Religi
Sistem religi disebut juga kepercayaan adalah suatu sistem di mana manusia percaya terhadap
sesuatu yang lebih tinggi darinya atau Penciptanya. Religi dibutuhkan manusia terutama untuk
menjawab ketidakberdayaan manusia dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan yang sulit
diterima akal. Religi juga berfungsi untuk mengatur kehidupan manusia dalam hubungannya
dengan Penciptanya.
Mayoritas penduduk desa Mojosarirejo beragama Islam, sisanya diikuti agama Kristen terbanyak
kedua. Pandangan keagamaan dan kepercayaan desa Mojosarirejo sangat rancu, kalau di
perkampungannya bagi yang beragama islam, islamnya sangat kental namun tidak radikal,
sedangkan di perumahan bagi yang islam, islamnya masih bisa mentolerir agama lain, namun
ada yang lumayan radikal. Sehingga terkadang muncul situasi yang kurang berkenan.

• Sistem Kesenian
Kesenian adalah sarana manusia dalam mengekspresikan dan mengungkapkan kebebasan,
keindahan, kreativitas serta merupakan ekpresi jiwa dan budaya penciptanya Kesenian merujuk
pada unsur keindahan yang berasal dari hati manusia. Kesenian merupakan bagian dari budaya
yang menjadi ciri khas suatu daerah tersebut.
Contoh kesenian yang masih berjalan dan berkembang di desa Mojosarirejo adalah Jaran
Kepang. Di beberapa kesempatan memang penari jaran kepang ini kerasukan, namun untuk
penari di masa sekarang para penari jaran kepang atau jathilan pada pertunjukan tidak kerasukan
sehingga tidak melakukan berbagai atraksi berbahaya seperti halnya dengan tarian kuda lumping
dari daerah lain. Sesuai dengan perkembangan jaman, seni kuda lumping yang selalu ditampilkan
untuk mendatangkan roh-roh itu berkembang menjadi kesenian yang ditampilkan hanya untuk
menyongsong datangnya raja-raja atau pemimpin sebagai tamu resmi yang dihormati. Namun
untuk wilayah Perumahan jarang ada kesenian, biasanya Perkampungan paling banyak
mengadakan kesenian tradisional.
Nama : Tsalatsa Baroqi Salsabil Istighfarin
NIM : 20050634013
Mata Kuliah : Antropologi & Etnografi Rias

Tradisi siklus kehidupan di Desa Mojosarirejo

1. Kelahiran
Pada desa Mojosarirejo terdapat beberapa tradisi, yaitu Tingkeban atau selametan kehamilan
anak pertama yang menginjak usia kandungan 7 bulan. Tradisi ini dilakukan dengan tujuan
mendoakan bayi yang dikandung agar terlahir dengan normal, lancar, dan dijauhkan dari bahaya
dan kesialan. Biasanya selametannya pada malam hari mengadakan pembacaan surat Yasin,
untuk makanannya adalah nasi tumpeng, jajanan pasar dan rujakan. Setelah bayi berumur 7
bulan, diadakan lagi tradisi yang dinamakan “mudun lemah”, bayi tersebut dimasukkan kedalam
kandang yang berisi benda, lalu dimandikan dengan Bunga dan ditempatkan diatas jajan tetel.

2. Kedewasaan
Jika sudah menginjak remaja atau bahkan dewasa, maka muncul perasaan saling jatuh cinta antar
lawan jenis, ada pula yang berkomitmen sampai halal, yaitu Pernikahan. Namun sebelum ada
proses Pernikahan biasanya dilakukan Tunangan/Lamaran. Yang mana teknisinya wanita dan
pria akan saling bertukar cincin. Cincin di sini akan dikenakan di jari manis kiri masing-masing.
Nanti setelah menikah barulah dipakai di jari manis kanan. Tibalah saat acara pernikahan yaitu
mengadakan hajatan dengan mengundang masyarakat sekitar, biasanya mengadakan didaerah
rumah atau menyewa gedung.

3. Kematian
Di desa Mojosarirejo pada saat orang meninggal biasanya akan diadakan tahlilan dengan
membaca surat yasin 7hari berturut-turut kemudian dilanjut dengan 40 hari, 100hari, pendak 1,
pendak 2 dan 1000 hari.

Anda mungkin juga menyukai