DALAM MENJAGA
HARMONISASI LINGKUNGAN HIDUP
Oleh: Husni Thamrin
Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau
Email=husni_2077@yahoo.com.
Abstrak.
Persoalan lingkungan hidup dari hari ke hari semakin komplek.Dewasa ini dagradasi
lingkungan hidup semakin meningkat. Umat manusia semakin terancam dan merasa
tidak nyaman lagi dalam kehidupannya. Faktor penyebab semua ini adalah sebagi
akibat ulah prilaku manusia yang serakah, kapitalistik dan antropocentik. Padahal
bangsa kita mempunyai kearifan lokal yang sangat mapan dalam menjaga harmonisasi
lingkungan. Orang Melayu mempunyai tradisi yang kuat dalam menjaga keharmonisan
lingkungan, Hal ini dapat dilihat pada petatah petitih, syair, tunjuk ajar ,norma, prilaku
dan sikap dalam menjaga lingkungan. Namun nilai-nilai dan prilaku tersebut sebagian
besar tercabut dari akar budayanya, maka perlu direvitalisasi dalam penyelamatan
lingkungan dan kelangsungan umat manusia di muka bumi.
cadangan simpanan air ketika tiba musim kayu ara, kempas, suluh batang dan
kemarau karena tanaman ini dapat sebagainya. Mengambil madu lebah tidak
menyimpan air.Sementara itu, rumbia boleh sembarangan.Lebah tidak boleh di
dapat di jadikan barang anyaman, binasakan untuk mengambil
diantaranya dibuat jadi ago untuk alat madunya.Untuk kepentingan ini diadakan
pengangkut padi.Pohon-pohon rumbia suatub upacara yang dipimpin oleh
lebih banyak lagi kegunaannya.Daun seorang Dukun dan perangkatnya.yang di
rumbia dijadikan atap, sedangkan sagunya beri tugas mengambil madu lebah. Dia
bisa diolah menjadi bahan makanan kalau dapat mengambil madu lebah dengan
ladang mereka tidak selamat. aman dengan mendekatkan asap tunam
Tradisi menjaga kelestarian tumbuh- kepada lebah. Ketika lebah kena oleh
tumbuhan lainnya misalnya dapat dilihat asap, maka lebah menghindar. Dengan
pada tradisi menjaga pohon durian yang demikian madunya mudah diambil.
terdapat di perkampungan orang Melayu Tentu atas kesadaran betapa besarnya
di Orang Melayu Apalagi di kampung manfaat lebah sialang, maka kayu sialang
daerah aliran sungai sebagai tempat yang tempat lebah berkembang biak tidak
disukai durian. Jika durian sudah berbuah, boleh ditebang begitu saja menurut adat
orang Melayu punya tradisi mengambil Melayu. Siapa yang kedapatan menebang
buah durian dengan tidak dipanjat, tetapi pohon sialang dengan alasan yang tidak
dibiarkan jatuh buah yang sudah masak. kuat, akan kena denda dengan
Jika ada orang (terutama anak-anak) menyerahkan kain putih sepanjang kayu
hendak memanjat, akan diberi peringatan sialang yang telah ditebangnya.
bahwa durian yang dipanjat tidak akan Rimba Kepungan Sialang ada-lah
berbuah lagi, malah batangnya akan gugusan hutan yang bisa terdapat sebagai
mati.Larangan yang berisi mitos perlu batas ladang dan kebun, batas
diadakan penelitian relative mendalam perkampungan, atau gugus –gugus hutan
terhadap kebenarannya. Namun yang sepanyang tebing sungai. Gugus hutan ini
penting, dengan larangan itu durian akan dibiarkan menjadi tempat lebah hutan
dibiarkan masak, tidak di panjat yang akan bersarang. Lebah hutan disebut juga sialang,
menyebabkan durian muda tidak akan sehingga kayu apa saja yang dijadikannya
diambil (rusak). Tradisi ini penting untuk tempat bersarang disebut kayu sialang.
kelestarian pohon durian yang masak Madu lebah sialang diambil oleh tukang
mempunyai biji yang siap di tanam. panjat yang di sebut kemantan. Hasil madu
Tradisi lain untuk menjaga kelestarian lebah ini sebanyak dua bagian untuk tukang
lingkungan seperti mejaga pohon sialang, panjat, dua bagian lagi untuk warga
pohon yang menjadi tempat bersarang pesukuan dimana pohon sialang itu
lebah. Kayu sialang ada yang berupa berada, sedangkan satu bagian lagi untuk
cempedak air (tumbuh di tebing sungai), pemangku adat atau orang patut negeri.
Apa tanda hidup berilmu, Memeliharanya dan lembah. Beladang tidak merusak
alam ianya tahu,Apa tanda hidup terluji Alam tanahBerkebun tidak merusak rimba(Effendi,
sekitar ia santuni, Apa tanda hidup 2004)
menenggangMenjaga alammengikuti undang.
Adat hidup orang beriman,Tahu menjaga laut Manusia harus menyadari dia berada
dan hutan. Tahu mnjaga kayu dan kayan, Tahu dimuka bumi sebagai khalifah, yakni
menjaga binatang hutan, Tebasnya tidak seorang yang bertindak sebagai
menghabiskan.Tebangnya tidak memusnahkan pemelihara segala kekayaan Tuhan.. dia
Bakarnya tidak membinasakan.:(Effendi, muncul bukan untuk mengharu-biru,
2004) demi ambisi dan nafsu serakahnyan tetapi
bertindak bijaksana melestarikan hutan
Dalam pandangan orang Melayu tanah, air, flora dan fauna, sehingga
hidup hendaklah dilandasi oleh agama, mendapat sebesar-besar manfaat dari situ.
adat dan resam yang baik. Adat bertumpu Kalau terpelihara hutan tanah, Banyak
pada agama, bagaikan tiang berpiijak pada manfaat besar faedah .Bila tersesak panjanglah
sendirinya. Jika tidak begitu, hidup akan langkahBila sempit lari ketanah.Kalau
binasa, ibarat tiang tanpa sendi, akan terpelihara alam lingkungan, Banyak manfaat
lupuk dimakan karat. Agama memberi dapat dirasakan.Ada kayu untuk beramu,
panduan hidup dan mati, adat mengawal Ada tumbuhan untuk ramuan Ada hewan
agar hidup mulia sedangkan resam untuk buruan Ada getah membawa faedah Ada
(tradisi) membuat hubungan harmonis buah membawa berkah Ada rotan penambah
dengan alam. Maka, orang yang beriman, penghasilanKalau terpelihara alam sekitar,
beradat dan beresam yang baik, akan Manfaatnya banyak, faedahnya besar. Di situ
memlihara hubungan dengan Tuhan, dapat tempat bersandar, Di situ dapat tempat
manusia dan alam sebab tidak ada berlegar, Di situ dapat membuang lapar, Di
satupun yang diciptakan Tuhan dengan situ dapat di dengar .Di situ kecil menjadi besar,
sia-sia. Inilah jalan manusia menuju Di situ sempit menjadi lebar. (Effendi, 2004)
menjadi makhluk mulia, sebagaimana
tertulis dalam kata bersajak berikut ini. Ketika manusia tidak di kawal dengan
Adat hidup memegang adat,Tahu menjaga agama, tidak dipandu dengan adat, dan
laut dan selat. Tahu menjaga rimba yang tidak mempunyai tradisi yang baik, maka
lebat,Tahu menjaga tanah ulayat,Tahu menjaga dia akan mendatangkan bencana. Namuin
semut dana ulat.Tahu menjaga togok dan kemudian, kerusakan itu akan berbalik
belatBerumah tidak merusak tanah,Berkebun mengancam manusia itu sendiri. Ini yang
tidak merusak dusun,Berkampung tidak akan mempercepat kiamat dari sudut
merusak gunung,.Berladang tidak merusak pandang budaya manusia, meskipun
pedang.Adat hidup memegang amanah, Tahu kiamat yang sebenarnya adalah rahsia
menjaga hutan dan tanahTahumenjaga bukit Allah semata.keadaan ini sudah dibidal
oleh orang patut Melayu dalam rangkaian wawancara peneliti dengan Dukun
kata yang puitis. Melayu, Manan (54 Tahun) membuat
Apabila rusak alam sekitar, Sempit tidak analogi atau mitos bahwa tiap makhluk
dapat berlegar, Goyah tidak dapat bersandar hidup berupa binatang liar dan burung
Panas tidak dapat mengekas.Hujan tidakdapat dikawal oleh makhluk halus bernama
berjalan. Teduh tidak dapat berkayuh, Apabila sikodi, sejenis makhluk hidup yang tinggal
alam sudah binasa Balak turun celaka tiba, hutan belantara . Dari pandangan
Hidup melarat terlunta-lunta, Pergi ke laut tradisional serupa ini, tidak ada warga
malang menimpa Pergi ke darat miskin dan yang berani semena-mena begitu saja
papa. Apabila alam menjadi rusak, Turun mengambil apalagi merusak flora dan
temurun hidupkan kemak. Pergi ke laut di telan fauna. Jika mereka merasa
ombakPergi kedarat kepala tersundak,Hidup memerlukannya, mereka meminta
susah dadapun sesak.Periuk terjerang nasi tak bantuan dan petunjuk para dukun
masak. Apabila alam menjdi punah , Hidup sehingga merasa aman mengambilnya.
dan mati takkan semenggah, Siang dan malam Untuk memperkuat perlindungan
ditimpa musibah, Pikiran kusut hati gelebah. alam lingkungan itu sehingga flora, fauna,
Apabila rusak alam lingkungan, Di situlah tanah dan laut tidak diperlakukan begitu
puncak segala kemalangan Musibah datang saja oleh tangan-tangan jahil, Para dukun
ber ganti-gantian. Celaka melanda tak dan tetua Melayu masa silam membuat
berkesudahanHidup sengsara binasahlah badan bermacam cerita mengenai binatang,
Cacat dan cela jadi langganan Hidup dan mati burung, pohon, sungai dan laut. Benda
jadi sesalan. Apabila alam porak poranda. Di apapun yang di sentuh oleh makhluk
situ tumbuh silang sengketa, Aib datang malu halus bisa mempunyai kekuatan gaib
menimpa. (Effendi, 2001) sehingga disebut juga puaka (sacral).
Informan Hasan (57 Tahun, Dukun
Cosmologis dan Ekologis. di Bangko )mengatakan pada tempat
Fungsi sosial cosmis orang Melayu tertantu yang memberi peluang untuk di
Tradisional Orang Melayu dalam huni oleh makhluk halus, seperti sungai,
pemiliharaan lingkungan bersumber tanjung lubuk dan beting disebut keramat
dari dukun, bomo, pawang, kemantan. karena dipercaya dapat memberi petaka
Guru silat ,tokoh adat para raja ulama jika di perlakukan sesuka hati. Benda
(memelihara umat dengan ajaran dan nilai keramat seperti keris, tidak boleh di salah
Islam). Mereka mempunyai peranan gunakan, tempat-tempat sakral dan
mesing-masing dalam masalah kuburan orang saleh disebut keramat
melestarikan lingkungan hidup Dari nilai sehingga tidak boleh dipakai untuk
dan ajaran Islam, orang Melayu tempat mendirikan bangunan. Dengan
mengetahui bahwa tiap manusia dikawal demikian, barang dan kawasan tertentu
atau diawasi oleh Malaikat. Dalam ini mendapat keamanan dengan
sendirinya sebab tak ada orang Melayu begitu rupa. Oleh karena tidak boleh siapa
yang berani saja menyadikannya tanah produksi seperi
mengganggunya.Kepentingan warga dijadikan kebun dan ladang, maka disebut
masyarakat terhadap para dukun dalam juga Hutan larangan.Hasil-hasilnya dalam
masyarakat tradisonal cukup besar. kayu perumahan (bangunan) berbagai
Mereka memerlukan keamanan buah-buahan, rotan, binatang buruan,
menghadapi medan hidupnya, seperti berjenis burung dan ikan. Hasil-hasil ini
membuka ladang, mendirikan, mendirikan boleh diambil atas sepengetahuan
rumah, turun ke laut, memasuki hutan lembaga adat atau seizin pemangku adat
belantara dan sebagianya. Dalam hal ini yakni Penghulu atau Datuk Adat. Hasil
hanya para dukun yang dapat membantu hutan belantara itu bisa diambil dalam
mereka.Kemudian ada lagi yang lebih batas tidak merusak kelestariannya. Oleh
penting, yakni penyakit yang datangnya tak karena itu, dalam pemeliharaannya
dapat diduga.Peranan dukun sangatlah terkenal dengan bidal orang Melayu Orang
menentukan ketika ada serangan penyakit. Melayukayu diganti kayu, .Jadi
Oleh karena para dukun memberi pengambilan hasil-hasil itu masih dalam
pengobatan dengan menggunakan berbagai batas kemampuan belantara itu untuk
ramuan, maka orang Melayu tradisional bertahan, tidak rusak binasa.
menanam dan memelihara berbagai tanaman
yang dapat berkhasiat menyadi obat. Sosial-Ekonomis dan Ekologis
Beberapa tanaman itu adalah cekur Pada masyarakat di daerah Orang
(kencur), si tawar, si dingin, kumpai, daun
Melayu, tanah dapat dijadikan sebagai
salam kunyit belai, jangau, kumis kucing, simbol dari status sosial seseorang atau
bunga kecubung, bunga raya, batang suku. Semakin banyak tanah pusaka yang
jarak, kunyit, sirih, tembakau ,pinang sirih,
dimiliki seseorang, semakin tinggi status
gambir dan lain-lain, sosial seseorang atau sukunya. Sebab
Dalam hal pemeiliharaan hutan tanah jumlah tanah pusaka yang dimiliki
adat, pimpinan adat Melayu telah membuat mempunyai hungan dengan kedudukan
semacam tata ruang untuk masyarakat adat. seseorang sebagai penduduk asal.
Adapun mengenai hutan itu ditetapkan Sebaliknya, seseorang yang berasal
paling kurang ada 4 bagian yaitu: daripada orang atau kaum pendatang
a. Rimba simpanan atau rimba larangan. disebut dengan malakok (menyatu dengan
b. Tanah kebun dan peladangan. suku asal) akan memiliki lebih sedikit
c. Rimba kepungan sialang. tanah pusaka, sesuai dengan pepatah adat;
d. Tanah perkarangan. Masyarakat pesusukuan atau puak yang
tidak memiliki hutan tanah adat , adalah
Rimba simpanan adalah hutan ibarat manusia yang tidak mempunyai rumah,
belantara yang sengaja di biarkan lestari ibarat lebah yang tak bermadu, ibarat ayam
yang tak bereban, ibarat semut yang tak burung layang-layang berlaku sepuluh lima
bersarang, ibarat,ibarat kerbau yang tak atau 50% , yakni dari 10 yang diambil 5
berpadang. Ketidakpunyaan hutan tanah adat diserahkan kepada lembaga adat yang
, mereka dapat disamakan dengan hewan yang mengawali kekayaan masyarakat adat ini.
berkeliaran , kerena mereka dianggap rendah Tanah kebun dan ladang pada tanah
tidak memeliki tanggungjawab terhadap anak adat merupakan tanah produksi yakni
cucu serta tidak memiliki tuah dan marwah . tanah untuk menghasilkan berbagai jenis
selanjutnya disebutkan ke laut ia akan hanyut bahan makanan yang dapat dijual. Orang
, ke darat ia akan melarat, ke hulu akan Melayu Orang Melayu telah lama
mendapat malu , ke hilir ia akan terkikir mengenal berkebun lada, kelapa, getah,
......(Wawancara dengan Tokoh Adat gambir, tembakau dan
Rohil, Datuk Indra, Bagan Siapi-api 7 cengkeh.Sedangkan di tanah peladangan
juli 2012) mereka padi, jagung, labu, dan berbagai
sayuran.
Maksudnya, jika masyarakat Rotan dahanan (daemonorops)
mempunyai bayak emas apa yang diingini merupakan rotan yang mempunyai harga
dapat tercapai karena jika berkekurangan jual yang tinggi. Rotan ini menghasilkan
emas boleh digadaikan atau dijual dan getah berwarna merah hati yang
mempunyai harga yang tinggi, jadi orang menempel pada kulit buah rotan yang
yang mempunyai emas digolongkan masih muda.Dalam dunia industri getah
kepada masyarakat yang mempuyai strata ini disebut “dragon blood” karena warnanya
yang lebih tinggi daripada masyarakat mirip dengan darah. Getah dahanang
yang tidak ada emas. digunakan untuk bahan pewarna, bahan
Jika anak negeri atau masyarakat adat baku obat-obatan (Cina dan Eropa),
hanya mengambil hasil hutan simpanan campuran bahan kosmetik, dan bahan
sebatas kepentingan minum-makan atau pewarna porselen. Pada masyarakat
kepentingan pribadi keluarga, maka Dayak, getah dahanang ini digunakan
pemangku adat tidak memungut apa- untuk membuat tato, pewarna alat-alat
apa.Jika pengambilan itu sudah digunakan perang dan pewarna baju.
untuk diperjual-belikan, maka lembaga Orang Orang Melayu mengambil
adat memungut Pancungalas sebanyak buah rotan dahanan dengan cara
sepuluh satu, maksudnya, kalau diambil memanjat pohon-pohon yang tumbuh di
10 maka 1 deserahkan kepada lembaga samping rotan dahanang atau dengan cara
adat.Jadi nilai pungutan itu sebesar menarik rotan tersebut kemudian
10%.Kawasan Hutan Orang Melayu memetik buah-buah muda rotan
pungutan sepuluh satu juga berlaku dahanang. Dalam mengambil buah
terhadap hasil laut seperti berbagai jenis dahanang mereka hanya menggunakan
kerang. Sedangkan terhadap sarang parang dan ambung sebagai wadah buah
diwariskan dari generasi ke generasi. Pada ditemui dalam tanah Adat di Orang
saat ini pengunaan damar sudah tidak ada Melayu . Tumbuhan Obat ini yang
lagi .Umumnya masyarakat desa tersebut digunakan Orang Melayu ternyata
memakai minyak tanah untuk lentera dan memiliki mutu dan kualitas tinggi. Hanya
meng gunakan mesin diesel yang saja dalam pemanfaatan tumbuhan obat
berbahan bakar premium/ bensin.Orang dilakukan dengan cara tradisional. Para
Melayu hanya menggunakan premium/ dukun meracik dan meramu tumbuan obat-
bensin sebagai bahan bakar sepeda motor obatan untuk mengobati berbagai jenis
yang kebanyakan dari mereka telah penyakit sesuai dengan pengetahuan mereka
memiliki alat transportasi ini. tentang tumbuhan obat tersebut. Seorang
Orang Melayu mengambil damar dukun ketah (73 th) mengidentifikasi jenis
dengan cara menorah pohon dammar. penyakit yang menyerang seseorang dan
Pohon tersebut akan mengeluarkan getah mencari tumbuhan obat yang sesuai untuk
yang berbentuk kekristalan. Kemudian penyakit tersebut.
damar ini dibungkus dengan kulit kayu Tumbuhan obat-obatan ini dapat
yang berbentuk seperti obor.damar ini mereka temukan disekitar kawasan huan
memiliki daya tahan lama, sedangkan adat.Pengetahuan tentang ekosistem
Orang Orang Melayu dapat melakukan hutan sebagai dasar yang digunakan
aktifitas dimalam hari sebelum berangkat dalam menemukan tumbuhan obat-
tidur. Kulit pohon meranti (shorea) obatan tersebut.Misalnya suatu jenis
dimanfaatkan, Orang Melayu sebagai tumbuhan obat yang hanya tumbuh
bahan baku lantai sebuah bangunan, didaerah-daerah tertentu saja.Hal ini
seperti balai lantai bangunan yang memudahkan dalam memperolehnya.
mereka . Dalam penuturan informan M. Berbagai jenis tumbuhan obat yang biasa
Noor ( 57 th) Dahulu berbagai jenis dimanfaatkan Orang Melayu dapat dilihat
tumbuhan obat-obatan dapat dapat pada tabel di bawah ini:
Tabel.Tumbuhan obat-obatan digunakan Orang Melayu
No Tumbuhan Khasiat Bagian Proses Pembuatan
1 Benalu Anti kanker Tangkai direbus
kemudian diminum
2 Labu hutan Obat cacing pita Daun Biji direbus airnya
diminum
3 Keduduk (Gironiera Obat berak darah Daun Daun direbus dan
nervos planch) rebusan daun
tersebut diminum
4 Kedundung hutan Obat wanita Akar Akar direbus lalu
(sentiria laevgata BL) setelah melahirkan diminum
5 Sedinginan Demam ,sakit Daun Diremas pada
kepala badan
sisa ladang .Mereka hanya memberikannya bermanfaat seperti pohon sialang juga
tumbuh begitu saja.Sosap juga merupakan berperan sebagai tanah yang di sakralkan
tempat tumbuhnya tanaman obat- oleh masyarakat adat,
obatan.Di samping Sosap mereka mengenal Hutan Adat yang kini disebut hutan
Beluka(r) merupakan sosap yang telah simpanan desa dimanfaatkanOrang
lama diting gal Masyarakat Orang Melayu untuk berladang yang tersebar di
Melayu.Belukor tidak menghasilkan kawasan kecamatan kubu. Hutan Adat
sumber makanan pokok, tetapi masih dapat kita jumpai di pinggir-pinggir
menyisakan tanaman buah-buahan dan kawasan kampong di Orang Melayu . Hal
berbagai jenis tanaman yang sangat di ini dikarenakan ruang hidup Masyarakat
butuhkan mereka seperti tanaman obat. Orang Melayu semakin mnyempit dan
Biasanya beluka ini dalam penuturan tidak lagi melakukan pembukaan Hutan
informan Hasan tersebut di tumbuhi adat di tengah-tengah hutan yang
pohon durian, tampui, rambai, duku dahulunya mereka lakukan.Orang Melayu
hutan, kelubi, salak hutan, rambutan mulai sadar bahwa ladang-ladang yang
hutan, cempodak hutan, petai, berbagai dibuka di tengah hutan adat mengakibatkan
jenis pohon sialang, pohon pulai, giam, hutan akan mengalami penurunan mutu
gaharu, meranti, pinang merah, rotan, dan mudahnya orang luar untuk masuk dan
manau dan upih-upih. melakukan pembalakan liar (illegal logging).
Beluka merupakan jenis hutan Dalam pengamatan penulis di lapangan (
sekunder yang vegetasinya didominasi Agustus 2013 ) sangat di sayangkan hutan
oleh tumbuhan semak-semak.Jenis-jenis adat yang seluah 100 Ha telah di jual oleh
pohon besar tidak banyak sekali di jumpai oknum kepala desa dengan orang Batak,
di lokasi ini.Hal ini dikarenakan pohon- dari Sumatera Utara,.
pohon tersebut telah lama ditebang guna Hutan Adat adalah kawasan hutan
membersihkan lahan perladangan mereka yang di tandai dengan vegetasi yang rapat
diwaktu lampau, peramuan hasil hutan dan relative utuh atau merupakan hutan
non kayu banyak dilakukan di daerah ini primer. Kawasan ini merupakan kawasan
mengingat banyaknya dijumpai hasil dipercaya Orang Melayu merupakan
hutan non kayu tersebut. Beluka pada tanah tempat roh-roh menetap. Pemanfaatan
adat merupakan daerah yang selalu di yang dilakukan Masyarakat Orang Melayu
kunjungi Orang Melayu sehingga mereka di kawasan ini relative berlebihan di
dapat mengetahui hasil hutan yang sudah daerah ini maka roh-roh atau dewa-dewi
layak dipanen. Hutan adat memiliki yang menetap di daerah tersebut akan
fungsi yang sangat besar bagi Orang marah dan mangakibatkan mereka
Melayu, selain berperan sebagai sumber terkena kutukan berupa wabah penyakit
makanan berupa buah-buahan dan atau Balo. Dalam penuturan informan
beberapa jenis kayu yang sangat Datuk Samuel (73 th, di Kubu) Hutan
Adat pada merupakan kawasan yang sungai . Sumber daya hutan menyediakan
dimanfaatkan Masyarakat Orang Melayu lapangan pekerjaan yan terus dapat di
untuk meramu hasil hutan non kayu dan perbaharui, asal di manfaatkan sebatas
berburu. Hutan Adat ini ditandai dengan kebutuhan subsistem dan memberikan
vegetasi yang beraneka macam berupa waktu pemulihan alami atau dibantu oleh
semak belukar, rerumputan dan pemulihan yang dilakukan Masyarakat
pepohonan yang tidak begitu rapat. Orang Melayu.Penyediaan lapangan
Kawasan ini merupakan tempat binatang- usaha dari lingkungan sekitar hutan
binatang tempat mencari makan dan mampu memenuhi ekonomi dan sumber
membuat sarang.Populasi dan jenis pangan yang memberikan gizi dengan
binatang di daerah ini banyak mutu yang tinggi.Sumber daya hutan
sekali.Masyarakat Orang Melayu dapat menopang kebutuhan hidup dan
menjumpai berbagai jenis binatang yang kesejahteraan hidup Masyarakat Orang
hidup di daerah ini.. Melayu.
Dalam kepercayaan Orang Melayu Hutan tanah adat Orang Melayu
perbukitan yang curam dan daerah memiliki ikatan yang sangat erat yang
lembah-lembah dipinggiran sungai adalah telah berlangsung sejak puluhan tahun
tidak baik . Daerah ini di percaya yang lalu. Interaksi Orang Melayu dengan
merupakan tempat orang bunyian atau hutan menumbuhkan nilai-nilai kearifan
hunian hantu-hantu.Daerah-daerah dalam pemanfaatan dan pengelolaan
seperti ini tidak bagus dalam kepercayaan sumber daya hutan.Hasil interaksi
Orang Melayu. Baik untuk berladang dan tersebut membentuk suatu kebudayaan
menyuluh maupun untuk membuat tempat dan adat istiadat tersendiri dalam tatanan
tinggal. Mereka juga berangapan bahwa di sosial budaya Masyarakat Orang Melayu.
daerah ini jarang sekali di kunjungi Hutan sebagai satu kesatuan lingkungan
binatang dan sangat sedikit jenis budaya yang menjadi tumpuan hidup
tumbuhan yang dapat di (struggle life) untuk menunjang sistem
manfaatkan.Intensitas kunjungan kehidupannya. Hutan merupakan bagian
binatang yang kecil di daerah ini integral dan tak terpisah dari kehidupan
menyebabkan mereka tidak pernah Orang Melayu.Hubungan interaksi antara
memanfaatkannya sebagai tempat Orang Melayu dan hutan telah
perburuan.Hutan merupakan bagian berlangsung sangat lama secara lintas
hidup yang tidak terpisahkan dari generasi. Untuk mempertahankan
kehidupan keseharian. Melalui kehidu-pannya, Orang Melayu
ketersediaan lahan sumber daya hutan memanfaatkan dan mengelola sumber
Masyarakat Orang Melayu dapat daya hutan secara arif. Hutan mennjadi
mengerjakan pertanian ladang, menyuluh, sumber pemenuhan kebutuhan hidup,
meramu,dan menangkap ikan di sungai- baik pemenuhan kebutuhan ragawi dan