Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH SOSIOLOGI

TENTANG KEARIFAN LOKAL

KELAS XII IPS 2

NAMA KELOMPOK:
JHONATAN ANDRO
ALEX SAPUTRA
IRWANSYAH SITORUS
ALWAN WAGIANSYAH
NURAINI
AJIJAH

GURU PEMBIMBING
SUPRAPTI NAULI S.pd

TAHUN AJARAN
2023/2024
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
Panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat,hidayah,dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang kearifan lokal.Makalah ini telah kami susun dengan mengambil materi dari beberapa
sumber sehingga saya bisa menyelesaikan pembuatan makalah ini.Terlepas dari semua itu,
saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan bagi dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.Akhir kata kami
berharap semoga makalah tentang Ketimpangan Sosial ini dapat membantu memberikan
informasi dan tambahan wawasan tentang materi yang disampaikan dan semoga
bermanfaat bagi pembacanya
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………….

Daftar isi……………………………………………………………………………………………….

Bab l

pendahuluan…………………………………………………………………………………………..

Rumusan masalah……………………………………………………………………………………

Tujuan.…………………………………………………………………………………………………

Bab ll

Pembahasaan..,.......................................................................................................................

Bab lll

Penutup………………………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang kearifan lokal
Kearifan lokal merupakan suatu bentuk kearifan lingkungan yang ada dalam kehidupan
bermasyarakat berupa tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal dalam berinteraksi
dengan tempat atau daerah hidupnya. Sebagai salah satu bentuk perilaku manusia, kearifan
lokal bukanlah suatu hal yang statis, melainkan berubah sejalan dengan waktu atau dinamis,
tergantung dari tatanan dan ikatan sosial budaya yang ada di masyarakat.
Kearifan lokal muncul karena adanya pengalaman dalam menghadapi
kehidupan. Pengalaman seseorang tersebut dianggap benar sehingga menjadi
kebiasaan yang terus dilakukan oleh masyarakat setempat. Selain uraian tersebut,
terdapat Peraturan yang membahas mengenai kearifan lokal yaitu Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun
2017 menyatakan “kearifan Lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan
masyarakat setempat antara lain untuk melindungi dan mengelola
lingkungan hidup dan sumber daya alam secara lestari”. Berdasarkan pemaparan
tersebut kearifan lokal memiliki nilai-nilai yang dapat dijunjung dalam kehidupan
termasuk juga dalam dunia pendidikan.
Kearifan lokal sangat penting untuk dikenalkan kepada setiap individu agar menjadi
individu yang berkarakter sesuai dengan nilai-nilai dalam kearifan lokal daerah
setempat yang dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan

RUMUSAN MASALAH
1.apa yang dimaksud dengan kearifan lokal?
2.apa yang melatarbelakangi terbentuknya kearifan lokal?
3.mengapa kearifan lokal selalu ada di setiap daerah?

TUJUAN
1.menjadi sarana pendidikan bagi siswa dan siswi
2.menambah wawasan siswa dan siswi
BAB II
PEMBAHASAN

1.PENGERTIAN KEARIFAN LOKAL


Kearifan lokal adalah pandangan hidup suatu masyarakat di wilayah tertentu mengenai
lingkungan alam tempat mereka tinggal. Pandangan hidup ini biasanya adalah pandangan
hidup yang sudah berurat akar menjadi kepercayaan orang-orang di wilayah tersebut
selama puluhan bahkan ratusan tahun.

Untuk mempertahankan kearifan lokal tersebut, para orang tua dari generasi sebelumnya,
dan lebih tua akan mewariskannya kepada anak-anak mereka dan begitu seterusnya.
Mengingat kearifan lokal adalah pemikiran yang sudah lama dan berusia puluhan tahun,
maka kearifan lokal yang ada pada suatu daerah jadi begitu melekat dan sulit untuk
dipisahkan dari masyarakat yang hidup di wilayah tersebut.
Mirisnya, meski banyak orang tua tetap berusaha mewariskan kearifan lokal dan pandangan
hidup yang mereka dapatkan dari nenek moyang, tetapi banyak anak muda justru
menganggap kearifan lokal dan pandangan hidup tradisional yang sudah turun-temurun dari
nenek moyang adalah pandangan dan pemikiran kuno yang sudah tidak lagi relevan dengan
zaman modern saat ini.Padahal, kalau dipikir-pikir lagi, segala sesuatu yang termasuk
pandangan hidup yang masih tradisional tidak selamanya buruk dan tidak selamanya juga
merupakan pandangan yang salah. Bahkan, bisa berlaku sebaliknya, karena kearifan lokal
yang dipertahankanlah yang membuat suatu masyarakat jadi begitu unik dan berbeda dari
masyarakat yang tinggal di wilayah lain.

Dengan kearifan lokal, maka tatanan sosial dan alam sekitar agar tetap lestari dan terjaga.
Selain itu, kearifan lokal juga merupakan bentuk kekayaan budaya yang harus digenggam
teguh, terutama oleh generasi muda untuk melawan arus globalisasi. Dengan begitu
karakteristik dari masyarakat daerah setempat tidak akan pernah luntur.Apalagi, kearifan
lokal berasal dari nenek moyang kita, yang jelas lebih mengerti segala sesuatunya terutama
yang berkaitan dengan wilayah tersebut. Selain itu, ada kebijaksanaan dan juga hal baik
dalam kearifan lokal tersebut, tetapi terkadang sulit dimengerti oleh anak muda dari generasi
sekarang.Sebaliknya, pandangan yang terlalu modern memiliki potensi yang lebih merusak
terutama merusak kearifan lokal yang sudah ada. Bahkan, tak menutup kemungkinan akan
merusak kebudayaan yang sudah ada, juga merusak alam sekitar.

2.PROSES TERBENTUKNYA KEARIFAN LOKAL

Secara umum, kearifan lokal berlangsung dari zaman dulu dan masih terus dilestarikan
hingga sekarang.Terbentuknya kearifan lokal dimulai dari adanya ide atau gagasan individu
yang kemudian menyebar menjadi gagasan kolektif.Gagasan ini kemudian dipadukan
dengan adat istiadat dan nilai budaya dari suatu masyarakat sehingga menghasilkan suatu
tradisi baru.

Tujuannya adalah untuk suatu kebaikan dan keseimbangan sebuah komunitas, baik
komunitas kecil atau komunitas besar.Kearifan lokal akan terus bergerak dan berkembang
seiring dengan majunya zaman mengenai cara berpikir, berperilaku, dan
bermasyarakat.Kearifan lokal tidak bisa dipisahkan dengan budaya, karena dalam
pelaksanaannya, kearifan lokal berkaitan erat dengan pelaksanaan budaya.Mengapa
kearifan lokal masih terus lestari? Sebab, kearifan lokal terus diwariskan dari generasi ke
generasi.Namun, hal ini tidak menjamin kearifan lokal akan tetap kukuh menghadapi
globalisasi yang menawarkan gaya hidup yang semakin pragmatis dan konsumtif. Terlebih,
kearifan lokal di setiap daerah juga memiliki sifat kedinamisan yang berbeda-beda.Kearifan
lokal dapat dilihat dari dua bentuk, yaitu bentuk nyata dan bentuk tidak berwujud. Kearifan
lokal dalam bentuk nyata dapat dilihat dari bangunan-bangunan tradisional dan rumah
adat.Sementara itu, bentuk kearifan lokal tidak berwujud dapat berupa hadis atau nilai-nilai
ajaran yang disampaikan secara verbal.Salah satu upaya untuk mempertahankan kearifan
lokal adalah dengan menjadikan norma adat dan tradisi budaya sebagai muatan dalam
peraturan perundang-undangan.

3.UNSUR-UNSUR KEARIFAN LOKAL

1.nilai lokal

Kearifan lokal memuat nilai-nilai lokal yang disepakati dan dijalankan oleh masyarakat demi
kepentingan bersama. Setiap masyarakat dapat mengembangkan nilai-nilai lokal sesuai
kesepakatan bersama. Contohnya, tradisi Kenduri milik masyarakat Jawa. Nilai lokal juga
dapat berupa tingkatan bahasa dalam masyarakat. Contohya, dalam masyarakat Jawa
terdapat tiga tingkatan Bahasa, yaitu Ngoko, Krama, dan Krama Inggil.

2.keterampilan lokal

Keterampilan lokal yang dimiliki oleh masyarakat dipengaruhi oleh kondisi geografis tempat
tinggal masyarakat tersebut. Salah satu contoh kearifan lokal yang memuat unsur
keterampilan lokal adalah keterampilan membatik.

3.pengetahuan lokal

Pengetahuan lokal berkaitan dengan perubahan dan siklus iklim, jenis flora dan fauna,
kondisi geografis, demografis, serta sosiografi. Kemampuan masyarakat dalam beradaptasi
dengan lingkungan alam maupun lingkungan sosial membentuk pengetahuan lokal.
Contohnya, pengetahuan para nelayan tentang angin darat dan angin laut. Contoh lainnya,
yaitu pengetahuan masyarakat tentang penentuan musim. Masyarakat Jawa mengenal
pranata mangsa sebagai pedoman dalam menentukan waktu berdasarkan tanda-tanda
alam.

4.hukum lokal

Hukum lokal adalah hukum yang hanya berlaku di daerah tertentu. Hukum lokal dijunjung
tinggi oleh kelompok masyarakat tertentu. Hukum lokal biasanya berupa hukum adat yang
cenderung tidak tertulis, memiliki kandungan kemasyarakatan, kekeluargaan, dan tidak
lepas dari unsur keagamaan. Hukum lokal termasuk salah satu wujud kearifan lokal karena
melalui hukum tersebut masyarakat membuat aturan. Imbauan, larangan, dan sanksi bagi
anggota masyarakat. Dalam hukum lokal terkandung aturan bersikap ataupun berperilaku
yang benar sesuai tradisi masyarakat.

5.kepercayaan lokal

Kepercayaan lokal berkaitan dengan pemahaman spiritualitas masyarakat lokal.


Kepercayaan lokal hanya dipercaya oleh kelompok atau etnik tertentu. Kepercayaan lokal
muncul dan berkembang dari latar belakang masyarakat, tradisi, dan adat istiadat yang
berbeda. Oleh karena itu, setiap masyarakat memiliki kepercayaan lokal yang khas satu
sama lain. Contohnya, Tolotang dalam masyarakat Bugis, Kejawen dalam masyarakat Jawa,
dan Kaharingan dalam masyarakat Dayak. Kepercayaan lokal biasanya berwujud
tradisi-tradisi yang berkaitan dengan ajaran kepercayaan lokal. Meskipun demikian,
sebagian kepercayaan lokal tidak sekedar berkaitan dengan hal gaib atau spiritual.
Sebagian kepercayaan dibuat untuk menjaga kelestarian lingkungan alam. Dengan
demikian, hubungan manusia dan alam akan senantiasa harmonis dan seimbang.

4.FUNGSI KEARIFAN LOKAL

Kearifan lokal tentunya juga memiliki berbagai fungsi yang baik untuk masyarakat. Berikut
fungsi kearifan lokal:

- Sebagai petuah, kepercayaan, sastra, dan pantangan.

- Untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam

- Untuk pengembangan sumber daya manusia, misalnya berkaitan dengan upacara daur
hidup, konsep kanda pat rare.

- Untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan, misalnya pada upacara


saraswati, kepercayaan dan pemujaan pada pura Panji.

- Bermakna etika dan moral, yang terwujud dalam upacara Ngaben dan penyucian roh
leluhur.

- Bermakna sosial misalnya upacara integrasi komunal/kerabat.

- Bermakna politik, misalnya upacara ngangkuk merana dan kekuasaan patron client.

Selain bermanfaat bagi masyarakat sekitar, kearifan lokal juga memiliki peranan terhadap
masuknya budaya luar.

Dikutip dari buku Kearifan Lokal dan Kajian Etnis di Kalimantan Barat (2022) oleh Iwan
Ramadhan dkk, berikut beberapa fungsi kearifan lokal:

Sebagai filter dan pengendali terhadap budaya luar

Mengakomodasi berbagai unsur budaya luar

Mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli

Sebagai arahan untuk mengembangkan budaya.

Berdasarkan penjelasan di atas, kita bisa melihat bahwa fungsi kearifan lokal tidak selalu
berkaitan dengan pengembangan budaya.Fungsi kearifan lokal juga tidak terbatas pada
pengembangan sumber daya, melainkan turut meminimalkan dampak negatif budaya luar.
5.KEARIFAN LOKAL CERMINAN BUDAYA BANGSA

kearifan lokal mencerminkan nilai dan tradisi budaya suatu bangsa. Kearifan lokal dapat
merangkum berbagai aspek kehidupan sehari-hari, norma-norma sosial, dan pandangan
hidup yang diwariskan dari generasi ke generasi. Berikut beberapa aspek yang
mencerminkan kearifan lokal dalam konteks budaya suatu bangsa:

1. Bahasa dan Ungkapan: Kearifan lokal sering tercermin dalam bahasa dan ungkapan
yang digunakan oleh masyarakat. Bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga
sebagai wadah untuk menyampaikan nilai-nilai dan norma-norma budaya.

2. Tradisi dan Ritual: Tradisi dan ritual menjadi bagian integral dari kearifan lokal. Upacara
adat, perayaan keagamaan, dan ritual lainnya mencerminkan keyakinan dan nilai- nilai yang
dipegang teguh oleh masyarakat.

3. Seni dan Kerajinan: Seni dan kerajinan lokal sering kali menjadi ekspresi kreativitas yang
mencerminkan identitas budaya. Melalui seni, masyarakat dapat menyampaikan cerita,
mitos, dan sejarah mereka.

4. Pakaian Adat: Pakaian tradisional atau adat mencerminkan gaya hidup dan nilai-nilai
budaya. Desain, warna, dan motif pada pakaian adat seringkali memiliki makna khusus yang
menggambarkan identitas suatu komunitas.

5. Makanan dan Kuliner: Jenis makanan, cara memasak, dan tradisi makan juga
mencerminkan kearifan lokal. Makanan dapat menjadi sarana untuk mempertahankan
warisan kuliner dan memperkuat ikatan sosial.

6. Etika dan Norma Sosial: Kearifan lokal tercermin dalam etika dan norma sosial yang
dijunjung tinggi oleh masyarakat. Etika dalam berinteraksi, adat istiadat, dan norma- norma
moral membentuk dasar kehidupan bersama.

7. Musik dan Tarian Tradisional: Musik dan tarian tradisional menjadi bagian tak terpisahkan
dari kearifan lokal. Mereka tidak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan cerita dan
emosi yang melekat pada budaya tertentu.

Keseluruhan, kearifan lokal menciptakan identitas yang kuat bagi suatu bangsa,
memperkaya kehidupan sehari-hari, dan mempertahankan warisan budaya dari generasi ke
generasi. Adanya penghargaan terhadap kearifan lokal dapat memperkokoh rasa solidaritas
dan kebersamaan dalam masyarakat.

6.KEARIFAN LOKAL DAN PENGARUH GLOBALISASI

Kearifan lokal merujuk pada pengetahuan, nilai, tradisi, dan praktik yang berkembang di
suatu komunitas atau daerah tertentu. Di sisi lain, globalisasi adalah fenomena dimana
interkoneksi dan interdependensi antara negara, budaya, dan ekonomi semakin
meningkat.Pengaruh globalisasi terhadap kearifan lokal bisa bervariasi. Di satu sisi,
globalisasi dapat memperkaya kearifan lokal dengan membawa ide-ide, teknologi, dan
inovasi dari seluruh dunia. Hal ini dapat menyebabkan pertukaran budaya yang positif dan
pembelajaran antar masyarakat. Namun, ada juga risiko bahwa globalisasi dapat
menyebabkan homogenisasi budaya, di mana kearifan lokal menjadi terpinggirkan atau
bahkan terancam punah karena dominasi budaya global. Pengaruh ekonomi global juga
dapat memengaruhi kearifan lokal, misalnya dalam hal pertanian, produksi makanan, atau
industri lokal.
Penting untuk mencari keseimbangan antara pengaruh global dan pelestarian kearifan lokal.
Beberapa komunitas mungkin mengadopsi elemen global dengan mempertahankan
nilai-nilai dan identitas lokal mereka. Dengan demikian, penting untuk memahami dinamika
kompleks antara kearifan lokal dan globalisasi agar dapat mengambil keputusan yang
bijaksana dalam menghadapi perubahan global.

Berikut adalah beberapa poin yang dapat menjelaskan hubungan antara keduanya:

1. Pertukaran Budaya: • Globalisasi memungkinkan pertukaran budaya yang lebih intensif.


Melalui media massa, teknologi komunikasi, dan perjalanan internasional, ide, gaya hidup,
dan tren dari berbagai belahan dunia dapat dengan cepat masuk dan memengaruhi kearifan
lokal.

2. Pengaruh Teknologi dan Informasi: • Teknologi informasi global, seperti internet, telah
menjadi kekuatan utama dalam menyebarkan informasi dan ide. Hal ini dapat memperkaya
kearifan lokal dengan akses ke pengetahuan global, tetapi juga dapat membawa dampak
terhadap cara lokalitas dipertahankan.

3. Ekonomi Global: • Globalisasi ekonomi dapat mempengaruhi sektor ekonomi lokal.


Ketergantungan pada pasar global dapat membawa manfaat ekonomi, tetapi juga risiko
seperti fluktuasi harga dan persaingan global yang ketat.

4. Pemertahanan Identitas Lokal: • Beberapa komunitas berusaha mempertahankan


identitas lokal mereka dalam menghadapi pengaruh global. Ini dapat tercermin dalam usaha
untuk melestarikan bahasa, adat istiadat, dan nilai-nilai tradisional.

5. Homogenisasi dan Tantangan Terhadap Kearifan Lokal: • Terdapat risiko homogenisasi


budaya di bawah pengaruh globalisasi, di mana aspek-aspek unik dari kearifan lokal dapat
tergerus. Ini dapat menciptakan tantangan dalam mempertahankan keberagaman budaya di
tingkat lokal.

6. Pendidikan dan Pengetahuan: • Globalisasi juga membawa dampak positif melalui akses
lebih luas terhadap pendidikan dan pengetahuan. Kearifan lokal dapat diperkaya dengan
pengetahuan global, dan sebaliknya. Penting untuk diingat bahwa setiap interaksi antara
kearifan lokal dan globalisasi bersifat kontekstual dan dapat berbeda di setiap komunitas.
Penting bagi masyarakat untuk memiliki kesadaran dan kemampuan adaptasi guna
memanfaatkan peluang globalisasi sambil tetap menjaga keberagaman dan kekayaan
kearifan lokal mereka.
BAB III
PENUTUP
Kearifan lokal adalah pengetahuan, nilai, norma, dan keterampilan yang dimiliki oleh
masyarakat lokal dalam mengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup. Kearifan lokal
bersifat turun-temurun, dinamis, adaptif, dan beragam sesuai dengan kondisi geografis,
sosial, budaya, dan sejarah masing-masing masyarakat.

Kearifan lokal merupakan bagian dari identitas dan kekayaan budaya bangsa Indonesia
yang harus dilestarikan dan dikembangkan. Kearifan lokal juga dapat menjadi sumber
inspirasi dan solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat
di era globalisasi.
DAFTAR PUSTAKA

https://an-nur.ac.id/blog/kearifan-lokal-pengertian-ciri-fungsi-dan-contoh.html

https://www.gramedia.com/literasi/kearifan-lokal/

https://amp.kompas.com/stori/read/2023/08/25/120000779/proses-terbentuknya-kearifan-lok
al-

https://m.kumparan.com/amp/berita-terkini/kearifan-lokal-pengertian-ciri-ciri-dan-unsur-unsur
nya-21ulNSHNknd

https://www.bola.com/ragam/read/5455734/pengertian-kearifan-lokal-ciri-ciri-fungsi-jenis-dan
-contohnya

https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230830145644-569-992438/kearifan-lokal-pengert
ian-ciri-ciri-dan-contohnya/amp

Anda mungkin juga menyukai