Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan jaman, tradisi dan kebudayaan daerah
yang pada awalnya dipegang teguh, di pelihara dan dijaga
keberadaannya oleh setiap suku, kini sudah hampir punah. Pada
umumnya masyarakat merasa gengsi dan malu apabila masih
mempertahankan dan menggunakan budaya lokal atau budaya
daerah. Kebanyakan masyarakat memilih untuk menampilkan dan
menggunakan kesenian dan budaya modern daripada budaya yang
berasal dari daerahnya sendiri yang sesungguhnya justru budaya
daerah

atau

budaya

lokallah

yang

sangat

sesuai

dengan

kepribadian bangsanya.
Mereka lebih memilih dan berpindah ke budaya asing yang
belum

tetntu

sesuai

dengan

keperibadian

bangsa

bahkan

masyarakat lebih merasa bangga terhadap budaya asing daripada


budaya yang berasal dari daerahnya sendiri.. Tanpa mereka sadari
bahwa budaya daerah merupakan faktor utama terbentuknya
kebudayaan nasional dan kebudayaan daerah yang mereka miliki
merupakan sebuah kekayaan bangsa yang sangat bernilai tinggi
dan perlu dijaga kelestarian dan keberadaanya oleh setiap individu
di masyarakat. Pada umumnya mereka tidak menyadari bahwa
sesungguhnya kebudayaan merupakan jati diri bangsa yang
mencerminkan segala aspek kehidupan yang berada didalalmnya.
Besar harapan saya, semoga dengan dibuatnya makalah yang
berjudul Budaya Suku Sunda yang didalamnya membahas tentang

kebudayaan yang berasal dari daerah Jawa Barat ini menjadi salah
satu sarana agar masyarakat menyadari betapa berharganya
sebuah kebudayaan bagi suatu bangsa, yang ahirnya akan
membuat masyarakat menjadi merasa bangga terhadap budaya
daerahnya sendiri.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari
banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa,
adat

istiadat

atau

yang

sering

kita

sebut

kebudayaan.

Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan


suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan
budaya.
Tidak

bisa

kebudayaan

kita

pungkiri,

daerah

bahwa

merupakan

kita

faktor

pungkiri
utama

bahwa

berdirinya

kebudayaan yang lebih global, yang biasa kita sebut dengan


kebudayaan nasional. Maka atas dasar itulah segala bentuk
kebudayaan daerah akan sangat berpengaruk terhadap budaya
nasional,

begitu

pula

sebaliknya

kebudayaan

nasional

yang

bersumber dari kebudayaan daerah, akan sangat berpebgaruh pula


terhadap kebudayaan daerah / kebudayaan lokal.
Kebudayaan merupakan suatau kekayaan yang sangat benilai
karena selain merupakan ciri khas dari suatu daerah juga mejadi
lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerah.
Karena kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu
daerah, maka menjaga, memelihara dan melestarikan budaya
merupakan kewajiban dari setiap individu, dengan kata lain
kebudayaan

merupakan

kekayaan

dilestarikan oleh setiap suku bangsa.


B. Budaya Lokal Di Indonesia

yang

harus

dijaga

dan

Budaya lokal adalah budaya yang memiliki oleh masyarakat


yang

berdiam

didalam

suatu

kesatuan

wilayah.

Menurut

koentjaraningrat budaya lokal indonesia banyak dipengaruhi oleh


kebudayaan Hindu Budha, Islam, dan Eropa. Bangunan candi dan
sistem pemerintahan kerajaan-kerajaan yang terdapat di indonesia
merupakan pengaruh dari kebudayaan Hindu Buddha. Agama
islam

yang

menjadi

agama

mayoritas

masyarakat

indonesia

merupakan peninggalan dari kebudayaan Islam yang disebarkan


oleh para pedagang Islam pada sekitar abad ke-7. Sementara itu,
sistem hukum yang dianut oleh negara kita sampai saat ini adalah
sistem hukum adopsi dari belanda.

Dalam

wacana

kebudayaan

dan

sosial,

sulit

untuk

mendefinisikan dan memberikan batasan terhadap budaya lokal


atau kearifan lokal, mengingat ini akan terkait teks dan konteks,
namun secara etimologi dan keilmuan, tampaknya para pakar
sudah berupaya merumuskan sebuah definisi terhadap local
culture atau local wisdom ini. berikut penjelasannya:

Superculture, adalah kebudayaan yang berlaku bagi seluruh


masyarakat. Contoh: kebudayaan nasional;

Culture, lebih khusus, misalnya berdasarkan golongan etnik,


profesi, wilayah atau daerah. Contoh : Budaya Sunda;

Subculture, merupakan kebudyaan khusus dalam sebuah


culture, namun kebudyaan ini tidaklah bertentangan dengan
kebudayaan induknya. Contoh : budaya gotong royong

Counter-culture, tingkatannya sama dengan sub-culture yaitu


merupakan bagian turunan dari culture, namun counter-culture

ini bertentangan dengan kebudayaan induknya. Contoh : budaya


individualisme
Dilihat dari stuktur dan tingkatannya budaya lokal berada
pada tingkat culture. Hal ini berdasarkan sebuah skema sosial
budaya yang ada di Indonesia dimana terdiri dari masyarakat yang
bersifat manajemuk dalam stuktur sosial, budaya (multikultural)
maupun ekonomi.
Dalam penjelasannya, kebudayaan suku bangsa adalah
sama dengan budaya lokal atau budaya daerah. Sedangkan
kebudayaan umum lokal adalah tergantung pada aspek ruang,
biasanya ini bisa dianalisis pada ruang perkotaan dimana hadir
berbagai budaya lokal atau daerah yang dibawa oleh setiap
pendatang, namun ada budaya dominan yang berkembang yaitu
misalnya budaya lokal yang ada dikota atau tempat tersebut.
Sedangkan kebudayaan nasional adalah akumulasi dari budayabudaya daerah.
Definisi

Jakobus

itu

seirama

dengan

pandangan

Koentjaraningrat (2000). Koentjaraningrat memandang budaya


lokal terkait dengan istilah suku bangsa, dimana menurutnya,
suku bangsa sendiri adalah suatu golongan manusia yang terikat
oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Dalam
hal ini unsur bahasa adalah ciri khasnya.
Menurut Judistira (2008:141), kebudayaan lokal adalah
melengkapi kebudayaan regional, dan kebudayaan regional adalah
bagian-bagian yang hakiki dalam bentukan kebudayaan nasional.
Dalam

pengertian

yang

luas,

Judistira

(2008:113)

mengatakan bahwa kebudayaan daerah bukan hanya terungkap


dari bentuk dan pernyataan rasa keindahan melalui kesenian

belaka; tetapi termasuk segala bentuk, dan cara-cara berperilaku,


bertindak, serta pola pikiran yang berada jauh dibelakang apa yang
tampak tersebut.

C. contoh kebudayaan lokal

1. Kebudayaan Masyarakat Batak


kebudayaan masyarakat batak adalah mereka yang berdiam
disekitar

wilayah

pergunungan

Sumatra

Utara,

mulai

dari

perbatasan Daerah istimewa Aceh di utara sampai ke perbatasan


dengan Riau dan Sumatra Barat di sebelah selatan.selain itu, orang
batak juga mendiami tanah datar yang berada di antara daerah
pergunungan dengan pantai Timur Sumatra Utara dan pantai
Barat Sumatra Utara. Dengan demikian, orang Batak ini mendiami:
Dataran Tinggi Karo, Langkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu,
Simalungun,

Diari,

Toba,

Humbang,

Silindung,

Angkola,

Mandailing, dan Kabupaten Tapanuli Tengah.


Orang batak hidup dalam satu dalam kesatuan yang disebut
Huta (Toba)atau kesain (karo) yang dikelilingi oleh parit. Tiap-tiap
desa memiliki balai desa untuk tempat rapat. Orang Batak hidup
dalam rumah disebut Ruma (Toba), atau Jabu (Karo) yang dihuni
oleh hubungan kekerabatan secara patrilineal. Orang Batak
mayoritas bermata pencaharian bercocok tanam padi di sawah
atau di ladang.
seiring perkembangan zaman dan mordenitas,orang batak
banyak

terpengaruh

kebudayaan

Kristen.mereka

memiliki

organisasi keagamaan seperti Huria Kristen Batak Protestan


(HKBP).

Sejarah
Orang Batak adalah penutur bahasa Austronesia namun tidak
diketahui

kapan

nenek

moyang

orang

Batak

pertama

kali

bermukim di Tapanuli dan Sumatera Timur. Bahasa dan buktibukti

arkeologi

menunjukkan

bahwa

orang

yang

berbahasa

Austronesia dari Taiwan telah berpindah ke wilayah Filipina dan


Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu, yaitu pada zaman batu muda
(Neolitikum).
Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia. Nama
ini merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan
beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli
dan Sumatera Timur, di Sumatera Utara. Suku bangsa yang
dikategorikan sebagai Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo,
Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak
Mandailing

2. Kebudayaan Masyarakat Minangkabau


Daerah asal kebudyaan minagkabau seluas provinsi Sumatra
barat.tersebar juga beberapa tenpat di Sumatra dan juga Malaya.
Latar

belakangnya ada du macam .pertama ,keinginan mereka

untuk mendapat kekayaan tampamempergunakan tanah- tanah


yang

telah

ada

seorang

laki-laki

tidak

mempunyai

hak

pengunakan tanah warisan bagi kepentingan diri sendiri.kedua,


perselisihan-perselisihan yang mengakibatkan individu yang kalah
akan meninggalkan kampung dan keluarga untuk menetap di
tempat lain.

Garis keturunan masyarakat Minangkabau diperhitungkan


menurut garis matrilineal. Kesatuan keluarga yang terkecil adalah
paruik. Kepentingan suatu keluarga diutus oleh seorang laki-laki
dewasa yang bertindak sebagai ninik mamak. Istilah mamak berarti
saudara laki-laki ibu.
Secara sederhana masyarakat minagkabau terbagi kedalam tiga
lapisan besar ,yaitu bangsawan, orang biasa, dan orang yang paling
rendah.tolak

ukurnya

adalah

perbedaan

kedatangan

suatu

keluarga dalam suatu tempat tertentu.

Sejarah
Berdasarkan historis, budaya Minangkabau berasal dari Luhak
Nan Tigo, yang kemudian menyebar ke wilayah rantau di sisi barat,
timur, utara dan selatan dari Luhak Nan Tigo. [2] Saat ini wilayah
budaya

Minangkabau

meliputi Sumatera

barat Riau (Kampar, Kuantan

Singingi, Rokan

Barat,
Hulu),

bagian
pesisir

barat Sumatera Utara (Natal, Sorkam,Sibolga, dan Barus), bagian


barat Jambi (Kerinci, Bungo), bagian utara Bengkulu (Mukomuko),
bagian barat daya Aceh (Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh
Barat, Nagan Raya, dan Kabupaten Aceh Tenggara), hingga Negeri
Sembilan di Malaysia.
Budaya

Minangkabau

pada

mulanya

bercorakkan

budaya animisme dan Hindu-Budha. Kemudian sejak kedatangan


para reformis Islam dari Timur Tengah pada akhir abad ke-18, adat
dan budaya Minangkabau yang tidak sesuai dengan hukum
Islam dihapuskan. Para ulama yang dipelopori oleh Haji Piobang,
Haji Miskin, dan Haji Sumanik, mendesakKaum Adat untuk

mengubah pandangan budaya Minang yang sebelumnya banyak


berkiblat kepada budaya animisme dan Hindu-Budha, untuk
berkiblat kepada syariat Islam. Budaya menyabung ayam, mengadu
kerbau, berjudi, minum tuak, diharamkan dalam pesta-pesta adat
masyarakat Minang.
Reformasi

budaya

di

Minangkabau

terjadi

setelah Perang

Padri yang berakhir pada tahun 1837. Hal ini ditandai dengan
adanya perjanjian di Bukit Marapalam antara alim ulama, tokoh
adat, dan cadiak pandai (cerdik pandai). Mereka bersepakat untuk
mendasarkan adat budaya Minang pada syariat Islam. Kesepakatan
tersebut tertuang dalam adagiumAdat basandi syarak, syarak
basandi

kitabullah.

Syarak

mangato

adat

mamakai. (Adat

bersendikan kepada syariat, syariat bersendikan kepada Al-Quran).


Sejak reformasi budaya dipertengahan abad ke-19, pola pendidikan
dan pengembangan manusia di Minangkabau berlandaskan pada
nilai-nilai Islam. Sehingga sejak itu, setiap kampung atau jorong di
Minangkabau memiliki masjid, selain surau yang ada di tiap-tiap
lingkungan keluarga. Pemuda Minangkabau yang beranjak dewasa,
diwajibkan untuk tidur di surau. Di surau, selain belajar mengaji,
mereka juga ditempa latihan fisik berupa ilmu bela diri pencak
silat.

3. Kebudayaan Masyarakat Bali


Ada dua bentuk masyarakat di Bali, yaitu masyarakat Bali Aga
dan Bali Majapahit. Masyarakat Bali Aga adalah masyarakat yang
kurang mendapat pengaruh dari kebudayaan Jawa-Hindu dari
Majapahit. Mereka Mempunyai struktur tersendiri. Orang Bali Aga

pada umumnya mendiami desa-desa di daerah pergunungan


seperti

Sembiran,

Kabupaten

Cempaga

Buleleng,

dan

Sidatapa,
Desa

Pedawa,

Tenganan

Tigauasa

di

Pegrigsingan

di

Kabupaten Karangasem. Sedangkan orang Bali Majapahit pada


umumnya tinggal di daerah-daerah dataran dan menjadi mayoritas
di Bali.
Sistem kekerabat yang meningkat masyarakat bali adalah
patrilineal. Tiap-tiap keluarga batih maupun keluarga luas harus
memelihara hubungan kelompok kerabatnya yang lebih luas, yaitu
klen (tunggal dadia).manyoritas orang bali menganut agama Hindu.
Ada pula golongan kecil orang bali yang menganut agama islam
,Kristen,karangasem, klungkung, dan denpasar.

Sejarah
Penghuni pertama pulau Bali diperkirakan datang pada 30002500 SM yang bermigrasi dari Asia. Peninggalan peralatan batu
dari masa tersebut ditemukan di desa Cekik yang terletak di bagian
barat

pulau.

Zaman prasejarah kemudian

datangnya

ajaranHindu dan

berakhir

dengan

tulisan Bahasa

Sanskerta dari India pada 100 SM.


Kebudayaan

Bali

kemudian

mendapat

pengaruh

kuat

kebudayaan India yang prosesnya semakin cepat setelah abad ke-1


Masehi. NamaBalidwipa (pulau Bali) mulai ditemukan di berbagai
prasasti, di antaranya Prasasti Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri
Kesari Warmadewapada 913 M dan menyebutkan kata Walidwipa.
Diperkirakan

sekitar

masa

inilah

sistem

irigasi subak untuk

penanaman

padi

mulai

dikembangkan.

Beberapa

tradisi

keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa itu.


Kerajaan Majapahit (12931500 AD) yang beragama Hindu dan
berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan kerajaan bawahan di
Bali

sekitar

tahun 1343 M.

Saat

seluruhnusantara beragama Hindu,

itu

namun

hampir
seiring

datangnya Islam berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di nusantara


yang antara lain menyebabkan keruntuhan Majapahit. Banyak
bangsawan, pendeta, artis dan masyarakat Hindu lainnya yang
ketika itu menyingkir dari Pulau Jawa ke Bali.
Orang Eropa yang pertama kali menemukan Bali ialah Cornelis
de

Houtman dari Belanda pada 1597,

meskipun

sebuah

kapal Portugis sebelumnya pernah terdampar dekat tanjung Bukit,


Jimbaran,

pada 1585.

Belanda

lewat VOC pun

mulai

melaksanakan penjajahannya di tanah Bali, akan tetapi terus


mendapat perlawanan sehingga sampai akhir kekuasaannya posisi
mereka di Bali tidaklah sekokoh posisi mereka di Jawa atau
Maluku. Bermula dari wilayah utara Bali, semenjak 1840-an
kehadiran

Belanda

telah

menjadi

permanen

yang

awalnya

dilakukan dengan mengadu-domba berbagai penguasa Bali yang


saling tidak mempercayai satu sama lain. Belanda melakukan
serangan besar lewat laut dan darat terhadap daerah Sanur dan
disusul dengan daerah Denpasar. Pihak Bali yang kalah dalam
jumlah maupun persenjataan tidak ingin mengalami malu karena
menyerah, sehingga menyebabkan terjadinya perang sampai titk
darah penghabisan atau perang puputan yang melibatkan seluruh
rakyat baik pria maupun wanita termasukrajanya. Diperkirakan
sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut, meskipun

Belanda

telah

memerintahkan

mereka

untuk

menyerah.

Selanjutnya, para gubernur Belanda yang memerintah hanya


sedikit saja memberikan pengaruhnya di pulau ini, sehingga
pengendalian lokal terhadap agama dan budaya umumnya tidak
berubah.
Jepang menduduki Bali selama Perang Dunia II dan saat itu
seorang perwira militer bernama I Gusti Ngurah Rai membentuk
pasukan Bali 'pejuang kemerdekaan'. Menyusul menyerahnya
Jepang di Pasifik pada bulan Agustus 1945, Belanda segera
kembali ke Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan kembali
pemerintahan kolonialnya layaknya keadaan sebelum perang. Hal
ini ditentang oleh pasukan perlawanan Bali yang saat itu
menggunakan senjata Jepang.

Pada 20

November 1945,

pecahlah

pertempuran Puputan

Margarana yang terjadi di desa Marga, Kabupaten Tabanan, Bali


tengah. Kolonel I Gusti Ngurah Rai yang berusia 29 tahun,
memimpin tentaranya dari wilayah timur Bali untuk melakukan
serangan sampai mati pada pasukan Belanda yang bersenjata
lengkap. Seluruh anggota batalion Bali tersebut tewas semuanya
dan menjadikannya sebagai perlawanan militer Bali yang terakhir.
Pada tahun 1946 Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu
dari 13 wilayah bagian dari Negara Indonesia Timur yang baru
diproklamasikan,
bagi Republik

yaitu

sebagai

Indonesia yang

salah

satu

diproklamasikan

negara

saingan

dan

dikepalai

oleh Sukarno dan Hatta.


dalam Republik

Bali

Indonesia

kemudian

juga

Serikat ketika

dimasukkan

Belanda

ke

mengakui

kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember 1949. Tahun 1950,


secara resmi Bali meninggalkan perserikatannya dengan Belanda
dan secara hukum

menjadi sebuah propinsi dari Republik

Indonesia.
Letusan Gunung Agung yang terjadi pada tahun 1963, sempat
mengguncangkan perekonomian rakyat dan menyebabkan banyak
penduduk

Bali bertransmigrasi ke

berbagai

wilayah

lain

di

Indonesia.
Tahun 1965,

seiring

gagalnya kudeta oleh G30S terhadap

dengan

pemerintah

nasional

di

Jakarta, di Bali dan banyak daerah lainnya terjadilah penumpasan


terhadap anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia. Di
Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang.
Meskipun

demikian,

kejadian-kejadian

pada

masa

awal Orde

Barutersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan


secara hukum.
Serangan teroris telah terjadi pada 12 Oktober 2002, berupa
serangan Bom

Bali

2002 di

kawasan

pariwisata Pantai

Kuta,

menyebabkan sebanyak 202 orang tewas dan 209 orang lainnya


cedera. Serangan Bom Bali 2005 juga terjadi tiga tahun kemudian
di Kuta dan pantai Jimbaran. Kejadian-kejadian tersebut mendapat
liputan internasional yang luas karena sebagian besar korbannya
adalah wisatawan asing dan menyebabkan industri pariwisata Bali
menghadapi tantangan berat beberapa tahun terakhir ini.

4. Kebudayaan Masyarakat Aceh


Daerah Aceh tidak hanya terdiri dari daratan yang tergabung
kedalam bagian Utara pualu Sumatera, tapi juga meliputi Simeulu,
We, Breveh, dan pulau lainya yang jumlahnya tidak sedikit.
Desa bagi orang Aceh disebut gampong. Setiap gampong atas
50-100 rumah. Setiap penduduk desa diwajibkan beribadah
bersama-sama, membangun tempat ibadah seperti masjid dan
madrasah secara bergotong-royong.
Agama Islam memegang peranan utama dalam kehidupan
masyarakat Aceh. Segala tingkah laku masyarakat harus sesuai
dengan Alquran dan Hadis. Hal-hal seperti perkawinan, harta
waris, dan kematian diatur menurut Syriat Islam.

Sejarah
Sejarah menunjukkan bagaimana rakyat Aceh menjadikan Islam
sebagai pedoman dan ulama pun mendapat tempat yang terhormat.
Penghargaan atas keistimewaan Aceh dengan syariat Islamnya itu
kemudian diperjelas dengan Undang-undang Nomor 44 Tahun
1999 menggenai Penyelenggaraan Keistimewaan Aceh. Dalam UU
No.11 Tahun 2006 mengenai Pemerintahan Aceh, tercantum bahwa
bidang al-syakhsiyah (masalah kekeluargaan, seperti perkawinan,
perceraian, warisan, perwalian, nafkah, pengasuh anak dan harta

bersama), mu`amalah (masalah tatacara hidup sesama manusia


dalam kehidupan sehari-hari, seperti jual-beli, sewa-menyewa, dan
pinjam-meminjam), dan jinayah (kriminalitas) yang didasarkan atas
syariat Islam diatur dengan qanun (peraturan daerah).
Undang-undang memberikan keleluasaan bagi Aceh untuk
mengatur kehidupan masyarakat sesuai dengan ajaran Islam.
Sekalipun begitu, pemeluk agama lain dijamin untuk beribadah
sesuai dengan kenyakinan masing-masing. Inilah corak sosial
budaya masyarakat Aceh, dengan Islam agama mayoritas di sana
tapi provinsi ini pun memiliki keragaman agama.
Keanekaragaman seni dan budaya menjadikan provinsi ini
mempunyai daya tarik tersendiri. Dalam seni sastra, provinsi ini
memiliki 80 cerita rakyat yang terdapat dalam Bahasa Aceh, Aneuk
Jame, Tamiang, Gayo, Alas, haloban, kluet. Bentuk sastra lainnya
adalah puisi yang dikenal dengan hikayat, dengan salah satu
hikayat yang terkenal adalahHikayat Prang Sabi (Perang Sabil).
Tari-tarian

yang

ada

lain Seudati, Saman, Rampak, Rapai,

dan Rapai

antara
Geleng.

Tarian

terakhir ini paling terkenal dan merupakan perpaduan antara tari


Rapai dan Tari Saman.
Dalam

bidang

seni

rupa, Rumoh

Aceh merupakan

karya

arsitektur yang dibakukan sesuai dengan tuntutan budaya waktu


itu. Karya seni rupa lain adalah seni ukir yang berciri kaligrafi.
Senjata khas Aceh adalah Rencong. Pada dasarnya perpaduan
kebudayaan

antara

mengolah

besi

(metalurgi)

dengan

seni

penempaan dan bentuk. Jenis rencong yang paling terkenal adalah


siwah.
Suku bangsa Aceh menyenangi hiasan manik-manik seperti kipas,
tudung saji, hiasan baju dan sebagainya. Kemudian seni ukir
dengan motif dapat dilihat pada hiasan-hiasan yang terdapat pada
tikar, kopiah, pakaian adat, dan sebagainya.

Budaya bercocok tanam


Bercocok tanam yang dimulai sejak pembukaan lahan. Dalam
hal ini, ada lembaga/instansi adat yang berwenang, yakni Panglima
Uteuen yang dibawahi beberapa struktur adat lainnya seperti Petua
Seuneubk, Keujruen Blang, Pawang Gl, dan sebagainya.
Sistem pengelolaan hutan sebagai lahan bercocok tanam, fungsi
Petua

Seuneubk

tak

dapat

dinafikan.

Seuneubk

sendiri

maknanya adalah suatu wilayah baru di luar gampng yang pada


mulanya berupa hutan. Hutan tersebut kemudian dijadikan
ladang. Karena itu, pembukaan lahan seuneubk harus selalu
memperhatikan aspek lingkungan agar tidak menimbulkan dampak
negatif bagi anggota seuneubk dan lingkungan hidup itu sendiri.
Maka fungsi Petua Seuneubk menjadi penting dalam menata
bercocok tanam, di samping kebutuhan terhadap Keujruen Blang.

Anda mungkin juga menyukai